Anda di halaman 1dari 6

RESUME PENGANGKUTAN ORANG LUKA (POL)

Nama : Lisa Evangelista, S.KM


Kelas : VII (Tujuh)
A. Pengertian Pengangkutan Orang Luka (POL)

Secara garis besar, Pengankutan Orang Luka (POL) tindakan memindahkan korban dari
tempat kejadian dalam rangka untuk memberikan pertolongan pertama, memindahkan
korban menuju fasilitas kesehatan lain yang lebih mampu dalam rangka mendapatkan
pertolongan lanjutan.

B. Ketentuan Dasar Untuk Pengangkut


1) Gunakan gerakan – gerakan yang alami dari sistem tubuh, baik pada saat
mengangkat maupun berpindah tempat.
2) Ketahui dengan baik kemampuan dan batasan kemampuan fisik sendiri.
3) Selalu memperhatikan tumpuan kaki yang kokoh saat bergerak.
4) Gunakan otot – otot lengan bukan otot punggung saat mengangkat atau
menurunkan korban.
5) Pertahankan posisi punggung yang lurus dan gunakan otot lengan, bahu dan
otot paha untuk berdiri pada saat mengangkat korban.
6) Istirahat secara teratur jika memungkinkan selama mengangkut korban.
7) Secara prinsip senjata dan perlengkapan perorangan korban yang diangkut
tidak harus dibawa oleh pengangkut. Mintalah bantuan orang lain untuk
membawanya.
C. Macam Pengankutan Orang Luka (POL)

1) Pengankutan Orang Luka Tanpa Tandu

Langkah pertama dari pengangkutan korban tanpa tandu adalah mengatur posisi
korban. Pada korban yang sadar pengangkut dapat mengatakan tentang cara dan
posisi korban dalam pengangkutan, sehingga korban akan dapat bekerja sama
selama proses pengangkutannya. Pada korban yang tidak sadar seringkali posisi
korban harus digulingkan agar tertelungkup atau terlentang sesuai cara
pengangkutan yang akan dilakukan

a. Pengangkutan Orang Luka oleh Satu Orang


1. Menjulang
o Pengangkut jongkok menyisipkan tangannya di bawah ketiak
penderita, yang tidur terlentang.
o Pengangkut mengangkat penderita lalu didudukan di ata
pahanya.
o Sisipkan tangan kanan pengangkut di bawah diantara kedua
kaki penderita, tangan kiri menahan tangan penderita
kemuadian tangan kanan pengangkut memegang tangan
penderita.
o Tangan kiri pengangkut bertumpu ke tanah dan mulai berdiri.
o Betulkan letak penderita dan usahakan tulang kemaluan
penderita terletak dipundak penolong (kalau perut dipundak
menimbulkan sakit karena tekanan tersebut.
o Mulailah berjalan.
2. Memapah
o Pengangkut berdiri disamping tungkai penderita yang
sakit, sedangkan tungkai penolong disandarkan pada
belakang tungkai penderita.
o Satu tangan penolong memegang pergelangan tangan
penderita dirangkulkan melalui tengkuk dan dipegang
o Tangan pengangkut yang lain merangkul pinggang
penderita dari belakang
o Kemudian penderita disuruh berjalan, penolonh
mengikuti (tidak boleh mendahului
3. Membopong

o Penderita didudukan diatas paha penolong


o Pengangkut mengapunya ( tangan penolong dibawah kedua
paha penderita sedang tangan yang lain merangkul
dibelakang punggung penderita
o Penderita merangkul penolong
o Penolong berdiri perlahan – lahan
4. Menggendong
o Menggendong cara biasa. Dilakukan terhadap penderita
yang sadar dan kuat untuk memegang pengangkut , tidak ada
luka dibagian dengan dan tidak ada patah tulang.
o Menggendong cara ransel dengan cara : Gunakan dua buah
kopelriem yang diperpanjang dan disambung, tempatkan
sambungan kopelriem di bawah pahan dan punggung
penderita pada posisi terlentang, buka kedua kaki penderita
secukupnya lalu penolong terlentang di atas penderita diantara
kedua kaki penderita sambil memasukan sosok kopel ke
kedua tangan penolong seperti menggendong ransel, pegang
kedua tangan penderita dilanjutkan berguling kesiap tiarap
sehingga posisi penderita berada di atas tubuh penolong,
penolong berusaha untuk berdiri. ( meletakkan penderita
kebalikannya,

b. Pengangkutan Orang Luka oleh Dua Orang

1. Memapah

o Pengangkut berdiri disamping tungkai penderita yang sakit,


sedangkan tungkai penolong disandarkan pada belakang
tungkai penderita
o Satu tangan penolong memegang pergelangan satangan
penderita dirangkulkan tengkuk dan dipegang.
o Tangan pengangkut yang lain merangkul pinggang penderita
dari belakang

o Kemudian penderita disuruh berjalan, penolong mengikuti


(tidak boleh mendahului
2. Cara berbaring terbagi ketika :

o Penderita dalam keadaan sadar


o Penderita tidak sadar

3. Mengangkut cara duduk

c. Pol oleh tiga orang biasa dilakukan dengan :

1. Berbaring

2. Cara pingsan penolong

3. Cara duduk Pengangkutan

d. Pengangkutan Orang Luka oleh Empat Orang


Pengangkutan oleh empat pengangkut ini tanpa alat hanya dengan
cara berbaring . Hal ini hampir sama dengan yang dilakukan oleh tiga
orang, hanya perlu ditambah pada waktu mengangkut diatas paha, orang
yang keempat membantu No. 1 dan No. 2 dengan berdiri berhadapan
kira kira ditengah tengah.

2) Pengangkutan Orang Luka dengan Tandu

Satu tandu dilayani oleh dua, tiga atau empat orang pengangkut dan merupakan
satu kelompok tandu. Anggota yang tertua di tunjuk sebagai DAN POK TANDU.
Untuk memudahkan seluruh pengangkut diberi nomer urut mulai dari Dan Pok,
dengan masing – masing tugasnya. Dalam latihan nomer urut dapat diatur
bergantian. Dalam menolong orang Luka dengan tandu sebaikanya membentuk
beberapa hal sebagai berikut :

a. Perlengkapan anggota regu tandu

b. Perlengkapan kelompok tandu

c. Persenjataan anggota regu tandu

1. Cara mengangkut orang luka dengan tandu

Cara mengangkut orang luka dengan tandu dapat dilakukan dalam


berbagai cara, menurut situasi pertempuran dan kondisi lapangan /
medan antara lain : mengangkut dengan tangan,mengangkut dengan
( diatas) bahu, merangkak, merayap.

3) Pengangkutan Orang Luka dengan KA, Kapal Terbang,Kapal/ Perahu dan


Helikopter

a. Pengangkatan Orang Luka dengan Kereta Api

1. Apabila belum tersedia gerbong khusus untuk pengangkutan


penderita perlu dipersiapkan terlebih dahulu. Pada pengangkutan
orang luka – luka atau sakit dengan kereta api harus ada Dokter dan
pembantu – pembantunya. Didalam tiap – tiap gerbong yang tidak
mempunyai pintu penghubung dengan gerbong lain, ditempat satu
juru rawat.

2. Memasukkan penderita kedalam gerbong kereta api yang paling


mudah dari peron / tempat tunggu. Tandu – tandu yang digunakan
dipasang lebih dahulu. Penderita yang diangkut dengan tandu yang
sejenis dengan tandu gerbong, dimasukkan lebih dahulu. Sedang
penderita dengan tandu – tandu lainnya dipindahkan dulu ketandu
gerbong. Senjata dan barang – barang penderita yang tidak perlu
dalam perjalanan dikumpulkan di kereta barang.

3. Menempatkan penderita diatur dalam gerbong sedemikian rupa


sehingga juru rawat dengan mudah menghampiri dan merawat
lukanya, bagian badan yang luka dditempatkan dekat dengan jalan
lalu lintas juru rawat, sedapat mumgkin diusahakan kepala penderita
searah dengan arah perjalanan , kecuali kalau letaknya akan
mempersulit pelaksanaan tugas juru rawat.

4. Cara memasukkan Penderita kedalam Gerbong : No.1 naik lebih


dahulu keatas dan bertindak sebagai pemimpin, No.2 dan 3 berada
dikanan kiri tandu, No. 4 mengambil tempat diujung tandu ( bagian
kaki penderita), Pada aba – aba “ PEGANG “ Tandu dengan kedua
tangan No. 1, 3 dan 4 memegang tandu. “ ANGKAT “ tandu diangkat
bersama – sama sampai setinggi lantai gerbong. “SORONG” No. 1
menarik dan No.2,3 dan mendorong, Gerakan selanjutnya setalah
No. 2, 3 dan 4 naik di atas gerbong dilakukan seperti biasa.

b. Pengangkutan Orang Luka dengan Pesawat

Pengangkutan orang luka dengan pesawt dapat dilaksanakan dengan


menggunakan pesawat terbang tetap maupun dengan pesawat terbang
sayap putar ( Helikopter ).

1. Prosedur Pemuatan Penderita

Bila memungkinkan didalam setiap pemuatan penderita kedal;am


pesawat terbang harus selalu ada dokter/ perwira kesehatan yang
mengawasi dan memberikan petunjuk pemuatan penderita sesuai
kondisi penderita yang dievakuasikan. Supervisi pemuatan menjadi
tanggung jawab penerbang yang bersangkutan. Pada umumnya hal
– hal yang perlu diperhatikan dalam pemuatan penderita kedalam
pesawat terbang adalah sebagai berikut :
o Tempatkan penderita yang paling parah luka/ sakitnya didepan
pintu.
o Tempatkan penderita yang pingsan / tidak sadar secara
terlentang dengan kepala dimiringkan dimana letak kepala
harus lebih rendah dari badannya

o Letakkan penderita yang luka dikepala dengan kepala lebih


tinggi dari badannya
o Tempatkan penderita pada posisi sedemikian rupa sehinnga
kepala menghadap kokpit/ hidung pesawat

2. Memuat Penderita kedalam Pesawat Terbang Sayap Tetap


Memuat penderita kedalam pesawat terbang sayap tetap dilakukan
oleh personel yang menangkut penderita tersebut kelandasan udara.
Pemasukan kedalam pesawat terbang dilakukan dibawah
pengawasan ( supervisi ) penerbang yang bersangkutan. Tandu –
tandu biasanya disusun mulai dari atas kebawah dan dari depan
kebelakang.

3. Cara Meletakkan Tandu kedalam Helikopter : Penderita tandu


diletakkan didalam Helikopter menurut keadaan lukanya atau
kondisinya. Personil yang didalam Helikopter mengawasi dan
membetulkan posisi penderita, Penderita yang paling parah
dimasukkanpaling belakang sehingga dapat keluar paling dulu.

4) Pengangkutan Orang Luka dengan Mobil ( Motor ambulan )

1. Cara memuat penderita keatas ambulan : Anggota pengangkut /


Crew ambulans menyiapkan ambulan, tandu yang sudah siap untuk
dinaikkan ditempatkan di tanah ± 1 meter dibelakang ambulan, No. 1
naik lebih dulu No. 2 dan 3 menempatkan dikiri/kanan depan tandu
dan No. 4 menempatkan diri diantara pegangan belakang, pada aba-
aba “PEGANG” pengangkut memegang tandu, selanjutnya
“ANGKAT” nersama-sama No. 2, 3 dan 4 mengangkat tandu diterima
oleh No. 1 yang di atas ambulan, Bila akan mengangkut penderita
lebih dari satu orang maka tempatkan penderita yang bagian atas
lebih dulu baru penderita yang di bawahnya.

5) Pengangkutan Orang Luka melalui Air (Sungai, Danau atau Laut)

1. Pengangkutan Orang Luka dengan Kapal Laut: Untuk


pengangkutan orang luka-luka melewati laut pada jarak jauh dapat
menggunakan LST ( Landing Ship Tank) yang memang sudah
dipersiapkan atau LST serba guna.

2. Untuk Pengangkutan Penderita Melewati Air Jarak Pendek tetapi


dapat Mengevakuasi / Pengangkut Penderita Cukup Banyak adalah
: Menggunakan LCVP ( Landing Craft Vehicle Personel ) dapat
mengangkut 17 penderita tandu atau 36 penderita ambulan,
menggunakan LCM ( Landing Craft Mechanized ) dapat
mengangkut 30 penderita tandu dan 120 penderita ambulan,
menggunakan LVTP ( Landing Vehichle Tracked Personel ) dapat
mengangkut 34 orang penderita ambulans untuk LVTP 5 dan 20
orang untuk LVTP 6, Untuk menyeberangkan jarak pendek dapat
pula menggunakan LCR ( Landing Craft Rubber ) / perahu kjaret
dapat mengangkut 2 penderita tandu atau 6 penderita ambulan.
e. Untuk Pengangkutan Melewati Air. Dapat pula menggunakan perahu
tradisional atau perahu / rakit yang dibuat secara improvisasi, sedang daya
muat disesuaikan dengan besarnya perahunya. Pemuatan penderita ke
atas perahu atau rakit benar-benar diperharikan masalah keamanan selama
adalam pengangkuta , bila dalam penyeberangan dengan sir deras
usahakan tali pengaman

Anda mungkin juga menyukai