Anda di halaman 1dari 4

PERCAYALAH, SEMANGAT JUANG KAMI SELALU

MEMBARA
Sebagian orang tidak akan lupa dengan seni lawak. Inilah seni yang dapat membuat
perasaan orang yang galau berubah menjadi orang, bahkan menjadi orang yang terbahagia di
dunia. Adapun juga kegiatan warung mini yang dilaksanakan oleh sebagian dari suatu organisasi
dalam penggalian dana. Dan itulah yang dilakukan oleh STT Merta Sari dalam penggalian dana
demi tecapainya acara HUT STT Merta Sari yang ke-50 tahun. Pada saat libur sekolah, dalam
rangka hari raya Galungan dan Kuningan ketua STT kami sepakat bersama dengan seluruh
anggota untuk mengadakan acara yang rutin kami lakukan dalam satu tahun ini, yaitu
peringatan hari ulang tahun STT Merta Sari.

Pada waktu liburan kami disibukkan dengan acara ini. Tak kalah menyenangkan dengan
kegiatan yang tiap hari bahkan yang sering kami lakukan di sekolah. Kegiatan ini lebih mengacu
pada semangat gotong royong, solidaritas dan persatuan dan kesatuan suatu kelompok. “Ayuk
kawan-kawan seka truna truni mari kita saling bahu membahu dan saling bergotong royong
demi suksesnya acara yag berharga ini” wow sebuah semangat yang diberikan oleh kakak
ketua kami. Semakin membuat kami merasa nyaman dengan organisasi ini, pikirku dalam hati.

Disela-sela waktu, setelah selesai melakukan pembersihan seluruh anggota saling


berkumpul dan saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Bagian yang laki-lakinya ada
yang bermain music, ada yang duduk-duduk sambil berdiskusi, tapi bukan bergosip. Sedangkan
ada juga yag bermain kartu remi.

“Ayuk pasang pasang kartu woyyy” teriak salah seorang pemain yang ikut main pula.
“Yaaakkkk kartu 7 kriting”
“Oke mantapp Aku 10 kriting !!!” jawab Yunita dengan senyum tahan tawanya.
“wahhh payahhh lu, aku 2 kriting aja udah cukup hahahah..” sahut Aldi dengan gayanya.

Sedangkan kita memperhatikan Bayu yang selalu terlihat senyum datar dalam kondisi
dan keadaan genting sekalipun. “jreeng jreeng.. eaaaa” ketawa si Yunita sambil menepuk-
nepuk meja disebelahnya, melihat ekspresi datar si Bayu mengambil kartu cadangan yang telah
banyak diambil olehnya demi mendapat kartu kritingnya.
“Eaaaaa As kriting !! Aku menang “sahut Bayu dengan wajah merahnya tahan malu.

Sedemikian waktunya mereka main dan tibalah saat saat terakhir sebelum permainan
dinyatakan game over dan lucunya si Putra yang paling megaku selalu akan mnenag dan
ternyata kalah setiap set permainan berlangsung. Sedangkan si Bayu yang diam-diam
meghanyutkan jatuh menjadi pemenag game pada set game terakhirnya. Semua bengong
melihat kartu Bayu yang sudah duluan habis ketimbang teman-teman yang lain ikut main. Dan
tentunya ekspresi Bayu datar setiap even, setiap saat, saat genting sekaligus. Hanya
memperihat senyum ringannya saja.

Anggota seka truna truni kami tidak kalah dengan STT yang ada di perkotaan disana.
Muda-mudi di STT kami tak kalah sangat tampan dan cantik-cantik tentunya. Tak salah bila
sebagian besar dari STT kami sudah bekerja dan tentunya sudah melanjutkan ke perguruan
Negeri yang ada di Bali. Dan tidak hanya melanjutkan sekolah di kawasan Bali saja, namun ada
juga yang melanjutkan ke perguruan tinggi luar Bali, dan tentunya diterima di sekolah Negeri di
Pulau Jawa. Kakak ketua kami yang bernama Agus Rika yang bersekolah di Universitas
Undiksha mengambil jurusan guru olah raga, yang sebentar lagi meluluskan dirinya dari
Universitas tersebut. Kakak wakil ketua STT kami bernama Nuartha yang juga sudah
menamatkan dirinya di Universitas Udhayana dengan jurusan agama hindu. Sungguh kakak
wakil ketua yang berbudi pekerti luhur. Sekretaris dan bendahara diambil dari kelas SMA, agar
dapat mengurus kegiatan yang diluar lembaga.

Anggota STT kami dilantik mulai dari kelas lima SD sampai dengan orang dewasa yang
belum meikah. Kami juga rutin melakukan rapat STT sebulan sekali pada malam minggunya, ini
dilakukan agar seluruh anggota STT dapat mengadiri rapat demi menjaga persatuan dan
kesatuan antar seka truna truni Merta Sari.

Menjelang acara HUT STT Merta Sari yang ke-50 tahun, sebelumnya kami melalukan
kerja bakti yang dilaksanakan di pura-pura di desa, dan barulah kita melakukan kerja bakti di
tempat yang akan dilaksanakannya acara. Kami rutin melakukan kerja bakti pada sore harinya,
dan juga sambil menyaksikan gladian dance cowok dari teman anggoa kami yng disebut juga
dance pria dewasa (super senior). Kami berhasil mengubah lapangan voli yang dulunya
dipenuhi oleh rumput liar dan bersemak dan berubah menjadi lapangan voli yang
sesungguhnya dengan kebersihan dan kenyaman tempat yang akan digunakan nantinya. Kami
saling bahu membahu dan bergotong royong dalam melakukan suatu pekerjaan yang telah
dijadwalkan dan telah kami atur dengan kesepakatan bersama.

Selesai melakukan kerja bakti , pada malam harinya kami melaksanakan kegiatan
penggalian dana yaitu mengadakan warung mini. Kegiatan yang kami lakukan ini hanya untuk
mengisi waktu pada malam harinya, mumpung banyak para sesepuh yang datang ke tempat
berlangsung acara. Terlihat disini kekompakkan antar anggota. Ada juga saat-saat yang
menyenangkan yang kami rasakan. Dengan lucunya para adik-adik yang ikut hadir dan ikut
membelanjakan uangnya di warung mini ini
“Kakak, krupuk ayam ini berapa satu?” Tanya seorang adik disana.
“mmm harganya 2000 dik” dengan suara dan ekspresi wajahnya yang imut itu, Yunita
menjawabnya.
“waduhhh kok mahal yaaakk….Mmmm yaudah dehh pesan pop mie satu sama es teh gelas ya
kak” pesann dari adik baik imut tadi.
“Pop mie 8000+ teh gelas 3000 totalnya 11 ribu yaa dikk cantikkkk” sahut Yunita dengan gaya
imutnya.
“Astagaaaa…” Dengan wajah terkejutnya adik itu menjawabnya. Dan beberapa menit kemudian
jadilah hiidangan yang diesan tadi. Lama kelamaan kami juga kerepotan untuk meladeni para
pelanggan yang berebutan memesan makanan yang dipesannya. Setelah lama berjuallan,
akhirnya kami tutup warung mini pada pukul 24;00 am. Sebelum itukamijuga harus menghitun
pendapatandan berapa barang yag sudah habi terjual,barulah kami para anggota STT
perempuannya diperbolehkan untuk pulang ke rumah masinng-masing.

Keesokan harinya, pada pagi hari kami pergi bersama dengan pengurus beserta seksi
perlengkapan untuk belanja keperluan acara ulang tahun ini. Dalam hal ini kami berusaha untuk
membeli sesuatu dengan harga yang bisa ditawar dan juga ada notanya. Karena saya sebagai
bendahara beserta kesepakatan pengurus lain dan para anggota agar pada acara ulang tahun
ini dapat menghabiskan dana yang sedikit.

Dalam mengisi acara sebelum menyambut hari HUT STT Merta Sari, kami juga
melaksanakan sebuah lomba untuk para adik-adik dan juga diikuti oleh anggota STT lainnya.
Kami melaksakan lomba seperti: lomba balap karung, lomba makan kerupuk, loma lari kelereng
dan juga tak kalah menarik yaitu lomba tarik tambang antar anggota STT dan juga lomba tarik
tambang Ibuk-ibuk PKK Desa Gadung Sari. Kegiatan yang dilaksanakan sangatlah seru dan
menyenangkan. Dari kegiatan ini juga kita dapat membuktikan kepada masyarakat setempat
bahwa kami selalu akan dan tetap akan menyatu dan berkontribusi penuh. Solidaritas kita
selalu ada dan tetap ada selamanya. Sekiranya itulah yang rutin dikatakan oleh kakak ketua
kami pada waktu kami berkumpul bersama.

Hari pucak acara HUT STT Merta Sari ke-50 tahun, pada pagi harinya, para Ibuk-ibuk PKK
ikut serta untuk membantu dalam masalah konsumsinya. Ibuk –ibuk desa yang mengurus
masalah makanan, dan kami para anggota hanya perlu menunggu perintah apakah ada yang
kurang dari kebutuhan konsumsi ataukah masalah bantuan lainnya. Selain itu, para pemain
yangakan tampil pada acara nantinya juga melakukan gladi bersih demi kelancaran acara pada
malam nanti. Dan tak lupa juga kami menyiapkan warung mini yang sudah kami persiapkan
dagangan yang sudah lengkap dan tentunya menarik pula. Demi klancaran acara dari egi skala
dan niskala, tak lupa kami melakukan pekeling dari pura-pra atau tempat yang sudah disucikan.

“Selamat malam dan selamat datang kami ucapkan kepada para hadirin yang telah datang pada
acara malam hari ini…..” sekilasnya itulah pembukaan acara yang telah disampaikan oleh
pembawa acara, yang kita tunggu bersama-sama. Dan akhirnya sampai pada puncak acara HUT
STT Merta sari ke-50 tahun. Pemotongan kue dan tumpeng dilakukan oleh kakak ketua STT
kami yang diserahkan kepada Bapak Kepala Desa Gadung Sari. ” Pada penutup acara kami
persembahkan lemah gemulainya tari joged bumbung…” sahut pembawa acara pada akhir
acara peringatan hari ulang tahun STT kita.

Anda mungkin juga menyukai