Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALIS

PERCOBAAN II

IDENTIFIKASI KATION

Oleh :
Nama : Haiga Sophia Gunawan
No.Mhs : V3720027
Hari/Tgl. Praktikum : Jumat/8 Oktober 2021
Asisten Pembimbing : Emilda Fitri Kurniawati

LABORATORIUM KIMIA
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021
PERCOBAAN II
IDENTIFIKASI KATION
I. TUJUAN
1. Dapat mengidentifikasikan warna endapan/kompleks kation analit-analit golongan I, II, III,
IV dan V secara spesifik.
2. Dapat mengidentifikasikan kelarutan endapan/kompleks kation analit golongan I, II, III, IV
dan V dengan reagen yang spesifik.

II. DASAR TEORI


Ion adalah sebuah atom atau sekelompok atom yang memiliki muatan total positif atau
netto. Jumlah proton yang bermuatan positif dalam inti suatu atom tetap sama selama
berlangsungnya reaksi kimia, akan tetapi elektron yang bermuatan negatif bisa hilang atau bahkan
bertambah. Atom netral yang yang kehilangan satu atau lebih elektronnya akan menghasilkan
kation, yaitu ion dengan muatan total positif, di sisi lain anion adalah ion yang muatan totalnya
negatif akibat adanya kenaikan jumlah elektron (Chang, 2005).
Ikatan kimia merupakan ikatan yang terjadi pada sekelompok atom yang menunjukkan
satu kesatuan yang lebih stabil karena memiliki tingkat energi lebih rendah daripada tingkat energi
atom-atom penyusunnya dalam keadaan terpisah (Effensy, 2013). Gugus kromofor merupakan
gugus yang menyebabkan molekul menjadi berwarna. Gugus auksokrom dibagi menjadi dua,
yaitu golongan kation dan anion (Agustina dan Amir, 2012). Contoh senyawa dari golongan
kation adalah –NH2; NHR; -NR2 seperti –NR2Cl. Sedangkan, contoh senyawa dari golongan
anion adalah –SO3H; -OH; -COOH seperti –O; -SO3; dan lain-lain (Agustina dkk., 2016).
Kation merupakan ion bermuatan positif, yang kehilangan satu atau lebih elektron.
Terdapat berbagai cara untuk menganalisis kation. Kromatografi ion adalah salah satu metode
analisis yang paling efektif dan populer sekarang ini untuk mendeteksi ion-ion anorganik, baik
anion maupun kation dengan tingkat ketelitian yang cukup akurat (Weiss, 1995). Teknik ini, juga
menawarkan kemudahan penyediaan sampel, kecepatan dalam analisis serta jumlah sampel yang
dibutuhkan relatif sedikit pada setiap kali suntikan sampel (Small, 2004).
Kation golongan I adalah kation-kation yang akan mengendap apabila ditambahkan
dengan asam klorida (HCl), yaitu Ag+, Pb2+, dan Hg2+ yang akan mengendap sebagai campuran
AgCl, HgCl2, dan PbCl2. Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida tetapi
membentuk endapan dengan hidro merkurium (II), tembaga, bismutin, kanidium/karsenik (II),
arsenik (V), stibium (III), stibium (V), timah (III), dan timah (IV). Kation golongan III tidak
bereaksi dengan asam klorida encer ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer. Kation golongan ini adalah cobalt (II), nikel (II), besi (II), besi (III), alumunium, zink, dan
mangan (II). Kation golongan IV tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-
kation ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida,
dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah kalsium, stronsium, dan
barium. Kation golongan V merupakan kation-kation yang umum tidak bereaksi dengan reagensia
golongan sebelumnya. Kation golongan ini adalah ion-ion magnesium, natrium, kalium, dan
lithium. Menurut (Vogel’s, 1985).
Menurut Day dan Underwood (1986) Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat.
Urusannya adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel. Sedangkan analisis
kuantitatif berurusan dengan penetapan banyaknya satu zat tertentu yang ada dalam sampel.

III. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. tabung reaksi (10 buah)
b. pipet tetes (1 buah)
c. lampu Bunsen (1 buah)
d. pengaduk kaca (1 buah)
e. penjepit tabung reaksi (1 buah)
f. rak tabung reaksi (1 buah)
2. Bahan
1. Larutan AgNO 3
2. HCl
3. NH3
4. H2S
5. Alkali hidroksid
6. K2CO3
7. Larutan HgNO3
8. Alkali karbonat
9. Larutan uji Pb(NO3)2
10. Air dingin
11. Air panas
12. H2SO4
13. CH3COOH
14. HNO3
15. Larutan HgCl2
16. Na2CO3
17. Logam Cu
18. Logam Fe
19. Larutan CuSO4
20. KI
21. Larutan BI2(SO4)3
22. Logam Zn
23. Larutan uji CdSO4
24. (NH4)2S
25. Larutan As2O3
26. Larutan Na3AsO3
27. AgNO3
28. CuSO4
29. Larutan H3AsO4
30. Larutan Na2HAsO4
31. Natrium thiosulfat
32. KOH
33. Larutan antimon III klorida
34. Aquadest
35. NaOH
36. Larutan Sb2O5
37. Larutan SnCl2
38. Larutan (NH¬4)2[SnCl6]
39. AgCl2
40. Larutan garam aluminium
41. CH3COOK
42. Larutan Cr2(SO4)3
43. Larutan FeSO4
44. Larutan FeCl2
45. Alkali asetat
46. Kalium rhodanida
47. Natrium fosfat
48. Larutan MnSO4
49. Larutan CoCl2
50. K2CrO4
51. Larutan ZnCl2
52. Kalium ferro sianida
53. Larutan CaCl2
54. (NH4)2CO3
55. HCl encer
56. Na2SO3
57. CaSO4 jenuh
58. Larutan Ba(NO3)2
59. (NH4)2C2O4
60. Larutan Ba(NO3)2
61. Larutan NH4Cl.NH4OH
62. Larutan KCl
63. Asam siliko fluoride
64. Asam perklorat
65. Asam piktrat
66. Asam tartarat
67. Larutan NaNO3
68. Asam kloro platinat
69. natrium heksanitritokobaltat (III)
70. Uranil zink
71. Kaca kobalt
72. Larutan NH4Cl
73. Natrium kobalnitrit
74. Asam tartrat
75. CH3COONa
3. Gambar alat

Tabung reaksi Pipet tetes Lampu bunsen

Batang pengaduk Penjepit tabung reaksi Rak tabung reaksi


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
DATA PENGAMATAN
IDENTIFIKASI KATION
A. Kation golongan I

Nama
No. Perlakuan (Cara Kerja) Reaksi Hasil Teori Pembahasan
Sampel Reagen
1 Ag+ dalam HCl ditambahkan pada AgNO3 + HCl AgCl + HNO3 Endapan putih AgCl.
AgNO3 larutan uji lalu sedikit AgCl + NH4OH ((Ag(NH3))2+ + Endapan larut dan
demi sedikit NH4OH terbentuk ion Endapan putih yang terbentuk
Cl- +H2O
Asam klorida ditambahkan kompleks adalah perak klorida
Endapan agak coklat yang
Ditambahkan NH3 terbentuk adalah endapan perak
pada larutan uji tetes 2Ag+ + 2NH3 → Ag 2O + 2NH3 oksida (A2O)3 karena penambahan
demi tetes, lalu Ag2O + 4NH4 + H2O → NH3 mungkin kurang banyak
ditambahkan NH3 (Ag(NH3)2)+ + 2OH- Endapan larut dalam sehingga terbentuk endapan
Ammonia secara berlebihan reagen berlebih dengan warna yang agak coklat
Dengan penambahan larutan
AgNO3 ditambahkan Endapan hitam sulfida (dalam suasana netral atau
H2S lalu ditambahkan mangkilat, larut asam), terjadi endapan berwarna
Hidrogen NH3 maupun alkali 2Ag NO3 + H2S → NaNO3 + dalam NH3 dan hitam AgSO 3. Tetapi larut dalam
Sulfida sulfida AgSO3 HNO3 HNO3 encer panas.
AgNO3 ditambahkan Endapan perak
+ 2-
alkali hidroksida lalu 2Ag + CrO4 → Ag 2CrO4 oksida berwarna Akan terjadi endapan coklat dari
Alkali ditambahkan NH3 Ag2CrO4 + NH3 → 2(Ag(NH3)2) coklat larut dalam perak oksida. Endapan dapat larut
Hidroksid maupun asam nitrat NH3 dan HNO3 dalam asam nitrat dan ammonium.
Kalium AgNO3 ditambahkan 2Ag+ + CrO42- → Ag 2CrO4 Endapan merah Endapan yang terbentuk adalah
kromat K2CrO4, lalu Ag2CrO4 + NH3 → 2(Ag(NH3)2) coklat AgCrO4 larut perak kromat, warna larutan
ditambahkan NH3 + CrO4 dalam NH3 dan asam merah darah karena endapan
maupun HNO3 netral belum mengendap seluruhnya

2 Hg+ dalam Larutan berwarna putih keruh


HgNO3 HgNO3 ditambahkan karena endapan belum sepenuhnya
Asam klorida HCl HgNO3 + HCl → HgCl + HNO3 Endapan putih mengendap
Endapan coklat
merah bata Endapan yang terbentuk adalah
Alkali HgNO3 ditambahkan (merkurium) endapan merkuri (l) karbonat
karbonat alkali karbonat 2Ag + CO32- → Hg2CO3 Bikarbonat Hg2CO3 Hg2CO3 (s)
Alkali HgNO3 ditambahkan Endapan hitam Endapan yang terbentuk adalah
+ -
hidroksida alkali hidroksida Hg + 2OH → Hg2O + H2O merkuri (I) oksida merkurium (I) oksida Hg2O
Endapan Kristal
merah merkurium (I)
kromat. Jika uji
Kalium dilakukan dengan
kromat endapan 8 morf Tidak terbentuknya endapan
(netral) HgNO3 ditambahkan ketika dipanaskan. mungkin dikarenakan larutan
dengan kalium kromat (netral) K2CrO4 + 2 HgNO3 → 2NO2 + Endapan jadi K2CrO4 yang ditambahkan kurang
pemanasan dengan pemanasan Hg2 CrO4 kristal/merah banyak
3 (Pb2+ dalam (Pb2+) ditambahkan Endapan putih tidak
Pb(NO3)2 HCl, lalu ditambahkan larut dalam air, larut
air dingin maupun Pb2+ +2Cl- → PbCl2 dalam air panas Endapan putih yang terbentuk
Asam klorida panas. PbCl2 + 2H2O → HCl + Cl- + PbO memisah adalah PbCl2
Pb(NO3)2
ditambahkan alkali
hidroksida, lalu Endapan putih
2+ -
Alkali ditambahkan basa Pb + 2OH → Pb (OH)2 Pb(OH)2 larut dalam Endapan yang terbentuk adalah
hidroksida secara berlebih Pb(OH)2 + 2OH- → (Pb(OH)4)2- basa berlebihan timbal hidroksida Pb (OH)2
Hidrogen Pb(NO3)2 Pb2+ + H2S → PbS + 2H+ Endapan hitam Pada percobaan ini dihasilkan
sulfida ditambahkan hydrogen mengkilap banyak endapan hitam mengkilat banyak
sulfide lalu diatas larut sempurna di atas larutan yang sempurna
ditambahkan asam
encer dengan
pemanasan
Ditambahkan H2SO4
dalam larutan uji Pb2+ ketika ditambahkan dengan
sampai terbentuk asam sulfat maka akan
endapan Endapan putih susu membentuk endapan putih PbSO4
2+ 2-
Asam sulfat Pb + SO4 → PbSO4 PbSO4 (Wijaya dan Nurfauzi, 2016)
Menurut literatur seharusnya
terbentuk endapan kuning timbal
Pb(NO3)2 kromat, akan tetapi hasil yang
ditambahkan K2CrO4 didapatkan berwarna kuning ke
lalu ditambahkan Endapan warna orange-orangean mungkin karena
Kalium CH3COOH maupun kuning penambahan K2CrO4 terlalu
kromat HNO3 Pb2+ + CrO4 2- PbCrO4 keorange-orangean banyak

B. Kation golongan II

Nama
No. Perlakuan (Cara Kerja) Reaksi Hasil Teori Pembahasan
Sampel Reagen
1 Hg++ dalam Hg2+ + 2HCl -> HgCl2 +
Kation golongan dua tidak dapat
HgCl2 2H+
bereaksi dengan asam klorida,
HgCl2 + H2S-> HgS tetapi dapat membentuk endapan
(Hitam) + 2HCl dengan hydrogen sulfide dalam
suasana asam mineral encer
Hydrogen Ditambahkan H2S dalam 3HgS + 6HCl p + 2HNO3 (Yusuf, 2019). Menghasilkan
sulfida larutan uji p-> 3HgCl2+ 3S+ 2NO+ Endapan putih dan hitam endapan putih bagi Hg3S2Cl2 dan
4H2O hitam bagi HgS

Kation golongan dua tidak dapat


bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
dengan hydrogen sulfide dalam
suasana asam mineral encer
Ditambahkan Na2CO3 (Yusuf, 2019). Terbentuk endapan
dalam HgCl2 lalu Terbentuk endapan coklat coklat merah bata dari HgCO3.
Natrium dididihkan HgCl2 + N2CO3 → HgO3 merah bata setelah Pemanasan menyebabkan endapan
karbonat + 2NaCl dipanaskan larut

Penambahan dalam jumlah Kation golongan dua tidak dapat


sedikit berwarna merah bereaksi dengan asam klorida,
coklat pada jumlah besar / tetapi dapat membentuk endapan
Ditambahkan alkali stoikiometri endapan jadi dengan hydrogen sulfide dalam
Alkali hidroksida dalam larutan Hg2+ + 2OH- → HgO + coklat kekuningan suasana asam mineral encer
hidroksida uji H2O (Yusuf, 2019).
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
Ditambahkan logam Logam tembaga akan tetapi dapat membentuk endapan
Cu/Fe lalu diamati menembus run merkuri dengan hydrogen sulfide dalam
Logam Cu perubahan pada HgCl2 + Fe2+ → Hg2+ + (II) menjadi logamnya suasana asam mineral encer
atau Fe permukaan logam FeCl2 (Yusuf, 2019).

Hg2+ (aq) + NO3 - + 4 Kation golongan dua tidak dapat


NH3 (aq) + H2O (l) → bereaksi dengan asam klorida,
HgO.Hg(NH2)NO3 ↓ + tetapi dapat membentuk endapan
Ditambahkan NH3 3NH4 + (aq) dengan hydrogen sulfide dalam
sedikit sampai terbentuk Larutan putih keruh, terdapat suasana asam mineral encer
Amonia endapan endapan putih (Yusuf, 2019). Endapan putih yang
terbentuk adalah endapan HgOHg
(NH)2NO3
2 Cu++ dalam Kation golongan dua tidak dapat
CuSO4 bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
Terbentuk endapan hitam dengan hydrogen sulfide dalam
Hidrogen CuSO4 (aq) + H2S(g) → suasana asam mineral encer
sulfida Ditambah H2S CuS(s) ↓ + H2SO4(aq) CuS (Yusuf, 2019).
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
2Al(OH)3 + 3CuSO4 → tetapi dapat membentuk endapan
Al2(SO4)3 + 3Cu(OH)2 dengan hydrogen sulfide dalam
Alkali Terbentuknya endapan biru suasana asam mineral encer
hidroksida Ditambah AlOH3 dari (CuOH)2 (Yusuf, 2019).
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
2 Cu2+ (aq) + SO4-2 (aq) Penambahan dalam jumlah dengan hydrogen sulfide dalam
+ 2 NH3 (aq) + 2H2O (l) sedikit, endapan biru suatu suasana asam mineral encer
ditambah NH3 sampai → Cu(OH)2. CuSO4↓ + garam basa (tembaga sulfat (Yusuf, 2019). Endapan biru yang
amonia terbentuk endapan 2NH4 + (aq) basa) terbentuk adalah Cu(OH)2.CuSO4
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
dengan hydrogen sulfide dalam
suasana asam mineral encer
(Yusuf, 2019). Endapan putih yang
terbentuk adalah tembaga (I)
Kalium ditambah KI sampai 2 Cu2+ (aq) + 5 I- (aq) → Endapan putih, warna larutan iodide, larutan berwarna coklat
iodida terbentuk endapan CuI ↓ + I3- (aq) coklat karena terbentuk kompleks I3
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
dengan hydrogen sulfide dalam
suasana asam mineral encer
(Yusuf, 2019). Dengan
menggunakan Besi : sepotong
paku besi atau mata pisau lipat
Besi sampai sepotong paku besi atau Fe + CuSO4 → Fe(SO4) dicelupkan kedalam larutan garam
terbentuk mata pisau lipat + Cu endapan tembaga berwarna CuSO4, akan diperoleh endapan
endapan dicelupkan merah. tembaga berwarna merah
3 Bi3+ dalam Kation golongan dua tidak dapat
Bi2(SO4)3 bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
dengan hydrogen sulfide dalam
suasana asam mineral encer
(Yusuf, 2019). terbentuk endapan
coklat kehitaman Bi2S3, tidak
larut dalam HCl encer dan
(NH4)2S, larut dalam HNO3
encer panas dan HCl pekat panas.
Terbentuk endapan Alkali karbonat, maka akan terjadi
berwarna coklat endapan bismut karbonat basa.
Hidrogen Bi2(SO4)3(aq) + 3 H2S(g) kehitaman Bi2S3 Terbentuknya endapan tergantung
sulfida Ditambah H2S →Bi2S3(s) + 3 H2SO4(aq) pada suhu dan konsentrasi
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
Bi2(SO4)5 + Al 2(CO3)3 → dengan hydrogen sulfide dalam
Alkali Ditambah alkali Bi2(CO3)5 + Al2(SO4)3 endapan bismut karbonat suasana asam mineral encer
karbonat karbonat basa (Yusuf, 2019).
Perubahan tergantung pada
temperatur dan konsentrasi
Kation golongan dua tidak dapat
terjadi endapan bismut bereaksi dengan asam klorida,
Ditambah alkali hidroksida putih, jika tetapi dapat membentuk endapan
hidroksida. Kemudian dipanasi menjadi kuning dengan hydrogen sulfide dalam
Alkali dipanaskan sampai Bi(NO3)3 + 3 NaOH → dengan terbentuknya suasana asam mineral encer
hidroksida terjadi perubahan. 3NaNO3 + Bi(OH)3 BiO(OH). (Yusuf, 2019).
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
dengan hydrogen sulfide dalam
suasana asam mineral encer
(Yusuf, 2019). Dengan
penambahan larutan KI : terbentuk
endapan hitam kecoklatan BiI3,
larut dalam reagensia berlebihan,
membentuk garam komplek
Kalium Dengan penambahan Bi2(SO4)3 + 3KI → terbentuk endapan hitam K[BiI4] yang berwarna kuning
iodida larutan KI 3KSO4 + 2BiI3 kecoklatan jingga.
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
3Zn + Bi2(SO4)3 → 2Bi + tetapi dapat membentuk endapan
3ZnSO4 dengan hydrogen sulfide dalam
endapan dengan hydrogen suasana asam mineral encer
Logam seng Ditambah Zn sulfide (Yusuf, 2019).
4 Cd2+ dalam Kation golongan dua tidak dapat
CdSO4 Terbentuk endapan bereaksi dengan asam klorida,
kuning dalam suasana tetapi dapat membentuk endapan
Hidrogen CdSO4 + H2S() → CdS + asam(0,3 M). dengan hydrogen sulfide dalam
sulfida Ditambah H2S H2SO4 suasana asam mineral encer
(Yusuf, 2019).
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
dengan hydrogen sulfide dalam
Terbentuk endapan putih suasana asam mineral encer
Cd2+(aq) + 2 NH3 (aq) + 2 cadmium (II) hidroksida (Yusuf, 2019). Endapan putih
ditambah NH3 sampai H2O (l) → Cd(OH)2 ↓ + tersebut adalah cadmium (II)
ammonia terbentuk endapan 2NH4 + (aq) dalam (NH4)2S2 hidroksida
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
dengan hydrogen sulfide dalam
suasana asam mineral encer
(Yusuf, 2019).
Ditambahkan alkali Jika endapan dipijarkan akan
Alkali hidroksida sampai Cd2+ + Ca(OH)2 → Terbentuk endapan berwarna terjadi perubahan
hidroksida terbentuk endapan Cd(OH)2 (s) putih warna.
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
Endapan tidak larut dengan hydrogen sulfide dalam
Amonium suasana asam mineral encer
sulfida Ditambah (NH4)2S2 Cd2+ + S2- → CdS ↓ dalam (NH4)2S2 (Yusuf, 2019).
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
dengan hydrogen sulfide dalam
CdSO4 + Zn → ZnSO4 (aq) suasana asam mineral encer
Logam seng Ditambah logam Zn + Cd (aq) Terbentuk endapan Cd (Yusuf, 2019).
5 As3+ dalam Kation golongan dua tidak dapat
As2O3 atau bereaksi dengan asam klorida,
Na3AsO3 Hidrogen tetapi dapat membentuk endapan
sulfida Terbentuk endapan dengan hydrogen sulfide dalam
dengan 2As2O3 + 6 H2S → 2 suasana asam mineral encer
pemanasan Ditambah H2S As2S3 + 3(H2O)2 kuning (Yusuf, 2019).
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
dengan hydrogen sulfide dalam
𝐴𝑠3+ + 3𝐴𝑔𝑁𝑂3 → suasana asam mineral encer
Perak nitrat Ditambahkan AgNO 3 𝐴𝑠(𝑁𝑂3)3 + 3𝐴𝑔+ Endapan berwarna kuning (Yusuf, 2019).
Kation golongan dua tidak dapat
Ditambahkan tembaga bereaksi dengan asam klorida,
sulfat pada larutan tetapi dapat membentuk endapan
netral. Kemudian dengan hydrogen sulfide dalam
Tembaga ditambahkan asam As3+ + CuSO4 → suasana asam mineral encer
sulfat maupun amonia. As2(SO4)3 (Yusuf, 2019).
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
Dilakukan uji nyala, dengan hydrogen sulfide dalam
diamati warna nyala suasana asam mineral encer
Uji nyala yang dihasilkan. As3+ + O2 → As 2O3 Terbentuk nyala biru (Yusuf, 2019).
6 As5+ dalam Kation golongan dua tidak dapat
H3ASO4 bereaksi dengan asam klorida,
atau tetapi dapat membentuk endapan
Na2HASO4 Sampel ditambahkan dengan hydrogen sulfide dalam
Hidrogen H2S lalu dipanaskan 2H3AsO4 (aq) → AsS 2(s) + suasana asam mineral encer
sulfida H2O(aq) Endapan kuning AS 2S5 (Yusuf, 2019).
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
As3+ + 3AgNO3 → tetapi dapat membentuk endapan
As(NO3)3 +3Ag+ dengan hydrogen sulfide dalam
suasana asam mineral encer
Perak nitrat Ditambahkan AgNO3 Endapan berwarna kuning (Yusuf, 2019).
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
𝐴𝑠(𝑁𝑂3)3 + 𝑁𝐻4𝑂𝐻 → dengan hydrogen sulfide dalam
Natrium Ditambah natrium 𝐴𝑠(𝑂𝐻)3 ↓ +𝑁𝐻4𝑁𝑂3 suasana asam mineral encer
thiosulfat thiosulfat Endapan berwarna orange (Yusuf, 2019).
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
Sampel ditambahkan dengan hydrogen sulfide dalam
Tembaga tembaga sulfat lalu H3AsO4 + CuSO4 → H2SO4 suasana asam mineral encer
sulfat ditambahkan KOH + Cu3(AsO4)2 Endapan hydrogen sulfida (Yusuf, 2019).
7 Sb3+ dalam Kation golongan dua tidak dapat
SbCl3 bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
dengan hydrogen sulfide dalam
suasana asam mineral encer
(Yusuf, 2019). Seharusnya
terbentuk endapan
2SbCl3+ 3H2S → Sb2S3 Endapan larut dalam HCl berwarna merah jingga, tetapi
+ 6HCl pekat yang terbentuk berwarna putih,
mungkin dari SbCl3 sendiri.
Sampel ditambahkan Sb2S3 ↓ + 6 HCl (aq) → Masalahnya SbCl3 yang
Hidrogen H2S lalu ditambahkan 2 Sb3+(aq) digunakan
sulfida HCl pekat + 6 Cl- (aq) + H2S ↑ adalah endapan SbCl3 yang
tercampur dengan larutannya.

Kemungkinan yang terjadi adalah


larutan uji yang digunakan SbCl3
telah rusak atau telah
terkontaminasi.

Ditambahkan KI ke Sb3+ + I- → SbI63- Warna larutan menjadi merah Kation golongan dua tidak dapat
dalam sampel bata karena terbentuk garam bereaksi dengan asam klorida,
kompleks tetapi dapat membentuk endapan
dengan hydrogen sulfide dalam
suasana asam mineral encer
(Yusuf, 2019). Kemungkinan yang
terjadi adalah
larutan uji yang digunakan SbCl3
Kalium telah rusak atau telah
iodide terkontaminasi
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
dengan hydrogen sulfide dalam
suasana asam mineral encer
(Yusuf, 2019). Kemungkinan yang
terjadi adalah
𝑆𝑏𝐶𝑙3 + 𝐻2𝑂 → 𝑆𝑏𝑂𝐶𝑙 + larutan uji yang digunakan SbCl3
𝐻𝐶𝑙 + 𝑆𝑏3+ + 2𝐻+ telah rusak atau telah
terkontaminasi, karena
Ditambahkan aquades SbOCl↓ (s) + HCl (aq) → penambahan aquades sedikit
kedalam larutan uji ataupun banyak tidak terbentuk
Sb3+(aq)
sampai terjadi perubahan Endapan putih SbCl larut endapan.
kemudian ditambahkan + 2OH-(aq) + 2 Cl- (aq) Endapan larut dalam HCl
Akuades HCl Karena saat penambahan aquades
tidak terjadi endapan, sehingga
reaksi ini tidak dapat diamati
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
dengan hydrogen sulfide dalam
2Sb3+(aq) + 6 OH-(aq) → suasana asam mineral encer
Natrium Ditambahkan natrium Sb2S3 ↓ (Yusuf, 2019). Endapan putih yang
hidroksida hidroksida + 3 H2O (l) Endapan putih terbentuk yaitu stibium (II) oksida
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
Ditambahkan seng dengan hydrogen sulfide dalam
Seng hingga sampai terbentuk suasana asam mineral encer
mengendap endapan Sb3+ + (Yusuf, 2019).
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
dengan hydrogen sulfide dalam
suasana asam mineral encer
(Yusuf, 2019).
Larutan uji dilakukan uji Antimon (Sb) akan memberikan
nyala kemudian diamati warna khas jika dilakukan uji
warna nyala yang Sb3+ + O2 → Sb2O3 nyala yaitu terbentuk hijau pucat
Uji nyala dihasilkan Terbentuk nyala hijau pucat yang dinamakan antimon.
8 Sb5+ dalam Terbentuk endapan merah Kation golongan dua tidak dapat
Sb2O5 jingga bereaksi dengan asam klorida,
encer tetapi dapat membentuk endapan
dengan hydrogen sulfide dalam
Hidrogen 2𝑆𝑏3+ + 3𝐻2𝑆 → 𝑆𝑏2𝑆3 ↓ suasana asam mineral encer
sulfide Ditambahkan H2S +6𝐻+ (Yusuf, 2019).
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
Ditambahkan aquades dengan hydrogen sulfide dalam
sampai terbentuk suasana asam mineral encer
akuades endapan (Yusuf, 2019).
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
Ditambahkan KI Ke Larutan berubah menjadi dengan hydrogen sulfide dalam
Kalium dalam sampel warna merah karena suasana asam mineral encer
iodida 𝑆𝑏5+ + 9𝐼 → [𝑆𝑏𝐼6] + 𝐼2 terbentuk garam kompleks (Yusuf, 2019).
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
dengan hydrogen sulfide dalam
suasana asam mineral encer
(Yusuf, 2019).
Larutan uji dilakukan uji Antimon (Sb) jika dilakukan uji
nyala kemudian diamati nyala akan memberikan warna
Uji nyala warna nyala Terbentuk nyala hijau pucat khas berupa hijau pucat.
9 Sn2+ dalam Kation golongan dua tidak dapat
SnCl2 bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
dengan hydrogen sulfide dalam
suasana asam mineral encer
SnCl2 + H2S → SnS + Terbentuk endapan coklat, (Yusuf, 2019).
Ditambahkan H2S pada 2HCl timah (II) sulfide Mungkin karena penambahan
larutan uji, lalu SnS↓ + HCl (aq) → Na2S kurang, sehingga endapan
Hidrogen ditambahkan HCl pekat SnCl2 (aq) + Endapan larut dalam HCl yang terbentuk berwarna putih
sulfida atau amonium sulfida H2S (g) pekat
Endapan SnS dapat larut dalam
HCl pekat dan terbentuk kompleks
SnS32-- ,kompleks akan
memperbesar kelarutan
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
dengan hydrogen sulfide dalam
suasana asam mineral encer
(Yusuf, 2019).
endapan berwarna putih yang
S2+ (aq) + 2 OH-(aq) →
Terbentuk endapan putih, terbentuk adalah timah (II)
Sn(OH)2↓
Ditambahkan kalium timah (II) hidroksida hidroksida [Sn(OH)2]
hidroksida, kemudian Sn(OH)2↓ + 2 KOH(aq) →
Kalium ditambahkan KOH [Sn(OH)4]2-(aq) + 2 K+ Endapan larut dalam alkali Endapan [Sn(OH)2] dapat larut
hidroksida secara berlebih (aq) berlebih dalam KOH berlebih
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
Ditambahkan amonia, dengan hydrogen sulfide dalam
kemudian ditambah lagi 𝑆𝑛𝐶𝑙2 + 𝑁𝐻3 → 𝑆𝑛2+ + endapan dengan hydrogen suasana asam mineral encer
amonia amonia secara berlebih 𝑁𝐻4𝐶𝑙 sulfide (Yusuf, 2019).
10 Sn4+ dalam Kation golongan dua tidak dapat
(NH4)2[Sn bereaksi dengan asam klorida,
Cl6] tetapi dapat membentuk endapan
Larutan (𝐻2𝑆) ditambah dengan hydrogen sulfide dalam
Hidrogen HCL pekat 𝑆𝑛2+ + 2𝐻2𝑆 + 𝑆𝑛𝑆2 ↓ + suasana asam mineral encer
sulfida 4𝐻+ Endapan kuning IV sulfide (Yusuf, 2019).
Ditambahkan NaOH 𝑆𝑛4+ + 2𝑂𝐻− → Sn(𝑂𝐻)4↓ Kation golongan dua tidak dapat
Natrium atau amonia sampai bereaksi dengan asam klorida,
hidroksida terbentuk endapan Sn(𝑂𝐻)4 ↓ + 2𝑂𝐻− → Endapan putih gelatin timah tetapi dapat membentuk endapan
Sn(𝑂𝐻)6−2 ↓ dengan hydrogen sulfide dalam
suasana asam mineral encer
(Yusuf, 2019).
Kation golongan dua tidak dapat
bereaksi dengan asam klorida,
tetapi dapat membentuk endapan
Reduksi ion timah V menjadi dengan hydrogen sulfide dalam
4+
Perak II Ditambahkan perak II 𝑆𝑛 + 𝐴𝑔𝐶𝑙2 → Sn(𝐶𝑙)4 ↓ timah II suasana asam mineral encer
2+
klorida klorida + 𝐴𝑔 (Yusuf, 2019).

C. Kation golongan III

Nama
No. Perlakuan (Cara Kerja) Reaksi Hasil Teori Pembahasan
Sampel Reagen
1 Al3+ Larutan garam dari
𝐴𝑙3+ + 𝑁𝐻4(𝑎𝑞) → 𝐴𝐿(𝑂𝐻)3(𝑠) Endapan putih yang terbentuk
𝐴𝑙3+ ditambah 𝑁𝐻4
sampai terbentuk + 3𝑁𝐻+3(𝑎𝑞) Terbentuk endapan putih adalan Al(OH)3 (Alumunium
Amonia endapan koloid. seperti gelatin Hidroksida)
Endapan putih itu adalah
endapan aluminium hidroksida
Al(OH)3

Terbentuk endapan putih Berkurangnya endapan Al(OH)3


Larutan garam dari AlCl3 (aq) + 3KOH (aq) → 𝐴𝑙(𝑂𝐻) pada penambahan KOH berlebih
3
alumunium ditambah Al(OH)3 ↓ + 3KCl (aq) menunjukan Al(OH)3 dapat
Kalium KOH, lalu ditambah Endapan berkurang larut
hidroksida lagi secara berlebih Al(OH)3 ↓ dalam KOH berlebih
Ditambahkan kalium Dalam keadaan dingin dan Endapan yang terbentuk adalah
𝐴𝑙3+ + 3𝐶𝐻3COO−(𝑎𝑞) +
Kalium asetat pada keadaan netral tidak terbentuk Al(OH)3CH3COO, endapan ini
asetat dingin dan netral, lalu 𝐻2𝑂(𝑙) → 𝐴𝑙(𝐶𝑂3)𝐶𝐻3COO− endapan, dipanaskan akan terbentuk jika dipanaskan.
dipanaskan + 2𝐶𝐻3COOH terbentuk endapan Hal ini menunjukkan bahwa
reaksi ini akan berlangsung
dalam keadaan panas
Larutan garam dari
Natrium alumunium 𝐴𝑙3+ + 3𝐻2 → 𝐴𝐿(𝑂𝐻)3(𝑠) + Endapan putih itu adalah
karbonat ditambah 𝑁𝑎2𝐶𝑂3 3𝐻+ Terbentuk endapan putih endapan Aluminium Hidroksida
2 Cr3+ Terbentuk endapan gelatin
berwarna abu-abu Endapan abu-abu kehijauan itu
Kehijauan adalah endapan Cr(OH)3
𝐶𝑟3+(𝑎𝑞) + 3𝑁𝐻3(𝑎𝑞) + 3𝐻2𝑂(𝑙)
→ 2𝐶𝑟(𝑂𝐻)3(𝑎𝑞) + 3𝑁𝐻+4(𝑎𝑞) Endapan sedikit larut, endapan Cr(OH)3 dapat larut
membentuk lembayung atau dalam NH3 berlebih dan
Ditambah ammonia Cr(OH)3 ↓ + 6NH3 (aq) → merah jambu mengandung terbentuk kompleks heksa amina
(𝑁𝐻3), lalu ditambahkan [Cr(NH3)6]3+ (aq) + 3OH- ion kompleks heksa amina kromat
Ammonia amonia secara berlebih (aq) kromat (III) (III)
𝐶𝑟3+(𝑎𝑞) + 3𝐶𝑂2−3(𝑎𝑞)+
3𝐻2𝑂(𝑙) → 2𝐶𝑟(𝑂𝐻)3(𝑎𝑞) +
Natrium Ditambahkan Natrium 3𝐶𝑂2(𝑔) Endapan putih itu adalah
karbonat Karbonat 𝑁𝑎2𝐶𝑂3 Endapan berwarna putih endapan Cr(OH)3
Endapan putih yang terbentuk
𝐶𝑟3+(𝑎𝑞) + 𝑂𝐻−(𝑎𝑞) → adalah kromium (III) Hidroksida
Ditambahkan Natrium 𝐶𝑟(𝑂𝐻)3
hidroksida, lalu Endapan berwarna putih Endapan Cr(OH)3 dapat larut
Natrium ditambah basa secara Cr(OH)3 ↓ + OH- (aq) → dalam reagen basa berlebih dan
hidroksida berlebih [Cr(OH)4] Endapan larut terbentuk ion kromit
𝐶𝑟3+(𝑎𝑞) + 3𝑆2−(𝑎𝑞) + 6𝐻2 𝑂
Hidrogen → 𝐶𝑟(𝑂𝐻)3 + 3H₂S Endapan putih yang terbentuk
sulfida Ditambahkan H2S Endapan berwarna putih adalah kromium(III) hidroksida
3 Fe2+ Natrium Ditambahkan Natrium Terbentuk Endapan putih Karena pada saat percobaan ada
hidroksida Hidroksida NaOH pada saat tidak ada udara udara O2 sehingga endapan
2+ −
𝐹𝑒 + 2𝑂𝐻 (𝑎𝑞) → yang terbentuk tidak putih, dan
𝐹𝑒(𝑂𝐻)2(𝑠) Bila terkena udara warna karena reaksi berlangsung dalam
kecoklatan Fe(OH)3 keadaan yang biasa, sehingga
4 Fe(OH)2↓ + 2H2O (l) + endapan yang terbentuk
O2 (g) →4 Fe(OH)3↓ Dalam keadaan biasa berwarna hijau kotor
2 Fe(OH)3↓ + H2O2 (l) → Fe(OH)3 berwarna hijau
2Fe(OH)3 pekat

Ditambahkan amonium 𝐹𝑒2+ + 𝑆2(𝑎𝑞) → 𝐹𝑒𝑆 Terbentuk endapan hitam


Amonium sulfida, kemudian besi (II) sulfida endapan hitam yang terbentuk
sulfida ditambah asam adalah endapan besi (II) sulfida
Hidrogen FeCl2 (aq)+H2S (aq) → Terbentuk endapan berwarna
sulfida FeSO4 ditambahkan H₂S FeS(s)+2 HCl(aq) hitam Endapan hitam ini adalah FeS
4 Fe3+ FeCl2 (aq) + 2 KOH(aq) → Endapan coklat kemerahan
Fe(OH)2(s) + 2 KCl (aq) adalah Fe(OH)3
Kalium Ditambah KOH dan Fe(OH)2(s) + H+ (aq) → Terdapat endapan berwarna Endapan Fe(OH)3 dapat larut
hidroksida asam Fe2+ (aq) + H2O(l) coklat merah dalam penambahan asam
Seharusnya endapan muncul
Terdapat endapan berwarna setelah dipanaskan, tetapi
Ditambah CH3COOH FeCl2 (aq) + 2 CH3COOH coklat merah. Saat mungkin penambahan CH3COO
Alkali pada suhu kamar (aq) → (CH3COO)2Fe(s) + dipanaskan berubah menjadi terlalu banyak sehingga endapan
Asetat maupun dipanaskan 2 HCl (aq) endapan coklat ada sebelum dipanaskan
FeCl2 (aq) + (NH4)2S(aq)
→ 2NH4Cl(aq) + FeS(s) Terdapat endapan berwarna
coklat merah. Endapan ini Berkurangnya endapan
Ammonium Ditambah (NH4)2S dan FeS(s) + 2HCl(aq) → dapat larut dalam larutan menunjukan bahwa endapan
sulfide HCl dingin FeCl2(aq) + H2S(aq) HCl dapat larut dalam asam
(Fe) Merupakan logam
berwarna putih perak. Memiliki
Kalium Ditambah KSCN pada FeCl2 (aq) + 2KSCN(aq) → Terdapat endapan berwarna titik lebur 1535ᵒC. (Yusuf,
rhoodanida keadaan netral Fe(SCN)2(s) + 2KCl(aq) biru prussian 2019).
(Fe) Merupakan logam
3 FeCl2(aq) + 2Na3PO4(aq) berwarna putih perak. Memiliki
Natrium → 6 NaCl(aq) + Terdapat endapan berwarna titik lebur 1535ᵒC. (Yusuf,
fosfat Ditambah Na3PO4 Fe3(PO4)2(aq) coklat 2019).
(Fe) Merupakan logam
berwarna putih perak. Memiliki
Hidrogen FeCl2 (aq) + H2S(aq) → titik lebur 1535ᵒC. (Yusuf,
sulfid Ditambah H2S FeS(s) + 2 HCl(aq) Tidak terdapat endapan 2019).
5 Mn2+ Endapan putih itu adalah
endapan Mn(OH)2. Berwarna
MnSO4 (aq) + 2NaOH (aq) Terdapat endapan berwarna putih tetapi setelah didiamkan
Alkali Ditambah Alkali → Mn(OH)2 (s) + putih yang segera menjadi endapan menjadi cokelat,
hidroksida hidroksida (NaOH) Na2SO(aq) coklat (pengaruh udara) endapan coklat ini adalah MnO
MnSO4 (aq) + NH3(aq) → Terdapat endapan berwarna endapan putih adalah endapan
Ammonia Ditambah NH3 [Mn(NH3)] 2+ + SO4 2- putih Mn(OH)2
Endapan yang semula berwarna
MnSO4 (aq) + Na2CO3 (aq) putih yaitu endapan MnCO3
Natrium → MnCO3 (s) + Na2SO4 Terdapat endapan berwarna berubah menjadi cokelat ini
karbonat Ditambah Na2CO3 (aq) putih terjadi akibat pemanasan
Mn merupakan logam berwarna
putih abu-abu seperti besi tuang,
melebur pada suhu 1250ᵒC.
Dapat bereaksi dengan air
MnSO4 (aq) + (NH4)2S hangat membentuk mangan II
Ammonium (aq) → (NH4)2SO4 + Terdapat endapan berwarna hidroksida hidrogen (Yusuf,
sulfida Ditambah (NH4)2S MnS(s) merah jambu 2019).
6 Ni2+ Nikel merupakan logam
berwarna putih perak,
NiSO4 (aq) + 2 NaOH (aq) mempunyai sifat materal yang
→ Na2SO 4 (aq) + Ni(OH) keras dan kukuh. Dapat melebur
2 (s) pada suhu 1455ᵒC dan sedikit
Terdapat endapan berwarna magnetis (Yusuf, 2019).
Natrium Ditambah NaOH dan Ni(OH) 2 (s) + H+ → Ni2+ hijau. Endapan ini dapat Endapan hijau yang terbentuk
hidrosida asam (aq) + H2O(l) larut dalam asam berupa Ni(OH)2
Nikel merupakan logam
berwarna putih perak,
mempunyai sifat materal yang
keras dan kukuh. Dapat melebur
NiSO4 (aq) + NH3 (aq) → Terdapat endapan berwarna pada suhu 1455ᵒC dan sedikit
Amonia. Ditambah NH3 [Ni(NH3)] +2 + SO4 2- hijau magnetis (Yusuf, 2019).
Nikel merupakan logam
berwarna putih perak,
mempunyai sifat materal yang
keras dan kukuh. Dapat melebur
Amonium NiSO4 (aq) + (NH4)2S (aq) Terdapat endapan berwarna pada suhu 1455ᵒC dan sedikit
sulfida Ditambah (NH4)2S → (NH4)2SO4 + NiS hijau magnetis (Yusuf, 2019).
Nikel merupakan logam
berwarna putih perak,
mempunyai sifat materal yang
keras dan kukuh. Dapat melebur
Kalium Ditambah K₂CrO₄ dingin NiSO4 (aq) + K₂CrO₄(aq) pada suhu 1455ᵒC dan sedikit
kromat kemudian dipanaskan → NiCrO4 (s) + K2SO4 Terdapat endapan putih magnetis (Yusuf, 2019).
7 Co2+ Cobalt merupakan logam
Terdapat endapan berwarna berwarna abu-abu seperti baja,
biru. Saat dipanaskan bersifat sedikit magnetis. Bisa
Natrium Ditambah NaOH dingin CoCl2 (aq) + 2 NaOH (aq) → mengendap menjadi warna melebur pada suhu 1490ᵒC dan
hidroksida kemudian dipanaskan Co(OH)2 (s) + 2 NaCl (aq) merah jambu dapat larut dalam asam-asam
mineral encer (Yusuf, 2019).
Cobalt merupakan logam
berwarna abu-abu seperti baja,
bersifat sedikit magnetis. Bisa
melebur pada suhu 1490ᵒC dan
Natrium CoCl2 (aq) + Na2CO3(aq) → Terdapat endapan berwarna dapat larut dalam asam-asam
karbonat Ditambah Na2CO3 2 NaCl(aq) + COCO3(s) biru mineral encer (Yusuf, 2019).
Cobalt merupakan logam
berwarna abu-abu seperti baja,
bersifat sedikit magnetis. Bisa
CoCl2 (aq) + (NH4)2S Terdapat endapan berwarna melebur pada suhu 1490ᵒC dan
Amonium Ditambah (NH4)2S dan CoS(s) + 2NH4Cl NH4Cl + endapan hitam. Endapan ini dapat larut dalam asam-asam
sulfida NH4Cl atau NH₄⁺ NH₄⁺ (NH4),Cl larut dalam NH₄⁺ mineral encer (Yusuf, 2019).
Cobalt merupakan logam
berwarna abu-abu seperti baja,
bersifat sedikit magnetis. Bisa
Amonia melebur pada suhu 1490ᵒC dan
bebas Ditambah NH3 bebas CoCl2 (aq) + NH3 (aq) → Terdapat endapan berwarna dapat larut dalam asam-asam
NH4Cl NH4Cl CO(NH2)2 (s) + 2 NH4Cl (s) biru mineral encer (Yusuf, 2019).
Cobalt merupakan logam
berwarna abu-abu seperti baja,
bersifat sedikit magnetis. Bisa
melebur pada suhu 1490ᵒC dan
Kalium CoCl2 (aq) + K₂CrO₄ (aq) → Terdapat endapan berwarna dapat larut dalam asam-asam
kromat Ditambah K₂CrO₄ KCl + CoCrO4 kuning mineral encer (Yusuf, 2019).
8 Zn2+ Ditambah reagen Kalium Zn2+(aq)+ 2OH-(aq) → Terbentuk endapan putih
Hidroksida (KOH). Zn(OH)2 Zn(OH)2 Endapan putih yang terbentuk
Kalium Ditambah KOH secara Zn(OH)2 + 2OH- (aq) → Endapan larut dalam adalah endapan Zn(OH)2
hidroksida berlebih [Zn(OH)4] 2- (aq) penambahan reagen berlebih (Yusuf, 2019)
Natrium Ditambahkan reagen Zn2+ (aq) + CO3 2+ (aq) → Terbentuk endapan putih Zink (Zn) merupakan logam
karbonat Natrium Karbonat ZnCO3 ZnCO3 berwarna kebiruan dapat dilihat
(Na2CO3) pada suhu 110ᵒ-150ᵒC, dan
mempunyai titik lebur 410ᵒC
serta titik didih 906ᵒC (Yusuf,
2019)
Zink (Zn) Merupakan logam
berwarna kebiruan dapat diliat
Ditambahkan Amonium pada suhu 110ᵒ-150ᵒC, dan
Sulfida (NH4S) sampai mempunyai titik lebur 410ᵒC
Amonium terbentuk endapan Terbentuk endapan putih serta titik didih 906ᵒC (Yusuf,
sulfida koloid Zn2+ (aq) + S2- (aq) → ZnS ZnS (Zinc sulfide). 2019)
3Zn2+ (aq) + 2K+ (aq) +
2[Fe(CN)6] 4- → Terbentuk endapan putih Zink (Zn) Merupakan logam
K2Zn3[Fe(CN)6]2 dengan komposisi berwarna kebiruan dapat diliat
Ditambahkan Ferro berbeda-beda dalam larutan pada suhu 110ᵒ-150ᵒC, dan
Sianida (K4Fe(CN)6. K2Zn3[Fe(CN)6]2 → kuning Endapan larut dengan mempunyai titik lebur 410ᵒC
Kalium Ditambahkan reagen K4Fe(CN)6(aq) → reagen berlebih serta titik didih 906ᵒC (Yusuf,
ferro sianida secara berlebih K2Zn3[Fe(CN)6] 2019)

D. Kation golongan IV

Nama
No. Perlakuan (Cara Kerja) Reaksi Hasil Teori Pembahasan
Sampel Reagen
1 Ca2+ Ca2+ (aq) + CO3 2- (aq) → Terbentuk endapan putih Endapan amorf putih kalsium
CaCO3 amorf karbonat apabila dididihkan akan
Ditambahkan mengubah endapan menjadi
(NH4)2CO3 (ammonium CaCO3 + H2O (l) + CO2 bentuk kristal. Endapan dapat larut
Amonium karbonat) dan → Ca2+ (aq) + 2HCO3- Endapan membentuk dalam air yang mengandung asam
karbonat dipanaskan (aq) kristal karbonat berlebihan karena terjadi
pembentukan kalsium hidrogen
karbonat (Arniezca, 2013)

Ditambahkan asam Endapan putih kalsium sulfat


sulfat (H2SO4) cukup larut dalam air. Endapan
Terdapat endapan putih yang terbentuk memiliki kelarutan
Ditambahkan asam (Kristal jarum) Endapan larut yang tinggi di dalam air
sulfat pekat panas Ca2+ (aq) + (SO4) 2- (aq) dalam dibandingkan dengan barium atau
Asam sulfat → CaSO4 asam sulfat pekat stronsium sulfat (Arniezca, 2013)
Ditambahkan kalium Ca2+ (aq) + CrO4 2- (aq)
kromat (K2CrO4) dan → CaCrO4
alcohol Terbentuk larutan encer dan Peran kromat pada reaksi ini
+
Ditambahkan asam CaCrO4 (s) + 2H (aq) terbentuk endapan kuning sebagai indikator yang
Kalium asetat (CH3COOH) → Ca2+ (aq) + H2CrO4 Endapan larut dalam menyebabkan terbentuknya
kromat encer (aq) CH3COOH endapan kuning (Yusuf, 2019)
Pengendapan dapat mudah
dibentuk karena penambahan
amonia yang bersifat basa.
Endapan yang terbentuk praktis
Ditambahkan tidak larut dalam air, tak larut
(NH4)2C2O4 (ammonium dalam asam asetat, tetapi mudah
Ammonium oksalat) Ca2+ (aq) + C2O4 2- Terbentuk endapan Kristal larut dalam asam-asam mineral
oksalat (aq) → CaC2O4 putih (Arniezca, 2013)
2 Sr2+ Ditambahkan
(NH4)2CO3 (ammonium
Amonium karbonat) Sr2+ (aq) + Co3 2- (aq) → Endapan putih yang terbentuk
karbonat SrCO3 (s) Terbentuk endapan putih adalah endapan SrCO3
Ditambahkan Sr 2+ (aq) + C2O4 2- (aq) → Terbentuk endapan putih Endapan putih yang terbentuk
(NH4)2C2O4 (ammonium SrC2O4 adalah endapan stronsium oksalat
Amonium oksalat)
oksalat Ditambahkan asam Endapan berkurang, berkurangnya
asetat (CH3COOH) endapan menunjukkan bahwa
SrC2O4+ CH3COOH (aq) endapan dapat larut dalam
→ H2C2O4 (aq) + Endapan larut dalam asam CH3COOH walaupun tidak
(CH3COOH)2Sr (aq) asetat semuanya larut
Kalium
kromat Ditambahkan kalium
(larutan kromat (K2CrO4) Sr 2+ (aq) + CrO4 2- (aq) Terbentuk larutan Endapan kuning yang terbentuk
yang pekat) → SrSO4 kekuningan adalah stronsium sulfat
Endapan putih yang terbentuk
2+ 2-
Asam sulfat Ditambahkan asam Sr (aq) + SO4 (aq) → adalah stronsium sulfat
encer sulfat (H2SO4) encer SrSO4 Terbentuk endapan putih
Ditambahkan natrium
sulfit (Na2SO3)
Natrium Ditambahkan HCl encer Sr 2+ (aq) + SO3 2- (aq) → Endapan putih yang terbentuk
sulfit SrSO3 Terbentuk endapan putih adalah stronsium sulfit
Ditambahkan kalsium Endapan putih yang terbentuk
2+ 2-
Kalsium sulfat (CaSO4) jenuh Sr (aq) + SO4 (aq) → adalah stronsium sulfat
sulfat jenuh SrSO4 Terbentuk endapan putih
3 Ba2+ Ditambahkan
(NH4)2C2O4
(ammonium oksalat)
Amonium sampai terbentuk Ba 2+ (aq) + C2O4 2- (aq) → Terbentuk endapan berwarna Endapan putih yang terbentuk
oksalat endapan BaC2O4 putih adalah endapan barium oksalat

Kalium Ditambahkan kalium Sr 2+ (aq) + CrO2- (aq) → Terbentuk endapan kuning Terbentuk endapan kuning barium
kromat kromat (K2CrO4) BaCrO2 sulfat dan larutan berwarna putih
Pada reaksi ini bertujuan untuk
2+
Ditambahkan asam Ba (aq) + SO4 2- (aq) → mengetahui adanya endapan Ba2+
sulfat(H2SO4) BaSO4 (s) ditandai dengan terbentuknya
Asam sulfat Terbentuk endapan putih endapan berwarna putih yakni
barium sulfat
Natrium
fosfat
(keadaan Ditambahkan natrium
netral atau fosfat (Na3PO4) pada 3 Ba2+ (aq) + 2 PO4 2- (aq) Terbentuk endapan putih Terbentuk endapan putih
basa) keadaan netral atau basa → Ba2(PO4)2 koloid berbentuk koloid barium fosfat
Natrium Ditambahkan natrium Ba2+ (aq) + SO3 2- (aq) → Terbentuk endapan barium sulfit
sulfit sulfit (Na2SO3) BaSO3 (aq) Terbentuk endapan putih yang berwarna putih
Ditambahkan kalsium
sulfat (CaSO4) jenuh
Kalsium atau stronsium sulfat Ba2+ (aq) + SO4 2- (aq) → Terbentuk endapan putih barium
sulfat jenuh (SrSO4) jenuh BaSO4 (aq) Terbentuk endapan putih fosfat

E. Kation golongan V

Nama
No. Perlakuan (Cara Kerja) Reaksi Hasil Teori Pembahasan
Sampel Reagen
1 Mg2+ Mg 2+ + (NO3 )2→
MgNO3 Endapan tidak larut dalam
Ditambah Mg(NO3)2 dan Terdapat endapan tidak larut reagensia berlebihan tapi mudah
Natrium NaOH Mg 2+ + 2OH- → reagen berlebih larut dalam garam-garam
hidroksida Mg(OH) ammonium (Permata dkk., 2019).
Amonium Ditambah amonium Dengan adanya garam-garam
2+
karbonat karbonat bebas garam 5 Mg + NH4Cl ammonium dari asam kuat tidak
bebas garam amonium pada larutan +Na3PO4 → Terdapat endapan putih terjadi pengendapan (Permata
amonium uji 5MgNH4PO4 Mg(NO3)2 basa dkk., 2019).
Larutan Ditambah NH4Cl dan Mg2+ + NH4Cl + Endapan sangat sukar larut dalam
NH4Cl.NH4 Na3PO4 dalam larutan Na3PO4 → MgNH4PO4 Terbentuk endapan putih air, larut dalam asam asetat dan
OH dan uji sampai terbentuk asam-asam mineral (Permata dkk.,
natrium endapan 2019).
fosfat
Terdapat endapan putih Endapan mudah larut dalam asam
2-
Natrium Ditambah Na2CO3 pada Mg2+ + CO3 volume besar dan larutan garam ammonium
karbonat larutan uji → MgCO3 (Permata dkk., 2019).
2 K+ Asam siliko Ditambah asam siliko K+ + F- → KF Terdapat endapan berwarna
fluorida flourida dalam KCl putih
Endapan ini sedikit larut dalam air
+ 2-
2K + (PbCl6) → dan praktis tidak larut dalam
Asam Ditambah asam (PbCl6) alkohol absolut (100%) (Permata
perklorat perklorat dalam KCl Terdapat endapan kristal dkk., 2019).

Terdapat endapan berwarna


2K+ + C6H3N3O7 → kuning
Asam pikrat Ditambah asam pikrat (C6H3N3O7K)

Jika dilihat di mikroskop


+
K + C4H6O4 → Terdapat endapan putih berbentuk jarum yang panjang
Asam Ditambah asam pikrat KHC4O6 + H+ kristalin beda dengan Na+ (Permata dkk.,
tartarat pada KCl 2019).
3 Na+ Asam kloro
platinat, Pengendapan dapat dipercepat
asam dengan menggosok-gosok dinding
tartarat, atau Ditambah asam kloro dalam tabung reaksi dengan
natrium platinat, asam tartarat batang pengaduk (dari gelas) atau
heksanitrito atau natrium heksanitito 2Na+ + (PtCl6)2- → Tidak terdapat endapan dengan menambahkan alkohol
kobaltat kobalt pada NaNO3 Na2PtCl6 Na2PtCl6 (Permata dkk., 2019).
Dengan penambahan reagensia
+
Ditambahkan uranil Na + Zn(Vo2)3 + Terbentuk kristal berwarna uranil zink asetat akan terjadi
Uranil zink zink pada NaNO3 (CH3COO-)9 + 9H2O kuning endapan kristal kuning dari
natrium zink uranil asetat NaZn
(UO2)3 (CH3coo)9.9H2O.
Penambahan kira-kira sepertiga
volume alkohol akan membantu
pengendapan (Permata dkk.,
2019).
Foton yang dipancarkan saat
proses deeksitasi memiliki nilai
panjang gelombang yang nilainya
berbeda, panjang gelombang dari
Dilakukan uji nyala pada Terjadi perubahan warna logam Na+ saat dilakukan uji
Uji nyala larutan uji 4 Na+ + O2 → 2 Na2O menjadi kuning nyala berwarna kuning.
Dilakukan uji nyala Kaca kobalt mempengaruhi logam
dengan kaca kobalt pada Na, sehingga saat diuji nyala tidak
Uji nyala larutan uji 4 Na+ + O2 → 2 Na2O Menjadi tidak berwarna menghasilkan perubahan warna

4 NH4 Endapan coklat atau pewarnaan


coklat yang dihasilkan sesuai
dengan jumlah amonia atau ion
NH4+ + 2(HgI4)2- + Terbentuk endapan coklat amonium yang terdapat. Endapan
Ditambah NaOH dingin 4OH- → HgO.Hg(NH2)I bening yang terbentuk adalah endapan
Nessler kemudian dipanaskan + 7I- + 3H2O merkurium (II) amido iodida basa
Endapan kuning yang dihasilkan
Ditambahkan natrium memiliki warna serupa dengan
Natrium kobalt nitrat pada 3NH4+ + (PtCl6)2- yang dihasilkan oleh kation
kobalnitrit NH4Cl (NH4)2(PtCl4) Terbentuk endapan kuning kalium (Permata dkk., 2019).
Ditambahkan asam
tartrat pada NH4Cl, NH4+ + C4H6O6 NH4C4
ditambahkan sedikit HgO6H + H+ Terbentuk endapan putih Terbentuk endapan putih amonium
CH3COONa sampai amonium tartarat endapan tartarat, endapan larut dalam
Asam tartrat terbentuk endapan NH4Ca HaO6 + + Na → larut dalam NaCH3COO NaCH3COO
NH4 +

NH4HC4HgO6
Asam Ditambahkan asam NH4- + ClO4-→ NH3
perklorat perklorat pada NH4Cl +HCl Tidak terbentuk endapan Tidak ada endapan yang terbentuk
V. KESIMPULAN
- Prinsip pada identifikasi kation ini menggunakan kemampuan pembentukan warna khas
melalui reagen yang direaksikan dengan pereaksi lain.
● Kation golongan I akan membentuk endapan coklat dengan penambahan NH3 dan
alkali karbonat, endapan putih dengan penambahan HCl, dan endapan kekuningan
dengan penambahan K2CrO4.
● Kation golongan II membentuk endapan merah bata dengan penambahan Na2CO3,
endapan putih dengan penambahan KI dan AgNO3.
● Kation golongan III akan membentuk endapan berwarna putih dengan penambahan
KOH, Na2, CO3, dan NaOH, endapan berwarna coklat dengan penambahan
K2CrO4.
● Kation golongan IV akan membentuk endapan putih dengan penambahan CO3,
H2SO4, CuSO4, dan Na3PO4. Endapan berwarna kuning dengan penambahan
K2CrO4.
● Kation golongan V akan memebntuk endapan putih dengan penambahan NH4OH
dan Na2PO4.
- Endapan akan mudah larut dalam kelarutannya bila dipanaskan atau dengan penambahan
reagen berlebih. Untuk kelarutan pada endapan yang terbentuk atau kompleks ion analit
golongan I, II, III, IV, dan V dengan penambahan reagen spesifik, tingkat kelarutannya
berbeda-beda.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Agustina, T. E., Bustomi, A., dan Manalaoon, J. 2016. Pengaruh Konsentrasi TiO2 dan
Konsentrasi Limbah pada Proses Pengolahan Limbah Pewarna Sintetik Procion Red
dengan Metode UV/Fenton/TiO2. Jurnal Teknik Kimia, 1(22): 65-72.

Agustina, T. E. dan Amir, M. 2012. Pengaruh Temperatur dan Waktu pada Pengolahan Pewarna
Sintetis Procion Menggunakan Reagen Fenton. Jurnal Teknik Kimia, 3(18): 54-61.

Chang, R. 2005. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Day dan Underwood, A. L. (1986). Analisis Kimia Kualitatif , Edisi IV. Jakarta: Erlangga.

Effendy. 2016. Ilmu Kimia Edisi 1. Malang: Indonesian Academic Publishing

Small, H. 2004. Ion Chromatography: An Account of Its Conception and Early Development.
Journal of Chemical Education, 81(9): 1277–1284.
Vogel’s. 1985. Buku Teks Analisis Organik Kualitatif Makro dan Semimikro. Singapore: PT
Kaliman Media Pustaka.
Weiss, J. 1995. Ion chromatography, 2nd edition. Weinheim: VCH.
Mengetahui, Surakarta, 14 Oktober 2021

Asisten Praktikum Praktikan

Emilda Fitri Kurniawati Haiga Sophia Gunawan

Anda mungkin juga menyukai