Anda di halaman 1dari 28

ABSTRAK

Di masa lalu seorang pencari kerja, di dalam surat lamaran kerjanya, biasanya
menyatakan “bersedia ditempatkan di bagian apa saja di perusahaan/instansi yang bapak
pimpin”. Pernyataan tersebut sudah pasti bukan berarti bahwa yang bersangkutan tahu
segalanya atau mampu melakukan apa saja; bahkan sebaliknya dia tidak yakin dengan
kemampuan yang dimilikinya dan tidak mengetahui apapun jenis pekerjaan pada
perusahaan/instansi dimaksud. Dewasa ini, di era globalisasi yang sarat dengan persaingan,
termasuk persaingan pasar kesempatan kerja, seorang pencari kerja dituntut untuk
menyatakan kemampuannya di bidang pekerjaan yang dilamarnya, serta besarnya imbalan
yang diminta. Sementara itu, perusahaan/instansi yang membutuhkan tenaga kerja pun sudah
menetapkan persyaratan/kriteria tenaga yang dibutuhkannya. Pernyataan “kemampuan”
tersebut tentu harus dibuktikan melalui “Test” atau ujian-ujian baik tertulis, praktek maupun
lisan atau wawancara. Pelaksanaan rangkaian “Test” tersebut pada dasarnya adalah untuk
mengetahui tingkat Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap atau dikenal dengan istilah
Kompetensi. Sebagaimana diamanatkan di dalam Undang-undang Ketenagakerjaan dan
peraturan pelaksanaannya, seseorang yang telah dipastikan memiliki kompetensi melalui
proses Uji Kompetensi, berhak memperoleh pengakuan dan perlindungan dalam bentuk
Sertifikat Kompetensi. Hal tersebut berlaku tidak hanya untuk pencari kerja akan tetapi untuk
seluruh tenaga kerja sesuai kompetensinya di bidang masing-masing. Manfaat dalam
melaksanakan uji kompetensi, yakni: (1) meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan diri, (2)
mempunyai bukti terkait kompetensi yang dimiliki, (3) menambah nilai jual dalam proses
rekrutmen tenaga kerja, (4) memiliki kesempatan berkarir yang lebih baik, dan (5)
memelihara kompetensi. Selain itu, sumber daya manusia yang telah memiliki sertifikat
kompetensi akan mampu bersaing, memiliki nilai jual, lebih unggul, kompetitif, diakui
nasional dan internasional, dan peluang kerja lebih luas.
Tempat kerja dan atau lembaga yang dapat memberikan fasilitas pelaksanaan uji
kompetensi yaitu Tempat Uji Kompetensi (TUK). TUK dikatakan layak digunakan untuk uji
kompetensi jika telah diverifikasi oleh LSP berlisensi. Manfaat lembaga/sekolah menjadi
TUK, yakni: (1) memperoleh pengakuan dari BNSP sebagai penyelenggara TUK yang
terverifikasi dan terlisensi, (2) dapat menyelenggarakan uji kompetensi walaupun belum
terbentuk Lembaga Sertifikasi Profesi, dan (3) Lembaga yang sudah menjadi TUK Mandiri
akan diprioritaskan jika ada proyek sertifikasi kompetensi dari pusat .
Kata Kunci : Sertifikat Kompetensi, Sumber Daya Manusia, Uji Kompetensi, Tempat Uji
Kompetensi.
ABSTRAK

Di masa lalu seorang pencari kerja, di dalam surat lamaran kerjanya, biasanya
menyatakan “bersedia ditempatkan di bagian apa saja di perusahaan/instansi yang
bapak pimpin”. Pernyataan tersebut sudah pasti bukan berarti bahwa yang
bersangkutan tahu segalanya atau mampu melakukan apa saja; bahkan sebaliknya dia
tidak yakin dengan kemampuan yang dimilikinya dan tidak mengetahui apapun jenis
pekerjaan pada perusahaan/instansi dimaksud. Dewasa ini, di era globalisasi yang
sarat dengan persaingan, termasuk persaingan pasar kesempatan kerja, seorang
pencari kerja dituntut untuk menyatakan kemampuannya di bidang pekerjaan yang
dilamarnya, serta besarnya imbalan yang diminta. Sementara itu, perusahaan/instansi
yang membutuhkan tenaga kerja pun sudah menetapkan persyaratan/kriteria tenaga
yang dibutuhkannya. Pernyataan “kemampuan” tersebut tentu harus dibuktikan
melalui “Test” atau ujian-ujian baik tertulis, praktek maupun lisan atau wawancara.
Pelaksanaan rangkaian “Test” tersebut pada dasarnya adalah untuk mengetahui
tingkat Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap atau dikenal dengan istilah
Kompetensi. Sebagaimana diamanatkan di dalam Undang-undang Ketenagakerjaan
dan peraturan pelaksanaannya, seseorang yang telah dipastikan memiliki kompetensi
melalui proses Uji Kompetensi, berhak memperoleh pengakuan dan perlindungan
dalam bentuk Sertifikat Kompetensi. Hal tersebut berlaku tidak hanya untuk pencari
kerja akan tetapi untuk seluruh tenaga kerja sesuai kompetensinya di bidang masing-
masing. Manfaat dalam melaksanakan uji kompetensi, yakni: (1) meningkatkan
kredibilitas dan kepercayaan diri, (2) mempunyai bukti terkait kompetensi yang
dimiliki, (3) menambah nilai jual dalam proses rekrutmen tenaga kerja, (4) memiliki
kesempatan berkarir yang lebih baik, dan (5) memelihara kompetensi. Selain itu,
sumber daya manusia yang telah memiliki sertifikat kompetensi akan mampu
bersaing, memiliki nilai jual, lebih unggul, kompetitif, diakui nasional dan
internasional, dan peluang kerja lebih luas.
Tempat kerja dan atau lembaga yang dapat memberikan fasilitas pelaksanaan
uji kompetensi yaitu Tempat Uji Kompetensi (TUK). TUK dikatakan layak
digunakan untuk uji kompetensi jika telah diverifikasi oleh LSP berlisensi. Manfaat
lembaga/sekolah menjadi TUK, yakni: (1) memperoleh pengakuan dari BNSP
sebagai penyelenggara TUK yang terverifikasi dan terlisensi, (2) dapat
menyelenggarakan uji kompetensi walaupun belum terbentuk Lembaga Sertifikasi
Profesi, dan (3) Lembaga yang sudah menjadi TUK Mandiri akan diprioritaskan jika
ada proyek sertifikasi kompetensi dari pusat.

Kata Kunci: Sertifikat Kompetensi, Sumber Daya Manusia, Uji Kompetensi,


Tempat Uji Kompetensi
ABSTRACT
In the past, a job seeker, in his job application letter, usually stated "Willing
to be placed in any part of the company / agency that you lead". The statement
certainly does not mean that the person concerned knows everything or is capable of
doing anything; On the contrary, he is not sure of the ability that he has and does not
know any type of work in the company/agency. Today, in globalization era that is
loaded with competition, including job market competition, a job seeker is required
to state his ability in the field of work he is in, as well as the amount of rewards
demanded. Meanwhile, companies/agencies that need labor have also set the
requirements /criteria of the workforce they need. The statement of "ability" must
certainly be proven through "Test" or examinations either written, practical or oral or
interview. The implementation of the series of "Tests" is basically to know the level
of Knowledge, Skills and Attitudes or known as competence. As mandated in the
Labor Law and its implementation regulations, a person who has been confirmed to
have competence through the Competency Test process, is entitled to recognition and
protection in the form of a Certificate of Competence. This applies not only to job
seekers but to all workers according to their competence in their respective fields.
Benefits in carrying out competency tests, namely: (1) increasing credibility and
confidence, (2) having evidence related to competence owned, (3) adding selling
value in the labor recruitment process, (4) having better career opportunities, and (5)
maintaining competence. In addition, human resources who already have a certificate
of competence will be able to compete, have selling value, be excellent, competitive,
be recognized nationally and internationally, and employment opportunities are
wider.
Workplaces and or institutions that can provide facilities for the
implementation of competency tests, namely competency test places (TUK). TUK is
said to be worth using for competency tests if it has been verified by a licensed LSP.
The benefits of institutions / schools become TUK, namely: (1) obtain recognition
from BNSP as a verified and licensed TUK organizer, (2) can conduct competency
tests even though the Professional Certification Board has not been formed, and (3)
Institutions that have become TUK Mandiri will be prioritized if there is a
competency certification project from the center.

Keywords: Certificate of Competence, Human Resources, Competency Test,


Competency Test Place.
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia pada saat ini memasuki masa bonus demografi. Bonus demografi adalah
keadaan dimana usia produktif lebih banyak dibanding usia tidak produktif. BPS sendiri telah
menetapkan rentang usia produktif pada usia 15 s/d 64 tahun.
LSP adalah Badan Hukum atau bagian dari suatu badan hukum yang merupakan
kepanjangan tangan dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dalam pemberian lisensi
profesi. Sertifikasi profesi pada hakikatnya merupakan tugas dari BNSP. Akan tetapi karena
keterbatasan, BNSP bisa mengalihkan tugas kepada LSP untuk melakukan uji kompetensi.
Meski begitu BNSP mempunyai tanggung jawab untuk menjamin bahwa LSP betul – betul
melakukan uji kompetensi dengan mekanisme yang profesional sesuai dengan pedoman yang
telah ditetapkan oleh BNSP.
Uji Kompetensi adalah supaya mengukur kompetensi seseorang apakah sesuai dengan
kebutuhan industri. Pelaksanaan uji kompetensi dilakukan di Lembaga Sertifikasi (LSP). LSP
SMK Penerbangan Cakra Nusantara merupakan Lembaga yang bernaung di bawah SMK
Penerbangan Cakra Nusantara yang telah terlisensi oleh BNSP dengan No
KEP.0078/BNSP/I/2020 dan ISO 9001:2015 NO CERT 300120016205.
LSP SMK Penerbangan Cakra Nusantara yang merupakan jembatan untuk
peningkatan SDM Indonesia serta tersedianya tenaga kerja yang kompeten dan bersertifikasi,
di tingkat nasional maupun Internasional.
Berdasarkan hal tersebut, LSP SMK Penerbangan Cakra Nusantara melaksanakan
Sertifikasi bagi siswa SMK, SMA, serta Lembaga Diklat dan Pelatihan seluruh Indonesia
yang memiliki kompetensi keahlian yang serumpun dengan skema kompetensi LSP SMK
Penerbangan Cakra Nusantara dalam rangka meningkatkan kualitas/mutu tamatan melalui uji
kompetensi/sertifikasi profesi.
BAB II
PROFIL LSP SMK PENERBANGAN CAKRA NUSANTARA
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) adalah lembaga pelaksanaan kegiatan sertifikasi
profesi yang memperoleh lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Lisensi
diberikan melalui proses akreditasi oleh BNSP yang menyatakan bahwa LSP bersangkutan
telah memenuhi syarat untuk melakukan kegiatan sertifikasi profesi. Sebagai organisasi
tingkat nasional yang berkedudukan di wilayah Republik Indonesia, LSP dapat membuka
cabang yang berkedudukan di kota lain.
LSP SMK Penerbangan Cakra Nusantara mempunyai tugas mengembangkan
standar kompetensi, melaksanakan uji kompetensi, menerbitkan sertifikat kompetensi serta
melakukan verifikasi tempat uji kompetensi.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, LSP SMK Penerbangan Cakra Nusantara
mengacu pada pedoman yang dikeluarkan oleh BNSP. Dalam pedoman tersebut ditetapkan
persyaratan yang harus dipatuhi untuk menjamin agar lembaga sertifikasi menjalankan
sistem sertifikasi pihak pertama secara konsisten dan profesional, sehingga dapat diterima
di tingkat nasional yang relevan demi kepentingan pengembangan sumber daya manusia
dalam aspek peningkatan kualitas dan perlindungan tenaga kerja.

A. Tujuan LSP
1. Melaksanakan sistem manajemen mutu dalam pengelolaan LSP
2. Peserta yang kompeten mendapatkan sertifikat kompetensi dari LSP
3. Meningkatkan mutu layanan Uji Sertifikasi Kompetensi
4. Pelaksanaan Uji Kompetensi profesional dan bermutu
5. Peserta yang tersertifikasi dapat terserap di dunia kerja atau dunia industri
6. Membantu SMA, SMK, dan Lembaga Diklat dan Pelatihan yang jejaring dalam
proses sertifikasi kompetensi.
7. Verifikasi Tempat Uji Kompetensi SMA, SMK, dan Lembaga Diklat dan Pelatihan
jejaring.
B. Kebijakan Mutu LSP
LSP SMK Penerbangan Cakra Nusantara bertekad dapat mensertifikasi semua siswa
sehingga menjadi tenaga kerja yang berkualifikasi sebagai berikut:
1. Standart mutu ASEAN
2. Memelihara sertifikat kompetensi keahliannya
3. Kompeten dan konsisten dalam bekerja
4. Sikap disiplin dan budi pekerti luhur
5. Aktif, kreatif dan inovatif
6. Terampil menggunakan teknologi
7. Unggul dalam prestasi

C. Wewenang LSP
1. Menetapkan biaya kompetensi.
2. Menerbitkan sertifikat kompetensi.
3. Mencabut/membatalkan sertifikasi kompetensi.
4. Menetapkan dan memverifikasi TUK.
5. Memberikan sanksi kepada asesor maupun TUK bila mereka melanggar aturan.
6. Mengusulkan standar kompetensi baru.

D. Pengendali LSP
Kinerja LSP dipantau secara periodik melalui laporan kegiatan surveilen dan
monitoring LSP yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan BNSP dikenakan
sanksi sampai pada pencabutan lisensi kinerja pemegang sertifikat dipantau melalui
laporan pengguna jasa (industri).

D. Perbedaan SKKNI dan SKK-Khusus


E. Perbedaan SKKNI dan SKK-Khusus
1. Dasar dan proses pembuatan SKKNI dan SKK-Khusus
SKKNI dibuat atas kesepakatan bersama antara asosiasi industri pengguna, pakar di
bidangnya, dan kementerian atau sektor yang terkait dengan SKKNI, serta
Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker), melalui beberapa tahapan yang
dipersyaratkan oleh BNSP. SKK-Khusus dibuat oleh asosiasi yang terkait dengan
industri yang akan mempergunakannya dan berlaku untuk memenuhi kebutuhan
lingkungan asosiasi dan/atau oleh industri yang sudah memutuskan akan memakai
SKK-Khusus ini. SKK-Khusus bisa digunakan ketika sudah teregister oleh
Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker).
2. Siapa yang boleh menggunakan SKKNI atau SKK-Khusus untuk uji sertifikasi
kompetensi?
SKKNI dapat dipakai oleh siapa saja yaitu semua industri, lembaga Diklat Vokasi
Universitas, dan bahkan dapat dipakai oleh asosiasi lain yang berminat untuk
mengadopsi baik seluruh maupun sebagian dari SKKNI tersebut. SKK-Khusus hanya
boleh dipakai oleh lembaga tertentu saja yang sudah memperoleh ijin dari pemilik
atau pemrakarsa SKK tersebut.
F. Skema LSP
LSP SMK Penerbangan Cakra Nusantara memiliki 6 skema kompetensi yang telah
teregister Kemenaker RI, yaitu :
1. KKNI Level II Kompetensi Keahlian Airframe Powerlant
SKK-Khusus NOMOR KEP. 2/1330/LP.00.00/XI/2020
2. KKNI Level II Kompetensi Keahlian Electrical Avionics
SKK-Khusus NOMOR KEP. 2/1331/LP.00.00/XI/2020
3. KKNI Level II Kompetensi Keahlian Teknik Transmisi Telekomunikasi
SKKNI Nomor 101 tahun 2018
4. KKNI Level II Kompetensi Keahlian Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran
SKKNI Nomor 183 tahun 2016
5. Ahli Kesehatan dan Keselamatan Kerja Muda
SKKNI Nomor KEP.42/MEN/III/2008
6. Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia
SKKNI Nomor 307 Tahun 2014
Skema-skema yang akan dikembangkan oleh LSP SMK Penerbangan Cakra Nusantara untuk
memenuhi kebutuhan industri saat ini, yaitu :

No Nama Skema No Nama Skema


1 Skema Youtuber 16 Check-in
2 Skema Gamers 17 Ticket Reading
3 Skema Konten Kreator 18 Dockumen Reading
4 Skema Asisten K3 Kebandaraan 19 Seating Arrangement
5 Skema Teknisi K3 Penerbangan 20 Baggage Allowance
6 Skema Transmisi Satelit 21 Boarding Pass
7 Skema Operator Komputer 22 Last Minute Change (LMC)
Skema Manajemen Sumber Daya
8 23 Overbooked Handling
Manusia
9 Skema Penulis Buku 24 Boording Gate
10 Skema Broadcasting 25 Transfer Handling
11 Skema Energi Terbarukan 26 Post Flight
12 Airlane Geography 27 Arrival
13 Aircraft 28 Baggage Service and Claim Handling
14 Airport 29 Special Passenger Handling
15 Departure

G. Kontak LSP
Alamat : Jalan Tukad Pakerisan No.25 Panjer, Denpasar-Bali
No Hp/WA : 081-238-994-874
Instagram : @lsp.smkpenerbangan2019
Facebook : LSP SMK Penerbangan Cakra Nusantara
Website : www.lspsmkpenerbangan.com
Email : lspsmkpenerbangan@gmail.com
BAB III
UJI KOMPETENSI

LSP SMK PENERBANGAN CAKRA NUSANTARA


Uji Kompetensi adalah proses penilaian baik teknis maupun non teknis melalui
pengumpulan bukti yang relevan untuk menentukan apakah seseorang kompeten atau belum
kompeten pada suatu unit kompetensi atau kualifikasi tertentu. Uji Kompetensi/Sertifikasi
Kompetensi juga merupakan produk hukum yang menjadi legitimasi (bukti pengakuan)
terhadap capaian kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan tertentu yang ditetapkan
oleh otoritas yang berwenang, berbasis pada standar kompetensi yang telah disepakati dan
ditetapkan. Rancangan persyaratan uji kompetensi menjamin setiap hasil uji dapat
dibandingkan satu sama lain, baik dalam hal muatan dan tingkat kesulitan, termasuk keputusan
yang sah untuk kelulusan atau ketidaklulusan. LSP SMK Penerbangan Cakra Nusantara
mempunyai prosedur untuk menjamin konsistensi administrasi uji kompetensi. Menetapkan,
mendokumentasikan dan memantau kriteria untuk kondisi administrasi uji kompetensi.
Apabila ada peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian, LSP SMK Penerbangan
Cakra Nusantara menjamin bahwa peralatan tersebut telah diverifikasi atau dikalibrasi secara
tepat. Metodologi dan prosedur yang tepat (misalnya, mengumpulkan dan memelihara data
statistik) didokumentasikan dan diterapkan dalam batasan tertentu yang dibenarkan, untuk
menegaskan kembali keadilan, keabsahan, keandalan, dan kinerja umum setiap ujian, dan
tindakan perbaikan terhadap semua kekurangan yang dapat dikenali.
A. Pendaftaran Uji Kompetensi
Secara umum proses sertifikasi mencakup 4 proses, yaitu Pendaftaran, Pra Asesment,
Asesment, dan Rekomendasi & Kaji Ulang.
B. Alur Pelaksanaan Uji Kompetensi

C. Manfaat Uji Kompetensi Bagi Siswa/Asesi


1. Meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan diri
2. Mempunyai bukti terkait kompetensi yang dimiliki
3. Menambah nilai jual dalam proses rekrutmen tenaga kerja
4. Memiliki kesempatan berkarir yang lebih baik
5. Memelihara kompetensi
D. Pelaksanaan Uji Kompetensi
1. Peserta ujian
Peserta ujian adalah Siswa SMA, SMK, Lembaga Diklat dan Pelatihan
2. Lokasi pelaksanaan
Lokasi pelaksanaan dapat dilakukan di Tempat Uji Kompetensi yang telah diverifikasi
oleh LSP SMK Penerbangan Cakra Nusantara.
3. Produk yang diujikan
Produk yang diujikan pada program Sertifikasi bagi siswa SMA, SMK, dan Lembaga
Dilkat dan Pelatihan adalah :
Uji Kompetensi Harga Uji Kompetensi/Asesi
 Airframe Powerplant Rp. 385.000.-
 Electrical Avionics Rp. 385.000,-
 Teknik Transmisi Telekomunikasi Rp. 385.000,-
 Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran Rp. 385.000,-
 Ahli K3 Muda Rp. 385.000,-
 Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia Rp. 385.000,-
Note :
- Biaya tidak termasuk akomodasi dan transportasi
- Asesi mendapatkan 3 sertifikat (Sertifikat BNSP, Sertifikat Kualifikasi, Sertifikat
Apresiasi Sertifikasi Kompetensi)
- Asesi mendapat Wing Kompeten
- Asesi mendapatkan Pin Generasi Indonesia Emas
- Asesi free baju kaos
BAB IV
TEMPAT UJI KOMPETENSI (TUK)
Tempat Uji Kompetensi (TUK) adalah tempat kerja dan atau lembaga yang dapat
memberikan fasilitas pelaksanaan uji kompetensi, yang telah diverifikasi oleh LSP berlisensi.
Tempat kerja atau tempat lainnya juga bisa dijadikan Tempat Uji Kompetensi jika memenuhi
persyaratan untuk digunakan sebagai tempat pelaksanaan asesmen atau uji kompetensi sesuai
dengan standard persyaratan TUK yang ditetapkan oleh LSP.
Tujuan Mendirikan TUK adalah untuk membantu memastikan pelaksanaan asesmen
atau uji kompetensi dilakukan secara valid agar pencapaian kompetensi benar-benar
kontekstual dengan lingkungan & sarana prasarana di tempat kerja sesuai dengan skema
sertifikasi yang diacu. Semakin banyaknya TUK maka akan membantu LSP mengembangkan
ruang lingkup dan kapasitas LSP.

A. Tugas TUK
1. Membuat usulan materi uji kompetensi kepada LSP
2. Menyiapkan tempat uji kompetensi yang sesuai tempat kerja
3. Mengkoordinasikan persyaratan administratif untuk pelaksanaan kegiatan uji
kompetensi termasuk pengusulan penugasan asesor
4. Mengkaji ulang pelaksanaan uji kompetensi di TUK
5. Melakukan pemeliharaan serta evaluasi penerapan standar kompetensi dalam uji
kompetensi
6. Melakukan penerimaan pendaftaran calon peserta uji kompetensi untuk disampaikan
kepada LSP
B. Wewenang TUK
1. Mengusulkan kebutuhan biaya pelaksanaan Uji Kompetensi di TUK kepada LSP
2. Mempromosikan Uji Kompetensi di wilayah kerjanya
3. Mempromosikan organisasinya sebagai TUK yang diverifikasi
4. Mengusulkan hasil evaluasi penerapan standar kompetensi dalam pelaksanaan Uji
Kompetensi

C. Manfaat TUK
1. Bagi Industri
a) Membantu industri dalam memberikan akses karyawannya dalam sertifikasi yang
kontekstual dengan tempat kerja dalam rangka pengembangan SDM berbasis
kompetensi
b) Memberikan peluang kepada masyarakat untuk dapat memanfaatkannya.
c) Memberikan citra bahwa tenaga kerja industri terjaga dan terpelihara
kompetensinya.
2. Bagi Tenaga Kerja/Asesi
a) Membantu tenaga kerja/ asesi mendapatkan tempat uji kompetensi yang kontekstual
dengan tempat kerja
b) Mendapat akses uji kompetensi yang lebih mudah dalam rangka sertifikasi
kompetensi
c) Bila TUK dibangun ditempat kerja, akan mengurangi biaya uji kompetensi dan
sertifikasi yang signifikan
3. Bagi LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi)
a) Membantu memastikan pelaksanaan asesmen dalam rangka sertifikasi dapat
dilakukan kontekstual tempat kerja
b) Semakin banyak TUK akan membantu LSP mengembangkan ruang lingkup dan
kapasitas LSP dalam sertifikasi kompetensi
4. Bagi Lembaga/Sekolah
a) Manfaat secara Finansial - Lembaga yang menjadi TUK dapat memperoleh
keuntungan finansial dari penyelenggaraan uji kompetensi.
b) Manfaat Pengakuan - Lembaga yang menjadi TUK memperoleh pengakuan dari BNSP
sebagai penyelenggara TUK yang terverifikasi dan terlisensi.
c) Manfaat Publikasi - Lembaga yang menjadi TUK dikenal secara luas oleh masyarakat
sebagai mitra LSP SMK Penerbangan Cakra Nusantara dalam penyelenggaraan uji
kompetensi.
d) Lembaga dapat menyelenggarakan uji kompetensi walaupun belum terbentuk Lembaga
Sertifikasi Profesi.
e) Lembaga yang sudah menjadi TUK Mandiri akan diprioritaskan jika ada proyek
sertifikasi kompetensi dari pusat
f) Lembaga akan mendapatkan pedampingan dokumen dari LSP SMK Penerbangan
Cakra Nusantara jika ingin membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi.

D. Persyaratan Menjadi TUK LSP SMK Penerbangan Cakra Nusantara


1. Sarana dan Perangkat TUK
Sarana
a) TUK seharusnya memiliki kantor tetap sekurang-kurang nya dalam waktu 2 tahun,
dan memiliki sarana kerja yang memadai.
b) TUK harus memiliki rencana kegiatan yang mencerminkan pelayanan yang
diberikan
c) TUK harus memiliki perangkat kerja, yaitu Standar Kompetensi sesuai ruang
lingkup layanannya dan Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi termasuk tata cara
penyiapan Tempat Uji Kompetensi.
Perangkat
a) Peralatan dan piranti lunak yang digunakan untuk Uji Kompetensi harus sesuai
dengan spesifikasi yang relevan.
b) Jika menggunakan peralatan dari luar pengawasannya yang tetap, harus dipastikan
persyaratan standar ini dipenuhi
c) Peralatan harus dipelihara kinerjanya
d) Peralatan pengujian harus dijaga keamanannya agar tidak mengakibatkan ketidak-
absahan hasil pengujian
2. Tahapan TUK
a) Calon TUK Mandiri menyiapkan dan melengkapi Dokumen Sistem Manajemen
Mutu TUK
b) Calon TUK Mandiri menyampaikan Surat Permohonan Kesediaan menjadi TUK
Mandiri
c) LSP SMK Penerbangan Cakra Nusantara menyusun rencana program verifikasi
TUK
d) LSP SMK Penerbangan Cakra Nusantara melaksanakan verifikasi TUK
e) LSP SMK Penerbangan Cakra Nusantara menetapkan SK Penetapan TUK Mandiri
f) LSP SMK Penerbangan Cakra Nusantara menyerahkan Sertifikat Lisensi TUK
g) TUK Mandiri yang sudah mendapatkan Setifikat Lisensi wajib membuat plang
dengan ketentuan sebagai berikut.

Ketentuan Plang TUK dan Contoh Plang TUK


3. Keuntungan Menjadi TUK LSP SMK Penerbangan Cakra Nusantara
a) Tidak ada biaya apapun dalam Permohonan maupun Verifikasi TUK
b) Sekolah/Lembaga mendapatkan tiket gratis untuk 1 orang dalam mengikuti
Pelatihan dan Sertifikasi Asesor Kompetensi
c) Sekolah/Lembaga mendapatkan Sertifikat Lisensi TUK dari LSP SMK
Penerbangan Cakra Nusantara
d) Sekolah/Lembaga mendapatkan 1 buah laptop dan uang pembinaan sebesar 5 juta
rupiah jika mampu menyelenggarakan Uji Kompetensi dengan jumlah asesi 500
asesi per tahun.
BAB V
PENUTUP

Program Uji Kompetensi dan Penawaran Tempat Uji Kompetensi (TUK) merupakan
salah satu program kerja LSP SMK Penerbangan Cakra Nusantara.
Dengan adanya program ini diharapkan dapat menunjang realisasi pengembangan
Sumber Daya Manusia dengan menerapkan sertifikasi kompetensi maupun yang didukung
dengan sarana dan prasarana sehingga berpengaruh terhadap peningkatan mutu SDM yang
tersertifikasi dan kompeten.
Program ini akan berjalan lancar, apabila didukung oleh pihak terkait.
LAMPIRAN FOTO BROSUR LSP SMK PENERBANGAN CAKRA NUSANTARA
LAMPIRAN FOTO UJI KOMPETENSI
LAMPIRAN FOTO UJI KOMPETENSI
LAMPIRAN FOTO UJI KOMPETENSI
CONTOH SERTIFIKAT KUALIFIKASI
CONTOH SERTIFIKAT LISENSI TUK
CONTOH SERTIFIKAT APRESIASI SERTIFIKASI
CONTOH SERTIFIKAT KOMPETENSI BNSP HAL 1
CONTOH SERTIFIKAT KOMPETENSI BNSP HAL 2

Anda mungkin juga menyukai