Disusun Oleh :
Kelas B
Kelompok 5
Dosen Pembimbing :
FAKULTAS KESEHATAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Psikologi dan Budaya Keperawatan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Kebudayaan yang Berkaitan dengan
Kesehatan di Pulau Bali bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I ....................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................... 4
BAB II ...................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................... 6
BAB III................................................................................................................... 20
KESIMPULAN ...................................................................................................... 20
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 20
PENDAHULUAN
Salah satu teori yang diungkapkan pada midle range theory adalah
Transcultural Nursing Theory. Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi
dan dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konsep
keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-
nilai kultural yang melekat dalam masyarakat. Leininger beranggapan bahwa
sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai
dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut
diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock.
PEMBAHASAN
1. Kebudayaan Bali
a) Bahasa
b) Bentuk desa
Banjar atau bisa disebut sebagai desa adalah suatu bentuk kesatuan-
kesatuan sosial yang didasarkan atas kesatuan wilayah. Kesatuan sosial
tersebut diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara keagamaan. Banjar
dikepalahi oleh klian banjar yang bertugas sebagai menyangkut segala urusan
dalam lapangan kehidupan sosial dan keagamaan, tetapi sering kali juga harus
memecahkan persoalan yang mencakup hukum adat tanah, dan hal-hal yang
sifatnya administrasi pemerintahan.
c) Teknologi
Masyarakat Bali telah mengenal dan berkembang system pengairan
yaitu system subak yang mengatur pengairan dan penanaman di sawah-sawah.
Dan mereka juga sudah mengenal arsitektur yang mengatur tata letak ruangan
dan bangunan yang menyerupai bangunan Feng Shui. Arsitektur merupakan
ungkapan perlambang komunikatif dan edukatif.
d) Organisasi sosial
Perkawinan
Kekerabatan
Kemasyarakatan
f) Kesenian
2. Nguopin: gotong-royong.
3. Ngayah atau ngayang: kerja bakti untuk keperluan agama
2. Mata Pencaharian
a) Berocok tanam
Mata pencarian pokok dari orang Bali adalah bercocok tanam. Dapat
dikatakan 70% dari mereka berpenghidupan bercocok tanam, dan 30%
hidup di perternakan, berdagang, menjadi buru, pegawai, atau lainnya. Di
Bali utara manyoritas perkebunan buah-buahan seperti jeruk, salak,
palawija, kopi dan kelapa. Sedangkan di daerah Bali selatan yang
merupakan daerah dataran yang lebih luas, pada umumnya daerah hujan
yang cukup baik penduduk mengusahakan bercocok tanam di sawah.
b) Peternakan
c) Perikanan
d) Kerajinan
Di Bali terdapat pula cukup banyak industri dan kerajinan rumah
tanggah usaha perseorangan, atau usaha setengah besar, yang meliputi
meliputi kerajinan pembuatan benda anyaman, patung, kain, ukir-ukiran,
percetakaan, pabrik kopi, pabrik rokok, dll. Usaha dalam bidang ini tentu
memberikan lapangan kerja yang agak luas kepada penduduk.
Dalam kitab suci Veda Smerti agama Hindu, Ayurweda yang banyak
dikutip oleh para balian (dukun) di Bali disebutkan bahwa wyadhi (penyakit)
menurut penyebabnya dibagi atas:
Penyakit yang penyebabnya berasal dari diri sendiri, yang dibagi menjadi:
a) adibala prawrta (penyakit keturunan) seperti kencing manis, buta
warna
Penyakit yang diakibatkan oleh benda tajam seperti goresan pisau atau
gigitan binatang (Nala,2006: 93-94)
Secara umum penyakit ada tiga jenis, yakni penyakit panes (panas),
nyem (dingin), dan sebaa (panas-dingin). Demikian pula tentang obatnya.
Ada obat yang berkasihat anget (hangat), tis (sejuk), dan dumelada
(sedang). Untuk melaksanakan semua aktifitas ini adalah Brahma, Wisnu,
dan Iswara. Disebut juga dengan Sang Hyang Tri Purusa atau Tri Murti
atau Tri Sakti wujud Beliau adalah api, airdan udara. Penyakit panes dan
obat yang berkasihat anget, menjadi wewenang Bhatara Brahma. Bhatara
Wisnu bertugas untuk mengadakan penyakit nyem dan obat yang
berkasihat tis. Bhatara Iswara mengadakan penyaki sebaa dan obat yang
berkasihat dumelada.
Fungsi religius dari lawar sangat menonjol di daerah Bali yaitu lawar
digunakan sebagai salah satu sarana dalam membuat sesaji. Sesaji itu
sendiri adalah simbol untuk menyatakan rasa syukur, bhakti serta terima
kasih kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kehidupan di dunia ini. Dalam kaitan dengan fungsi inilah lawar tidak
pernah absen dalam suatu upacara baik adat maupun keagamaan
khususnya agama Hindu di Bali.
b) Khasiat lawar
3. Aspek keamanan
Tradisi adalah suatu wujud budaya yang abstrak dinyatakan dalam bentuk
kebiasaan, tata kelakuan dan istiadat. Ada beberapa tradisi di dalam
masyarakat yang dapat berpengaruh negatif juga positif.
2. Sikap fatalistis
3. Pengaruh nilai
4. Sikap ethnosentris
6. Pengaruh norma
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Unsur kebudayaan yang lebih mudah dikenal dipahami dan diyakini
oleh masyarakat dalam pengobatan tradisional Bali adalah ucapan dukun
(balian), yang berhubungan dengan diagnosis, prognosis, terapi tentang
tanaman obat yang bernilai sosioreligiusmagis, maupun bernilai obat. Hal ini
salah satu persoalan penting dalam era global yang bukan hanya sebagai
masalah identitas,sosioekonomi, pemertahanan budaya, eksistensi dari etnik
itu sendiri, tetapi juga merupakan benteng pemertahanan budaya bangsa, yang
secara spesifik memiliki nilai religi.
3.2 Saran
Inilah yang dapat kelompok kami tulis meskipun tulisan ini belum
dapat dikatakan sempurna dan kami membutuhkan kritik atau saran agar
menjadi motivasi kami untuk belajar lagi agar lebih baik pada tulisan
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sodik, M. A., & Nzilibili, S. M. M. (2017). The Role Of Health Promotion And
Family Support With Attitude Of Couples Childbearing Age In Following
Family Planning Program In Health. Journal of Global Research in Public
Health, 2(2), 82-89.
Sodik, M. A., Astikasari, N. D., Fazrin, I., Chusnatayaini, A., & Peristiowati, Y.
(2018). Dental health child with retardation mental and parents behavior.
Indian Journal of Physiotherapy and Occupational TherapyAn International
Journal, 12(4), 278-282.