PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masyarakat kita, sebab masalah perkawinan itu tidak hanya tentang laki-laki dan
wanita yang akan menikah melainkan termasuk kedua orang tua, saudara-
bahwa perkawinan itu adalah “ikatan lahir bathin antara seorang laki-laki dan
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
perkawinan adalah “akad yang sangat kuat untuk menaati Allah SWT dan
perjanjian yang dibentuk dengan akad (ijab qabul), antar laki-laki dan perempuan
diri kepada Allah SWT yang sifatnya adalah ibadah. Allah berfirman dalam al-
ق لَ ُك ْم ِّم ْن اَ ْنفُ ِس ُك ْم اَ ْز َوا جًا لِّتَ ْس ُكنُ ۤوْ ا اِلَ ْيهَا َو َج َع َل بَ ْينَ ُك ْم َّم َو َّدةً َّو َرحْ َمةً ۗ اِ َّن فِ ْي
َ ََو ِم ْن ٰا ٰيتِ ٖ ۤه اَ ْن خَ ل
َ ِٰذل
ٍ ك اَل ٰ ٰي
َت لِّقَوْ ٍم يَّتَفَ َّكرُوْ ن
1
Tolib Setiadi, Intisari Hukum Adat Indonesia, (Bandung: Alfabeta,2008) Hal. 225
2
Hasbullah Bakry, Kumpulan Lengkap Undang-Undang Dan Pertaruran Perkawinan Di
Indonesia, (Jakarta: Pt Penerbit Djabatan, 1978) Hal. 3
3
Kompilasi Islam Indonesia Impres Tahun 1991
1
2
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
yang masih membujang, atau masih gadis sebagaimana firman Allah dalam al-
kalian dan orang-orang yang shaleh diantaranya para hamba sahayamu yang laki-
laki dan perempuan. Jika mereka dalam keadaan miskin, Allah-lah yang akan
pelaksanaan perkawinan di Indonesia. Maantau adalah salah satu dari tradisi dari
sekian banyak adat yang berkembang di negeri ini. Maantau ini adalah tradisi
secara bahasa artinya adalah mengantar seperti yang telah dijelaskan penulis
4
QS. Ar-Rum : 30 Ayat 21
5
QS. An-Nur : 4 Ayat 32
3
diatas, namun istilah ini lebih populer dan sudah di kenal oleh masyarakat
Kampar khususnya desa Sungai Pinang, yang mana maantau ini mengandung
esensi dari penundaan tinggal serumah (nikah gantung). Dalam kamus bahasa
Indonesia nikah gantung adalah nikah yang belum diresmikan dengan perayaan
maantau ini ketika telah berlangsungnya akad nikah, kedua mempelai tidak serta
merta langsung bisa serumah hingga waktu yang telah ditentukan oleh kedua
belah pihak keluarga, waktunya bervariasi ada dua hari, tiga hari, hingga satu
minggu bahkan ada yang sampai satu bulan lamanya atau mungkin bisa lebih,
sesuai kesepakatan kedua belah pihak keluarga. Penundaan tinggal serumah pada
umumnya terjadi disebabkan oleh beberapa alasan seperti dibawah umur, belum
mampu menafkahi istri, atau juga bisa disebabkan kedua pasangan masih dalam
proses pendidikan.
Jika kita melihat dari sejarah, Rasulullah SAW pernah mempraktikan hal
ini ketika beliau menikah dengan Aisyah R.A. Rasulullah menikahi Aisyah saat
ia berumur 6 tahun dan masuk kerumah lalu tinggal bersama saat usia Aisyah
berumur 9 tahun. Hadist yang menerangkan hal ini mungkin menjadi landasan
apabila dibawah umur atau belum mampu menafkahi atau masih dalam proses
pendidikan.
6
Peter Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press,
1991), Hal. 1035
4
Pinang adalah mereka yang mampu menafkahi, mempunyai pekerjaan dan tidak
termasuk di bawah umur juga tidak dalam proses masa pendidikan. Inilah tradisi
apabila tidak melakukan adat seperti ini akan mendapat sanksi adat, ,menjadi
mayoritasnya adalah muslim. Ketika ijab qobul (akad) dilakukan dan kedua
mempelai sudah sah menjadi suami istri, maka boleh dan halal bagi keduanya
Seperti yang dialami oleh pasangan bernama wahyuni Dan Embun yang
mana melakukan maantau tersebut selama dua hari, setelah menikah saudara
Kasus serupa dengan kejadian diatas juga dialami oleh pasangan Rusdi Dan
istrinya Nurmala, saudara Rusdi Dan Nurmala mereka maantau selama satu
bulan, dan masih sama kebetulan saudara Rusdi Juga pulang ke Air Tiris dan
Masih banyak lagi orang-orang yang melakukan maantau ini, terlepas dari
sama atau tidaknya waktunya juga berdasarkan lama atau tidak waktunya. Yang
menjadi perhatian penulis bukanla dari segi lama atau tidaknya waktu maantau
5
tersebut, melainkan penundaan untuk tinggal serumah bagi pasangan suami istri
tersebut, padahal keduanya sudah dewasa dan juga sudah bekerja dan mampu
menafkahi istrinya. Mengapa harus demikian dan mengapa ini menjadi suatu
B. Batasan Masalah
Sehingga, penulis dapat lebih terfokus, dan tidak meluas dari pokok permasalahan
yang ada, serta penelitian yang dilakukan menjadi lebih terarah dalam mencapai
Tradisi Maantau dalam Adat Perkawinan (Studi Kasus Di desa Sungai Pinang
C. Rumusan Masalah
Kampar ?
1. Tujuan Penelitian
Kab. Kampar ?
2. Kegunaan penelitian
E. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah salah satu cara yang digunakan peneliti dalam
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
penelitian diantaranya:
1. Jenis Penelitian
2. Lokasi penelitian
a. Subjek penelitian
7
Imam Suprayogo Dan Tabroni, Metode Penelitian Sosial Agama, (Bandung: Posda
Karya, 2011). Hal. 138
8
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2016). Hal. 2
8
Kampar.
b. Objek penelitian
Kabupaten Kampar
Kampar. Populasi pasangan yang baru menikah yang ada di didesa tersebut
kenaikan setiap tahunnya. Dari populasi yang ada penulis akan mengambil
5. Sumber Data
Kampar
3. Data Tersier
7. Tehnik penulisan
selanjutnya dianalisis.
lapangan.
F. Sistematika Permasalahan
kepala Desa Sungai Pinang memiliki luas 18 Km 2 yang terdiri dari 4 dusun
dengan jumlah penduduk 3180 jiwa dan terdiri dari 819 kepala keluarga
(KK).
sungai Kampar seperti Air Tiris, Rumbio, Kampar, dan Danau Bingkuang
beberapa hari kedepan lalu mereka pulang. Kemudian datang lagi untuk
yang bermukim di Sungai Pinang belum jelas asal usulnya dan siapa yang
mengatakan adanya pohon pinang yang tertanam di dekat sungai, dan ada
pula yang memberi makna sendiri bahwa pohon pinang yang tegak lurus
11
12
yang memberi kesejukan dan kesuburan pada masyarakat namun yang jelas
sampai saat ini belum ada yang menemukan asal usul nama Sungai Pinang
secara pasti.
Sungai Pinang yaitu di daerah Rimbo Tampui disitu awal mulai kampung
desa Sungai Pinang. Sungai Pinang terdiri dari 3 rimbo yaitu Rimbo
Sungai Pinang adalah bagian dari rukun kampung (RK) hilir dari
bergotong royong yang diberi nama masjid Nurur Rahman dan dibangun
Pada tahun 1985 dibangun SMA Swasta dan dibangun pula kantor
kepala desa Tambang yang kemudian menjadi kantor camat perwakilan dan
juga dibangun balai penyulu pertanian atau BPP pada tahun 1990 RK Sungai
kurang adanya perhatian dari desa Tambang sebagai desa induk, sehingga
sebagai desa pada tahun 2002, Sungai Pinang menjadi desa persiapan dan
pada tahun 2003 resmi menjadi desa definitive dengan pejabat kepala desa
sementara (PJS) yaitu sdr. Muslim sebagai kota pemekaran desa Sungai
Pinang dari desa Tambang. Pada akhir tahun 2004 diadakan pemilihan
kepala desa definitive dan terpilih H. Jaslani Syah sebagai kepala desa
Pinang maka secara otonomis desa Sungai Pinang adalah sebagai ibukota
ruko-ruko mulai berjejeran sepanjang kiri kanan jalan Negara. Maka dari itu
desa Sungai Pinang menjadi pusat perhatian para penanam modal maupun
Tabel 2.1
9
Sumber Data Kantor Desa Sungai Pinang, 20 November 2020
15
1 Laki-laki 1638
2 Perempuan 1542
Jumlah 3180
Desa Sungai Pinang jenis kelamin laki-laki lebih besar dari jenis kelamin
perempuan, yaitu jenis kelamin laki-laki sebanyak 1638 jiwa, dan jenis
1. Keadaan Ekonomi
yaitu, petani, pedagang, nelayan, peternak, tukang dan pegawai negeri sipil,
guru, bidan atau perawat, TNI atau Polri, sopir, buruh, jasa persewaan, dan
swasta.
Table 2.2
16
1 Petani 166
2 Pedagang 112
3 Pensiun 5
4 Swasta 423
5 Tukang 19
6 PNS 74
7 Guru 28
8 Bidan/perawat 14
9 TNI/Polri 4
10 Sopir 85
11 Buruh 85
12 Jasa Persewaan 7
Jumlah 3180
2. Sosial Budaya
dipisahkan, karena atas kedua unsur inilah makhluk sosial dapat berlangsung.
Dan begitu pula antara manusia satu dengan yang lainnya juga tidak dapat
tersebut maka timbul budaya yang pada umumnya setiap daerah mempunyai
Dalam hal ini masyarakat Desa Sungai Pinang juga mempunyai jiwa
kebudayaan lainnya. Hal ini mungkin didukung oleh faktor agama Islam
yang kuat, maka sedikit banyak sosial budaya pasti terpengaruh oleh nilai-
nilai ajaran agama Islam, seperti azas kekerabatan dan saling membantu satu
1. Pendidikan
Untuk lebih jelas dapat dilihat mengenai tingkat pendidikan penduduk Desa
Tabel 2.3
3 Tamat TK 132
4 Tamat SD 341
Jumlah 3180
Tabel 2.4
1 TK 2
2 SD 2
3 PDTA 2
4 MTs 1
5 SMA 2
Jumlah 9
2. Agama
20
Tabel 2.5
1 Islam 3173
2 Kristen 7
3 Hindu 0
4 Budha 0
5 Katolik 0
Jumlah 3180
mayoritas adalah Muslim dengan jumlah 3173 orang, dan ada 7 orang yang
ibadah. Tempat ibadah ini berfungsi sebagai tempat ibadah, selain itu tempat
Tabel 2.6
1 Mesjid/ Mushallah 7
2 Gereja 0
3 Pura 0
4 Vihara 0
Jumlah 7
Desa Sungai Pinang yaitu Mesjid dan Mushalla yang keduanya merupakan
tempat ibadah umat Islam atau masyarakat Muslim yang berjumlah Mesjid 3
Disini tidak dijelaskan ada berapa jumlah gereja meski di Desa Sungai
Pinang ada yang beragama Kristen namun di Desa Sungai Pinang tidak ada
gereja, mereka yang beragama Kristen melakukan ibadah di desa yang mana
3. Adat Istiadat
masyarakat karena adat istiadat merupakan dari kebudayaan yang sering atau
seperti :
a. Berzanji
b. Marhaban
mayoritas masyarakat Desa Sungai Pinang adalah suku piliang, suku melayu,
suku patopang, suku domo. Keempat suku ini hidup rukun, damai, menjaga
23
adat istiadat, dan menghormati adat. Untuk lebih jelas bisa dilihat tabel
berikut ini:
Tabel 2.7
1 Piliang 350
2 Malayu 400
3 Patopang 300
4 Domo 450
Jumlah 1500
secara umum kebanyakan bersuku Domo dengan jumlah 450 jiwa, Malayu
sebanyak 400 jiwa, Piliang sebanyak 350 jiwa, sedangkan suku yang sedikit
Pinang terdiri dari 3180 jiwa yang mana 1500 nya memiliki suku dari melayu
beberapa orang ninik mamak, dan setiap ninik mamak menanggung jawabi anak-
24
Tabel 2. 8
Kepala Suku Desa Sungai Pinang Kecmatan Tambang
Kabupaten Kampar
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Tradisi
Dalam bahasa Arab tradisi ini dipahami dengan kat turath. Kata turath ini
berasal dari huruf wa-ra-tha, yang dalam kamus klasik disamakan dengan kata
menunjukkan arti segala yang diwarisi manusia dari kedua orang tuanya baik
Arab sejak abad ke 19 M. kata turath dalam bahsa Prancis disebut dengan
heritage yang menunjukkan makna warisan kepercayaan dan adat istiadat bangsa
Dalam kata lain tradisi ialah kebiasaan yang turun temurun dalam sebuah
dengan pemerincian yang tetap dan pasti. Sebagai kebiasaan kolektif dan
Fitrah hidup itu bertumbuh dan berkembang. Tradisi yang tidak mampu
10
Muhammad Abed Aljabiri, Post-Tradisionalisme Islam, (Yogyakarta : Lkis, 2000), Hal.
2
25
26
Tradisi dipahami sebagai segala sesuatu yang turun temurun dari nenek
moyang. Tradisi dalam kamus antropologi sama dengan adat istiadat yakni
kebiasaan yang bersifat magis religious dari kehidupan suatu penduduk asli yang
berkaitan, dan kemudian menjadi suatu sistem atau peraturan yang sudah mantap
serta mencakup segala konsepsi sistem budaya dari suatu kebudayaan untuk
kemudian masyarakat muncul, dan dipengaruhi oleh tradisi. Tradisi pada mulanya
merupakan musabab, namun akhirnya menjadi konklusi dan premis, isi dan
bentuk, efek dan aksi pengaruh dan mempengaruhi13. Tradsi juga lebih akrab
dikenal dengan sebutan adat, adat merupakan cerminan budaya yang tumbuh
berkembang dari kebutuhan hidup, cara hidup, pandangan hidup, yang menjadi
masyarakat dalam kawasan Andiko Nan 44 yang sebagian besar dalam kawasan
Menurut Hasan Hanafi, tradisi segala warisan masa lampau yang masuk
pada kita dan masuk kedalam kebudayaan yang sekarang berlaku. Dengan
11
Rendra,Mempertimbangkan Tradisi,(Jakarta: Gramedia, 1984) Hal. 3
12
Ariono Dan Aminuddin Sinegar, Kamus Antropologi, (Jakarta: Akademika Pressindo,
1985), Hal. 4
13
Hasan Hanafi, Pasca Oposisi Tradisi (Yogyakarta: Sarikat, 2003) Hal. 02
14
Dinas Perhubungan Pariwisata Dan Seni Budaya, Peranan Nilai-Nilai Adat Istiadat
Dalam Masyarakat Kampar, (Kampar: 2005), Hal. 11
15
Dinas Perhubungan Pariwisata Dan Seni Budaya Kabupaten Kampar, Profil Adat
Kabupaten Kampar,(Bangkinang: Cv.Geometric Tehnik Consultant, 2006), Hal. 11
27
suatu sistem, memiliki pola dan norma yang sekaligus juga mengatur penggunaan
saksi dan ancaman terhadap pelanggaran dan penyimpangan. Tidak hanya itu saja
tradisi juga merupakan suatu sistem yang menyeluruh, yang terdiri dari cara aspek
yang pemberian arti laku ujaran, laku ritual, dan berbagai jenis laku lainnya dari
manusia atau sejumlah manusia yang melakukan tindakan satu dengan yang lain.16
Dalam literature Islam, adat/tradisi tersebut atau yang berarti adat atau
kebiasaan. Menurut Abdul Wahab Khalaf yaitu al-urf. Al urf adalah sesuatu yang
telah diketahui oleh orang banyak yang dikerjakan oleh mereka, yang berupa
perkataan, perbuatan atau sesuatu yang di tinggalkan. Hal ini dinamakan pula
dengaan Al-adh. Dalam bahasa ahli syara’ tidak ada perbedaan antara Al-urf dan
Al-adah. Sedangkan menurut Al-Jurani yang dikuti oleh Muhlis Usman yaitu Al-
adah. Al-adah adalah suatu perbuatan maupun perkataan yang terus menerus
dilakukan oleh manusia, karena dapat diterima oleh akal, dan manusia
Tradisi lahir dengan dua cara. Cara pertama, muncul dari bawah melalui
rakyat banyak, karena suatu alasan, individu tertentu menemukan warisan historis
16
Moh. Nur Hakim, Tradisional Dan Reformasi Pragmatism, (Malang: Bayu Media
Publishing, 2003) Hal. 29
17
Rahmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqh,(Bandung: Pustaka Setia,) Hal. 128
28
melalui berbagai cara memengaruhi rakyat. Cara kedua, muncul dari atas melalui
mekanisme paksaan. Sesuatu yang dianggap sebagai tradisi dipilih dan dijadikan
perhatian umum atau dipaksakan oleh individu yang berpengaruh atau berkuasa.
Tradisi dalam masyarakat tidak bisa dipisahkan, keduanya saling keterkaitan satu
sama lain.18
dimaksud dengan tradisi atau adat adalah sejumlah nilai-nilai dan norma
B. Pengertian Maantau
kemanakan) di antar kerumah pihak mempelai istri, setelah sekian lama tidak
sasopai (serumah). 20
Menurut datuk Bijo Mananti Sebagai salah satu pucuk adat kenegerian
Tambang, beliau menjelaskan bahwasannya maantau itu tradisi adab yang dibalut
18
Shill, The Sosiologi Of Social Change, (Jakarta: Prenada, 2010) Hal. 74
19
Wawancara Pribadi, Tokoh Agama, Datuk Lintang, 25 Februari 2021, Desa Sungai
Pinang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar
20
Wawancara Pribadi, Tokoh Agama, Datuk Majo,25 Februari 2021, Desa Sungai Pinang,
Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
21
Wawancara Pribadi, Tokoh Agama, Datuk Sindarokotik, 31 Maret 2021, Desa Sungai
Pinang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
29
1. Manyobuik ka Mamak
2. Mamanggio
3. Bodua
4. Maantau
22
Wawancara Pribadi, Tokoh Agama, Datuk Bijomananti,31 Maret 2021, Desa Sungai
Pinang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
23
Wawancara Pribadi, Tokoh Agama, Datuk Lintang, 25 Februari 2021, Desa Sungai
Pinang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
30
5. Bolek
D. Tujuan Maantau
maantau adalah untuk melestarikan apa yang sudah menjadi kebudayaan adat
kampar.24
Menurut datuk bijo mananti selain tujuan untuk menjaga adat agar tetap
anak-kemanakan dari kesukuan tertentu telah menikah, dan tidak timbul fitnah di
masyarakat.25
E. Nilai Maantau
1. Kelebihan Maantau
c. Melestarikan adat.26
2. Kekurangan Maantau
24
Wawancara Pribadi, Tokoh Agama, Datuk Majo Dan Datuk Sindarokotik, 31 Maret
2021, Desa Sungai Pinang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
25
Wawancara Pribadi, Tokoh Agama, Datuk Bijo Mananti, 31 Maret 2021, Desa Sungai
Pinang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
26
Wawancara Pribadi, Tokoh Agama, Datuk Lintang, 25 Februari 2021, Desa Sungai
Pinang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
31
F. Pengertian Nikah
Perkawinan adalah suatu hal yang menjadi idaman dan impian bagi
sebagian orang. Memiliki seseorang yang dapat selalu menemani kita dalam setiap
keadaan, terlebih lagi mempunyai anak dan cucu yang nantinya akan meneruskan
akan sebuah hubungan intim dan akad sekaligus, yang dikenal dalam syariat
dengan akad nikah. Sedangkan secara syariat berarti sebuah akad yang
Menurut istilah hukum Islam perkawinan menurut syara’ yaitu akad yang
nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum
kebolehan hubungan seksual dengan lafaz nikah atau dengan kata-kata yang
semakna dengannya.29
keluarga (suami istri) antara laki-laki dan perempuan dan mengadakan tolong
menolong dan member batas hak kepemiliknya serta pemenuhan kewajiban bagi
dan az-ziwaj/az-zawj atau az-zijah secara harfiah, an-nikh, berarti al-wath’u, adh-
29
Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat,(Jakarta: Kencana, 2006) Hal, 7-8
30
Wahab Kholaf,Kaidah-Kaidah Hukum Silam,(Bandung : Risalah) Hal. 132
31
Dzakariyah Drajat Dkk, Ilmu Fiqh,(Jakarta: Departemen Agama RI, 1985)Hal. 48
32
Muhammad Amin Suma, Hukum Keluarga Islam Di Dunia Islam, (Jakarta: Pt Raja
Grafindo Persada,2004) Hal. 43
33
Al Hamdani, Risalah Nikah, (Jakarta: Putaka Amani, 2001) Hal. 1
33
berfirman :
Artinya :
Perkawinan, Perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
melakukan mut’ah secara sengaja artinya kehalalan bagi seorang laki-laki untuk
beristima’ dengan seorang wanita selama tidak ada faktor yang menghalangi
dengan lafazd nakaha atau zawaja” ulama golongan syafi’iyah ini memberikan
defenisi sebagaimana disebutkan di atas melihat kepada hakikat dari akad itu bila
dihubungkan dengan kehidupan suami istri yang berlaku sesudahnya, yaitu boleh
34
Qs.Adz-Dzariyat Ayat 49
35
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan
Kompilasi Hukum Islam ( Bandung: Citra Umbara, 2007) Hal. 2
34
boleh bergaul.36
Ada juga beberapa defenisi nikah yang dikemukakan oleh fuqaha, namun
pada prinsipnya tidak terdapat perbedaan yang berarti karena semuanya mengarah
pasal 2 sebagai berikut “perkawinan menurut Islam adalah pernikahan, yaitu akad
yang sangat kuat atau mitsqan ghalizan untuk mentaati perintah Allah dan
merupakan cara yang dipilih Allah sebagai jalan bagi manusia untuk beranak
perkawinan. Allah tidak menjadikan manusia seperti makhluk lainnya yang hidup
laki dan perempuan diatur secara terhormat dan berdasarkan rasa saling merindu,
dengan upacara ijab Kabul sebagai lambang adanya rasa ridho meridhoi, dan
dengan dihadiri dengan para saksi yang menyaksikan bahwa pasangan laki-laki
Bentuk perkawinan telah memberikan jalan yang aman pada naluri seks,
memelihara keturunan dengan baik, dan menjaga kaum perempuan agar tidak
laksana rumput yang bisa dimakan oleh binatang ternak dengan seenaknya.
Pergaulan suami istri menurut ajaran Islam diletakkan dibawa naluri keibuan dan
1. Jaiz
2. Sunnah
perkawinan.
3. Wajib
atau perempuan sudah ada keinginan hidup sebagai suami istri, maka
38
Sayyid Sabiq,Fiqh Sunnah,Beirut: Dar-Al Fikr, 1983) Jilid 2 Hal. 477
36
5. Haram
1. Rukun Nikah,
substansinya. Adanya sesuatu itu karena adanya rukun dan tidak adanya rukun
karena tidak ada rukun. Berbeda dengan syarat,ia tidak masuk kedalam substansi
dan hakikat sesuatu, sekalipun sesuatu itu tetap ada tanpa syarat, namun
Rukun yaitu sesuatu yang mesti ada yang menentukan sah dan tidaknya
suatu pekerjaan (ibadah), dan sesuatu itu termasuk dalam rangkaian pekerjaan
Dalam perkawinan ada beberapa rukun yang harus dilaksanakan dan dipenuhi
sebagai berikut.41 :
c. Wali nikah
d. Saksi nikah (Pelaksanaan akad nikah akan sah apabila dua orang saksi
nikah tersebut)
e. Ijab qabul
Namun ada beberapa ulama yang berbebda pendapat tentang rukun nikah
diantaranya:
a. Imam Malik mengatakan bahwa rukun nikah itu ada lima macam
b) Mahar (maskawin)
b. Imam Syafi”i
41
S. Alwi Bin Isa Assegaf, Hukum Pernikahan, (Jakarta: Cahaya Ilmu, 2008) Hal. 15
38
c) Wali
c. Menurut ulama Hanafiyah, rukun nikah itu hanya ijab dan qabul saja
(yaitu akad yang dilakukan oleh pihak wali perempuan dan calon
pengantin laki-laki)
Pendapat yang mengatakan bahwa rukun nikah itu empat karena calon
seperti :
b. Adanya wali
2. Syarat Nikah
42
Abdul Rahman Ghazali, Fiqh Munakahat, (Jakarta : Kencana 2009) Hal. 47
39
Syarat yaitu sesuatu yang mesti ada yang menentukan sah dan tidaknya
suatu pekerjaan (ibadah) tetapi sesuatu itu tidak termasuk dalam rangkaian
pekerjaan itu, seperti itu menutup aurat untuk shalat atau menurut Islam., calon
adanya segala hak dan kewajiban sebagai suami istri. Pada dasarnya syarat sah
1. Hukum mempersaksikan
saksi adalah tidak sah. Jika ketika ijab qabul tidak ada saksi.
sah.
43
Sayyid Sabiq, Abdurrahman Ghazali,(Beirut: Dar-Al Fikr, 1983) Hal. 45
44
Abdul Rahman Ghazali, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Kenccana, 2003) Hal. 49
40
menjadi saksi itu anak-anak, orang gila orang bisu, atau orang-orang
oleh bapaknya.46
45
Ibid,Sayyid Sabiq. Hal. 543
46
Sulaiman Rasjid,Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algasindo, 2004) Hal. 384
41
ayat-ayat lainnya.
Maka tidak sah perkawinan kecuali dengan adanya dua orang saksi yang
adil. Imam Tarmidzi berkata : ”Itulah yang dipahami oleh para sahabat Nabi
dan para Tabi’in, dan para ulama setelah mereka. Mereka berkata : ”Tidak sah
menikah tanpa ada saksi.” dan tidak ada perselisihan dalam masalah ini diantara
4. Laki-laki
7. Jelas orangnya
1. Islam
2. Perempuan
48
Moh. Rifa’i, Fiqh Islam Lengkap, (Semarang: Pt. Karya Toha Putra,2014) Hal. 422
49
S Munir, Fiqh Syariah, (Solo: Amanda,2007) Hal. 34
43
tegas dan nyata dengan tulisan, lisan atau isyarat tapi dapat juga
dengan berupa diam dalam arti selama tidak ada penolakan yang
tegas.
5. Jelas orangnya
c. Syarat wali
1. Beragama islam
2. Baligh (dewasa)
3. Berakal sehat
4. Merdeka(bukan budak)
5. Berjenis laki-laki
6. Adil
d. Syarat saksi
laki-laki. Akad nikah dengan saksi seorang laki-laki dan dua orang
50
Azni, Ilmu Fiqh Dan Hukum Keluarga, (Pekanbaru,Pt Raja Grafindo Persada, 2016)
51
Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam Dan Undang-Undang Perkawinan,
(Yogyakarta,Liberti,1982) Hal. 43
52
Abu Ahmad Najih,Fikih Mazhab Syafi’i, (Bandung: Marja, 2018)Hal.615
44
biasanya yang menghindari hal itu adalah laki-laki. Jadi tidak sah
jika seorang laki-laki dan dua orang perempuan menjadi saksi dalam
perkawinan.
2. Beragama islam
3. Sudah dewasa
4. Berakal
5. Merdeka
untuk menjadi saksi dan selama dia jujur serta amanah, kesaksiannya
6. Adil
hadits: “Tidak sah menikah tanpa wali dan dua saksi yang adil”.
terpencil, dan kota, dimana ada orang yang belum bisa diketahui adil
dan tidaknya, hal ini akan menyulitkan. Oleh karena itu cukupla
dilihat dari segi lahirnya saja bahwa dia bukan orang yang fasik.
yang sudah dewasa dan sehat rohani (tamyiz), maka jika salah
satunya ada yang gila atau masih kecil (belum cukup umur), maka
ijab, maka sah akadnya selagi masih dalam majelis dan keduanya
53
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia, (Jakarta: Kencana,2006) Hal.
83
46
qabul itu kepada sesuatu yang baik bagi yang melakukan ijab, karena
3. Kedua belah pihak yang akad saling mendengar antara yang satu
nikah.54
7. Orang yang terkait dengan ijab tidak sedang melaksanakan haji atau
umrah
8. Majelis ijab dan qabul harus dihadiri oleh minimal empat orang.
Calon laki-laki atau yang mewakili, wali dari mempelai wanita atau
1. Al-qur’an
sunnah para Nabi, petunjuk para Rasul, yang mana mereka adalah teladan yang
ًَولَقَ ۡد اَ ۡر َس ۡلنَا ُر ُساًل ِّم ۡن قَ ۡبلِكَ َو َج َع ۡلنَا لَهُمۡ اَ ۡز َواجًا َّو ُذرِّ يَّة
engkau (Muhammad) dan kami berikan kepada mereka istri-istri dan keturunan 56”.
َ ›ِق لَ ُك ْم ِّم ْن اَ ْنفُ ِس ُك ْم اَ ْز َواجًا لِّتَ ْس ُكنُ ْٓوا اِلَ ْيهَا َو َج َع› َل بَ ْينَ ُك ْم َّم َو َّدةً َّو َرحْ َم› ةً ۗاِ َّن فِ ْي ٰذل
ٍ ك اَل ٰ ٰي
ت َ ََو ِم ْن ٰا ٰيتِ ٖ ٓه اَ ْن َخل
merasa tentram kepadanya, dan dia menjadikan di antaramu rasa kasih sayang.
2. Undang-Undang
akhirnya RUU tersebut diterima oleh kalangan Islam dengan mencoret pasal-pasal
maka dicapai suatu kesepakatan antara fraksi PPP dan fraksi ABRI yang isinya :
56
Qs. Ar-Ra’du Ayat 38
57
Qs. Ar-Rum Ayat 21
48
ubah
bahwa “perkawinan adalah ikrar lahir bathin antara seorang pria dan
Maha Esa.”
a. Pasal 2
58
Muhammad Abdi Almaktsur, Hukum Keluarga Islam Asia Tenggara, (Pekanbaru, Suska
Press,2014), Hal. 42
49
b. Pasal 3
c. Pasal 4
d. Pasal 5
59
Kompilasi Hukum Islam Indonesia
BAB IV
HASIL PENELITIAN
mengatakan niatnya untuk menikah, setelah diketahui dan direstui ninik mamak
persukuan ibu yang bersangkutan untuk masak dalam acara bodua (makan
bersama sekaligus doa) untuk anak kemanakan yang ingin menikah. Kemudian
mereka menikah dan kembali kerumah masing-masing dan setelah beberapa lama
Menurut datuk Majo anak atau kemanakan akan diantar kerumah pihak
isteri setelah melewati malam bodua, setelah itu anak atau kemanakan akan diarak
menuju rumah pihak isterinya diiringi gong serta lantunan sholawat, kemudian
sampai disana ninik mamak kedua pihak basiacuong (berbalas pantu), setelah itu
60
Wawancara Pribadi Toko Adat, Datuk Lintang, 26 Februari 2021, Desa Sungai Pinang
Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar
61
Wawancara Pribadi, Toko Adat, Datuk Majo, 26 Februari 2021, Desa Sungai Pinang,
Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
50
51
Maantau
Menurut Datuk Lintang dan Datuk Majo Maantau dalam adat perkawinan
itu merupakan suatu bagian yang penting dari proses pernikahan, akan kurang
tidak kita lakukan, maka jika dikatakan dampak postif dari pasangan yang tidak
melakukan ini hanya akan mengurangi sedikit biaya dan mempersingkat waktu,
negatif maupun positif apabila ada pasangan yang tidak melaksanakannya karena
zaman sekarang adat sudah tidak seperti dulu yang mempersulit pasangan jika
ingin menikah.63
Maantau ini bukan adat namanya tapi lebih dari itu, ini sudah menjadi adab dan
adab itu bagian dari syariat, jadi apabila ada yang melanggar maka dia juga
melanggar syariat. Bahkan Datuk Bijo Mananti mengatakan tradisi Maantau itu
sudah dilakukan dari zaman nenek moyang, makanya kita melakukan tradisi ini
sekarang. Namun jika ada pasangan tidak melakukan adat ini maka tidak ada
Selain itu, orang zaman dahulu kalau sudah menikah, tidak banyak orang
62
Wawancara Pribadi, Toko Adat, Datuk Lintang Dan Datuk Majo, 26 Februari 2021, Desa
Sungai Pinang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
63
Wawancara Pribadi, Toko Adat, Datuk Sindarokotik, 25 Februari 2021, Desa Sungai
Pinang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
52
agama. Maka dari itu dibuatlah peraturan adat bahwa pengantin setelah menikah
tidak serta merta boleh langsung serumah, dilakukan penundaan dan dibuatkan
dampak positif jika pasangan tidak melakukan adat maantau dapat mengurangi
biaya dan tidak terlalu banyak campur tangan ninik mamak, namun dampak
negatifnya tidak dapat melestarikan adat istiadat yang telah ada dari zaman nenek
moyang dan sudah menjadi adab dan adab itu adalah bagian dari syariat.
Pandangan Masyarakat
semestinya melestarikan budaya, namun apabila budaya itu malah lebih utama
dari syariat tentu ini menjadi masalah. Adat Maantau ini bukanlah sebuah
keharusan. Melihat dari segi mashlahat Maantau ini lebih baik tidak dilaksanakan
karena lebih ke mempersulit bagi yang ingin menikah apalagi sampai terjadi
pernikahan sesuku sedangkan mereka tidak satu nasab namun dilarang untuk
menikah.65
64
Wawancara Pribadi, Datuk Bijo Mananti, 26 Februari 2021, Desa Sungai Pinang,
Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
65
Wawancara Pridadi, Masyarakat 26 Februari 2021, Desa Sungai Pinang, Kecamatan
Tambang, Kabupaten Kampar
53
perkawinan itu bisa dilakukan dengan saudara seibu maka keluarga kita tidak akan
berkembang, jika dilihat dari segi postifnya adat maantau ini lebih baik dilakukan
maanatau.
Beni Irawan ini adalah salah satu dari sekian pengantin yang melakukan
maanatau, Beni Irawan yang menikah ketika berumur 27 tahun dengan istrinya
Sefmi Iska yang berumur 25 tahun pada tanggal 14 april 2015 dan baru serumah
pada tanggal 20 april 2015. Yang mana mereka setelah akad nikah pulang
istrinya Sefmi Iska pulang ke Ausati. Beni irawan yang bekerja sebagai karyawan
swasta di salah satu PT yang ada didesa Sungai Pinang dan istrinya yang tidak
bekerja Setelah ditanya lebih lanjut kepada pasangan apa alasan mereka
melakukan nikah gantung atau menunda untuk tinggal serumah ialah karena
mengikuti adat, selain itu juga mereka bahwasannya mereka percaya dan ikut saja
dengan keputusan orang tua dalam mufakat penentuan tanggal resepsi serta untuk
tinggal serumah. Namun ketika ditanya tentang keinginan langsung serumah, Beni
Irawan menjawab tentulah ingin rasanya segera bersama sang istri, dan menurutya
Ilza Wahyuni berumur 20 tahun menikah pada tanggal 10 january 2020 dan
66
Wawancara Pribadi, Masyarakat, Ibuk Nurina, 26 Februari 2021, Desa Sungai Pinang,
Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
67
Wawancara Pribadi, Pengantin Yang Melakukan Maantau,Beni Irawan Dan Sefmi Iska,
27 Februari 2021, Desa Sungai Pinang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
54
serumah pada tanggal 15 januari 2020, mereka melakukan hal yang sama juga
ketika setelah akad nikah Embun Budianto memilih pulang ke Pekanbaru dan
istrinya tetap di Sungai Pinang yang mana mereka melakukan akad nikah di KUA
yang ada di Sungai Pinang, Embun Budianto yang bekerja sebagai tukang
bangunan pada saat ditanya kenapa melakukan maantau, mereka sedikit bingung
dan tidak mengetahui hal itu dan setelah penulis jelaskan barulah mereka mengerti
dan mengatakan karena hal itu sudah menjadi hal biasa yang masyarakat lakukan
dan Embun Budianto serta istrinya juga mengatakan kalau boleh mereka langsung
serumah saja karena menurut mereka kenapa harus menunda untuk serumah
yang berumur 24 tahun mereka menikah pada tanggal 9 oktober 2014 dan
serumah pada tanggal 10 november 2014, istrinya Rafida Azis yang bekerja
sebagai perawat disalah satu rumah sakit di Pekanbaru ketika ditanya kenapa
melakukan penundaan serumah Rafida Azis tidak langsung menjawab bahwa dia
tidak tahu dan hanya mengikut saja. Ditanya apakah tradisi maantau sebaiknya
dipertahankan atau tidak Rafida Azis bingung dan memilih tidak menjawab.
Namun dia mau ketika setelah akad nikah langsung tinggal serumah dengan
suaminya.69
dan serumah pada tanggal 30 november 2017, Zulhendri yang beralamat di Balam
68
Wawancara Pribadi, Pengantin Yang Melakukan Mantau,Embun Budianto Dan Ilza
Wahyuni, 26 February 2021, Desa Sungai Pinang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
69
Wawancara Pribadi, Pengantin Yang Melakukan Maantau, Junaidi Dan Rafida Azis, 27
February 2021, Desa Sungai Pinang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
55
Jaya juga memilih kembali kerumahnya setelah melakukan akad nikah, ketika
bahwa kakak iparnya sedang sakit keras hingga dioperasi lalu beliau mengatakan
tidak enak melakukan acara jika ada keluarga yang sedang sakit. Zulhendri yang
bekerja di salah satu PT HKI yang berada di Sungai Pinang Ketika ditanya apa
maantau ini lebih baik dipertahankan atau tidak dia langsung menjawab ya
sebagai masyarakat beradat kita seharusnya mengikuti adat, dan kalau bisa adat
Sukri dan istrinya Evi Oktaviani menikah pada tanggal 29 desember 2016
dan tinggal serumah pada tanggal 31 desember 2016. Ketika ditanya kenapa
Sukri yang berprofesi sebagai pekerja pasang tenda pernikahan ini yang
tidaknya tradisi itu merupakan wewenang ninik mamak, namun ia juga ingin
Lesfikon (26 tahun), dan Sri Yunita (25 tahun), menikah pada tanggal 17
November 2015 dan melakukan resepsi pada tanggal 27 November 2015, ketika
ditanya mengapa melakukan nikah gantung ini, mereka bingung, kemudian ketika
mereka menjawab bahwa ini adalah adat dan tradisi masyarakat kita. Mereka
70
Wawancara Pribadi, Pengantin Yang Melakukan Maantau,Zulhendri Dan Nelmawati, 27
February 2021, Desa Sungai Pinang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
71
Wawancara Pribadi, Pengantin Yang Melakukan Maantau, Sukri Dan Evi Oktaviani, 28
February 2021, Desa Sungai Pinang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
56
mengatakan bahwa mereka setelah menikah ingin serumah, terlepas dari patut
atau tidaknya tradisi ini dipertahankan mereka menjawab itu lebih baik ditanyakan
Hairul Anam dan Siti Aisyah menikah pada tanggal 28 April 2103 dan
melangsungkan resepsi dan tinggal serumah pada tanggal 07 Mei 2013, pasangan
ini sama sama bertempat tinggal di desa Sungai Pinang, mereka mengatakan
mengapa melakukan penundaan serumah ini karena untuk menunggu resepsi dan
barulah boleh serumah kalau tidak rasanya kurang afdhal jika tinggal serumah
langsung, merasa tidak enak dengan orang kampung. Ketika menikah Hairul
Anam berusia 27 tahun sedangkan Siti Aisyah 25 tahun, Hairul Anam berprofesi
sebagai petani sawit dan karet yang sebulan bisa mendapatkan 2 juta dari hasil
sawit dan karetnya. Ketika ditanya apakah tradisi ini tetap dipertahankan atau
tidak, mereka menjawab ya sebagai orang beradat kita seharusnya mengikuti adat,
dan kalau bisa adat tersebut tidak melarang untuk tinggal serumah ketika setelah
menikah.74
72
Wawancara Pribadi, Pengantin Yang Melakukan Maantau,Lesfikon Dan Sri Yunita, 28
February 2021, Desa Sungai Pinang, Kecamtan Tambang, Kabupaten Kampar
73
Wawancara Pribadi, Pengantin Melakukan Maantau, Khairul Fadhli Dan Khairunnisa, 28
February 2021, Desa Sungai Pinang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
74
Wawancara Pribadi, Pengantin Melakukan Maantau, Hairul Anam Dan Siti Aisyah, 29
February 2021, Desa Sungai Pinang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
57
April 2019 dan baru tinggal serumah pada tanggal 23 April 2019. Muhammad
Azka merupakan kakak dari Siti Aisyah, Azka panggilan akrabnya menikah
masing masing pada tanggal yang di sebutkan di atas, dan ini tanpa melakukan
resepsi. Muhammad Azka menikahi isterinya yang lebih tua darinya dua tahun
yakni 26 tahun umur Sabaria dan 24 tahun umur Muhammad Azka. Pekerjaan
Muhammad Azka adalah Petani kadang dari hasil panen sawit atau karet dia
mendapatkan gaji berkisar dari 1 juta sampai 1,5 juta Perbulannya. Ditanya
kenapa melakukan penundaan serumah Sabaria menjawab bahwa dia tidak tahu
dan hanya mengikut saja. Ditanya apakah tradisi Maantau ini sebaiknya
dipertahankan atau tidak Sabaria tidak menjawab dan bingung. Namun dia mau
2013 dan tinggal serumah pada tanggal 11 Desember 2013, pada saat pernikahan
umur Romadi sudah dikatakan sangat matang untuk menikah yaitu 26 tahun
ketika ditanya kenapa melakukan Maantau, mereka sedikit bingung dan tidak
mengetahui hal itu dan setelah penulis jelaskan barulah mereka paham dan
mengemukakan alasan mereka yang mengatakan karena hal itu sudah menjadi hal
biasa yang masyarakat lakukan dan Romadi serta isterinya juga mengatakan kalau
75
Wawancara Pribadi, Pengantin Yang Melakukan Maantau, Muhammad Azka Dan
Sabaria, 29 February 2021, Desa Sungai Pinang Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
58
tokoh agama serta pengantin yang melakukan Maantau, mereka pada umumnya
Kecuali ninik mamak yang menurut mereka tradisi ini seharusnya dijaga dan
dilestarikan.
76
Wawancara Pribadi, Pengantin Melakukan Maantau, Romadi Dan Qomariyah, 29
February 2021, Desa Sungai Pinang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
bolek.
2. Menurut toko adat desa Sungai Pinang dampak positif jika ada pasangan
yang tidak melakukan adat maantau ini yaitu untuk mengurangi biaya dan
melestarikan adat istiadat yang telah dilakukan dari zaman nenek moyang
yang mana adat ini seperti adab dan adab itu bagian dari syariat.
adalah ninik mamak yang mengatakan kalau tradisi Maantau ini sifat dan
59
60
B. Saran
1. Ulama dan ninik mamak serta pemerintah yang dalam hal ini bermusyawarah
menjelaskan kepada ninik mamak mengenai adat seperti ini seharusnya tidak
dilakukan lagi, karena tidak ada keuntungan bagi ninik mamak sendiri, dan
seperti melakukan perkawinan dan resepsi dihari yang sama, sehingga tujuan
resepsi pun tercapai tanpa perlu melakukan penundaan. Dari segi adat
Kencana.
Kencana.
Kencana
Pressindo.
Azni. (2016). Ilmu Fiqh Dan Hukum Keluarga. Pekanbaru. Pt Raja Grafindo
Persada.
Consultant.
Dzakariyah Drajat Dkk. (1985). Ilmu Fiqh. Jakarta: Departemen Agama RI.
Hasan Hanafi. (2003). Pasca Oposisi Tradisi. Yogyakarta: Sarikat.
Moh. Nur Hakim. (2003). Tradisional Dan Reformasi Pragmatism. Malang: Bayu
Media Publishing.
Moh. Rifa’i. (2014). Fiqh Islam Lengkap. Semarang: Pt. Karya Toha Putra.
Lkis.
English Press.
S. Alwi Bin Isa Assegaf. (2008). Hukum Pernikahan. Jakarta: Cahaya Ilmu.
Yogyakarta. Liberti.
Bandung: Alfabeta.
Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi. (2017). Fikih Sunnah Sayyid Sabiq. Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar.
Grafika.