Anda di halaman 1dari 12

PERSPEKTIF: Jurnal Ilmu Administrasi E-ISSN: 2685-2527

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENETAPAN PAJAK BUMI DAN


BANGUNAN PERDESAAN PERKOTAAN DALAM MENINGKATKAN
PENDAPATAN DAERAH DI KOTA SERANG
Eka Afriliyanto Adi1 , Said Djamaludin1 , Suhaya1
1
Pascasarjana UNIS-Tangerang
Email: suhaya@unis.ac.id

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi fenomena bahwa Pajak Bumi dan Bangunan berpotensi
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, pengelolaan pajak tersebut hanya belum maksimal.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan penetapan Pajak Bumi dan
Bangunan dalam meningkatkan pendapatan daerah di Kota Serang, serta mengetahui faktor
penghambat dan pendukung yang dapat meningkatkan pendapatan daerah di Kota Serang Tipe
penelitian yang dipergunakan adalah kualitatif. Dasar penelitian yang digunakan adalah metode
survey. Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi
literatur. Data dikumpulkan dari berbagai sumber hingga didapatkan data yang cukup. Data yang
diperoleh selanjutnya dianalisis secara kualitatif melalui pengorganisasian data, menjabarkannya
kedalam unit-unit, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, menguraikan dalam bentuk kata dan kalimat, dan selanjutnya membuat kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa komunikasi, sumber daya manusia, disposisi/sikap dan
struktur birokrasi memiliki pengaruh terhadap pengelolaan pajak bumi dan bangunan dalam
meningkatkan pendapatan daerah di Kota Serang.
Kata Kunci : Implementasi, Pajak Bumi dan Bangunan, Pendapatan Asli Daerah

A. Pendahuluan atau bangunan dimiliki, dikuasai, dan


dimanfaatkan oleh orang pribadi atau
Pemerintah Kota Serang memiliki
badan kecuali kawasan yang digunakan
target pendapatan asli daerah lebih tinggi
untuk kegiatan usaha perkebunan,
setiap tahunnya untuk pembangunan.
perhutanan dan pertambangan.
berdasarkan Undang-Undang Nomor 33
Penerimaan PBB-P2, memiliki
Tahun 2004 tentang Perimbangan
konstribusi yang cukup signifikan
keuangan Antara Pusat dan Daerah Pasal
terhadap perolehan Pendapatan Asli
1 angka 18 bahwa Pendapatan asli daerah,
Daerah (PAD) di Kota Serang. PBB-P2
selanjutnya disebut PAD adalah
mulai berlaku secara efektif di Kota
pendapatan yang diperoleh daerah yang
Serang pada tanggal 1 Januari 2014 dan
dipungut berdasarkan peraturan daerah
terhitung sejak tanggal 1 Januari 2015
sesuai dengan peraturan perundang-
pembayaran PBB-P2 sudah dialihkan ke
undangan. Pendapatan asli daerah Kota
pihak Bank Jabar Banten (BJB).
Serang sendiri di hasilkan dari pajak
Dengan adanya pelimpahan
property (PBB), pajak kendaraan
wewenang tersebut pemerintah daerah
bermotor, pajak penghasilan dan pajak
berusaha membuat kebijakan-kebijakan
jasa umum seperti pajak hiburan. PBB-P2
untuk mencapai target yang ditetapkan
yang merupakan pajak atas bumi dan/

Vol 2, No 1 (2020) 50
PERSPEKTIF: Jurnal Ilmu Administrasi E-ISSN: 2685-2527

pemerintah pusat kepada masing-masing 2016:6).


pemerintah daerah. Kebijakan yang Melihat fenomena yang terjadi
ditetapkan pemerintah daerah antara lain
bahwa PBB-P2 berpotensi dalam
adalah menetapkan target-target yang meningkatkan PAD, pengelolaan pajak
harus dicapai oleh daerah di tingkat tersebut hanya belum maksimal. Dalam
bawahnya, sampai dengan tingkat hal ini dinas pendapatan daerah memiliki
desa/kelurahan. Dimana pemungutan di wewenang dalam pengelolaan Pajak
tingkat desa/kelurahan merupakan ujung daerah dalam meningkatkan pendapatan
tombak dari kegiatan pemungutan PBB-
asli daerah, Proses pemungutan dan
P2 secara keseluruhan, karena di tingkat hasilnya sangat berpengaruh pada
desa/kelurahan para petugas pemungut kesadaran wajib pajak dalam membayar
akan berhadapan langsung dengan dan melunasi pajak terutangnya secara
masyarakat wajib pajak. tepat waktu atau sebelum jatuh tempo
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota serta kinerja pemerintah yang
Serang Nomor 17 Tahun 2010 tentang bersangkutan dalam hal pemungutan
Pajak Daerah, bahwa terdapat jenis-jenis pajak sangatlah berperan pentingdalam
Pajak Daerah di Kota Serang yaitu Pajak peningkatan PAD.
Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan,
Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan,
Fokus Penelitian
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan,
Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak 1. Apakah implementasi kebijakan
Sarang Burung Walet, Pajak PBB-P2, dan penetapan pajak bumi dan bangunan
BPHTB. perdesaan dan perkotaan dalam
meningkatkan pendapatan daerah di
Dalam pengalihan PBB-P2, kota Serang ?
persiapan yang dilakukan oleh 2. Apa saja faktor Pendukung pada
pemerintah daerah Kota Serang adalah implementasi kebijakan penetapan
dengan mengesahkan Peraturan Daerah pajak bumi dan bangunan perdesaan
Nomor 9 tahun 2013 tentang Pajak Bumi dan perkotaan dalam meningkatkan
dan Bangunan sektor Perdesaan dan pendapatan daerah di kota Serang?
Perkotaan (PBB-P2), Peraturan Walikota 3. Apa saja faktor Penghambat pada
dan Standar Operasional Prosedur (SOP) implementasi kebijakan penetapan
yang berkaitan dengan PBB-P2 , sarana pajak bumi dan bangunan perdesaan
dan prasarana penunjang, serta dan perkotaan dalam meningkatkan
dibentuknya Unit Pelaksana Teknis pendapatan daerah di kota Serang?
(UPT) PBB-P2 di dua kecamatan yakni
UPT kecamatan Serang dan UPT
Kecamatan Cipocok Jaya (Arbaiyah,
B. Metode Penelitian karena sesuai dengan jenis penelitian
Jenis Penelitian yang akan dilakukan, yaitu untuk
menganalisis implementasi kebijakan
Metode penelitian yang akan
penetapan PBB dalam meningkatkan
digunakan dalam penelitian ini adalah
pendapatan daerah di kota Serang.
penelitian kualitatif deskriptif. Peneliti
menggunakan pendekatan penelitian ini

Vol 2, No 1 (2020) 51
PERSPEKTIF: Jurnal Ilmu Administrasi E-ISSN: 2685-2527

Fokus Penelitian meminta data yang dibutuhkan dalam


proses penelitian.
Fokus penelitian diperlukan untuk
2. Ketika berada di lokasi penelitian
mempersempit objek penelitian yang
Setelah membuat janji pertemuan
akan diteliti. Adanya fokus penelitian
untuk wawancara, peneliti mencari
meliputi aspek :
berbagai informasi yang dibutuhkan
1. Implementasi kebijakan penetapan dalam penelitian ini seperti dokumen
PBB-P2 di kota Serang meliputi aspek hasil penerimaan Pajak Bumi dan
: Bangunan di Dinas Pengelolaan
 Komunikasi Keuangan Daerah Kota Serang.
 Sumber daya manusia 3. Teknik Pengumpulan Data
 Disposisi atau sikap Peneliti mengumpulkan data sesuai
 Struktur birokrasi dengan fokus penelitian yang telah
2. Peningkatan Pendapatan daerah di kota ditetapkan sebelumnya. Proses
Serang meliputi aspek : pengumpulan data yang telah
 Hasil pajak daerah dilakukan oleh peneliti adalah sebagai
 Retribusi berikut:
3. Implementasi kebijakan penetapan a. Wawancara Mendalam
PBB-P2 kaitannya dengan peningkatan Wawancara yang dilakukan oleh
pendapatan di kota Serang peneliti di Dinas Pengelolaan
 Kepatuhan dalam Keuangan Daerah Kota Serang.
pengadminitrasian pajak PBB Teknik ini dilakukan dengan cara face
 Kewenangan dinas pendapatan kota to face, sehingga pewawancara dapat
Serang dalam pemungutan pajak mengetahui bagaimana kondisi dan
situasinya. Dalam melakukan
Proses Pengumpulan Data wawancara mendalam pada informan
yang terkait, peneliti mengajukan
Pengumpulan data yang dilakukan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai
dalam penelitian ini meliputi tahap-tahap dengan batasan masalah yang telah
sebagai berikut: ditetapkan sebelumnya kepada
1. Memasuki lokasi penelitian informan yang berkaitan dengan
Sebelum melakukan penelitian, Implementasi Kebijakan Penetapan
peneliti telah melakukan pra-riset yang PBB Dalam Meningkatan Pendapatan
dimaksudkan untuk mengetahui Daerah Di Kota Serang.
bagaimana kondisi lokasi penelitian. 4. Observasi
Sehingga ketika proses penelitian,
Pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Observasi merupakan teknik yang
Daerah telah mengetahui maksud dan digunakan dalam melakukan
tujuan peneliti melakukan penelitian di pengumpulan data dengan pengamatan
kantor tersebut. Ketika memasuki secara langsung terhadap objek
lokasi penelitian, peneliti telah penelitian. Menurut Nasution (1998)
membawa surat legal dari Fakultas dalam Sugiyono, 2009:226) observasi
Ilmu Administrasi Universitas Islam merupakan fakta dari semua ilmu
Syekh-Yusuf Tangerang supaya dapat pengetahuan. Seorang peneliti harus

Vol 2, No 1 (2020) 52
PERSPEKTIF: Jurnal Ilmu Administrasi E-ISSN: 2685-2527

bisa melihat apa yang sebenarnya 2. Penyeleksian data sesuai dengan


terjadi dilapangan disamping melihat tujuan penulisan dan permasalahan
data yang ada, sehingga peneliti yang akan diteliti oleh peneliti.
mampu melihat bagaimana kenyataan 3. Menyusun data
yang ada. Observasi di Dinas Teknik analisis data yang
Pengelolaan Keuangan Daerah Kota dilakukan dalam penelitian ini adalah
Serang. teknik analisa kualitatif, peneliti
5. Dokumentasi menganalisis data dengan cara
Dokumen merupakan sumber data menjelaskan dengan bentuk yang logis.
yang dapat berupa catatan peristiwa Menurut Sugiyono (2012:244) teknik
yang telah berlalu. Hal ini sesuai analisis data merupakan proses mencari
dengan yang disampaikan oleh dan menyusun secara sistematis data yang
Sugiyono (2012:240) bahwa telah diperoleh melalui wawancara,
dokumentasi merupakan suatu teknik catatan lapangan, dan dokumentasi
mengumpulkan data yang berbentuk dengan cara mengorganisasikan data
tulisan, gambar atau karya-karya kedalam kategori, menjabarkan ke dalam
monumental dari seseorang. Dokumen unit-unit,melakukan sintesa, menyusun
yang berbentuk tulisan misalnya kedalam pola, memilih mana yang
catatan harian, sejarah kehidupan, penting dan yang akan dipelajari dan
cerita, biografi, peraturan dan membuat kesimpulan sehingga mudah
kebijakan. Dokumen yang berbentuk difahami oleh diri sendiri dan orang lain.
gambar misalnya foto, gambar hidup, Teknik analisis data yang akan digunakan
sketsa dan lain-lain. Metode dalam penelitian ini adalah dengan
dokumentasi digunakan sebagai menggunakan model analisis seperti yang
pelengkap dari dua metode yang telah diberikan oleh Miles dan Huberman
penulis lakukan di atas. Teknik (Sugiyono, 2012:246), yaitu :
penelitian yang diperoleh dari
1. Reduksi Data
dokumen-dokumen serta arsip-arsip 2. Penyajian Data
Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah 3. Verifikasi Data dan Menarik
Kota Serang yang ada hubungannya Kesimpulan
dengan masalah pajak bumi dan
bangunan.
Keabsahan Data
Menentukan validitas data dalam
Analisa Data Penelitian penelitian kualitatif memerlukan
kriteria
Sesuai dengan teknik
pengumpulan data yang telah peneliti untuk memperoleh tingkat kepercayaan
lakukan yaitu wawancara, dokumentasi penemuan. Hal ini serupa dengan yang
dan observasi, maka hasil data yang dinyatakan oleh Sugiyono (2010:117)
diperoleh dari proses wawancara, bahwa validitas data merupakan derajat
dokumentasi dan observasi itu diolah ketepatan antara data yang terjadi pada
dengan cara : objek penelitian dengan data yang dapat
dilapor kan oleh peneliti. Oleh sebab itu,
1. Invetarisasi data.
penyajian data terkait dengan apa yang

Vol 2, No 1 (2020) 53
PERSPEKTIF: Jurnal Ilmu Administrasi E-ISSN: 2685-2527

terjadi sebenarnya dengan apa yang pelaksanaan Kebijakan Penetapan Pajak


peneliti berikan akan menjadi salah satu Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
ukuran validitas data tersebut. Guna Perkotaan Dalam Meningkatkan
menjamin validitas data yang Pendapatan daerah tahapan komunikasi
dikumpulkan dalam penelitian ini maka merupakan yang pertama dilakukan untuk
teknik yang digunakan adalah teknik untuk memberikan informasi kepada
triangulasi. Teknik triangulasi merupakan semua pihak yang terkait. Masyarakat
teknik pemeriksaan keabsahan data yang sebagai salah satu unsur yang terkait
memanfaatkan sesuatu yang diluar data langsung dengan Penetapan Pajak Bumi
itu untuk keperluan perbandingan dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
terhadap data itu (Moleong 1998 :78). Dalam Meningkatkan Pendapatan daerah
Triangulasi yang digunakan dalam dan merupakan target dari implementasi
penelitian ini adalah triangulasi sumber kebijakan berhak untuk mendapatkan
yaitu dengan membandingkan antara informasi yang lengkap mengenai
sumber yang diperoleh dan hasil kebijakan.
wawancara satu informan dengan Menurut Edward III dalam
informan yang lain dalam satu masalah Agustino, perintah yang diberikan dalam
agar di dapat simpulan yang obyektif. pelaksanaan suatu komunikasi harus
konsisten dan jelas untuk ditetapkan atau
dijalankan. Jika perintah yang diberikan
C. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
sering berubah-ubah, maka dapat
Pembahasan hasil penelitian
menimbulkan kebingungan bagi
merupakan penapsiran terhadap hasil
pelaksana di lapangan dan juga bagi
akhir dalam melakukan pengujian data
masyarakat yang melaksanakan kebijakan
dengan teori dan konsep para ahli.
tersebut. Oleh karena itu konsistensi juga
Adapun pembahasan terkait dengan
harus mendapat perhatian dalam sebuah
implementasi Kebijakan Penetapan Pajak
komunikasi.
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Transmisi merupakan faktor utama
Perkotaan Dalam Meningkatkan
dalam hal komunikasi pelaksana
Pendapatan daerah, adalah sebagai
kebijakan. Menurut Agustino, penyaluran
berikut :
komunikasi yang baik akan menghasilkan
suatu implementasi yang baik pula.
Komunikasi dalam Implementasi Sesuai dengan pendapat Edwars III
Kebijakan Penetapan Pajak Bumi dan dalam Winarno (2014: 179) bahwasanya:
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan “Ada beberapa hambatan yang timbul
Dalam Meningkatkan Pendapatan mentramisikan perintah-perintah
Daerah implementasi, pertama, pertentangan
Komunikasi memberikan pendapat antara para pelaksana dengan
informasi kesemua pihak yang terkait perintah yang dikeluarkan oleh pengambil
dengan program yang akan dilakukan, kebijakan, kedua informasi melewati
kesalahan dalam memahami informasi berlapis-lapis hierarki birokrasi, ketiga,
akan mengakibatkan perbedaan presepsi, penangkapan komunikasi-komunikasi
sehingga menimbulkan perbedaan dalam mungkin dihambat oleh presepsi yang
implementasi kebijakan, dalam selektif dan ketidakmampuan pada
persyaratan-persyaratan suatu kebijakan”.

Vol 2, No 1 (2020) 54
PERSPEKTIF: Jurnal Ilmu Administrasi E-ISSN: 2685-2527

Wawancara di atas menunjukkan Untuk itu, Conyers (1990)


bahwa komunikasi belum terbangun menegaskan bahwa: “Harus realistis
dengan baik, mengingat belum dalam hal sumberdaya yang ada untuk
optimalnya pelaksanaan sosialisasi baik implementasi guna mendukung
di dalam instansi Dinas Pengelola tercapainya suatu rencana”. Dengan
keuangan Daerah Kota Serang sendiri, demikian sumberdaya menjadi sangat
maupun sosialisasi ke masyarakat sebagai penting.
target kebijakan, kebijakanpun masih Edward III dalam Widodo
belum menyeluruh dan berpotensi (2010:101) menyimpulkan bahwa
dipahami berbeda oleh masyarakat. terbatasnya sumberdaya akan
Sumberdaya dalam Implementasi mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan
Kebijakan Penetapan Pajak Bumi dan kebijakan. Disamping program tidak bisa
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dilaksanakan dengan optimal,
Dalam Meningkatkan Pendapatan keterbatasan anggaran menyebabkan
daerah disposisi para pelaku kebijakan rendah.
Wawancara di atas menunjukkan Setiap program yang dijalankan sangat
bahwa sumberdaya belum tersedia memerlukan dukungan anggaran maupun
dengan maksimal, dimana kurangnya staf dalam melaksanakan suatu pekerjaan
dukungan staf baik dari segi jumlah dan dan memonitoring program kesemuanya
kemampuan, belum adanya petunjuk itu membutuhkan biaya selanjutnya
pelaksanaan dan petujuk teknis dalam Seperti apa yang diungkapkan oleh
pelaksanaan kebijakan, serta minimnya Widodo (2012:100) terbatasnya anggaran
dukungan peralatan dan kewenangan yang tersedia menyebabkan kualitas
dalam pengelolaan anggaran. pelayanan pada publik yang harus
Berdasarkan data tyang telah diberikan kepada masyarakat juga
disampaikan diatas, Staf yang memadai terbatas.
serta keahlian-keahlian yang baik untuk
melaksanakan pelayanan publik, jumlah
Disposisi dalam Implementasi
yang banyak tidak secara otomatis
Kebijakan Penetapan Pajak Bumi dan
mendorong implementasi berhasil.
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
Kurangnya kecakapan yang dimilki oleh
Dalam Meningkatkan Pendapatan
para pegawai pemerintah ataupun staf,
daerah
namun disisi lain kekurangan staf juga
akan menimbulkan persoalan yang pelik Dampak dari adanya kekuataan
menyangkut implementasi kebijakan yang sering mengesampingkan pelaksanaan
efektif. Menurut hasil pengamatan kebijakan yang diitetapkan oleh pembuat
peneliti dilapangan sumberdaya personil kebijakan. Sehingga pelaksanaannya akan
dan non personil mempunyai peran cenderung adanya suatu kepentingan
penting di dalam proses implementasi organisasi sebagai prioritas mereka. Hal
kebijakan. Staf merupakan salah satu ini pula yang menyebabkan perbedaaan
bagian yang ada di dalam organisasi yang pandangan dan pemikiran dalam pembuat
mempunyai peran peting dalam keputusan yang pada akhirnya
membantu mensukseskan setiap kegiatan. mendorong ketidaksempurnaan
pelaksanan kebijakan tersebut. Badan-
badan ataupun lembaga mempunyai

Vol 2, No 1 (2020) 55
PERSPEKTIF: Jurnal Ilmu Administrasi E-ISSN: 2685-2527

pandangan berbeda terkait dengan memiliki bentuk-bentuk organisasi untuk


kebijakan yang akan dicapai akan melakukan kesepakatan kolektif, untuk
menghalangi adanya kerjasama dan memecahkan masalah-masalah sosial
menghambat proses implementasi itu dalam kehidupan moderen. Birokrasi
sendiri. Komitmen-komitmen yang tidak hanya berada dalam struktur
berbeda akan menimbulkan suatu pemerintah saja, akan tetapi organisasi
perbedaan diantara banyak personil yang swasta memiliki sistem birokrasi, dimana
memegang tanggung jawab program yang birokrasi tersebut sengaja dibuat untuk
akan dijalankan. Kepentingan badan atau menjalankan seuatu kebijakan tertentu.
organisasi memungkinkan menciptakan Sesuai dengan pendapat tersebut
adanya kerjasama yang gagal serta birokrasi di Kota Serang merupakan
memboroskan sumber-sumber yang ada lembaga yang sulit untuk netral,
karena disebabkan pertentangan kepentingan-kepentingan golongan,
dimasing-masing pihak. pribadi masih mendominasi implementasi
Perilaku ini terbangun oleh kebijakan. Peran birokrasi dalam
pengalaman yang mereka rasakan bahwa menjalankan peran dalam proses birokrasi
pemerintah lebih cenderung dalam implementasi kebijakan publik,
memmanfaatkan masyarakat untuk maka struktur birokrasi sangat urgen di
kepentingannya institusi, hal ini menurut dalam implementasi kebijakan publik.
Edward III dalam Tachjan (2006:83)
mengungkapkan bahwa Disposisi faktor
Faktor Pendukung yang
yang bertalian dengan watak atau sikap
Mempengaruhi Kebijakan Penetapan
serta komitmen yang harus dimiliki oleh
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
pelaksana kebijakan. Pelaksana tidak
dan Perkotaan Dalam Meningkatkan
hanya harus tahu dikerjakan dan memiliki
Pendapatan daerah
kapasitas untuk melakukannya, Berdasarkan hasil temuan melalui
melainkan juga mesti memiliki wawancara penelitian dalam kaitannya
kehendak/sikap untuk melakukan dengan pelaksanaan kebijakan penataan
kebijakan. Peran Pemerintah dalam ruang dalam pengendalian pemanfaatan
implementasi kebijakan Kebijakan ruang terdapat beberapa pendukung
Penetapan Pajak Bumi dan Bangunan dalam pelaksanaannya, yaitu:
Perdesaan dan Perkotaan Dalam
Meningkatkan Pendapatan daerah lebih 1. Penyusunan kebijakan penetapan pajak
cenderung kepada kepentingan. bumi dan bangunan perdesaan dan
perkotaan sudah dilaksanakan,
sehingga telah tersedianya dokumen
Struktur Birokrasi dalam kebijakan yang dijadikan arahan dalam
Implementasi Kebijakan Penetapan pemanfaatan
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan 2. Faktor pendukung implementasi
dan Perkotaan Dalam Meningkatkan kebijakan penetapan pajak bumi dan
Pendapatan daerah bangunan perdesaan dan perkotaan
Birokrasi merupakan salah satu dalam meningkatkan pendapatan
yang paling sering bahkan secara daerah di kota Serang dapat dilihat
keseluruhan menjadi pelaksana kebijakan. dari:
Birokrasi merupakan organisasi yang

Vol 2, No 1 (2020) 56
PERSPEKTIF: Jurnal Ilmu Administrasi E-ISSN: 2685-2527

3. Komunikasi penyebaran informasi obyek kebijakan dalam memaknai


telah dilaksanakan walaupun sifatnya kebijakan.
satu arah yaitu melalui web, sosialisasi 2. Isi Kebijakan
dan berupa spanduk Masih belum terperincinya sasaran
4. Sumberdaya yang berkaitan dengan dalam penetapan prioritas program, isi
implementasi kebijakan penetapan program yang dibuat belum
pajak bumi dan bangunan perdesaan mengedukasi masyarakat untuk
dan perkotaan dalam meningkatkan mematuhi aturan yang ada. Hal ini
pendapatan daerah di kota Serang dapat dilihat dari bentuk komunikasi
dilihat dari jumlah pegawainya yang satu arah, tidak adanya alat
memang belum mencukupi, tetapi bila peraga dalam sosialisasi, isi kebijakan
dilihat dari latarbelakang keilmuan dan yang tidak dapat dimengerti semua
pengalaman pada Bidang pajak bumi lapisan masyarakat, serta dukungan
dan bangunan, jumlah staf yang ada sumberdaya yang terbatas, baik
dapat menjadi faktor pendukung sumberdaya manusia maupun
berjalannya implementasi kebijakan anggaran bagi pelaksanaan program.
pajak bumi dan bangunan dengan baik. 3. Dukungan
5. Pembagian tanggungjawab pada Belum adanya sinergi dari semua
masing-masing unit kerja, baik pada lapisan birokrasi baik dari Pihak-pihak
unit lain di luar dinas atau dari yang berkaitan
pemerintah daerah sendiri, maupun 4. Pembagian Potensi
unit-unit yang berada dalam Belum adanya pembagian peran dan
lingkungan Dinas Pengelola Keuangan fungsi yang jelas mengenai
Daerah di Kota Serang dalam pajak kewenangan dalam pelaksanaan
bumi dan bangunan sudah jelas, kebijakan di lapangan.
sehingga tidak terjadi distorsi
kepentingan dan tanggung jawab. 5. Adanya konsep ketidakpatuhan selektif
terhadap hukum,
Faktor Penghambat yang
Mempengaruhi Implementasi Suatu kebijakan publik akan menjadi
Kebijakan Penetapan Pajak Bumi dan efektif apabila dilaksanakan dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan mempunyai manfaat positif bagi anggota-
Dalam Meningkatkan Pendapatan anggota masyarakat. Dengan kata lain,
daerah tindakan atau perbuatan manusia sabagai
anggota masyarakat harus sesuai dengan
Berdasarkan data penelitian yang apa yang diinginkan oleh pemerintah atau
dianalisa, maka diidentifikasi faktor Negara. Sehingga apabila perilaku atau
penghambat implementasi kebijakan perbuatan mereka tidak sesuai dengan
penataan ruang dalam pengendalian keinginan pemerintah atau Negara, maka
pemanfaatan ruang adalah : suatu kebijakan publik tidaklah efektif.
1. Informasi
Minimnya informasi baik ditingkat
implementator maupun di masyarakat
mengakibatkan tidak meratanya
pemahaman pelaksana kebijakan dan
tingkat kepedulian masyarakat sebagai

Vol 2, No 1 (2020) 57
PERSPEKTIF: Jurnal Ilmu Administrasi E-ISSN: 2685-2527

D. Kesimpulan Dan Saran optimalnya pengelolaan


3. Dalam Undang-Undang Pajak Bumi
Kesimpulan
dan Bangunan maupun peraturan-
Berdasarkan hasil penelitian dan
peraturan turunannya tidak mengatur
hasil pembahasan yang dilakukan pada
rewards bagi wajib pajak yang telah
bab sebelumnya, maka peneliti dapat
membayar pajak dengan baik.
menarik beberapa kesimpulan sebagai
Pemerintah daerah sebagai pihak
berikut :
yang berkepentingan untuk
1. Implementasi Kebijakan Penetapan mendapatkan pemasukan dari sektor
PBB-P2, Kebijakan penetapan PBB-P2 PBB telah berusaha memberikan
di Kota Serang belum efektif, penghargaan kepada wajib pajak
diisebabkan oleh a). aspek komunikasi maupun institusi pemungut di
yang belum maksimal, dikarenakan lapangan yang telah mendukung
tingkat kesadaran masyarakat yang keberhasilan pemungutan PBB. Di
minim, sehingga target yang kota Serang, rewards atau bentuk
diitietapkan oleh Dinas Pengelola penghargaan yang diberikan kepada
Keuangan Daerah Kota Serang belum wajib pajak yang telah membayar
sesuai dengan target. b). aspek pajak lebih awal diberikan dalam
sumberdaya, diilihat dari jumlah staf bentuk pemberian hadiah undian bagi
yang masih minim, sehingga proses Wajib pajak yang telah melunasi
melakukan kebiijakan masih minim, PBB sebelum bulan agustus setiap
selain itu tidak ditunjangnya latar tahunnya. Adanya Penghargaan bagi
belakang pendidikan yang spesifik yang berprestasi atau yang
pada staf dan tidak adanya pelatihan kooperatif tentunya juga perlu
khusus atau diklat dalam kebijakan dibarengi dengan adanya hukuman
PBB-P2. c). belum terciptanya sikap atau punishment bagi yang
baik antara petugas dengan masyarakat melanggar. Dalam Kebijakan PBB
dalam memberikan sosialisasi tentang telah memuat sanksi terhadap para
kebijakan PBB-P2. d). aspek struktur pelanggar kebijakan ini Sanksi yang
birokrasi belum tercapainya diatur hanyalah sanksi denda atas
komunikasi petugas dengan petugas keterlambatan pembayaran yang
lainnya besarnya ditetapkan sebesar 2 % per
2. Anggaran Pendapatan Daerah yang bulan keterlambatan dari ketetapan
direalisasikan belum mencapai target, pajak yang telah ditentukan, terhadap
dikarenakan kurang maksimalnya pelanggaran-pelanggaran tersebut
dalam mempertahankan nilai dapat dikenai sanksi pidana kurungan
pendapatan asli daerah, masih jauh paling lama satu tahun atau denda
dari target yang sudah ditetapkan. paling tinggi Rp. 2.000.000,- (dua
Permasalahan utama pada pendapatan juta rupiah).
daerah pada dasarnya adalah masih
terdapat pada tingginya Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis
ketergantungan sumber pendapatan
menyampaikan saran sebagai berikut :
daerah kepada pemerintah pusat.
Selain karena keterbatasan pendapatan 1. Disarankan agar pemerintah
asli daerah, lainnya adalah belum memperhatikan mengenai kebijakan

Vol 2, No 1 (2020) 58
PERSPEKTIF: Jurnal Ilmu Administrasi E-ISSN: 2685-2527

pengelolaan Pajak Bumi dan dan Bangunan, maka sebaiknya


Bangunan yang selama ini dilakukan pemerintah lebih meningkatkan sarana
sehingga akan dapat meningkatkan dan prasarana kantor sebagai
penerimaan pajak Pajak Bumi dan penunjang aktivitas pekerjaan, selain
Bangunan. itu melakukan pembinaan kepada
2. Disarankan agar peningkatan koordinasi kolektor serta melakukan pemberian
lintas sektoral antara Dinas Pendapatan, sanksi kepada wajib pajak mengenai
Kantor Pajak Bumi dan Bangunan, pentingnya Pajak Bumi dan Bangunan,
Kecamamatan, dan Desa. karena dengan adanya Pajak Bumi dan
3. Disarankan untuk meningkatkan Bangunan maka akan digunakan untuk
efektitvitas penerimaan Pajak Bumi membiayai pembangunan daerah.

Daftar Pustaka
Abut, H. 2007.Perpajakan.Buku Satu.Jakarta: Diadit Media.
Agustino, L. 2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik.Bandung: Alfabeta.
Andi Tenri Ummu .2015. Implementasi Kebijakan Pengelolaan Pajak Bumi Dan
Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone. Skripsi. Makasar:
Universitas Hasanuddin.
Arbaiyah. 2016. “Kinerja Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan (PBB-P2) di Unit Pelaksana Teknis Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan (UPT PBB-P2) Kecamatan Serang Kota Serang”.
Skirpsi. Serang: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Arikunto, S, 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arisman,S. 2015. Analisis Pengelolaan Pajak Bumi Dan Bangunan Dalam
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Takalar. Skripsi.
Makasar: Universitas Hasanuddin.
Dumairy, 1997, Perekonomian Indonesia, Penerbit : Erlangga, Jakarta.
Fayol, H. 1985. Industri dan Manajemen Umum, Terj. Winardi, London: Sir Issac and Son.

Hadi, I. 2007. Mengenal Administrasi Perpajakan di Indonesia. Bandar Lampung:


Universitas Lampung.
Indiahono, D. 2009. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analisys. Yogyakarta:
Gava Media.
Lestari,V. 2014. Analisis Pengaruh Pengalihan Pajak Bumi Dan Bangunan Pedesaan
Dan Perkotaan (Pbb P2) Terhadap Penerimaan Pendapatan Daerah Kota
Kediri Tahun 2012 Dan 2013. Laporan Penelitian: Universitas Negeri Surabaya.
Mansury, R., 2002, Pajak Penghasilan Lanjutan Pasca Reformasi 2000, Yayasan
Pengembangan dan Penyebaran Pengetahuan Perpajakan, Jakarta

Vol 2, No 1 (2020) 59
PERSPEKTIF: Jurnal Ilmu Administrasi E-ISSN: 2685-2527

Mardiasmo. 2012. Perpajakan.Edisi Revisi.Cetakan Ketujuh Belas.Yogyakarta: Andi


Meliala, Tulis dan Fransisca Widianti Oetomo. 2010.Perpajakan dan Akuntansi Pajak.
Jakarta: Semesta Media.
Moekijat. 2003. Manajemen Kepegawaian. Penerbit PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Moleong (1998), Metodologi Penelitian Kualitatif, CV. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Moleong 2014, Metode Penelitian Kualitatif. Penerbit PT Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Muindro Renyowijoyo. 2008. Akuntansi Sektor Publik: Organisasi Non Laba. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Mukhlis, I. 2010. Peran Pajak Daerah dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
Malang: Fakultas Ekonomi Univesitas Negeri Malang.
Pasolong. H. 2011, Teori Administrasi Publik, Bandung: ALFABETA.
Rahmawan, E. 2012. Optimalisasi Pemungutan Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb)
Dalam Peningkatan Pendapatan Daerah (Studi Pemungutan Pajak Bumi Dan
Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Limpasu Kabupaten Hulu Sungai Tengah).
Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal. Volume I Edisi 2. Hal 23-39.
Nugroho, R. 2011. Public Policy. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Ridwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel variable Penelitian. Bandung: ALFABETA.
Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi Edisi ke-12,
Jakarta: Salemba Empat.
Saputri, E., Abdul H., dan Irwan,N .2015. Implementasi Kebijakan Pemungutan Pbb –
P2 Di Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik. Vol 4 No 3. Hal 432-442.
Sidik, H. 1996. Pajak dan Retribusi Peranan dan Permasalahan. Bahan Kuliah Pada
Sekolah Staf dan Komando TNI AL. Jakarta.
Sintaningrum, dkk. 2011. Transformasi Administrasi Negara: Perspektif Politik dan
Kebijakan Publik. Jakarta: Falsafa
Soemarso, S.R, 2007, Perpajakan Pendekatan Komprehensif, Penerbit : Salemba Empat,
Jakarta.
Sulistio, Eko Budi. 2007. Diktat Kuliah Pengantar Kebijakan Publik. Bandar Lampung:
Universitas Lampung
Sofyan, Taufan. M, 2005, Pengaruh Penerapan Sistem Adminitarasi Perpajakan
Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak di
Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar.
Skripsi Sarjana Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.

Vol 2, No 1 (2020) 60
PERSPEKTIF: Jurnal Ilmu Administrasi E-ISSN: 2685-2527

Soparmoko.2008. Keuangan Negara Dalam Teori dan Praktek. Penerbit : BPFE-


Yogyakarta.
Suandy, Early, 2006, Perpajakan, Pembahasan PPh Pasal 21 Sesuai PTKP, edisi kedua,
Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.
Sukrisno, A. 2010. Akuntansi Perpajakan.Edisi Kedua Revisi. Jakarta: Salemba Empat.
Supramono dan Damayanti T.W, 2010, Perpajakan Indonesia-Mekanisme dan
Perhitungan, edisi satu, Penerbit : Andi, Yogyakarta.
Samiaji,S. 2012. Penelitian Kualitatif. Jakarta. PT. Indeks.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. R&D.Bandung. Alphabeta.
Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alphabeta.
Terry, G.R., dan Leslie W. Rue. 2013. Dasar-Dasar Manajemen. Cetakan Keempat
belas. Jakarta : Bumi Aksara
Tjandra, W. Riawan. 2006. Hukum Keuangan Negara, Jakarta: PT. Grasindo
Utiarahman,N.R .,Een N. Walewangko.,Hanly F. Dj. Siwu . 2016. Analisis Efektivitas
Dan Kontribusi Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Perkotaan
(Pbb-P2) Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tomohon. Jurnal
Berkala Ilmiah Efisiensi. Vol. 16 No. 02. Hal 267-277.
Wahab, Solichin Abdul. 2008. Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi ke Implementasi
Kebijaksanaan Negara. Jakarta: PT.Bumi Aksara
Waluyo. 2010. Perpajakan Indonesia.Buku Satu. Edisi Kesembilan.Jakarta: Salemba
Empat.
Widjaja, HAW. 2002. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta: PT
Raja Grafindo Perkasa.
Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik: Teori, Proses dan Studi Kasus. Yogyakarta:
CAPS.
Yeremias. T. Keban. 2008 Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik. Konsep,
Teori Dan Isu. Yogyakarta: Gava Media, .
Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintahan Pusat dan Daerah.

Vol 2, No 1 (2020) 61

Anda mungkin juga menyukai