Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan cara berpikir manusia dewasa ini, ilmu pengetahuan
berkembang secara luar biasa. Perkembangan ilmu pengetahuan ini telah hampir memasuki
semua bidang kehidupan masarakat moderen. Nyaris tidak ada satu masarakat pun yang sama
sekali tidak tersentuh oleh kesuksesan para ilmuan. Namun kita juga tidak boleh lepas dari
perkembangan ilmu tersebut, dari mana asalnya, siapa pencetusnya dan apa dampaknya bagi
kehidupan sekarang ini.

Perkembangan filsafat ilmu dunia barat memiliki tiga tahap yang saling ketergantungan
dari prapositivisme sampai pascapositivisme. Banyak metode-metode, pemikiran-pemikiran
tokoh-tokoh  ilmiah yang tercipta pada era tersebut dan semua itu berkembang.
Telah banyak dampaknya yang kita rasakan seperti pemikiran secara logika, induksi,
empirisme dan lain-lain yang masih kita rasakan sampai sekarang ini. Dan kini telah
dikembangkan dan selalu mendapat pembaharuan hingga masa kini

1.2 Tujuan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 . KEPERAWATAN ZAMAN PURBAKALA(5000 SM-476 M)


Keperawatan dan pengobatan pada zaman ini disebut keperawatan dan
pengobatan zaman primitif. Pekerjaan keperawatn pada zaman ini berdasarkan pada
Mother Instinc (naluri keibuan),pengobatan dan perawatan dilaksanakan hanya
berdasarkan instinct atau naluri saja,sama sekali tidak berdasarkan pengetahuan dan
keterampilan yang profesional.
Perawatan yg berdasarkan naluri keibuan dilakukan secara alami yang hanya
berfokus pd jenis pemeliharaan . Contoh :
1. seorang wanita secara naluri melaksanakan perawatan pada anaknya yang baru lahir
dan dapat melindungi dengan sebaik-baiknya.
2. seorang wanita dapat memberikan pertolongan pada wanita yang akan melahirkan
bayinya hanya berdasarkan naluri keibuannya saja tidak berdasarkan teori tetang
menolong persalinan,
Pekerjaan perawatan pada zaman ini(primitif) diserakan pada wanita-wanita di
rumah dan tidak ada perbedaan antara tindakan perawatan dan tindakan
pengobatan,sedangkan pada masa sekarang ini terdapat batas yang tegas antara kedua
profesi tersebut.
Selanjutnya perawatan yang berdasarkan naluri keibuan meningkat menjadi
perawatan secara praktis. Ini disebabkan karena semakin banyaknya orang-orang yg
mendapat kecelakaan dan menderita penyakit yg perlu mendapatkan perawatan. Pd waktu
itu org telah mengenal beberapa tindakan keperawatan seperti, bila ada org terjatuh maka
dilakukan tindakan : pengurutan atau massage,diberikan kompres hangat bila org sakit
perut,kompres dingin bila org mengalami peningkatan suhu badan dan minum banyak,
dan sebelum minuman itu diberikan terlebih dahulu dibacakan mantera-mantera.
Pada zaman primitif ini berdasarkan pengalaman ,mereka dpt menghentikan
perdarahan luka dg batu yg panas atau dpt membuka abses dg batu-batu yg tajam.

2
Pada zaman ini telah dikenal pula istilah pengobatan secara
transmigrasi(pengobatan secara pemindahan),misalnya, seorg wanita yg sulit
melahirkan,maka dianjurkan untuk memakai ikat pinggang dari ibu yg mudah sewaktu
melahirkan,maksudnya agar ibu yg akan melahirkan mendapat kemudahan yg sama
seperti yg dialami oleh ibu tadi.
Ada lagi yg disebut pengobatan dan perawatan secara “galemien”,yaitu, menggunakan
daun-daunan untuk mengusit setan atau roh-roh halus atau setan-setan.
Pada waktu itu org-org menganut agama atau kepercayaan yg pertama,yakni
“Animisme”,yg berasal dari bahasa latin “Anima”berarti roh atau arwah dan “Isme”yg
berarti alirah atau kepercayaan. Animisme yg berarti perawatan berdasarkan agama atau
kepercayaan terhadap kekuatan alam yg dianggap spiritual.
Pada waktu itu orang beranggapan bahwa pohon,air dan angin topan mempunayi
kekuatan gaib. Matahari,bulan dan bintang adalah sesuatu yg berjiwa dan berkuasa dan
kepadanya merekaucapkan rasa syukur,mereka membawa sesajian untuk meminta
perlindungan dari mara bahaya atau sebagai tanda terima kasih karena sembuh dari
penyakit.
Kemudian org-org percaya bahwa org sakit karena kemurkaan dewa-dewa,maka
ia harus dipuja,disembah,org sakit dibawa ke Kuil yg dianggap sebagai Rumah sakit yang
pertama.
a. Zaman kerajaan Babilonia(Raja Hamurabi)
Ilmu pengetahuan ttg anatomi dan obat-obat ramuan sejak 680 SM, telah
mengetahui cara menahan darah yg keluar dari hidung dan cara merawat jerawat pada
muka. Mereka menyembah dewa sebagai dewa org sakit,yakni : Orisis,Isis dan Serapis
(Dewa matahari).
b. Zaman Kerajaan Herbrow Kuno
Dia percaya pada Dewa “Yahweh”, disampaikannya dalam perjanjian lama,
masyarakat meyakini bahwa kemalangan dan penyakit merupakan kemurkaan Tuhan.
Salah satu ajaran agama mereka dianjurkan agar merawat org sakit seperti merawat
saudara sendiri, dan merupakan suatu keharusan untuk memberi bantuan, memperbanyak
kunjungan pada orang-orang sakit dan yang memerlukan pertolongan.

3
Pada saat itu mereka telah mengenal prinsip dan pelaksanaan hygiene dan
sanitasi.Mereka telah berpikir bagaimana cara mencegah penyakit menular,yakni dg
membakar pakaian si penderita,membakar rumah yg menderita penyakit menular tsb.
Atau dengan menyikat barang-barang serta ruangan yg pernah digunakan oleh penderita.
Tindakan keperawatan dikerjakan di kuil oleh seorang tabib yg disebut
“Physician” yg merupakan dokter pertama bagi bangsa Mesir. Perawatan juga dikerjakan
oleh budak laki-laki dan wanita pd bangunan yg menyerupai Rumah Sakit.
Ilmu ketabiban,terutama ilmu bedah telah diketahui oleh bangsa mesir sejak
zaman Purba(4800 SM),para tabib menggunakan Bidai(spalk),alat-alat pembalut,telah
mengetahui anatomi dan fisiologi.
Ilmu obat-obatan juga telah diketahui oleh bangsa mesir sejak 14 abad SM. Pada
kitab Papyrus memuat 700 macam resep obat-obatan yg berasal dari tumbuh-
tumbuhan,binatang dan meneral(garam-garaman).
c. Penyembuhan Penyakit Di China
Sebelum tahun 2000 SM,di Tiongkok dikenal adanya pembedahan mayat (sectio
mayat) dan mempelajari ttg peredaran darah yg ditekankan pd keadaab denyut nadi.
Mereka juga telah melakukan pemeriksaan pd pasien dg cara : melihat
(inspeksi),mendengar(auskultasi),meraba(palpasi) dan mengetuk(perkusi). Untuk
mengatasi demam yakni dengan sistim mandi,massage atau mengurut.
Pada 2800 thn SM,seorang yg bernama Seng Lung ,beliau dikenal sebagai bapak
pengobatan telah menggunakan obat dari tumbuh-tumbuhan,misalnya, lumut laut yg
mengandung Yodium digunakan untuk obat gondok,sayuran berwarna untuk penambah
darah. Kemajuan kesehatan di Tiongkok mengalami hambatan karena adanya
kepercayaan bahwa org sakit itu karena kemasukan setan,sehingga org sehat takut
menjamah si sakit jangan sampai ia pun kemasukan setan.

4
2.2 PERKEMBANGAN PERAWATAN ZAMAN MODERN/BARU (1800 M – SEKARANG)
          Perkembangan perawatan saat itu dipeloporo oleh : Plorence Nightingale,yg dilahirkan di
Florence italia, Tgl. 12 mei 1820. Florence mulai mengemukakan ahsratnya untuk mempelajari
perawatan pd usia 26 thn. Pengalaman merawat neneknya sampai meninggal dijadikan
pengalamn dalam merawat org sakit. Ia berpendapat bahwa untuk menjalankan perawatan dgn
baik harus mempunyai ilmu dan keterampilan.
Thn 1850  ketika berusia 30 thn Florence dgn tegas mengatakan bahwa ia harus segera
memasuki bidang
Perawatan,dan pada thn 1851 berhasil mendapatkan praktek dalam bidang perawatan,ia lulus dg
hasil yg memuaskan. Pada tahun 1853 dia menduduki jabatan utama sebagai kepala pada suatu
institut.
        Tahun 1854-1856, Florence Nightingale bermohon untuk  menjadi tim perawatan guna
menolong korban yg jatuh dan luka akibat peperangan.
Perubahan-perubahan yg dilakukan oleh Florence,al :
- Mengadakan tempat cucian dan menggerakkan isteri-isteri tentara untuk mencuci sendiri
- Membuat 5 dapur untuk memasak makanan khusus atau diet bagi tentara yg sakit keras
- Tentara-tentara yg luka telah mendapat perawatan yg baik
- Melaporkan keadaan RS untuk diadakan perubahan
- Menurunkan angka kematian dari 42% menjadi 2% selama 6 bulan.
Florence mencoba membentuk suatu organisasi perawatan yg terdiri dari 38 org,yakni :
–          14 org perawat dari berbagai RS
–            8 org perawat dari Sister of Mercy
–            6 org perawat dari RS John
–           10 org perawat dari Roma katolik
Hambatan-hambatan yg dialami Florence,yakni :
–          Dokter John Hall mengkritik dan menuduh yg tdk benar pd Florence
–           Perawat-perawat pengikut John hall mengatakan Florence dan timnya tdk sabar dlm
kesulitan-kesulitan
–           Thn 1855 Florence jatuh sakit dan sangat lemah.

5
Thn 1856,Florence mempersiapkan untuk mendirikan sekolah perawat untuk meningkatkan mutu
perawatan. Selain itu, Florence juga mengadakan perbaikan bagi kesehatan rakyat,seperti di
India. Adapun usaha-usahanya adalah :
–          Mengadakan usaha kesehatan masyarakat
–          Memperbaiki tata cara perawatan di beberapa RS
–          Memperbaiki kesehatan rakyat India
        Florence aktif bekerja sampai usia 80 thn dan lambat laun kemampuan pendengaran dan
penglihatan semakin berkurang sehingga ia selalu dikawal. Thn 1907,ia dianugerahi bintang
tertinggi di Inggris (bintang “order of merit”) sebagai tanda jasa. Florence meninggal, 13 Agust
1910 dgn meninggalkan nama harum di seluruh dunia,ia dimakamkan di “Hampshire”

2.3. PERBEDAAN RISET KEPERAWATAN DAHULU DAN SEKARANG DI TINJAU DARI


METODE DAN FAKTA YANG DI GUNAKAN.
1. Metode penelitian Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya
adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain
penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak
menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut,
serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik
bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya. Menurut Sugiyono, metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan
sampel pada umumnya dilakukan secara random,  pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan (Sugiyono, 2012: 7). Metode kuantitatif sering juga disebut metode tradisional,
positivistik, ilmiah/scientific dan metode discovery. Metode kuantitatif dinamakan metode
tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai
metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan
pada filsafat positivisme. Metode ini disebut sebagai metode ilmiah (scientific) karena metode
ini telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional dan
sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan

6
dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
2. Metode Kualitatif
Penelitian kualitatif merupakan metode baru karena popularitasnya belum lama, metode
ini  juga dinamakan postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat post positifisme, serta
sebagai metode artistic karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut
metode interpretive karena data hasil peneletian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap
data yang di temukan di lapangan.metode penelitian kuantitatif dapat di artikan sebagai metode
penelitian yang di gunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang teleh di tetapkan. Metode  penelitian kualitatif sering di sebut
metode penelitian naturalistik karena penelitianya di lakukan pada kondisi yang alamiah (natural
setting), di sebut juga metode etnographi, karena  pada awalnya metode ini lebih banyak di
gunakan untuk penelitian bidang antropologi  budaya.

 
Beberapa metodologi seperti Kirk dan Miller (1986), mendefinisikan metode kualitatif sebagai
tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung  pada
pengamatan terhadap manusia dalam kawasanya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang
tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahanya. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor
(1975) dalam buku Moleong (2004:3) mengemukakan metode kualitatif sebagai  prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Miles and Huberman (1994) dalam Sukidin (2002:2) metode
kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok,
masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam,
dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Penelitian merupakan usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau
mempelajari fakta-fakta baru dan juga sebagai penyalur hasrat ingin tahu manusia. Sehingga
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa filsafat penelitian merupakan teori atau pengetahuan
yang mendasari investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis mengenai gejala-gejala
alamiah dan dilakukan secara sadar untuk mengetahui atau mempelajari fakta-fakta baru.

7
Dalam hal ini, filsafat penelitian ada 3 macam yang saling berurutan yaitu pra-
positivisme,positivisme,danpost-positivisme.
1. Pra- Positivisme

Tiap penelitian berpegang pada paradigma tertentu. Paradigma menjadi tidak dominan
lagi dengan timbulnya paradigma baru. Pada mulanya orang memandang bahwa apa yang terjadi
bersifat alamiah. Peneliti bersifat pasif sehingga tinggal memberi makna dari apa yang terjadi
dan tanpa ingin berusaha untuk merubah.

2. Positivisme

Positivisme merupakan paradigma ilmu pengetahuan yang paling awal muncul dalam dunia ilmu
pengetahuan. Keyakinan dasar aliran ini berakar dari paham ontologi realisme yang menyatakan
bahwa realitas ada (exist) dalam kenyataan yang berjalan sesuai dengan hukum alam (natural
laws).

Upaya penelitian, dalam hal ini adalah untuk mengungkapkan kebenaran realitas yang ada, dan
bagaimana realitas tersebut senyatanya berjalan. Positivisme muncul pada abad ke-19 dimotori
oleh sosiolog Auguste Comte, dengan buah karyanya yang terdiri dari enam jilid dengan judul
The Course of Positive Philosophy (1830-1842)

3. Post-Positivisme

Post-positivisme adalah paradigma interpretatif.Pendekatan interpretif berasal dari filsafat


Jerman yang menitikberatkan pada peranan bahasa, interpretasi dan pemahaman dalam ilmu
sosial.Pendekatan ini memfokuskan pada sifat subjektif dari dunia social dan berusaha
memahaminya dari kerangka berpikir objek yang sedang dipelajarinya.Manusia secara terus
menerus menciptakan realitas sosial mereka dalam rangka berinteraksi dengan yang lain (Schutz,
1967 dalam Ghozali dan Chariri,2007).

Jadi, paradigma  (model dalam teori ilmu pengetahuan atau kerangka berpikir) keilmuan,
dimulai dari tahapan yang disebut dengan masa pra-positivisme, yang diawali dari zaman
Aristoteles sampai Davide Hume yang aplikasinya dalam penelitian adalah mengamati secara
pasif, tidak ada upaya memanipulasi lingkungan dan melakukan eksperimen terhadap

8
lingkungan. Tahapan ini kemudian berganti dengan masa positivisme, yang mana paradigma ini
menjadi dasar metode ilmiah dengan bentuk penelitian kuantitatif yang mencoba  mencari
prinsip-prinsip atau hukum-hukum tentang dunia kenyataan. Paradigma berikutnya yang muncul
adalah post-positivisme sebagai reaksi atas pendirian positivisme, dalam pandangan ini,
kebenaran bukan sesuatu yang tunggal (it is an increasing complexity) sebagaimana yang
diyakini positivisme. Namun demikian, paradigma yang paling menonjol di zaman modern ini
sepertinya positivisme yang mana kenyatan menunjukkan paradigma ini banyak memberikan
sumbangan bagi perkembangan teknologi dewasa ini. Akan tetapi tidak berarti bahwa paradigma
ini lainnya tidak berperan, peranannya tetap ada terutama untuk hal-hal yang tidak dapat
dijelaskan oleh positivistik, terlihat dengan berkembangnya paradigma naturalistik yang telah
mendorong berkembangnya penelitian kualitatif. Kelihatannya paradigma tersebut seperti saling
menghilangkan namun lebih tepatnya bersifat saling melengkapi.

Berikut merupakan perbedaan antara pra-positivisme, positivisme, dan post-positivisme.

9
Perbedaan metode penelitian zaman dahulu dan zaman modern antara lain, pada zaman dahulu,
penelitian yang dilakukan berupa hal coba-coba (trial and error), didasarkan pada pengalaman
dengan lebih banyak menggunakan pengalaman pribadi tetapi sedikit menggunakan pengalaman
orang lain, naluri, dan perkembangan akibatnya lambat, sementara pada zaman modern, cara
coba-coba dioptimumkan, pengalaman yang digunakan lebih banyak yang berasal dari orang lain
sementara yang berasal dari pribadi direduksi, lalu penelitian yang dilakukannya menggunakan
metode ilmiah sehingga perkembangan pengetahuannya menjadi cepat.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan perkembangan filsafat yang dikemukakan oleh para tokoh-tokoh ilmiah. Kita dapat
mengetahui bagaimana cara berfikir secra logis, tidak mengada-ada berbicar sesuai dengan fakta
yang ada, meskipun proses pembuktianya memakan waktu yang lama.
Sehingga kita dapat mengerti dan mengetahui tahap peralihan menuju perkembangan jiwa yang
paling akhir, karena manusia mulai mengubah cara berfikirnya dalam usaha mencapai dan
menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan fenomena alam.
Sehingga manusia sudah mampu melepaskan diri dari kekuatan yang dikodrati dan mampu
beralih pada kekuatan abstraksinya. Dan dapat disimpulkan bahwa  Pada intinya pekembangan
ilmu pada abad ke 18 telah melahirkan ilmu seperti taksonomi, ekonomi, calculus dan statistika.
Di abad ke-19 lahir semisal pharmakologi, geofisika, geormohopologo, palaentologi, arkeologi
dan sosiologi. Abad ke-20 mengenaiilmu teori informasi, logika matematika, mekanika
kwantum, fisika nuklir, kimia nuklir, radio biologi, oceanigrfi, antropologi budaya, psikologi dan
sebagainya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar Amsal, Filsafat Ilmu, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2007


Maksum Ali, Pengantar Filsafat dari Masa Klasik hingga Postmoderenitas, Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008
Masruri Hadi  dan Rossidy Imron , Filsafat Sains dalam Al-Qur’an: Meiacak Kerangka Dasar
Integrasi Ilmu dan Agama, Malang: UIN Press, 2007

12

Anda mungkin juga menyukai