Anda di halaman 1dari 1

3.

Diabetes adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia)
yang diakibatkan oleh gangguan sekresi insulin, dan resistensi insulin atau keduanya. Diabetes Melitus
tipe II, pankreas, terjadi kondisi dimana pankreas masih dapat membuat insulin, tetapi kualitas insulin
yang dihasilkan tidak dalam kondisi optimal, sehingga tidak berfungsi dengan baik sebagai kunci untuk
memasukkan glukosa ke dalam sel. Akibatnya, peningkatan pada glukosa darah. Kemungkinan lain
terjadinya Diabetes Melitus tipe 2 adalah sel jaringan tubuh dan otot penderita tidak responsif, atau
sudah resisten terhadap insulin (insulin resistance), akibatnya kadar glukosa tidak dapat masuk ke dalam
sel dan menyebabkan timbunan glukosa dalam peredaran darah. Keadaan ini umumnya terjadi pada
pasien yang gemuk atau mengalami obesitas (Putri dan Isfandiari 2013).

Penangannya yang pertama adalah sering melakukan pengecekan dalam upaya deteksi yang
kemungkinan terjadi komplikasi, sekaligus sebagai bentuk upaya klinis yang baik. Diabetes Melitus
memerlukan penanganan secara multidisiplin yang mencakup terapi non-obat dan terapi obat. Penyakit
Diabetes Melitus memerlukan perawatan medis sedemikian rupa dan penyuluhan untuk self
management yang berkesinambungan agar komplikasi akut maupun kronis dapat dicegah (Putri dan
Isfandiari 2013).

Putri NHK, Isfandiari MA. 2013. Hubungan empat pilar pengendalian DM tipe 2 dengan rerata kadar gula
darah. Jurnal Berkala Epidemiologi. 1(2):234-243.

5. Spektroskopi Raman untuk mengukur cahaya yang dihamburkan akibat dari pengaruh osilasi dan
rotasi oleh glukosa, spektroskopi foto akustik merupakan teknik pengukuran tekanan gelombang akustik
yang dibuat dari pemanasan pada luasan sampel tertentu. Perubahan hamburan dan polarisasi
merupakan teknik untuk mengukur perubahan sifat hamburan dan polarisasi yang disebabkan oleh
glukosa. Interferometri pulsa femto sekon merupakan metode untuk menentukan konsentrasi glukosa
dengan mengukur kelompok indeks bias dari larutan glukosa menggunakan keterlambatan waktu dalam
orde femto sekon pada metode time of flight dengan interferometri pulsa femto sekon (Hori et al.
2005). Tomografi koheren optik merupakan teknik yang berdasarkan pada pengukuran dan analisis pola
interferensi antara cahaya back scattered secara koheren dari lapisan spesifik jaringan dan sinar
referensi dan beberapa jenis yang berbeda dari fenomena fluoresensi (Kinnunen et al. 2008)

Hori YT, Yasui, Araki T. 2005. Multiple- scattering-free optical glucose monitoring based on
femtosecondpulse interferometry. Opt. Rev. 12(3):202 – 206.

Kinnunen MR, Myllylä, Vainio S. 2008. Detecting glucose-induced changes in in vitro and in vivo
experiments with optical coherence tomography. Journal of Biomedical Optic. 13(2):1-7.

Anda mungkin juga menyukai