Anda di halaman 1dari 61

ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL CARE PADA NY. I.

P
DENGAN STATUS OBSTETRIK G3P3A0 + USIA KEHAMILAN 26-27
MINGGU DENGAN DIAGNOSA MEDIS INTRA UTERIN FETAL DEATH
(IUFD) DI RUANGAN VK RSUD MM. DUNDA LIMBOTO

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK II

Sitti Rahma Binol, S.Kep


Ni’ma Chusnul Chatimah, S.Kep
Nurul Pratiwi Usman, S.Kep
Silvana Tabrani, S.Kep
Stevin B. Yane, S.Kep
Anton Ibrahim, S.Kep
Azizah Oktavina Apriliani Pontoh, S.Kep
Nurdawati Lajambu, S.Kep
Rivabzri Potale, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALU
2021
NAMA KELOMPOK :

1. Sitti Rahma Binol, S.Kep


2. Ni’ma Chusnul Chatimah, S.Kep
3. Nurul Pratiwi Usman, S.Kep
4. Silvana Tabrani, S.Kep
5. Stevin B. Yane, S.Kep
6. Anton Ibrahim, S.Kep
7. Azizah Oktavina Apriliani Pontoh, S.Kep
8. Nurdawati Lajambu, S.Kep
9. Rivabzri Potale, S.Kep
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Inayah- Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Seminar Kasus Stase
Keperawatan Maternitas dengan judul “Asuhan Keperawatan Intranatal Care
Pada Ny. I.P dengan Intra Uterine Fetal Death (IUFD) Di RSUD MM Dunda
Limboto”

Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas dalam stase Keperawatan Maternitas
Program Studi Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Gorontalo, olehnya itu
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ns.Andi Akifa Sudirman,M.Kep selaku Ketua Program Studi Profesi Ners


Universitas Muhammadiyah Gorontalo

2. Ns.Firmawati,M.Kep selaku Sekretaris Program Studi Profesi Ners

3. Ns.Harismayanti,M.Kep Selaku Koordinator Stase dan Preseptor


Akademikdi Ruangan VK RSUD M.M Dunda Limboto

4. Ns.Ani Retni,M.Kep selaku Preseptor Akademik di ruangan Nifas RSUD


M.M Dunda Limboto

5. Ns.Wiwin Handayani, M.Kes selaku Preseptor Klinik di Ruangan VK


RSUD MM. Dunda Limboto

6. N.Fahmi A. Lihu, M.Kes selaku Preseptor Klinik di Ruangan Nifas RSUD


MM. Dunda Limboto

Atas bimbingannya selama kami menyusun Laporan Seminar Kasus ini, sehingga
Laporan ini dapat selesai tepat waktu. Kami menyadari bahwa laporan Seminar
Kasus ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kami mengharapkan kiritik
dan saran yang membangun untuk memperbaiki laporan ini dan untuk melatih
kemampuan memulis laporan berikutnya

Gorontalo, Oktober 2021

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan .......................................................................................i

Kata Pengantar .............................................................................................ii.

Daftar Isi ........................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan

1.1.Latar Belakang ..........................................................................................1

1.2.Tujuan Penulisan .......................................................................................3

1.3.Manfaat Penulisan .....................................................................................3

BAB II Tinjauan Teori

A. Konsep Dasar Medis .................................................................................4

B. Konsep Dasar Keperawatan ......................................................................21

BAB III Asuhan Keperawatan .....................................................................34

BAB IV Resume Bayi Baru Lahir ................................................................50

BAB V Penutup

A. Kesimpulan ...............................................................................................55

B. Saran ........................................................................................................55

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam
kehidupan wanita. Proses persalinan memiliki arti yang berbeda disetiap
wanita, dengan belum adanya pengalaman akan memunculkan kecemasan
dan ketakutan yang berlebih selama proses persalinan. Keadaan ini sering
terjadi pada wanita yang pertama kali melahirkan (Wijaya dkk, 2014).
Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan ataupun tanpa bantuan (kekuatan
sendiri) (Sulistyowati & Nugraheny, 2013)
Proses persalinan dipengaruhi tiga faktor berupa passage (jalan lahir),
passanger (janin), power (kekuatan). Persalinan dapat berjalan dengan
normal (Euthocia) apabila ketiga faktor terpenuhi dengan baik. Selain itu
terdapat faktor lain yang mempengaruhi proses persalinan yaitu psikologis
dan penolong (Rohani dkk, 2011). Pada ibu yang pertama kali menjalani
proses persalinan akan takut, cemas, khawatir yang berakibat pada
peningkatan nyeri selama proses persalinan dan dapat menganggu jalan
persalinan menjadi tidak lancar (Wijaya dkk, 2014). Sehingga dalam suatu
persalinan seorang istri membutuhkan dukungan fisik maupun psikis agar
dapat meringankan kondisi psikologis ibuyang tidak stabil, peran suami
sangat dibutuhkan selama proses persalinan.
Beberapa wujud nyata peran laki- laki saat istrinya melahirkan adalah
memberian dukungan berupa pendampingan selama proses persalinan terjadi,
sehingga dapat mempermudah proses persalinan, memberikan perasaan
nyaman, semangat, rasa percaya diri ibu meningkat, serta mengurangi
tindakan medis. Dukungan seorang suami dalam proses persalinan merupakan
sumber kekuatan yang tidak dapat diberikan oleh tenaga kesehatan.
Dukungan suami berupa penguatan, memberikan semangat istri baik moral
maupun material seperti memberikan dukungan fisik, psikologis, emosi,

1
informasi, penilaian dan keuangan atau finansial (Marmi, 2012). Selain
memberikan dukungan dan pendampingan peran seorang suami selama
persalinan diantaranya mengambil keputusan tentang tempat pengiriman/
tempat rujukan persalinan, menyiapkan transportasi untuk menuju tepat
persalinan dan juga yang terpenting adalah mengetahui akan komplikasi saat
kehamilan dan persalinan(Iliyasuet al, 2010).
Intra Uterine Fetal Death (IUFD) adalah keadaan tidak adanya tanda-
tanda kehidupan janin dalam kandungan. IUFD sering dijumpai pada
kehamilan di atas 20 minggu yang beratnya sudah mencapai diatas 500 gram.
Kematian janin ini dapat terjadi pada siapa pun, dan biasanya berakhir dengan
abortus. Bila hasil konsepsi yang sudah mati tidak dikeluarkan dan tetap
tinggal dalam rahim maka ini dapat membahayakan nyawa sang ibu (Habib,
2014).
Dampak dari IUFD ini sendiri terhadap ibu yaitu jika bayi yang
meninggal tidak dikeluarkan dalam waktu dua minggu setelah bayi meninggal
maka ibu akan mengalami hidrops fetalis yaitu suatu reaksi imunologis yang
menimbulkan gambaran klinis pada ibu, antara lain pembengkakan pada perut
akibat terbentuknya cairan berlebih dalam rongga perut (asites),
pembengkakan kulit, penumpukan cairan di dalam rongga dada atau rongga
jantung, dan lain-lain. Akibat penimbunan cairan yang berlebihan tersebut,
maka tubuh ibu akan membengkak (Hamilton, 2010).
Salah satu masalah psikologis yang dapat dialami oleh ibu dengan
pengalaman IUFD yaitu ibu akan mengalami kecemasan. Ibu yang pernah
mengalami IUFD akan selalu membayangkan peristiwa IUFD yang pernah
terjadi sebelumnya, sehingga akan menimbulkan kecemasan dan akan selalu
berfikir akankah hal tersebut terjadi kembali (Hamilton, 2010). Rasa cemas
berkenaan dengan adanya rasa terancam dengan sesuatu. Menurut Nevid
(2015) kecemasan dapat menjadi reaksi emosional yang normal di beberapa
situasi lainnya.
Seorang ibu harus memasuki proses persalinan dan melahirkan dengan
pengetahuan cukup mengenai tahap-tahap persalinan, cara mengatasi rasa

2
sakit tanpa obat-obatan, dan efek samping yang mungkin timbul karena
pemakaian obat-obatan untuk persalinan.
Ny. I.P. Merupakan salah satu pasien Inpartu yang akan melakukan
proses pesalinan di ruang VK RSUD M.M Dunda Limboto yang pada saat
masuk rumah sakit hanya untuk memeriksakan kandungan karena sudah 3
minggu tidak merasakan pergerakan janin.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Praktek Klinik Stase
Keperawatan Maternitas
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan tugas ini adalah sebagai berikut:
a) Mampu melakukan pengkajian Kala I – Kala IV pada klien dengan
IUFD
b) Mampu membuat Diagnosa Keperawatan menurut prioritas sesuai
tahapan Kala I-IV persalinan pada klien dengan IUFD
c) Mampu membuat rencana asuhan keperawatan sesuai tahapan kala I-

IV persalinan pada klien dengan IUFD

d) Mampu menerapkan tindakan keperawatan pada pasien sesuai tahapan


Kala I-IV persalinan pada klien dengan IUFD

e) Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan


sesuai dengan tujuan yang diterapkan
3. Manfaat Penulisan
a. Bagi Kelompok Penulis
Mengetahui lebih jauh lagi tentang asuhan keperawatan pada klien INC
dengan IUFD
b. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai tambahan referensi dan sebagai acuan dalam pembuatan


asuhan keperawatan pada klien INC dengan IUFD

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR MEDIS


1. Definisi
Persalinan adalah proses alamiah membuka dan menipisnya serviks
dan turunnya janin ke dalam jalan lahir. Persalinan normal adalah proses
pengeluaran janin secara alamiah yang kehamilannya sudah cukup bulan
(37-42minggu), lahir spontan tanpa komplikasi pada ibu maupun janin.
(Dwi Asri H & Cristine Clervo P, 2010). Persalinan adalah proses
pengeluaran kelahiran hasil konsepsi yang dapat hidup diluar uterus
melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada kehamilan yang cukup
bulan (37-42 minggu) dengan ditandai adanya kontraksi uterus yang
menyebabkan terjadinya penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong janin
keluar melalui jalan lahir dengan presentase belakang kepala tanpa alat
atau bantuan (lahir spontan) serta tidak ada komplikasi pada ibu dan janin
(Indah & Firdayanti, 2019).
2. Manifestasi Klinik
Lightening merupakan sebutan bahwa kepala janin sudah turun ke
pintu bawah panggul, lightening mulai dirasakan kira-kira 2 minggu
menjelang persalinan, lightening menimbulkan rasa tidak nyaman akibat
tekanan bagian presentasi pada struktur di area pelvis minor. Hal-hal yang
spesifik berikut yang dialami ibu: ibu jadi sering berkemih, karena kandug
kemih ditekan sehingga ruang yang tersisa untuk ekspansi berkurang,
perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang menyeluruh, yang
membuat ibu merasa tidak enak dan timbul sensasi terus-menerus bahwa
sesuatu perlu dikeluarkan, kram pada tungkai yang disebabkan oleh
tekanan bagian presentasi pada syaraf yang menjalar melalui foramen
ischiadikum mayor dan menuju ke tungkai (Icemi Sukarni K & Wahyu P,
2013).

4
Kontraksi Braxton-Hicks. Pada stadium akhir kehamilan otot
uterus bersiap untuk persalinan dan pelahiran melalui kontraksi dan
relaksasi pada interval tertentu. Kontraksi Braxton-Hicks biasanya tidak
nyeri kontraksi tersebut juga disebut persalinan palsu. Kontraksi
persalinan palsu umumnya dirasakan rendah di abdomen. Kontraksi
persalinan palsu terjadi dalam pola yang tidak teratur, dan
intensitasnya tidak bertambah secara bermakna dari waktu kewaktu.
Persalinan palsu dapat mengganggu kontraksi tersebut datang dan pergi,
dan perubahan posisi atau aktivitas dapat meredakan ketidaknyamanan
yang ditimbulkan. Pada persalinan sejati kontraksi uterus yang terjadi
secara involunter berlangsung secara teratur, semakin kuat dari waktu ke
waktu, dan memulai kerja persalinan yang sebenarnya. Kontraksitersebut
terjadi jarak sekita 20 sampai 30 menit, hingga pada jarak 2 sampai 3
menit. Kontraksi persalinan sejatinya biasanya berlangsung 30 detik pada
awalnya dandurasinya meningkat seiring kemajuan persalinan.
Kontraksi Uterus, kontraksi otot uterus pada persalinan akan
menyebabkan rasa nyeri yang hebat ada beberapa kemungkinan penyebab
terjadinya nyeri saat kontraksi seperti hipoksia pada miometrium yang
sedang berkontraksi, peritoneum yang berada diatas fundus mengalami
peregangan, peregangan serviks pada saat dilatasi atau pendataran serviks.
setiap kontraksi serabut otot uterus menegang saat kontraksi berakhir dan
uterus istirahat, otot tetap lebih sedikit lebih pendek dibanding pada awal
kontraksi. Kondisi ini disebut retraksi otot, saat proses ini terus
berlangsung sepangjang jam-jam persalinan otot yang memendek menarik
titik resistensi terendah menyebabkan penipisan dan kemudian dilatasi
serviks. Penekanan dari kantung ketuban yang menegang atau bagian
presentasi janin membantu mempertahankan dilatasi serviks. Setiap
kontraksi persalinanmemiliki tiga fase :
1. Increment: fase ini, ketika kontraksi berkembang dari fase istirahat
menuju kekuatan penuh, terhitung lebih lama dibanding kombinasi
dua fase lain.

5
2. Acme: fase ini merupakan masa ketika kontraksi berada pada
intensitas maksimum. Fase ini menjadi lebih lama seiring kemajuan
persalinan.
3. Decrement: selama fase ini, kontraksi uterus menurun, hingga fase
istirahat dicapai (Caroline Bunker Rosdahl & Mary T. Kowalski,
Buku Ajar Keperawatan Dasar Keperawatan Maternal & Bayi Baru
Lahir, Edisi 10, 2012).

Ketuban pecah pada akhir kala 1 persalinan. Apabila terjadi sebelum


awitan persalinan, disebut ketuban pecah dini (KPD). Kurang lebih 80%
wanita yang mendekati usia kehamilan cukup bulan dan mengalami KPD
mulai mengalami persalinan spontan mereka dalam waktu 24 jam.

Bloody show (pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina)


dengan his permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan
pendataran dan pembukaaan, lendir yang terdapat dikanalis servikalis lepas,
kapiler pembuluh pecah, yang menjadi pendarahan sedikit (Ai Nurasiah &
dkk, 2012).Sumbatan mukus yang menyekat serviks selama kehamilan tepat
sebelum persalinan, serviks membuka secara perlahan dan sumbatan tersebut
lepas. Pada saat bersamaan beberapa kapiler serviks ruptur membuat mukus
yanglengket menjadi warna merah muda. Proses ini disebutshow atau
bloody show dan mengindikasikan bahwa persalinan akan segara terjadi
(Caroline Bunker Rosdahl & Mary T. Kowalski, 2014).

Lonjakan energi, banyak wanita mengalami lonjakan energi kurang


lebih 24 sampai 48 jam sebelum awitan persalinan. Setelah beberapa hari
dan minggu merasa letih secara fisik dan lelah karena hamil, mereka terjaga
pada suatu hari dan menemukan diri mereka bertenaga penuh. Para wanita
merasa enerjik melakukan sebelum kedatangan bayi, selama beberapa jam
sehingga mereka semangat melakukan berbagai aktifitas yang sebelumnya
tidak mampu mereka lakukan, akibatnya mereka memasuki masa persalinan
dalam keadaan letih (IcemiSukarni K & Wahyu P, 2013)

6
3. Jenis Persalinan
Menurut Cara Persalinan
a. Persalinan spontan, Proses lahir bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa
bantuan dan alat, serta tidak melukai ibu dan bayi yang berlangsung
kurang dari 24 jam.
b. Persalinan buatan Persalinan pervaginam dengan bantuan alat – alat
atau melalui dinding perut dengan operasi secio caesaria.
c. Persalinan anjuran, Kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan seperti pemberian
pitocin atau prostaglandin atau pemecahan ketuban.

Menurut usia (tua kehamilan)

a. Abortus, Pengeluarana buah kehamilan sebelum kehamilan 22 mg


atau bayidengan berat badan kurang dari 500 gr
b. Partus imaturus, Pengeluaran buah kehamilan antara 22 mg dan 28
mg ataubayi dengan berat badan antara 500 g dan 999 g.
c. Partus prematurus, Pengeluaran buah kehamilan antara 28 mg dan
37 mgatau dengan berat badan 1000 g dan 2499 g.
d. Partus matures / aterm, Pengeluaran buah kehamilan antara 37 mg
dan 42 mg atau bayi dengan BB2500 g atau lebih
e. Partus post matures / serotinus, Pengeluaran buah kehamilan setelah
42 mg.
4. Proses Persalinan
Kala I :Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap
(10 cm). Terbagi menjadi 2 fase :
a. fase laten : serviks berdilatasi kurangdari 4 cm
b. fase aktif : serviks berdilatasi 4 – 9 cm, kecepatan pembukaan 1
cm ataulebih perjam, penurunan kepala dimulai.

Pada kala pembukaan his belum begitu kuat,datangnya 10 – 15 menit dan


tidak seberapa mengganggu ibu hingga iasering masih dapat berjalan .

7
Lambat laun his bertambah kuat, interval menjadilebih pendek, kontraksi
lebih kuat dan lebih lama, lender darah bertambah banyak.

Lamanya kala I untuk primipara 12 jam dan untuk multipara 8


jam.Kemajuan persalinan dalam kala I :

a. Kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala I :


1) Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatanfrekuensi dan
durasi.
2) Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama
persalinan faseaktif (dilatasi serviks berlangsungatau ada disebelah
kiri garis waspada)
3) Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
b. Kemajuan pada kondisi ibu

1) Jika denyut nadi ibu meningkat,mungkin ia sedang dalam keadaan


dehidrasi atau kesakitan.Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral
atau IV dan berikan analgesik secukupnya.

2) Jika tekanan darah ibu menurun,curigai adanya perdarahan

3) Jika terdapat aceton didalamurine ibu, curigai masukan nutrisi yang


kurang. Segera berikan dextrose IV
c. Kemajuan yang kurang baik pada kala I :
1) Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelahfase laten.
2) Kecepatan pembukaan servuks lebih lambat dari 1 cm perjam
selama persalinan fase aktif ( dilatasi serviks beradadisebalah
kanan garis waspada).
3) Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin

d. Kemajuan pada kondisi janin

1) Jika didapati DJJ tidak normal(kurang dari 100 atau lebih dari
180 x / menit) curigai adanya gawat janin.

2) Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan reflek fleksi

8
sempurna digolongkan dalam malposisi atau malpresentasi
Kala II
a. Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi\
b. His menjadi lebih kuat , kontraksinya selama 50- 100 detik datangnya
tiap 2-3 menit. ketuban biasanya pecah dalam kala ini dan ditandai
dengankeluarnya cairan yang kekuning-kuningan secara banyak.
c. Pasien mulai mengejan
d. Pada akhir kala 2 sebgai tanda adalah kepala sudah sampai pada di dasar
panggul,peinium menonjol, vulva mengangga dan rectum terbuka.
e. Di puncak his, bagian kepala Nampak dari dalam vulva , tetapi hilang
lagi, waktu his terhenti, pada his berikutnya bgian kepala yang Nampak
lebih besar lagi , tetapi surut kembali kalau his terhenti. Kejadian ini
dinamakan kepala membuka pintu.
f. Maju dan surutnya kepala berlangsung terus,sampai lingkaran terbesar
dari kepala terpegang oleh vulva sehingga tidak dapat mundur lagi, pada
saat ini tonjolan ubunubun telah lahir dan sub oksiput ada dibawah
simpisi.
g. Setelah kepala lahir ia jatuh kebawah dan kemudian terjadi putaran paksi
luar, sehingga kepala melintang . sekarang vulva menekan pada leher dan
badan oleh jalan lahir sehingga dari hidung keluar lendir dan cairan
Kalla III
Pada kalla III persalinan, otot uterus menyebabkan berkurangnya
ukuran rongga uterus secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi .penyusutan
rongga uterus ini mengakibatkan implantasi plasenta tidak berubah. Oleh
karena itu plasenta menekuk, menebal, kemudian terlepas dari dinding
uterus. Setelah lepas plasenta akan turun kebawah uterus atau di bagian atas
vagina
Kalla IV (observasi)
Setelah plasenta lahir lakukan rangsangan taktil(massage uterus) yang
bertujuan untuk merangsaang uterus berkontraksi baik dan kuat. Lakukan
evaluasi tinggi fundus uteri dengan meletakkan jari tangan s ecra melintang

9
denga pusa sebgai patokan. Umunya tinggi fundus uteri beberapa jari
dibawah pusat. Kemudian perkirakan kehilangan darah secara kesulurihan
periksa kemungkinan pendrahan atau robekan perineum.
5. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
a. Power / Tenaga : Power utama pada persalinan adalah
tenaga/kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi dan retraksi otot-otot
rahim. Gerakan memendek dan menebalotot-otot rahim yang terjadi
sementara waktu disebut kontraksi. Kontraksi ini terjadi diluar sadar
sedangkan retraksi mengejan adalah tenaga kedua (otot-otot perut dan
diafragma) digunakan dalam kala II persalinan. Tenaga dipakai
untuk mendorong bayi keluar dan merupakan kekuatan ekspulsi
yang dihasilkan oleh otot-otot volunter ibu.
b. Passages/Lintasan : Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau
serviks dan vagina sebelum dilahirkan untuk dapat dilahirkan, janin
harus mengatasi pula tahanan atau resisten yang ditimbulkan oleh
struktur dasar panggul dan sekitarnya.
c. Passanger : Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan
bagian janin yang paling penting (karena ukurannya paling besar)
adalah kepala janin selain itu disertai dengan plasenta selaput dan
cairan ketuban atau amnion.
d. Psikologis : Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika
kebutuhan tidak tepenuhi paling tidak sama seperti kebutuhan
jasmaninya. Prognosis keseluruhan wanita tersebut yang berkenan
dengan kehadiran anaknya terkena akibat yang merugikan.
6. Komplikasi
a. Persalinan lama
Partus lama sebagai adanya kontraksi uterus ritmik dan reguler
yang disertai pembukaan serviks dan berlangsung ;lebih dari 24 jam.
b. Perdarahan pasca persalinan
Perdarahan pasca melahirkan adalah perdarahan yang terjadi
selama beberapa minggu setelah melahirkan. Perdarahan ini bersifat

10
normal atau juga tidak normal. Perdarahan pasca melahirkan yang
abnormal merupakan penyebab utama kematian ibu saat persalinan.
c. Distosia bahu
Distosia adalah gangguan persalinan, yang menyebabkan ibu
sulit melahirkan. Jika seorang ibu mengalami distosia, waktu
persalinannya akan panjang dan bahkan, ada yang tidak mengalami
kemajuan sama sekali. Kondisi ini tak hanya berdampak pada janin
melainkan ibu juga. Normalnya, jika ibu hamil sudah pecah ketuban
maka dalam waktu enam jam harus melahirkan, jika tidak maka bisa
terjadi infeksi.
d. Distensi uterus
Distensi uterus merupakan masalah dalam kehamilan dimana ibu
bersalin dengan uterus lebih besar dari umur kehamilan.volume
uterus pada aterm adalah 5L, tetapi dapat juga mencapai 20L dengan
berat rata-rata 1.100 gr. Pembesaran uterus yang lebih besar pada
saat kehamilan bisa disebabkan oleh unsur uterus, air ketuban,
plasenta, ataupun janinnya sendiri.
e. Gawat janin
Gawat janin adalah suatu keadaan dimana janin tidak menerima
O2 cukup, sehingga mengalami sesak. Gawat janin adalah suatu
keadaan bahaya dari janin yang secara serius dapat mengancam
kesehatan janin.
f. Demam pasca persalinan
Demam pasca melahirkan atau postpartum adalah kondisi ketika
suhu tubuh Anda di atas 38,0°C. Demam biasanya dirasakan antara
hari kedua dan kesepuluh setelah melahirkan. Demam postpartum
adalah gejala dari infeksi, sehingga Anda disarankan untuk
berkonsultasi dengan dokter.
7. Fisiologis Proses Persalinan
Pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun menjadikan otot
rahim sensitif sehingga menimbulkan his. Perubahan keseimbangan
estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim,
sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Di akhir kehamilan kadar
progesteron menurun sehingga oxitocin bertambah dan meningkatkan

11
aktivitas otototot rahim yang memicu terjadinya kontraksi sehingga
terdapat tanda tanda persalinan.Otot rahim mempunyai kemampuan
meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas tertentu terjadi
kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Bila dindingnya teregang
oleh isi yang bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan
isinya. (Th. Endang Purwoastuti, S. Pd, APP & Elisabeth Siwi Walyani,
Amd. Keb., 2015). Konsep dasar nyeri persalinan, Fisiologi nyeri
persalinan Proses terjadinya nyeri persalinan terdiri dari empat komponen
berikut ini:
a. Tidak Nyaman Neurologis (Nyeri kala I)
Rasa tidak nyaman selama persalinan kala pertama disebabkan oleh
dua hal, yaitu penipisan dan delatasi serviks serta iskemia rahim
(penurunan aliran darah sehingga oksigen lokal mengalami defisit)
akibat kontraksi miometrium.
b. Rasa Tidak Nyaman Neurologis (Nyeri Kala II)
Pada kala II, persalinan utamanya pada pengeluaran bayi, ibu
mengalami nyeri somatik atau nyeri pada perineum. Nyeri ini
disebabkan oleh karena peregangan perinium, tarikan uteroservkal,
tekanan bagian presentasi terhadap ajalan lahir.
c. Ekspresi Nyeri
Sensasi nyeri akibat respon psikis dan reflek fisik, kualitas nyeri
fisik dinyatakan sebagai nyeri tusukan, nyeri terbakar, rasa sakit,
denyutan sensai tajamrasa mual dan kram.
d. Persepsi nyeri
Rasa nyeri berbeda pada setiap individu. manusia mengembangkan
berbagai mekanisme untuk mengatasi nyeri tersebut. Ketegangan
akibat emosi, rasa cemas dan rasa takut dapat memperberat sensasi
nyeri selama proses persalinan. Nyeri dapat menginduksi rasa
ketakutan sehingga timbul kecemasan berakhir dengan kepanikan.
Keletihan dan kurang tidur juga dapat memperberat nyeri.
Pengalaman nyeri persalinan dapat mempengaruhi persepsi wanita

12
tentang nyeri persalinan. Karena wanita primipara mengalami proses
persalinan yang lebih panjang, mereka merasa lebih letih (Wagiyo,
2016).
Beberapa pendekatan menajemen nyeri untuk kelahiran di antaranya:
a. Metode Leboyer adalah sebuah pendekatan yang berfokus dengan
menyediakan lingkungan yang tenang.
b. Metode Bradley menggunakan pernapasan perut dan relaksasi umum.
Pernapasan dalam dapat meningkatkan relaksasi, membuat ibu
fokus,dan mengalihkannya dari rasa sakit(Joyce Y. Johnson, 2014).
8. Penatalaksanaan
a. Pethidin. Biasanya disuntikan dibagian paha atau pantat. Obat ini
akan membuat tenang , rileks, malas bergerak dan terasa agak
mengantuk tetapi tetap sadar. Obat ini akan bereaksi 20 menit setelah
disuntikan, kemudian akan bekerja selama 2 – 3 jam dan biasanya
diberikan pada kala 1. Obat ini diberikan pada keadaan kontraksi
rahim yang kuat.
b. Anastesi epidural. Metode ini paling sering digunakan, karena
memungkinkan pasien untuk tidak merasakan sakit tanpa tidur. Obat
ini disuntikan pada rongga kosong tipis diantara tulang punggung
bagian bawah. Selanjutnya akan dipasang kateter (selang kecil)
untuk mengalirkan obat yang mengakibatkan saraf tubuh bagian
bawah mati rasa selama 2 jam sehingga rasa sakit tidak terasa.
Pemberian obat ini harus diperhitungkan agar tidak berpengaruh
pada kala 2 persalinan, jika tidak ibu harus mengejan lebih lama.
c. Etonox. Menggunakan campuran oksigen dan nitrous oksida,
efeknya lebih ringan dari pada epidural.
d. TENS (Transcutaneus Electrical Nerves Stimulation). Alat ini dipilih
jika ingin rasa sakit hilang tanpa obat. Mesin ini merupakan stesor
elektronik yang membantu tubuh menahan rasa sakit dengan
mengirim arus listrik kepunggung yang aliranya bisa diatur.

13
e. Intrathecal Labour Analgesia (ILA). Obat ini disuntikan diintathecal,
suatu daerah diatas epidural. Kelebihan ILA dibanding epidural
adalah lebih aman karena dosis obat lebih sedikit, lebih mudah
digunakan, dan biayanya lebih murah.
f. Pemberian oksitosin. Diberikan pada kala 3. Tujuan pemberian
oksitosin adalah untuk merangsanga rahim berkontraksi yang juga
mempercepat lahirnya plasenta. Oksitosin diberikan secara
intramuskuler dalam 2 menit setelah bayi lahir denagn dosis 10 IU
(Endjun, 2004).
9. Konsep IUFD
a. Definisi
Intra Uterin Fetal Death (IUFD) adalah kematian janin dalam
kehamilan sebelum terjadi proses persalinan pada usia kehamilan 28
minggu ke atas atau BB janin lebih dari 1000 gram. ( Kamus istilah
kebidanan). IUFD adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan
janin dalam kandungan baik pada kehamilan yang besar dari 20 minggu
atau kurang dari 20 minggu (Rustam Muchtar, 2016).
Menurut WHO dan The American College Of Obstetricians and
Gynecologists yang disebut kematian janin adalah janin yang mati dalam
rahim dengan berat badan 500 gram atau lebih atau kematian janin dalam
rahim pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Kematian janin merupakan
hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin, gawat janin, atau infeksi
(Sarwono: 2013).
Intra uterine fetal deadth (IUFD) atau kematian janin dalam rahim
adalah kematian janin dalam kehamilan sebelum terjadi proses persalinan
pada usia kehamilan 28 minggu ke atas atau berat janin 1000 gram.
(Moechtar R. Pedarahan Antepartum. Dalam: Synopsis Obstetri, Obstetri
Fisiologis dan Obstetri Patologis, Edisi II. Jakarta:Penerbit Buku.
b. Etiologi IUFD
Penyebab dari IUFD seringkali dipicu oleh Ketidak cocokan rhesus
darah ibu dan janin, ketidak cocokan golongan darah ibu dan janin,

14
gerakan janin yang terlalu aktif, penyakit pada ibu, kelainan kromosom,
trauma saat hamil, infeksi pada ibu, kelainan bawaan janin, perdarahan
antepartum, penyakit saluran kencing, penyakit endokrin, malnutrisi, dll.
Pada 25-60 % kasus penyebab kematian janin tidak jelas. Kematian janin
dapat disebabkan oleh faktor maternal, fetal, atau kelainan patologik
plasenta.
c. Faktor maternal antara lain adalah
Post term (> 42 minggu), diabetes mellitus tidak terkontrol, sistemik
lupus eritematosus, infeksi, hipertensi, preeklamsia, eklamsia,
hemoglobinopati, umur ibu tua, penyakit rhesus, ruptura uteri,
antifosfolipid sindrom, hipotensi akut ibu,kematian ibu.
d. Faktor fetal antara lain adalah
Hamil kembar, hamil tumbuh terhambat, kelainan kongenital,
kelainan genetik, infeksi.
e. Faktor plasenta antara lain adalah
Kelainan tali pusat, lepasnya plasenta, ketuban pecah dini, vasa
previa.
f. Sedangkan faktor risiko terjadinya kematian janin intrauterin
meningkat pada usia ibu > 40 tahun, pada ibu infertil,
kemokonsentrasi pada ibu, riwayat bayi dengan berat badan lahir
rendah, infeksi ibu (ureplasma urealitikum), kegemukan, ayah
berusia lanjut.
Kecuali itu, ada berbagai penyebab yang bisa mengakibatkan kematian
janin di kandungan, diantaranya:
a. Ketidak cocokan rhesus darah ibu dengan janin Akan timbul masalah
bila ibu memiliki rhesus negatif, sementara bapak rhesus positif.
Sehingga anak akan mengikuti yang dominan, menjadi rhesus positif.
Akibatnya antara ibu dan janin mengalami ketidakcocokan rhesus.
Ketidakcocokan ini akan mempengaruhi kondisi janin tersebut.
b. Ketidak cocokan golongan darah antara ibu dan janin. Terutama pada
golongan darah. Terutama pada golongan darah A,B,O. "Yang kerap

15
terjadi antara golongan darah anak A atau B dengan ibu bergolongan O
atau sebaliknya." Sebab, pada saat masih dalam kandungan, darah ibu
dan janin akan saling mengalir lewat plasenta. Bila darah janin tidak
cocok dengan darah ibunya, maka ibu akan membentuk zat
antibodinya.
c. Gerakan janin berlebihan. Gerakan bayi dalam rahim yang sangat
berlebihan, terutama jika terjadi gerakan satu arah saja. Karena
gerakannya berlebihan, terlebih satu arah saja, maka tali pusat yang
menghubungkan janin dengan ibu akan terpelintir. Kalau tali pusat
terpelintir, maka pembuluh darah yang mengalirkan plasenta ke bayi
jadi tersumbat.
d. Berbagai penyakit pada ibu hamil.
e. Kelainan kromosom/ penyakit bawaan.
f. Trauma saat hamil.
g. Infeksi maternal
h. Kelainan bawaan bayi. Kelainan bawaan pada bayi sendiri, seperti
jantung atau paru-paru, bisa mengakibatkan kematian di kandungan
(Sarwono: 2009: 733).
c. Manifestasi Klinik IUFD
1. Pertumbuhan janin tidak ada, bahkan janin mengecil sehingga tinggi
fundus uteri menurun.
2. Kurangnya gerakan janin
3. Bunyi jantung janin tak terdengar dengan fetoskop dan dipastikan
dengan doppler.
4. Keluhan ibu : menghilangnya gerakan janin.
5. Berat badan ibu menurun.
6. Tulang kepala kolaps.
7. USG : merupakan sarana penunjang diagnostik yang baik untuk
memastikan kematian janin dimana gambarannya menunjukkan janin
tanpa tanda kehidupan.

16
8. Catatan : pemeriksaan radiologi dapat menimbulkan masalah dan
tidak perlu. Bila dilakukan 5 hari setelah kematian janin, akan tampak
gambaran sebagai berikut :
a) Tulang kepala janin tumpang tindih satu sama lain
b) Tulang belakang mengalami hiperfleksi
c) Tampak gambaran gas pada jantung dan pembuluh darah
d) Edema di sekitar tulang kepala.
9. Pemeriksaan HCG urin menjadi negatif. Hasil ini terjadi beberapa
harim setelah kematian janin.
d. Komplikasi IUFD
1. Trauma emosional yang berat terjadi bila waktu antara kematian janin
dan persalinan cukup lama.
2. Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah.
3. Dapat terjadi koagulopati bila kematian janin berlangsung lebih dari 2
minggu.
e. Penatalaksanaan IUFD
Kematian janin dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin,
gawat janin, atau kelainan bawaan atau akibat infeksi yang tidak
terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak diobati.
1. Jika pemeriksaan radiologik tersedia, konfirmasi kematian janin
setelah 5 hari. Tanda-tandanya berupa overlapping tulang tengkorak,
hiperfleksi kolumna vertebralis, gelembung udara di dalam jantung
dan edema scalp.
2. USG : merupakan sarana penunjang diagnostik yang baik untuk
memastikan kematian janin dimana gambarnya menunjukkan janin
tanpa tanda kehidupan : tidak ada denyut jantung janin, ukuran kepala
janin, dan cairan ketuban berkurang.
3. Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien.
Sebaiknya pasien selalu didampingi oleh orang terdekatnya. Yakinkan
bahwa besar kemungkinan dapat lahir pervaginam.

17
4. Pilihan cara persalinan dapat secara aktif dengan induksi maupun
ekspektatif, perlu dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum
keputusan diambil.
5. Bila pilihan penanganan adalah ekspektatif :
a) Tunggu persalinan spontan hingga 2 minngu
b) Yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi tanpa
komplikasi.
6. Jika trombosit dalam 2 minggu menurun tanpa persalinan spontan,
lakukan penanganan aktif.
7. Jika penanganan aktif akan dilakukan, nilai serviks.
a) Jika serviks matang. Lakukan induksi persalinan dengan oksitosin
atau prostlagandin.
b) Jika serviks belum matang, lakukan pematangan serviks dengan
prostaglandin atau kateter Foley Catatan : jangan lakukan
amniotomi karena berisiko infeksi.
c) Persalinan dengan seksio sesarea merupakan alternatif terakhir.
8. Jika persalinan spontan tidak terjadi dalam 2 minggu,
trombositmenurun, dan serviks belum matang, matangkan serviks
dengan misoprostol:
9. tempatkan misoprostol 25 mcg di puncak vagina ; dapat diulangi
sesudah 6 jam.
10. Jika tidak ada respons sesudah 2x25 mcg misoprostol, naikkan
dosis menjadi 50 mcg setiap 6 jam. Catatan : jangan berikan lebih dari
50 mcg setiap kali dan jangan melibihi 4 dosis.
11. Jika ada tanda infeksi, berikan antibiotika untuk metritis.
12. Jika tes pembekuan sederhana lebih dari 7 menit atau bekuan
mudah pecah, waspada koagulopati.
13. Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat dan
melakukan berbagai kegiatan ritual bagi janin yang meningal tersebut.
Pemeriksaan patologi plasenta adalah untuk mengungkapkan adanya
patologi plasenta dan infeksi (Wiknjosastro, Hanifa. 2010)

18
f. Pencegahan IUFD
Upaya mencegah kematian janin, khususnya yang sudah atau
mendekati aterm adalah bila ibu mersa gerakan janin menurun, tidak
bergerak, atau gerakan janin terlalu keras, perlu dilakukan
pemeriksaan ultrasonografi. Perhatikan adanya solusio plasenta. Pada
gamelli dengan T + T (twin to twin transfusio) pencegahan dilakukan
dengan koagulasi pembuluh anastomosis (Sarwono: 2014)
10. Konsep Bayi Baru Lahir
a. Definisi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan BB lahir 2500 gram- 4000 gram.
b. Tanda-tanda bayi lahir normal
Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai beberapa
antara lain Appearance color (warna kulit), seluruh tubuh ke merah-
merahan, Pulse (heart rate) atau frekuensi jantung > 100x/menit,
Gremace (reaksi terhadap rangsangan), menangis atau batur/bersin,
Activity (tonus otot), gerak aktif, Respiration (usaha napas), bayi
terlalu ingin (kurang dari 36°C). Segera setelah lahir, letakan bayi
diatas kain yang bersih dan kering yang sudah disiapkan diatas perut
ibu.Apabila tali pusat pendek, maka letakan bayi diantara kedua kaki
ibu, pastikan bahwa tempat tersebut dalam keadaan bersih dan
kering. Segara lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir antara lain :
1) Apakah bayi bernafas atau menangis kuat tanpa kesulitan ?
2) Apakah bayi bergerak aktif ?
3) Bagiamana warna kulit, apakah berwarna kemerahan ataukah
ada sianosis ?

Bayi yang dikatakan lahir normal adalah bayi yang menangis


kuat, bergerak aktif, dan warna kulit kemerahan. Apabila salah satu
penilaian tidak ada pada bayi, bayi tidak dikatakan
lahirnormal/fisiologis (Rukiyah dan Yulianti, 2010). Pada saat diberi
makanan hisapan kuat, tidak mengantuk berlebihan, tidak muntah.

19
Tidak terlihat tanda-tanda infeksi pada talipusat seperti, tali pusat
merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah, dapat berkemih
selama 24 jam, tinja lembek, hijau tua, tidak ada lendir atau darah
pada tinja, bayi tidak menggigil, tangisan kuat, tidak terdapat tanda :
lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang- kejang halus tidak bisa
tenang, menangis terus-menerus (Rukiyah dan Yulianti, 2010).

Nilai 0 1 2
Appearance color Seluruh badan Warna kulit tubuh Warna kulit tubuh,
(warna kulit) biru atau pucat normal merah muda, tangan dan kaki
tetapi tangan dan kaki normal merah muda,
kebiruan tidak ada sianosis
Pulse (heart rate) Tidak ada < 100 x/menit >100 x/menit
Atau frekuensi
Jantung
Grimace Tidak ada respon Meringis atau menangis Meringis atau bersin
(reaksi terhadap terhadap lemah ketika distimulasi atau batuk saat
rangsangan) stimulasi stimukasi saluran
nafas
Activity Lemah atau tidak Sedikit gerakan Bergerak aktif
(tonus otot) ada

Respiration Tidak ada Lemah atau tidak Menangis kuat,


(usaha nafas) teratur pernafasan baik dan
teratur

c. Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir


Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir harus diwaspadai,
dideteksi lebih dini untuk segera dilakukan penganan agar tidak
mengancam nyawa bayi. Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir
tersebut, antara lain pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit,
retraksi dinding dada saat inspirasi. Suhu terlalu panas atau lebih dari
38°C atau terlalu dingin suhu kurang dari 36°C.
Warna abnormal, yaitu kulit atau bibir biru atau pucat, memar
atau sangat kuning (terutama pada 24 jam pertama) juga merupakan
tanda bahaya bagi bayi baru lahir. Tanda bahaya pada bayi baru lahir
yang lain yaitu pemberian ASI sulit (hisapan lemah, mengantuk
berlebihan, banyak muntah), tali pusat merah, bengkak keluar cairan,

20
bau busuk, berdarah, serta adanya infeksi yang ditandai dengan suhu
tubuh meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (pus), bau busuk,
pernafasan sulit.
Gangguan pada gastrointestinal bayi juga merupakan tanda
bahaya, antara lain mekoneum tidak keluar setelah 3 hari pertama
kelahiran, urine tidak keluar dalam 24 jam pertama, muntah, terus
menerus, distensi abdomen, faeses hijau/berlendir/darah. Bayi
menggigil atau menangis tidak seperti biasa, lemas, mengantuk,
lunglai, kejang-kejang halus, tidak bias tenang, menangis terus
menerus, mata bengkak dan mengeluarkan cairan juga termasuk
tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Proses keperawatan adalah kerangka kerja untuk memberikan
pelayanan keperawatan yang profesional dan berkualitas. Proses keperawatan
langsung mengarah pada kegiatan keperawatan yang meliputi promosi
kesehatan, perlindungan kesehatan, dan pencegahan penyakit. Saat ini, proses
keperawatan meliputi hal-hal yang sebagai berikut:
1. Pengkajian
a. Kala I (Fase Laten)
1) Integritas ego : Klien tampak tenang atau cemas
2) Nyeri atau ketidaknyamanan : Kontraksi regular, terjadi
peningkatanfrekuensi durasi atau keparahan
3) Seksualitas : Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah
mudakecoklatan atau terdiri dari flek lendir.
b. Kala I (Fase Aktif)
1) Aktivitas istirahat : Klien tampak kelelahan
2) Integritas ego : Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam
persalinan ketakutan tentang kemampuan mengendalikan
pernafasan.
3) Nyeri atau ketidaknyamanan : Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5
menit dan berakhir 30-40 detik

21
4) Keamanan : Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat,
pada posisi vertexs.
5) Seksualitas : Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada
multipara dan 1,2/ jam pada primipara)
c. Kala II
1) Aktivitas/ istirahat
- Melaporkan kelelahan
- Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri /
teknikrelaksasi Lingkaran hitam di bawah mata
2) Sirkulasi : Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
3) Integritas ego : Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
4) Eliminasi : Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi
distensikandung kemih
5) Nyeri / ketidaknyamanan
- Dapat merintih / menangis selama kontraksi
- Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
- Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
- Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
6) Pernafasan : Peningkatan frekwensi pernafasan
7) Seksualitas
- Servik dilatasi penuh (10 cm)
- Peningkatan perdarahan pervagina
- Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
- Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
d. Kala III
1) Aktivitas / istirahat : Klien tampak senang dan keletihan
2) Sirkulasi
- Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan
kembali normal dengan cepat
- Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
- Nadi melambat

22
3) Makan dan cairan : Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
4) Nyeri / ketidaknyamanan : Dapat mengeluh tremor kaki dan
menggigil
5) Seksualitas
- Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
- Tali pusat memanjang pada muara vagina
e. Kala IV
1) Aktivitas : Dapat tampak berenergi atau kelelahan
2) Sirkulasi : Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD
bervariasi, mungkin lebih rendah pada respon terhadap
analgesia/anastesia, atau meningkat pada respon pemberian
oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah selama persalinan
400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml untuk kelahiran
saesaria
3) Integritas Ego : Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
4) Eliminasi : Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis
pubis
5) Makanan/cairan : Mengeluh haus, lapar atau mual
6) Neurosensori : Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun
pada adanya anastesi spinal
7) Nyeri/ketidaknyamanan : Melaporkan nyeri, missal oleh karena
trauma jaringan atau perbaikan episiotomy, kandung kemih penuh,
perasaan dingin atau otot tremor
8) Keamanan : Peningkatan suhu tubuh
9) Seksualitas : Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak
setinggi umbilicus, perineum bebas dan kemerahan, edema,
ekimosis, striae mungkin pada abdomen, paha dan payudara

23
2. Penyimpangan KDM

3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Melahirkan b.d dilatasi serviks, pengeluaran janin
b. Ansietas b.d Ancaman terhadap konsep diri, Ancaman terhadap
kematian, kekhawatiran mengaalami kegagalan , kurang terpapar
informasi
c. Gangguan Rasa Nyaman b.d gangguan adaptasi kehamilan
d. Resiko infeksi d.d laserasi jalan lahir
e. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan
f. Risiko Perdarahan b.d proses pengeluaran plasenta
4. Intervensi Keperawatan
Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang
akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan masalah

24
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan
klien (Oda Debora, 2015). Berdasarkan data dan diagnosa yang
didapatkan maka rencana tindakan keperawatan pada kasus persalinan
normal.

No Diagnosa Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan


(SLKI) (SIKI)
1. Nyeri Melahirkan Setelah dilakukan Manajemen nyeri
(D.0079)
intervensi keeperawatan Observasi
b.d dilatasi serviks,
selama 1x8 jam diharapkan 1.identifikasi lokasi,
pengeluaran janin
Tingkat nyeri menurun karakteristik, durasi
ditandai dengan
dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas ,
Gejala dan
1. Keluhan nyeri intensitas nyeri
Tanda Mayor
menurun 2.identifikasi skala nyeri
Subjektif
2. Meringis menurun 3.identifikasi responnyeri
1. Mengeluh nyeri
3. Sikap protektif non verbal
2. Perineum terasa
menurun 4.identifikasi faktor yang
tertekanObjektif
4. Geilsah menurun memper berat dan
1. Ekspresi wajah
5. Kesulitan tidur memperingan nyeri
meringis
menurun 5. identifikasi keyakinan
2. Berposisi
6. Diaforesis danpengetahuan tentang
meringankan
menurun nyeri
nyeri
7. Perasaan takut 6. identifikasi pengaruh
3. Uterus teraba
mengalami cedera budaya
membulatGejala
berulang menurun terhadap responnyeri
dan Tanda Minor
8. Anoreksia identifikasi pengaruh nyeri
Subjektif
menurun pada kualitas hidup
1. Mual
9. Perinuem terasa 8.monitor keberhasilan
2. Nafsu makan
tertekan menurun terapi
menurun /
10. Uterus terasa komplementer yang sudah
meningkat
membulatmenurun diberikan 9.monitor
Objektif
11. Ketegangan otot efeksamping
1. Tekanan darah
meningkat menurun penggunaan analgetik

25
12. Pupiil dilatasi Terapeutik
2. Frekuensi nadi
meningkat menurun 1. berikan terapi
3. Ketegangan otot 13. Muntah menurun nonfarmakologis untuk
meningkat
14. Mual menurun mengurangirasa nyeri
4. Pola tidur
15. Frekuensi nadi 2. kontrol lingkungan yang
berubah
5. Fungsih membaik memperberat rasa nyeri
berkemihberubah 16. Pola napas (mis. Suhu ruangan,
6. Diaforesis membaik peencahayaan ,
7. Gangguan 17. Tekanan darah kebisingan)
perilaku
membaik 3. fasilitasi istrahat dan tidur
8. Perilaku ekpresif
18. Fungsih berkemih 4. pertimbangkan jenis dan
9. Pupil dilatasi
membaik sumber nyeridalam
10. Muntah
11. nafsu makan pemilihan
Fokuss pada diri
membaik strategi meredahkan
sendiri
nyeri
Edukasi
1. jelaskan penyebab, periode
dan
pemicu nyeri
2. jelaskan strategi
meredahkan nyeri
anjurkan memonitor
nyeri secara
mandiri
4. anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5. ajarkan teknik
nonfarmaklogis untuk
mengurangirasa nyeri
Kolaborasi
7. 1.kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2 D.0080 Ansietas Setelah dilakukan Redukasi ansietas
b.d Ancaman intervensi keperawatan Observasi

26
terhadap konsep selama 1x8 jam diharapkan
1. Identifikasi saat
diri, Ancaman Tingkat
tingkat ansietas
terhadap kematian, ansietas menurun dengan
berubah (mis.kondisi,
kekhawatiran kriteria hasil :
waktu, stresor)
mengaalami 1. Verbalisasi
2. Identifikasi
kegagalan , kurang kebingungan
kemampuan
terpapar informasi menurun
mengambil
ditandai dengan : 2. Verbalisasi
keputusan
Gejala dan Tanda khawatir akibat
3. Monitor tanda-tanda
Mayor
kondisi yang
ansietas
Subjektif
dihadapi menurun
(verbal dan
1. Merasa bingung
3. Perilaku gelisah
nonverbal)
2. Merasa khawatir
menurun
Terapeutik
dengan akibat dari
4. Perilaku tegang 1. Ciptakan
kondisi yang
menurun suasanateraputik
dihadapi
Keluhan untuk
3. Sulit pusing
menurun menumbuhkan
berkonsentrasi
6. Anoreksia kepercayaan
Objektif
menurun 2. Temani pasien untuk
1. Tampak gelisah
7. Palpitasi menurun mengurangi kecemasan,
2. Tampak tegang
3. Sulit tidur 8. Diaforesis jika memungkinkan
Gejala dan Tanda menurun 3. Pahami situasi yang
Minor
9. Tremor menurun membuatansietas
Subjektif
10. Pucat menurun 4. Dengarkan dengan penuh
1. Mengeluh pusing
11. Konsentrasi perhatian
2. Anoreksia
membaik 5. Gunakan pendekatan
3. Palpitasi
12. Pola tidur yang
4. Merasa tidak
berdaya membaik tenang dan

Objektif 13. Frekuensi meyakinkan

1. Frekuensi pernapasan
nafasmeningkat 6. Tempatkan barang

2. Frekuensi nadi membaik pribadi yang


meningkat memberikan
14. Frekuensi nadi
3. Tekanan darah kenyamanan
meembaaik
meningkat

27
15. Tekanan darah 7. Motivasi
4. Diaforesis
membaik mengidentifikasi situasi
5. Tremor
16. Kontak mata yang
6. Muka tampak
pucat membaik memicu kecemasan
7. Suara bergetar 17. Pola berkemih 8. Diskusi perencanaan
8. Kontak mata membaik realistis tentaang
buruk
5. Orientasi membaik peristiwa yangakan
Sering berkemih
datang
Berorientasi pada
masa lalu Edukasi
1. Jelaskan prosedur ,
termasuk sensasi
yang mungkin di alami
2. Informasikan secara
faktual
mengenai diagnosis
,
pengobatan dan
prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk
tetap
bersama pasien , jika
perlu
4. Anjurkan melakukan
kegiatan yangtidak
kompetitif, sesuai
kebutuhan
5. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan
persepsi
6. Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan

28
7. Latih penggunaan
mekanisme pertahanan
diriyang
tepat
8. Latih teknik
relaksasi
Kolaborasi
Klaborasi pemberian
obat
3 D.0074 Gangguan Setelah dilakukan Manajemen nyeri
Rasa Nyaman b.d intervensi keperawatan Observasi
gangguan adaptasi selama 1x8 jam 10. identifikasi lokasi,
kehamilan ditandai diharapkan status karakteristik, durasi
dengan : kenyamanan meningkat frekuensi, kualitas ,
Gejala dan Tanda dengan kriteria hasil : intensitasnyeri
Mayor
1. kesejahtraan fisik 11. identifikasiskala
Subjektif
meningkat nyeri
1. Mengeluh tidak
2. kesejahtraan 12. identifikasi respon
nyaman
psikologis nyeri nonverbal
Objektif
meningkat 13. identifikasi faktor
1. Gelisah
3. dukungan sosial dari yang
Gejala dan Tanda
Minor keluarga meningkat memperberat dan
Subjektif 4. perawatan sesuai memperingan nyeri
1. Mengeluh sulit kebutuhan 14. identifikasi keyakinan
tidur
meningkat danpengetahuan
2. Tidak mampu
5. kebebasan tentangnyeri
rileks
melakukan ibadah 15. identifikasi pengaruh
3. Mengeluh
meningkat budaya
kedinginan/k
6. rileks meningkat terhadap responnyeri
epanasan
7. keluhan tidak 16. identifikasi pengaruh
4. Me gatal
nyaman menurun nyeri pada kualitas hidup
5. Mengeluh mual
8. gelisah menurun 17. monitor keberhasilan
6. Mengeluh lelah
9. kebisingan terapikomplementer
Objektif
menurun yangsudah diberikan

29
10. keluhan sulit tidur 18. monitor efek
1. Menunjukan gejala distres samping penggunaan
menurun analgetik
2. Tampak
11. keluhan Terapeutik
merintih/
kedinginan 5. berikan terapi
menangis
menurun nonfarmakologis untuk
3. Pola eliminasi
berubah 12. keluhan mengurangirasa nyeri
4. Postur tubuh kepanasan 6. kontrol lingkungan yang
berubah menurun
memperberat rasa nyeri
5. iritabilitas 13. gatal menurun
(mis. Suhu ruangan,
14. mual menurun
peencahayaan ,
15. lelah menurun
kebisingan)
16. merintih menurun
7. fasilitasi istrahat dan tidur
17. menangis
8. pertimbangkan jenis dan
menurun
sumber nyeridalam
18. iritabilitas
pemilihan
menurun
strategi meredahkan
19. menyalahkan diri
nyeri
sendiri menurun
Edukasi
20. konfusi menurun
6. jelaskan penyebab, periode
21. memori masa lalu
dan
membaik
pemicu nyeri
22. suhu ruangan
7. jelaskan strategi
membaik
meredahkan nyeri
23. pola eliminasi
8. anjurkan memonitor nyeri
membaik
secara
24. pola tidur
mandiri
membaik
9. anjurkan menggunakan
25. postur tubuh
analgetik secara tepat
membaik
ajarkan teknik
26. kewaspadaan
nonfarmaklogis untuk
membaik
mengurangirasa nyeri
pola hidup
Kolaborasi
membaik
1. kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

30
4. Resiko infeksi Setelah dilakukan Pencegahan infeksi
ditandai tindakan keperawatan Observasi
dengan selama 3x24 jam 1. monitor tanda dan gejala
Faktor Risiko : diharapkan tingkat infeksi lokasi
1. penyakit kronis
infeksi
(diabetes
menurun
melitus)dengan dan sistemik
2. efek prosedur criteria hasil: Terapeutik
invasive
1. kebersihan tangan 1. batasi jumlah
3. malnutrisi
meningkat pengunjung
4. peningkatan
2. kebersihan badan 2. berikan perawatan kulit
paparan
meningkat pada area edema
organisme
3. demam menurun 3. cuci tangan
pathogen
4. kemerahan menurun sebelum dan
lingkungan
5. nyeri menurun sesudah kontak dengan
5. ketidakadekuata
bengkak menurun pasien dan lingkungan
n pertahanan tubuhprimer:
6. vesikel menurun pasien
1) gangguan
7. cairan berbau busuk 4. pertahankan teknik
peristaltic
menurun aseptic pada pasien
2) kerusakan
8. sputum berwarna beresiko tinggi
integritas
hijau menurun Edukasi
kulit
9. drainase purulen 1. jelaskan tanda dangejala
3) perubahan sekresipH
menurun infeksi
4) penurunan kerja siliaris
10. piuria menurun 2. ajarkan cara
5) ketuban
mencuci tangan
pecah lama 11. periode malaise dengan benar
6) ketuban pecahsebelum
menurunwaktunya 3. ajarkan etika batuk
7) merokok 12. periode menggigil
4. ajarkan cara
8) status cairan menurun
tubuh memeriksa kondisi luka
13. letargi menurun
6. ketidakadekuata atau luka operasi
14. gangguan kognitif
n pertahanan tubuhsekunder: 5. anjurkan
menurun
1) pen meningkatkan
15. kadar sel darah putih
uru asupan cairan
membaik
nan Kolaborasi
16. kultur darah
he kolaborasi
membaik pemberian imunisas, jika
mo
17. kultur urin membaik perlu

31
glo
18. kultur sputum
bin
membaik
2) imununosupr
19. kultur area luka
esi
membaik
3) leucopenia
20. kultur feses membaik
4) supresi responinflamasi
nafsu makan
vaksinasi
tidakadekuat membaik
5 Intoleran Setelah dilakukan Manajemen Energy
a
tindakan keperawatan Observasi
ktivitas
selama 3x24 jam 1. Identifikasi
berhubungan
diharapkan toleransi gangguan fungsitubuh
dengan
aktifitas meingkat dengan yang
kelemahan
criteria hasil: mengakibatkan kelelahan
1. kemudahan melakukan 2. Monitor kelelahanfisik
ditandaidengan
aktifitassehari-hari dan
Gejala dan tanda
meningkat emosional
mayor Data subjektif :mengeluhlelah
2. kecepatan berjalan 3. Monitor pola danjam
Data Objektif :
meningkat tidur
Frekuensi jantung
3. jarak berjalan 4. Monitor lokasi dan
meningkat >20%
meningkat ketidaknyamanan selama
dari kondisi istrahat
4. kekuatan tubuh melakukan
Gejala dan tanda bagian atas
Aktivitas Terapeutik
minor meningkat
1. Sediakan lingkungan
data subjektif : 5. kekuatan tubuh
yangnyaman
1. dispnea bagian bawah
2. Lakukan latihan rentang
saat/setelah meningkat
gerak pasifatau aktif
aktivitas 6. tolransi menaiki tangga
3. Berikan aktivitas distraksi
2. merasa tidak meningkat
nyaman yangmenenangkan
7. keluhan lelah
setelah 4. Fasilitasi duduk di sisi
menurun
beraktivitas
tempat tidur, jika tidak
3. merasa 8. dispnea saat
dapat berpindah atau
lemahdata beraktivitas menurun
berjalan
objektif : 9. dispnea saat
beraktivitas menurun Edukasi
1. tekanan darah
berubah

32
10. aritmia saat
>20% dari kondisi istrahat 1. Anjurkan tirahbaring
beraktivitas menurun
2. gambara EKGmenunjukan aritmia saat/setelah
2. aktivitas
Anjurkan melakukan
11. sianosis menurun
3. gambaran EKGmenunjukan iskemia aktivitas secara
12. perasaan lemah
bertahap
sianosis
menurun
3. Anjurkan menghubungi
13. frekuensi nadi
perawat jika tanda dan
membaik
gejala
14. warna kulit membaik
kelelahan tidak
15. tekanan darah
brkuran
membaik
4. Ajarkan strategi
16. saturasi oksigen
koping untuk
membaik
mengurangi kelelahan
17. frekuensi napas
Kolaborasi
membaik 1. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
EKG
iskemi asupan makanan
a membaik
6 Risiko Setelah dilakukan Manajemen Cairan
Ketidakseimbanga tindakan keperawatan Observasi
n Cairan selama 3 x 24 jam 1. Monitor statushidrasi
berhubungandengan diharapkan keseimbangan (mis.
factor resiko cairan meningkat kriteria Frekuensi nadi,
peningkatanatau hasil : kekuatan nadi, akral,
percepatan 1. Asupan cairan pengisiankapiler,
perpindahancairan (meningkat ) kelembapan mukosa,
dari intravaskuler 2. Output urin turgor kulit,
(meningkat ) tekanandarah)
3. Membrane mukosa 2. Monitor beratbadan
lembap (meningkat) harian
4. Asupan makanan 3. Monitor berat badan
(meningkat ) sebelum dan sesudah
5. Edema ( menurun) dialysis
6. Dehidrasi(menurun) 4. Monitor hasil
7. Asites ( menurun) pemeriksaan

33
laboratorium (mis.
8. Konfusi(menurun )
Hematokrit,
Tekanan
darah(membaik ) Na, K, CI, berat
10. Frekuensi jenis urine, BUN)

nadi(membaik ) 5. Monitor status

11. Kekuatan nadi hemodinamika (mis.

(membaik ) MAP,

12. Tekanan ateri CVP, PAP,


PCWP jika
rata-rata(membaik )
tersedia)
13. Mata
cekung(membaik ) Terapeutik
1. Catat intake- output
14. Turgor kulit
dan hitung balance
(membaik )
cairan 24 jam
15. Berat badan
(membaik ) 2. Berikan asupan cairan,
sesuai kebutuhan
3. Berikan cairan
intravena, jika perlu
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
diuretik, jika
perlu

34
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. I.P
Umur : 28 Tahun
Alamat : Batudaa
Agama : Islam
SukuBangsa : Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : IRT
Pendidkan : SMA
Status Obstetri : G3 P3 A0

II. KELUHAN UTAMA / ALASAN MASUK RS


Ibu tidak merasakan lagi gerakan janin

III. RIWAYAT KELUHAN UTAMA


Klien masuk rumah sakit dunda untuk melakukan pemeriksaan
kandungan dikarenakan pasien tidak lagi merasakan adanya gerakan
janin sejak tiga minggu yang lalu.
IV. KELUHAN SAAT INI
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 19 – 10 – 21 pukul10 . 03
WITA, klien mengatakan nyeri perut setelah diberikan obat
misoprasto.
PENGKAJIAN AWAL
Tanggal : 19 oktober 2021 Jam : 10 .30 WITA
Tanda Vital
TekanDarah : 120 / 80Mmhg
FrekuensiNadi : 89 x / menit
FrekuensiPernafasan : 22 x / Menit

35
Suhu : 36,5
Pemeriksaanpalpasi Abdomen :
Leopold I : TFU 18 Cm usia kehamilan 26 – 27 minggu
Leopold II : Bagian punggung berada di sebelahkanan
Leopold III : Teraba lunak (Bokong ) di bagianbawah Rahim
Leopold IV : Kepala janin belum masuk PAP

HasilPeriksaDalam: Pada pemeriksaan VT didapatkan pembukaan 2 –


3 cm

DilakukanKlisma : Tidak dilakukan tindakan klisma

PengeluaranPervaginaan : -

Pendarahanpervaginaan : Tidak ada

Kontraksi Uterus : Tidak ada

DenyutJantungJanin : Tidak ada

Status Janin : Janin meninggal ( IUFD ).

V. KEADAAN UMUM
1. Kepala : Bentuk kepala normal, rambut berwarna hitam,
Nampak bersih, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, dan
rambut klien tidak mudah rontok.
2. Mata : Bentuk mata Nampak simetris kiri dan kanan,
konjuktiva ananemis, scklera anikterik, pupil isokor, tidak
menggunakan alat bantu penglihatan.
3. Hidung : Bentuk simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi, tidak
ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
4. Telinga : Telinga simetris antara kiri dan kanan, tidak
terdapat serumen, telinga Nampak bersih, tidak ada benjolan, tidak
ada nyeri tekan.
5. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada nyeri menelan, tidak terdapat pigmentasi pada kulit.

36
6. Jantung : Teraba denyut jantung dictus cordis, midclavikula
ics 5. Tidak ada suara murmur, frekuensi nadi 89 x / menit, tekanan
darah 120 / 80 mmhg.
7. ParuParu : bentuk dada simetris, tidak ada jejas, tidak ada
nyeri tekan, bunyi vesikuler saat dipalpasi bunyi sonor. Tidak ada
bunyi nafas tambahan.
8. Payudara : payudara teraba keras, tidak ada benjolan, tampak
simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi, tampak aerola dan putting
berwarna kehitaman.
9. Abdomen : LI – L4 :
Leopold I : Tfu 18 cm, UK : 26 – 27 Minggu
Leopld II : bagian pungung berada di sebelah kanan
Leopold III : bagian terendah adalah bokong
Leopold IV : bagian bokong sudah masuk PAP
10. Perianal : perianal Nampak bersih, tidak terdapat
pengeluaran lendir dan darah
11. Anus : Tidak ada lesi, tidak ada hemoroid
12. Ekstremitas : ekstremitas atas bawah klien dapat digunakan
13. Kulit, Kuku :Kulit bersih, pendek, tidak memakai cat kuku,
tugor kulit elastic, crt< 2 detik.
14. RefleksPatella :Refleks Patella ( + ) pada tungkai kiri dan kanan.

VI. PERSALINAN KALA I


Mulaipersalinan : Tanggal : 19 oktober 2021 Jam : 10 . 20
Tandadangejala : - Tidak ada gerakan janin
- Klien merasa nyeri setelah diberikan
misoprastol
- Klien merasa khawatir dengan akibat dari
kondisi yang dihadapi
- Klien tampak tegang
- Tekanan darah 130 / 80 mmhg

37
Tindakan : - Dilakukan pemantauan ttv

- Diberikan obat misoprastol atau obat anti


inflamasi yang jika digunakan pada ibu hamil
dapat memicu kontraksi rahim, perdarahan
serta keguguran
- Diajarkan tehnik non farmakologi teknik nafas
dalam untuk mengurangi nyeri
- Memberikan posisi nyaman

OBSERVASI KEMAJUAN PERSALINAN

Tanggal / Jam Kontraksi Uterus Denyutjatungjanin Keterangan


19 - 10 – 21 / - - -
10.20 - - -
19 – 10 – 21 / - - -
11.20
19 – 10 – 21 /
12.20
Pengobatan : - IVFD Rl 16 tpm

-Misoprastol

Lama Kala I : 2 jam, 40 menit

KeadaanPsikososial : - Ekspresi wajah klien tampak meringis kesakitan

VII. Persalinan Kala II


Kala II dimulai : tanggal, 19 oktober 2021 jam : 12 . 20-13.00

Tindakan : - Melakukan pemeriksaan dalam, didapatkan hasil

Posisi (leher rahim) dalam kondisi lunak dan


ketuban dalam keadaan utuh (tidak pecah) dan
kondisi bayi letak sunsang, klien mengalami

38
kontraksi setelah dilakukan induksi untuk
mempercepat proses persalinan.

- Dilakukan amniotomi, ketuban pecah dan


bewarna kecoklatan

- Klien dipimpin untuk mengedan dan dibantu


oleh 2 bidan, 1 bidan menyokong dengan
menggunakan kain dan bidan ke 2 menekan
dibagian perut ibu
- Bayi lahir dengan presentasi bokong, setelah
itu janin ditarik secara perlahan, janin keluar
bersama dengan plasenta.

Keadaan Psikososial : - Klien tampak bersedih kehilangan Bayinya.

-Klien Tampak Menangis.

Lama Kala II : Jam 40 Menit Detik

IX. Kala III

Tanda dan Gejala : -

Tindakan : -

Plasenta Lahir Jam : 13.00

cara Lahir Plasenta : Plasenta lahir bersamaa dengan Janin

karakterisik Plasenta : Plasenta Lahir Lengkap, sisi plasenta berwarna


merah gelap, Terdapat 2 arteri 1 Vena pada plasenta, berbau ukuran
plasenta 9 cm.

Panjang Tali Pusat : 16 Cm

jumlah Pembuluh Darah : 2 Arteri 1 Vena

Pengeluaran Pervaginaan : 50 Ml

Jumlah Laserasi : Tidak ada

39
Karakterisik :

Psikososial : Selama persalinan ibu nampak lemah, Meringis Kesakitan,


dan ibu merasa sedih kehilangan Calon anaknya.

Pengobatan : pemberian Oksitoksin pemberian intravena 1 Ampul

X. KALA IV

mulai jam : 13 . 00-15.00 Wita

Tanda Vital :

- Tekanan darah : 130 / 80 Mmhg


- Frekuensi Nadi : 98 x / Menit
- Frekuensi Pernafasan : 23 x / Menit
- Suhu Badan : 36 , 5

Tindakan : - Pantau TTV

- Pantau adanya pendarahan


- Menghibur Ibu
- Menenangkan Ibu

Kontraksi Uterus : Tidak ada kontraksi Uterus

Pendarahan : 20 Ml

Boding bayi dan ibu : Janin Meninggal (IUFD) , dan ibu merasa sedih
kehilangan anaknya.

KLASIFIKASIH / PENGELOMPOKAN DATA BERDASARKAN


GANGGUAN KEBUTUHAN

1. Keluhan ( Data Subjektif)


- Klien mengeluh nyeri perut setelah diberikan obat misoprastol
- Klien merasakan khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi
- Klien merasakan sedih kehilangan anaknya
2. Data Objektif
- Usia Kehamilan 26 – 27 minggu
- Skala nyeri 9 ( 1 – 10 )

40
- Tampak meringis
- Tampak mencari posisi meringankan nyeri
- Klien tampak menangis
- Tampak gelisah
- Tampak tegang
- Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 130 / 80 mmhg
Frekuensi nadi : 98 x / menit
Frekuens inafas : 22 X / menit
Suhubadan : 36 . 5 C

RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional

a. Data subjektif

- Klien merasa hawatir dengan akibat dan kondisi yang


dihadapi

b. Data objektif

- Tampak gelisah

- Tampak tegang

- Tanda-tanda vital : TD : 130/80 mmHg, N : 98x/menit,


RR : 23x/menit, SB : 36,5oC

2. Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin


ditandai dengan
a. Data subjektif
- Klien mengeluh nyeri perut setelah diberikan obat
misoprastol
b. Data objektif
- Skala nyeri 9
- Tampak meringis
- Tampak mencari posisi menghindari nyeri

41
3. Risiko perdarahan dibuktikan dengan komplikasi pasca partum

a. Data subjektif
-
b. Data objektif
- Perdarahan 50 cc
- Tanda-tanda vital : TD : 130/80 mmHg, N : 98x/menit,
RR : 23x/menit, SB : 36,5oC

4. Berduka berhubungan dengan kematian keluarga


a. Data subjektif
- Klien merasa sedih kehilangan anaknya
b. Data objektif
- Klien tampak menangis

PENYIMPANGAN KDM

42
RENCANA KEPERAWATAN

Inisal Pasien : Ny.I.P Ruangan : Kamar


Bersalin

NO. DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI


KEPERAWATAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN

1. (D.0080) Ansietas Setelah dilakukan Reduksi Ansietas


berhubungan dengan tindakan keperawatan Observasi
krisis situasional selama 1 x 8 jam - identifikasi kdmampuan
Data subjektif: diharapkan tingkat mengambil keputusan
- Klien merasa ansietas menurun - monitor tanda-tanda
khawatir dengan dengan kriteria hasil : ansietas
akibat dari kondisi 1. Verbalisasi Teraupetik
yang dihadapi khawatir akibat - jelaskan
Data objektif kondisi yang prosedurntermasuk sensasi
- Tampak gelisah dihadapi yang mungkin dialami
- Tampak tegang menurun - anjurkan penggunaan
- Tanda-tanda vital teknik relaksasi
- TD : 130/80 mmHg
- N : 98x/menit
- RR : 23x/menit
- SB : 36,5oC
2. (D. 0079) Nyeri Setelah dilakukan PerawatanPersalinan
Melahirkan tindakan keperawatan
berhubungan dengan selama 1 x 8 jam Observasi
pengeluaran janin diharapkan status - Identifikasi kondisi
ditandai dengan intrapartum persalinan
Data subjektif membaikdengan - Monitor kesejahteraan
- klien mengeluh nyeri kriteria hasil : ibu
perut setelah diberikan - Memanfaatkan - Lakukan pemeriksaan
obat misoprastol teknik untuk leopold
Data objektif memfasilitasi Teraupetik
- skala nyeri 9 persalinan - berikan metode
- tampaka meringis meningkat
alternatif penghilang rasa
- tampak mencari - Nyeri dengan sakit
posisi meringankan kontraksi menurun
Edukasi
nyeri - Frekuensi kontraksi - jelaskan prosedur
uterus membaik
pertolongan
- Anjurkan ibu untuk

43
mengosongkan kandung
kemih
- Ajarkan teknik relaksasi
- Anjurkan ibu cukup
nutrisi
3. Resiko perdarahan Setelah dilakukan Pemantauan tanda-tanda
berhubungan dengan tindakan keperawatan vital
komplikasi pasca selama 1 x 8 jam
Observasi
partum diharapkan
Data subjektif perdarahan menurun - Monitor tekanan darah
- dengan kriteria hasil :
- Monitor nadi
Data objektif
- Tekanan darah - Monitor pernafasan
- pendarahan 50 cc
menuru - Monitor suhu badan
- Tanda-tanda vital
- Frekuensi nadi Terapeutik
TD : 130/80 mmHg
membaik
N : 98x/menit - Dokumentasikan hasil
RR : 23x/menit - Suhu tubuh
pemantauan
membaik
SB : 36,5oC Edukasi

- Jelaskan tujuan dan


prosedur pemantauan
4. Berduka berhubungan Setelah dilakukan Dukungan Proses berduka
dengan kematian tindakan keperawatan
janinnya Observasi
1x2 jam diharapkan
tingkat berduka 1. Identifikasi kehilangan
Ds :
yang dihadapi
1. Klien merasa sedih dengan keriteria hasil
kehilangan anaknya : 2. Identifikasi reaksi awal
1. Verbalisasi terhadap kehilangan
Do : perasaan sedih
1. Klien tampak menurun Terapeutik
menangis
2. Menangis Menurun 3. Motivasi untuk
menguatkan dukungan
keluarga atau orang terdekat
4. Ajarkan mengepresikan
perasaan tentang kehilangan
5. Ajarkan melewati proses
berduka secara bertahap

44
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Inisial pasien : Ny. I.P Ruangan : Kamar


bersalin

NO DIAGNOSA TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN

1. (D.0080) Ansietas 19/10 2021 Redukdi ansietas S : klien


berhubungan 1. identifikasi mengatakan
dengan krisis 11:00 kemampuan sudah lega
situasional mengambil karena sudah
Data subjektif: keputusan melewati
- Klien merasa Hasil : pasien persalinan
khawatir dengan mampu mengambil
O : pasien
akibat dari keputusan sendiri
11:05 tampak releks
kondisi yang 2. monitor tanda-
dihadapi tanda ansietas A : masalah
Data objektif Hasil : pasien ansietas
- Tampak gelisah tampak cemas sudah teratasi
- Tampak tegang 3. menjelaskan
11:10
- Tanda-tanda vital prosedur termasuk P:
- TD : 130/80 sensasi yang pertahankan
mmHg mungkin dialami intervensi
- N : 98x/menit Hasil : pasien
- RR : 23x/menit paham tentang
- SB : 36,5oC sensasi yang
mungkin dialami
4. menganjurkan
11:15
penggunaan teknik
relaksasi
Hasil : pasien
tampak melakukan
teknik relaksasi
nafas dalam

45
2 Nyeri Melahirkan 19/10 2021 Perawtan Persalinan S : klien
berhubungan mengatakan
dengan pengeluaran 11:00 1. Monitor nyeri
janin ditandai kesejahteraan ibu berkurang
dengan Hasil : TTV : N :
O : bayi
Data subjektif 98x/menit, TD :
meninggal
- klien mengeluh 130/80 mmHg, RR :
nyeri perut setelah 23x/menit JK : laki-laki,
diberikan obat PB : 30cm, BB
11:05 2. Memberikan teknik
misoprastol 1100 gr
relaksasi
Data objektif
- skala nyeri 9 Hasil : klien A : masalah
- tampaka meringis mengikuti arahan nyeri
- tampak mencari yang diberikan melahirkan
posisi meringankan 3. Merikan metode teratasi
11:10 alternatif penghilang
nyeri
rasa sakit P:
Hasil : klien pertahankan
mengikuti arahan intervensi
yang diberikan
11:15 4. Menjelaskan
prosedur
pertolongan
persalinan
Hasil : klien paham
dengan prosedur
yang dijelaskan
5. Menganjurkan ibu
cukup nutrisi
Hasil : Klien makan
dan minum untuk
mencukupi nutrisi

46
3. Resiko perdarahan 19-10- Pemantauan Tanda-tanda S:-
berhubungan 2021 vital
O:
dengan komplikasi 1. memonitor tekanan
13:00 perdaraha
pasca partum darah
150 cc
Data subjektif
- 13:05 Hasil : TD 110/80mmhg
A : masalah
Data objektif 2. Memonitor Frekuensi resiko
- pendarahan 50 cc nadi perdarahan
- Tanda-tanda vital belum
TD : 130/80 mmHg Hasil : Frekuensi nadi teratasi
N : 98x/menit 13:10 90x/menit
RR : 23x/menit P:
3. memonitor frekuensi Lanjutkan
SB : 36,5oC
pernafasan Intervensi
Hasil : respirasi
13:15
20x/menit

4. memonitor suhu
badan

13:20 Hasil : suhu badan


36,5֯C

5. mendokumentasikan
hasil pemantauan

Hasil : hasil pemantauan


didokumentasikan dalam
patograf

6. menjelaskan tujuandan
prosedur pemantauan

Hasil : menjelaskan tujuan


pemantauan padapasien

7. Melakukan tindakan
pengeluaran plasenta

Hasil : Dilakukan peregangan


tali pusat
terkendali dan massage
uterus.

47
4. Berduka 19-10- Dukungan Proses berduka S : Klien
berhubungan 2021 merasakan
dengan kematian 1. mengidentifikasi lebih tenang
janinnya Kehilangan yang O : Klien
dihadapi tampak
Ds : Hasil : Klien tenang
1. Klien merasa kehilangan menghadapi
sedih kehilangan situasi saat ini
anaknya
anaknya A : Masalah
2. Mengidentifikasi berduka
Do : reaksi awal teratasi
1. Klien tampak terhadap P : Pertahankan
menangis kehilangan intervensi
Hasil : Klien
tampak menangis
3. Memotivasi
untuk
menguatkan
dukungan
keluarga atau
orang terdekat
Hasil : Keluarga
klien
memberikan
dukungan pada
klien agar sabar
menghadapi
situasi saat ini
4. Mengajarkan
mengekspresikan
perasaan tentang
kehilangan
Hasil : ibu
mengekspresikan
perasaan
kehilangan degan
menangis
5. Mengajarkan
melewati proses
berduka secara
bertahap
Hasil : Ibu mau

48
melewati proses
berduka secara
bertahap

49
BAB IV
BAYI BARU LAHIR
I. Identitas
Inisial Nama Ibu Bayi : By.Ny.I.P
Tanggal/Jam Pengkajian: 19 Oktober 2021
Nama Ayah : Tn. A.I
Pekerjaan : IRT/Swasta
Alamat : Batuda’a

II. Keadaan Bayi Baru Lahir


Lahir Tanggal : 19 oktober 2021 Jam :
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kelahiran :
Berat Badan Lahir : 1.100 gr
Panjang : 30 cm
Heat Rate :- x/menit
Pernafasan :- x/menit
Suhu :- ºc

III. Nilai Apgar


No Tanda 0 1 2 Jumlah
1. Frekuensi
□□ Tidak Ada □□ < 100 □□ >100 0
Jantung
2. Usaha □□ Menangis
□□ Tidak Ada □□ Lambat 0
Nafas Kuat
3. □□ Ekstremitas Fleksi □□ Gerakan
Tonus Otot □□ Lumpuh 0
Sedikit Aktif

50
4. □□ Reaksi
Refleks □□ Tidak Beraksi □□ Gerakan Sedikit 0
Melawan
5. □□ Tubuh Kemerahan,
Warna Kulit □□ Tidak Ada □□ Kemerahan 0
Tangan Dan Kaki Biru
Ket : Penilaian menit ke 1 = 0 Penilaian menit ke 5 = 0
Tindakan Resusitasi : Tidak ada tindakan resusitasi

Keadaan Tali Pusat : tampak pucat

IV. Pengkajian Fisik


Umur :-
Berat Badan : 1.100 gr
Panjang : 30 cm

Antropometri :
BBL : 1.100 gr
PB : 30 cm
LK : - cm
LP : - cm
LD : - cm
PL : - cm
PK : - cm
LILA : - cm

Kepala :
1) Bentuk : bentuk kepala lonjong, teraba lunak, rambut warna hitam

51
2) Ubun-ubun : ubun-ubun tidak terdapat denyut, ada kelainan pada ubun-
ubun

3) Mata : mata simetris kiri dan kanan

4) Telinga : telinga belum terbentuk dengan baik

5) Mulut : mulut terbuka

6) Hidung : hidung terbentuk dengan baik mempunyai dua lubang

7) Leher : tidak ada pembengkakan

Tubuh :
1) Warna : kulit tampak pucat

2) Pergerakan : tidak ada pergerakan karena bayi meninggal

3) Dada : dada tampak simetris

4) Vernik Kaseosa : tidak ada vernik kaseosa

5) Suhu Tubuh Bayi: -

Jantung Dan Paru :


1) Bunyi Nafas : Bayi meninggal
2) Pernafasan : Tidak ada x/menit
3) Hate Rate : Tidak ada x/menit

52
Perut Dan Abdomen :
1) Gerakan Diagpragmatik : Bayi meninggal

Punggung :
1) Keadaan Punggung : datar

2) Lanugo : terdapat lanugo

Genetalia :
1) Anus : anus belum terbentuk dengan baik

2) Keadaan :-

Ekstremitas :
1) Jumlah Jari Tangan : lengkap, 5 jari kanan dan kiri
2) Jumlah Jari Kaki : lengkap, 5 ajri kanan dan kiri
3) Pergerakan : Bayi meninggal
4) Garis Telapak Kaki : belum tampak garis telapak kaki
5) Posisi Kaki dan Tangan : kaki dan tangan fleksi

Status Neurologis :
Refleks – refleks :
1) Tendon : Bayi meninggal

2) Morow : Bayi meninggal

3) Rooting : Bayi meninggal

53
4) Sucking : Bayi meninggal

5) Babinsky : Bayi meninggal

6) Palmar Graps: Bayi meninggal

7) Menangis : Bayi meninggal

8) Asymmetric Tonic Neck : Bayi meninggal

Nutrisi :
1) Jenis Makanan : Bayi meninggal

2) Diberikan Dengan : Bayi meninggal

Jumlah Yang Diberikan : Bayi meninggal


Rangkuman Masalah : By. Ny.I.P, meninggal dalam kandungan
Diagnosa Keperawatan : resiko infeksi d.d tali pusat berwarna putih
kebiruan dan tampak sedikit perdarahan di ujung tali pusat.
Rencana Tindakan : Pencegahan Infeksi
Observasi : Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
Terapeutik : Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasiendan lingkungan pasien.

54
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ny.I.P umur 28 tahun dengan status obstetri G3 P2 A0 usia kehamilan 26-
27 minggu, Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 19 oktober 2021 pukul 10.03
wita, klien mengatakan nyeri perut setelah diberikan obat misoprastol, hasil
pemeriksaan didapatkan janin telah meninggal (IUFD).
Diagnosa keperawatan yang di angkat pada ibu melahirkan Kala I adalah
Ansietas b.d krisis situasional, dan Diagnosa keperawatan pada Kala II adalah
Nyeri melahirkan b.d pengeluaran janin, dan Diagnosa Keperawatan Kala III
adalah Resiko pendarahan b.d komplikasi pasca partum, sedangkan Diagnosa
Keperawatan pada Kala IV adalah Berduka b.d kematian keluarga.
Intervensi Kperawatan pada Ibu Melahirkan Kala I: Reduksi ansietas, kala
II : Perawatan persalinan, kala III : Pemantauan tanda vital, dan Kala IV:
Dukungan proses berduka.
By. Ny. I.P meninggal dalam kandungan setelah klien sudah tidak
merasakan gerakan janin sejak 3 minggu yang lalu
B. Saran
Penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, olehnya itu penulis
mengharapkan masukan dan saran dari semua pihak baik preseptor klinik,
preseptor akademik, dan mahasiswa profesi Ners

55
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI (2016), Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, Jakarta : DPP
PPNI

Tim Pokja SLKI (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Jakarta : DPP PPNI

Tim Pokja SIKI (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Jakarta : DPP
PPNI

56

Anda mungkin juga menyukai