(KSN)
Tingkat Kabupaten
Kimia
Materi
Notasi Atom
Bentuk (rupa) yang lain dari beberapa atom yang memiliki suatu kesamaan pada jumlah partikel
dasar penyusunnya, meliputi isotop, isobar, isoton, dan isoelektron.
1. Isotop
Isotop (isotope), berasal dari kata dalam bahasa Yunani: isos (artinya: sama) dan topos (tempat) pada
dasarnya menyatakan atom-atom yang memiliki tempat yang sama di dalam tabel periodik.
Pengertian isotop adalah atom-atom dari unsur sama yang mempunyai jumlah proton yang sama,
namun berbeda jumlah neutron atau memiliki nomor atom sama namun berbeda nomor massanya.
Contoh isotop adalah hidrogen ( 11𝐻 ) dengan deuterium ( 21𝐻 )
2. Isobar
Berasal dari kata Yunani isos (sama) dan baros (berat), Isobar adalah atom yang mempunyai
nomor massa (A) sama, tetapi nomor atom (Z) atau jumlah proton berbeda.
Contoh Isobar 24 24
11𝑁𝑎 dan 12𝑁𝑎 .
1 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
3. Isoton
Isoton, suatu istilah yang diusulkan oleh Guggenheimer (ilmuwan Jerman) diturunkan dari isotope,
dimana p diganti n sebagai lambang neutron. Isoton adalah atom-atom dari unsur berbeda yang
mempunyai jumlah neutron yang sama.
Contoh Isoton 136𝐶 dan 147𝑁 .
4. Isoelektron
Sesuai namanya Isoelektron adalah atom-atom atau ion dari unsur yang berbeda yang mempunyai
jumlah total elektron sama.
Contoh Isoelektron 20 19 –
10𝑁𝑒 dan 9𝐹
Bilangan Kuantum
Jumlah Orbital / Jumlah Max
Sub Kulit Harga l Harga m
Kotak Elektron
s 0 0 1 2
p 1 -1 s/d +1 3 6
d 2 -2 s/d +2 5 10
f 3 -3 s/d +3 7 14
Ingat ! Jika arahnya ke atas ( ⬆ ) maka harga s = +½ dan jika arahnya ke bawah ( ⬇ ) maka harga s
= -½
n = 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya
l = 0 sampai dengan (n-1)
m = -l sampai dengan +l
s = boleh -½ atau +½
Konfigurasi Elektron
s 1x , sp 2x , sdp 2x , sfdp 2x
s mulai 1, p mulai 2, d mulai 3, f mulai 4.
Sehingga jika diurut membentuk :
1s2 [2He] 2s2 2p6 [10Ne] 3s2 3p6 [18Ar] 4s2 3d10 4p6 [36Kr] 5s2 4d10 5p6 [54Xe] 6s2 4f14 5d10 6p6 [86Rn] 7s2
5f14 6d10 7p6
INGAT! Sub kulit d tak mungkin berisi 4 atau 9 dalam keadaan netral dan stabil.
Tidak mungkin s2 d4 yang mungkin s1 d5 → Aturan Setengah Penuh
Tidak mungkin s2 d9 yang mungkin s1 d10 → Aturan Penuh
2 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Ditentukan Contoh Contoh
Berakhir oleh jumlah Tradisional Modern
Tradisional
di sub elektron dari Keterangan
Kelompok
kulit sub kulit
terakhir
p sp A Untuk Modern = IIIA 13
jumlah elektron dari IVA 14
sub kulit s terakhir VA 15
dan p terakhir VIA 16
ditambah 10 tanpa VIIA 17
huruf A VIIIA 18
d sd B Hati – hati : IIIB 3
s2 d7 golongan VIII B IVB 4
s2 d8 golongan VIII B VB 5
s1 d10 golongan I B VIB 6
s2 d10 golongan II B VIIB 7
Untuk Modern = VIIIB 8
jumlah elektron dari VIIIB 9
sub kulit s terakhir VIIIB 10
dan d terakhir tanpa IB 11
huruf B IIB 12
f - B Tradisional golongan IIIB 3
IIIB
Modern golongan 3
Bilangan Oksidasi
3 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
2. Energi ionisasi
Jika dalam suatu atom terdapat satu elektron di luar subkulit yang mantab, elektron ini cenderung
mudah lepas supaya mempunyai konfigurasi seperti gas mulia. Namun, untuk melepaskan elektron
dari suatu atom diperlukan energi. Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari suatu
atom di namakan energi ionisasi.
3. Keelektronegatifan
Kelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom lain. Faktor
yang mempengaruhi keelektronegatifan adalah gaya tarik dari inti terhadap elektron dan jari-jari
atom.
4. Sifat Logam
Sifat-sifat unsur logam yang spesifik, antara lain : mengkilap, menghantarkan panas dan listrik, dapat
ditempa menjadi lempengan tipis, serta dapat ditentangkan menjadi kawat / kabel panjang. Sifat-
sifat logam tersebut diatas yang membedakan dengan unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat logam,
dalam sistem periodik makin kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan makin berkurang.
5. Kereaktifan
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada system periodik, makin ke bawah makin
reaktif, karena makin mudah melepaskan elektron. Unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik,
makin ke bawah makin kurang reakatif, karena makin sukar menangkap electron.
Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau menarik elektron. Jadi,
unsur logam yang paling reatif adalah golongan VIIA (halogen). Dari kiri ke kanan dalam satu periode,
mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA. Golongan VIIIA tidak
rekatif.
4 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
6. Afinitas Elektron
Afinitas elektron ialah energi yang dibebaskan atau yang diserap apabila suatu atom menerima
elektron.
Jika ion negatif yeng terbentuk bersifat stabil, maka proses penyerapan elektron itu disertai
pelepasan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda negative. Akan tetapi jika ion
negative yang terbentuk tidak stabil, maka proses penyerapan elektron akan membutuhkan energi
dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang mempunyai afinitas
elektron bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap elektron daripada
unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negative nilai afinitas elektron berarti makin
besar kecenderungan menyerap elektron.
Ikatan Kimia
Pembentukan Ikatan/ Kestabilan Atom
Elektron valensi 1, 2, 3 dilepas semua elektron valensinya, kecuali 1H → menerima 1 elektron dan
2He →stabil
Elektron valensi 4, 5, 6, dan 7 menerima elektron agar 8.
Molekul diatomik terdapat pada: F2, Cl2, Br, I2, H2, O2, N2
5 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Jika tidak diberikan nomor atomnya, maka harus diingat elektron valensi dan jumlah ikatannya,
terutama untuk non logam:
Atom Elektron Jumlah
Valensi Ikatan
C 4 4
H 1 1
O 6 2
N 5 3
S 6 2
P 5 3
F 7 1
Cl 7 1
Br 7 1
I 7 1
At 7 1
B 3 3
Be 2 2
Ikatan Ion adalah ikatan yang terjadi antara atom yang cenderung melepas elektron dan atom yang
cenderung menerima elektron. (Terjadi serah terima elektron).
Ikatan kovalen antar atom yang cenderung menerima elektron. (Terjadi pemakaian bersama
pasangan elektron)
Trial Eror
Struktur lewis bisa sobat hasilkan dari percobaan dengan trial error. Sobat bisa mulai dengan
menulis simbol atom pusat dan atom yang mengelilingnya. Kemudian sobat mencoba-coba
mencocokan jumlah elektron valensi untuk membentuk ikatan kovalen dengan memenuhi aturan
oktet dan aturan duplet. Ingat aturan duplet hanya untuk atom hidrogen.
Contoh
Mari kita bersam mencoba trial error untuk menggambar struktur lewis dari karbon dioksida CO 2.
Kita mulai dengan menentukan elektron valensi dari masing-masing atom.
6 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Atom C elektron valensi 4 –> [He] 2s2 2p2
Atom O elektron valensi 6 –> [He] 2s2 2p4
Jadi misal kita trial dengan ikatan kovalen rangkap satu dimana 1 elektron valensi dari masing-
masing atom O berikatan dengan elektron valensi dari atom C. Ternyata hasilnya belum memenuhi
kaidah oktet.
Kemudian ketemu bentuk struktur lewis yang tepat dan memenuhi kaidah oktet ketika sepasang
elektron valensi dari masing-masing atom O berikatan dengan 2 pasang elektron dari atom C
sehingga total elektron yang digunakan oleh atom C dan 2 atom O sama -sama berjumlah delapan.
7 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Total = 12 elektron valensi
total ada 12 buah elektron valensi.
Langkah 2 : Total elektron valensi menurut aturan oktet atau duplet
2 atom H = 2 x 2 elektron valensi = 4 elektron valensi
1 atom C = 1 x 8 elekron valensi = 8 elektron valensi
1 atom O =1 x 8 elektron valensi = 8 elektron valensi
Total = 20 elektron valensi
total ada 20 elektron valensi jika aturan oktet dan duplet dipenuhi
Langkah 3 : Menentukan jumlah elektron yang nantinya akan digunakan untuk berikatan
Jumlah elektron berikatan = 20 – 12 = 8 buah elektron valensi
Langkah 4 : Menentukan jumlah ikatan
Jumlah ikatan = 8/2 = 4 buah ikatan. Jadi dalam struktur lewis yang akan dibuat nantinya akan ada 4
buah ikatan.
Langkah 5 : Menggambar susunan atom, ingat karena diantara atom penyusunnya (kecuali H) yang
paling panjag jari-jarinya adalah atom C karena berada di golongan VI A periode 2 maka atom C akan
digunakan sebagai atom pusat. Karena atom O biasanya membentuk ikatan ganda maka ia akan
berikatan dengan 2 elektron valensi dari atom C sedangkan karena atom H membentuk 1 ikatan
maka masing-masing atom H satu elektron valensi nya kan berikatan dengan 1 elektron valensi dari
atom C. Jadi terpenuhilah aturan Oktet untuk atom C dan O, serta terpenuhi aturan duplet untuk
dua atom H. Berikut ilustrasinya.
Langkah 6 : Setelah kita plotting elektron sisanya maka akan terbentuk struktur lewis seperti gambar
di atas. Atom C memenuhi aturan oktet dengan 4 elektron valensi miliknya dan 4 elektron yang
digunakan bersama, atom O memenuhi aturan oktet dengan 6 elektron valensi miliknya dan 2
elektron valensi yang digunakan bersama, dan atom H memenuhi aturan duplet dengan 1 buah
elektron valensi miliknya dan 1 buah elektron yang digunakan bersama.
Sekian sobat materi kita tentang struktur lewis, lain kesempatan akan kita sambung dengan materi
terkait struktur lewis untuk senyawa bermuatan (ion) negatif maupun positifi. Selamat belajar.
8 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Judul tulisan ini adalah cara mudah menggambarkan struktur Lewis suatu molekul, meskipun cara
termudahnya hanyalah dengan banyak berlatih dengan mengikuti urutan yang disarankan seperti
yang ada pada tulisan ini. Dengan langkah-langkah seperti yang tertulis tentu akan menjadi lebih
mudah menggambarkan struktur Lewis suatu molekul.
Struktur Lewis dari suatu molekul adalah cara menggambarkan bagaimana atom-atom berikatan
membentuk molekul dengan menggunakan penanda seperti noktah atau tanda x untuk mewakili
elektron yang terlibat dalam pembentukan molekul. Elektron yang terlibat ini biasanya hanya
elektron valensi (elektron yang berada di kulit terluar).
Untuk penjelasan lebih mudah dipahami dan update terbaru tentang Struktur Lewis, Hibridisasi,
Bentuk Molekul, dan lain-lain silakan klik pranala ini.
Prinsip dalam menggambarkan struktur Lewis suatu molekul adalah mengupayakan agar elektron di
sekitar atom dalam setiap molekul berjumlah delapan atau mengikuti aturan oktet. Dengan memiliki
elektron sebanyak 8 setiap atom diharapkan menjadi stabil dengan membentuk ikatan.
Untuk itu sebelum dapat menggambar struktur Lewis suatu molekul harus memahami bagaimana
menentukan konfigurasi elektron setiap atom. Biasanya dalam soal-soal disertai dengan data nomor
atom setiap unsur yang akan digunakan, tujuannya tidak lain agar dapat menuliskan konfigurasi
elektronnya sehingga elektron valensinya juga dapat diketahui.
Cara Menggambar Struktur Lewis Untuk Molekul Yang Tidak Mengandung Atom Bermuatan
1. Hitung jumlah semua elektron valensi untuk setiap atom dalam molekul (selanjutnya dalam
tulisan ini disebut total elektron valensi).
2. Hitung jumlah elektron valensi setiap atom dalam molekul jika atom-atom itu sesuai aturan
oktet (selanjutnya dalam tulisan ini disebut total elektron oktet). Aturan oktet menyatakan
bahwa semua atom harus memiliki delapan elektron valensi (kecuali untuk hidrogen, yang
cukup dua saja, dan boron dengan enam elektron).
3. Hitung selisih jumlah elektron yang sesuai aturan oktet dengan jumlah elektron valensi
nyatanya (hasil pada langkah #2 dikurangi hasil pada langkah #1). Selisih ini akan sama
dengan jumlah elektron yang digunakan berikatan dalam molekul. (selanjutnya dalam tulisan
ini disebut total elektron berikatan)
4. Bagilah jumlah elektron berikatan dengan angka dua: Ingat, karena setiap ikatan memiliki
dua elektron, jumlah elektron yang digunakan bersama dua atom yang berikatan. Hasil bagi
ini merupakan jumlah ikatan yang akan digunakan dalam molekul. (selanjutnya dalam tulisan
ini disebut jumlah ikatan)
5. Gambarkan susunan atom untuk molekul dengan jumlah ikatan yang diperoleh pada langkah
#4 di atas: Beberapa aturan berguna untuk diingat adalah ini:
▪
▪ Hidrogen dan halogen: berikatan sekali.
▪ Golongan oksigen: berikatan dua kali.
9 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
▪ Golongan nitrogen: berikatan tiga kali. Begitu pula boron.
▪ Golongan karbon: berikatan empat kali.
Sebaiknya ikatan-ikatan yang dipasang antaratom adalah ikatan tunggal terlebih dahulu, dan
kemudian menambahkan beberapa ikatan (jika diperlukan) sampai aturan diatas diikuti.
Catatan: Unsur yang lebih elektroprositif atau kurang elektronegatif (dalam tabel periodik unsur
letaknya di sebelah kiri (kecuali H) atau sebelah bawah atau jari-jari atomnya lebih besar) lebih
mungkin sebagai atom pusat. Perkecualian pada Cl2O, O yang berperan sebagai atom pusat. H tidak
akan pernah sebagai atom pusat. Atom pusat ketika membentuk ikatan harus mengikuti aturan
oktet, kecuali Be hanya 4 elektron ikatan dan B hanya 6 elektron ikatan.
6. Tentukan jumlah pasangan elektron bebas (tak berikatan). Caranya hitung jumlah elektron
valensi – jumlah elektron yang digunakan untuk berikatan
atau dengan cara kurangi hasil hitung langkah #1 dengan hasil hitung pada langkah # 3.
Tata semuanya di sekitar atom sampai semua memenuhi aturan oktet: Ingat, SEMUA unsur agar di
sekitarnya ada delapan elektron, secara total (KECUALI hidrogen). Hidrogen cukup dua elektron. Oh
ya untuk unsur yang terletak pada periode 3 (misalnya S belerang) sering jumlah elektron
disekitarnya lebih dari delapan, dengan pertimbangan muatan formalnya nol akan lebih disukai.
7. Menguji keberadaan muatan formal, (muatan formal ini adalah muatan semu, hasil
perbandingan antara elektron valensi setiap atom dengan jumlah elektron yang dimiliki
ketika membentuk ikatan dengan atom yang lain).
Muatan formal tiap atom = elektron valensi atom – jumlah ikatan dengan atom lain – jumlah
elektron bebas (tidak digunakan berikatan) yg dimiliki.
Contoh penerapan untuk molekul CH2O
1. Total elektron valensi adalah 12.
2 elektron valensi H (2 atom H × 1 elektron/atom = 2 elektron)
4 elektron valensi C (1 atom C × 4 elektron/atom) = 4 elektron)
6 elektron valensi O (1 atom O × 6 elektron/atom) = 6 elektron)
Jumlah elektron valensi pada CH2O = 2+4+6 = 12 elektron
2. Total elektron oktet semua atom dalam CH2O = 20, diperoleh dari:
(2 atom H × 2 elektron) + 1atom C × 8 elektron) + (1 atom O × 8 elektron) = 4 + 8 + 8 = 20 elektron.
10 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
3. Total elektron berikatan sama dengan total elektron oktet dikurangi total elektron valensi,
atau 20 – 12 = 8.
4. Jumlah ikatan = total elektron berikatan dibagi dua, karena ada dua elektron per ikatan.
Akibatnya, di CH2O, jumlah ikatannya = 4. (Karena 8/2 adalah 4).
5. Penggambaran struktur Lewis, tuliskan atom C di tengah dan atom lainnya (2 atom H dan 1
atom O) berada di sekeliling atom C. Cantumkan elektron berikatan (masing-masing 2
elektron setiap ikatan) di antara atom pusat (C) dengan atom yang ada disekitarnya, antara
atom C dan O yang paling mungkin memiliki ikatan rangkap 2 (double bond). Lakukan hingga
semua (dalam hal ini 8 elektron berikatan terpakai).
6. Jumlah pasangan elektron bebas = total elektron valensi (dari # 1) dikurangi total elektron
berikatan (dari # 3), yang dalam contoh ini sama dengan 12 – 8, atau 4. Melihat
struktur CH2O, dapat dilihat bahwa karbon sudah memiliki delapan elektron di sekitarnya.
Oksigen, hanya memiliki empat elektron di sekitarnya (lihat gambar pada nomor 5 di atas).
Untuk melengkapi gambar, masing-masing oksigen harus memiliki dua set pasangan
elektron bebas, Tambahkan pasangan elektron bebas pada atom O sehingga aturan oktet
terpenuhi.seperti dalam struktur Lewis berikut:
11 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Jadi benar bahwa molekul CH2O ini tidak bermuatan alias netral.
Contoh penerapan untuk molekul H 2CO3
1. Total elektron valensi adalah 24.
2 elektron valensi H (2 atom H × 1 elektron/atom = 2 elektron)
4 elektron valensi C (1 atom C × 4 elektron/atom) = 4 elektron)
18 elektron valensi O (3 atom O × 6 elektron/atom) = 18 elektron)
Total elektron valensi pada H2CO3 = 24 elektron
2. Total elektron oktet semua atom dalam H2CO3 = 36, diperoleh dari:
(2 atom H × 2 elektron) + 1atom C × 8 elektron) + (3 atom O × 8 elektron) = 4 + 8 + 24 = 36 elektron.
3. Total elektron berikatan sama dengan total elektron oktet dikurangi total elektron valensi,
atau 36 – 24 = 12.
4. Jumlah ikatan = total elektron berikatan dibagi dua, karena ada dua elektron per ikatan.
Akibatnya, di H2CO3, jumlah ikatannya = 6. (Karena 12/2 adalah 6).
5. Penggambaran struktur Lewis, tuliskan atom C di tengah dan atom lainnya (2 atom H dan 3
atom O) berada di sekeliling atom C. Cantumkan elektron berikatan (masing-masing 2
elektron setiap ikatan) di antara atom pusat (C) dengan atom yang ada disekitarnya,
perhatikan antara atom C dan O ada yang memungkinkan memiliki ikatan rangkap 2 (ikatan
dobel). Lakukan hingga semua elektron berikatan terpakai (dalam hal ini 12 elektron
berikatan terpakai atau dengan sistem garis, 6 garis).
6. Jumlah pasangan elektron bebas = total elektron valensi (dari # 1) dikurangi total elektron
berikatan (dari # 3), yang dalam contoh ini sama dengan 24 – 12, atau 12. Melihat struktur
H2CO3, dapat dilihat bahwa karbon sudah memiliki delapan elektron (empat ikatan) di
sekitarnya. Setiap oksigen akan mendapat bagian masing-masing 2 pasang elektron bebas
untuk memenuhi aturan oktet, untuk atom H sudah memenuhi aturan
duplet. H2CO3 mempunyai struktur Lewis:
12 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
dengan jumlah elektron yang digunakan berikatan dalam molekul (selanjutnya dalam tulisan
ini disebut total elektron berikatan).
4. Bagilah jumlah elektron berikatan dengan angka dua: Ingat, karena setiap ikatan memiliki
dua elektron, jumlah elektron yang digunakan bersama dua atom yang berikatan. Hasil bagi
ini merupakan jumlah ikatan yang akan digunakan dalam molekul (selanjutnya dalam tulisan
ini disebut jumlah ikatan).
5. Gambarkan susunan atom untuk molekul dengan jumlah ikatan yang diperoleh pada langkah
#4 di atas: Beberapa aturan berguna untuk diingat adalah ini:
▪
▪ Hidrogen dan halogen: dapat berikatan sekali.
▪ Golongan Oksigen dapat berikatan satu, dua, atau tiga kali.
▪ Golongan Nitrogen dapat berikatan dua, tiga, atau empat kali
▪ Golongan Boron biasanya dapat berikatan empat kali.
▪ Golongan Karbon dapat berikatan empat kali.
Sebaiknya ikatan-ikatan yang dipasang antaratom adalah ikatan tunggal terlebih dahulu, dan
kemudian menambahkan beberapa ikatan (jika diperlukan) sampai aturan diatas
diikuti. Catatan unsur yang lebih elektroprositif atau kurang elektronegatif (dalam tabel periodik
unsur letaknya di sebelah kiri (kecuali H) atau sebelah bawah atau jari-jari atomnya lebih besar) lebih
mungkin sebagai atom pusat.
6. Tentukan jumlah pasangan elektron bebas (tak berikatan). Caranya hitung jumlah elektron
valensi – jumlah elektron yang digunakan untuk berikatan
atau dengan cara kurangi hasil hitung langkah #1 dengan hasil hitung pada langkah # 3.
Tata semuanya di sekitar atom sampai semua memenuhi aturan oktet: Ingat, SEMUA unsur agar di
sekitarnya ada delapan elektron, secara total (KECUALI hidrogen). Hidrogen cukup dua
elektron. Catatan unsur yang dalam tabel periodik unsur letaknya di sebelah kiri (kecuali H) lebih
mungkin sebagai atom pusat.
7. Untuk menentukan apakah atom memiliki muatan, bandingkan jumlah elektron setiap
atom dengan jumlah elektron valensi normalnya. Langkah ini sama dengan kita menguji
keberadaan muatan formal setiap atom dalam molekul, sehingga pada bagian akhir kita
akan tahu molekul itu bermuatan atau tidak, kalau bermuatan kita jadi tahu atom mana
yang menyumbang muatan tersebut.
Untuk tujuan ini (tinjauan tiap atom), setiap ikatan dihitung hanya satu elektron dan setiap
pasangan elektron bebas dihitung dua elektron.
Jika jumlah elektron yang dimiliki atom lebih dari jumlah elektron valensi normal, maka atom
memiliki muatan negatif. Jika jumlahnya kurang dari jumlah elektron valensi normal, maka atom
bermuatan positif. Jika itu sama dengan keadaan normal, maka atom tidak bermuatan.
Contoh penerapan untuk molekul CO32-
1. Total elektron valensi adalah 24.
4 elektron valensi C (1 atom C × 4 elektron/atom) = 4 elektron)
18 elektron valensi O (3 atom O × 6 elektron/atom) = 18 elektron)
2 elektron yang diterima (karena ion bermuatan 2-)
Jumlah elektron valensi pada CO32- dianggap = 24 elektron
2. Total elektron oktet semua atom dalam CO32- = 32, diperoleh dari:
(1 atom C × 8 elektron) + (3 atom O × 8 elektron) = 8 + 24 = 32 elektron.
3. Total elektron berikatan = total elektron oktet dikurangi total elektron valensi, atau 32 – 24
= 8.
4. Jumlah ikatan = total elektron berikatan dibagi dua, karena ada dua elektron per ikatan.
Akibatnya, di CO32-, jumlah ikatannya = 4. (Karena 8/2 adalah 4).
5. Penggambaran struktur Lewis, tuliskan atom C di tengah dan 3 atom O berada di sekeliling
atom C. Cantumkan elektron berikatan (masing-masing 2 elektron setiap ikatan atau
langsung dengan menuliskan garis ikatan (perikatan 2 elektron)) di antara atom pusat (C)
13 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
dengan atom O yang ada disekitarnya, perhatikan antara atom C dan O ada yang
memungkinkan memiliki ikatan rangkap 2 (ikatan dobel). Lakukan hingga semua elektron
berikatan terpakai (dalam hal ini 8 elektron berikatan terpakai atau dengan sistem garis, 4
garis).
6. Jumlah pasangan elektron bebas = total elektron valensi (dari # 1) dikurangi total elektron
berikatan (dari # 3), yang dalam contoh ini sama dengan 24 – 8, atau 16. Melihat struktur
CO32-, dapat dilihat bahwa karbon sudah memiliki delapan elektron (4 ikatan) di sekitarnya.
Pada O yang berikatan rangkap dengan C hanya perlu 2 pasangan elektron bebas hingga
memenuhi aturan oktet, dua O lainnya masing-masing perlu 3 pasang elektron bebas untuk
memenuhi aturan oktet karena antara O dan C hanya berikatan tunggal (yang sama dengan
punya dua elektron)
7. Menentukan atom manakah yang kemungkinan bermuatan adalah dengan membandingkan
elektron yang dimiliki dengan elektron valensi normalnya. Dalam hal ini O yang ada di kiri
dan kanan atom C elektronnya berlebih satu dari jumlah elektron valensi yang seharusnya.
Seharusnya hanya punya 6 tetapi pada bagian tersebut O punya 7 elektron (6 + 1 elektron
diambil dari elektron ikatan antara dirinya dengan atom C).
Muatan formal adalah suatu alat imajinatif (artifisial/buatan) yang ada dalam benak para ahli
kimia yang kemudian digunakan untuk mempelajari sifat-sifat senyawa. Aslinya dalam molekul
itu tidak ada yang disebut muatan formal ;) . Muatan formal ini digunakan untuk membantu
melacak bagaimana konfigurasi elektron dalam ikatan. Muatan formal adalah muatan suatu
atom dalam molekul atau ion poliatomik jika semua elektron yang digunakan berikatan
itu dibagi rata di antara atom-atom yang berikatan itu. Muatan formal ini digunakan untuk
memprediksi manakah struktur molekul yang dianggap "terbaik", yang lebih stabil di antara
kemungkinan yang ada. Muatan formal dari atom-atom yang berikatan sama dengan nol atau
yang paling mendekati nol ini akan dianggap paling stabil. Secara normal andai terdapat muatan
negatif biasanya akan dimiliki oleh atom yang elektronegativitasnya lebih tinggi.
Aturan perhitungan muatan formal suatu atom dalam molekul: 1) elektron yang berupa
pasangan elektron bebas suatu atom menjadi milik atom itu sendiri, 2) elektron yang berupa
14 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
pasangan elektron berikatan dibagi 2 sama rata, 3) total muatan formal molekul netral harus
sama dengan nol, total muatan pada ion poliatomik sama dengan muatannya.
Muatan formal = elektron valensi - Σ elektron bebas - ½ Σ elektron berikatan
Sama halnya dengan muatan formal, bilangan oksidasi ini juga suatu alat imajinatif
(artifisial/buatan) yang ada dalam benak para ahli kimia yang kemudian digunakan untuk
mempelajari sifat-sifat senyawa terutama reaksi reduksi oksidasi. Aslinya dalam molekul itu
tidak ada yang disebut biloks ;) .
Biloks ini digunakan untuk membantu melacak bagaimana konfigurasi elektron dalam reaksi
yang rumit di mana elektron mengatur ulang untuk pembentukan ikatan baru.
Bilangan oksidasi atom = Σ EV − Σ ES
Σ EV = jumlah elektron valensi atom
Σ ES = jumlah elektron yang dapat dimiliki atom ketika berikatan dengan atom lain di sekitarnya.
Jumlah elektron valensi suatu atom dapat dilihat pada golongan unsur pada tabel periodik unsur
atau dari konfigurasi elektron bila diketahui nomor atom-nya.
Jumlah elektron yang dapat dimiliki atom ketika berikatan dengan atom lain di sekitarnya
ditentukan dengan aturan atom yang memiliki elektronegativitas tinggi lebih
"berhak" untuk "mengambil" elektron untuk dimilikinya sedangkan bila atom yang berikatan itu
sama maka elektron dibagi 2 sama banyak.
15 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
16 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
17 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Keterangan :
1→ ikatan ion : cirinya, logam berhadapan dengan unsur non logam
2→ ikatan kovalen : cirinya, berhadapan antar unsur non logam dan tandanya beda.
18 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
3→ ikatan kovalen koordinasi : cirinya, berhadapan antar unsur non logam dan tandanya
sama.
4 dan 5 → pasangan elektron bebas : cirinya, posisinya tidak berada diantara dua unsur
KEPOLARAN
Dua atom Atom beda Contoh : HCl, ClF, HI dsb
Polar Lebih dari dua - Atom pengeliling beda Contoh : H2O, NH3 , PCl3 , dsb
atom - Atom pengeliling sama tetapi ada PEB
Dua atom Atom sama Contoh : Cl2, H2, N2, O2
Non Polar Lebih dari dua Atom pengeliling sama tak ada PEB Contoh : CO2, CH4, PCl5
atom
19 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Pasangan Elektron Struktur
Geometri Contoh
Ikatan Bebas Total Pasangan Kelompok Geometri Kepolaran Sudut
Molekul Senyawa
Elektron
Dwilimas AX5 Non Polar 90o , PCIs dan
segitiga / 120O PF5
5 0 Trigonal
bipiramidal
Hibridisasi
Hibridisasi Bentuk Molekul Contoh Terdapat pada
sp Linear BeCl2 Biasanya ikatan/ tunggal/ –
sp2 Trigonal Planar BF3 Biasanya ikatan/ tunggal/ =
sp3 Tetrahedral CH4 Biasanya ikatan/ tunggal/ ≡
sp3d Trigonal Bipyramidal PCl5 Molekul dengan 5 ikatan
sp3d2 Octahedral SF6 Molekul dengan 6 ikatan
Untuk kovalen biasa (biasanya terjadi antar atom non logam), sediakan elektron tak berpasangan
sejumlah pengeliling.
Catatan:
20 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
21 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Tidak lebih dari 5 detik kepolaran molekul dapat ditentukan. Kepolaran umumnya dicirikan dengan
adanya pasangan elektron bebas (PEB = elektron yang tidak digunakan berikatan) pada atom pusat.
Selain itu kepolaran juga ditentukan oleh bentuk molekul dan resultan momen dipol.
Bentuk molekul yang simetris biasanya bersifat nonpolar. Bentuk molekul yang tidak simetri
biasanya bersifat polar. Di tulisan ini hanya meninjau ada tidaknya PEB dan bentuk molekul dan
kesimetrisannya saja. Ingat ini sekadar trik.
Syarat:
• Hafal jumlah elektron valensi unsur nonlogam. seperti pada gambar berikut.
• Bisa membedakan atom pusat dan atom luar.
• Dapat berhitung menjumlah membagi dan mengurangi.
• Mengikuti cara yang diberikan
• Sudah cukup sering berlatih 😀
22 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
1. Tentukan atom pusat dan atom luar (bukan atom pusat) pada molekul. Atom pusat biasa
jumlahnya hanya 1. H dan F tidak pernah sebagai atom pusat.
2. Tentukan jumlah elektron valensi atom pusat dengan membuka jari sebanyak elektron
valensi atom pusat itu.
3. Bila suatu ion bermuatan negatif tambahkan elektron sebanyak muatan ke dalam elektron
valensi atom pusat; bila bermuatan positif kurangkan elektron valensi atom pusat sebanyak
muatan positif.
Ini digunakan bukan untuk menentukan kepolaran, tapi bermanfaat untuk penentuan
hibridisasi, bentuk molekul ion saja. Setiap ion sudah dipastikan bersifat polar jadi tidak
perlu ditentukan dengan cara ini.
4. Tutup jari sebanyak jumlah atom luar.
o Bila atom luar adalah H, F, Cl, Br, I setiap ada 1 atom tersebut jari harus ditutup 1.
o Bila atom luar adalah O setiap ada 1 atom O itu mengharuskan jari ditutup sebanyak
2.
o Bila atom luar adalah N setiap ada 1 atom N itu mengharuskan dari ditutup
sebanyak 3.
23 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
5. Sisa jari yang masih terbuka setelah dikurangi elektron atom luar menunjukan jumlah
elektron bebas yang tidak digunakan. Bagi 2 untuk mendapat jumlah PEB.
6. Bila terdapat PEB berarti molekul tersebut bersifat polar. Biasanya begitu meskipun untuk
kasus tertentu tidak dapat digeneralisir. Demikian pula bila tanpa PEB belum tentu itu
nonpolar, masih harus ditinjau apakah atom-atom luar itu punya nilai keelektronegatifan
sama, bila tidak sama maka kemungkinan besar sifatnya polar.
Kecuali bila untuk molekul (AX2E3) dengan ciri punya 2 atom luar dan 3 PEB atau molekul
(AX4E2) dengan ciri punya 4 atom luar dan 2 PEB, maka keduanya bersifat nonpolar walau
punya PEB.
Bonus: setelah mengetahui trik tadi bisa dilanjutkan memprediksi orbital hibrida (hibridisasi) dan
sekalian bentuk molekul.
Contoh penerapan:
H2O
NH3
CH4
CO2
24 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
1. Atom pusat C, dan 2 atom luar O
2. Elektron valensi C = 4, buka 4 jari
3. Tak ada muatan
4. Ada 2 atom luar O, tutup 4 jari
5. Tidak ada jari terbuka, 0 PEB
6. CO2 → Molekul nonpolar
7. Hibridisasi → sp
8. Rumus bentuk umum molekul → AX2E0
9. Bentuk molekul linier.
CH2O
SO2
SO3
XeF4
25 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
1. Atom pusat Xe, dan 4 atom luar F
2. Elektron valensi Xe = 8, buka 8 jari
3. Tak ada muatan
4. Ada 4 atom luar F, tutup 4 jari
5. Masih ada 4 jari terbuka, 4/2 = 2 PEB
6. XeF4 → Molekul nonpolar (lihat langkah 8)
7. Hibridisasi → spppdd atau sp3d2
8. Rumus bentuk umum molekul → AX4E2
9. Bentuk molekul segiempat datar (oktahedral terpancung pada posisi axial (atas/bawah).
XeO3
CO32–
NO3–
NH4+
26 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
4. Ada 4 atom luar H, tutup 4 jari
5. Tidak ada jari terbuka, 0 PEB
6. NH4+ → anion sudah pasti polar
7. Hibridisasi → sppp = sp3
8. Rumus bentuk umum molekul → AX4E0
9. Bentuk molekul tetrahedral.
S2O32–
27 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Beberapa ketentuan yang dapat dijadikan patokan: Bila atom sekitar memiliki keelektronegatifan
2,80 skala Pauling, maka elektron tunggal itu akan turut serta dalam pembentukan orbital hibrida.
Bila atom sekitar keelektronegatifannya kurang dari 2,80 maka elektron tunggal tersebut tidak
terlibat/tidak berpartisipasi dalam pembentukan orbital hibrida. Unsur-unsur yang memiliki
keelektronegatifan lebih dari 2,80:
Keelektronegatifan
Unsur Skala Pauling
F 3,98
O 3,44
Cl 3,16
N 3,04
Br 2,96
H 2,20
NO2:
Jumlah elektron valensi N + 2.O = (5 + 2.6) = 17;
17/8 = 2, bermakna 2 ikatan, sisa 1 elektron berupa radikal bebas;
→ O punya keelektronegatifan = 3,44. 3,44 > 2,80. maka sisa 1 elektron itu turut terlibat dalam
pembentukan orbital hibrida seolah seperti PEB.
Jumlah orbital = 2 + 1 = 3, bermakna 3 orbital → sp2.
Geometri elektronnya segitiga datar, dan geometri molekulnya juga segitiga datar.
CH3:
Jumlah elektron valensi C + 3.H = (4 + 3.7) = 25;
Catatan elektron valensi dianggap 7 agar mudah dibagi 8.
25/8 = 3, bermakna 3 ikatan, sisa 1;
sisa 1 elektron berupa radikal bebas.
→ H punya keelektronegatifan = 2,20. 2,20 < 2,80. maka sisa 1 elektron itu tidak turut terlibat dalam
pembentukan orbital hibrida dianggap tidak ada.
Jumlah orbital = 3, bermakna 3 orbital → sp2.
Geometri elektronnya segitiga datar, dan geometri molekulnya juga segitiga datar.
CF3:
Jumlah elektron valensi C + 3.F = (4 + 3.7) = 25;
25/8 = 3, bermakna 3 ikatan, sisa 1;
sisa 1 elektron berupa radikal bebas.
→ F punya keelektronegatifan = 3,98. 3,98 > 2,80. maka sisa 1 elektron itu turut terlibat dalam
28 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
pembentukan orbital hibrida sehingga radikal bebas seolah seperti PEB.
Jumlah orbital = 3 + 1 = 4, bermakna 4 orbital → sp3.
Geometri elektronnya tetrahedral, dan geometri molekulnya piramida segitiga.
ClO:
Jumlah elektron valensi Cl + O = (7 + 6) = 13;
13/8 = 1, bermakna 1 ikatan, sisa 5;
5/2 = 2, bermakna 2 PEB dan sisa 1 elektron berupa radikal bebas.
→ O punya keelektronegatifan = 3,44. 3,44 > 2,80. maka sisa 1 elektron itu turut terlibat dalam
pembentukan orbital hibrida seolah seperti PEB.
Jumlah orbital = 1 + 2 + 1 = 4, bermakna 4 orbital → sp3.
Geometri elektronnya tetrahedral, dan geometri molekulnya planar/linier.
ClO2:
Jumlah elektron valensi Cl + 2.O = (7 + 2.6) = 19;
19/8 = 2, bermakna 2 ikatan, sisa 3;
3/2 = 1, bermakna 1 PEB dan sisa 1 elektron berupa radikal bebas.
→ O punya keelektronegatifan = 3,44. 3,44 > 2,80. maka sisa 1 elektron itu turut terlibat dalam
pembentukan orbital hibrida seolah seperti PEB.
Jumlah orbital = 2 + 1 + 1 = 4, bermakna 4 orbital → sp3.
Geometri elektronnya tetrahedral, dan geometri molekulnya bengkok/bentuk V.
ClO3:
Jumlah elektron valensi Cl + 3.O = (7 + 3.6) = 25;
25/8 = 3, bermakna 3 ikatan, sisa 1 elektron berupa;
→ O punya keelektronegatifan = 3,44. 3,44 > 2,80, maka sisa 1 elektron itu turut terlibat dalam
pembentukan orbital hibrida seolah seperti PEB.
Jumlah orbital = 3 + 1 = 4, bermakna 4 orbital → sp3.
Geometri elektronnya tetrahedral, dan geometri molekulnya piramida segitiga.
Referensi: I.A.S Chemistry oleh Bhagi dan Raj, Khrisna’s, New Delhi, 2010
29 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Bilangan Bentuk/Geometri
Hibridisasi
Koordinasi Molekul-Ion
2 sp Linier
Macam-macam hibridisasi dan bentuk molekul jumlah cukup banyak pada tabel itu hanya yang
umum dibahas di jenjang sma.
Simulasi tentang bentuk molekul secara umum dapat disimak pada video berikut:
Cara normal:
Tentukan hibridisasi dan bentuk molekul [CoF6] 3–
Pada [CoF6]3– atom pusat adalah Co (ingat biasa atom pusat berupa unsur logam) dan ligan adalah F
sebanyak 6. F merupakan ligan lemah sehingga tidak dapat memaksa elektron yang tidak
berpasangan pada orbital logam menjadi berpasangan. Penempatan pasangan elektron dari ligan ini
akan menggunakan orbital luar (outter orbital) dengan menyiapkan 6 orbital karena jumlah ligannya
sebanyak 6, 6F. Angka 6 dari jumlah ligan pada ion kompleks ini sering diseut bilangan koordinasi.
30 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Nomor atom Co 27
→ konfigurasi elektron :
→ 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d7
→ konfigurasi elektron tata ulang :
→ 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d7 4s2
Cara cepat:
Hafalkan tabel yang terdiri dari bilangan koordinasi, hibridisasi bentuk ion komplek yang mungkin.
Banyak berlatih. Cara cepat ini tujuan utamanya hanya untuk dapat menjawab soal secara cepat.
31 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
5 ligan → 2 kemungkinan bipiramida segitia atau piramida segiempat
CO → ligan kuat (bila C yang mendonorkan PEB) mampu memaksa elektron yang tak berpasangan di
orbital sisi dalam menjadi berpasangan)
→ orbital d dalam yang terlibat hibridisasi
→ hibridisasinya dsppp → dsp3
→ Bentuk prisma segiempat.
Muatan dan ukuran ion merupakan faktor penting yang menentukan besarnya energi kisi. Energi kisi
berkaitan dengan energi potensial dari dua muatan yang berinteraksi yang diberikan dalam
persamaan matematika; E=kQ1×Q2d
Q1 dan Q2 adalah besar muatan pada partikel dalam satuan coulomb dan d adalah jarak antara jari–
jari dalam satuan meter. Konstanta k memiliki nilai 8,99 x 109 J m C–2. Dari hubungan ini besarnya
energi kisi berbanding lurus dengan hasil kali muatan ion dan berbanding terbalik dengan jari-jari ion
ion.
Senyawa ion yang tersusun dari anion kecil dan kation kecil membebaskan lebih banyak energi
dibandingkan dengan senyawa ion yang berasal dari kation-anion yang besar. Secara umum jika
ukuran suatu ion konstan maka energi kisi dapat tercermin dalam ukuran ion . Kekuatan ikatan ion
juga tergantung pada jumlah muatan pada kation atau anion. Semakin besar jumlah muatan pada
senyawa ion maka energi kisinya akan semakin besar pula.
Mengapa dalam satu periode dari kiri ke kanan (jumlah muatan kationnya bertambah) memberikan
pengaruh besar terhadap energi kisi? Kita tahu bahwa suatu atom dalam tabel periodik unsur dari
kiri ke kanan untuk melepaskan elektron valensi diperlukan energi yang besar. Ketika ia akan
membentuk senyawa maka energi yang dihasilkan pun akan semakin besar. Oleh karena itu kita
akan menjumpai senyawa ion dari golongan IIIA akan lebih sedikit dibanding senyawa ion dari
golongan I-A dan II-A.
Perbandingan dan trend energi kisi kombinasi kation golongan I-A vs anion golongan VII-A (alkali
halida) dalam satuan kJ/mol.
F– Cl– Br– I–
32 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Golongan IVA dan VA menunjukkan kecenderungan kecil melepaskan atau menerima elektron untuk
membentuk ikatan ionik. Unsur dari kedua golongan ini lebih cenderung berbagi elektron untuk
digunakan bersama. Unsur golongan VIA dan VIIA, dengan afinitas elektron tinggi, terdapat
kemungkinan menjadi isoelektrik dengan gas mulia didekatnya. Golongan VIA mendapatkan dua
elektron dan Grup VIIA mendapatkan satu elektron.
Bagaimana variasi soal terkait energi kisi? Berikut beberapa soal tentang energi kisi, rencananya
akan ditambah lagi jika dijumpai soal-soal terkait pada postingan ini.
Soal-1
Energi kisi RbF, CsF, dan RbCl berturut-turut adalah –760 kJ/mol, –730 kJ/mol, dan –650 kJ/mol,
Berapakah energi kisi CsCl ? (No. Atom Rb = 37 ; Cs = 55 )
A. – 620 kJ/mol
B. – 720 kJ/mol
C. – 800 kJ/mol
D. – 900 kJ/mol
E. – 1020 kJ/mol
Pembahasan:
RbF = –760 kJ/mol ; RbCl = –650 kJ/mol
CsF = –730 kJ/mol ; CsCl =....?
Mengamati tren bahwa jari-jari kation Rb < Cs dan untuk anion yang sama ternyata energi kisi
senyawa Cs lebih positif dibanding senyawa Rb, maka untuk senyawa CsCl tentu akan lebih lebih
positif dibanding RbCl. Alternatif jawaban yang tepat adalah A, –620 kJ/mol
Soal-2
Jari-jari (r) dan muatan tiap-tiap enam ion ditunjukkan dalam tabel berikut :
Ion J+ L+ M2+ X– Y– Z2–
MZ: ion M memiliki r lebih besar dari ion J namun jumlah muatan kation M adalah 2, anion Z juga 2
sementara itu meski r untuk lebih kecil namun jumlah muatannya adalah 1 demikian juga jumlah
muatan X juga 1. Kita tahu faktor jumlah muatan ini memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan jari-
jari ion. Maka energi kisi MZ > JX. Jadi MZ > JX > LY (alternatif D)
Soal-3
Pasangan berikut ini, pilih senyawa yang mempunyai energi kisi paling rendah:
I. NaF atau MgO II. CaS atau BaS
33 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Soal-4
Diberikan data titik didih NF3, NH3, and BCl3, bagaimana tren tekanan uap zat tersebut.
NH3 = –33 NF3 = –129 BCl3 = 12,5
Pembahasan:
Ingat bahwa titik didih ini berbanding terbalik dengan tekanan uap. Semakin tinggi titik didih suatu
zat maka tekanan uapnya menjadi sangat rendah.
BCl3 mempunyai massa molar lebih tinggi dan gaya intermolekul yang lebih besar; oleh karena itu
titik didihnya lebih tinggi dan tekanan uapnya menjadi lebih rendah.
NH3 mempunyai massa molar terendah tetapi memiliki ikatan hidrogen dan diharapkan ia memiliki
titik didih yang lebih tinggi dan tekanan uap yang lebih rendah.
NF3 tidak memiliki ikatan hidrogen dan titik didihnya –129 sehingga tekanan uapnya lebih tinggi
dibandingkan yang lain dari ketiganya. Jadi urutan tekanan uap
NF3 > NH3 > BCl3
Soal-5
Manakah senyawa ion berikut yang memiliki titik leleh paling tinggi?
a. Cs2O
b. K2O
c. BeO
d. SrO
e. LiF
f. CsI
Pembahasan:
Energi kisi secara umum berkurang, jika dilihat dari atas ke bawah dalam tabel periodik unsur dan
jika jumlah muatan yang dimilikinya semakin sedikit. Jadi kita bisa hilangkan oksida dari golongan I
karena ia mempunyai muatan +1 sehingga tersisa 2 pilihan SrO dan BeO.
BeO lebih bersifat kovalen sedangkan SrO lebih bersifat ionik dan faktanya titik leleh dari BeO =
2507 oC dan SrO = 2531 oC. Jadi jawaban yang tepat adalah SrO yang memiliki titik leleh (lebur) lebih
tinggi.
Soal-6
Manakah senyawa berikut yang mempunyai energi kisi terbesar LiF, LiI, RbCl, NaCl?
Pembahasan:
34 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Senyawa yang ada ini semua bersifat univalen (valensi 1) jadi hanya ukuran jari-jari ion saja yang
akan menentukan besaran energi kisinya.
r F < r I dan anionnya sama maka energi kisi LiF > LiI
r Rb > r Na dan anionnya sama maka energi kisi NaCl > RbCl
r Li < r Na < r Rb dan r F < r Cl < r I maka urutan ke-empat senyawa itu adalah
LiF > LiI > NaCl > RbCl
Soal-7
Energi kisi CaCl2 secara numerik lebih besar dari KBr.
Apakah alasan yang tepat untuk menjelaskan hal ini?
Pembahasan:
Ingat semakin besar ukuran jari–jari ion maka energi kisinya semakin kecil. r Ca < r K
Ingat pula semakin besar muatan ion pada senyawa maka energi kisinya semakin besar pula. hasil
kali muatan pada CaCl 2 = 2 x 1 sedangkan pada KBr = 1 x 1
Ingat pula bahwa faktor jumlah muatan ion dalam senyawa jauh lebih besar pengaruhnya dibanding
ukuran jari-jari (jarak pusat ionnya) Oleh karena itu energi kisi CaCl2 > energi kisi KBr.
Soal-8
Soal-9
KF MgS RbI, manakah yang memiliki energi kisi terbesar?
Pembahasan:
Ion yang lebih kecil memiliki energi kisi lebih besar RbI < KF. Mg dan S adalah divalen dan gaya tarik–
menariknya lebih tinggi dibanding anion-kation univalen. Jadi MgS energi kisinya lebih besar, selain
karena alasan ukuran ionnya yang relatif lebih kecil dibanding Rb dan K.
Interaksi Antar Partikel (Ikatan Hidrogen, Gaya van der Waals, dan Gaya London)
Interaksi antar partikel adalah gaya tarik antar partikel yang berdekatan. Ada tiga jenis interasi antar
partikel, yaitu ikatan hidrogen, gaya van der waals, dan gaya london. Ketiga jenis interaksi antar
partikel tersebut memiliki ikatan yang lebih lemah daripada ikatan ion dan ikatan kovalen yang
mengikat atom dan ion menjadi satu dalam unsur dan senyawa.
1. Ikatan Hidrogen
Ikatan Hidrogen terjadi ketika atom H dari 1 molekul tertarik ke atom yang sangat elektronegatif.
Atom-atom yang sangat elektronegatif yaitu Nitorgen (N), Oksigen (O), dan Fluor (F). Ikatan hidrogen
terjadi pada setiap senyawa yang mempunyai ikatan N-H, O-H, dan F-H contohnya pada molekul NH3,
H2O, dan HF.
35 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
36 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
2. Gaya van der Waals
Gaya van der Waals adalah gaya tarik antar molekul dalam suatu molekul kovalen yang dapat
disebabkan oleh tiga hal, yaitu dipol-dipol, ion-dipol, dan dipol sesaat (Gaya London).
1. Dipol-Dipol adalah gaya tarik menarik antara molekul polar dengan molekul polar.
Contohnya, interaksi antar molekul HCl.
2. Ion-dipol adalah gaya tarik menarik antara ion dengan molekul polar. Contohnya,
interaksi antara molekul air dengan ion Al 3+ dalam larutan AlCl3. Setiap ion Al3+ akan
dikelilingi oleh 6 molekul air.
3. Dipol Sesaat (Gaya London) adalah gaya tarik menarik antara molekul non polar dengan
molekul non polar yang disebabkan oleh persebaran elektron yang tidak merata.
37 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Elemen Nomor Atom
A 1
B 9
C 12
D 16
E 18
Pertanyaan :
a. Berikan konfigurasi elektron dari elemen A, B, C, D dan E
b. Ikatan kimia apa yang terdapat pada senyawa yang dibentuk dari :
i. A dan B
ii. B dan C
iii. A dan D
c. Senyawa apakah yang anda harapkan akan terbentuk bila A berikatan dengan E.
d. Tentukan elemen apa yang dapat membentuk :
i. Diatomik
ii. Monoatomik pada suhu kamar
2. 2003 OSN-K
Suatu senyawa ionik, yang rumus molekulnya sama dengan rumus empirisnya, yang banyak
digunakan sebagai pupuk kimia memiliki komposisi (berdasar massa) 48,46 % O, 23,45 % P , 21,21 %
N dan 6,87 % H. Diketahui : Ar : H = 1, O = 16, P = 31, N = 14 Pertanyaan :
a. Tentukan rumus molekul senyawa tersebut
b. Gambarkan rumus molekul dalam dot Lewis
c. Berapa nila valensi / tingkat oksidasi N dan P dalam senyawa ionik.
d. Tentukan bentuk ruang ion-ion dari molekul senyawa tersebut.
3. 2003 OSN-K
Secara kimiawi unsur Xenon (Xe) adalah unsur lembam(inert), Unsur ini membentuk sejumlah
senyawa kimia dengan unsur-unsur elektronegatif seperti dengan Florin dan oksigen. Reaksi Xenon
dan fluorin yang jumlahnya beragam dapat menghasilkan XeF2 dan XeF4 . Selanjutnya jika XeF2 dan
XeF4 direaksikan dengan air, yang bergantung pada kondisinya, dapat menghasilkan XeO 3 , XeO4 ,
dan H2XeO6 , serta senyawa campuran seperti XeOF4 . Nomor atom Xe = 54 ; F = 9 dan o = 8.
Pertanyaan :
a. Gambarkan struktur keenam senyawa tersebut berdasarkan teori ikatan valensi
b. Prediksikan / ramalkan struktur dari keenam senyawa tersebut berdasarkan teori VSEPR
4. 2003 OSN-K
Dua senyawa yang salah satu unsurnya dari halogen (fluorin) yaitu SF4 dan BrF5 . Nomor atom : S
= 16 ; Br = 35 dan F = 9.
Pertanyaan :
a. Gambarkan rumus Lewis (dot) bagi masing-masing senyawa tersebut
b. Gambarkan struktur ruangnya
c. Sebutkan hibridisasinya
d. Sebutkan struktur mana yang memenuhi kaidah oktet
e. sebutkan bentuk ruang yang terbangun dari kedua senyawa atas dasar teori VSEPR
f. Tuliskan struktur elektronik orbital ikatan dalam S dalam SF4 dan Br dalam BrF5 .
g. Adakah peristiwa resonansi dari kedua struktur senyawa tersebut.
5. 2004 OSN-K
Soal 1 Struktur Atom, Sistem Periodik, Ikatan Kimia ( 7 point )
Gunakan informasi pada tabel berikut di bawah ini untuk menjawab pertanyaan mengenai unsur
38 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
A, B, C, D, dan E
Unsur A B C D E
Nomor Atom 3 18 8 12 19
Nomor Massa 7 40 16 24 39
Struktur elektronik 2,1 2,8,8 2,6 2,8,2 2,8,8,1
Pertanyaan :
a. Unsur manakah yang mempunyai neutron sebanyak 22 dalam setiap atomnya
b. Apa jenis ikatan antara C dan E, sebagai ikatan ionik atau kovalen
c. Unsur manakah suatu gas mulia
d. Sebutkan 2 unsur yang bila membentuk ion akan isoelektronik dengan neon
e. Sebutkan 2 unsur yang memiliki golongan yang sama dalam sistem periodik
f. Unsur manakah yang potensial ionisasinya paling rendah
g. Unsur manakah yang afinitas elektronnya paling besar
6. 2004 OSN-K
Soal 3 (14 point )
Kromium (no.atom 24) adalah unsur blok d. senyawanya adalah reagen yang berguna dalam
laboratorium:
Pertanyaan :
a.1 Pemakaian notasi s, p dan d untuk level energi elektron , tulislah konfigurasi elektron ion Cr 3+
a.2 Mengapa ion Cr3+ aq) dapat memberikan warna , beri penjelasan dengan singkat dan benar
Cr (VI) ditemukan dalam bentuk Cromat (VI) dan ion dikromat (VI).
b.1. Beri alasan mengapa ion Cr6+(aq) tidak dapat berada bebas dalam larutan tetapi berupa ion
CrO42–(aq)
b.2. Tuliskan persamaan reaksi dalam suasana asam pada ion akua kromat(VI), CrO42 –
c.1. Tuliskan persamaan reaksi dalam suasana asam antara ion Cr 3+(aq) dengan H2O2 sehingga
membentuk ion dikromat (VI)
c.2. Peristiwa reaksi ini adalah reaksi ………………………………………………
karena :………………………………………………………………………………………………..
7. 2005 OSN-K
Berikut ini berturutan adalah delapan energi ionisasi suatu unsur ( kJ/mol ).
703 ; 1610 ; 2460 ; 4350 ; 5400 ; 8500 ; 10.300 ; 12300
Nyatakanlah termasuk golongan berapakah unsur tersebut ?
A. III A
B. IV A
C. V A
D. VI A
E. VII A
8. 2005 OSN-K
Bagaimanakah struktur elektronik yang paling luar atom unsur X, dimana oksidanya membentuk
XO2 dan XO3; serta membentuk H2XO4 sebagai asam kuat dan XF6 sebagai fluoridanya.
A. s2 p2
B. s2 p3
C. s2 p4
D. s2 p5
E. s2 p6
39 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
9. 2005 OSN-K
Titanium mempunyai struktur elektronik sebagai berikut :
1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6 ,3d2, 4s2
senyawa yang tidak mungkin terjadi adalah :
A. K2TiO4
B. K3TiF6
C. TiCl3
D. TiO
E. TiO2
40 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
E. Es mempunyai densitas lebih rendah daripada air pada 0 0C.
41 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
dilarutkan dalam 50 mL tetraklorometan (titik didih 77 0C)
Reaksinya : Sn + 2 I2 → SnI4
Hasilnya adalah kristal kuning yang diperoleh dengan menyaring saat larutan campuran reaksi masih
panas, dan kemudian filtratnya didinginkan. Berikut ini, manakah yang dapat menunjukkan bahwa
reaksi telah sempurna ?
A. titik didih campuran adalah 77 0C.
B. Tidak terdapat Sn tersisa dalam wadah reaksi
C. Kristal mulai dideposisi/mengendap dari pelarut yang mendidih
D. Tidak nampak uap berwarna purple lebih lanjut
E. Tidak ada sisa cairan dalam wadah reaksi
42 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
B. 17 proton, 20 netron, dan 18 elektron.
C. 16 proton, 21 netron, and 17 elektron.
D. 17 proton, 17 netron, and 20 elektron.
E. 17 proton, 17 netron, dan 18 elektron.
Jawab: C
A. H
B. F
C. C
D. N
43 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
E. O
44 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
34. 2010 OSN-K
Fosfor merah merupakan salah satu alotropi fosfor yang dibuat dari pemanasan fosfor putih pada
temperature lebih tinggi dari 240 oC. Berapa jumlah proton, elektron dan netron yang dimiliki oleh
fosfor merah tersebut?
A. 16;16;15
B. 15;15;16
C. 15;15;16
D. 16;16;31
E. 16;16;15
Dalam molekul berikut ini dalam pembentukan ikatannya, nyatakanlah jenis hibridisasi atom atom
yang diberi bertanda panah: (N dan O):
A. N sp3; O sp
B. N sp; O sp3
C. N sp3; O sp2
D. N sp2; O sp
E. N sp3; O sp3
45 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Padatan ionik JX, LY dan MZ mempunyai tipe/jenis kisi yang sama. Manakah urutan energi kisi yang
benar (dari yang nilai terendah ke tinggi).
A. JX < LY <MZ
B. JX > MZ > LY
C. LY < MZ < JX
D. MZ < LY < JX
E. MZ <JX < LY
46 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
A. O2–
B. Mg2+
C. N3–
D. He
E. F–
47 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
50. 2011 OSN-K Tipe 1
Berikut ini, manakah formula dot-elektron Lewis yang paling tepat untuk molekul SO3 adalah:
C1 C2
A. sp2 sp2
B. sp2 sp3
C. sp3 sp2
D. sp3 sp3
E. sp2 sp
48 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
d. Berapa kemungkinan tingkat oksidasi Ti? (2 poin)
e. Nomor atom Titanium 22, tuliskan konfigurasi elektron Titanium(II) (2 poin)
49 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
B. Molekul kovalen kecil
C. Ion positif dan negatif
D. Atom-atom tunggal bergabung oleh ikatan kovalen
E. Molekul kovalen besar
A. sp
B. s p2
C. s p3
D. s p3 d
E. s p 3 d2
50 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Perak (nomor atomnya 47) suatu target yang atraktif untuk sintesis nanokristal, mempunyai dua
isotop alami: perak-107 dan perak-109. Kelimpahan relatif dari dua isotop ini adalah 51,84% atom
untuk perak-107 dan 48,16% atom untuk perak-109. Jumlah proton, neutron dan elektron untuk
kation 109Ag2+ yaitu:
Proton neutron elektron
A. 47 62 45
B. 47 61 46
C. 47 60 45
D. 47 62 47
E. 47 61 45
Jawab: D
51 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
68. 2012 OSN-K Tipe 1
Berikut ini, manakah yang tepat mengenai deskripsi dot-elektron untuk sulfur dioksida, SO2?
Jawab: B
52 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
D. 9 netron dan 8 elektron
E. 6 proton dan 10 elektron
53 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
D. CH3CH2COOH < CH3CH2CH2OH < CH3C(O)CH3 < CH3CH2CH3 < KCl
E. CH3CH2CH3 < CH3C(O)CH3 < CH3CH2CH2OH < CH3CH2COOH < KCl
54 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
55 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
D. Sr – O > Ca – O > Mg – O > O – H
E. Mg – O > Ca – O > Sr – O > O – H
n l ml ms
(Bil. kuantum (Bil. kuantum (Bil. kuantum (Bil.kuantum
utama) azimuth) magnetik) spin)
A. 4 1 -1 ½
B. 4 2 -2 -½
C. 4 3 3 ½
D. 4 3 -1 -½
E. 4 3 -3 -½
56 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Jawab: D
57 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
E. A dan C benar
Jawab: B
A. sp2
B. sp3
C. sp4
D. sp
E. sp3d
58 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
A. AlCl3 dan BCl3
B. AlCl3 dan PCl3
C. BF3 dan NH3
D. BeCl2 dan H2O
E. CO2 dan SO2.
Muatan formal untuk setiap atom dalam struktur resonansi di atas adalah :
A. atom O = –1, atom C atom = –1, dan atom N = +1
B. atom O = 0, atom C = 0, dan atom N = –1
C. atom O = –1, C atom = 0, dan atom N = 0
D. atom O = 0, C atom = 0, dan atom N = 0
E. atom O = +1, atom C = 0, dan atom N = –2
59 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
E. Naik dari B ke N, turun untuk O dan naik dari O ke Ne
60 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
C. NO2
D. NO2+ , dan NO2—
E. NO2, NO2+, dan NO2—
61 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Soal 9 Struktur atom, sistem periodik dan Ikatan kimia ( 2 point )
Panjang ikatan O-O yang paling pendek terdapat dalam molekul:
A. O2
B. O3
C. H2O2
D. O2F2
E. H2S2O8
62 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Atom C ke 1 2 3 4
A. sp2 sp3 sp sp2
B. sp sp3 sp sp
C. sp sp3 sp2 sp
D. sp2 sp3 sp2 sp
E. sp3 sp3 sp sp2
63 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Stoikiometri
Materi
Tata Nama Senyawa Biner
Sebelum penamaan harus dipahami dulu pembagian unsur :
Unsur Non Logam : C,H,O,N,S,P,F,Cl,Br,I,At,B,Be dsb
Unsur Logam Bilangan oksidasi sejenis :
IA : Li, Na, K, Rb, Cs, Fr
IIA : Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra dan Al, Zn, Ag dsb
Unsur Logam dengan bilangan oksidasi lebih dari satu jenis : Fe, Cu, Cr, Co, Ni, Pb, Sn, V, Mn, Hg,Pt,
Au, Sc, Ti, dsb
Tabel Kation
64 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
15 NO3- Nitrat 31 Cr2O72- Dikromat
Hidrogen
16 SO32- Sulfit 32 HCO3-
Karbonat
a. Penamaan dimulai dari kation logam diikuti nama anion non logam.
Contoh:
SENYAWA NAMA SENYAWA SENYAWA NAMA SENYAWA
Li2O Litium oksida CaO Kalsium oksida
NaBr Natrium bromida SrO Stronsium oksida
KCl Kalium klorida BaCl2 Barium klorida
Rb2O Rubidium oksida Al2O3 Aluminium oksida
CsI Cesium iodida ZnO Seng oksida
MgCl Magnesium klorida AgCl Perak klorida
b. Untuk logam yang dapat membentuk beberapa kation dengan bilangan oksidasi lebih dari satu
jenis, maka harga muatan kationnya dinyatakan dengan angka Romawi
Contoh:
FeCl2 = Besi (II) klorida
FeCl3 = Besi (III) klorida
b. Jika dua jenis nonlogam dapat membentuk Iebih dari satu jenis senyawa, maka digunakan awalan
Yunani sesuai angka indeks dalam rumus kimianya(1 = mono, 2 = di, 3 = tri, 4 = tetra, 5 = penta dan
seterusnya).
65 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
c. Tata nama IUPAC tidak perlu digunakan untuk
senyawa yang memiliki nama umum. Misalnya H2O (air) dan NH3 (amonia).
Senyawa biner adalah kimia yang hanya terbentuk dari dua unsur. Unsur yang terbentuk tersebut
dapat terdiri atas unsur logam dan bukan logam atau keduanya terdiri atas unsur bukan logam.
b. Untuk senyawa yang terdiri dari kation poliatom dan anion monoatom/poliatom, penamaan
dimulai
dari nama kation monoatom/poliatom.
Contoh: NH4OH : Amonium hidroksida
ALKANA
Rumus alkana Nama alkana
CH4 metana
C2H6 etana
C3H8 propana
C4H10 butana
C5H12 pentana
C6H14 heksana
C7H16 heptana
C8H18 oktana
C9H20 nonana
C10H22 dekana
66 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Dari hasil percobaan itu, maka Lavoisier mengemukakan hukum kekekalan massa atau hukum
Lavoisier yang menyatakan bahwa:
Didalam suatu reaksi kimia, massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama
Joseph Proust (1754-1826) melakukan eksperimen, yaitu mereaksikan unsur hidrogen dan unsur
oksigen.
Dikemukakan oleh Joseph Gay Lussac (1778-1850), ia berhasil melakukan eksperimen terhadap
sejumlah gas dan memperoleh data sebagai berikut:
2 liter gas hidrogen + 1 liter gas oksigen → 2 liter uap air
1 liter gas nitrogen + 3 liter gas hidrogen → 2 liter gas amonia
1 liter gas hidrogen + 1 liter gas hidrogen → 2 liter gas hidrogen klorida
Dari percobaan ini gay Lussac merumuskan hukum perbandingan Volume yang berbunyi:
Kesimpulan :
Perb. Koef = perb. Volume
4. Hipotesis Avogadro
67 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
inti dari hukum ini
"pada suhu dan tekanan yg sama ,gas-gas yg volumenya sama mengadung jumlah mol yg
sama"
Menurut Avogadro unsur yang berwujud gas umumnya merupakan molekul dwiatom atau di atom
Gas hidrogen + gas oksigen → uap air
1 molekul 1 molekul 2 molekul
Perb. Molekul : 1 : 1 : 2
Perb. Koef : 1 : 1 : 2
Kesimpulan:
“jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volum gas-gas yang bereaksi dan
gas-gas hasil reaksi akan sama dengan perbandingan jumlah molekulnya dan sama pula dengan
perbandingan koefisiennya”
Hukum Proust dikembangkan lebih lanjut oleh para ilmuwan untuk unsur-unsur yang dapat
membentuk lebih dari 1 jenis senyawa. Salah seorang diantaranya adalah John Dalton (1766-1844).
Dalton mengamati adanya suatu keteraturan yang terkait dengan perbandingan massa unsur-unsur
dalam suatu senyawa.
Konsep Mol
Diketahui Rumus Syarat/ Keterangan
gram gram
Diketahui atau ditanya massa/ mol = atau mol = Ar untuk atom dan Mr untuk
Ar Mr
gram molekul
Diketahui atau ditanya volum/ L Pada keadaan standar/ STP/
Liter mol = OoC 1 atmosfir
22,4
Diketahui atau ditanya volum/ Pada keadaan tidak standar.
Liter Ada suhu dantekanan, tetapi
tidak OoC 1 atmosfir.
P dalam atm, 1 atm = 76 cmHg
P.V
mol = = 760 mmHg
R.T V dalam liter, 1 L = 1000 mL
R = 0,082 L·atm·K−1·mol−1
T dalam K, K = oC + 273
Diketahui atau ditanya volum/ mol 1 mol 2 “Pada keadaan/ pada PT/ pada
=
Liter volum 1 volum 2 saat dimana … sama/ tertentu”
Diketahui atau ditanya volum/ Mol = M x L
68 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Diketahui Rumus Syarat/ Keterangan
Liter dan atau Molaritas/ M
Diketahui atau ditanya partikel 6,02.1023
(ion/ atom/ molekul) mol=
partikel
JEMBATAN MOL
Stoikiometri
koefisien ditanya
mol ditanya = x mol diketahui
koefisien diketahui
koefisien ditanya
volum ditanya = x volum diketahui
koefisien diketahui
Ingat !
Perbandingan koefisien hanya berlaku untuk mol, partikel, dan volum. Untuk volum, hanya untuk gas
dan pada suhu dan tekanan yang sama.
Ingat:
CxHyOz + O2 → CO2 + H2O
CxHy + O2 → CO2 + H2O
Kemudian setarakan
HUKUM-HUKUM GAS
1. Keadaan standar STP adalah suhu 0oC (273 K) dan tekanan 1 atm ( 76 cmHg). Pada STP setiap 1 mol
gas apa saja mempunyai volum 22,4 liter ( 22,4 dm3)
69 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
2. Pada Keadaan tidak standar STP adalah ada suhu dan tekanan tetapi tidak 0oC (273 K) dan1 atm (
76 cmHg). Pada STP setiap 1 mol gas apa saja mempunyai volum 22,4 liter ( 22,4 dm 3)
Pakai rumus gas: P . V = n . R . T
Keterangan:
P = tekanan = atmosfir (atm) = 76 cmHg = 760 mmHg
V = volum = Liter = dm3 = 1000 mL = 1000 cm3
n = mol = gram/Mr
R = tetapan gas = 0,082 lt. atm. mol-1. K-1
T = suhu = K = oC + 273
3. Jika bukan STP, pengubahan mol menjadi volum atau sebaliknya harus menggunakan gas
pembanding ( Hukum Avogadro). Biasanya ada kata kunci…
“Pada PT (suhu dan tekanan) sama…”
“Pada PT (suhu dan tekanan) tertentu…”
“Pada keadaan dimana…”
4. Jika hanya ada data volum, dan persamaan reaksi gunakan hukum gay lusac
Perbandingan
Atom dalam suatu molekul:
C : H : O
mol C : mol H : mol O
x : y : z
Garam Hidrat
garam . x hidrat → garam + x hidrat
Massa garam . x hidrat = Massa garam + Massa H2O
→ mol garam : mol H2O
→ 1 : x
70 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Persen
Persen Unsur dalam senyawa:
jumlah atom x Ar atom
% unsur = x 100%
Mr Senyawa
jumlah atom x Ar atom
massa atom = x massa senyawa
Mr Senyawa
2. 2002 OSN-K
Hidrogen sulfida dan klorin bereaksi membentuk hidrogen klorida (g) dan sulfur (s).
a. Hitung massa dan volume (STP) yang terbentuk bila direaksikan
i. 3,4 gram asam sulfida dan 7,1 gram gas klor
ii. 10 gram hidrogen sulfida dan 10 gram klorin
b. Pada 25 oC dan 760 mmHg , 100 cm3 hidrogen sulfida dengan 100 cm3 klorin. Hitung volume
dan massa dari hidrogen klorida yang terbentuk (pada kondisi di atas).
c. Untuk mendapat sulfur seberat 3,2 gram , berapa minimum volume klorin yang dipergunakan
pada 25 oC dan 760 mmHg.
d. Pada suhu 20 oC dan 770 mmHg, direaksikan , 2373 cm3 hidrogen sulfida dan 7,81 gram
klorin. Hitung massa hidrogen klorida yang terbentuk
3. 2002 OSN-K
Suatu campuran seberat 5 gram terdiri dari natrium karbonat, natrium hidrogen karbonat dan
natrium klorida. dipanaskan sampai tidak ada reaksi lagi, sebagai hasil reaksi diperoleh 200 cm3
karbon dioksida (STP). Ditambahkan asam hidrogen klorida encer berlebihan, sebagai hasil reaksi
didapatkan 928,2 cm3 karbon dioksida (STP).
Pertanyaan : Hitung komposisi campuran tersebut dalam gram. ( Ar : Na = 23, C = 12, O = 16, Cl
= 35,5 , H = 1 )
4. 2003 OSN-K
Suatu campuran yang terdiri dari dua jenis garam karbonat unsur-unsur golongan utama II
mengandung jumlah massa yang sama. Bila campuran garam karbonat ini dipanaskan , akan diperoleh
71 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
sisa pemanasan sebanyak 62 % dari massa semula. Diketahui Ar : C = 12 ; O = 16 ; Be = 9 ; Mg = 24 ; Ca
= 40,1 ; Sr = 87,6 ; Ba = 137 dan Ra = 228 Pertanyaan ;
a. Tentukan massa sisa hasil pemanasan bila pada awalnya komposisi campuran garam tersebut
masing-masing 1 mol.
b. Logam-logam apakah yang membentuk garam karbonat dari campuran tersebut ?
c. Tuliskan persamaan reaksi dekomposisi dari pemanasan garam karbonat tersebut.
Diketahui: tetapan Gas universal, R = 0,082507 L.atm.K–1.mol–1 = 8,314510 J.K–1. mol–1 ; 1 atm =760
72 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
mmHg = 760 torr; K = – 273,15 oC. Massa molar Cr = 52,0 g/mol; C = 12,0 g/mol; H = 1 g/mol
Tentukanlah :
a. Rumus empiris senyawa
b. Massa empiris senyawa
c. Massa molar senyawa
d. Rumus molekul senyawa
73 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
74 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
221
X 74,22 220,9
220
X 12,78 220,0
218
X 13,00 218,1
A. 220,4 amu
B. 219,7 amu
C. 204,2 amu
D. 218,5 amu
E. 220,9 amu
75 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
menunjukkan bahwa bila 4337 mg senyawa tersebut dibakar sempurna, ternyata senyawa ini
menghasilkan 1035 mg CO2 dan 342 mg H2O. Hitunglah persen komposisi unsur dalam senyawa
tersebut, dan tentukan rumus empiris senyawa (A).
76 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
151. 2010 OSN-K
Soal 5. Gas beracun fosgen
Fosgen adalah gas beracun yang digunakan ketika perang dunia I. Senyawa ini dibuat dari campuran
gas karbonmonoksida dan gas klorin dengan bantuan sinar matahari. Fosgen mengandung karbon
sebanyak 12.14% , oksigen 16.17% , dan klor 71.69% massa.
(a) Massa molarnya 98.9 g/mol.
(b) Dari data tersebut tentukan rumus kimia fosgen
(c) Tuliskan persamaan reaksi pembentukan fosgen
(d) Gambarkan tiga struktur Lewis dari fosgen yang mengikuti aturan Oktet
(e) Nyatakan muatan formal masing-masing atom pada ketiga struktur tersebut
Dengan dasar muatan formal, Tuliskan persamaan reaksi pembentukan fosgen dengan
menggambarkan struktur Lewis semua pereaksi dan produknya
77 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
CaO(S) + 2 NH4Cl(S) ⟶ 2 NH3(g) + H2O (g) + CaCl2(S)
Bila anda mengumpulkan tepat 100,0 g gas NH3, tetapi secara teori seharusnya memperoleh 136 g,
berapa persentase perolehan ammonia?
A. 3 6,8%
B. 71,2%
C. 73,5%
D. 81,2%
E. 9 0 ,0%
78 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
C. Oksidasi glukosa dalam tubuh menghasilkan energi kimia yang digunakan untuk menggerakkan
otot
D. Energi nuklir ialah energi yang timbul dari reaksi pembelahan inti atom
E. Energi dahsyat yang terjadi pada ledakan bom atom merupakan energi nuklir
79 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Bagaimana jumlah molekul, n, dalam 1,0 L setiap gas berikut ini: CH4, N2, CO2 yang dibandingkan
pada 1 atm dan 25 °C? . . .
A. n CH4 < n CO2 < n N2
B. n N2 < n CO2 < n CH4
C. n CO2 < n CH4 < n N2
D. n CO2 < n N2 < n CH4
E. n CH4 = n CO2 = n N2
Gas Hidrogen juga dapat dibuat dari reaksi logam dengan larutan basa
4. Perkirakan logam apa yang beraksi dengan basa menghasilkan hidrogen
5. Tuliskan persamaan reaksinya
6. Berapa Liter hidrogen pada keadaan standar dapat dihasilkan dari lg logam tersebut, jika
diketahui mol gas pada keadaan standar = 22,4 L.
80 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
E. 2A2(g) + 4B(g) ⟶ 4AB(g)
Oksigen juga dapat dibuat dari reaksi natrium peroksida dengan air
d) Tuliskan reaksi natrium peroksida dengan air (2 poin)
e) Untuk mendapatkan 1 L oksigen pada 25oC 1 atm, berapa banyak natrium peroksida yang
diperlukan jika dianggap reaksi penguraian berlangsung sempurna (4 poin)
f) Berapa bilangan oksidasi oksigen pada hidrogen peroksida? (1 poin)
Senyawa yang mengandung oksigen disebut oksida
g) Tuliskan reaksi belerang dengan oksigen, oksida apa yang dihasilkan? (2 poin)
h) Tuliskan reaksi kalsium dengan oksigen, oksida apa yang terbentuk? (2 poin)
i) Oksida mana yang bersifat asam? Buktikan (1 poin)
81 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
isotop yaitu 378X dengan massa 377,99 amu dan 383X dengan massa 382,98 amu.Bila massa rata rata
unsur X adalah 379,64 amu, tentukanlah komposisi kelimpahan isotop unsur X tersebut.
A. 378X = 70,9 % ; dan 383X = 29,1%
B. 378X = 66,9 % ; dan 383X = 33,1%
C. 378X = 56,7 % ; dan 383X = 43,3 %
D. 378X = 48,6 % ; dan 383X = 51,4%.
E. 378X = 39,4 % ; dan 383X = 60,6%
82 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
D. 33,6 Liter
E. 25,6 Liter
83 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
E. NSO2F2
84 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
C. C8H8O2
D. C9H12O
E. C9H16O
85 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
gas SO2 teroksidasi menjadi spesi SO42-. Hanya sebagian dari KMnO4 tersebut yang tereduksi menjadi
Mn2+.
Selanjutnya, sebanyak 50 mL larutan SnCl 2 0,0300 M ditambahkan ke dalam 50 mL larutan
sebelumnya yang masih mengandung KMnO 4 yang belum tereduksi. SnCl2 yang digunakan berlebih
sehingga dapat mereduksi semua KMnO4 yang masih tersisa menjadi Mn2+. Kelebihan Sn2+ yang masih
tersisa dalam larutan kemudian dioksidasi menjadi Sn4+ dengan cara dititrasi oleh 27,28 mL larutan
KMnO4 0,0100 M untuk mencapai titik akhir titrasi.
Kandungan gas CO2 dan H2O yang dihasilkan dari proses pembakaran sampel senyawa organik
tersebut setelah dianalisis adalah 1,660 g CO2 dan 0,4590 g H2O.
a. Tuliskan persamaan reaksi yang setara untuk reaksi oksidasi gas SO2 oleh KMnO4.
b. Tuliskan persamaan reaksi yang setara untuk reaksi dalam titrasi Sn 2+ oleh KMnO4.
c. Hitung mol Sn2+ yang bereaksi dalam tahap mereduksi semua sisa KMnO4 menjadi Mn2+.
d. Hitung mol KMnO4 yang bereaksi dalam tahap oksidasi gas SO2 menjadi SO3.
e. Hitung massa SO2 yang dihasilkan dari reaksi pembakaran sampel senyawa organik tersebut.
f. Hitung persentase sulfur (%S) dalam sampel senyawa organik tersebut.
g. Tentukan rumus empiris senyawa organik tersebut.
h. Dalam analisis spektometri massa diketahui sampel senyawa organik tersebut memiliki massa
molekul 247,98. Tentukan rumus molekul senyawa tersebut.
P adalah tekanan gas, V adalah volume gas, R adalah tetapan gas ideal dan T adalah temperatur. Dari
gas gas berikut ini, manakah yang menunjukkan deviasi (penyimpangan) paling besar dari sifat gas
ideal?
A. Helium
B. Nitrogen
C. Metana
86 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
D. Etena
E. Ammonia
a. Tuliskan persamaan reaksi ion yang setara pada percobaan (i). [2 poin]
b. Hitung kadar ion kalsium dalam sampel tersebut, nyatakan dalam satuan % massa [5 poin]
c. Hitung kadar belerang dalam sampel tersebut berdasarakan percobaaan (ii). [5 poin]
d. Hitung kadar nitrogen dalam sampel tersebut berdasarkan percobaan (iii). [5 poin]
e. Tentukan rumus kimia senyawa tersebut dan tuliskan namanya [10 poin]
f. Jelaskan dan gambarkan ikatan kimia antar unsur yang ada pada senyawa tersebut [7 poin]
g. Jika sampel tersebut tidak mengandung belerang, perkirakan nama senyawa tersebut dan hitung
kadar masing-masing unsur yang dinyatakan dalam % massa [8 poin]
87 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
C. 48%
D. 76%
E. 92%
88 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
203. 2018 OSN-K
Soal 3 Stoikiometri ( 2 point )
Larutan natrium sulfat dapat bereaksi dengan larutan barium klorida sesuai persamaan reaksi yang
setara berikut:
Na2SO4(aq) + BaCl2(aq) 2NaCl(aq) + BaSO4(s)
Seorang siswa mencampurkan larutan yang mengandung 10,0 g Na2SO4 dicampurkan dengan larutan
yang mengandung 10,0 g BaCl2, dan diperoleh 12,0 g BaSO4. Persen hasil (rendemen) dari reaksi ini
adalah
A. 60,0%
B. 73,1%
C. 82,4 %
D. 93,3%
E. >100%, karena endapan barium sulfat yang diperoleh masih basah.
Bila digunakan sebanyak 1,0 mol sampel dalam wadah 2 L dan temperatur 1024 oC, maka:
d. Berapa banyak fraksi CuO yang terurai? (3 poin)
e. Berapa jumlah terkecil CuO (mol) yang dapat mengalami kesetimbangan pada volume 2L dan
temperatur 1024 oC? (2 poin)
89 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
90 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
a. Tuliskan persamaan reaksi yang setara antara sampel dolomit dengan HCl, lengkap dengan
fasanya. (4 poin)
b. Tuliskan persamaan reaksi yang setara dalam titrasi HCl oleh NaOH. (2 poin)
c. Hitung mol HCl yang bereaksi dengan sampel dolomit. (3 poin)
d. Hitung massa magnesium karbonat (g) dalam sampel dolomit. (4 poin)
e. Hitung persen mol magnesium karbonat dalam sampel dolomit. (3 poin)
f. Hitung persen massa kalsium karbonat dalam sampel dolomit. (3 poin)
91 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
a. Tuliskan persamaan reaksi pembentukan gas metana dari aluminum karbida, lengkap dengan
fasanya (s, l, g atau aq). [2]
b. Sebanyak 20 g aluminum karbida direaksikan dengan 100 mL air (kerapatan air = 1 g/mL).
Tentukan volume gas metana (dalam L) yang dihasilkan pada suhu 25 oC dan 1 atm (asumsi gas
metana adalah gas ideal). [4]
c. Tentukan persen hasil dari reaksi pada sub soal (c), jika pada percobaan dihasilkan sebanyak
5,00 g metana. [3]
d. Senyawa aluminum karbida merupakan senyawa kovalen. Gambarkan struktur Lewis Al 4C3.
(hint: struktur berbentuk rantai dan berselang seling) [3]
Larutan
Materi
Teori Asam-Basa
Sifat :
Asam = jika pH nya kurang dari 7, memerahkan lakmus biru
Basa = jika pH nya lebih dari 7, membirukan lakmus merah
Netral = jika pH nya sama dengan 7, warna lakmus tetap
Menurut Bronsted-Lowry, suatu zat pemberi proton disebut asam dan zat penerima proton disebut
basa. Suatu asam setelah melepas proton, akan membentuk basa konjugasi dari asam tersebut.
Suatu basa setelah menerima proton, akan membentuk asam konjugasi dari basa tersebut. Pasangan
asam-basa tersebut dikenal dengan istilah asam-basa konjugasi.
Asam = donor proton/ H+ (lebih 1 H+ dari pasangannya)
Basa = akseptor proton/ H+ (kurang 1 H+ dari pasangannya)
Contoh:
Pada tahun 1923, G. N. Lewis mengemukakan teori asam basa yang lebih luas dibanding kedua teori
sebelumnya dengan menekankan pada pasangan elektron yang berkaitan dengan struktur dan
ikatan. Menurut definisi asam basa Lewis,
Asam adalah akseptor pasangan elektron. Yaitu atom pusat yang tidak punya pasangan elektron
bebas.
92 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Basa adalah donor pasangan elektron. . Yaitu atom pusat yang punya pasangan elektron bebas.
Sebagai contoh, reaksi antara BF3 dan NH3 merupakan reaksi asam–basa, di mana BF3 sebagai asam
Lewis dan NH3 sebagai basa Lewis. NH3 memberikan pasangan elektron kepada BF3 sehingga
membentuk ikatan kovalen koordinasi antara keduanya. Pada contoh di atas, terlihat bahwa N
punya pasangan elektron bebas sedangkan B tidak punya pasangan elektron bebas.
93 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Catatan:
a. logamnya harus lebih aktif dari H ( terletak di sebelah kiri dari H dalam Deret Keaktifan
Logam).
b. asamnya bukan HNO3 dan bukan H2SO4 pekat.
c. Garam yang terjadi bervalensi rendah ( berakhiran - o ).
Deret ini harus dihafalkan agar mudah menentukan logam-logam yang dapat bereaksi menghasilkan
gas hidrogen. Untuk memudahkan menghafal caranya begini:
Kalau (K), Bapak (Ba), Caesar (Ca), Nanti (Na), Meninggal (Mg)/Alam (Al), Mana (Mn), Zaman (Zn),
Fir’aun (Fe),Nabi (Ni), Sulaeman (Sn), Pemberantas buta (Pb), Huruf (H), Sebab (Sb), Bila (Bi), Krupuk
(Cu), Hangus (Hg), Agak (Ag), Pahit (Pt), Auw (Au).
Dalam hafalan tersebut tidak semua logam ’’terjaring” , tetapi secara garis besar sudah cukup untuk
dapat menjawab soal-soal yang hubungannya dengan reaksi tersebut.
Contoh:
Mg + H2SO4 → MgSO4 + H2
2 Al + 6 HCl → 2 AICI3 + 3H2
Fe + 2 HBr → FeBr2 + H2
Cu + HCl → tak bereaksi
Notasi (s) di belakang zat-zat menyatakan bahwa zat itu mengendap (tidak larut).
94 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Cr(OH)3 (hijau), Co(OH)2
(merahjambu), Fe(OH)3 (coklat)
Fe(OH)2 (hijau muda)
3. Garam alkali (Li+, Na+, K+, Rb+, Semua
Cs+) dan NH4+ (amonium)
4. Garam nitrat (NO3–), asetat Semua
(CH3COO–), fluorida (F–),
khlorat (ClO3–), bromat (BrO3–
), dan iodat (IO3–)
5. Garam nitrit (NO2–) Semua AgNO2 (putih)
6. Garam khlorida (Cl–), bromida Semua AgCl (putih), PbCl2 (putih), Hg2Cl2
(Br–), dan iodida (I–) (putih), AgBr (kuning), PbBr2
(kuning), Hg2Br2 (kuning muda), Agl
(kuning), Pbl2 (kuning), Hg2l2
(hijau), Hgl2 (merah)
7. Garam sulfat (SO42–) dan Semua PbSO4 (putih), SrSO4 (putih), BaSO4
khromat (CrO42–) (putih), Ag2SO4 (putih), PbCrO4
(kuning), SrCrO4 (kuning), BaCrO4
(kuning), Ag2CrO4 (merah)
8. Garam sulfida(S2–) dan sianida garam alkali, alkali tanah, dan Semua
(CN–) NH4+ -nya. Endapan sianida semuanya putih.
Endapan sulfida coklat atau hitam,
kecuali:
ZnS (putih), CdS (kuning), MnS
(merah jambu)
9. Garam karbonat(CO32–), Garam alkali dan NH4+ -nya. Semua
sulfit(SO32–), borat(BO33–), Endapan karbonat, sulfit, borat,
oksalat(C2O42–), arsenit(AsO33– oksalat, arsenit, arsenat, dan fosfit
), arsenat(AsO43–), fosfit semuanya putih.
(PO33–), fosfat(PO43–), Endapan fosfat putih, kecuali:
manganat(MnO42−), dan Ag3PO4 (kuning)
permanganat(MnO4−) Endapan manganat (hijau), dan
endapan permanganat (merah
ungu).
10 Larutan-larutan garam Larutan-larutan garam
umumnya jernih (tidak
berwarna), kecuali:
CrO42– (kuning), Ni2+ (hijau),
Co2+ (merah jambu), Cr2O72–
(jingga), Cr3+ (hijau), Fe2+ (hijau
muda), MnO42– (hijau), Cu2+
(biru), Fe3+ (coklat), MnO4–
(merah ungu)
95 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Contoh:
Na2S + H2SO4 → Na2SO4 + H2S(g)
AgNO3 + HCl → AgCl(s) + HNO3
CaCO3 + 2 HCl → CaCl2 + H2O + CO2(g)
Konsep pH
Konsentrasi
massa zat
% zat = x 100%
massa campuran
Pengenceran = M1 x V1 = M2 x V2
96 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Ingat!
Jika warna kanan → Pakai angka kanan, arah ke kanan (≥ pH kanan)
Contoh : Metil merah, warna kuning, artinya pH ≥ 6,3
Jika warna kiri → Pakai angka kiri, arah ke kiri (≤ pH kiri)
Contoh : Metil merah, warna merah, artinya pH ≤ 4,2
Jika warna diantaranya → pH nya diantara pH trayek indikator
Contoh : Metil merah, warna jingga/ orange, artinya pH nya diantara 4,2-6,3
PENGERTIAN TITRASI
Titrasi adalah suatu metoda analisa kimia yang digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu
analit. Titrasi juga dapat diartikan sebagai perubahan secara berangsur-angsur suatu larutan yang
konsentrasinya diketahui dengan tepat pada larutan lain yang konsentrasinya tidak diketahui sampai
reaksi kimia di antara kedua larutan itu selesai. Karena pengukuran volume memainkan peranan
penting dalam titrasi, maka teknik ini juga dikenal dengan analisa volumetrik.
Zat peniter (titran) yang merupakan larutan baku dimasukkan ke dalam buret yang telah diketahui
konsentrasinya, sedangkan zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada labu erlenmeyer.
Ditempatkan tepat dibawah buret berisi titran
Berdasarkan kekuatan asam maupun basa Titrasi asam basa dapat dibedakan menjadi:
• Titrasi asam kuat-basa kuat
• Titrasi asam kuat-basa lemah
• Titrasi asam lemah-basa kuat
• Titrasi asam lemah-basa lemah
Prinsip Titrasi Asam basa
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titrat ataupun titrant. Titrasi asam basa
berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa
atau dan sebaliknya. Agar mengetahui bila penambahan titran dihentikan, dapat menggunakan
sebuah zat kimia, yang disebut indikator, yang akan berubah warnanya jika jumlah titran berlebih.
Indikator asam basa terbuat dari asam atau basa organik lemah, yang mempunyai warna berbeda
ketika dalam keadaan terdisosiasi maupun tidak. Perubahan warna ini dapat atau tidak dapat terjadi
tepat pada titik ekivalen. Saat titrasi diakhiri karena telah terjadi perubahan warna dari indikator
disebut titik akhir titrasi.
Titik ekivalen terjadi jika jumlah mol asam = jumlah mol basa ( artinya secara stoikiometri titrant dan
titer tepat habis bereaksi).
Agar diperoleh hasil yang akurat diupayakan TAT sedekat mungkin dengan TE
Titrasi = Penetralan
mol H+ = mol OH-
M asam x V asam x jml H+ = M basa x V basa x jml OH-
“Jika titrasinya lebih dari sekali, maka volume larutannya harus dirata-ratakan”
Grafik yang menyatakan perubahan pH pada titrasi asam-basa atau sebaliknya disebut kurva titrasi.
Bentuk kurva titrasi bergantung pada kekuatan asam dan basa yang direaksikan.
97 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
98 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Konsep pH Larutan
Asam Kuat : HCl, HBr, HI, HNO3, dan H2SO4 (Cara Hafal : Charles, Bronson, Idaman, Nitrat dan
Sulfat)
Asam Lemah : (Selain asam kuat di atas, biasanya ada Ka). Contoh : CH3COOH, HCOOH, HF,
H2CO3, H3PO4, H2C2O4, HMnO4 dsb)
Basa Kuat : LiOH, NaOH, KOH, RbOH, CsOH, Ca(OH)2, Sr(OH)2, dan Ba(OH)2 .(Cara Hafal :
Libur, Nanti, Kita, Robohkan, Csnya, Cacing, Seret, Banget)
Basa Lemah : (Selain basa lemah di atas, biasanya ada Kb). Contoh : NH3(aq) , NH4OH, Al(OH)3 ,
Zn(OH)2, Mg(OH)2, dsb.
Garam : (Sisa basa + sisa asam). Contoh: CH3COONa, CH3COOK, CH3COONH4, (CH3COO)2Ca,
HCOONa, HCOOK, (HCOO)2Ca, NH4Cl, (NH4)2SO4, dsb
Untuk mengerjakan soal yang berhubungan dengan pH harus dipahami dulu zat yang ditentukan pH
nya. Apakah dicampurkan atau satu zat saja. Ada kemungkinan juga diencerkan. Perhatikan tabel
berikut:
99 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Larutan Jenis Rumus Contoh Keterangan
Kw hidrolisis
Kh =
Ka x Kb Kw = Tetapan air =
10-14
Asam Penyangga Asam mol asam (CH3COOH + Ka = Tetapan asam
Lemah + [H + ] = Ka CH3COONa) → a=1 mol asam = M x L
mol garam x a
Garamnya (HCOOH + asam
(HCOO)2Ca) → a=2 mol garam = M x L
garam
a = jml ion asam
lemah pd garamnya
Basa Penyangga Basa mol basa (NH3 + NH4Cl) → b=1 Kb = Tetapan basa
Lemah + [OH − ] = Kb mol basa = M x L
mol garam x b
Garamnya (NH4OH + (NH4)2SO4) basa
→ b=2 mol garam = M x L
garam
b = jml ion basa
lemah pd garamnya
Sisa Asam Lemah + mol H+ - mol OH- 100 mL CH3COOH Ka = Tetapan asam
[H ] = Ka mol H+ = M x L x
(Penyangga Asam) mol OH- 0,2 M + 100 mL
NaOH 0,1 M Valensi asam
mol OH- = M x L x
Valensi Basa
Sisa Basa Kuat mol OH- - mol H+ 100 mL CH3COOH mol H+ = M x L x
(Basa Kuat) [OH- ] = 0,1 M + 100 mL Valensi asam
Volum Campuran
Asam NaOH 0,2 M mol OH- = M x L x
Lemah + Valensi Basa
Basa Kuat Tidak ada sisa 100 mL CH3COOH Kb = Tetapan basa
Kw mol OH-
(Hidrolisis) [OH- ]=√ x 0,2 M + 100 mL Kw = Tetapan air =
Ka volum campuran NaOH 0,2 M 10-14
Atau mol OH- = M x L x
mol OH- Valensi Basa
-
[OH ]=√Kh x
volum campuran
Sisa Basa Lemah mol OH- - mol H+ 100 mL NH3 0,2M + Kb = Tetapan basa
[OH- ] = Kb mol H+ = M x L x
(Penyangga Asam) mol H+ 100 mL HCl 0,1M
Valensi asam
mol OH- = M x L x
Valensi Basa
Sisa Asam Kuat mol H+ - mol OH- 100 mL NH3 0,1M + mol H+ = M x L x
Asam (Asam Kuat) [H+ ] = 100 mL HCl 0,2M Valensi asam
Volum Campuran
Kuat + mol OH- = M x L x
Basa Valensi Basa
Lemah Tidak ada sisa 100 mL NH3 0,2M + Ka = Tetapan asam
Kw mol H+
(Hidrolisis) [H+ ]=√ x 100 mL HCl 0,2M mol H+ = M x L x
Ka volum campuran Valensi asam
Atau Kw = Tetapan air =
mol H+ 10-14
+
[H ]=√Kh x
volum campuran
100 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Larutan Jenis Rumus Contoh Keterangan
Asam Sisa Basa Kuat - mol OH- - mol H+ 100 mL NaOH 0,2M mol H+ = M x L x
Kuat + (Basa Kuat) [OH ] = + 100 mL HCl 0,1M Valensi asam
Volum Campuran
Basa Kuat mol OH- = M x L x
Valensi Basa
Sisa Asam Kuat mol H+ - mol OH- 100 mL NaOH 0,1M mol H+ = M x L x
(Asam Kuat) [H+ ] = + 100 mL HCl 0,2M Valensi asam
Volum Campuran
mol OH- = M x L x
Valensi Basa
Tidak ada sisa pH =7 100 mL NaOH 0,2M -
(Hidrolisis) + 100 mL HCl 0,2M
Untuk Asam + Basa anda harus menghitung mol H+ dan mol OH- nya dulu, kemudian tentukan :
- Sisa lemah (asam/basa) → Larutan Penyangga / Buffer
- Tak ada sisa → Hidrolisis/ garam
- Sisa Kuat (asam/basa) → Asam/ basa kuat
Secara rinci:
Asam - Basa
Rumus pH Asam dan basa:
Larutan Jenis Rumus Keterangan
Asam Asam Kuat [H+] = Ma x a Ma = Molaritas asam
Asam Lemah Ka.Ma atau [H+] = α . Ma a = jml H+ tiap molekul
[H+] = Ka = Tetapan asam
α = derajat ionisasi asam
Basa Basa Kuat [OH-] = Mb x b Mb = Molaritas basa
Basa Lemah Kb.Mb atau [OH-] = α . Mb b= jml OH- tiap molekul
[OH-] = Kb = Tetapan basa
α = derajat ionisasi basa
Keterangan:
mol terlarut gram terlarut 1000
Molaritas (M) = = x
Liter Larutan Mr terlarut mL Larutan
Larutan Penyangga
Larutan Penyangga terbentuk dari = asam / basa lemah + garamnya atau asam + basa sisa
asam/basa lemah. Larutan penyangga mempunyai sifat : pH nya konstan jika ditambah sedikit
asam/ basa/ air (diencerkan) BIASANYA: selisih 0,1-0,2 dari pH awal
Rumus :
Larutan Jenis Rumus Keterangan
mol asam Ka = Tetapan asam
Asam Lemah + Penyangga [H + ] = Ka a = jml asam lemah pd
Garamnya asam mol garam x a
garamnya
Kb = Tetapan basa
Basa Lemah +
Penyangga basa b = jml basa lemah pd
Garamnya
garamnya
101 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Larutan Jenis Rumus Keterangan
mol basa
[OH − ] = Kb
mol garam x b
Kurva Titrasi Penyangga Asam Lemah yang dititrasi oleh Basa Kuat :
102 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
minuman olahan. Asam sitrat pada siklus metabolisme pada hampir setiap makhluk hayati nan
berfungsi sebagai zat antioksidan. Asam sitrat dalam global industri sering dipakai dalam
pembuatan zat pembersih permukaan barang-barang rumah tangga.
6. Larutan penyangga nan berfungsi menstabilkan kadar pH juga dapat membantu kerja enzim
sebagai katalis dalam tubuh manusia. Enzim nantinya akan membantu laju reaksi kimia pada suhu
eksklusif dalam metabolisme manusia.
7. Natrium asetat merupakan larutan penyangga nan bisa menetralkan asam sulfat dari buangan
pabrik berupa limbah. Kegunaan lainnya dalam global industri ialah sebagai penyangga bersama-
sama dengan asam klorida.
8. Sodium cacodylate ialah larutan nan dipakai dalam pelaksanaan mikroskop elektron. pH yang baik
buat alat dalam global medis dan biologi ini berada pada kisaran 5 ,0 - 7,4.
9. Larutan penyangga juga sangat krusial dalam pengolahan limbah dengan proses anaerob. Proses
anaerob sendiri melalui tiga termin yaitu proses hidrolisis, proses pembentukan asam, dan proses
pembentukan metana. Dalam proses pembentukan metana, penambahan buffer dimanfaatkan
agar pH-nya tetap 7.
Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi peruraian suatu garam dalam air. Reaksi hidrolisis terjadi antara
ion-ion garam dengan air sehingga ion - dan ion + dari garam bereaksi dengan air membentuk asam
dan basa asalnya.
Garam dari
Contoh NH4Cl
Reaksi Hidrolisis NH4+ + H2O →NH4OH + H+
Jenis Hidrolisis Hidrolisis sebagian/ parsial
Sifat Asam=Basa Asam, memerahkan Lakmus, pH< 7
Rumus + Kw
Asam Kuat + Basa Lemah [H ] = x [Mgaram] x b atau
Kb
[H + ] = Kh x [Mgaram] x b
Kw
Kh =
Kb
Contoh NaCl
Reaksi Hidrolisis -
Asam Kuat + Basa Kuat Jenis Hidrolisis Tak Mengalami
Sifat Asam=Basa Netral, pH=7, warna Lakmus tetap
Rumus -
Contoh CH3COONa
Reaksi Hidrolisis CH3COO- + H2O → CH3COOH + OH-
Jenis Hidrolisis Hidrolisis sebagian/ parsial
Sifat Asam=Basa Basa, membirukan Lakmus, pH > 7
Rumus Kw
Asam Lemah + Basa Kuat [OH − ] = x [Mgaram]x a atau
Ka
[OH− ] = Kh x [Mgaram]x a
Kw
Kh = .
Ka
Contoh CH3COONH4
Asam Lemah + Basa Lemah
Reaksi Hidrolisis CH3COO- + H2O → CH3COOH + OH-
103 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
NH4+ + H2O →NH4OH + H+
Jenis Hidrolisis Hidrolisis total/ sempurna
Sifat Asam=Basa Jika:
Ka>Kb, bersifat asam
Ka<Kb, bersifat basa
Ka=Kb, bersifat netral
Rumus Ka
[H+ ] = x Kw
Kb
Kw
Kh =
Ka x Kb
Sifat koligatif larutan bergantung pada zat terlarut dalam larutan yang dinyatakan sebagai
konsentrasi. Konsentrasi yang digunakan pada sifat koligatif
RUMUS
SIFAT KOLIGATIF NON ELEKTROLIT ELEKTROLIT
Kenaikan Titik Didih Larutan (ΔTb) ΔTb = Kb . m ΔTb = Kb . m . i
Penurunan Titik Beku Larutan (ΔTf) ΔTf = Kf . m ΔTf = Kf . m . i
104 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Penurunan Tekanan Uap Larutan (ΔP) ΔP = X ter . Po (mol ter x i)
∆P =
(mol ter x i) + (mol pel)
Tekanan Osmosis (π) π = M.R.T π = M.R.T . i
Keterangan:
mol gram 1000 % 1000
m = molalitas = = x = x
Kg Pelarut Mr p Mr (100 - %)
mol ter
X ter = Fraksi mol zat terlarut =
mol ter + mol pel
mol pel
X pel = Fraksi mol zat pelarut =
mol ter + mol pel
X ter + X pel = 1
Rumus tambahan
P = X pel . Po ;
ΔP = Po - P
ΔTb = Tb lar – Tb pel ;
ΔTf = Tf pel – Tf lar
Tf pelarut air = 0oC
Tb pelarut air = 100oC
Jika ditunjukkan gambar/tabel ditanyakan tekanan uap atau titik didih atau tekanan osmosis yang
paling besar/kecil gunakan logika rumus berikut:
Sifat Koligatif larutan Cari Harga
jumlah pelarut
Tekanan uap larutan (P); terbesar ; yang terbesar
jumlah pelarut + jumlah terlarut
jumlah terlarut
Titik didih larutan (Tb); terbesar ; yang terbesar
jumlah pelarut
jumlah terlarut
Titik beku larutan (Tf); terbesar ; yang terkecil
jumlah pelarut
mol terlarut jumlah terlarut
atau ; yang
Tekanan osmosis (π) besar liter larutan jumlah pelarut + jumlah terlarut
terbesar
105 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Diagram PT
Keterangan :
LR = titik beku pelarut
KS = titik beku larutan
MR = titik didih pelarut
NS = titik didih larutan
KL = ΔTf
MN = ΔTb
106 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
yang sama, manakah yang mempunyai daya hantar listrik paling besar
e. Berdasarkan data di attas, tentukan pereaksi yang jumlahnya berlebih, dan tentukan
pereaksi yang jumlahnya berlebih, dan tentukan mana pereaksi pembatas
f. Berapa banyak cisplatin yang dapat terbentuk sebanyak-banyaknya
g. sesudah pereaksi pembatas digunakan, dan dihasilkan cisplatin yang maksimum, apa dan berapa
gram jumlah pereaksi yang tersisa
h. Tentukan molaritas larutan NH4Cl yang terbentuk dari reaksi tersebut.
2. 2004 OSN-K
Soal 4 Asam Basa (18 point )
Gas HCN (27 g/mol) adalah gas yang bersifat racun, yang bila terhirup dapat menyebabkan
kematian. Di udara bila terhirup HCN dengan konsentrasi sebesar 300 mg/kg udara, sudah
dapat mematikan dan konsentrasi itu disebut dosis mematikan (lethal dosis), (R = 0,082
L.atm.mol– 1K– 1. ; 1,987 cal. mol– 1K–1.;8,31 J. mol– 1K–1.)
Dalam suatu laboratorium kecil dengan ukuran 5m x 4m x 3m terjadi pencemaran gas HCN sehingga
menimbulkan keracunan :
a. Hitunglah berapa mol gas HCN paling sedikit yang ada dalam ruangan laboratorium yang berukuran
5 m x 4 m x 3 m yang dapat menyebabkan kematian
Diketahui densitas udara (kerapatan) pada suhu 280C adalah 0,00118 g/m3.
Bila tekanan total barometer udara = 1 atm dan berat molekul rata-rata udara = 31,6 g/mol.
b. Tentukan berapa torr tekanan parsial gas HCN di dalam ruangan tersebut pada keadaan yang sama.
(1 atm = 760 torr = 760 mmHg)
Gas HCN dapat terbentuk dengan mereaksikan padatan NaCN dalam larutan H2SO4 .
c. i. Tuliskan reaksi antara NaCN padat dengan larutan H2SO4
ii. Berapa paling sedikit jumlah NaCN yang bereaksi sehingga dapat menimbulkan kematian, bila
reaksi dilakukan di dalam ruangan tersebut.
HCN adalah gas yang larut dalam air dan bersifat asam lemah dengan nilai tetapan kesetimbangan
Ka = 4,9 x 10-10.
d. i. Tuliskan reaksi kesetimbangan HCN dalam air.
ii. Berapa pH dari 1 liter larutan HCN 0,1 N
ke dalam 1 liter larutan HCN 0,1 N ditambahkan 2 gram NaOH (40 g/mol)
e. i. Tuliskan reaksi yang terjadi
ii. Apa jenis larutan yang anda peroleh
iii. Hitung pH larutan tersebut setelah ditambahkan 2 gram NaOH
3. 2005 OSN-K
Suatu senyawa sulfat (aq) dapat diidentifikasi dengan cara :
A. panaskan padatan sulfat tersebut dan tentukan apakah ada gas SO2 yang dihasilkan
B. tambahkan larutan perak nitrat kedalam larutan senyawa sulfat tersebut, Tentukan apakah
ada endapan yang terjadi, dan larut dalam asam nitrat
C. tambahkan larutan barium nitrat dan terjadi endapan putih yang tidak larut dalam asam nitrat
D. tambahkan larutan kalsium nitrat kedalam larutan sulfat dan kemudian bila terbentuk
endapan putih tambahkan asam sulfat encer
E. Jawaban A, B, C dan D semua betul
4. 2005 OSN-K
Bila ke dalam air sungai ditambahkan asam klorida kemudian ditambahkan larutan barium nitrat dan
107 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
hasilnya terbentuk endapan putih. Kesimpulannya dalam air sungai tersebut terdapat ion
A. kalsium
B. magnesium
C. Klorida
D. Karbonat
E. Sulfat
5. 2005 OSN-K
Ke dalam senyawa X ditambahkan larutan ence asam klorida dan ternyata terbentuk gas dan
dihasilkan larutan yang keruh. Setelah reaksi berhenti , kemudian ditambahkan larutan amonium
hidroksida berlebih, dan ternyata dihasilkan larutan yang berwarna biru. Tentukan senyawa X
tersebut.
A. CuSO4
B. Cu(NO3)2
C. CuCO3
D. CuCl2
E. CuBr2
6. 2005 OSN-K
Bila suatu senyawa yang keadaan antar partikel-partikel molekulnya masih berhubungan dan
dapat bergerak bebas secara terbatas dan kemudian berubah menjadi keadaan dimana partikel-
partikel molekulnya dapat bergerak bebas dalam ruangan yang tidak terbatas, maka
proses ini disebut :
A. kondensasi
B. difusi
C. penguapan
D. pembekuan
E. sublimasi
7. 2005 OSN-K
Berikut ini, tentukanlah oksida dari golongan IV mana yang tidak dapat dibuat dengan
mereaksikan langsung unsurnya dengan oksigen.
A. SiO2
B. CO2
C. GaO2
D. SnO2
E. PbO2
8. 2005 OSN-K
Untuk titrasi H3PO4 dengan larutan NaOH dipakai indikator fenolftalein (HPh). HPh tidak berwarna
sedangkan Ph– berwarna merah. Bila terus menerus ditambahkan OH–, maka indikator akan
berubah warna :
A. sebelum H2PO4– terbentuk
B. Setelah H3PO4 berubah menjadi H2PO4–
C. Setelah H2PO4– berubah menjadi HPO42–
D. Setelah HPO42– berubah menjadi PO43–
E. setelah 3 mol NaOH ditambahkan ke dalam 1 mol H3PO4
9. 2005 OSN-K
Berikut ini, senyawa manakah yang dapat bertindak sebagai asam Lewis ?
A. Zn2+
108 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
B. BF3
C. H3C – CO – CH3
D. Zn2+ dan BF3
E. Zn2+, BF3 , dan H3C – CO – CH3
a. i. Tuliskan persamaan reaksi antara gas NO dan O2 dan kemudia gas hasil reaksi tersebut
dilarutkan dalam air.
ii. Apa jenis reaksi yangterjadi bila gas NO2 dilarutkan dalam air, mengapa ?
iii. Bagaimana perbandingan mol HNO2 dan HNO3 bila gas NO direaksikan dengan O2 dan
dilarutkan dalam air.
Sebanyak 450 mL gas NO2 dialirkan ke dalam 100 mL air murni.. Di dalam air, asam nitrit ,
HNO2 adalah asam lemah dengan nilai tetapan kesetimbangan asam, Ka = 4,6 x 10 – 4 diketahui
bahwa pada kondisi tersebut volume molar gas adalah 22,5 liter/mol, dan volume larutan yang
diperoleh tidak berubah.
b. i. Konsentrasi larutan asam yang terbentuk dalam 100 mL air tersebut di atas.
ii. Berapakah pH larutan yang telah dialiri gas NO2 tersebut.
Larutan yang telah dialirkan gas NO2 tersebut, ditambahkan dengan sejumlah NaOH (40 g/mol) padat
sehingga semua HNO3 yang terlarut dinetralkan.
c. i. Berapa gram NaOH yang dibutuhkan untuk menetralkan HNO3 yang terdapat dalam
larutan tersebut.
ii. Berapa pH larutan setelah semua HNO3 dalam larutan dinetralkan
109 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
E. 6,75
D. 6,50
110 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
(a) (i) Proses apakah yang memberikan energi yang dipakai dalam stasiun tenaga ?
(ii) gas manakah yang tidak terdapat dalam diagram, sebagai komponen utama dari flue gas?
(iii) jelaskan mengapa oksida nitrogen (NOx) terdapat dalam gas buang
(b) Tuliskan persamaan reaksi setimbang di masing-maing masalah untuk menunjukkan bagaimana :
(i) batu kapur bereaksi dengan sulfur dioksida
(ii) udara mengoksidasi kalsium sulfit.
(c) (i) gunakan persamaan (b)(i) untuk menentukan massa maksimum sulfur dioksida yang dapat
ditangkap oleh 3 x 105 ton batu kapur dalam unit FGD
(ii) Gunakan persamaan (b) untuk menentukan massa maksimum kalsium sulfat yang dapat
dihasilkan dari 3 x 105 ton batu kapur
(d) unit FGD memisahkan 90% sulfur dioksida dari gas limbah. Gunakan jawaban anda (c)(i), hitunglah
massa sulfur dioksida yang dilepaskan ke dalam atmosfer tiap-tiap tahun oleh stasiun tenaga bila
5 x 106 ton batubara dibakar.
(e) Senyawa lain apakah yang terbentuk, selain kalsium sulfat, yang merupakan hasil reaksi batu
kapur dengan komponen gas buang
(f) Berikan dua kemungkinan kerugian dari hasil operasi unit FGD
111 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
B.NH3
C. BF3
D.CN–
E.H2O
Tabel
Asam Ka
CH3COOH 1,8 x 10-5
ClCH2COOH 1.4 x 10-3
112 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Cl2CHCOOH 3,3 x 10-2
Cl3CCOOH 2,0 x 10-1
a. Dari Tabel tersebut, bagaimana sifat asam asam tersebut dengan bertambahnya Cl dalam
molekul? Jelaskan dan beri alasan mengapa demikian
b. Bila anda mempunyai ke empat larutan asam asam tersebut dengan molaritas yang sama,
manakah yang pH nya paling tinggi?
113 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
A. 5,6 x 10-13 M
B. 2,3 X 10-5 M
C. 8,9 x10-3 M
D. 0,035 M
E. 0,018 M
114 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
garam Mohr, ammonum besi(II) sulfat, (NH4)2(Fe)(SO4)2·6H2O, Ammonium cobalt(II) sulfat,
(NH4)2Co(SO4)2.6H2O, dan ammonium nickel sulfat, (NH4)2Ni2(SO4)4.6H2O.
Ketiga garam rangkap tersebut dilarutkan dalam air dan dibuat larutan yang
konsentrasinya masing masing 0,1M, maka:
a. Tuliskanlah reaksi ionisasinya dalam air
b. Manakah larutan yang daya hantar listriknya paling besar? Jelaskan mengapa. (anggaplah
tidak terjadi hidrolisis)
c. Menurut anda, bagaimana pH larutan (NH4)2(Fe)(SO4)2? Asam atau Basa? Jelaskan pendapat
anda.
Bila sebanyak 1 mL larutan garam , (NH4)2Ni2(SO4)3 yang konsntrasinya 0,1 M tersebut ditambahkan
kedalam 1 liter larutan BaCl2 0,1 M maka:
d. Apakah terjadi pembentukan endapan BaSO 4 (anggap volume larutan tidak berubah). Diketahui
Ksp BaSO4= 1,1 x 10-10
Dilain pihak, hujan asam adalah problem utama dibanyak bagian permukaan bumi. . Hujan asam
mengandung sejumlah asam kuat seperti H2SO4 dan HNO3. Asam asam ini terutama dihasilkan dari
pembakaran bahan fossil (batubara, minyak bumi dan gas alam) yang mengandung sulfur.
Pembakaran tersebut menghasilkan sulfur dioksida yang selanjutnya bereaksi dengan oksigen di
atmosfir membentuk sulfur trioksida. Sulfur trioksida larut dalam air dan membentuk asam sulfat:
Akibatnya keasaman air hujan meningkat , yang akan merusak pepohonan, kehidupan air korosi
terhadap logam dan mengikis batuan atau bagunan.
a. Tuliskan lah reaksi reaksi yang terjadi, mulai dari Sulfur membentuk sulfur dioksida, sulfur
trioksida dan asam sulfat.
b. pH ini dapat menjadi 3 atau bahkan lebih rendah untuk daerah yang terpolusi berat.
Hitunglah konsentrasi [H+] dan [OH-] pada pH 3,30 dan 25oC.
c. Bila sulfur dioksida (SO2) larut dalam air, akan terbentuk asam sulfit (H2SO3, Ka1=1,7 x 10-2,
Ka2=6,4 x 10-8). Didalam air, asam sulfit akan menyumbangkan proton ke molekul air.
i. Tuliskan reaksi kesetimbangan kimianya, dan tunjukkan mana yang merupakan asam dan
basa kuat Bronsted-Lowry yang lebih kuat dari persamaan reaksi tersebut. (berikan hanya
untuk reaksi proton yang pertama dari H2SO3)
ii. Bila ionisasi dari HSO- selanjutnya diabaikan (karena K <<K ), hitunglah pH larutan bila
konsentrasi awal H2SO3 adalah 4,0 x 10-4M.
d. Bila pada awalnya SO2 dari soal (c) dioksidasi menjadi SO3, maka konsentrasi H2SO4 adalah
juga 4,0 x 10-4M.
Dalam kasus ini, hitunglah pH larutan H2SO4. (H2SO4, Ka1 sangat besar, dan terionisasi sempurna, dan
Ka2 = 1.2 x 10-2).
e. Alam mempunyai cara sendiri untuk memerngi hujan asam. Danau juga membunyai kapasitas
115 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
buffeer, khususnya untuk daerah yang banyak mengandung batu kapur yang akan meningkatkan
jumlah kasium karbonat terlarut. Tuliskan persamaan reaksi untuk air hujan yang mengandung
sedikit asam sulfat yang jatuh ke danau yangn mengandung sejumlah ion karbonat (CO32-). Jelaskan
mengapa danau tersebut dapat menahan perubahan pH. Apa yang akan terjadi bila sejumlah air
hujan asam jatuh kedanau secara berlebihan dan terdeposisi di danau?
116 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
A. 8,92
B. 8,62
C. 7,15
D. 5,10
E. 10,20
117 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
D. KOH, HF
E. H3PO4 , KH2PO4
118 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
E. E
119 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Berikut ini manakah yang larutannya mengandung dua mol partikel terlarut?
A. 1,0 L dari 0,50 mol L–1 Na2SO4(aq)
B. 1,0 L dari 0,20 mol L–1 Al2(SO4)3(3q)
C. 4,0 L dari 0,25 mol L–1 CH3CO2Na (aq)
D. 8,0 L dari 0,125 mol L–1 CH3COOH (aq)
E. 1,0 L dari 0,33 mol L–1 Cu(NH3)4SO4 (aq)
Jika 5 mL asam cuka 10% tersebut dimasukkan dalam labu takar 100 mL dan diencerkan dengan air
sampai tepat 100 mL
6. Berapa konsentrasi asam cuka tersebut yang dinyatakan dalam M?
7. Berapa pH laratan encer tersebut?
120 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Kolam renang umum sering diklorinasi untuk membunuh bakteri. Sebagai suatu alternatif klorinasi,
ion perak dapat dipakai dalam konsentrasi tidak lebih dari 10–6 mol dm–3 dan tidak kurang dari 10–7
mol dm-3 dari ion perak. Yang manakah berikut ini senyawa yang dalam larutan jenuh memberikan
konsentrasi ion perak yang dibutuhkan?
Senyawa Hasil kali kelarutan(Ksp)
A. AgBr 5 x 10–13 mol2 dm–6
B. AgCl 2 x 10–10 mol2 dm–6
C. AgIO3 2 x 10–8 mol2 dm–6
D. Ag2CO3 5 x 10–12 mol3 dm–9
E. Ag2SO4 2 x 10–5 mol3 dm–9
121 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
66. 2012 OSN-K Tipe 2
Kedalam suatu contoh air sungai ditambahkan sejumlah asam klorida, kemudian diikuti dengan
penambahan larutan barium nitrat. Ternyata hasilnya adalah suatu endapan putih. Kesimpulannya
adalah bahwa didalam air sungai tersebut terdapat ion:
A. Kalsium
B. Magnesium
C. Klorida
D. Karbonat
E. Sulfat
Yang manakah berikut ini zat yang dapat memberikan hasil seperti ini?
Alkali asam
A. Ba(OH)2 CH3CHO2H
B. Ba(OH)2 H3PO4
C. Ca(OH)2 H2SO4
D NaOH H2SO4
E. NaOH CH3CO2H
122 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
7,40
c. Apakah pH darah seseorang naik ataukah turun selama kerja fisik? Jelaskan jawaban anda!
d. Jelaskan dengan singkat mengapa dalam sistem buffer H2CO3(aq)/ HCO3– (aq) dapat menjaga
pH darah.
Jika 5 mL amonia 10% tersebut dimasukkan dalam labu takar 100 mL dan diencerkan dengan air
sampai tepat 100 mL
e) Berapa konsentrasi amonia yang dinyatakan dalam M?
f) Berapa pH larutan encer tersebut?
g) Jika 25 mL larutan basa encer ini dicampur dengan 5 mL HCl 0,1M, campuran larutan ini disebut
apa? berapakah pH larutan campuran tersebut?
h) Jika 5 mL larutan basa encer ini dicampur dengan 25 mL HCl 0,1M berapakah pH larutan
campuran tersebut?
i) Berapa mL HCl yang diperlukan agar tepat bereaksi dengan 10 mL amonia encer tsb?
123 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Anda diberikan tiga larutan berbeda, asam format (K a = 1,7 x 10–4), fenol (Ka=1,3 x 10–10), dan asam
asetat (Ka = 1,8 x 10-5), yang masing masing konsentrasi molarnya sama. Pilihlah urut urutan berikut
ini berdasarkan persen disosiasi pada kesetimbangan.
A. Asam format < Fenol < Asam asetat
B. Asam format < Asam asetat < Fenol
C. Asam asetat < Asam format < Fenol
D. Fenol < Asam asetat < Asam format
E. Tidak ada jawaban yang benar
Jika 5 mL amonia 10% tersebut dimasukkan dalam labu takar 100 mL dan diencerkan dengan air
sampai tepat 100 mL
e) Berapa konsentrasi amonia yang dinyatakan dalam M?
f) Berapa pH larutan encer tersebut?
g) Jika 25 mL larutan basa encer ini dicampur dengan 5 mL HCl 0,1M, campuran larutan ini disebut
apa? berapakah pH larutan campuran tersebut?
h) Jika 5 mL larutan basa encer ini dicampur dengan 25 mL HCl 0,1M berapakah pH larutan
campuran tersebut?
i) Berapa mL HCl yang diperlukan agar tepat bereaksi dengan 10 mL amonia encer tsb?
124 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
125 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
B. 292 torr .
C. 284 torr
D. 275 torr
E. 267 torr
Di antara modifikasi berikut yang akan membuat eksperimen ini berhasil untuk memperoleh gas SO 2
adalah :
A. Menghilangkan labu P seluruhnya.
126 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
B. Menghilangkan labu Q seluruhnya
C. Memakai asam sulfat encer pengganti asam hidroklorida.
D. Memakai air dalam labu P pengganti akua kalium hidroksida.
E. Pengumpulan dengan cara pemindahan ke atas.
Jumlah padatan AgBr yang dapat larut dalam 125 mL larutan Na2S2O3 1,20 M adalah :
A. 7,14 g
B. 12,22 g
C. 14,08 g
D. 16,72 g
E. 40,65 g
127 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Larutan B bereaksi dengan larutan C membentuk endapan kuning.
Larutan B bereaksi dengan larutan D membentuk endapan berwarna hitam.
Larutan C dicampur dengan larutan D dan larutan E tidak menghasilkan endapan
Padatan E bereaksi dengan basa kuat membentuk gas yang berbau khas dan mengubah lakmus
merah basah menjadi biru.
Test nyala untuk larutan C dan D menunjukkan warna kuning
Dari data tersebut, perkirakan senyawa kimia yang mungkin dari senyawa A, B, C, D dan E. Buktikan
dengan persamaan reaksi selengkapnya.
128 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
93. 2016 OSN-K
Diantara senyawa berikut ini, manakah yang mempunyai tekanan uap paling rendah:
A. Air, H2O
B. Hidrogenperoksida, H2O2
C. Etanol, CH3CH2OH
D. Aseton, CH2CO-CH2
E. Asam asetat, CH3COOH
129 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
E. 13
130 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
A. 3,00 g
B. 4,44 g
C. 25,4 g
D. 45,3 g
E. 56,0 g
131 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
(H2S: Ka1 = 1,0 x 10—7; Ka2 = 1,3 x 10—13; Ka HCN = 6,0 x 10—10).
Tentukanlah, bila memungkinkan, ke arah manakah kesetimbangan berikut berada:
HCN(aq) + HS— (aq) ⇌ CN— (aq) + H2S(aq)
A. Kesetimbangan mengarah ke kiri
B. Kesetimbangan mengarah ke kanan
C. Kesetimbangan sempurna setimbang ke arah kiri dan kanan
D. Dapat ditentukan bila keasaman relatif HS — diketahui
E. Tidak dapat ditentukan
132 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
113. 2018 OSN-K
Soal 8 Larutan dan teori asam basa ( 2 point )
Ke dalam larutan HCl 4 M ditambahkan padatan berikut:
I. Zn II. Cu III. Na2SO3 IV. Na2SO4
Padatan yang akan menghasilkan gas ketika ditambahkan ke dalam larutan HCl 4 M adalah
A. Hanya I
B. Hanya II
C. Hanya I dan III
D. I , II dan III
E. Tidak ada reaksi yang menghasilkan gas
133 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
c. Gambarkan kurva pH larutan terhadap volume penitrasi pada kertas grafik (pada lembar
jawaban). (3 poin)
d. Dari grafik tersebut, tentukan berapa mL volume penitrasi saat indikator metil merah berubah
warna dari merah menjadi tepat kuning? (3 poin)
e. Jika digunakan indikator fenolftalein, berapa mL volume penitrasi saat indikator berubah warna
dari tidak berwarna menjadi merah? (3 poin)
f. Dari data tersebut, indikator mana yang paling akurat untuk titrasi asam-basa tersebut?
(2 poin)
g. Jika yang dititrasi adalah 20 mL larutan asam lemah HA 0,01 M (pKa = 4,7) dengan natrium
hidroksida 0,01 M, indikator mana yang paling akurat? Buktikan dengan perhitungan. (3 poin)
134 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
135 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
B. 0,200 g
C. 5,55 g
D. 11,1 g
E. 22,2 g
136 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Termokimia
Materi
Reaksi Eksoterm adalah:
• Reaksi yang melepaskan energi. Suhu Naik.
• Energi berpindah dari sistem ke lingkungan. Terasa panas
• ΔH = - (negatif)
• Pada diagram thermokimia tanda panah ke bawah (↓)
• Contoh persamaan thermokimianya:
CaO(s) + CO2(g) → CaCO3(s) ;ΔH = - a kJ atau
CaO(s) + CO2(g) → CaCO3(s) + a kJ
• Diagram entalphi:
137 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Contoh Reaksi Eksoterm :
• Reaksi pembakaran
• Reaksi Respirasi
• Reaksi Pembentukan
• Reaksi Nuklir
• Reaksi netralisasi
• Reaksi karbit dengan air
• Reaksi alkana dengan asam
• Reaksi pembentukan molekul dari atom pada fase gas
• Batu kapur direndam dalam air
• Uap air menjadi hujan (kondensasi)
• Pencampuran air basa lemah
• Pencampuran air anhidrat
• Pembantukan air/salju di awan
• Uap air menjadi air
• Air menjadi Es
INGAT !
• Molekul yang cenderung diatomik adalah F2, Cl2, Br2, I2, H2, O2, N2
• Untuk mengubah dari reaksi thermokimia menjadi diagram thermokimia: Ujung tanda panah
tetap berada di ujung tanda panah, pangkal tanda panah tetap berada di pangkal tanda
panah, harga entalpi tetap.
Jenis-jenis perubahan entalpi :
1. Perubahan Entalpi Pembentukan Standar (ΔHf ) (ΔHf = standar enthalpy of formation)
ΔH untuk membentuk 1 mol persenyawaan langsung dari unsur unsurnya yang diukur pada 298
K dan tekanan 1 atm
Contoh : 3/2 H2 (g) + ½ N2 (g) → NH3 ΔH = - 23 Kkal
138 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Perubahan entalpi netralisasi standar yaitu perubahan entalpi yang diperlukan atau dilepaskan
untuk menetralkan 1 mol basa oleh asam yang diukur pada keadaan standar.
ΔH yang dihasilkan (pada umumnya eksoterm/ ΔH = - ) pada reaksi penetralan asam atau basa.
Contoh : NaOH (aq) + HCl (aq) → NaCl (aq) + H2O (l); ΔH = - 890 kJ/mol
Energi Ikatan Rata-Rata disebut juga energi disosiasi, dilambangkan dengan D (dissociation). Energi
ikatan didefinisikan sebagai jumlah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan 1 mol suatu
molekul dalam wujud gas.
Contoh: H2(g) → 2 H(g) DH–H = 436 kJ mol–1
Atau diagram
Kalorimeter
Kalorimeter adalah suatu alat untuk mengukur jjumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepas pada
suatu reaksi kimia. Jumlah kalor yang dilepas atau di diserap dirumuskan :
q larutan = m . c . ∆T
139 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Keterangan:
q = jumlah kalor (joule)
m = massa pelarut (biasanya air) (gram); 1mL air = 1 gram
c = kalor jenis (J.g-1.°C-1)
∆T = perubahan suhu (°C)
Jika suhu naik maka ΔH = - ( karena reaksinya eksoterm)
q larutan
ΔH larutan =
mol
Keterangan:
q larutan = m . c . ∆T
q kalorimeter = C . ∆T
Keterangan:
q = jumlah kalor (joule)
m = massa pelarut (biasanya air) (gram); 1mL air = 1 gram
c = kalor jenis (J.g-1.°C-1)
C = kapasitas kalor dari kalorimeter
∆T = perubahan suhu (°C)
Diagram Energi
140 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
https://www.urip.info/2016/10/profil-diagram-energi.html
1. 2003 OSN-K
Data pada suhu 298,15 K; 1 atm.
2 Mg (s) + O 2 (g) → 2 MgO (s) ΔH = -1203,4 kJ (1)
S (s) + O2 (g) → SO2 (g) ΔH = - 296,8 kJ (2)
2 SO2 (g) + O2 → 2 SO3 (g) ΔH = - 197,8 kJ (3)
SO3 (g) + H 2 O (l) → H 2 SO4 ΔH = - 130,0 kJ (4)
Perhatian !! : Dalam perhitungan ini 1 ton = 9,08 x 105 gram.
Berdasarkan data yang diberikan :
a. Tentukan berapa entalpi pembentukan (ΔHf0) MgO padat
b. Tentukan berapa entalpi pembentukan (ΔHf0) gas SO3
Gas SO2 (64 g/mol) dan SO3 (80 g/mol) merupakan gas-gas pencemar udara yang menimbulkan
hujan asam. Dan banyak dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan
batu bara. Di pembangkit tenaga listrik dengan bahan bakar batu bara, gas SO2 hasil
pembakaran diserap dengan mereaksikan gas tersebut dengan MgO (40 g/mol) dan udara
membentuk MgSO4 (120 g/mol) sesuai reaksi sbb:
2 MgO (s) + 2 SO2 (g) + O2 (g) → 2 MgSO4 (s) ... (5)
Bila dari pembakaran batu bara dihasilkan 20 ton gas SO2 setiap tahunnya, maka
c. Berapa banyak (ton) MgO paling sedikit yang harus disediakan setiap tahunnya untuk menghilangkan
gas SO2 tersebut.
d. Berapa banyak (ton) MgSO4 yang dapat dihasilkan setiap tahunnya.
Bila pembangkit tenaga listrik tersebut dapat menghasilkan H2SO 4 sebanyak 750 ton perhari (sesuai
reaksi 4 ), maka
f. Hitunglah jumlah panas yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tersebut setiap harinya.
141 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
2. 2004 OSN-K
Soal 2 Termokimia ( 18 point )
Perubahan entalpi (ΔH) standar pembentukan karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida
(CO2) masing-masing adalah – 110 kJ.mol –1 dan – 393 kJ mol –1.
Pertanyaan :
a.1. Tulis persamaan reaksi pembentukan CO dan CO2, termasuk simbol ujud untuk masing-masing
dan perubahan entalpinya.
a.2. Gunakan 2 harga entalpi ini untuk menghitung dalam kJ mol –1.untuk perubahan entalpi standar
dari reaksi : C + CO2 → 2CO
a.3. Beri alasan / uraian anda bila reaksi a.2 diberi energi dari luar terhadap hasil produk yang
diperoleh
b. Jelaskan dengan singkat bagaimana anda memisahkan CO dan CO2 yang tidak bereaksi dalam reaksi
a.2
Pada reaksi : Pb + PbO2 → 2PbO perubahan entalpi standarnya adalah – 157 kJ.mol – 1 .
c.1. Beri penjelasan mengapa ada perbedaan nilai entalpi reaksi di atas dengan nilai hasil
perhitungan anda untuk ( a.2 )
c.2. Jelaskan dengan singkat mengapa pemisahan PbO dari Pb dan PbO2 tidak dapat dilakukan
langsung sebagaimana seperti jawaban anda pada (b)
3. 2005 OSN-K
Energi kisi RbF, CsF, dan RbCl berturut-turut adalah – 760 kJ/mol, - 730 kJ/mol, dan – 650 kJ/mol,
Berapakah energi kisi CsCl ? (No. Atom Rb = 37 ; Cs = 55 )
A. – 620 kJ/mol
B. – 720 kJ/mol
C. – 800 kJ/mol
D. – 900 kJ/mol
E. – 1020 kJ/mol
4. 2005 OSN-K
Diberikan data entalpi pembentukan standar (ΔHoF) senyawa berikut ini :
Sebuah mobil menggunakan bahan bakar 100 % iso-oktana yang densitasnya 0,79 g/mL. Mobil
tersebut menempuh jarak 8 km/liter iso-oktana. Bila mobil tersebut menghasilkan gas CO2 dan uap
H2O, maka :
a. Tuliskan reaksi pembakaran sempurna iso-oktana dalam mesin mobil tersebut.
b. i. Tentukan entalpi pembakaran 1 mol iso-okana dalam keadaan standar.
ii. Tentukanlah berapa kJ entalpi pembakaran untuk 1 liter oktana
c. Berapa volume gas CO2 yang dibebaskan ke udara bila mobil tersebut telah menempuh jarak 100
km. (pada kondisi tersebut volumemolar gas = 22,5 L/mol)
5. 2007 OSN-K
142 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Reaksi dibawah ini yang entalpi reaksinya (Hr) merupakan entalpi pembentukan senyawa (Hf)
adalah:
A. 2Al (s) + 3Cl2 (g) → 2AlCl3 (g)
B. C (s) + O2 (g) → CO2 (g)
C. N2 (g) + 3H2 (g) → 2NH3 (g)
D. 2 C (s) + O2 (g) → 2CO (g)
E. 2S (s) + 3O2 (g) → 2SO3 (g)
6. 2007 OSN-K
Bila kristal padat ammonium bichromat, (NH4)2Cr2O7, dipanaskan maka akan terjadi reaksi penguraian
dan menghasilkan chromium (III) oksida yang berwarna hijau, uap air dan gas N 2 sesuai reaksi berikut
ini:
(NH4)2Cr2O7 (s) → Cr2O3 (s) + 4 H2O (g) + N2 (g) ∆Hr= -315 kJ/mol
Reaksi penguraian tersebut dikenal sebagai reaksi letusan volkano, karena reaksi penguraiannya
berpijar memancarkan bunga api. Proses penguraian NH4)2Cr2O7 (252 g/mol) mulai terjadi pada
temperatur 180 oC dan berlangsung terus dengan sendirinya pada temperatur ~225°C.
a. Tentukan bilangan oksidasi Cr, H dan N dalam pereaksi (reaktan) dan hasil reaksi (produk).
b. Apakah reaksi tersebut eksoterm atau endoterm ?
c. Apa jenis proses reaksi penguraian tersebut?
7. 2008 OSN-K
Berikut ini diberikan Tabel energi ikatan. Tentukanlah perubahan entalpi (H) dari reaksi :
CO(g) + 2H2(g) CH3OH(g)
A. -830 kJ
B. -557 kJ
C. -552 kJ
D. -389 kJ
E. -116 kJ
8. 2009 OSN-K
Reaksi dibawah ini yang entalpi reaksinya (ΔHr) merupakan entalpi pembentukan senyawa (ΔHf)
adalah:
A. 2Al (s) + 3Cl2 (g) ⟶ 2AlCl3 (g)
B. C (s) + O2 (g) ⟶ CO2 (g)
C. N2 (g) + 3H2 (g) ⟶ 2NH3 (g)
D. 2 C (s) + O2 (g) ⟶ 2CO (g)
143 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
E. 2S (s) + 3O2 (g) ⟶ 2SO3 (g)
9. 2009 OSN-K
Soal 2 (12 POIN)
Bila kristal padat ammonium bichromat, (NH4)2Cr2O7, dipanaskan maka akan terjadi reaksi
penguraian dan menghasilkan chromium (III) oksida yang berwarna hijau, uap air dan gas N2 sesuai
reaksi berikut ini:
(NH4)2Cr2O7 (s) → Cr2O3 (s) + 4 H2O (g) + N2 (g) ∆Hr= -315 kJ/mol
Reaksi penguraian tersebut dikenal sebagai reaksi letusan volkano, karena reaksi penguraiannya
berpijar memancarkan bunga api. Proses penguraian (NH4)2Cr2O7 (252 g/mol) mulai terjadi pada
temperatur 180 oC dan berlangsung terus dengan sendirinya pada temperatur ~225°C.
a. Tentukan bilangan oksidasi Cr, H dan N dalam pereaksi (reaktan) dan hasil reaksi (produk).
b. Apakah reaksi tersebut eksoterm atau endoterm ?
c. Apa jenis proses reaksi penguraian tersebut?
Hitunglah ∆H° dari reaksi berikut ini: 4 HCl(g) + O2(g) 2 H2O(l) + 2 Cl2(g)
A. -148 kJ/mol
B. 996 kJ/mol
C. 1184 kJ/mol
D. -3748 kJ/mol
E. -2760 kJ/mol
Hitunglah berapa entalpi standard dari reaksi (ΔHro): H2(g) + Br2(g) → 2HBr (g)
144 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
C. + 33 kJ mol–1
D. +137 kJ mol–1
E. Tidak dapat dihitung dari informasi di atas.
145 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
atom-atomnya pada fasa gas!
Tuliskan persamaan reaksinya! (4)
h. Dengan menggunakan jawaban soal (d) dan (f), tentukan perubahan entalpi untuk proses
perubahan wujud dari cairan furan menjadi gas furan! Tuliskan persamaan reaksinya! (3)
146 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
C(s) + O2(g) → CO2(g) ∆Hθ= - 93,97 kkal
2H2(g)+O2(g)→2H2O(l) ∆Hθ= - 136,64 kkal
Nilai entalpi pembentukan bagi CH2N2 (s) adalah :
A. 123,79 kkal/mol
B. 14,91 kkal/mol
C. –14,91 kkal/mol
D. –29,82 kkal/mol
E. 29,82 kkal/mol
Energi aktivasi tahap 1 adalah 50 kJ.mol–1, sedangkan perubahan entalpi reaksi keseluruhan adalah –
100 kJ.mol–1. Berdasarkan data tersebut, manakah diagram yang menggambarkan diagram tingkat
energi untuk reaksi ini?
Jawab: D
147 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
C. Ca+(g) →Ca2+(g) + e- ΔH° = - 1150 kJ/mol.
D. Ca(s) → Ca2+(g) + 2e- ΔH° = + 1150 kJ/mol.
+ 2+ -
E. Ca (s) → Ca (g) + e ΔH° = - 1150 kJ/mol.
23. 2016 OSN-K
Untuk reaksi berikut ini:
2 P(s) + 3 Cl2(g) → 2 PCl3(g) DH = -574 kJ
Berapa mol fosfor yang dibutuhkan untuk menghasilkan panas sebanyak 488 kJ?
A. 0,85 mol P
B. 1,20 mol P
C. 1,70 mol P
D. 2,35 mol P
E. 3,40 mol P
148 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
C. – 484
D. – 841
E. +127
Kombinasi campuran arang dan uap air menghasilkan campuran yang disebut sebagai gas batubara.
Gas ini dapat digunakan sebagai bahan bakar atau bahan dasar untuk reaksi lainnya. Persamaan
reaksi (belum setara) untuk menghasilkan gas batubara tersebut adalah:
C(s) + H2Og) CH4(g) + CO2(g)
a. Tuliskan reaksi setara pembentukan gas batubara tersebut. (1 poin)
149 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
b. Tentukan berapa perubahan entalpi standard (Hreaksi) reaksi pembentukan gas batubara, bila
diketahui entalpi standard reaksi:
C(s) + H2O(g) → CO(g) + H2(g) H1 = +131,3 kJ
CO(g) +H2O(g) → CO2(g) + H2(g) H2 = 41,2 kJ
CH4(g) + H2O(g) → 3H2(g) +CO(g) H3 = +206,1 kJ (4 poin)
c. Apakah reaksi pembentukan gas batubara tersebut eksoterm atau endoterm? (2 poin)
d. Bagaimanakah momen dipol (momen dua kutub) dan kepolaran dari molekul CH4 dan CO2? (3
poin)
e. Gambarkan struktur titik Lewis molekul CH4 dan CO2. ` (4 poin)
150 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Berdasarkan data kalor pembentukan H2O(g) = –241,8 kJ/mol, kalor disosiasi H2(g) = +436 kJ/mol,
dan kalor disosiasi O2(g) = +498 kJ/mol, maka energi ikatan O–H adalah ....
A. 221,6 kJ/mol
B. 443,2 kJ/mol
C. 463,4 kJ/mol
D. 587,9 kJ/mol
E. 926,8 kJ/mol
Laju Reaksi
Materi
Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi.
𝑑[𝑀]
Untuk reaksi (𝑉) =
dt
151 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Molaritas ialah ukuran yang menyatakan banyak mol zat terlarut dalam satu liter larutannya .
Berdasarkan pengertian diatas kita misalkan suatu persamaan kimia.
aA+bB→cC+dD
a, b, c, dan d adalah koefisien reaksi, dan A, B, C, dan D adalah zat-zat yang terlibat dalam reaksi, [A],
[B], [C], dan [D] menyatakan konsentrasi zat-zat tersebut. Laju reaksi dalam suatu sistem dinyatakan:
Bertambah waktu jumlah molekul reaktan A dan B akan berkurang dan jumlah molekul produk C dan
D akan bertambah.
Atau dapat digambarkan sesuai grafik:
152 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Jika ditanya yang mempengaruhi laju reaksi adalah KONSENTRASI maka carilah gambar atau data
yang KONSENTRASINYA BEDA, tetapi suhu, luas permukaan (besar kecilnya ukuran partikel) dan
pengadukan yang sama. Dan sebaliknya.
153 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Hubungan laju reaksi dan suhu dapat dirumuskan:
V2 = V1 (X)ΔT/n
Atau jika yang diketahui adalah waktu tempuh reaksi, kita dapat menggunakan rumus :
t2 = t1 (1/X)ΔT/n
Keterangan :
V1 = laju reaksi awal (pada suhu T1)
V2 = laju reaksi akhir (pada suhu T2)
t1 = waktu reaksi awal (pada suhu T1)
t2 = waktu reaksi akhir (pada suhu T2)
X = kenaikan laju reaksi
∆T = Perubahan suhu = T2 – T1
n = tiap kenaikan suhu
d. Katalisator
Katalisator yaitu zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan tujuan meningkatkan
kecepatan reaksi. Katalisator mempercepat reaksi dengan cara memberi jalan lain (alternatif reaksi)
yang mempunyai energi aktivasi lebih rendah. Energi aktivasi yaitu energi minimal yang
harus dimiliki atau diberikan kepada partikel agar tumbukannya menghasilkan reaksi.
Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel reaktan, sehingga menghasilkan tumbukan yang
efektif disebut energi pengaktifan atau energi aktivasi ( Ea ).
Semua reaksi, baik eksoterm maupun endoterm memerlukan Ea. Reaksi yang dapat berlangsung
pada suhu rendah berarti memiliki Ea yang rendah. Sebaliknya, reaksi yang dapat berlangsung pada
suhu yang tinggi, berarti memiliki Ea yang tinggi.
Ea ditafsirkan sebagai energi penghalang ( barrier ) antara reaktan dengan produk. Reaktan harus
didorong agar dapat melewati energi penghalang tersebut sehingga dapat berubah menjadi produk.
154 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
1. 2005 OSN-K
Perhatikan gambar di bawah ini :
Kurva I di dapat bila 1 gram logam Zn granular direaksikan dengan HCl berlebihan pada suhu 30
o
C. Tentukan perubahan kondisi dalam reaksi yang menghasilkan kurva II
F. Bila digunakan bubuk Zn
G. Panaskan asam HCl sampai 400C
H. Pergunakan hanya ½ gram Zn
I. Encerkan asam HCl dengan air
J. Jawaban A, B, C, dan D semua betul.
155 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
2. 2005 OSN-K
Reaksi : A + 2B → C + 3D berlangsung pada suhu 300 K. Bila laju awal pembentukan C adalah Δ[C]/Δt
= 1 M/jam, maka pernyataan di bawah ini yang sesuai dengan persamaan laju awal tersebut adalah
A. – Δ[B]/Δt = 2 M/jam
B. Δ[A]/Δt = 1/3 M/jam
C. Δ[A]/Δt = 1 M/jam
D. Δ[B]/Δt = 1 M/jam
E. Salah semua
3. 2008 OSN-K
Pada reaksi : A + B → C, ternyata bila konsentrasi A dinaikkan 2 kali, laju reaksinya tetap (tidak
berubah). Dapat dikatakan bahwa:
A. laju reaksi adalah order nol terhadap [B]
B. laju reaksi adalah order nol terhadap [A]
C. laju reaksi adalah order satu terhadap [B]
D. laju reaksi adalah order satu terhadap [A]
E. A adalah katalis
4. 2008 OSN-K
Reaksi penguraian gas N2O5 berikut ini: 2N2O5(g) → 4NO2(g) + O2 (g), pada saat laju hilangnya N2O5 =
1,2 x 10-4 M/detik , maka laju terbentuknya gas O2 adalah:
A. 1,2 x 10-4 M/detik
B. 2,4 x 10-4 M/detik
C. 6,0 x 10-5 M/detik
D. 3,0 x 10-5 M/detik
E. 4,8 x 10-4 M/detik
5. 2010 OSN-K
Untuk reaksi: A(g) + B(g) Produk; laju awal reaksinya adalah 0,056 mole.L–1s–1. Kemudian reaksi
tersebut didiamkan beberapa lama, dan setelah 10 menit diukur kembali lajunya. Ternyata laju
reaksinya juga 0.056 mole.L–1s–1. Berapa order reaksi tersebut?
A. Order Nol
B. Order kesatu
C. Order kedua
D. Order negative
E. Tak dapat ditentukan
Kurva I diperoleh dengan dara mereaksikan 1 gram logam Zn granular dengan HCl berlebihan pada
temperatur 30oC.
Tentukanlah apa perubahan kondisi dalam reaksi yang menghasilkan kurva II
A. Bila digunakan bubuk Zn
156 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
B. Pergunakan hanya ½ gram Zn
C. Panaskan asam HCl sampai 40oC
D. Encerkan asam HCl dengan air.
E. Jawaban A, B, C dan D semua betul
7. 2013 OSN-K
Perhatikan 3 reaksi yang berlangsung dalam 3 wadah berikut ini
Persamaan hukum laju reaks i dalam ketiga wadah tersebut diberikan oleh: laju = r = k[•][○]
Berdasarkan persamaan reaksi yang diberikan, berikut ini manakah
pernyataan yang benar?
A. Laju reaksi A = laju reaksi B
B. Laju reaksi A = Laju reaksi C
C. Laju reaksi B= laju reaksi C
D. Laju reaksi A= Laju reaksi B =Laju reaksi C
E. Laju reaksi A, B dan C tidak dapat ditentukan
8. 2013 OSN-K
Berikut adalah reaksi yang berlangsung dalam larutan benzena yang mengandung piridin 0,1 M:
CH3OH (A) + (C6H5)3CCl (B)→ CH3OC(C6H5)3 (C)+ HCl, dengan hasil percobaan sebagai berikut:
Konsentrasi awal (M) Konsentrasi akhir
Δt/min
[A]0 [B]0 [C]0 [C] (M)
0,10 0,05 0 2,5 0,0033
0,10 0,10 0 15,0 0,0039
0,20 0,10 0 7,5 0,0077
Hukum laju dan nilai tetapan laju untuk reaksi tersebut berturut-turut adalah
A. r = k[A]2[B] dan 4,6 x 10− L2mol−2s−1
B. r = k[A][B] dan 3,8 x 10−3Lmol−1s−1
C. r = k[A][B]2 dan 5,2 x 10−3L2mol−2s−1
D. r = k[A] dan 2,6 x 10−3s−1
E. r = k [B] dan 7,4 x 10−3s−1
9. 2015 OSN-K
Percobaan yang melibatkan reaksi oksidasi NO menjadi NO2 berlangsung sesuai persamaan reaksi
berikut :
2NO(g) + O2(g) → 2NO2(g)
Data yang diperoleh dari percobaan tersebut adalah sebagai berikut :
Percobaan [O2], M [NO], M Laju NO2 (M/det)
1 0,001 0,001 7,10
2 0,004 0,001 28,40
3 0,004 0,003 255,6
4 0,002 0,002 X
157 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Nilai X dalam tabel adalah :
A. 3,65
B. 14,20
C. 28,40
D. 56,80
E. 85,20
Suatu larutan yang disiapkan dengan komposisi 0,050 M ion S2O8–2 dan 0,072 M ion I–, dan kemajuan
reaksi diamati dengan mengukur [I–]. Diperoleh data seperti pada Tabel berikut:
Waktu (detik) 0 400 800 1200 1600
–
[I ] (M) 0,072 0,057 0,046 0,037 0,029
158 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Untuk reaksi fasa gas 3H2 + N2 ⇌ 2NH3, maka laju hilangnya H2 dibandingkan terhadap laju
pembentukan NH3 adalah
A. Laju awalnya sama.
B. Laju hilangnya H2 adalah 1/2 laju munculnya NH3.
C. Laju hilangnya H2 adalah 3/2 laju munculnya NH3.
D. Laju hilangnya H2 adalah 2/3 laju munculnya NH3.
E. Laju hilangnya H2 adalah 1/3 laju munculnya NH3.
159 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Nilai energi yang mengalami perubahan bila ditambahkan katalis adalah ....
A. Hanya I
B. Hanya II
C. I dan II
D. I dan III
E. I, II, dan III
Kesetimbangan Kimia
Materi
Pergeseran Kesetimbangan :
Konsentrasi →ingat bejana berhubungan :
Keterangan :
Penentuan harga K, dan pergeseran kesetimbangan yang menggunakan volume dan tekanan maka
wujudnya harus HOMOGEN. Jika HETEROGEN maka harus memprioritaskan wujud : gas (g), larutan
(aq), cairan (l), padatan (s)
Harga K berubah akan berubah jika suhu berubah.
Contoh:
160 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Mol atau Molaritas zat harus dalam keadaan setimbang. Jika belum semua data dalam keadaan
setimbang, maka harus ditentukan dulu melalui tabel:
A +B ⇄ C +D
Mula-mula
Reaksi
Setimbang
Pada reaksi berlaku perbandingan koefisien = perbandingan mol
Grafik digambarkan:
161 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Untuk reaksi yang sama harga Kc hanya dipengaruhi suhu. Selama suhu tetap maka K tetap. Harga
K berubah hanya apabila suhunya berubah. perubahan harga K tergantung jenis reaksinya :
• Reaksi Endoterm ( menyerap kalor / ΔH nya positif ) : K berbanding lurus dengan suhu.
Artinya jika suhunya meningkat maka K nya juga meningkat dan sebaliknya jika suhunya
menurun maka K nya juga menurun.
• Reaksi Eksoterm ( melepas kalor / ΔH nya negatif ) : K berbanding terbalik dengan suhu.
Artinya jika suhunya meningkat maka K nya menurun dan sebaliknya jika suhunya menurun
maka K nya meningkat.
1. 2006 OSN-K
Reaksi kesetimbangan berikut (Proses Haber) : N 2 (g) + 3 H2 (g) ⇌ 2 NH3 (g) ΔH0 = - x kJ/mol
Perubahan berikut ini, manakah yang dapat mempengaruhi harga tetapan kesetimbangan
Kp dan juga proporsi ammonia yang terdapat pada kesetimbangan ?
A. penambahan katalis
B. menurunkan suhu
C. menambahkan massa nitrogen
D. menaikkan tekanan
E. menambahkan massa hydrogen
2. 2006 OSN-K
Efek apakah terhadap adanya katalis pada tetapan laju reaksi, k1 untuk reaksi ke kanan dan
k – 1 untuk reaksi sebaliknya, dan pada tetapan kesetimbangan , K, untuk reaksi reversibel ?
k1 k–1 K
A. naik turun tidak ada efek
B. naik turun naik
C. naik naik tidak ada efek
D. naik naik naik
E. tidak ada efek tidak ada efek naik
3. 2006 OSN-K
Ammonium karbamat (NH2COONH4) adalah garam asam karbamat yang terdapat dalam darah dan
urin mamalia. Pada temperatur 250 0C terjadi kesetimbangan sebagai berikut :
NH2COONH4 (s) ⇌ 2 NH3 (g) + CO2 (g)
Dengan nilai Kc = 1,58 x 10 – 8 .
Bila 7,8 g NH2COONH4 (78 g/mol) dimasukkan ke dalam wadah yang volumenya 0,5 liter, maka:
162 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
a. Tuliskan pernyataan Kc untuk reaksi tersebut
b. Pada temperatur 250 0C, tentukan berapa konsentrasi NH3 dan CO2 bila telah tercapai
kesetimbangan
c. Tentukan berapa tekanan di dalam wadah bila telah tercapai kesetimbangan
Tentukan nilai Kp reaksi tersebut pada temperatur 250 0C.
4. 2007 OSN-K
Dari reaksi kesetimbangan dibawah ini, manakah yang kesetimbangannya tidak dipengaruhi oleh
perubahan tekanan
A. Fe3O4(s) + H2(g) 3 FeO(s) + H2O(g)
B. CH3OH(l) CO(g) + 2 H2(g)
C. NH4NO2(s) N2(g) + 2 H2O(g)
D. 4 HCl(g) + O2(g) 2 H2O(l) + 2 Cl2(g)
E. 4 NH3(g) + O2(g) 2 N2(g) + 6 H2O(g)
5. 2007 OSN-K
Pada suhu 700 K terjadi reaksi kesetimbangan:
CO2(g) + H2(g) 2 CO(g) + H2O(l) dengan nilai Kc = 0,11.
Nilai Kp untuk reaksi tersebut adalah:
A. 0,99
B. 9,99
C. 0,11
D. 11,0
E. 110
6. 2008 OSN-K
Berikut ini adalah reaksi kesetimbangan:
4A(s) + 2B (g) 2C (g) ΔHreaksi = – 60kJ
Sesudah mencapai kesetimbangan , berikut ini keadaan yang mana akan menggeser kesetimbangan
kearah kiri (membentuk reaktan lebih banyak):
A. Menurunkan Temperatur
B. Menambah konsentrasi B
C. Menaikkan Tekanan
D. Menambah konsentrasi A
E. Menaikkan Temperatur
7. 2008 OSN-K
Berikut ini, manakah yang nilai Kp = Kc:
A. 3Fe(s) + 4H2O(g) Fe3O4 (s) + 4H2 (g)
B. C(s) + H2O(g) CO(g) + H2 (g)
C. 2SO2 (g) + O2 (g) 2SO3(g)
D. H2 (g) + I2 (s) 2HI(g)
E. Semua reaksi diatas nilai Kp=Kc
8. 2008 OSN-K
Untuk reaksi: PCl5 (g) PCl3 (g) + Cl2 (g) nilai Kc pada 261 oc adalah 0,0454. Bila dalam suatu wadah
diisi dengan setiap gas dalam reaksi sehingga: [PCl 5] = 0,25M, [PCl3] = 0,20 M, dan [Cl2 ] = 2,25 M,
kemana arah reaksi yang terjadi dan mengapa?
A. Kearah produk karena Q= 0,56
B. Kearah reaktan karena Q= 1,8
C. Kearah produk karena Q = 2,8
163 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
D. Kearah reaktan karena Q = 0,0454
E. Berada dalam kesetimbangan
9. 2008 OSN-K
Besi karbonil, Fe(CO)5 adalah gas yang bila dalam wadah tertutup dapat terurai sesuai dengan
persamaan reaksi kesetimbangan berikut ini:
2 Fe(CO)5 (g) Fe2(CO)9 (g) + CO (g)
Kedalam suatu wadah dimasukan sejumlah Fe2(CO)5 sehingga konsentrasinya 0,47 M. Bila nilai Kc
untuk reaksi tersebut pada 298 K adalah 9 maka:
e. Tentukanlah berapa atmosfir tekanan awal gas dalam wadah tertutup tersebut
f. Tentukanlah berapa konsentrasi gas Fe2(CO)9 dalam keadaan kesetimbangan
g. Tentukanlah nilai Kp reaksi tersebut
h. Tentukanlah tekanan total gas sesudah tercapai kesetimbangan
i. Gambarkan struktur dot Lewis gas CO
164 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
E. Tidak ada kecenderungan reaksi
165 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
iii. Jumlah karbon ditambahkan menjadi 6,00 g (1poin)
166 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
[CO] = 0,050 M, [H2] = 0,045 M, [CO2] = 0,086 M, and [H2O] = 0,040 M. a. Tentukan nilai Kc dan
Kp untuk reaksi tersebut pada 686ºC. [4] b. Bagaimana kesetimbangan reaksi tersebut bila
tekanan sistem dinaikkan? [2]
c. Bila ditambahkan sejumlah gas CO2 sehingga konsentrasinya dalam kesetimbangan menjadi
0,50 mol/L, berapa konsentrasi semua spesi gas setelah dicapai kesetimbangan kembali? [12]
167 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Berdasarkan grafik di atas, berapa nilai konstanta kesetimbangan, Kc, untuk reaksi ini?
A. 1,5
B. 3
C. 9
D. 12
E. 18
Pada temperatur 700 K, gas H2S dan membentuk reaksi kesetimbangan sebagai berikut:
NH3(g) + H2S(g) ⇄ NH4HS(g) Kp = 8,3 × 10—3
b. Tuliskanlah pernyataan tetapan kesetimbangan Kp untuk reaksi diatas (termasuk satuannya) (2
poin)
c. Hitunglah nilai Kc untuk reaksi antara gas NH3 dan gas H2S membentuk gas NH4HS pada 700 K (3
poin)
Bila diketahui untuk kesetimbangan reaksi:
N2(g) + 3 H2(g) ⇄ 2 NH3(g) Kp = 3,1 × 10—4
Maka:
d. Hitunglah nilai Kp pada 700 K untuk reaksi kesetimbangan berikut ini:
2 H2S(g) + N2(g) + 3 H2(g) ⇄ 2 NH4HS(g) (5 poin)
168 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
C. Kesetimbangan bergeser ke kiri
D. Harga tetapan kesetimbangan K menjadi lebih besar
E. Susunan kesetimbangan tidak berubah
169 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
A(g) + 2B (g) ⇌ 3C (g) + D(g)
Sebanyak 5 mol A dan 3 mol B ditempatkan dalam suatu wadah dan kemudian didiamkan. Setelah
terjadi kesetimbangan, ternyata terdapat 1 mol B. Jumlah mol A, C dan D pada kesetimbangan
adalah ....
A. 1,0 mol A, 3,0 mol C, 1,0 mol D
B. 4,0 mol A, 3,0 mol C, 1,0 mol D
C. 1,0 mol A, 6,0 mol C, 1,0 mol D
D. 3,0 mol A, 2,0 mol C, 2,0 mol D
E. 4,0 mol A, 3,0 mol C, 4,0 mol D
Materi
Reaksi Redoks
Reaksi redoks yaitu reaksi yang melibatkan serah terima elektron yang disertai dengan perubahan
bilangan oksidasi atom-atom yang terlibat reaksi. menentukan reaksi reduksi / reaksi oksidasi
Sesuai dengan perkembangannya, ada tiga konsep untuk menjelaskan reaksi oksidasi reduksi
(redoks). Konsep tersebut adalah sebagai berikut:
1. Konsep redoks berdasarkan pelepasan dan pengikatan oksigen.
Oksidasi adalah peristiwa pengikatan oksigen
4Fe(s) + 3O2(g) → 2Fe2O3(s)
Reduksi adalah peristiwa pelepasan oksigen (kebalikan dari reaksi oksidasi)
F2O3(s) + CO(g) → 2Fe(s) + CO2(g)
170 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Autoredoks
Untuk Autoredoks/ Anti Autoredoks/ Disproporsionasi/ Konproporsionasi, ada sedikit modifikasi.
Yaitu:
Langkah ke 2 dilewati, dan langkah ke 5 diubah. Yang biasanya KPK digunakan sebagai pengkali
kedua ruas, pada Autoredoks cukup pada ruas yang terhubung satu. Baru kemudian yang terhubung
dua disamakan.
Molekuler
Untuk Molekuler, ada sedikit modifikasi. Yaitu: Langkah ke 6 diubah. Menjadi: Samakan atom selain
171 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
atom H dan O, utamakan golongan IA dan IIA. Jika masih belum juga sama, biasanya yang terhubung
lebih dari satu/ hanya satu atom di satu ruas (biasanya asam/ basa) koefisiennya dianggap tidak ada.
Pada suasana asam langkahnya cukup sampai disini. Tetapi untuk Suasana Basa anda harus
menambah langkah:
• Tambah OH- sejumlah H+ pada kedua ruas, (INGAT: H+ kalau ketemu OH- jadi H2O)kemudian
sederhanakan.
Sel Volta
Diagram sel Volta ditulis dengan cara berikut.
Elektron mengalir dari anode ke katode (atau dari Reaksi Oksudasi ke reaksi Reduksi). Logam yang
mempunyai E° lebih kecil selalu merupakan anode (mengalami oksidasi). Reaksi dapat berlangsung
spontan jika E°sel mempunyai harga positif. Urutan logam-logam dari reduktor terkuat sampai
reduktor terlemah dalam DERET VOLTA sebagai berikut.
Li - K - Ba - Sr - Ca - Na - La - Ce - Mg - Lu - Al - Mn - H2O - Zn - Cr - Fe - Cd - Co - Ni - Sn - Pb -
(H) - Sb - Bi - Cu - Hg - Ag - Pt - Au
Logam yang berada di sebelah kiri dalam deret Volta akan mengalami oksidasi di anode, sementara
logam yang berada di sebelah kanan dalam deret Volta akan mengalami reduksi di katode.
172 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
E sel itu Red Oks → Potensial sel (E sel) = E red – E oks
Potensial sel (E sel) = + → Reaksi berlangsung spontan
Potensial sel (E sel) = - → Reaksi tak berlangsung spontan
Sel Elektrolisis
Reaksi yang terjadi pada elektrode-elektrode sel elektrolisis sebagai berikut.
Katode (Terjadi Reaksi Reduksi) Anode (Terjadi Reaksi Oksidasi)
* Perhatikan ion + nya saja, apapun jenis * Perhatikan jenis Anodanya dulu (inert/
katoda tidak berpengaruh Reaktif)
1. Larutan (Aq) golongan IA (Li+,Na+, K+, Rb+, A. Elektroda Inert (C, Pt, Au)
Cs , Fr ), IIA(Be2+, Mg2+, Ba2+,Sr2+, Ba2+, Ra2+), dan
+ +
1. Ion golongan VIIA (F-, Cl-, Br-, I-, At-) reaksi:
3+ 2+
Al , Mn , tulis : 2X- → X2 + 2e-
2H2O + 2e- → 2OH- + H2 Contoh : 2Cl- → Cl2 + 2e-
2. Leburan/ lelehan/ cairan (l) golongan IA 2. Ion poliatom (SO42-, PO43-, NO3-,CO32- dsb)
(Li+,Na+, K+, Rb+, Cs+, Fr+), IIA(Be2+, Mg2+, Ba2+,Sr2+, tulis:
Ba2+, Ra2+), Al3+, Mn2+, reaksi : 2H2O → 4H+ + O2 + 4e-
x+
L + xe- → L
2+
Contoh : Ca (l) + 2e → Ca(s)
3. Asam (H+), tulis : 3. Ion Basa (OH-) tulis:
173 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
2H+ + 2e- → H2 (g) 4 OH- → 2H2O + O2 + 4e-
4. Logam selainIA, IIA, dan Al3+, Mn2+ B. Elektroda Reaktif (selain C, Pt, Au)
(Contoh Cu2+, Ag+, Cr3+, Zn2+ dsb), : L → Lx+ + xe-
Lx+ + xe- → L L adalah anodanya
3+
Contoh : Cr (l) + 3e → Cr(s) Contoh :
anodanya Zn(s) → Zn2+(l) + 2e
anodanya Ag(s) → Ag+(l) + e
anodanya Cu(s) → Cu2+(l) + 2e
anodanya Cr(s) → Cr3+(l) + 3e
anodanya Al(s) → Al3+(l) + 3e
anodanya Fe(s) → Fe3+(l) + 3e
anodanya Ni(s) → Ni2+(l) + 2e
anodanya Mg(s) → Mg2+(l) + 2e
anodanya Co(s) → Co2+(l) + 2e
anodanya Mn(s) → Mn2+(l) + 2e
dan sebagainya
Hukum Faraday
Hukum Faraday I
C ixt
F = mol A x Valensi A = = = mol H+ = mol OH-
96500 96500
C ixt
F= F=
965000 = 965000 Keterangan :
Rumus yang sering dipakai: w = massa zat yang mengendap di elektroda dalam gram
i = arus dalam ampere
t = waktu dalam detik
Ar x i x t
w=
valensi x 96500
ixt
mol =
valensi x 96500
Ingat!
Valensi logam = muatan; contoh: Ag+ → valensi Ag = 1; Cu2+ → valensi Cu = 2 dsb
Valensi non logam pada umumnya = 2 kecuali valensi O2 = 4, contoh valensi H2 = 2;
gram L
mol = pada keadaan standar (STP/ 0oC, 1 atm) ; mol = . mol = M x Liter
Ar 22,4
Hukum Faraday II
(Ingat kata kunci : Pada arus sama/ pada muatan sama / secara seri)
174 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Atau
w1 w
= 2
e1 e2 ;
Keterangan:
W = massa dalam gram
Ar
e=
valensi
Korosi
PENYEBAB →adanya oksigen (O2) / udara terbuka dan air
DIPERCEPAT adanya asam dan garam
Hati-hati, garam anhidrat (contoh: CaCl2 anhidrat) tidak mempercepat korosi, tetapi
memperlambat korosi, karena mengikat air.
Pencegahan :
KATODIK → dihubungkan dengan logam lain yang lebih mudah mengalami oksidasi (Eo logam
pelindung < Eo logam yang dilindungi)
PELAPISAN/ MEKANIS → dengan cara : dilumuri minyak/ oli/ pelumas, dicat, dilapisi logam yang
kurang reaktif/ sulit mengalami oksidasi (Eo > Eo besi)
1. 2005 OSN-K
bila larutan yang mengandung ion etanadioat, C2O42– dioksidasi dengan larutan KMnO 4dalam
suasana asam, terjadi reaksi sebagai berikut :
Berapa volume larutan KMnO4 0,02 mol/L yang dibutuhkan untuk mengoksidasi sempurna 0,001 mol
garam KHC2O4–H2C2O4 ?
A. 20 cm3
B. 40 cm3
C. 50 cm3
D. 125 cm3
E. 250 cm3
2. 2005 OSN-K
Perhatikan reaksi yang belum setara ini :
MnO4– + H+ + Fe2+ → Mn2+ + Fe3+ + H2O
Pernyataan yang benar mengenai reaksi tersebut adalah :
A. MnO4– merupakan pereduksi
B. Mangan mengalami oksidasi
C. Fe2+mengambil elektron
175 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
D. Besi mengalami reduksi
E. Fe2+ merupakan reduktor
3. 2005 OSN-K
Berikut ini adalah reaksi antara tembaga (Cu) dengan asam nitrat (HNO3) :
8HNO3 + 3Cu → 2NO + 3Cu(NO3)2 + 4H2O
Pertanyaan :
a. Apakah jenis reaksi yang terjadi dan tulislah reaksi di atas dalam bentuk setengah reaksi dan
reaksi totalnya dalam bentuk ion.
b. i. Hitunglah berapa gram berat Cu yang dibutuhkan untuk menghasilkan gas NO sebanyak
0,05 mol.
ii. Berapakah volume gas NO yang dibebaskan bila pada keadaan tersebut, bila 1 g gas N 2 (28
g/mol) volumenya 1 L, dan massa molar Cu = 63,5 g/mol.
c. Mengenai gas NO yang terbentuk :
i. Apa jenis ikatan kimia pada molekul NO
ii. Tulis struktur Lewis dari gas NO
iii. Bagaimana sifat magnit gas NO, mengapa demikian.
d. Tuliskan konfigurasi elektron ion Cu 2+ dan bagaimana sifat magnitnya ( nomor atom Cu = 29)
e. Larutan Cu2+ bila ditambahkan larutan amoniak (NH 3 ) berlebih akan membentuk larutan yang
berwarna biru terang.
i. Tuliskan reaksi yang terjadi
ii. Apa jenis ikatan yang terbentuk antara ion Cu 2+ dengan molekul NH 3 pada senyawa
berwarna biru tersebut.
iii. Bagaimanakah struktur senyawa biru tersebut, mengapa ?
4. 2006 OSN-K
Potensial elektroda standar untuk logam X dan Y masing-masing adalah :
X2+(aq) / X (s) ; E0 = + 0,30 volt
Y2+(aq) / Y (s) ; E0 = - 0,40 volt
Ke dalam masing-masing larutannya dicelupkan elektroda masing-masing logam, X dan Y.
Manakah mengenai deskripsi berikut yang benar ?
5. 2006 OSN-K
Bila sejumlah arus dilewatkan ke dalam larutan akua Cu(II)sulfat diasamkan, terjadi pembebasan
serentak di katoda, yaitu x mol Cu dan y dm3 hidrogen (diukur pada stp). Berapa mol elektron yang
dilewatkan ke dalam larutan itu ?
A. x + y/22,4 D. 2x + y/11,2
B. x + y/11,2 E. 2x + y/22,4
176 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
C. x + y/5,6
6. 2006 OSN-K
Yang manakah berikut ini yang reaksinya adalah reaksi redoks ?
A. AlH3 (g) + H–1(g) ⟶ AlH4–
B. Al3+(aq) + 3 OH–(aq) ⟶ Al(OH)3 (s)
C. 2 Al (s) + 3 Cl2 (g) ⟶ 2 AlCl3 (s)
D. AlO2–(aq) + H+(aq) + H2O (l) ⟶ Al(OH)3 (s)
E. Al2Cl6 (g) ⟶ 2 AlCl3 (s)
7. 2010 OSN-K
Dalam setengah reaksi oksidasi berikut ini: 4H2O + H2S → SO4 –2 + 10H+
Berapa banyak elektron yang dilepaskan dalam reaksi
A. 2
B. 4
C. 6
D. 8
E. 10
8. 2010 OSN-K
Berikut ini, manakah yang merupakan reaksi redoks?
A. AlH3(g) + H– (g) → AlH4–
B. Al3+(aq) + 3OH– (aq) → Al(OH)3(s)
C. 2Al(s) + 3Cl(g) → 2AlCl3(s)
D. AlO2(aq) + H+(aq) + H2O(l) → Al(OH)3(s)
E. Al2Cl6(g) → AlCl3(g)
9. 2010 OSN-K
Bila diketahui:
Cd2+ + 2e– → CdE0 red = – 0,40V; Zn2+ + 2e– → Zn Eo red = – 0,76V
Ni2+ + 2e– → Ni Eo red = – 0,25V; Cu2+ + 2e– → Cu Eo red = +0,34V
Berdasarkan data tersebut, manakah dari spesi berikut ini yang merupakan oksidator terbaik?
A. Cd
B. Zn2+
C. Ni
D. Cu
E. Cu2+
177 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
11. 2011 OSN-K Tipe 1
Bila larutan yang mengandung ion oksalat, C2O42–, dioksidasi dengan larutan KMn04 dalam suasana
asam, terjadi reaksi sebagai berikut:
2 MnO4– (aq) + 5 C2O42– (aq) + 16H+(aq) ⟶ 2 Mn2+(aq) + 10 CO2(g) + 8 H2O (l)
Berapa volume larutan KMnO4 0,02 mol/L yang dibutuhkan untuk mengoksidasi sempurna 0,001 mol
garam KHC2O4?
A. 20 cm3
B. 40 cm3
C. 50 cm3
D. 100 cm3
E. 125 cm3
178 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
A. MnO4– adalah reduktor dan Fe2+ adalah oksidator
B. Bilangan oksidasi Mangan berubah dari +2 menjadi +7
C. Fe2+ mengambil electron dari MnO4–
D. Besi mengalami reduksi dan MnO4– mengalami oksidasi
E. Fe2+ merupakan reduktor
179 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
180 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
181 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
B. Na2O(s) + H2O(l) → 2NaOH(aq)
C. CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
D. CaO(s) + SO3(g) → CaSO4(s)
E. NH3(g) + HCl(g) → NH4Cl(s)
A. Hanya a dan c
B. Hanya a, b dan c
C. Hanya b, c dan d
D. Hanya b dan d
E. semuanya adalah reaksi redoks
A. Fe+2(aq) → Fe+3(aq) + e–
B. MnO4– (aq) + 8H+ (aq) + 5e– → Mn+2 (aq) + 4H2O (l)
C. Fe(s) → Fe+3(aq) + 3e–
D. 2MnO4– (aq) + 12H+ (aq) + 6e- → 2Mn+2(aq) + 3H2O (l)
E. Fe (s) → Fe+2 (aq) + 2e–
182 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
2Au3+(aq) + 3Zn(s) ⟶ 2Au(s) + 3Zn2+(aq)
Jika diketahui :
Au3+(aq) + 3e- ⟶ Au(s) Eo = +1,50 V
Zn2+(aq) + 2e- ⟶ Zn(s) Eo = -0,76 V
adalah
A. +0,74 V
B. +1,48 V
C. +2,26 V
D. –1,48 V
E. – 2,26 V
183 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Al ⟶ Al3+ + 3 e-
Mn ⟶ Mn2+ + 2 e-
Zn ⟶ Zn2+ + 2 e- makin mudah teroksidasi
Cr ⟶ Cr3+ + 3 e-
Fe ⟶ Fe2+ + 2 e-
184 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
D. 0,33
E. 0,43
Kimia Karbon
Materi
Semakin besar Mr atau semakin panjang rantai C, maka semakin tinggi pula titik didihnya. Tapi jika
Mr-nya (panjang rantai C) sama namun bentuk molekulnya berbeda (senyawa-senyawa isomer),
maka senyawa yang cabangnya paling sedikit akan memiliki titik didih paling tinggi.
185 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
9 Parafin/ lilin/ C20 – C30 > 350 oC Lilin, batik, korek api, pelapis kertas bungkus, semir
malam sepatu
10 Aspal > C25 > 350 oC Pengaspalan jalan, atap bangunan
186 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Kelompok IUPAC/ Trivial Gugus Fungsi Rumus Umum Contoh Senyawa
propanon/aseton
Karboksil — COOH atau -CO2H CnH2nO2
Asam alkanoat / atau
Asam karboksilat
asam etanoat/asam asetat
— COO— / —CO2— CnH2nO2
atau
Ester/Alkil
alkanoat
metil etanoat/metil asetat
Senyawa Amina R—NH2 CnH2n+3N CH3CH2-NH2: Etil amina
nitrogen
Amida CnH2n+1ON
Etanamida/asetamida
Nitro R-NO2 CnH2n+INO2 CH3CH2NO2: Nitroetana
Benzena dan
Aromatik
turunannya
187 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Kelompok IUPAC/ Trivial Gugus Fungsi Rumus Umum Contoh Senyawa
Sikloalkana
Polisiklik
Alkana
Rumus alkana Nama alkana
CH4 metana
C2H6 etana
C3H8 propana
C4H10 butana
C5H12 pentana
C6H14 heksana
C7H16 heptana
C8H18 oktana
C9H20 nonana
C10H22 dekana
Alkil
Gugus alkil Nama
CH3- Metil
CH3-CH2- Etil
CH3-CH2-CH2- Propil
Isopropil
CH3-CH2-CH2-CH2- Butil
Sekunder butil
Isobutil
Tersier butil
188 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
3. TENTUKAN NOMOR.
Mulailah nomor 1 dari ujung yang terdekat dari gugus fungsi. Tetapi jika jarak dari ujung ke gugus
fungsi sama, maka mulailah nomor 1 dari ujung yang terdekat dari alkil.
4. BERILAH NAMA .
Rantai terpanjang identik dengan nama IUPAC (jika satu kata : Alkanol, Alakanal, Alkanon, Alkena,
Alkuna), atau nama akhir IUPAC (jika 2 kata : Alkoksi Alkana, Asam Alkanoat, Alkil Alkanoat, Halo
Alkana). Jika nama IUPAC hanya satu kata, maka alkil harus disebut dahulu. Jika nama IUPAC terdiri
dari dua kata, maka alkil disebut ditengahnya. Untuk Alkanal, Asam alkanoat dan Alkil Alkanoat
Letak gugus tidak perlu disebutkan karena pasti No.1. Jika ada alkil yang sama, maka harus digabung
(dengan awalan : 2 = di, 3 = tri, 4 = tetra, 5 = penta, 6 = heksa dst). Jika ada alkil yang berbeda maka
harus diurut berdasarkan abjat. ( Contoh : etil didahulukan dari metil , karena huruf e lebih dahulu
dibanding m dalam urutan abjat)
189 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Butanal Butiraldehida
Pentanal Valeraldehida
Alkanoat Karboksilat
Metanoat Format / Formiat
Etanoat Asetat
Propanoat Propionat
Butanoat Butirat
Pentanoat Valerat
Contoh :
Nama IUPAC Nama Trivial
2-metil-butanal 2-metil-butiraldehida
Metil etanoat Metil asetat
Isomer
Isomer adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi rumus strukturnya
berbeda.
• alkena dan
sikloalkana (CnH2n)
190 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Jenis Pengertian Contoh
• alkuna dengan
alkadiena dan
Sikloalkena
(CnH2n -2)
dengan
Isomeri berdasarkan
arah putar bidang
cahaya
teipolarisasi.
Dekstro (d): memutar ke l-asam laktat
kanan.
Levo (l): memutar ke kiri.
191 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Jenis Reaksi Contoh
Ciri: CH2 = CH2 + H-H → CH3-CH3
terjadi pemutusan ikatan 2. alkena + asam halida → haloalkana
rangkap (ikatan rangkap CH3-CH=CH2 + HBr → CH3-CHBr-CH3
di ruas kiri atau C=C → C-C atau C ≡ (Hk Markonikov → H cenderung terikat pada C ikatan rangkap yang
C→ C=C atau C=O → C-OH ) mengikat H lebih banyak)
Eliminasi = pengurangan
Ciri: terjadi pembentukan ikatan
rangkap (ikatan rangkap di
ruas kanan atau C-C → C=C )
Kondensasi = penggabungan
192 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Jenis Reaksi Contoh
• Alkohol tersier → alkohol yang gugus —OH-nya terikat pada atom C tersier (OH terikat pada C
yang mengikat 3 C lain atau C)
Contoh :
Identifikasi
Rumus
Gugus Fungsi Ciri-ciri
Umum
1. Reaksi oksidasi dengan KMnO4, K2Cr2O7.
Alkohol primer → aldehid →asam karboksilat
Alkohol sekunder → keton
Alkohol tersier → tidak bisa dioksidasi
CnH2n+2O Alkohol / -OH
2. Reaksi dengan logam Na/K : R-OH + Na —R-ONa + H2
3. Reaksi dengan HX, PCl3 atau PCI.
R-OH + HX → RX + H2O
R-OH + PCI3 — R-Cl + H3PO3
193 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Rumus
Gugus Fungsi Ciri-ciri
Umum
R-OH + PCl5 → RCl + POCl3 + HCI
4. Reaksi dengan asam karboksilat
R'-OH + RCOOH — RCOOR' (ester/ Harum) + H2O
5. Reaksi dengan asam sulfat R-OH + H2SO, pada suhu 130 - 140°C
menghasilkan eter. Pada suhu tinggi (180oC) menghasilkan
Alkena.
6. Titik didih tinggi
1. Reaksi oksidasi : R-O-R' + O2 → CO2 + H2O
2. Reaksi dengan logam Na/K
R-O-R' + Na/K → tak bereaksi
3. Reaksi dengan HX, PCl3, atau PCl5
R-O-R' + HX → R-OH + R'X (R panjang menjadi alcohol, R pendek
Eter / -O- menjadi alkil halide)
R-O-R' + PCl3 → tak bereaksi
R-O-R' +PCl5 → R-Cl + R'-Cl + POCI3
4. Reaksi dengan asam karboksilat
R-O-R' + RCOOH → tak bereaksi
5. Titik didih rendah
Aldehid / -CHO Uji Fehling / Benedict : Menghasilkan Cu2O (endapan merah bata)
dan asam karboksilat.
Uji Tollens / Perak amoniakal: Menghasilkan Ag (cermin perak) dan
CnH2nO Asam karboksilat.
Dioksidasi (direaksikan dengan KMnO4, K2Cr2O7) : menghasilkan
asam karboksilat.
Keton / -CO- Tidak bereaksi dengan Uji Fehling / Tollens/ dioksidasi.
Asam Karboksilat / - Bersifat asam
-COOH - Bereaksi dengan alkohol → menghasilkan ester
- Dihidrolisis → tetap
CnH2nO2
Ester / -COO- - Bersifat netral
- Tak bereaksi dengan alkohol
- Dihidrolisis → menghasilkan alkohol dan asam karboksilat
194 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
2. Uji Iodoform (CHI3)
Senyawa alkohol, aldehid, dan keton yang mengikat metil di sebelah –OH:
dapat bereaksi dengan pereaksi iodoform (I2 dalam NaOH) menghasilkan kristal kuning iodoform
(CHI3). Contoh senyawa: etanol, etanal, aseton, 2- propanol, 2- butanol, dan 2- butanon.
195 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Gugus Fungsi Nama Senyawa Kegunaan
Asam metanoat/ - Bahan baku tekstil
Asam Format/ - Menggumpalkan getah karet (Lateks)
HCOOH
Asam Etanoat/ - Bumbu masakan
Asam Karboksilat/ Asam
Asam Asetat/ Asam - Minuman berkhasiat
alkanoat/ CnH2nO2/ -
Cuka/ CH3COOH - Sebagai bahan serat rayon
COOH
- Bahan serat sintesis dan plastik ,
- zat pengasam makanan.
Asam Palmitat dan - Sebagai bahan dasar sabun
Asam Stearat
Asam oksalat - menghilangkan karat
- pembuatan zat warna.
Asam tartrat - sebagai zat pengasam minuman, permen, dan baking
powder.
Asam adipat - bahan membuat nilon.
Ester/ Alkil Alkanoat/ - Sebagai bahan dasar sabun
CnH2nO2/ -COO- - Sebagai aroma (essence) berbagai produk makanan
- Bahan baku poliester (kain)
- Sebagai pelarut
- Kegunaan dalam bentuk lilin di antaranya sebagai
malam untuk membatik
- Dalam bentuk lemak/minyak digunakan untuk
membuat sabun dan bahan makanan (margarin)
Ester berisomer fungsi dengan asam karboksilat. Senyawa ester berbau harum sehingga digunakan
sebagai esens. Bentuk senyawa ester yang lain yaitu lilin (wax) dan lemak/minyak. Kegunaan lilin di
antaranya sebagai malam untuk membatik, sedangkan lemak/minyak digunakan untuk membuat
sabun dan bahan makanan (margarin).
196 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Perhatikan nama Gugus / Substituen saat sebagai No. 1 (kepala) dan saat sebagai Cabang :
No Gugus Nama No.1 Nama Cabang
1. Asam Benzoat -
3. Benzaldehida Aldehida
Contoh :
197 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Reaksi Benzena
Gugus fungsi pada senyawa turunan benzena terbentuk melalui reaksi substitusi. Reaksi substitusi
pada benzena ini lebih mudah terjadi dibandingkan reaksi adisi. Reaksi adisi hanya dapat
berlangsung jika dilakukan pada suhu tinggi dengan bantuan katalis.
Reaksi-reaksi pada benzena berikut ini dapat digunakan untuk membuat senyawa-senyawa turunan
benzena.
198 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Reaksi sulfonasi akan berlangsung lebih cepat jika asam sulfat digantikan oleh asam sulfat berasap
(H2SO4 + S032-).
6. Asam benzoat, nipagin, • Pengawet makanan dan minuman Dapat menyebabkan alergi
dan nipasol dan hiperaktif pada anak-
anak
Asam Benzoat
199 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
No. Senyawa Kegunaan Dampak
7. Asam salisilat • Zat antijamur, salep penyakit kulit Jika disalahgunakan dapat
serta bahan Aspirin menimbulkan iritasi lambung
9. Aspirin (asam asetil • Zat Analgesik (penghilang rasa nyeri) Iritasi pada lambung
salisilat)
10. Asetosal dan • Zat analgesik. Zat antipiretik/ obat Iritasi lambung, gangguan
parasetamol/ penurun panas kerja ginjal. Dan asma
Asetaminofen
200 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
No. Senyawa Kegunaan Dampak
Nitro Benzena
201 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
No. Senyawa Kegunaan Dampak
19. • zat padat pada bahan peledak, daya
ledaknya lebih hebat daripada TNT.
Makromolekul - Polimer
Pengelompokan Polimer
Dari berbagai jenis polimer yang banyak kita jumpai, polimer dapat digolongkan berdasarkan
asalnya, pembuatannya, jenis monomer, sifatnya terhadap panas dan reaksi pembentukannya.
a. Penggolongan polimer berdasarkan asalnya
Berdasarkan asalnya, polimer dapat dibedakan atas polimer alam dan polimer sintesis.
1) Polimer Alam
Polimer alam adalah polimer yang terdapat di alam dan berasal dari makhluk hidup. Contoh
polimer alam dapat dilihat pada table di bawah ini
2) Polimer Sintesis
Polimer sintesis atau polimer buatan adalah polimer yang tidak terdapat di alam dan harus
dibuat oleh manusia. Contoh polimer sintesis dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
202 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
1) Polimer adisi (Biasanya ada akhiran “ena” atau ada kata “vinyl”)
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa reaksi adisi adalah reaksi pemecahan ikatan rangkap
menjadi ikatan tunggal sehingga ada atom yang bertambah di dalam senyawa yang
terbentuk. Jadi, polimerisasi adisi adalah reaksi pembentukan polimer dari monomer-
monomer yang berikatan rangkap (ikatan tak jenuh).
Berikut beberapa contoh :
2) Polimer kondensasi
Kondensasi merupakan reaksi penggabungab gugus-gugus fungsi antara kedua
monomernya. Artinya, polimerisasi kondensasi adalah reaksi pembentukan polimer dari
monomer-monomer yang mempunyai dua gugus fungsi. Berikut beberapa contoh polimeri
kondensasi : Nylon (dari asam adipat dan heksametilendiamin), Protein (dari asam amino),
Karbohidrat (dari glukosa), DNA (dari asm amino), Poliester (dari dimetil tereftalat dan
etilen glikol), bakelit (dari metanal dan fenol), Perspex (dari propanon dan metanal)
(-P-P-P-P-P-P-P-P-)n
203 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Pada polimer adisi homopolimer, ikatan rangkapnya terbuka lalu berikatan membentuk
polimer yang berikatan tunggal.
2) Kopolimer
Kopolimer atau disebut juga heteropolimer adalah polimer yang monomernya tidak sejenis.
Contoh dakron, nilon-66, melamin (fenol formaldehida). Proses pembentukan polimer
berlangsung dengan suhu dan tekanan tinggi atau dibantu dengan katalis, namun tanpa
katalis strukyur molekul yang terbentuk tidak beraturan. Jadi, fungsi katalis adalah untuk
mengendalikan proses pembentukan striktur molekul polimer agar lebih teratur sehingga
sifat-sifat polimer yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Contoh struktur rantai
molekul polimer tidak beraturan 9produk polimerisasi tanpa katalis) adalah sebagai berikut :
(-P-S-S-P-P-S-S-S-P-S-P-)n
Kopolimer tidak beraturan
Pada proses pembentukan polimer yang digunakan katalis, struktur molekul yang terbentuk
akan beraturan. Contoh struktur rantai molekul polimer teratur (produk polimerisasi dengan
katalis) adalah sebagai berikut :
Sistem blok :
(-P-P-P-S-S-S-P-P-P-S-S-S-)n
Kopolimer blok
Sistem berseling :
(-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-)n
Kopolimer berseling
Etena
Propena
3 PVC Homopoli Sintetis
(Polivinilklorida) mer
204 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Kopolimer/ Alam /
No Polimer adisi Jenis monomer Unit pengulangan pada polimer
homopolimer Sintetis
5 Polistirena, PS Homopoli Sintetis
(polifeniletena) mer
Stirena
6 Polibutadiena, PB Homopoli Sintetis
mer
1,3-Butadiena
7 Poliakrilonitril Homopoli Sintetis
(PAN) mer
Orion®
Akrilonitril
(Vinil sianida)
Metanal
Kloroetena + 1,2-Dikioroetena
(Vinil klorida)
12 Akrilan Homopoli Sintetis
(polisianoetena) mer
Sianoetena
13 Neoprena Homopoli Sintetis
(Polikloroprena) mer
Kloroprena
14 Karet alam Homopoli Alam
(Poliisoprena) mer
Isoprena
(2-metil- 1 ,3-butadiena).
205 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Polimer Kondensasi
206 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Kopolim
Polimer er/ Alam /
No Jenis monomer Unit pengulangan pada polimer
Kondensasi homopo Sintetis
limer
3 polifenolfor Bakelit®. Terbentuk dan polimenisasi
maldehida, metanal dan fenol. Reaksi ini
Bakelit ® melibatkan adisi ikatan rangkap C=O
pada metanal dan juga eliminasi
molekul H2O sehingga digolongkan
sebagai
polimenisasi kondensasi (adisi / Kopolim
Sintetis
eliminasi). er
5 Protein
Homo
Alam
Polimer
6. Polisakarida
:
Amilum
Selulosa Homo
Alam
Glikogen Polimer
207 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Kopolim
Polimer er/ Alam /
No Jenis monomer Unit pengulangan pada polimer
Kondensasi homopo Sintetis
limer
7. Asam
Nukleat
(DNA dan
RNA)
Homo
Alam
Polimer
2) Polimer termoseting
Polimer termosting adalah polimer yang tahan panas. Polimer tersebut apabila dipanaskan
tidak akan meleleh (sukar melunak), dan sukar didaur ulang. Contohnya melamin dan bakelit.
Biokimia
Karbohidrat
Uji Karbohidrat
Nama Uji Untuk menguji Positif jika berwarna
Uji Molisch Adanya karbohidrat timbul cincin merah ungu
Uji Seliwanoff Adanya gugus keton/ warna merah
fruktosa. Tidak bereaksi
pada glukosa
Uji Benedict adanya karbohidrat terbentuknya larutan hijau, merah,
pereduksi (yaitu: glukosa, orange atau merah bata serta adanya
galaktosa, fruktosa endapan
laktosa, maltosa, dll)
TIDAK BEREAKSI
DENGAN : Sukrosa,
Amilum, dan selulosa
Uji Barfoed adanya monosakarida terbentuknya endapan merah orange
Amilum : kompleks biru/ ungu
Uji Iodin adanya polisakarida
Amilopektin : warna merah ungu
208 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Glikogen : warna merah coklat
Uji Fehling adanya karbohidrat warna merah bata (Cu2O) dan asam
pereduksi (yaitu: glukosa, karboksilat
galaktosa, fruktosa
laktosa, maltosa, dll)
TIDAK BEREAKSI PADA :
Sukrosa, Amilum, dan
selulosa
Uji Tollens adanya karbohidrat warna perak (Ag) dan asam karboksilat
pereduksi (yaitu: glukosa,
galaktosa, fruktosa
laktosa, maltosa, dll)
TIDAK BEREAKSI PADA :
Sukrosa, Amilum, dan
selulosa
HIDROLISIS KARBOHIDRAT
Disakarida / Polisakarida Menghasilkan
Maltosa Glukosa + Glukosa
Laktosa Glukosa + Galaktosa
Sukrosa/ Sakarosa Glukosa + Fruktosa
Amilum Glukosa
Glikogen Glukosa
Selulosa Glukosa
Protein
Asam Amino, Peptida, dan Protein
Perbedaan antara asam amino, peptida, dan protein adalah sebagai berikut:
Asam Amino: tidak memiliki ikatan peptida
Peptida: memiliki ikatan peptida
Protein: merupakan polimer dari asam amino dengan jumlah lebih dari 50
yang dimaksud dengan ikatan peptida adalah:
Glisin
Dua asam amino berkondensasi membentuk dipeptida, dipeptida memiliki 1 ikatan peptida, ikatan
peptida disebut juga sebagai ikatan amida. Begitu pula apabila 3 asam amino berkondensasi
membentuk tripeptida, yang memiliki 2 ikatan peptida.
209 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
dipeptida
Kombinasi dari 10 atau lebih asam amino disebut polipeptida.
Salah satu contoh protein:
hemoglobin
Protein terbentuk dari sekitar 20 jenis asam amino. Jenis asam amino dibedakan menjadi dua, yaitu
asam amino essensial dan asam amino nonessensial. Asam amino essensial adalah jenis asam amino
yang tidak dapat disintesis oleh tubuh, jadi untuk mendapatkannya kita harus memakan makanan
dari hewan atau tumbuhan yang mengandung asam amino essensial tersebut. Sedangkan asam
amino nonessensial adalah jenis asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh. Jadi, tanpa memakan
makanan yang mengandung asam amino nonessensial tersebut, tubuh dapat mensistesisnya sendiri.
Sedangkan asam amino nonessensial terdiri dari 10 asam amino, sebagai berikut:
1. Asam Glutamat (Glu)
2. Glutamin (Gln)
3. Glisin (Gly)
4. Asam Aspartat (Asp)
5. Asparagin (Asn)
6. Alanin (Ala)
7. Prolin (Pro)
8. Serin (Ser)
9. Tirosin (Tyr)
210 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
10. Sistein (Cys)
Setelah mengetahui struktur keduapuluh asam amino tersebut, maka di antaranya ada yang bersifat
asam, basa, dan netral. Yang bersifat asam adalah asam glutamat dan asam aspartat, yang bersifat
basa adalah lisin, arginin, dan histidin, sedangkan sisanya bersifat netral.
Suatu asam amino mengalami reaksi asam-basa internal sehingga membentuk suatu ion dipolar,
atau disebut juga sebagai zwitterion.
zwitterion
Sebagai tambahan, pKa dalam asam amino bukanlah dilihat dari adanya gugus -COOH, melainkan
karena adanya gugus NH3+. Dan pKb dalam asam amino bukan pula dilihat dari adanya gugus -NH2,
melainkan dari adanya gugus -COO-.
Oleh karena itu, asam amino yang di dalam larutannya membentuk zwitterion, apabila berada dalam
laruatn asam, maka asam amino akan bersifat asam.
Sedangkan apabila asam amino berada dalam larutan basa, maka asam amino akan bersifat basa.
Cara memisahkan suatu jenis asam amino dari campuran beberapa asam amino dapat menggunakan
prinsip elektroforesis. Suatu asam amino yang memiliki muatan positif akan tertarik menuju katoda,
dan muatan negatif akan tertarik ke anoda, sedangkan muatan netral akan diam di tempat.
Misalkan suatu campuran terdiri dari asam aspartat, lisin, dan glisin, maka cara memisahkan glisin
dari campuran adalah dengan cara elektroforesis, sudah kita ketahui bahwa lisin merupakan asam
amino yang bersifat basa, dan dalam larutannya lisin akan terionkan dan akan lebih bermuatan
positif sehingga tertarik menuju katoda, dan kita juga sudah mengetahui bahwa asam aspartat
bersifat asam, dan dalam larutannya lebih bermuatan negatif sehingga akan bergerak menuju
anoda. Dan glisin sebagai asam amino netral, akan terionkan dalam bentuk zwitterion, sehingga
tetap diam di tempat, sehingga dalam larutan hanya terdapat glisin saja, begitulah caranya
memisahkan glisin dari campuran tersebut.
UJI PROTEIN
NAMA UJI UNTUK MENGUJI POSITIF JIKA BERWARNA
Uji belerang /PbS Adanya belerang berwarna hitam
211 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
NAMA UJI UNTUK MENGUJI POSITIF JIKA BERWARNA
Uji Xantoproteat asam amino berinti benzena / berwarna jingga
cincin benzena
Uji Biuret Adanya ikatan peptida/ berwarna ungu
protein
Uji Millon Adanya fenol / asam amino Cincin yang berwarna merah
dengan gugus fenil
Uji Hopkins Cole Adanya gugus indol terjadi cincin ungu pada batas antara kedua
lapisan tersebut
Uji Ninhidrin adanya asam amino warna biru
Uji Sawaguchi Adanya gugus guanidin Berwarna merah
Fungsi Protein:
• Sebagai pembangun/ memperbaiki sel yang rusak dan pemberi kekuatan
• Memindahkan molekul yang lebih kecil, misalnya hemoglobin memindahkan oksigen.
• Sebagai penyimpan, misalnya mioglobin menyimpan oksigen.
• Sebagai pengatur aktifitas seluler, misalnya hormon
• Sebagai kontraktil/ penggerak, memungkinkan perubahan bentuk atau bergerak
pada makhluk hidup. Misalnya interaksi otot.
• Sebagai Biokatalis untuk reaksi kimia/ proses metabolisme. Yaitu sebagai enzim.
• Sebagai pertahanan dari berbagai penyakit
• Sebagai cadangan makanan.
• Sebagai pelindung jaringan di bawahnya.
• Menjaga keseimbangan pH cairan tubuh.
212 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
selain itu , lemak dan minyak juga diberi nama dengan cara yang biasa dipakai untuk penamaan
suatu ester, misalnya:
– triestearat dari gliserol disebut gliseril tristearat
– tripalmitat dari gliserol disebut gliseril tripalmitat
213 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Dua atom karbon didalam rantai yang terikat disebelah ikatan rangkap dapat membentuk
konfigurasi cis atau trans.
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai
hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat cocok satu sama lain,
sehingga gaya tarik vanderwalls tinggi, sehingga biasanya berwujud padat. Sedangkan asam lemak
tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai
hidrokarbonnya . asam lemak dengan lebih dari satu ikatan dua tidak lazim,terutama terdapat pada
minyak nabati,minyak ini disebut poliunsaturat. Trigliserida tak jenuh ganda (poliunsaturat)
cenderung berbentuk minyak.
214 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Kadar lemak/ minyak dalam bahan tekstil adalah perbandingan antara berat minyak/lemak dalam
bahan tekstil dengan berat kering mutlak bahan tekstil yang telah dihilangkan minyak/lemak.
Prinsipnya minyak/lemak dalam contoh uji diekstrak dengan zat pelarut minyak/lemak dengan
menggunakan alat pengekstraksi Soxhlet.
2. Bilangan Asam (BA)
Bilangan asam adalah bilangan yang menunjukkan berapa miligram KOH (alkali) yang diperlukan
untuk menetralkan asam lemak bebas didalam lemak. Bilangan asam dilakukan untuk menentukan
banyaknya asam lemak bebas dalam minyak/lemak. Metoda yang dilakukan adalah penetralan asam
dengan alkali. Prinsipnya dengan melarutkan lemak/minyak dalam eter alkohol. Cara penetralan
dengan titrasi alkalimetri yaitu dititar dengan alkali.
3. Bilangan Ester (BE)
Bilangan ester adalah bilangan yang menyatakan berapa miligram KOH yang diperlukan untuk
menyabunkan ester yang ada dalam 1 gram minyak/lemak. Metoda yang dilakukan yaitu hidrolisa
lemak dan penyabunan asam lemak dengan alkali. Cara penetapannya dengan cara titrasi asidimetri
(penitarnya asam) setelah proses penyabunan sempurna.
4. Bilangan Penyabunan (BP)
Bilangan penyabunan adalah bilangan yang menunjukkan berapa miligram KOH yang diperlukan
untuk menyabunkan sempurna 1 gram minyak/lemak. Metoda yang dipakai yaitu hidrolisa lemak
dan penyabunan asam lemak dengan alkali. Penetapan dilakukan dengan cara titrasi asidimetri
setelah proses penyabunan selesai.
5. Bilangan Iodium (BI)
Bilangan iodium adalah bilangan yang menunjukkan berapa miligram halogen (dinyatakan sebagai
iodium) yang dapat diikat oleh 100 miligram minyak/lemak. Jadi BI merupakan ukuran bagi
banyaknya ikatan rangkap (tidak jenuh) dalam minyak/lemak karena halogenida akan diadisi pada
ikatan rangkap tersebut. Metoda yang digunakan yaitu adisi ikatan rangkap dalam hidrokarbon
dengan halogen. Penetapannya dilakukan dengan cara titrasi yodometri (dititar dengan tio sulfat)
setelah proses adisi selesai.
Standar nilai pada minyak/lemak:
Minyak / lemak BA BI BP
Castor 0,13 – 0.8 86.6 – 88.3 175 – 183
Kelapa 2,5 – 10 8.4 – 8.8 200 – 205
Jagung 1–2 113 – 125 187 – 193
Sawit 10 53 200 – 205
Zaitun 0,3 – 1.6 86 – 90 185 – 194
Kacang 0,8 88 – 98 186 – 194
Wijen 9,8 103 – 117 186 – 194
Kedelai 0,3 – 1.2 122 – 134 189 – 193.5
Lemak dan minyak adalah ester dari gliserol (alkohol trihidrat) dengan asam lemak dengan berat
molekul ( C = 11 – 24 ). Contoh minyak atau lemak bisa berasal dari minyak atau lemak hewan atau
tumbuh-tumbuhan. Bentuk lemak dari hewan pada umumnya mengandung lemak jenuh lebih
banyak dari pada lemak tak jenuh dan umumnya berbentuk fasa padat, misalnya : lemak sapi,
berupa gliserol triasetat dengan campuran gliserol oleo-palmito-stearat. Sedangkan lemak dari
minyak nabati (tumbuh-tumbuhan) mengandung asam lemak tak jenuh lebih banyak dari pada
lemak jenuh dan umumnya berbentuk fasa cair, misalnya minyak jagung berupa gliserol trioleat
dengan campuran gliserol-oleo-palmoti-linolat, gliserol-dilinolo dan gliserol-trinoleat.
Lemak yang stabil mempunyai kandungan asam lemak dengan jumlah karbon C = 11 – 24. apabila
jumlah atom C rendah seperti pada asam Butirat (C4H9COOH) pada mentega asli, tidak tahan panas
jadi mudah terbakar. Dalam penyimpanan, asam lemak tak jenuh mudah teroksidasi oleh udara,
215 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
membentuk keton-keton yang berbau tengik.
Asam lemak umumnya rantai hidrokarbon panjang dan tidak bercabang. Lemak dan minyak
seringkali diberi nama sebagai derivat asam-asam lemak ini. Misalnya tristerat dan gliserol diberi
nama tristerin dan tripalmitat dari gliserol disebut tripalmitin.
216 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Pada temoperatur kamar lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair
Gliserrida pada hewan berupa lemak (lemak hewani) dan gliserida pada tumbuhan berupa miyak
(minyak nabati)
Komponen minyak terdiri dari gliserrida yang memiliki banyak asam lemak tak jenuh sedangkan
komponen lemak memiliki asam lemak jenuh.
Sabun
Reaksi Penyabunan (Saponifikasi)
Reaksi penyabunan merupakan reaksi hidrolisis lemak/minyak dengan menggunakan basa kuat
seperti NaOH atau KOH sehingga menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Untuk
menghasilkan sabun yang keras digunakan NaOH, sedangkan untuk menghasilkan sabun yang lunak
atau sabun cair digunakan KOH. Perbedaan antara sabun keras dan lunak jika dilihat dari
kelarutannya dalam air yaitu sabun keras bersifat kurang larut dalam air jika dibandingkan dengan
sabun lunak. Reaksi penyabunan disebut juga reaksi saponifikasi.
Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak pernah
secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran antara senyawa alkali dan
lemak / minyak.
Sabun memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial
oleh air yang menyebabkan larutan sabun dalam air bersifat basa.
2. Jika larutan sabun dalam air diaduk maka akan menghasilkan buih, peristiwa ini tidak akan
terjadi pada air sadah. Sabun dapat menghasilkan buih setelah garam-garam Mg atau Ca
dalam air mengendap.
3. Sabun mempunyai sifat membersihkan yang disebabkan proses kimia koloid, sabun
(garam natrium dari asam lemak), digunakan untuk mencuci kotoran yang bersifat polar
maupun non polar, karena sabun mempunyai gugus polar dan non polar
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin
sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan
garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih
mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi
dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk
ion.
217 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH, KOH, Na2CO3, NH4OH,
dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa dikenal dengan soda kaustik dalam industri sabun,
merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam pembuatan sabun keras. KOH banyak
digunakan dalam pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air. Na2CO3 (abu
soda/natrium karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan asam lemak, tetapi
tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak).
Ethanolamines merupakan golongan senyawa amin alkohol. Senyawa tersebut dapat digunakan
untuk membuat sabun dari asam lemak. Sabun yang dihasilkan sangat mudah larut dalam air, mudah
berbusa, dan mampu menurunkan kesadahan air. Sabun yang terbuat dari ethanolamines dan
minyak kelapa menunjukkan sifat mudah berbusa tetapi sabun tersebut lebih umum digunakan
sebagai sabun industri dan deterjen, bukan sebagai sabun rumah tangga. Pencampuran alkali yang
berbeda sering dilakukan oleh industri sabun dengan tujuan untuk mendapatkan sabun dengan
keunggulan tertentu.
Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku
dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung
dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna
maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di
antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.
Bahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses penyempurnaan sabun hasil saponifikasi
(pegendapan sabun dan pengambilan gliserin) sampai sabun menjadi produk yang siap dipasarkan.
Bahan-bahan tersebut adalah NaCl (garam) dan bahan-bahan aditif.
1. NaCl
NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun. Kandungan NaCl pada produk
akhir sangat kecil karena kandungan NaCl yang terlalu tinggi di dalam sabun dapat memperkeras
struktur sabun. NaCl yang digunakan umumnya berbentuk air garam (brine) atau padatan (kristal).
NaCl digunakan untuk memisahkan produk sabun dan gliserin. Gliserin tidak mengalami
pengendapan dalam brine karena kelarutannya yang tinggi, sedangkan sabun akan mengendap. NaCl
harus bebas dari besi, kalsium, dan magnesium agar diperoleh sabun yang berkualitas.
2. Bahan aditif
Bahan aditif merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sabun yang bertujuan untuk
mempertinggi kualitas produk sabun sehingga menarik konsumen. Bahan-bahan aditif tersebut
antara lain : Builders, Fillers inert, Anti oksidan, Pewarna,dan parfum.
218 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Mungkin kita jadi berpikir kalau hidrofik itu sejenis lemak, kok kita ga mandi dengan lemak lainnya
saja? Kan sesama lemak! Atau pakai minyak makan saja? Well, mari dijelaskan sisi dari ilmu
kimianya. Kalau hanya untuk mengikat lemak, memang sih minyak makan bisa melakukan tugas
tersebut. Namun apa betul kamu mau memakai minyak makan buat mandi? Kan ngak! Minyak
makan itu kan sulit loh buat dihilangkan dari badan.
Selain berfungsi mengikat lemak dan kotoran lainnya, sabun dibuat karena mudah dibilas untuk
dihilangkan. Jadi zat yang paling gampang untuk membersihkan dan melarutkannya adalah air.
Sabun harus bisa dengan mudah larut dalam air yang merupakan pembersih umum. Sedangkan air
memiliki sifat hidrofilik(zat yang bisa larut dalam air).
Sabun memiliki sifat hidrofobik dan hidrofilik. So, sabun mempunyai struktur yang dinamakan micell
yang dapat membuat sabun memiliki 2 sifat yang berbeda. Satu ujungnya bersifat hidrofilik
219 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
sedangkan pada ujung lainnya bersifat hidrofobik. Itulah alasan kenapa sabun bisa mengikat lemak
dan larut dalam air.
Deterjen
Cara Kerja Deterjen Membersihkan Kotoran pada Pakaian
Jika anda mencuci pastinya anda menggunakan deterjen untuk membersihkan pakaian, pernahkah
anda berpikir bagaimana mekanisme atau cara kerja deterjen dalam membersihkan noda dan
kotoran pada pakaian.
Deterjen mengandung surfaktan. Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus polar yang suka
air (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (lipofilik / hidrofobik), sehingga dapat
mempersatukan campuran yang terdiri dari minyak dan air.
Surfaktan adalah bahan aktif permukaan, yang bekerja menurunkan tegangan permukaan cairan,
sifat aktif ini diperoleh dari sifat ganda molekulnya. Bagian polar molekulnya dapat bermuatan
positif, negatif ataupun netral, bagian polar mempunyai gugus hidroksil sementara bagian non polar
biasanya merupakan rantai alkil yang panjang.
Contoh Molekul hidrofobik (tidak larut air) seperti asam lemak, kelompok karbon rantai yang agak
panjang seperti alkohol lemak atau alkilbenzena.
Contoh Molekul hidrofilik (larut dalam air), seperti ―COONa, atau gugus sulfo seperti ―OSO3Na
atau ―SO3Na. Bagian hidrofilik ini membuat molekul larut dalam air. Secara umum, bagian
hidrofobik dari molekul menempel pada padatan atau lemak kotoran, dan bagian hidrofilik
menempel pada air.
Surfaktan detergen memiliki dua gugus yaitu kepala yang bersifat hidrofilik dan ekor yang bersifat
hidrofobik. Ekor hidrofobik inilah yang mengangkat kotoran (umumnya bersifat hidrofobik) yang
menempel pada baju. Kemudian, kotoran terlarut dalam air disebabkan karena daya tarik antara
kepala hidrofilik dan air.
Kotoran dan air memiliki sifat yang berbeda (polar & nonpolar), seperti yang kita tahu bahwa dua zat
yang berbeda sifat kepolarannya tidak dapat bercampur, oleh sebab itu untuk membersihkannya
dibutuhkan detergen yang dapat menggabungkan antara kedua sifat tersebut (hidrofilik dan
hidrofobik) sehingga kotoran yang melekat pada minyak dapat terlarut dalam air.
220 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Air adalah zat cair dengan tingkat tegangan permukaan yang tinggi, karena sifat air inilah proses
mencuci pakaian menjadi sulit (kotoran sulit hilang). Dengan penambahan detergen (mengandung
surfaktan) maka tegangan permukaan air akan berkurang sehingga air mudah melintas ke serat-serat
kain dan dengan gampangnya campuran air detergen akan mengambil kotoran yang melekat di sela-
sela serat baju kita.
Selain surfaktan, Deterjen saat ini juga mengandung enzim untuk mendegradasi noda berbasis
protein, pemutih untuk menghilangkan warna noda dan menambah daya pada zat pembersih, dan
pewarna biru untuk melawan kekuningan.
Deterjen modern dapat dibuat dari petrokimia atau dari oleokimia yang berasal dari tumbuhan dan
hewan. Alkali dan zat pengoksidasi juga bahan kimia yang ditemukan dalam deterjen. Berikut adalah
tampilan fungsi-fungsi yang dilayani oleh molekul-molekul ini:
Petrokimia / Oleokimia - Lemak dan minyak ini adalah rantai hidrokarbon yang tertarik pada kotoran
berminyak dan berminyak.
Oksidator - Sulfur trioksida, etilen oksida, dan asam sulfat adalah beberapa molekul yang digunakan
untuk menghasilkan komponen hidrofilik surfaktan. Pengoksidasi menyediakan sumber energi untuk
reaksi kimia. Senyawa yang sangat reaktif ini juga bertindak sebagai pemutih.
Alkalis - Natrium dan kalium hidroksida digunakan dalam deterjen bahkan seperti yang digunakan
dalam pembuatan sabun. Mereka memberikan ion bermuatan positif untuk mendorong reaksi kimia.
1. 2002 OSN-K
Pembakaran suatu senyawa zat organik sebesar 124 mg, menghasilkan 247 mg CO2 dan 101 mg
air. (Ar : C = 12 , H =1 , O = 16 ). bila rumus empiris dan rumus molekulnya sama, tentukan :
a. Rumus molekul zat organik tersebut
b. Tulis semua rumus bangun yang mungkin dari senyawa organik tersebut dan berikan nama
2. 2003 OSN-K
Tentukan pereaksi A, B, C, dan D yang dipergunakan pada kedua reaksi di bawah ini dalam bentuk
rumus bangunnya.
Pertanyaan :
a. metana — A → metilklorida — B → etana — C → etilbromida — D → etena
b. etanol — A → etena — B → 1,2-dibromoetana — C → asetilen — D → etana
3. 2003 OSN-K
Sebanyak 10 mL suatu gas hidrokarbon dicampur dicampur dengan 75 ml oksigen dan diledakkan.
Setelah peledakan volumenya tinggal 60 ml. Bila ditambahkan kedalamnya KOH, volumenya
sekarang tinggal setengahnya yang merupakan oksigen saja.
Pertanyaan :
a. Tentukan rumus molekul senyawa hidrokarbon tersebut.
b. Tuliskan rumus bangun yang mungkin dan berikan namanya (Ar : C = 12, H = 1 ; O = 16 )
221 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
4. 2003 OSN-K
Suatu alkohol P dengan rumus molekul CH3(CH2)nOH bereaksi dengan logam natrium sebagai berikut :
2 CH3(CH2 )n OH + 2 Na → 2 CH3(CH2 )n ONa + H2
Bila berat P = 3,7 gram, ternyata dihasilkan volume hidrogen sebanyak 600 mL yang diukur pada
suhu dan tekanan dimana volume 1 mol gas = 24 L
Pertanyaan :
a. hitung massa molekular alkohol P
b. Tentukan nilai n
5. 2004 OSN-K
Soal 6 Stokiometri Karbon(12 point)
Suatu senyawa organik yang terdiri dari C, H, O, dan N ternyata mengandung C = 40,6 % dan H = 8,5
%. Sebanyak 0,2 gram contoh bila dididihkan dengan NaOH berlebihan akan menghasilkan
ammonia (NH 3 ), yang dapat dinetralkan oleh 71 ml 0,05 M HCl.
Pertanyaan :
a. Tentukan rumus empirisnya
b. Tentukan satu struktur yang mungkin
6. 2004 OSN-K
Soal 7 Kimia Organik ( 10 point )
Berikut ini, diberikan beberapa jenis reaksi dalam kimia organik :
1. subtitusi
2. eliminasi
3. adisi
4. oksidasi
5. penataan ulang
6. hidrogenasi
7. hidratasi
Tentukan , termasuk jenis reaksi apakah reaksi di bawah ini :
7. 2004 OSN-K
Soal 8 Hidrokarbon (8 point)
Selesaikan reaksi – reaksi di bawah ini :
a. CH3COCH3 – A → CH3CHOHCH3
b. CH3CHBrCH2Br – B → CH3 – CH = CH2
222 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
c. CH3CH2OH – C → CH3CO2H
d. CH3CH2OH – D → CH3CO2C2H5
8. 2004 OSN-K
Soal 1 Hidrokarbon (10 point)
Pernyataan yang tidak benar mengenai (CH3)2CHOH dan CH = CH2 - CH2OH adalah:
a. keduanya merupakan isomer
b. keduanya merupakan alkohol primer
c. keduanya dapat dioksidasi
d. keduanya berisomer dengan eter
e. salah semua
9. 2004 OSN-K
Soal 2 Hidrokarbon
Anda mempunyai pereaksi :
1) logam natrium
2) PCl5
3) CH3CO2H/H2SO4
4) Ag2O
Eter dan alkohol dapat dibedakan dengan menggunakan pereaksi :
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2, 3, dan 4
e. 1, 2, dan 3
223 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
e. 3 – kloro – 2 – metilbutana
224 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
225 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
D. reaski asam etanoat dengan kalsium karbonat
E. pembakaran alcohol
adalah :
A. keduanya mempunyai isomer geometri
B. keduanya dapat berpolimerisasi
C. keduanya bereaksi dengan bromin membentuk 1,4 – dibromobutana
D. keduanya bereaksi dengan hidrogen membentuk butana
E. keduanya bereaksi dengan KMnO 4 memberntuk diol
226 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
227 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
31. 2005 OSN-K
Senyawa yang dapat digunakan sebagai pewangi buatan pada sirop adalah :
A. keton
B. alkohol
C. Aldehida
D. asam karboksilat
E. Ester
228 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
229 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
39. 2006 OSN-K
Tentukan senyawa yang tidak mengandung gugus karbonil :
A. asam karboksilat
B. amida
C. ether
D. keton
E. aldehid
230 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
45. 2006 OSN-K
Kedua senyawa berikut ini, CH3CH2OH dan CH3OCH3 mempunyai massa relatif sama dengan titik didih
masing-masing 78 0C dan – 24 0C. Perbedaan titik didih ini disebabkan oleh adanya perbedaan :
A. rumus molekul
B. berat jenis
C. panas spesifik
D. ikatan antar molekulnya
E. panas pembakaran
231 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Senyawa yang termasuk hidrokarbon tak jenuh adalah:
A. Butana
B. Butena
C. Benzena
D. Siklobutana
E. Butanal
232 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
58. 2008 OSN-K
Benzaldehida jika dinitrasi dengan HNO3 + H2SO4 akan menghasilkan
A. m-nitro benzaldehida
B. p- nitro benzaldehida
C. o- nitro benzaldehida
D. Asam benzoat
E. m-nitro benzoat.
233 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
234 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
B. Butena
C. Benzena
D. Siklobutana
E. Butanal
Reagen Y larutan Z
A. K2Cr2O7 diasamkan larutan NaOH
B. H2SO4 pekat H2SO4 encer
C. H2SO4 pekat NaOH encer
D. NaOH etanolat H2SO4 encer
E. NaOH etanolat NaOH encer
235 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Asam karboksilat yang sama dapat diperoleh melalui hidrolisis senyawa nitril P atau melalui oksidasi
senyawa alkohol Q. Yang manakah pasangan berikut ini sebagai P dan Q ? :
P Q
A CH3CH2CN CH3CH2OH
B (CH3)2CHCN (CH3)3COH
C C6H5CH(CH3)CN C6H5CH2CH(OH)CH3
D C6H5CH2CN C6H5CH2CH2OH
E C6H5CN C6H5OH
Jawab: D
236 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
79. 2012 OSN-K Tipe 2
Senyawa yang bukan merupakan isomer dari siklopentana adalah:
A. Pentena-2
B. 2-metil butana
C. 2-metil butena-2
D. 1-etil siklopropana
E. 4-metil butena-2
A. 2,3-dimetil-4-pentana
B. 1,1-dimetil-2-isopropiletena
C. 2,3-dimetil-2-pentana
D. 2,4-dimetil-2-pentena
E. 2,2-dimetil-5-pentana
237 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
D. berat jenis
E. ikatan antar molekulnya
238 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Jawab: B
239 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Jawab: E
240 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Produk yang akan terbentuk jika propenaldehida dioksidasi dengan KMnO4 pada suhu ruang adalah :
A. CH2 (OH)CH (OH)COOH
B. CH2 (OH)CH (OH)COH
C. CH2 = C(OH)COOH
D. CH2 = CHCOOH
E. CH3CO + CO2
241 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
A. trans-3-isopropil-3-pentenol
B. cis-3-isopropil-3-pentenol
C. trans-3-dimetiletana-3-pentenol
D. (Z)-3-isopropil-3-penten-1-ol
E. (E)-3-isopropil-3-pentena-1-ol
242 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
A. Hanya I
B. I dan IV
C. II dan III
D. I dan III
E. Hanya II
adalah
A. I > III > II
B. I > II > III
C. II > I > III
D. II > III > I
243 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
E. III > I > II
244 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Jawab: D
A. Gauche-2-metil pentana
B. Gauche-3-metil pentana
C. Eclips-4-metil heksana
D. Trans-2-metil heksana
E. Trans-3-metil heksana
245 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
D. Adisi asam halida pada propena
E. Pembuatan polietilena
Jawab: B
246 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
D. CH3CH2CN
E. CH3CH2CH2 CH2NH2 .
A. 5-kloro-3-metil-1-heksena
B. 4-kloro-3-metil-2-heksena
C. 5-kloro-4-metil-2-heksena
D. 2,3-dikloro-4-metil-2-heksena
E. 4-kloro-4-metil-2-heksena
produknya selalu menghasilkan senyawa anti (trans). Produk yang paling tepat untuk reaksi di atas
adalah
247 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Jawab: C
A. Berapakah perbandingan mol antara senyawa E dengan hidrogen? Reaksi apakah ini? (4 poin)
B. Berdasarkan jawaban soal (a) dan pernyataan soal yaitu senyawa E bereaksi dengan
merkuri(II)sulfat menghasilkan F, gambarkan struktur senyawa E dan F serta nama
C. IUPAC-nya! (6 poin)
D. Tuliskan reaksi polimerisasi E menjadi senyawa aromatik G! (2 poin)
E. Gambarkan struktur senyawa G dan nama IUPAC-nya! (2 poin)
248 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
249 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Jawab: A
250 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Soal-5 Reaksi 2-Bromobutana (14 poin)
Senyawa 2-bromobutana jika direaksikan dengan KOH/C2H5OH panas akan dihasilkan tiga
isomer butena (A), (B) dan (C). Jika produk yang paling kecil (A) diozonolisis, maka akan
menjadi formaldehida dan aldehid lain dalam jumlah yang sama. Ozonolisis pada (B) dan (C)
akan menghasilkan produk tunggal yang sama (D). Tentukan struktur molekul senyawa (A),
(B), (C) dan (D) dan tuliskan semua persamaan reaksinya.
A. (E)-1-sikloheksilbut-2-en-1-ol
B. (Z)-1-sikloheksilbut-2-en-1-ol
C. (E)-4-sikloheksil-4-ol-but-2-ena
D. (Z)-4-sikloheksil-4-ol-but-2-ena
E. ((Z)-1-ol-but-2-enil)sikloheksana
A. I, dan II
B. I dan IV
C. Hanya III
D. III dan IV
E. Hanya II
251 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Pernyataan yang tidak benar mengenai senyawa berikut adalah ....
A. Mempunyai delapan ikatan σ-antar atom karbon dan empat ikatan rangkap dua yang
terkonjugasi.
B. Nama senyawa tersebut adalah 4-vinil-1,3,5-heptatriena.
C. Dapat mengikat delapan atom klor jika direaksikan dengan Cl2/CCl4 berlebih.
D. Mempunyai empat ikatan π (pi) dengan nama 4-propenil-1,3,5-heksatriena
E. Mempunyai delapan ikatan σ-antar atom karbon, dapat mengalami reaksi adisi elektrofilik jika
direaksikan dengan larutan HBr dalam air.
Adalah ....
Pereaksi I Pereaksi II
A. KCN. H2O KMnO4
B. HCN K2Cr2O7
C. HCN H+, H2O
D. HCN KMnO4
E. NaCN H2O
252 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
adalah ....
Pereaksi I II III
A. SOCl2 Mg H2O, H+
B. Cl2 Mg KMNO4
C SOCl2 Mg H2SO4
D NaCl Mg H2O2
E. SnCl2 Mg H2O, H+
Kimia Inti
Materi
Kimia inti adalah kajian mengenai perubahan-perubahan dalam inti atom. Perubahan ini disebut
reaksi inti. Peluruhan radioaktif dan transmutasi inti merupakan reaksi inti.
Radiokimia mempelajari penggunaan teknik-teknik kimia dalam mengkaji zat radioaktif dan pengaruh
kimiawi dari radiasi zat radioaktif tersebut.
Radioaktivitas adalah fenomena pemancaran partikel dan atau radiasi elektromagnetik oleh inti yang
tidak stabil secara spontan .
Semua unsur yang memiliki nomor atom lebih besar dari 83 adalah radioaktif.
Peluruhan radioaktif terjadi melalui pemancaran partikel dasar secara spontan.
Contoh: polonium-210 meluruh spontan menjadi timbal-206 dengan memancarkan sebuah partikel α
Transmutasi inti dihasilkan dari pemboman inti oleh neutron, proton, atau inti lain.
Contoh: konversi nitrogen-14 atmosfer menjadi karbon-14 dan hidrogen
253 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Nukleon : partikel-partikel penyusun inti, yaitu proton dan neutron
Nuklida : suatu spesies nuklir tertentu, dengan lambang:
Z = nomor atom
A = nomor massa = jumlah proton + neutron
N = neutron, biasanya tidak ditulis karena N = A-Z
Isotop : kelompok nuklida dengan nomor atom sama
Isobar : kelompok nuklida dengan nomor massa sama
Isoton : kelompok nuklida dengan neutron sama
Kestabilan Inti
Kestabilan inti tidak dapat diramalkan dengan suatu aturan. Namun, ada beberapa petunjuk
empiris yang dapat digunakan untuk mengenal inti yang stabil dan yang bersifat radioaktif/tidak stabil,
yaitu:
1. Semua inti yang mempunyai proton 84 atau lebih tidak stabil
2. Aturan ganjil genap, yaitu inti yang mempunyai jumlah proton genap dan jumlah neutron
genap lebih stabil daripada inti yang mempunyai jumlah proton dan neutron ganjil
254 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
3. Bilangan sakti (magic numbers)
Nuklida yang memiliki neutron dan proton sebanyak bilangan sakti umumnya lebih stabil
terhadap reaksi inti dan peluruhan radioaktif.
Bilangan tersebut adalah:
Untuk neutron : 2, 8, 20, 28, 50, 82 dan 126
Untuk proton : 2, 8, 20, 28, 50 dan 82.
Pengaruh bilangan ini untuk stabilitas inti sama dengan banyaknya elektron untuk gas mulia
yang sangat stabil.
4. Kestabilan inti dapat dikaitkan dengan perbandingan neutron-proton.
Pita Kestabilan
Grafik antara banyaknya neutron versus banyaknya proton dalam berbagai isotop yang disebut pita
kestabilan menunjukkan inti-inti yang stabil. Inti-inti yang tidak stabil cenderung untuk menyesuaikan
perbandingan neutron terhadap proton, agar sama dengan perbandingan pada pita kestabilan.
Kebanyakan unsur radioaktif terletak di luar pita ini.
Inti-inti yang tidak stabil cenderung untuk menyesuaikan perbandingan neutron terhadap proton agar
sama dengan perbandingan pada pita kestabilan.
Bagi nuklida dengan Z = 20, perbandingan neutron terhadap proton (n/p) sekitar 1,0 sampai 1,1. Jika
Z bertambah maka perbandingan neutron terhadap proton bertambah hingga sekitar 1,5.
Nuklida yang tidak stabil terdiri dari dua kelompok yaitu sebagai berikut.
a. Unsur-unsur inti ringan yaitu unsur yang mempunyai nomor atom kurang dari 20 (Z < 20). Letak
unsur-unsur ini pada pita kestabilan berada di atas maupun di bawah pita kestabilan.
b. Unsur-unsur inti berat yaitu unsur yang mempunyai nomor atom lebih besar dari 83 (Z > 83).
255 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Jadi, tidak dikenal nuklida stabil dengan nomor atom lebih besar 83. Sebaliknya semua unsur dengan
nomor atom kurang atau sama dengan 83, mempunyai satu nuklida atau lebih yang stabil kecuali
unsur teknisium (Z = 43) dan prometium (Z = 61).
Daerah di sekitar pita kestabilan, di mana terdapat inti-inti yang tidak stabil dapat dibagi dalam tiga
daerah, yaitu seperti berikut.
Inti di daerah ini Z < 83, atau daerah surplus neutron. Di daerah ini inti-inti mempunyai N/Z
(perbandingan neutron dengan proton) besar.
Untuk mencapai kestabilan inti, maka inti atom tersebut akan melakukan hal seperti berikut.
1) Memancarkan neutron ( )
Oleh karena inti atom memancarkan neutron berarti terjadi pengurangan nomor massa tetapi nomor
atom tetap.
Contoh :
Contoh :
Inti di daerah ini, Z < 83 dan N/Z (perbandingan neutron dan proton) kecil atau surplus proton.
Untuk mencapai kestabilan inti, maka inti atom tersebut akan melakukan hal seperti berikut.
1) Memancarkan positron ( )
Proton berubah menjadi neutron dan memancarkan positron. Oleh karena memancarkan positron
maka akan terjadi pengurangan nomor atom sedangkan nomor massanya tetap.
Contoh :
Dalam hal ini terjadi penangkapan elektron pada kulit yang terdekat dengan inti yaitu kulit K.
256 | KSN-K
Seri KSN Kabupaten
Contoh :
Inti di daerah ini surplus neutron dan proton. Untuk mencapai kestabilan, inti memancarkan partikel
alfa. Oleh karena itu, nomor atom akan berkurang dua sedangkan nomor massa berkurang empat.
Contoh :
Waktu Paruh
Menentukan bagian unsur yang masih tersisa dari perumusan waktu paruh:
Dimana
t = lama waktu peluruhan
T 1/2 = waktu paruh unsur radioaktif
No = banyak atom radioaktif mula-mula
Nt = banyak atom radioaktif yang tersisa setelah meluruh selama waktu t
1. 2005 OSN-K
Unsur radioaktif G dan H mempunyai waktu paruh berturut-turut 5 dan 15 menit. Bila jumlah G adalah
4 kali banyaknya H, maka bila keduanya meluruh bersamaan, berapa lama waktu yang dibutuhkan
agar supaya jumlah atom unsur G yang tersisa sama banyaknya dengan unsur H ?
A. 5 menit
B. 10 menit
C. 15 meit
D. 20 menit
E. 30 menit
257 | KSN-K