Anda di halaman 1dari 3

ONTOLOGI

 Pengertian Ontologi
(1) Ontologi berasal dari kata Yunani yaitu Ontos yang artinya “berada” dan Logos
artinya “ilmu”.
(2) Secara istilah, ontologi adalah ilmu tentang keberadaan sebagai suatu keberadaan
atau ilmu tentang yang ada.
(3) Ontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang keadaan alam yang sebenarnya
secara universal.

 Tiga Tingkatan Ontologi menurut Lorens Bagus :


(1) Abstraksi fisik
Sesuatu itu “ada”, jika ada fisiknya.
(2) Abstraksi bentuk
Dari yang “ada” itu, terdapat bentuk-bentuk yang membedakan antara satu dengan
yang lainnya, misal bentuk meja dan kursi berbeda, pensil dengan spidol berbeda,
dst.
(3) Abstraksi metafisik
Mengetengahkan prinsip umum yang menjadi dasar dari semua realitas. Abstraksi ini
tentang fungsi sesuatu yang “ada”. Misal, lemari ada yang berfungsi untuk baju,
untuk sepatu, untuk buku, dst.

TURUNAN ILMU ONTOLOGI


 Monoisme
Aliran monoisme berpendapat bahwa yang ada itu hanya satu, tidak mungkin dua.
Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber yang asal, baik yang asal berupa materi
ataupun berupa ruhani. Tidak mungkin ada hakikat masing-masing bebas dan berdiri
sendiri. Plato adalah tokoh filsuf yang bisa dikelompokkan dalam aliran ini karena ia
menyatakan bahwa alam ide merupakan kenyataan yang sebenarnya. Istilah monoisme
oleh Thomass Davidson disebut dengan Block Universe. Paham ini kemudian terbagi ke
dalam dua aliran, yaitu :
(1) Materialisme : menurut paham ini sesuatu “ada” dikarenakan ada fisiknya bukan
karena ruh. Pokok aliran materialisme sesuatu ada berdasarkan bentuk apa adanya.
Aliran ini sering juga disebut dengan naturalisme. Menurutnya bahwa zat mati
merupakan kenyataan dan satu-satunya fakta. Aliran pemikiran ini dipelopori oleh
bapak filsafat yaitu Thales (624-546 SM). Ia berpendapat bahwa unsur asal adalah
air, karena pentingnya bagi kehidupan.
(2) Idealisme : menurut paham ini setiap benda yang dapat dilihat, didengar, dan dihirup
berasal dari “ruh”. Menurut plato, idealisme merupakan suatu paham yang
menganggap bahwa realitas terdiri dari jiwa dan pikiran. Para tokoh-tokoh
idealisme seperti Plato (477-347), B. Spinoza (1632-1677 M), Liebniz (1685-
1753 M), Berkeley (1685-1753), Immanuel Kant(1724-1881 M), J. Fichte (1762-
1814 M), F.Schelling (1755-1854 M), dan G. Hegel (1770-1831 M)

 Dualisme
(1) Aliran yang berpendapat bahwa benda itu terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal
sumbernya, yaitu hakikat materi dan ruhani, benda dan ruh, jasad dan spirit.
(2) Materi bukan muncul dari benda, sama-sama hakikat, kedua macam hakikat tersebut
masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-sama azali dan abadi, hubungan
keduanya menciptakan alam ini.
(3) Tokoh paham ini adalah Rene Descartes (1596-1650 M) yang dianggap juga sebagai
bapak filsuf modern. Ia menamakan kedua hakikat itu dengan istilah dunia kesadaran
(rohani) dan dunia ruang (kebendaan).

 Pluralisme
(1) Paham ini beranggapan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan.
(2) Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu
semuanya nyata.
(3) Tokoh aliran paham ini pada masa Yunani kuno adalah Anaxagoras dan Empedcoras,
yang menyatakan bahwa substansi yang ada itu terbentuk dan terdiri dari tanah, air,
api dan udara.
(4) Tokoh modern aliran ini adalah William James (1842-1910 M), yang mengemukakan
bahwa tiada kebenaran yang mutlak, yang berlaku umum, yang ebrsifat tetap, yang
berdiri sendiri, dan lepas dari akal yang mengenal.

 Nihilisme
(1) Nihilisme berasa dari bahasa Latin yang berarti “tidak ada”.
(2) Istilah ini mulai dikemukakan oleh Ivan Turgiev dalam novelnya yang berjudul
“Father and Children” yang ditulisnya pada tahun 1862 di Rusia.
(3) Doktrin tentang nihilisme sudah ada sejak zaman Yunani Kuno, yaitu Gorgias (483-
360 SM) yang memberikan 3 porsi tentang realitas :
 Tidak ada sesuatu yang eksis : Realitas sebenarnya tidak ada
 Bila sesuatu itu ada, ia tidak dapat diketahui : ini disebabkan oleh panca indera
itu tidak dapat dipercaya atau penginderaan itu ilusi. Misal, kita bisa mgenali itu
meja karena dapat melihat. Tapi saat kita menutup mata, maka kita tidak dapat
mengenali apapun.
 Sekali pun realitas itu dapat diketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan
kepada orang lain. Misal, manis, pahit dan asin adalah sebuah rasa. Rasa apa?,
rasa yang memang tidak bisa kita jabarkan lebih detail lagi kepada orang lain.

 Agnotitisme
(1) Kata agnotitisme berasal dari bahasa Grik Agnotos artinya “tidak tahu”
(2) Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda. Baik
secara materi maupun hakikat secara ruhani.
(3) Timbulnya aliran ini dikarenakan belum dapat orang mengenal dan mampu
menerangkan secara konkret akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat
kita kenal.
(4) Aliran ini dapat ditemui dalam filsafat eksistensi dengan tokoh-tokohnya seperti,
Soren Kierkegaar (1813-1855 M) yang terkenal dengan julukan Bapak Filsafat
Eksistensialisme, yang menyatakan bahwa manusia tidak pernah hidup sebagai suatu
aku umum, tetapi sebagai aku individual yang sama sekali unik dan tidak dapat
dijabarkan ke dalam sesuatu orang lain.
(5) Martin Heidegger (1889-1976 M) mengatakan bahwa satu-satunya yang ada itu ialah
manusia, karena hanya manusialah yang dapat memahami dirinya sendiri.
(6) Jean Paul Saitre (1905-1980 M) mengatakan bahwa manusia selalu menyangkal.

Anda mungkin juga menyukai