Anda di halaman 1dari 15

IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH:

RHANA SADHIKA ADY

20501241032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul IMPLEMENTASI BALANCE ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Manajemen
Pendidikan yang dibimbing Dr.Drs Giri Wiyono M.T Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Balance Scorecard bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Drs Giri Wiyono M.T selaku Dosen Mata
Kuliah Manajemen Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Salatiga 12 Juni 2021

Rhana Sadhika Ady

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
ABSTRAK......................................................................................................................................................4
BAB I............................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................5
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................6
1.3 Tujuan Penulis...................................................................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................7
1.4 Pengertian Balance Scorecard...........................................................................................................7
1.5 Fungsi Balance Scorecard..................................................................................................................7
1.6 Manfaat Balance Scorecard...............................................................................................................8
1.7 Aspek-aspek Balanced Scorecard.....................................................................................................10
1.8 Sejarah Balanced Scorecard.............................................................................................................11
1.9 Penerapan Balance Scorecard di Perguruan Tinggi..........................................................................11
BAB III........................................................................................................................................................14
PENUTUP...................................................................................................................................................14
2. KESIMPULAN......................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................15

ABSTRAK

3
Balanced Scorecard dalam institusi pendidikan lanjut. Balanced scorecard tidak hanya dikenal
sebagai alat pengukur kinerja multidimensional yang menggabungkan aspek keuangan dan
keuangan dalam organisasi akan tetapi juga dikenal sebagai sistem stratejik manajemen yang
terintegrasi. Berbagai literatur dan penelitian terdahulu telah menganalisa penerapan dan peran
balanced scorecard dalam organisasi. Kemampuan balanced scorecard untuk menggabungkan
aspek keuangan dan aspek non-keuangan memberikan kesempatan untuk penerapan yang lebih
jauh dalam organisasi non-profit, salah satunya adalah institusi pendidikan. Berbeda dengan
entitas bisnis lain, penting bagi institusi pendidikan untuk turut memasukkan 3 fungsi utamanya
yang meliputi, pengajaran dan pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat ke dalam
pengukuran kinerjanya. Paper ini bertujuan untuk memaparkan hasil penelitian terdahulu
terhadap penerapan dan pengembangan balanced scorecard dalam institusi pendidikan. Dengan
memaparkan bagaimana fungsi institusi pendidikan dapat dipaparkan dalam perspektif balanced
scorecard, paper ini diharapkan mampu memberikan gambaran dan acuan bagi penerapan
balanced scorecard dalam institusi pendidikan. Kata kunci: balanced scorecard, kinerja,
perguruan tinggi

BAB I

4
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pengukuran kinerja dalam organisasi memberikan kesempatan kepada personel organisasi untuk
mengukur sejauh mana pencapaiannya, mengevaluasi capaian dan meningkatkan capaian di
masa mendatang. Terdapat banyak metode yang dapat diadopsi untuk mengukur kinerja
organisasi. Salah satu diantaranya adalah balanced scorecard.
Balanced scorecard sebagai alat pengukuran kinerja memungkinkan organisasi untuk tidak hanya
mengevaluasi kinerja dari sisi keuangan tetapi juga sisi non-keuangan (Hoque, 2003).
Dengan demikian, memberikan gambaran yang lebih menyeluruh terkait capaian organisasi.
Tidak hanya berperan sebagai instrumen pengukuran kinerja, balanced scorecard dalam
perkembangannya turut berperan dalam meningkatkan proses perencanaan, komunikasi dan
penerapan rencana strategis Berbagai organisasi bisnis telah mengadopsi balanced scorecard
sebagai instrumen pengukuran kinerja sekaligus penerapan rencana strategis. Balanced scorecard
memungkinkan organisasi untuk melihat hubungan sebab akibat dari seluruh kegiatan organisasi.
Dengan demikian organisasi bisnis mampu menganalisa hubungan sebab akibat dari aspek
keuangan dan non-keuangan dalam operasi organisasi. Seiring dengan popularitasnya, organisasi
non-profit mulai melirik balanced scorecard sebagai instrumen pengukur kinerja yang mampu
mengakomodasi aspek non-keuangan yang menjadi fokus dari organisasi non-profit. Institusi
pendidikan tinggi merupakan salah satu bentuk dari organisasi non-profit yang dituntut untuk
selalu berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi. Zangoueinezhad &
Moshabaki (2011) menegaskan bahwa institusi pendidikan tinggi adalah salah satu dari area
bisnis yang menghadapi perubahan kondisi bisnis yang sangat cepat. Perkembangan ekonomi
dan globalisasi menuntut institusi pendidikan tinggi untuk memfokuskan diri pada kinerja
organisasi secara kseluruhan termasuk di dalamnya adalah alokasi sumberdaya yang terbatas
serta peningkatan kualitas dan manajemen layanan. Akan tetapi, dengan instrument pengukuran
kinerja yang belum mampu mencakup aspek keuangan dan nonkeuangan, institusi pendidikan
tinggi masih mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang sangat
cepat menambahkan bahwa instrumen pengukuran kinerja yang dipergunakan dalam institusi
pendidikan tinggi belum mampu mencakup keseluruhan nilai bisnis institusi pendidikan
sekaligus mencakup berbagai perspektif para stakeholder sehingga institusi pendidikan tinggi
tidak mampu menunjukkan nilai kinerja sesungguhnya. Dalam penelitiannyamenggarisbawahi
bahwa masih banyak institusi pendidikan yang terjebak dalam pengukuran kuantitatif atas
variable akademiknya saja dalam mengukur kinerja institusi secara keseluruhan. Menghadapi
kondisi yang senantiasa berubah serta terbatasnya sumber daya yang dimiliki menuntut institusi
pendidikan tinggi untuk menemukan solusi.

5
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari Balanced Scorecard?


2. Apa Aspek-aspek yang menjadi aspek perspektif dari Balanced Scorecard?
3. Bagaimana sejarah perkembangan Balanced Scorecard dan siapa yang menjadi
pencetusnya secara umum maupun di bidang Pendidikan khususnya?
4. Bagaimana penerapan balanced scorecard di sekolah maupun dikelas?

1.3 Tujuan Penulis


Penulis berharap setelah Disusunnya makalah ini pembaca dapat :

 Memahami Apa itu Balance Scorecard


 Memahami Prinsip Balance Scorecard
 Memahami Penerapan Balance Scorecard Tingkah Universitas

6
BAB II

PEMBAHASAN

1.4 Pengertian Balance Scorecard


Balanced Scorecard adalah metode pengukuran hasil kerja yang digunakan perusahaan atau biasa
disebut dengan strategi menajemen. Balanced Scorecard dikembangkan oleh Drs. Robert Kaplan
dari Harvard Business School dan David Norton pada awal tahun 1990. Balance
Scorecard berasal dari dua suku kata, Balanced yang artinya berimbang dan scorecard yang
artinya katu skor.
Pada awalnya Balanced Scorecard atau disingkat BSC digunakan untuk memperbaiki sistem
pengukuran kinerja eksekutif. Dengan BSC perusahaan jadi lebih tahu sejauh mana pergerakan
dan perkembangan yang telah dicapai. Dengan adanya BSC sangat membantu perusaan untuk
memberikan pandangan menyeluruh mengenai kinerja perusahaan. Agar kinerja lebih efektif dan
efisien, dibutuhkan sebuah informasi akurat yang mewakili sistem kerja yang dilakukan

1.5 Fungsi Balance Scorecard


1. Memberi struktur pada strategi
Tidak seperti manajemen keuangan atau SDM, organisasi sering berbicara tentang kinerja dan
strategi organisasi dalam berbagai cara yang berbeda dan unik.
Dengan demikian, ada banyak pendekatan berbeda untuk manajemen strategis. Balanced
Scorecard adalah cara yang logis dan terstruktur untuk membantu para pemimpin organisasi
Anda memastikan bahwa semua area organisasi dicakup dengan cara yang mudah dipahami.
Ini membantu menjaga tujuan Anda di pusat, menggunakan pengukuran khusus untuk melacak
kemajuan, dan mengikuti inisiatif untuk melacak tindakan danstruktur mereka yang
menggunakan pengetahuan dan data yang dikumpulkan.

2. Mempermudah komunikasi strategi dalam bisnis


Rencana bisnis dirancang untuk menyampaikan rencana strategis dengan jelas. Ini adalah alat
bantu visual yang baik dan sederhana yang digunakan untuk menyelaraskan setiap departemen
atau divisi dengan tujuan mencapai tujuan bisnis tingkat tinggi.
Ketika diterapkan dengan benar, itu berarti akan:
Memberi karyawan tujuan yang jelas untuk diingat saat mengerjakan tindakan.
Membantu karyawan mengidentifikasi tujuan utama.
Memungkinkan karyawan untuk lebih memahami elemen strategis yang membutuhkan
penanganan
Memungkinkan karyawan untuk melihat bagaimana tujuan mempengaruhi satu sama lain.

3. menyelaraskan departemen dan divisi

7
Jika diterapkan dengan benar, semua divisi dan departemen harus selaras dengan strategi yang
sama, dan Balanced Scorecard memfasilitasi proses ini.
Dengan struktur yang dibuat dalam balanced scorecard, Anda dapat menghubungkan tujuan
kritis Anda dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Selain itu, Anda dapat melihat bagaimana pengukuran Anda dapat ditinjau dan diaplikasikan ke
pengukuran tingkat perusahaan, bagaimana proyek ditautkan ke proyek tingkat perusahaan, dan
banyak lagi. Balanced scorecard juga menyediakan struktur yang dibutuhkan ketika proyek besar
dibagikan ke berbagai divisi.

4. membantu karyawan Anda melihat bagaimana tujuan individual mereka terkait dengan strategi
organisasi
Menggunakan kerangka kerja Organisasi Berfokus pada Strategi, balanced scorecard
memungkinkan individu untuk menyelaraskan tujuan mereka di seluruh organisasi.
Misalnya, seorang karyawan yang menetapkan tujuan kinerja reguler untuk tinjauan pribadi
tahunan dan dapat menghubungkan tujuan mereka dengan tujuan divisi atau departemen mereka.
Jadi, balanced scorecard memungkinkan semua karyawan Anda untuk menghubungkan apa yang
mereka lakukan untuk kemajuan tim dan perusahaan secara keseluruhan.

5. membuat strategi terus pada track-nya


Banyak organisasi membangun rencana strategis dan meletakkannya di rak, tidak pernah ditinjau
ulang. Pembuatan kerangka kerja balanced scorecard didasarkan pada peninjauan strategi Anda
secara teratur dan Anda hanya dapat melakukan ini jika strategi Anda diatur.
Rapat tinjauan strategi rutin setiap bulan atau tiga bulanan, dikombinasikan dengan pembaruan
strategi tahunan, akan memastikan Anda mereferensikan strategi Anda secara teratur dan
menjadikannya sebagai pusat proses pelaporan manajemen Anda.
Meninjau strategi Anda akan menghidupkannya dan menjadikannya bagian dari cara Anda
mengelola organisasi. Selain itu, Anda akan tahu di mana Anda berada setiap saat dalam
mencapai tujuan Anda

1.6 Manfaat Balance Scorecard


1. Perencanaan Strategis yang Lebih Baik
Balanced Scorecard menyediakan kerangka kerja yang kuat untuk membangun dan
mengkomunikasikan strategi. Model bisnis divisualisasikan dalam Peta Strategi yang membantu
manajer untuk berpikir tentang hubungan sebab-akibat antara beberapa tujuan strategis yang
berbeda. Proses menciptakan peta strategi memastikan bahwa keberhasilan dalam suatu
perusahaan bisa dicapai melalui serangkaian tujuan strategis yang saling terkait. Hal ini berarti
bahwa hasil kinerja serta faktor pendukung kinerja diidentifikasi untuk membuat gambaran utuh
tentang strategi perusahaan

8
2. Peningkatan Komunikasi Strategi & Eksekusi
Adanya gambaran strategi bersama secara menyeluruh dan saling terkait tentu membuka peluang
bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan strategi secara internal dan eksternal.
Dalam Balanced Scorecard setiap divisi dalam perusahaan harus berkolaborasi dengan divisi lain
untuk bisa mencapai tujuan.
Adanya Balanced Scorecard mendorong peningkatan komunikasi strategi dalam perusahaan,
baik internal maupun eksternal. Kolaborasi dan keterlibatan staf dan pemangku kepentingan
dalam perusahaan tentu akan berlangsung secara rutin dalam perusahaan. Tidak hanya itu,
adanya saling keterkaitan antar divisi juga berdampak pada sistem kinerja perusahaan yang lebih
terbuka dan dinamis.

3. Penyelarasan Proyek dan Inisiatif yang Lebih Baik


Balanced Scorecard membantu organisasi memetakan proyek dan dan inisiatif ke dalam berbagai
tujuan strategis yang berbeda, di mana pada akhirnya akan memastikan bahwa proyek dan
inisiatif sangat terfokus pada penyampaian tujuan yang paling strategis.

4. Informasi Manajemen yang Lebih Berkualitas


Pendekatan Balanced Scorecard  membantu organisasi mendesain indikator kinerja utama untuk
berbagai tujuan strategis perusahaan. Hal ini memastikan bahwa perusahaan mengukur apa yang
sebenarnya penting untuk dilakukan.
Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan pendekatan Balanced Scorecard cenderung
memiliki manajemen informasi dan pengambilan keputusan dengan kualitas yang lebih baik.

5. Peningkatan Pelaporan Kinerja


Balanced Scorecard dapat menjadi panduan dari desain laporan perusahaan. Hal ini memastikan
bahwa pelaporan manajemen berfokus pada isu-isu strategis yang penting  dan membantu
perusahaan melakukan monitoring dari pelaksanaan rencana perusahaan.

6. Penyelarasan Organisasi yang Lebih Baik


Balanced Scorecard memungkinkan perusahaan untuk lebih menyelaraskan struktur organisasi
mereka dengan tujuan strategis. Untuk melaksanakan rencana dengan baik, organisasi perlu
memastikan bahwa semua unit bisnis dan fungsi pendukung bekerja menuju tujuan yang sama.
Mengimplementasikan Balanced Scorecard ke dalam unit-unit tersebut akan membantu
mencapai penyelarasan organisasi yang lebih baik, dan menyelaraskan strategi dan operasional.

7. Penyelarasan Proses yang Lebih Baik


Penerapan Balanced Scorecard yang baik juga membantu menyelaraskan proses organisasi
seperti penganggaran, manajemen risiko dan analitik dengan prioritas strategis. Ini akan
membantu menciptakan organisasi yang benar-benar berfokus pada strategi.

9
1.7 Aspek-aspek Balanced Scorecard

1. Aspek keuangan
Perspektif Keuangan merupakan Aspek keuangan, karena relevansi langsung dengan
tuntutan semua kelompok seperti pemilik, pemegang saham, pemerintah dan lain-lain
yang telah menjadi fokus kegiatan pengelolaan dan pengendalian. Aspek keuangan
dapat digunakan sebagai dasar untuk proses pelanggan dan perspektif karyawan
dipertimbangkan. Padahal, pandangan ini merupakan titik awal untuk tujuan
identifikasi aspek keuangan lainnya (sisi pelanggan, proses dan aspek pembelajaran)
dan akhirnya, keberhasilan aspek lain dari ukuran aspek keuangan. Setiap parameter
yang diukur merupakan bagian dari rantai sebab dan akibat yang harus menemukan
tempatnya sesuai dengan tujuan keuangan dan juga memperkirakan bagian dari tujuan
strategis.
2. Aspek Pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah tema utama dari kebanyakan sistem, karena sistem ini
menempatkan pelanggan di awal dan akhir proses. Di satu sisi, identifikasi kebutuhan
pelanggan secara sistematis merupakan keharusan mutlak; Di sisi lain, variabel
kepuasan pelanggan dalam model ini menekankan tanggung jawab dan akuntabilitas
manajemen senior.
3. Aspek bisnis internal
Organisasi sering untuk mengendalikan mereka proses perbaikan fokus pada proses
dalam organisasi tetapi untuk kontrol proses yang komprehensif, menurut seluruh
proses evaluasi, menurut pandangan dan pandangan dan kebutuhan pelanggan dan
pemilik proses kami diperlukan. Proses penilaian dengan komunikasi yang jelas dari
proses survei pelanggan terkait erat dengan sistem manajemen mutu
4. Aspek pembelajaran dan pertumbuhan
Ini bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi.
Perspektif ini dapat dilihat dari kemampuan pegawai mencakup tingkat kepuasan
pegawai, mutasi pegawai, nilai tambah pegawai. Termasuk dalam perspektif ini
adalah pelatihan pegawai dan budaya organisasi. Bagaimana para pegawai
menyumbangkan segenap kemampuannya untuk organisasi, kemampuan sistem
informasi yang memadai, kebutuhan seluruh tingkatan manajemen dan pegaawai
atas informasi yang akurat dan tepat waktu serta adanya proses yang
berkesinambungan terhadap upaya pemberian motivasi dan inisiatif yang sebasar-
besarnya bagi pegawai.

10
1.8 Sejarah Balanced Scorecard

BSC dirancang dan dirancang oleh Robert Kaplan dari Universitas Harvard dan
David Norton David Norton, yang bekerja sebagai konsultan di wilayah Boston pada
tahun 1992 Kaplan dan Norton sebagai konsultan untuk 12 perusahaan di 1990. Mereka
mencari cara baru untuk mengukur kinerja perusahaan mereka. Mereka percaya bahwa
mereka tidak dapat menghitung hanya item keuangan untuk mengevaluasi kinerja bisnis.
Perusahaan-perusahaan ini yakin bahwa ukuran kinerja keuangan yang andal tidak cukup
dan dipengaruhi oleh kemampuan mereka untuk menciptakan nilai. Manajemen percaya
bahwa perusahaan-perusahaan ini fokus pada isu-isu yang berkaitan dengan pelanggan,
proses internal, dan hal-hal komersial yang berkaitan dengan staf dan pemangku
kepentingan dapat secara efektif berkontribusi pada penilaian kinerja organisasi. Kaplan
dan Norton menyebut alat ini sebagai “Balanced Scorecard”
Setelah empat tahun, sejumlah organisasi dengan penerapan Balanced Scorecard
mencapai hasil yang memuaskan. Kaplan dan Norton menemukan bahwa organisasi-
organisasi ini tidak hanya faktor non-keuangan serta agen keuangan telah ditempatkan
tetapi strategi mereka juga terkait melalui langkah-langkah yang telah dipilih. Jadi, pada
tahun 1996, Kaplan dan Norton menulis sebuah buku yang diberi nama balanced
scorecard dan menjelaskan BSC sebagai alat untuk mengimplementasikan strategi dan
kinerja organisasi. Sejak penyelesaian balanced scorecard dalam empat generasi dan
ditingkatkan, banyak perusahaan publik dan swasta mencoba mengikuti model ini untuk
mengevaluasi kinerja

1.9 Penerapan Balance Scorecard di Perguruan Tinggi


Balanced scorecard mulai banyak diimplementasikan dalam berbagai institusi pendidikan tinggi
di berbagai belahan dunia. Meskipun demikian, terdapat perbedaan antara implementasi dari satu
insititusi pendidikan tinggi yang satu dengan yang lain.
Hal tersebut diantaranya disebabkan oleh perbedaan lingkungan eksternal serta tujuan dari tiap
institusi pendidikan tinggi. Perbedaan tersebut beragam mulai dari bagaimana setiap institusi
menerjemahkan dan memodifikasi perspektif balanced scorecard hingga sejauh mana balanced
scorecard telah diterapkan sebagai instrument pengukur kinerja. Studi terdahulu tidak hanya
melakukan penelitian empiris terhadap penerapan balanced scorecard tetapi juga memberikan
saran mengenai rancangan balanced scorecard yang dapat diterapkan dalam institusi pendidikan
tinggi.
Bread (2009) dalam studinya melaporkan bagaimana 2 universitas telah sukses menerapkan
balanced scorecard sebagai instrument pengukuran kinerja dan telah mendapatkan pengakuan
dari Malcolm Baldridge National Quality Award atas kesuksesannya. Dalam studinya, Bread
menjelaskan bahwa Malcolm Baldridge National Quality Award menginisiasi adaptasi balanced
scorecard untuk meningkatkan daya saing entitas bisnis di Amerika Serikat.
Untuk kepentingan institusi pendidikan tinggi, balanced scorecard dimodifikasi sedemikian rupa
dan menghasilkan 5 kategori utama yang meliputi:

11
1. Hasil belajar mahasiswa yang didasarkan berbagai metode evaluasi yang menggambarkan
tujuan institusi pendidikan tinggi yang bersangkutan dan peningkatan capaian. Dalam struktur
balanced scorecard klasik kategori ini mewakili perspektif pelanggan.
2. Output yang terfokus pada mahasiswa dan stakeholder lainnya yang terkait. Kategori ini
meliputi pengukuran terhadap program pendidikan yang ditawarkan, pelayanan yang diberikan
termasuk transaksi yang terjadi antara institusi pendidikan dan mahasiswa atau stakeholder.
Dalam struktur balanced scorecard klasik kategori ini mewakili perspektif pelanggan.
3. Anggaran dan keuangan yang turut mencakup pengeluaran rutin, besarnya iuran yang
dibayarkan mahasiswa, sumber pendanaan, beasiswa dan lain sebagainya. Dalam struktur
balanced scorecard klasik kategori ini mewakili perspektif keuangan.
4. Output terkait dengan staf akademik dan staf pendukung lainnya yang mencakup inovasi,
program pengembangan karyawan yang diterapkan, peningkatan kinerja, kepuasan karyawan,
dan lain sebagainya. Dalam struktur balanced scorecard klasik kategori ini mewakili perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan
. 5. Output terkait dengan tata kelola dan tanggung jawab sosial yang mencakup akuntabilitas
fiskal secara internal ataupun eksternal, pengukuran terhadap etika dari semua pihak pihak yang
terkait dalam institusi pendidikan tinggi, ketaatan terhadap hukum dan lain – lain. Kategori ini
merupakan tambahan terhadap struktur klasik balanced scorecard dan merepresentasikan
perspektif tata kelola dan tanggung jawab sosial.

Dalam penerapannya Perguruan Tinggi Menggunakan berbagai perspektif yaitu


 Perspektif Pelanggan

Bagaimana loyalitas konsumen terhadap perusahaan? Loyalitas berkaitan erat dengan sistem
pelayanan perusahaan terhadap pelanggan. Jika pelanggan merasa pelayanan yang diberikan
maksimal dan baik, mereka biasanya akan bertahan. Bila terjadi sebaliknya, pelanggan akan
lebih memilih perusahaan lain yang dinilai bagus dari segala aspek. Dalam perspektif pelanggan,
tolak ukur utama adalah peningkatan jumlah pelanggan serta omset yang didapatkan.

 Perspektif Proses Bisnis Internal

Pemimpin perusahaan harus terjun langsung mengawasi kondisi internal. Sinergisitas dan kinerja
setiap unit kerja menjadi tolak ukur utama. Hal ini membantu Anda menilai sejauh mana
peraturan perusahaan dijalankan. Membaiknya lini internal akan berpengaruh pada upaya
peningkatan angka penjualan dan jumlah pelanggan dalam satu periode. Secara tidak langsung,
Anda tengah meningkatkan keuntungan perusahaan dengan menyasar pasar.

 Perspektif Keuangan

Perhitungan laba dan biaya produksi mempengaruhi penerapan konsep BSC. Perusahaan harus
memastikan sistem keuangan tetap stabil, supaya strategi yang diterapkan berhasil. Debit dan

12
kredit harus ditulis secara detail dan runut untuk memudahkan pihak keuangan mengamati
kemajuan perusahaan.

Dalam perspektif keuangan, ada 3 tolak ukur yang digunakan. Ketiga tolak ukur itu adalah
adanya peningkatan produktivitas seiring penurunan seluruh biaya, peningkatan pendapatan
selama bisnis berjalan, dan mengoptimalkan strategi investasi diikuti aset yang turun optimal.

 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Pada perspektif ini, karyawan menjadi tujuan utama. Bagaimana cara perusahaan
mempertahankan loyalitas para karyawannya? Keberlangsungan perusahaan sangat bergantung
pada kinerja para karyawan. Karyawan pulalah yang nantinya membangun perspektif keuangan
dan pelanggan.

Perbaikan karyawan berdampak besar pada kesuksesan sebuah perusahaan. Untuk itu, Anda
perlu memberikan motivasi dan tanggung jawab yang sesuai dengan kapabilitas mereka.

13
BAB III

PENUTUP

2. KESIMPULAN
Penggunaan balanced scorecard pada organisasi dan bisnis dapat menciptakan strategi dan
memaksa tim eksekutif untuk berpikir keras tentang hubungan antara tujuan strategis, inisiatif,
dan metrik yang diperlukan untuk membantu keberhasilan (tindakan utama) maupun menentukan
keberhasilan aktual (tindakan yang berkelanjutan).

Balanced scorecard akan fokus pada hal-hal yang perlu dilaporkan kepada manajemen dan tim
eksekutif. Tentu akan ada hal-hal lain yang perlu diukur dan dilaporkan, tetapi fakta sederhana
bahwa manajemen dan tim eksekutif tahu tentang apa yang mereka butuhkan.

Seperti contohnya kebutuhan pembukuan yang efisien yang membutuh penanganan secara
terperinci agar laporan keuangan yang dihasilkan minim kesalahan dan bisa dipertanggung
jawabkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Patricia Quesado1 1Institut Politeknik Cávado and Ave (Portugal) , Beatriz Aibar
Guzmandua, Lucia Lima Rodrigues3 duaUniversitas Santiago de Compostela (Spanyol)
3Universitas Minho (Portugal) (2018)

Advantages and contributions in the balanced scorecard implementation 14(1):


186-201

Malihe Rostami* , Ahmad Goudarzi, Mahdi Madanchi Zaj(2016) Defining Balanced

Scorecard Aspects in Banking Industry Using FAHP Approach Vol. 1, No. 1, pp.
25-38

Hendy Wijaya , Erny Carolina (2020) MEASUREMENT OF THE EFFECTIVENESS

STRATEGY IS/IT TO BUSINESS STRATEGY WITH IT BALANCED


SCORECARD METHOD AT BINUS INTERNATIONAL JOSEPH WIBOWO
CENTER VOL. 6 No. 1 Juni 2020

Demetrius K,Patricia K,.(2005) Journal of Education for Bussiness Appliying the

Blanced Scorecard to Education 222-229

Ng Kim Soon ,,Abd Rahman Ahmad(2016).Balanced Scorecard in Higher Education

InstitutionsFakultas Manajemen Teknologi dan Bisnis Universiti Tun Hussein Onn Malaysia
Batu Pahat, Johor, Malaysia arahman@uthm.edu.my

15

Anda mungkin juga menyukai