Anda di halaman 1dari 6

Nama : Maulana Fadillah

NPM : 110110170271

HAN Perkembangan Kelas A

Pengaruh New Public Management Dalam Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2020
Tentang Pembiayaan Infrastruktur Hak Pengelolaan Terbatas

Abstraksi

Dalam perkembangan paradigma administrasi publik, paradigma new public management


merupakan paradigma yang saat ini sedang tumbuh di Indonesia. Hal ini ditenggarai oleh
krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 yang membuat Pemerintah Republik Indonesia
memutar otak untuk menjalani perannya sebagai organ kekuasaan eksekutif yang
melaksanakan fungsi pemerintahan setelah ditempa krisis tersebut. Fungsi pemerintahan
secara klasik dimaknai sebagai tindakan bestuur dan regeling, namun didalam
perkembangannya negara dalam hal ini melalui pemerintah, juga harus menciptakan
kesejahteraan rakyatnya sebagaimana konsep dari welfarestate (negara kesejahteraan).
Tindakan-tindakan pemerintah ini dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat dijawab oleh
teori-teori perkembangan administrasi publik yang berusaha memecahkan permasalahan
yang dialami pemerintah itu sendiri. Melalui paradigma new public administration,
singkatnya pemerintah sebagai badan publik mulai menundukan diri dengan memberi
peluang kepada badan privat untuk berkolaborasi dalam melaksanakan tugas pelayanan
publik yang dalam hal ini bertujuan untuk menciptakan efektifitas, efisiensi, dan kualitas
baik yang pada akhirnya bermuara pada kesejahteraan publik. Maksud dan tujuan dari
paradigma ini memanglah baik, namun fakta di lapangan terkadang menunjukan hasil yang
berbeda. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana paradigma new public
management terhadap instrumen administrasi negara di Indonesia yang dalam hal ini diuji
dengan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2020 Tentang Pembiayaan Infrastruktur Hak
Pengelolaan Terbatas.
A. Pendahuluan

New public management (NPM) merupakan paradigma administrasi publik yang lahir
pertama kali di Amerika Serikat. Memasuki dasawarsa 1980 muncul manajemen publik
sebagai bidang studi yang penting bagi administrasi negara. Manajemen publik sebelumnya
menaruh perhatian pada masalah anggaran dan personil telah berkembang bersama
teknologi informasi dan kini mencaku sistem pengambilan keputusan, sistem perencanaan,
sistem pengendalian, pengawasa, dan berbagai aspek lainnya. Munculnya manajemen
publik dalam ranah administrasi publik, di Inggris dan Amerika Serikat muncul paradigma
baru yang disebut “New Public Administration”. Konsep ini oleh Kartasasmita digagas oleh
Patrick Dunleavy bersama rekan-rekannya1. New Public Management sebagai suatu
paradigma bertujuan untuk meningkatkan kinerja administrasi administrasi publik melalui
penggunaan konsep-konsep yang diambil sektor swasta. Aucocin & Hood mendefinisikan
NPM dengan “deregulasi terhadap jalur manajemen, pengalihan departemen pelayanan
publik dalam lembaga sendiri maupun perusahaan, akuntabilitas berdasarkan kinerja, serta
mekanisme kompetitif seperti kontrak dengan pihak luar serta pasar internal”. Penulis
lainnya seperti Ingraham (1996), Minoque (1998) memasukan privatisasi dan downsizing
sebagai bagian dari paradigma ini2. Menurut Rosenblom & Kravchuck (2005), manfaat yang
dapat diperoleh dari penerapan NPM adalah pembangunan birokrasi yang senantiasa
memperhatikan mekanisme pasar, mendorong kompetisi dan kontrak untuk mencapai hasil,
harus lebih responsif terhadap kebutuhan pelanggan, harus lebih bersifat mengarahkan
daripada menjalankan sendiri, harus melakukan deregulasi, memberdayakan para pelaksana
agar lebih efektif. Selain itu NPM juga menekankan budaya organisasi yang fleksibel,
inovatif, berjiwa wirausaha, dan pencapaian hasil ketimbang budaya taat asas, orientasinya
pada proses dan input3. Sejumlah ciri dasar dari paradigma NPM terdiri dari: (a) hands-on,
manajemen wirausaha, bukan bentuk-bentuk birokrasi tradisional, (b) menggunakan
standar yang eksplisit dan ukuran kinerja, (c) memfokuskan pada kontrol hasil, (d)
pentingnya dis-agregasi dan desentralisasi pelayanan publik, (e) kompetisi dalam
penyediaan pelayanan publik, (f) penekanan pada manajemen dengan model ala sektor
1
Ginanjar Kartasasmita,Revitalisasi Administrasi Publik Dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan,
Makalah, Disampaikan pada Acara Wisuda ke 44 Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi
Negara, Jakarta,2007, hal.9
2
Mason H. Hoadley, Quo Vadis Administrasi Negara Indonesia, Graha Ilmu Yogyakarta,2006, hal. 248
3
Anggriani Alamsyah, Perkembangan Paradigma Administrasi Publik, Jurnal Politik Profetik, Vol.04/No.2 Tahun
2006, hlm.191
swasta, (g) promosi disiplin dan penghematan sumberdaya, (h) pemisahan pembuatan
keputusan politik dengan dari manajemen langsung yang menangani pelayanan publik 4.
Paradigma NPM sebenarnya hadir dengan tujuan untuk merubah administrasi publik
sehingga dapat bersifat seperti perusahaan swasta yang dikenal memiliki pelayanan optimal.
Administrasi publik sebagai penyedia jasa layanan publik bagi warga negara juga harus sadar
akan tugasnya untuk menghasilkan layanan yang efektif dan efisien. Tetapi, dilain pihak ia
tidak boleh berorientasi pada laba. Hal seperti ini padahal wajib bagi sebuah perusahaan jika
ingin tetap bertahan dalam pasar yang penuh dengan persaingan. Hal inilah yang
dikemudian hari mendatangkan banyak kritikan terhadap konsep dari NPM itu sendiri 5.

B.Pembahasan

Dalam kaitan paradigma new public management dengan Peraturan Presiden Nomor 32
Tahun 2020 Tentang Pembiayaan Infrastruktur Hak Pengelolaan Terbatas, dapat dilihat dari
bermacam sudut pandang. Ada yang berpengaruh positif dan ada juga yang berpengaruh
negatif. Perpres Nomor 32 Tahun 2020 merupakan peraturan perundang-undangan yang
membolehkan Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, badan usaha swasta
yang berbentuk perseroan Terbatas, badan hukum asing, atau koperasi untuk mengelola
barang milik negara (Pasal 1 Angka.3 Perpres 32 Tahun2020). Barang milik negara yang
dapat dilakukan pengelolaan aset meliputi ; infrastruktur untuk kegiatan transportasi
(pelabuhan,bandara,perkeretaapian, dan terminal bus), jalan tol, sumber daya air, air
minum, sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, infrastruktur
telekomunikasi dan informatika, infrastruktur ketenagalistrikan, dan infrastruktur minyak,
gas bumi, dan energi terbarukan(Pasal 3 Perpres 32 Tahun 2020). Di dalam pasal-pasalnya
pun, dapat diketahui bahwa Perpres ini merupakan jelmaan dari paradigma New Public
Management. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana Perpres ini membolehkan pihak
perusahaan untuk mengelola barang milik negara melalui perjanjian. Barang milik negara
dalam perpres ini juga terdiri dari barang yang memiliki kepentingan untuk digunakan oleh
publik. Mengenai proses dalam menetukan perusahaan mana yang dapat mengelola barang
milik negara, Perpres ini mengatur dengan cara tender prakualiikasi. Secara filosofis, Perpres
ini bertujuan untuk menyediakan infrasturktur penting sebagai upaya meningkatkan
kesinambungan konektivitas antar wilayah, peningkatan daya tarik investasi, sehingga dapat
4
Op.cit, Mason.H.Hoadley, hlm.249
5
Op.cit, Anggriani Alamsyah, hlm.200
memenuhi kesejahteraan masyarakat. Terlihat memang pengaruh NPM dalam Perpres
No.32 Tahun 2020 memiliki dampak positif yang diberikan dari konsep NPM itu sendiri. Di
sisi lain, bukan berarti Perpres tersebut tidak memiliki dampak negatif. Salah satu dampak
negatif dari NPM adalah munculnya korporatokasi. Korporatokrasi diartikan oleh John
Perkins di dalam bukunya yang berjudul Confession of An Economic Hitman adalah sebagai
sistem pemerintahan yang dikontrol oleh konglomerasi, bank internasional, dan pemerintah
itu sendiri. Hal ini disebabkan dalam menyeimbangi kekuatan dan kemampuan antara pilar
negara, pengusaha, dan rakyat, sehingga menyebabkan adanya proses memakan ketika
salah satu pilar tersebut mampu menguasai pilar lainnya. Dalam mengelola aset negara
sebagaimana yang diatur dalam Perpres Nomor 32 Tahun 2020 tersebut, pihak swasta baik
nasional maupun multinasional dapat mengelola aset negara tersebut. Syaratnya adalah
melalui tender prakualifikasi6. Dalam mengelola aset negara ini, keuntungan yang diperoleh
oleh badan usaha dengan pemerintah dilakukan melalui skema bagi hasil. Yang menjadi
bahaya adalah ketika banyak sekali pihak asing yang mengelola aset negara tersebut
merupakan perusahaan besar multinasional, apalagi mengingat badan usaha asing tentulah
memiliki daya kapital dan resources yang jauh lebih memadai daripada badan usaha lokal,
sehingga dapat mematikan minat badan usaha lokal dalam mengelola aset negara tersebut
ketika dilakukan tender prakualifikasi. Salah satu seorang pengamat kebijakan publik
memberikan komentarnya terhadap pembolehan pihak asing dalam mengelola aset milik
negara. Pengamat tersebut mengatakan bahwa dengan diizinkannya badan usaha asing
dalam mengelola aset negara dapat menjadi bumeang bagi pemerintah sendiri, ketika
pengambilan sepenuhnya aset negara oleh badan usaha asing dalam jangka panjang. Oleh
karena itu perlu penyeleksian secara ketat dan tidak berarti semua aset negara dapat
dikelola oleh pihak asing 7. Hal ini tentu salah satu bentuk dari koporatokrasi sebagaimana
apa yang telah diuraikan diatas.

C. Kesimpulan

6
Lihat pasal 16 Perpres Nomor 32 Tahun 2020 tentang Pembiayaan Infrastruktur Hak Pengelolaan Terbatas
7
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200311110847-532-482375/pengamat-ingatkan-jokowi-soal-
asing-kelola-aset-negara, diakses pada Minggu, 26 April 2020, pukul 21.18
Dari apa yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa paradigma new public
management dapat memberikan pengaruh positif dan pengaruh negatif. Yang perlu menjadi
perhatian khusus adalah bagaiaman peran pemerintah dapat menarik keuntungan sebesar-
besarnya untuk pembangungan infrastruktur publik yang nantinya akan bermuara pada
kesejahteraan publik. Hal ini tentu juga dirasakan oleh badan usaha privat yang ikut
dilibatkan dalam melaksanakan pengelolaan infrastruktur publik yang secara alamiah juga
ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya sebagai konsekuensi bahwa mereka
untuk bertahan di dalam pasar yang penuh dengan persaingan. Adanya tarik menarik
kepentingan ini (spanning of interest) dapatlah dicegah oleh pemerintah dengan melakukan
regulasi ekonomi yang lebih mengutamakan kepentingan publik. Hal yang senada pernah
diungkapkan oleh Brennan dan Berwick (1996) tentang regulasi dalam hal yang positif.
Upaya ini dilakukan untuk ; mencegah biaya yang sangat tinggi, keterbatasan informasi yang
dimiliki oleh konsumen, peringatan moral untuk mencegah pemanfaatan yang berlebihan,
mencegah kelangkaan sumber daya dan sumber dana, mencegah monopoli yang sangat
merugikan pengguna karena pengguna tidak mempunyai alternatif lain sehingga tidak
diperoleh mutu yang baik, dan mengutamakan kesejahteraan publik. Penulis pribadi
berpendapat bahwa Perpres Nomor 32 Tahun 2020 tentang Pembiayaan Infrastruktur Hak
Pengelolaan Terbatas lebih cenderung memiliki dampak negatif dari implementasi new
public management. Hal ini mengingat melalui perpres ini dapat menimbulkan ketertarikan
dari badan usaha asing yang jauh lebih maju dibanding badan usaha lokal dalam membiayai
dan mengelola aset milik negara yang memiliki fungsi pelayanan publik. Oleh karena itu
saran penulis adalah, pemerintah seharusnya lebih berupaya mendorong kemajuan dan
kemandirian badan usaha lokal terlebih dahulu dalam melakukan pembiayaan dan
pengelolaan aset milik negara. Sehingga kesejahteraan di antara para pengusaha lokal dapat
meningkat dan menambah maju perekonomian nasional.

Referensi
 Ginanjar Kartasasmita,Revitalisasi Administrasi Publik Dalam Mewujudkan
Pembangunan Berkelanjutan, Makalah, Disampaikan pada Acara Wisuda ke 44
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara, Jakarta,2007.
 Mason H. Hoadley, Quo Vadis Administrasi Negara Indonesia, Graha Ilmu
Yogyakarta,2006.
 Anggriani Alamsyah, Perkembangan Paradigma Administrasi Publik, Jurnal Politik
Profetik, Vol.04/No.2 Tahun 2006.
 https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200311110847-532-482375/pengamat-
ingatkan-jokowi-soal-asing-kelola-aset-negara
 Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2020 tentang Pembiayaan Infrastuktur Hak
Pengelolaan Terbatas

Anda mungkin juga menyukai