Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN HEPATITIS

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Kelompok I
1. Aning laorani (2012B2004)

2. Kiki Fatimah (2012B2017)

3. Meylinda Nikensih (2012B2024)

4. Miszar Nuralita Amalia (2012B2025)

5. Sepda Ragilia (2012B2032)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
(HEPATITIS)

1. Pengertian
Hepatitis adalah inflamasi hepar yang disebabkan oleh salah satu dari lima agen virus
yang berbeda, hepatitis dapat ringan dan dapat disembuhkan sampai kronis dan vatal
(Carpenito L. J, 1996 page 1332). Hepatitis adalah keadaan radang atau cedera pada hati,
sebagai reaksi terhadap virus, obat, atau alkohol (Dr. Jan Tambayong,2000. Patofisiologi
Untuk Keperawatan.page 145) Kesimpulan hepatitis adalah inflamasi sebagai reaksi yang
disebabkan agen virus, obat, atau alkohol.

2. Epidemiologi
Kita mengenal beberapa macam hepatitis viral akut, dari hepatitis A sampai dengan
hepatitis C. berhubungan dengan cepatnya perkembangan teknologi kedokteran terutama
dibidang molekuler, dapat dipastikan bahwa akibat hepatitis akan segera bertambah.
Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting bukan hanya di amerika
tetapi di seluruh dunia. Lebih dari 60.000 kasus dilaporkan ke pusat pengawasan
kesehatan di amerika dan setiap tahun jumlahnya secara bertahap.

Walaupun mortilitas dari hepatitis virus relative rendah,morbiditas dan kerugian


ekonomi yang besar dihubungkan dengan penyakit ini (pince,1995) 60-90% dari kasus
hepatitis virus diperkirakan berlangsung tanpa dilaporkan. Keadaan kasus subklinis,
ketidakberhasilan untuk mengenali kasus yang ringan dan kesalahan diagnosis
diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang kurang lebih 50% orang dewasa di
amerika telah memiliki antibody terhadap virus hepatitis A, banyak orang tidak dapat
mengingat kembali episode atau kejadian sebelumnya yang memperlihatkan gejala
hepatitis (brunner,dkk, 2002)
3. Etiologi
Penyebab dari hepatitis yaitu (Sylvia A. Price.2006.Patofisiologi konsep klinis proses-
proses penyakit. page 485-488) :

 Virus

Type A Type B Type C Type D Type E Type G

Metode Fekal-oral Parenteral Parenteral, Parenteral Fekal- Tranfusi


transmi melalui orang seksual, jarang perinatal, oral darah,
si lain perinatal seksual, memerlukan jarum
orang ke koinfeksi suntik
orang, dengan type B
perinatal

Kepara Tak ikterik Parah Menyebar Peningkatan Sama Tidak


han dan asimto- luas, dapat insiden kronis dengan D menyebab
matik berkembang dan gagal hepar kan
sampai kronis akut hepatitis
fulminan
ataupun
hepatitis
kronik.

Sumber Darah, feces, Darah, saliva, Terutama Melalui darah Darah, Darah
virus saliva semen, melalui darah feces,
sekresi saliva
vagina

 Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
 Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan
hepatitis akut.

4. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh reaksi toksik
terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia serta infeksi virus melalui cairan tubuh
seperti darah, saliva, semen dan cairan vagina. Setelah virus hepatitis sampai di tubuh
melalui peredaran darah akan menyerang hati dan akan menyebabkan peradangan atau
inflamasi pada hepar sehingga menyebabkan kerusakan hati di lobulus dan generasi sel,
nekrosis parenkim hati dan menyebabkan penurunan fungsi sel hati sehingga
mempengaruhi kekebalan tubuh, adanya reaksi antara antigen antibodi menimbulkan
respon imun seperti demam sehingga timbul hipertermi, respon imun yang timbul
kemudian mendukung respon peradangan.

Perangsangan komponen dan lisis sel serta serangan antibody langsung terhadap
antigen-antigen virus menyebabkan degenerasi sel-sel yang terinfeksi sehingga hati
menjadi edematosa (hepatomegali). Terjadinya hepatomegali menimbulkan keluhan
seperti nyeri abdomen pada kuadran kanan atas, nyeri pada epigastrium, nyeri di hulu hati
sehingga menimbulkan perubahan kenyamanan dan perubahan pemenuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan, pemenuhan nutrisi yang tidak adekuat dan disertai dengan hipermetabolik
sehingga akan menimbulkan keletihan.

Akibat lain dari hepatomegali yaitu muncul blokir drainase hepar yang menyebabkan
stasis empedu dan empedu tetap menkonjugasikan bilirubin, tetapi bilirubin tidak dapat
mencapai usus halus sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan ekskresi urobilinogen
di tinja sehingga tinja berwarna gelap. Bilirubin terkonjugasi tersebut akan masuk
kealiran darah sehingga terjadi kelebihan bilirubin dalam darah yang akan menyebabkan
terjadinya ikterus pada sclera mata, kulit dan membran mukosa lainnya sehingga
menimbulkan kerusakan integritas jaringan. Pada kulit biasanya menyebabkan terjadinya
pruritus yang akan menyebabkan terjadinya kerusakan integritas kulit sebagian besar dari
bilirubin terkonjugasi tersebut akan diekresikan melalui ginjal sehinga warana urin
menjadi berwarna sangat gelap.
5. Pathway

6. Klasifikasi
Adapun 6 jenis hepatitis viral yaitu (Sylvia A. Price.2006.Patofisiologi konsep klinis
proses-proses penyakit. Page 485) :

a. Hepatitis A

Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala,


sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam,
diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Gejala hilang
sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang terinfeksi hepatitis A akan kebal
terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A
tidak berlanjut ke hepatitis kronik.

Masa inkubasi 30 hari. Penularan melalui makanan atau minuman yang


terkontaminasi feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak
dimasak atau makan kerang yang setengah matang. Minum dengaN es batu yang
prosesnya terkontaminasi.

Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu
setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan
vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk
homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A.

b. Hepatitis B

Gejala mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah,
rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat melalui jarum
suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan manusia.
Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang
mengandung antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah
paparan.
Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun
yang lalu. Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika,
orang yang mempunyai banyak pasangan seksual. Mengenai hepatitis C akan kita
bahas pada kesempatan lain.

c. Hepatitis C

Hepatitis C mencakup sekitar 20% dari semua kasus hepatitis viral dan paling
sering ditularkan melalui yang ditransfusi dari donor asimtomatik, berbagi jarum
dengan pengguna obat intra vena dan cairan tubuh atau didapat dari tato.

d. Hepatitis D

Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak
lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan
melalui hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit
hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau
amat progresif.

e. Hepatitis E

Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit
perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi pada
kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air
yang terkontaminasi feces.

f. Hepatitis F

Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar belum sepakat
hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah.

g. Hepatitis G

Gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B atau C.


Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan
melalui transfusi darah jarum. Hepatitis B , dapat terjadi tanpa gejala. Namun
dapat juga terjadi artalgia dan ruam pada kulit.

7. Tanda dan gejala


 Gejala Hepatitis A
Pada minggu pertama, individu yang dijangkiti akan mengalami sakit seperti kuning,
keletihan, demam, hilang selera makan, muntah-muntah, pusing dan kencing yang
berwarna hitam pekat. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak
seperti demam yang lainnya yaitupada demam berdarah, tbc, thypus, dll.
 Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam,
sakit perut dan kuning (terutama pada area mata yang putih/sklera). Namun bagi
penderita hepatitis B kronik akan cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut,
sehingga penularan kepada orang lain menjadi lebih beresiko.
 Penderita Hepatitis C sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak
menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya. Namun
beberapa gejala yang samar diantaranya adalah ; Lelah, Hilang selera makan, Sakit
perut, Urin menjadi gelap. Pada beberapa kasus dapat ditemukan peningkatan enzyme
hati pada pemeriksaan urine, namun demikian pada penderita Hepatitis C justru
terkadang enzyme hati fluktuasi bahkan normal.

8. Pemeriksaaan Fisik
Difokuskan pada bagian yang terganggu :
 Mata
inspeksi : lihat perubahan sclera ikterus
 Kulit
Inspeksi : lihat perubahan kulit ikterus
 Abdomen
Inspeksi : apakah ada perubahan warna kulit dan luka
Perkusi : apakah ada massa
Palpasi : apakah ada pembesaran hepar dan nyeri tekan
Auskultasi : untuk mengetahui oeristaltik usus.

9. Pemeriksaan penunjang/diagnostik
Pemeriksaan diagnostic yang dilakukan menurut Marilynn E. Doenges.2000.
Rencana Asuhan Keperawatan.page 535-536 :

a. Laboratorium
1) Tes fungsi hati seperti :
 AST (SGOT)/ ALT (SGPT) : awalnya meningkat dapat meningkat 1-2
minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun.
 Alkali Fospatase : agak meningkat (kecuali ada kolestasis berat )
 Bilirubin serum : di atas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml prognosis
buruk mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler).
2) Darah lengkap : SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM
(gangguan enzim hati).
3) Leukemia : trombositopenia mungkin ada (splenomegali).
4) Feses : warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati).
5) Albumin serum menurun.
6) Anti-HAVIgM : positif pada tipe A.
7) HbsAG : dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A).
8) Urinalisa : peninggian kadar bilirubin, protein/hematuria dapat terjadi.
9) Tes ekskresi BSP : kadar darah meningkat
b. Radiologi
1) Foto polos abdomen : menunjukkan densitas kalsifikasi pada kandung
empedu, pankreas, hati juga dapat menimbulkan splenomegali.
2) Skan hati : membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim.
c. Pemeriksaan Tambahan
Biopsi hati : menunjukkan diagnosis dan luasnya nekrosis
STUDI KASUS KMB MINGGU KE 5 (kelompok)

Seorang laki-laki, 40 tahun, dirawat di rumah sakit dengan keluhan, mual, muntah sejak 3
hari lalu. Klien mengatakan nyeri ulu hati, dan terlihat warna sklera dan kulit berwarna
kuning. Dari hasil pemeriksaan fisik ada pembesaran hati dan nyeri tekan pada area hati. Dari
data tersebut pasien didiagnosa hepatitis.
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA
INDONESIA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
ALAMAT : JL. Manila No. 37 Sumberece Kediri Telp. (0354) 7009713 Fax. (0354)
695130

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Nama Mahahasiswa : KELOMPOK 1


NIM :

I. PENGKAJIAN

A. IDENTITAS KLIEN IDENTITAS PENANGGUNG

Nama : Tn. S Nama :-


Umur : 40 tahun Umur :-
Agama : Islam Agama :-
Suku : Jawa suku :-
Bangsa : WNI Bangsa :-
Pendidikan : SMA Pendidikan :-
Pekerjaan : Petani Pekerjaan :-
Status : Kawin Status :-
Alamat : Jl. manila Alamat :-
Penghasilan : petani penghasilan :-
Gol. Darah : - Gol. Darah :-
Diagnosa Medis : HEPATITIS
No. Regester :-
Tgl. MRS : 20-03-2017
Tgl. Pengkajian : 21 -03 -2017
B. RIWAYAT KESEHATAN

1. KELUHAN UTAMA :
Tn. S mengatakan mual dan muntah

2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :


. Tn. S mengatakan nyeri ulu hati, dan terlihat warna sklera dan kulit berwarna kuning.
Dari hasil pemeriksaan fisik ada pembesaran hati dan nyeri tekan pada area hati.

3. RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU :


a. Penyakit yang pernah dialami : tidak ada
b. Pengobatan /tindakan yang dilakukan : tidak ada
c. Pernah Operasi : Tidak pernah
d. Riwayat alergi : tidak ada

4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

: tidak ada

5. GENOGRAM ( 3 GENERASI)
6. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Tn. S mampu berkomunikasi dengan baik dan bisa mengungkapkan rasa
penyakitnya

7. POLA AKTIVITAS SEHARI – HARI :

Kemampuan 0 1 2 3 4 5
Perawatan diri

Makan dan Minum 

Mandi 

Toileting 

Berpakaian 

Mobilitas di tempat 
tidur

Berpindah 

Ambulasi (ROM) 

Interpretasi Hasil :
0 : mandiri
1 : alat Bantu
2 : dibantu olang lain
3 : tergantung total

8. PEMERIKSAAN FISIK :
a. Keadaam umum : lemah
Kesadaran : composmetis
GCS : E4V5M6

b. Tanda - tanda Vital


- Tekanan darah : 120/60 mmHg
- Nadi : 80 x/mnt
- Respirasi rate : 20x/mnt
- Suhu : 36,° C

c. Tinggi Badan : 160 Cm


Berat Badan MRS : 56 kg, BB Sekarang ( 44kg) , IMT sekarang (17,2) rentang
normal (18,5-25,0)
Status Nutrisi : kurang

d. Kepala dan leher :


KEPALA : simestris, berbentuk bulat dan tidak ada benjolan
Leher : normal tidak ada kelenjar tyroid, tidak ada
pembengkakan dan kakukuduk

e. Payudara dan ketiak :


payudara : simetris, tidak dilakukan pengkajian
ketiak : tidak dilakukan pengkajian

f. Pemeriksaan thorak / dada :


a) Inspeksi thoraks
a. Bentuk thoraks : gerakan simetris, tidak ada retraksi dinding dada,
tidak ada lezi
b. Pernafasan : normal Frekuensi : 22x/mnt Irama : teratur.
c. Tanda dan gejala kesulitan bernafas : tidak sesak saat berbaring
b) Pemeriksaan paru
a. Palpasi getaran suara : taktil fremitus kanan dan kiri sama

b. Perkusi : paru kanan dan kiri sonor respon


seluruh lapang paru
c. Auskultasi
- Suara nafas : vesikuler
c) Suara ucapan : gemetar

d) Pemeriksaan jantung
a. Inspeksi : tidak ada kelainan
b. Palapasi : tidak ada nyeri tekan
- Pulsasi : normal
- Ictus Cordis : terletak garis midklavikula sinistra
intercosta V
c. Perkusi
- Batas jantung : batas jantung kiri terdapat pada
intercostal space (ICS) 5-6 linia midklavikularis kiri dan batas
kanan jantung pada linea parastelasmitik kanan batas atas
jantung terdapat pada ICS 2 kanan linea parastemalis kanan.
d. Auskultasi
- Bunyi jantung I : lub
- Bunyi jantung II : dup
- Bunyi jantung tambahan : tidak ada
- Murmur : ada
- Frekuensi : 80x/mnt

g. Pemeriksaan Abdomen :
a) Inspeksi
a. Bentuk abdomen : Tampak bengkak
b. Benjolan / massa : Ada
c. Bayangan pembuluh darah : Tidak terlihat
b) Auskultasi
a. Peristaltik usus : terdengar gerakan peristaltik, bising usus lebih
dari 20x/mnt
c) Palpasi
a. Tanda nyeri tekan : Nyeri tekan
b. Benjolan / massa : Ada benjolan
c. Tanda ascites : Tidak ada asites
d. Hepar : Ada pembesaran hepar
e. Lien : Tidak ada
f. Titik Mc Burney : Tidak ada keluan
d) Perkusi
a. Suara abdomen : Tympani
b. Pemeriksaan ascites : Tidak ada

h. Punggung (Skoliosis, Kyphose, Lordose) : normal

i. Ekstrimitas / Pemeriksaan muskuloskeletal


a) Kesimetrisan otot : simetris
b) Edema : tidak ada
c) Kekuatan otot : 5555
d) Kelainan pada ekstrimitas dan kuku : tidak ada

j. Pemeriksaan Integumen :
a.Kebersihan : bersih
b. Kehangatan : hangat
c.Warna : ikterus
d. Turgor : normal
e.Kelembapan : sangat lembab
f. Kelainan pada kulit : kulit berwarna kuning
g. k. Pemeriksaan Neurologi (N I s/d N IX, Reflek Ekstrimitas)
N7 proses menelan dan pengecapan berkurang, N9 pasien tidak ada kesulitan
menelan

l. Pemeriksaan Genetalia

tidak dilakukan pemeriksaan

9. SPIRITUAL :
Tn. S beragama islam, dan bersuku jawa

10. PENATALAKSANAAN / TERAPI :


Klien terpasang infus RL

11. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, USG, Thorax Foto) :


Pemeriksaan laboraturium

12. HARAPAN PASIEN DAN KELUARGA : klien dan keluarga berharap segera
sembuh dari penyakitnya dan bisa ativitas kembali
Nama Pasien : TN. S No. Register : ……………………

ANALISIS DATA

Hari/Tgl Data Masalah Etiologi


Kamis, DS :- Pasien mengatakan mual Defisit nutrisi ketidakmampuan
21 muntah mengambsorsi
maret nutrien
2017 DO:
 KU : lemah
 Pasien tampak pucat

-ttv : TD : 120/60mmhg
- RR : 22x/mnt
- nadi : 80x/mnt
-suhu : 36, c
-infus : RL
- Berat Badan MRS : 56
kg, BB Sekarang ( 44kg) ,
IMT sekarang (17,2) rentang
normal (18,5-25,0)
- Status Nutrisi : kurang

Kamis,
21 maret DS : - pasien mengatakan Nyeri akut
nyeri ulu hati dan nyeri pada agen cidera fisiologis
2017
area hati

DO :
 KU : lemah
-ttv : TD : 120/60mmhg
- RR : 22x/mnt
- nadi : 80x/mnt
-suhu : 36, c
-infus : RL
SKALA NYERI :
P : nyeri saat bergerak dan di
tekan
Q : seperti di tusuk tusuk
R : bagian atas rongga perut
dan di bawah diafragma
S:6
T : nyeri hilang timbul
Nama Pasien : TN. S No. Register : ……………………

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


BERDASARKAN PRIORITAS

No. Diagnosa Keperawatan

1. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengambsorsi nutrien (SDKI D 0019)

2. Nyeri akut b.d agen cidera fisiologis (SDKI D 0077)


Nama Pasien : TN. S No. Register :…………………………..

RENCANA KEPERAWATAN

Hari No Diagnosa NOC NIC


/Tgl (Nursing Outcome (Nursing Intervention
Classification) Classification )

1. Defisit Nutrisi Luaran utama: Manajemen Nutrisi


b.d Status nutrisi Observasi:
ketidakmampuan  Identifikasi status nutrisi
mengabsorbsi Kriteria hasil:
nutrien Setelah dilakukan tindakan  Monitor asupan makanan
keperawatan selama 3x24 jam  Monitor berat badan
diharapkan: Terapeutik:
1. BB meningkat  Sajikan makanan secara
2. fungsi gastrointestinal menarik dan suhu yang sesuai
normal/membaik
Edukasi
3. Nafsu makan meningkat
 Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
 Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan

Promosi Berat Badan


Observasi
 Identifikasi kemungkinan
penyebab BB kurang
 Monitor adanya mual dan
muntah
Terapeutik
 Sediakan makanan yang tepat
sesuai kondisi pasien
 Berikan pujian kepada pasien
untuk peningkatan yang dicapai
Edukasi
 Jelaskan jenis makanan yg
bergizi tinggi, terjangkau

Jum’a 2. Nyeri Akut Pain level Observasi


t, 22 berhubungan Pain control  Identifikasi skala nyeri
Maret dengan agen Comfort level  Identifikasi lokasi,
2017 pencedera fisik Setelah dilakuakan karakteristik, durasi, frekuensi,
(trauma ) keperawatan selama 2x24 jam kualitas, intensitas nyeri
pasien tidak mengalami nyeri,
dengan kriteria hasil :  Monitor keberhasilan terapi
 Mampu mengontrol komplementer yang sudah
nyeri (tahu penyebab diberikan
nyeri, mampu Terapeutik
menggunakan tehknik  Berikan teknik
nonfarmakologi untuk nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri,
mengurangi rasa nyeri (misal
mencari bantuan)
 melaporkan bahwa hipnosis, akupresur, teknik
nyeri berkurang imajinasi terbimbing)
dengan menggunakan  Kontrol lingkungan yang
menajemen nyeri memperberat rasa nyeri ( misal
 mampu mengenali pencahayaan, kebisingan, suhu
nyeri (skala,
ruangan )
intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri) Edukasi
 Menyatakan rasa  Jelaskan penyebab periode dan
nyaman setelah nyeri pemicu nyeri
berkurang  Jelaskan strategi meredakan
 Tanda vital dalam nyeri
rentang normal Kolaborasi
 Tidak mengalami  Kolaborasi pemberian analgesik
gangguan tidur

Anda mungkin juga menyukai