MANAJEMEN PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH:
20501241032
FAKULTAS TEKNIK
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul IMPLEMENTASI BALANCE ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Manajemen
Pendidikan yang dibimbing Dr.Drs Giri Wiyono M.T Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Balance Scorecard bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Drs Giri Wiyono M.T selaku Dosen Mata
Kuliah Manajemen Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
ABSTRAK......................................................................................................................................................4
BAB I............................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................5
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................6
1.3 Tujuan Penulis...................................................................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................7
1.4 Pengertian Balance Scorecard...........................................................................................................7
1.5 Fungsi Balance Scorecard..................................................................................................................7
1.6 Manfaat Balance Scorecard...............................................................................................................8
1.7 Aspek-aspek Balanced Scorecard.....................................................................................................10
1.8 Sejarah Balanced Scorecard.............................................................................................................11
1.9 Penerapan Balance Scorecard di Perguruan Tinggi..........................................................................11
BAB III........................................................................................................................................................14
PENUTUP...................................................................................................................................................14
2. KESIMPULAN......................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................15
ABSTRAK
3
Balanced Scorecard dalam institusi pendidikan lanjut. Balanced scorecard tidak hanya dikenal
sebagai alat pengukur kinerja multidimensional yang menggabungkan aspek keuangan dan
keuangan dalam organisasi akan tetapi juga dikenal sebagai sistem stratejik manajemen yang
terintegrasi. Berbagai literatur dan penelitian terdahulu telah menganalisa penerapan dan peran
balanced scorecard dalam organisasi. Kemampuan balanced scorecard untuk menggabungkan
aspek keuangan dan aspek non-keuangan memberikan kesempatan untuk penerapan yang lebih
jauh dalam organisasi non-profit, salah satunya adalah institusi pendidikan. Berbeda dengan
entitas bisnis lain, penting bagi institusi pendidikan untuk turut memasukkan 3 fungsi utamanya
yang meliputi, pengajaran dan pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat ke dalam
pengukuran kinerjanya. Paper ini bertujuan untuk memaparkan hasil penelitian terdahulu
terhadap penerapan dan pengembangan balanced scorecard dalam institusi pendidikan. Dengan
memaparkan bagaimana fungsi institusi pendidikan dapat dipaparkan dalam perspektif balanced
scorecard, paper ini diharapkan mampu memberikan gambaran dan acuan bagi penerapan
balanced scorecard dalam institusi pendidikan. Kata kunci: balanced scorecard, kinerja,
perguruan tinggi
BAB I
4
PENDAHULUAN
5
1.2 Rumusan Masalah
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
Jika diterapkan dengan benar, semua divisi dan departemen harus selaras dengan strategi yang
sama, dan Balanced Scorecard memfasilitasi proses ini.
Dengan struktur yang dibuat dalam balanced scorecard, Anda dapat menghubungkan tujuan
kritis Anda dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Selain itu, Anda dapat melihat bagaimana pengukuran Anda dapat ditinjau dan diaplikasikan ke
pengukuran tingkat perusahaan, bagaimana proyek ditautkan ke proyek tingkat perusahaan, dan
banyak lagi. Balanced scorecard juga menyediakan struktur yang dibutuhkan ketika proyek besar
dibagikan ke berbagai divisi.
4. membantu karyawan Anda melihat bagaimana tujuan individual mereka terkait dengan strategi
organisasi
Menggunakan kerangka kerja Organisasi Berfokus pada Strategi, balanced scorecard
memungkinkan individu untuk menyelaraskan tujuan mereka di seluruh organisasi.
Misalnya, seorang karyawan yang menetapkan tujuan kinerja reguler untuk tinjauan pribadi
tahunan dan dapat menghubungkan tujuan mereka dengan tujuan divisi atau departemen mereka.
Jadi, balanced scorecard memungkinkan semua karyawan Anda untuk menghubungkan apa yang
mereka lakukan untuk kemajuan tim dan perusahaan secara keseluruhan.
8
2. Peningkatan Komunikasi Strategi & Eksekusi
Adanya gambaran strategi bersama secara menyeluruh dan saling terkait tentu membuka peluang
bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan strategi secara internal dan eksternal.
Dalam Balanced Scorecard setiap divisi dalam perusahaan harus berkolaborasi dengan divisi lain
untuk bisa mencapai tujuan.
Adanya Balanced Scorecard mendorong peningkatan komunikasi strategi dalam perusahaan,
baik internal maupun eksternal. Kolaborasi dan keterlibatan staf dan pemangku kepentingan
dalam perusahaan tentu akan berlangsung secara rutin dalam perusahaan. Tidak hanya itu,
adanya saling keterkaitan antar divisi juga berdampak pada sistem kinerja perusahaan yang lebih
terbuka dan dinamis.
9
1.7 Aspek-aspek Balanced Scorecard
1. Aspek keuangan
Perspektif Keuangan merupakan Aspek keuangan, karena relevansi langsung dengan
tuntutan semua kelompok seperti pemilik, pemegang saham, pemerintah dan lain-lain
yang telah menjadi fokus kegiatan pengelolaan dan pengendalian. Aspek keuangan
dapat digunakan sebagai dasar untuk proses pelanggan dan perspektif karyawan
dipertimbangkan. Padahal, pandangan ini merupakan titik awal untuk tujuan
identifikasi aspek keuangan lainnya (sisi pelanggan, proses dan aspek pembelajaran)
dan akhirnya, keberhasilan aspek lain dari ukuran aspek keuangan. Setiap parameter
yang diukur merupakan bagian dari rantai sebab dan akibat yang harus menemukan
tempatnya sesuai dengan tujuan keuangan dan juga memperkirakan bagian dari tujuan
strategis.
2. Aspek Pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah tema utama dari kebanyakan sistem, karena sistem ini
menempatkan pelanggan di awal dan akhir proses. Di satu sisi, identifikasi kebutuhan
pelanggan secara sistematis merupakan keharusan mutlak; Di sisi lain, variabel
kepuasan pelanggan dalam model ini menekankan tanggung jawab dan akuntabilitas
manajemen senior.
3. Aspek bisnis internal
Organisasi sering untuk mengendalikan mereka proses perbaikan fokus pada proses
dalam organisasi tetapi untuk kontrol proses yang komprehensif, menurut seluruh
proses evaluasi, menurut pandangan dan pandangan dan kebutuhan pelanggan dan
pemilik proses kami diperlukan. Proses penilaian dengan komunikasi yang jelas dari
proses survei pelanggan terkait erat dengan sistem manajemen mutu
4. Aspek pembelajaran dan pertumbuhan
Ini bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi.
Perspektif ini dapat dilihat dari kemampuan pegawai mencakup tingkat kepuasan
pegawai, mutasi pegawai, nilai tambah pegawai. Termasuk dalam perspektif ini
adalah pelatihan pegawai dan budaya organisasi. Bagaimana para pegawai
menyumbangkan segenap kemampuannya untuk organisasi, kemampuan sistem
informasi yang memadai, kebutuhan seluruh tingkatan manajemen dan pegaawai
atas informasi yang akurat dan tepat waktu serta adanya proses yang
berkesinambungan terhadap upaya pemberian motivasi dan inisiatif yang sebasar-
besarnya bagi pegawai.
10
1.8 Sejarah Balanced Scorecard
BSC dirancang dan dirancang oleh Robert Kaplan dari Universitas Harvard dan
David Norton David Norton, yang bekerja sebagai konsultan di wilayah Boston pada
tahun 1992 Kaplan dan Norton sebagai konsultan untuk 12 perusahaan di 1990. Mereka
mencari cara baru untuk mengukur kinerja perusahaan mereka. Mereka percaya bahwa
mereka tidak dapat menghitung hanya item keuangan untuk mengevaluasi kinerja bisnis.
Perusahaan-perusahaan ini yakin bahwa ukuran kinerja keuangan yang andal tidak cukup
dan dipengaruhi oleh kemampuan mereka untuk menciptakan nilai. Manajemen percaya
bahwa perusahaan-perusahaan ini fokus pada isu-isu yang berkaitan dengan pelanggan,
proses internal, dan hal-hal komersial yang berkaitan dengan staf dan pemangku
kepentingan dapat secara efektif berkontribusi pada penilaian kinerja organisasi. Kaplan
dan Norton menyebut alat ini sebagai “Balanced Scorecard”
Setelah empat tahun, sejumlah organisasi dengan penerapan Balanced Scorecard
mencapai hasil yang memuaskan. Kaplan dan Norton menemukan bahwa organisasi-
organisasi ini tidak hanya faktor non-keuangan serta agen keuangan telah ditempatkan
tetapi strategi mereka juga terkait melalui langkah-langkah yang telah dipilih. Jadi, pada
tahun 1996, Kaplan dan Norton menulis sebuah buku yang diberi nama balanced
scorecard dan menjelaskan BSC sebagai alat untuk mengimplementasikan strategi dan
kinerja organisasi. Sejak penyelesaian balanced scorecard dalam empat generasi dan
ditingkatkan, banyak perusahaan publik dan swasta mencoba mengikuti model ini untuk
mengevaluasi kinerja
11
1. Hasil belajar mahasiswa yang didasarkan berbagai metode evaluasi yang menggambarkan
tujuan institusi pendidikan tinggi yang bersangkutan dan peningkatan capaian. Dalam struktur
balanced scorecard klasik kategori ini mewakili perspektif pelanggan.
2. Output yang terfokus pada mahasiswa dan stakeholder lainnya yang terkait. Kategori ini
meliputi pengukuran terhadap program pendidikan yang ditawarkan, pelayanan yang diberikan
termasuk transaksi yang terjadi antara institusi pendidikan dan mahasiswa atau stakeholder.
Dalam struktur balanced scorecard klasik kategori ini mewakili perspektif pelanggan.
3. Anggaran dan keuangan yang turut mencakup pengeluaran rutin, besarnya iuran yang
dibayarkan mahasiswa, sumber pendanaan, beasiswa dan lain sebagainya. Dalam struktur
balanced scorecard klasik kategori ini mewakili perspektif keuangan.
4. Output terkait dengan staf akademik dan staf pendukung lainnya yang mencakup inovasi,
program pengembangan karyawan yang diterapkan, peningkatan kinerja, kepuasan karyawan,
dan lain sebagainya. Dalam struktur balanced scorecard klasik kategori ini mewakili perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan
. 5. Output terkait dengan tata kelola dan tanggung jawab sosial yang mencakup akuntabilitas
fiskal secara internal ataupun eksternal, pengukuran terhadap etika dari semua pihak pihak yang
terkait dalam institusi pendidikan tinggi, ketaatan terhadap hukum dan lain – lain. Kategori ini
merupakan tambahan terhadap struktur klasik balanced scorecard dan merepresentasikan
perspektif tata kelola dan tanggung jawab sosial.
Bagaimana loyalitas konsumen terhadap perusahaan? Loyalitas berkaitan erat dengan sistem
pelayanan perusahaan terhadap pelanggan. Jika pelanggan merasa pelayanan yang diberikan
maksimal dan baik, mereka biasanya akan bertahan. Bila terjadi sebaliknya, pelanggan akan
lebih memilih perusahaan lain yang dinilai bagus dari segala aspek. Dalam perspektif pelanggan,
tolak ukur utama adalah peningkatan jumlah pelanggan serta omset yang didapatkan.
Pemimpin perusahaan harus terjun langsung mengawasi kondisi internal. Sinergisitas dan kinerja
setiap unit kerja menjadi tolak ukur utama. Hal ini membantu Anda menilai sejauh mana
peraturan perusahaan dijalankan. Membaiknya lini internal akan berpengaruh pada upaya
peningkatan angka penjualan dan jumlah pelanggan dalam satu periode. Secara tidak langsung,
Anda tengah meningkatkan keuntungan perusahaan dengan menyasar pasar.
Perspektif Keuangan
Perhitungan laba dan biaya produksi mempengaruhi penerapan konsep BSC. Perusahaan harus
memastikan sistem keuangan tetap stabil, supaya strategi yang diterapkan berhasil. Debit dan
12
kredit harus ditulis secara detail dan runut untuk memudahkan pihak keuangan mengamati
kemajuan perusahaan.
Dalam perspektif keuangan, ada 3 tolak ukur yang digunakan. Ketiga tolak ukur itu adalah
adanya peningkatan produktivitas seiring penurunan seluruh biaya, peningkatan pendapatan
selama bisnis berjalan, dan mengoptimalkan strategi investasi diikuti aset yang turun optimal.
Pada perspektif ini, karyawan menjadi tujuan utama. Bagaimana cara perusahaan
mempertahankan loyalitas para karyawannya? Keberlangsungan perusahaan sangat bergantung
pada kinerja para karyawan. Karyawan pulalah yang nantinya membangun perspektif keuangan
dan pelanggan.
Perbaikan karyawan berdampak besar pada kesuksesan sebuah perusahaan. Untuk itu, Anda
perlu memberikan motivasi dan tanggung jawab yang sesuai dengan kapabilitas mereka.
13
BAB III
PENUTUP
2. KESIMPULAN
Penggunaan balanced scorecard pada organisasi dan bisnis dapat menciptakan strategi dan
memaksa tim eksekutif untuk berpikir keras tentang hubungan antara tujuan strategis, inisiatif,
dan metrik yang diperlukan untuk membantu keberhasilan (tindakan utama) maupun menentukan
keberhasilan aktual (tindakan yang berkelanjutan).
Balanced scorecard akan fokus pada hal-hal yang perlu dilaporkan kepada manajemen dan tim
eksekutif. Tentu akan ada hal-hal lain yang perlu diukur dan dilaporkan, tetapi fakta sederhana
bahwa manajemen dan tim eksekutif tahu tentang apa yang mereka butuhkan.
Seperti contohnya kebutuhan pembukuan yang efisien yang membutuh penanganan secara
terperinci agar laporan keuangan yang dihasilkan minim kesalahan dan bisa dipertanggung
jawabkan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Patricia Quesado1 1Institut Politeknik Cávado and Ave (Portugal) , Beatriz Aibar
Guzmandua, Lucia Lima Rodrigues3 duaUniversitas Santiago de Compostela (Spanyol)
3Universitas Minho (Portugal) (2018)
Scorecard Aspects in Banking Industry Using FAHP Approach Vol. 1, No. 1, pp.
25-38
InstitutionsFakultas Manajemen Teknologi dan Bisnis Universiti Tun Hussein Onn Malaysia
Batu Pahat, Johor, Malaysia arahman@uthm.edu.my
15