3276 10039 1 PB
3276 10039 1 PB
Abstrak
Ikan merupakan salah satu komoditas pangan yang mempunyai sifat mudah mengalami
kerusakan (perisable), karena kandungan zat gizi seperti protein (18-30%) dan air yang cukup
tinggi (70-80%) merupakan media yang baik bagi perkembangan bakteri pembusuk. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui hubungan perilaku keamanan pangan dengan kualitas ikan
cakalang asap di Pasar Kota Ternate. Jenis penelitian Kuantitatif dengan pendekatan Correlational.
Penelitian dilaksanakan di Kota Ternate padan bulan November sampai Desember 2017. Jumlah
sampel sebanyak 30 orang dengan teknik Simple Random Sampling. Hasil penelitian menunjukan
nilai rata-rata skor perilaku keamanan pangan 2,7083 dengan standar deviasi ±3,55200. Sedangkan
kualitas ikan cakalang asap secara mikrobiologi menggunakan metode SNI 01-2332.1-2006
menunjukan sebanyak 25 sampel dinyatakan negatif atau tidak tercemar bakteri Escherichia Coli
dan 5 sampel dinyatakan positif atau tercemar bakteri Escherichia Coli. Nilai rata-rata pencemaran
Escherichia Coli adalah 4,,5333 APM/g dengan standar deviasi ±2,28619 APM/g. Pengujian
statistik dengan metode Correlation menunjukan terdapat hubungan antara perilaku keamanan
pangan dengan kualitas ikan asap.
Abstract
protein (18-30%) dan air yang cukup tinggi adalah pedagang ikan cakalang asap yang
(70-80%) dimana merupakan media yang baik ada di Kota Ternate yang tersebar di Pasar
bagi perkembangan bakteri pembusuk maka Bahari Berkesan, Pasar Inpres Bastiong dan
ikan perlu dilakukan penanganan (Mewengkang Pasar Dufa-Dufa, yang berjumlah 30 dengan
H.W 2010). teknik pengambilan Simple Random Sampling.
Untuk mempertahankan kualitas dan daya Penilaian perilaku kemanan pangan
simpan ikan cakalang dilakukan pengolahan mengunakan daftar ceklis dengan poin 6,25
dengan proses pengasapan. Ikan asap di Maluku per/item yang telah di uji validitas dan
Utara dikenal dengan sebutan “ikan fufu”. Ikan reliabilitasnya. Sedangkan pengujian kulaitas
ini paling banyak di konsumsi oleh masyarakat ikan asap menggunakan uji mikrobiologi
karena selain mempunyai rasa yang enak, juga Escherichia Coli dengan metode SNI
mempunyai bau yang khas. Berdasarkan hasil 01-2332.1-2006.
penelitian Amra, Ali dan Hamid tahun 2015 .
menunjukan bahwa ikan asap di Kota Ternate 3. Hasil dan Pembahasan
40% telah tercemar oleh bakteri Escherichia coli
Tabel 1.Umur dan Jenis kelamin
(E.coli).
Pengawetan ikan dengan cara pengasapan
Jenis Kelamin
dapat mengurangi pertumbuhan bakteri. Umur Total %
Pengasapan sebagai proses penetrasi senyawa Laki- % Peremp %
volatil pada ikan yang dihasilkan dari laki uan
pembakaran kayu yang dapat menghasilkan
>58 0 0 1 3,3 1 3,3
produk dengan rasa dan aroma spesifik. Umur
50-57 0 0 6 20 6 20
simpan yang lama karena adanya aktivitas anti
bakteri, dalam menghambat aktivitas enzimatis 42-49 0 0 3 10 3 10
pada ikan sehingga dapat mempengaruhi 34-41 0 0 12 40 12 40
kualitas ikan asap. Untuk mencegah terjadinya 26-33 3 10 3 10 6 20
penurunan kualitas ikan cakalang asap secara 18-25 1 3,3 1 3,3 2 6,7
mikrobiologi, pedagang harus memiliki perilaku Total 4 13,3 26 86,7 30 100
keamanan yang baik dengan memilih peralatan
Pada Tabel .1 Menunjukan pedagang ikan
yang digunakan berupa tempat penyajian yang
cakalang asap dengan usia 34-41 tahun yang
tertutup, alat pemotongan yang mudah di
berjenis kelamin perempuan 12 orang (40%), usia
bersikan, pisau yang tidak karatan, mengunakan
50-57 tahun yang berjenis kelamin perempuan 6
sarung tanggan serta kebesihan diri. Perilaku
orang (20%). Pedagang ikan asap usia 42-49
keamanan pangan yang memiliki dampak nyata
tahun dan 26-33 tahun yang berjenis kelamin
terhadap terhadap kualitas ikan asap. Untuk
perempuan masing-masing sebanyak 3 orang
menjaga kualitas ikan cakalang asap, dilakukan
(10%) serta pedangang ikan cakalang asap usia
pengujian E.coli. Pengujian total mikroba
18-25 tahun yang berjenis kelamin perempuan 1
mempunyai peran penting untuk digunakan
orang (3,3%). Sedangkan pedagang ikan
sebagai parameter kebusukan untuk melihat
cakalang asap usia 26-33 tahun dengan jenis
tingkat kemunduran mutu produk dan tingkat
kelamin laki-laki sebanyak 3 orang (10%) dan
kelayakannya untuk dikonsumsi.
usia 18-25 tahun dengan jenis kelamin laki-laki 1
orang (3,3%).
2. Metode
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Tingkat pendidikan
hubungan perilaku keamanan pangan dengan
kulaitas ikan cakalang asap di Pasar Kota Tabel 2.Tingkat pendidikan
Jumlah
Ternate. Jenis penelitian yang digunakan adalah Pendidikan
jenis penelitian Kuantitatif dengan pendekatan
N %
Correlational. Penelitian ini dilakukan di Pasar SMA/SMK 8 26,7
kota Ternate (Pasar Bahari Berkesan, Pasar SMP 7 23,3
Bastiong dan Pasar Dufa-Dufa). Penelitian akan SD 15 50
dilaksanakan pada bulan November s/d Total 30 100
Desember tahun 2017. Populasi penelitian ini
yaitu seluruh pedagang ikan cakalang asap di Pada Tabel 2 Menunjukan pedagang ikan
Kota Ternate. Sampel dalam penelitian ini cakalang asap dengan tingkat pendidikan SD
Copyright © 2018, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068
Jurnal Riset Kesehatan, 7 (1), 2018, 53 - 56
Tabel 6. Perilaku Keamanan Pangan dan dibersikan dan berwarna kehitaman. Menurut
Kualitas Ikan Cakalang Asap Brilliantantri Wulandari 2013 megemukakan
peralatan yang digunakan harus diperhatikan
Variabel Min Maks Rata- SD Correlati kebersihannya. Alat yang kontak langsung
rata on
dengan produk harus tahan terhadap produk
Keamanan ±3,55 dan mudah dibersihkan.
2,708 200 Pedagang ikan cakalang asap di Kota
0 12,50
Pangan 3 Ternate mengunakan pisau atau alat potong
0.507** yang tidak berbahan dasar stainlise. Pisau yang
Kualitas
digunakan menggunakan besi biasa. Besi
4,,533 ±2,28 biasanya sangat mudah berkarat bila digunakan
0 9,20
3 619
Ikan Asap dapat menurunkan mutu ikan asap. Pedagang
ikan cakalang asap di Kota Ternate memiliki
skor perilaku menjaga kebersihan meja
Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed)** penjualan dengan nilai rata-rata 0,5208 dan
standar deviasi ±1,651. Proses kemunduran
atau tercemar bakteri Escherichia Coli yaitu pada mutu ikan cakalang asap tersebut makin
sampel S3 dengan nilai 9,2 APM/g, sampel S7 dipercepat dengan fasilitas sanitasi yang tidak
dengan nilai 3,6 APM/g, sampel S13 dengan memadai serta terbatasnya sarana distribusi dan
nilai 3,6 APM/g, sampel S12 dengan nilai 3,6 pemasaran, (Hadinoto Sugeng, Kolanus Joice
APM/g dan sampel S26 dengan nilai 3,6 APM/g. dan Manduapessy Komers, 2016). Sedangkan
Skor nilai penelitian kandungan Escherichia pedagang ikan cakalang asap di Kota Ternate
Coli minimum 0 APM/g dan skor menerapkan tempat cuci tangan dengan nilai
maksimum 9,20 APM/g. Nilai rata-rata rata-rata 0,2083 dan standar deviasi ±1,14109.
Escherichia Coli adalah 4,,5333 APM/g dengan Mencuci tangan merupakan syarat penting
standar deviasi ±2,28619 APM/g. Hasil untuk menjaga tingkat kehigienisan suatu
penelitian secara statisik dengan metode produk, karena tangan merupakan sumber
Correlation menunjukan terdapat hubungan pencemar pada produk perikanan. Tangan dapat
antara perilaku keamanan pangan dengan membawa kotoran, benda fisik, senyawa kimia
kualitas ikan asap memiliki hubungan yang atau mikroba (Liviawaty Evi dan Eddy Afrianto,
positif dan signifikan dengan nila p 0,01< α 2010).
0,05 dan nilai Correlation (0,507**).
Kualitas Ikan Cakalang Asap
Perilaku Keamanan Pangan
Pembuatan produk ikan asap pada
Keamanan pangan merupakan kondisi dan prinsipnya menekan pertumbuhan bakteri
upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan pembusuk sehingga memperpanjang masa
dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan simpan, (Hadinoto Sugeng, Kolanus Joice dan
benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, Manduapessy Komers, 2016). Penelitian secara
dan membahayakan kesehatan manusia (UU mikrobiologi menggunakan metode SNI
Pangan No 18 Tahun 2012). Hasil penelitian 01-2332.1-2006 di laboratorium menunjukan
menunjukan perilaku keamanan pangan bahwa, sebanyak 25 sampel dinyatakan negatif
pedagang ikan cakalang asap dengan skor atau tidak mengandung bakteri Escherichia Coli.
minimum 0 dan skor maksimum 12,50. Nilai Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
rata-rata skor perilaku keamanan pangan adalah Hadinoto Sugeng, Kolanus Joice dan
2,7083 dengan standar deviasi ±3,55200 (tabel7). Manduapessy Komers, tahun 2016 menunjukan
Rendahnya skor perilaku keamanan pangan ikan cakalang asap memenuhi standar mutu
karena seluruh pedagang tidak menggunakan pada pengujian bakteri Escherichia Coli dengan
baskom sebagai wadah tempat ikan cakalang hasil < 3 APM/g. Menurut Simko (2005), faktor
asap yang tidak berbahan dasar stainlise dan yang mempengaruhi kualitas produk ikan asap
tidak memiliki penutup sehingga, ikan cakalang diantaranya yaitu yang berhubungan dengan
asap tersebut terpapar secara langsung dengan proses pengasapan, seperti jenis asap yang
lingkungan. Seluruh pedagang ikan cakalang digunakan, komposisi asap, suhu, kelembaban,
asap memiliki talenan yang berbahan dasar kayu. kecepatan dan kepadatan asap. Di Kota Ternate
Permukan talenan tersebut tidak rata atau kebiasaan masyarakat mengkonsumsi ikan
terdapat bekas potongan, sehingga sulit cakalang asap secara langsung tanpa melakukan
Copyright © 2018, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068
Jurnal Riset Kesehatan, 7 (1), 2018, 55 - 56
proses pengolahan, jika ikan asap tercemar menyentuh ikan diharuskan menggunakan
bakteri maka sangat berbahaya terhadap sarung tangan. Tangan dapat membawa kotoran,
kesehatan. Hasil penelitian telah ditemukan 5 benda fisik, senyawa kimia atau mikroba
sampel yang dinyatakan mengandung Escherichia (Liviawaty Evi dan Eddy Afrianto, 2010).
Coli yaitu sampel S3 dengan nilai 9,2 APM/g, Pencemaran bakteri Escherichia Coli terjadi
sampel S7 dengan nilai 3,6 APM/g, sampel S13 diduga juga karena pedagang ikan cakalang asap
dengan nilai 3,6 APM/g, sampel S12 dengan menyentuh ikan tidak menggunakan sarung
nilai 3,6 APM/g dan sampel S26 dengan nilai 3,6 tangan saat penjualan dan pedagang ikan
APM/g. Skor nilai penelitian kandungan cakalang membiarkan pembeli menyentuh ikan
Escherichia Coli minimum 0 APM/g dan skor dengan tangan terbuka. Menurut penelitian
maksimum 9,20 APM/g. Nilai rata-rata Wulandari Brilliantantri 2014 bahwa ada
Escherichia Coli adalah 4,,5333 APM/g dengan hubungan antara mencuci tangan dengan
standar deviasi ±2,28619 APM/g. (tabel 4.7). keberadaan bakteri pada Ikan.
Hubungan antara Perilaku Keamanan Pangan
dengan Kualitas Ikan Cakalang Asap 4. Simpulan dan Saran
Hasil penelitian secara statisik dengan
metode Correlation menunjukan ada hubungan Sebagian besar pedagang belum
yang positif dan signifikan antara perilaku menerapkan perilaku keamanan pangan yang
keamanan pangan dengan kualitas ikan asap baik. Masih terdapat kualitas ikan cakalang asap
dengan nila p 0,01< α 0,05 dan nilai yang tercemar bakteri Escherichia Coli. Terdapat
Correlation (0,507**). Hal itu terjadi diduga hubungan antara perilaku keamanan pangan
karena baskom yang digunakan untuk dengan kualitas ikan asap. Melaksanakan
meletakkan ikan asap tidak berbahan dasar pelatihan pentingnya keamanan pangan dan
stainlise dan tidak memiliki penutup sehingga, penelitian lanjutan tentang keberihan peralatan
ikan cakalang asap tersebut terpapar secara yang digunakan pedagang ikan cakalang asap
langsung dengan lingkungan yang memiliki secara mikrobiologi.
terjadinya kontaminasi silang. Seluruh
pedagang ikan cakalang asap menggunakan 5. Ucapan Terima Kasih
talenan yang berbahan dasar kayu dan Terima kasih disampaikan kepada
permukaannya tidak rata serta berlubang. Poltekkes Kemenkes Ternate yang telah
Kondisi talenan yang digunakan memungkinkan mendanai keberlangsungan jurnal ini. Atau
terjadinya kontaminasi silang karena permukaan ucapan terima kasih terutama ditujukan kepada
yang tidak rata dan sulit dibersihkan menjadi seluruh pihak yang berperan dalam artikel ini.
tempat tumbuhnya bakteri.
Komponen keamanan pangan yang juga 6. Daftar Pustaka
diduga menyebabkan terjadi kontaminasi ikan
cakalang asap adalah pedagang ikan cakalang Brilliantantri Wulandari, Hubungan Antara
asap di Kota Ternate menggunakan pisau atau Praktik Higiene Dengan Keberadaan
parang sebagai alat pemotongan ikan cakalang Bakteri Pada Ikan Asap Di Sentra
asap yang bukan berbahan dasar stainlise Pengasapan Ikan Bandarharjo Kota
sehingga mudah karatan. Keadaan pisau atau Semarang Tahun 2013. Jurusan Ilmu
parang yang kurang bersih serta cara Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu
pembersihan hanya menggunakan selembar kain
Keolahragaan, Universitas Negeri
yang tidak dijamin kebersihannya. Kain tersebut
Semarang, Indonesia. http://journal.
selain digunakan untuk bersikan pisau atau
parang juga dingunakan untuk membersikan unnes.ac.id/sju/index.php/ujph akses
meja penjualan. Untuk menigkatkan mutu ikan tanggal 4 Desember 2017
cakarang asap maka perlu memperhatikan Departemen Kesehatan RI. 2006. Keputusan
prinsip penyajian yaitu tempat penyajian Menteri Kesehatan RI No. 942 Tahun
makanan harus bersih dan tertutup dan cara 2003 Tentang Persyaratan Higiene
pengambilan makanan harus menggunakan
Sanitasi Makanan Jajanan. Jakarta.
peralatan yang bersih dan kering
Estiasih dan Ahmadi, 2009.Teknologi
(Kemenkes, 2006).
Kita ketahui bahwa ikan merupakan media Pengolahan Pangan. PT.Bumi Aksara.
yang baik untuk pertumbuhan bakteri maka Jakarta.
diperlukan penanganan khusus sehinggi
Copyright © 2018, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068
Jurnal Riset Kesehatan, 7 (1), 2018, 56 - 56