Anda di halaman 1dari 5

NAMA: ALIF NUR SAIDAH

KELAS: 3C

PRODI: S1 KEPERAWATAN

A. Pengertian Etika Moral Dan Akhlaq


1. Etika

Etika, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti filsafat tentang kehendak, tentang
baik dan buruk mengajarkan tentang kesusilaan. Sedangkan menurut bahasa Yunani Kuno, etika
berasal dari kata “ethikos”, yang memiliki arti yaitu timbul dari kebiasaan. Jadi etika bisa
diartikan segala sesuatu, dimana memiliki cabang utama filsafat yang mempelajari baik dan
buruk nilai atau kualitas mengenai standar penilaian moral. Atau bisa juga diartikan sebagai
suatu ajaran mengenai ukuran baik dan buruk yang berasal dari akal, karena etika merupakan
bagian dari filsafat. Etika merupakan sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sesama tata nilai
suatu masyarakat tertentu. Etika adalah sebuah tatanan perilaku yang didasarkan atas suatu
sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu. Etika berkaitan dengan ilmu atau filsafat, karena itu
yang menjadi standar baik dan buruk adalah akal manusia (Rahmat Djatnika, 1992:26).

Etika dalam Islam tidak hanya mengajarkan dan menuntun manusia untuk bertingkah laku yang
baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk. Namun, Etika Islam juga menetapkan
bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran baik dan buruknya perbuatan seseorang didasarkan
kepada al-Qur’an serta al-Hadits yang shohih. Etika Islam memiliki sifat universal dan
komprehensif, yang dapat diterima dan dijadikan pedoman oleh seluruh umat manusia. Etika
Islam juga mengatur dan mengarahkan fitrah manusia kejenjang akhlak yang luhur dan mulia
serta memperbaiki perbuatan manusia.

2. Moral

Moral dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti kesusilaan, budi pekerti. Sedangkan
menurut bahasa Latin yaitu “mores” yaitu memiliki arti sebagai istilah penilaian manusia atas
tindakannya. Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya merupakan tradisi yang
berlaku di suatu masyarakat. Atau dapat dikatakan bahwa moral adalah suatu hal yang
berhubungan dengan suatu proses sosialisasi.
Moral pasti dimiliki oleh manusia. Namun, jika seseorang tidak memiliki moral maka ia disebut
amoral. Moral pada zaman sekrang memiliki sifat yang tersirat, karena banyak orang yang
memiliki moral, namun dari sudut pandang yang sempit. Penilaian terhadap
moral bisa diukur melalui kebudayaan masyarakat setempat. Moral adalah produk dari budaya
dan agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan nilai yang
berlaku dan telah terbangun sejak lama.

Moral dapat diibaratkan sebagai nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyaraka. Penilaian
terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Moral merupakan perbuatan atau
tingkah laku atau ucapan manusia dalam berinteraksi dengan manusia lain. Jika yang dilakukan
seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima
serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang
baik, begitu juga sebaliknya.

3. Akhlaq

Akhlaq dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah sikap yang digerakkan oleh jiwa yang
menimbulkan tindakan dan perbuatan dari manusia baik terhadap Tuhan maupun terhadap
sesama manusia. Sedangakan menurut bahasa Arab yaitu “khuluq” artinya budi pekerti, tabiat,
dan watak. Dapat diartikan juga bahwa  akhlaq berarti budi pekerti, perangai atau disebut juga
sikap hidup adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk yang yang ukurannya adalah
wahyu Tuhan. Pengertian Akhlaq menurut tokoh- tokoh penting, yaitu menurut Abdul Hamid
Yusuf akhlaq adalah ilmu yang memberikan keterangan tentang perbuatan yang mulia dan
memberikan cara-cara untuk melakukannya (Mahjuddin, 2004: 9). Menurut Ja’ad Maulana,
akhlaq adalah ilmu yang menyelidiki gerak  jiwa manusia, apa yang dibiasakan mereka dari
perbuatan dan perkatan dan menyingkap hakikat-hakikat baik dan buruk (Zahruddin, 2000: 6).
Sedangkan  akhlaq menurut Ahmad Amin adalah kehendak yang biasa dilakukan. Artinya segala
sesuatu yang kehendak yang terbiasa dilakukan, disebut akhlak (Amin, 1995: 62)

B. Dalil-dalil yang berhubungan dengan akhlak, moral, dan etika


Firman Allah swt:

Dalil Akhlak:

kedudukan akhlak dalam agama ini sangat tinggi sekali. Bahkan Nabi kita Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam ketika ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga,
beliau mengatakan:

ِ ُ‫تَ ْقوى هَّللا ِ َو ُحسْنُ ْال ُخل‬


‫ق‬

“Bertaqwa kepada Allah dan berakhlak dengan akhlak yang baik.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu
Majah)

Juga beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

‫ي َوأَ ْق َربِ ُك ْم ِمنِّي َمجْ لِسًا يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة أَحْ َسنُ ُك ْم أَ ْخاَل قًا‬
َّ َ‫إِ َّن ِم ْن أَ ِحبِّ ُك ْم إِل‬

“Sesungguhnya di antara orang-orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya
pada hari kiamat denganku yaitu orang-orang yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi)

Juga Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

‫ق‬ َ ‫ت أِل ُتَ ِّم َم‬


ِ ‫صالِ َح اأْل َ ْخاَل‬ ُ ‫إِنَّ َما بُ ِع ْث‬

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” (HR. Ahmad, Bukhari)

Juga ada banyak sekali hadits-hadits yang menjelaskan tentang keutamaan akhlak yang baik,
juga tingginya kedudukan akhlak dalam agama ini, serta baiknya buah yang akan didapatkan
oleh orang yang berakhlak dengan akhlak yang baik ketika di dunia dan di akhirat.

Allah Tabaraka wa Ta’ala telah mensifati NabiNya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam Al-
Qur’anul Karim dengan akhlak yang sempurna, akhlak yang agung dan akhlak yang baik. Allah
‘Azza wa Jalla berfirman:

ٍ ُ‫َوإِنَّكَ لَ َعلَ ٰى ُخل‬


﴾٤﴿ ‫ق َع ِظ ٍيم‬

“Dan sesungguhnya engkau berada di atas akhlak yang agung.” (QS. Al-Qalam[68]: 4)
Dan dahulu Nabi kita ‘Alaihish Shalatu was Salam adalah manusia yang paling baik akhlaknya,
paling sempurna adabnya, paling baik pergaulannya, paling indah muamalahnya, semoga
shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada beliau. Beliau adalah contoh bagi seluruh
hamba dalam segala akhlak yang baik, segala adab yang indah dan segala muamalah yang baik.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

﴾٢١﴿ ‫لَّقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرسُو ِل اللَّـ ِه أُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َمن َكانَ يَرْ جُو اللَّـهَ َو ْاليَوْ َم اآْل ِخ َر َو َذ َك َر اللَّـهَ َكثِيرًا‬

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah bagi kalian contoh yang baik bagi orang yang
mengharap pertemuan dengan Allah dan  hari akhir dan mengingat Allah dengan dzikir yang
banyak.” (QS. Al-Ahzab[33]: 21)

Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari
orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat maruf, atau mengadakan
perdamaian diantara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari
keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar. (QS. An-nisa: 114)

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS. Al Anfal:2)

Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh


beberapa derajat ketinggian di sisi Rabbnya dan ampunan serta rezki (nimat) yang mulia. (QS.
Al Anfal:4)

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mumin, diri dan harta mereka
dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka
membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil
dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka
bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang
besar. (QS. At Taubah: 111)
Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak
menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagi kamu, (QS. Yasin: 60)

Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada


mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. (QS.
Sad: 46)

C. Contoh kasus berdasar Konsep akhlak, etika dan moral

Seorang laki-laki usia 65 tahun menderita kanker kolon terminal dengan metastase yang
telah resisten terhadap tindkan kemoterapi dan radiasi dibawa ke IGD karena jatuh dari
kamar mandi dan menyebabkan robekan di kepala. Laki laki tersebut mengalami nyeri
abdomen dan tulang dan kepal yang hebat dimana sudah tidak dapat lgi diatasi dengan
pemberian dosis morphin intravena. Hal itu ditujukan adanya rintihan ketika istirahat dan
nyeri bertambah hebat saat laki lakiitu mengubah posisinya. Melihat penderitaan pasien
yang terlihat kesakitan sembari melakukan tindakan untuk pasien perawat mencoba
menenangkan pasien dan keluara, perawat juga memberi arahan untuk pasien selalu
mengingat Allah dan menyuruh pasien untuk beristighfar setiap saat. Tindakan tersebut
menyimplkan bahwa perawa sudah melakukan konsep akhlak, etika dan moral sebagai
seorang muslim dalam menangani pasien

Anda mungkin juga menyukai