Anda di halaman 1dari 5

1.

 Sebutkan perbedaan dari pajak, retribusi dan sumbangan ?

1. Pajak
Pajak wajib tapi gak ada timbal balik langsung (radarcirebon)
Pajak adalah iuran yang harus kamu bayarkan kepada negara dan ini sifatnya wajib. Bahkan, kamu
bakal dikenakan sanksi bila gak bayar secara teratur.
Berdasarkan situs Pajak.go.id, pengertian pajak adalah kontribusi wajib pada negara yang harus
dibayarkan oleh wajib pajak perorangan maupun pengusaha. Namun, orang maupun pengusaha
tersebut gak bakal dapat kontraprestasi alias timbal balik secara langsung. Uang yang dikumpulkan
bakal digunakan oleh negara buat keperluan masyarakat secara keseluruhan.

Ketentuan umum mengenai pajak diatur oleh Undang Undang Nomor 16 Tahun 2000. Berdasarkan
undang-undang tersebut, wajib pajak mencakup orang maupun badan usaha, termasuk pembayaran
pajak, pemotong, dan pemungut pajak.
Kesimpulannya, pajak bersifat wajib dan ada sanksi hukum, namun gak beri timbal balik secara
langsung.

Pajak sendiri terbagi menjadi dua kategori besar, yaitu Pajak Pusat dan Pajak Daerah.
• Pajak Pusat
Sesuai namanya, Pajak Pusat diatur dan dipungut oleh pemerintah pusat. Sebagian besar pajak
tersebut dikelola pula oleh Direktorat Jenderal Pajak dan Kementerian Keuangan.
Buat pengadministrasian, termasuk pula buat kamu yang mau urus pajak yang berkaitan dengan pajak
pusat, kamu bakal diarahkan ke kantor berikut: KPP atau Kantor Pelayanan Pajak, KP2KP atau
Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak,
dan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak.
Pajak-pajak yang termasuk dalam Pajak Pusat, antara lain:
• PPh atau Pajak Penghasilan.
• PPN atau Pajak Pertambahan Nilai.
• PPnBM atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
• Bea materai, seperti misalnya dokumen surat berharga dan kuitansi pembayaran.
• PBB atau Pajak Bumi dan Bangunan.
• Pajak Daerah

Sementara itu, Pajak Daerah diatur oleh pemerintah daerah yang mencakup pemerintah provinsi dan
kabupaten/ kota. Buat mengurus pajak daerah, kamu biasanya bakal diarahkan ke Kantor Dinas
Pendapatan Daerah ataupun kantor lainnya yang dinaungi oleh pemerintah daerah setempat.
Macam-macam pajak daerah ini mencakup Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/ Kota. Adapun
pembagiannya adalah sebagai berikut:

1. Pajak provinsi, mencakup:


• Pajak Kendaraan Bermotor
• Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
• Pajak BBM (Bahan Bakar Kendaraan Bermotor)
• Pajak Air Permukaan
• Pajak Rokok

2. Pajak kabupaten / kota, mencakup:


• Pajak hotel
• Pajak restoran
• Pajak reklame
• Pajak hiburan
• Pajak parkir
• Pajak air tanah
• Pajak mineral bukan logam atau bebatuan
• Pajak penerangan jalan
• Pajak sarang burung walet
• Pajak bumi dan bangunan (PBB) perdesaan dan perkotaan
• Bea perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan.

Apa sih gunanya bayar pajak kalau gak ada timbal-baliknya secara langsung ke kita?
Sebagaimana udah disinggung sebelumnya, uang yang dikumpulkan dengan adanya pajak ini bakal
digunakan buat kebutuhan masyarakat keseluruhan.
Berikut beberapa manfaatnya:
• Memberikan fasilitas dan pelayanan umum, seperti jalan raya, jembatan, kantor polisi, rumah sakit,
dan sekolah.
• Subsidi buat beberapa kebutuhan paling penting masyarakat, seperti misalnya BBM.
• Belanja pegawai hingga pembiayaan proyek pembangunan oleh pemerintah.
• Bayar utang negara ke luar negeri.
• Redistribusi pendapatan masyarakat yang punya kemampuan ekonomi lebih tinggi ke masyarakat
dengan kemampuan pendapatan lebih rendah.

2. Retribusi
Bayar buat jasa angkut sampah, itu namanya retribusi (line)
Udah jelas dengan pajak, sekarang kita beralih ke retribusi. Kalau kamu sering bayar parkir atau bayar
pemungutan sampah, nah itu dia salah satu contoh retribusi.
Sama halnya dengan pajak, retribusi pun diatur oleh undang-undang yang ada di Indonesia.
Pengaturan tentang retribusi ada di Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009.

Di situ disebutkan mengenai definisi retribusi. Pungutan retribusi adalah pungutan atas jasa maupun
izin yang diberikan pemerintah daerah buat kepentingan pribadi ataupun badan. Yang mengelola
adalah Dispenda atau Dinas Pendapatan Daerah. Jadi, kamu bakal dapat timbal balik secara langsung
atas kewajiban kamu tersebut.
Misal, kamu bayar parkir ya kamu dapat lahan parkir buat kendaraan kamu. Atau, kamu bayar
pemungutan sampah maka sampah di depan rumah kamu bakal diangkut.
Retribusi sendiri mencakup retribusi jasa umum, jasa usaha, dan perizinan. Contoh retribusi jasa
umum adalah retribusi buat pelayanan kesehatan hingga pelayanan pendidikan.

Sementara itu, retribusi jasa usaha biasanya dipungut buat kepentingan seperti parkir dan tempat-
tempat perdagangan. Kemudian, retribusi perizinan menyangkut kepentingan perizinan, seperti
pendirian bangunan dan lain-lain.

3. Sumbangan
Sumbangan gak wajib tapi bermanfaat banget buat yang butuh (tribunnews)
Perbedaan pajak, retribusi, dan sumbangan adalah sumbangan sifatnya gak wajib, beda dengan pajak
dan retribusi.

Yang menerima sumbangan bisa aja pemerintah. Selain pemerintah, sumbangan biasanya diminta
oleh yayasan dan lembaga kemanusiaan serta lainnya. Namun, sifatnya gak memaksa.
Misalnya, Komite Sekolah melakukan penggalangan dana buat peningkatan mutu layanan pendidikan
di sekolah tersebut. Nah, penggalangan dana tersebut diselenggarakan melalui cara sumbangan, bukan
pungutan.

Karena sifatnya yang sukarela, sumbangan pun biasanya gak ada timbal-balik. Namun, dalam
beberapa situasi, penerima sumbangan bisa aja tahu siapa pemberi sumbangan tersebut.

Kesimpulannya, perbedaan pajak, retribusi, dan sumbangan terletak pada manfaat, fungsi, serta dasar
hukumnya.
Pajak sangat wajib kamu bayarkan dan ada sanksi hukum. Namun, gak ada timbal balik secara
langsung. Retribusi pun wajib kamu bayarkan serta ada sanksi hukum, namun punya timbal balik
langsung ke kamu.
Sementara itu, sumbangan sifatnya sukarela. Kamu bisa bayar ataupun gak, dan gak ada sanksi hukum
bila gak menyetor sumbangan. Meski demikian, berkontribusi beri sumbangan bakal bawa dampak
baik pada orang yang membutuhkannya.
Jadi, sekarang, kamu udah tahu kan pos-pos pengeluaran yang harus kamu siapkan secara rutin?
Pajak, retribusi, dan sumbangan bisa kamu masukkan dalam pos pengeluaran bulanan kamu.

2.Sebutkan penggolongan tarif pajak yang anda ketahui serta jelaskan secara singkat mengenai
perbedaannya !
Pengertian Tarif Pajak
Tarif pajak merupakan dasar pengenaan pajak atas objek pajak yang menjadi tanggung jawab wajib
pajak.

Biasanya tarif pajak berupa persentase yang sudah ditentukan oleh pemerintah.

Ada berbagai jenis tarif pajak dan setiap jenis pajak pun memiliki nilai tarif pajak yang berbeda-beda.

Dasar pengenaan pajak merupakan nilai dalam bentuk uang yang dijadikan dasar untuk menghitung
pajak terutang.

Secara struktural, tarif pajak dibagi menjadi 4 jenis, antara lain:

Tarif Progresif (a progressive tax rate).


Tarif Degresif (a degressive tax rate).
Tarif Proporsional (a proportional tax rate).
Tarif Tetap/regresif (a fixed tax rate).
Tarif Progresif
Tarif pajak progresif merupakan tarif pungutan pajak yang mana persentase akan naik sebanding
dengan dasar pengenaan pajaknya.

Di Indonesia itu sendiri, tarif pajak progresif ini diterapkan untuk pajak penghasilan (PPh) wajib pajak
orang pribadi, seperti:

Lapisan penghasilan kena pajak (PKP) sampai Rp50 juta, tarif pajaknya 5%.
Lapisan PKP lebih dari Rp50 – Rp250 juta, tarif pajaknya 15%.
Lapisan PKP lebih dari Rp250 -Rp500 juta, tarif pajakya 25%.
Lapisan PKP di atas Rp500 juta, tarif pajaknya 30%.
Tarif Degresif
Tarif degresif ini kebalikan dari tarif progresif. Artinya, tarif pajak ini merupakan tarif pajak yang
persentasenya akan lebih kecil dari jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak tinggi. Atau,
persentase tarif pajak akan semakin rendah ketika dasar pengenaan pajaknya semakin meningkat.

Jadi, jika persentasenya semakin kecil, jumlah pajak terutang tidak ikut mengecil. Melainkan bisa jadi
lebih besar karena jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya semakin besar.

Tarif Proporsional
Tarif proporsional merupakan tarif yang persentasenya tetap meski terjadi perubahan terhadap dasar
pengenaan pajak. Jadi, seberapa pun jumlah objek pajak, persentasenya akan tetap.

Contohnya adalah Pajak Pertambahan Nilai (10%) dan PBB (0,5%) dari berapa pun objek pajaknya.

Tarif Tetap/Regresif
Tarif tetap atau tarif pajak regresif adalah tarif pajak yang nominalnya tetap tanpa memerhatikan
jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya.
Tarif tetap juga dapat diartikan sebagai tarif pajak yang akan selalu tetap sesuai dengan peraturan
yang telah diberlakukan, seperti Bea Meterai dengan nilai atau nominal sebesar Rp3.000 dan Rp6.000.

Pada dasarnya tarif pajak dipungut berdasarkan atau sesuai dengan pengelompokan jenis-jenis pajak.

Nah, mari simak ulasan pengelompokan pajak di bawah ini.

Pengelompokan Pajak
Berdasarkan golongannya pajak terbagi menjadi 2, yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung.

Pajak langsung merupakan pajak yang bebannya ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak bisa
dilimpahkan kepada orang lain (contoh: Pajak Penghasilan (PPh)). Sedangkan pajak tidak langsung
merupakan pajak yang bebannya bisa dialihkan oleh pihak lain (contoh: Pajak Pertambahan Nilai).

Berdasarkan sifatnya, pajak terbagi menjadi 2 sifat, yakni pajak subjektif dan pajak objektif.

Pajak subjektif adalah pajak yang melihat dan memerhatikan keadaan wajib pajak. Jadi, pajaknya
berpangkal pada subjeknya (contoh: Pajak Penghasilan (PPh)). Sedangkan pajak objektif memiliki arti
sebaliknya (contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM)).

Selanjutnya, berdasarkan lembaga pemungutannya. Lembaga pemungutan pajak terbagi menjadi 2,


yaitu pusat dan daerah.

Pajak pusat merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan pajaknya digunakan untuk
biaya pengeluaran atau biaya rumah tangga negara (contoh: PPh, PPN, Bea Meterai, dan PPnBM).

Sedangkan pajak daerah dipungut oleh pemerintah daerah untuk biaya rumah tangga daerah.

Pajak daerah sendiri terdiri dari Pajak Provinsi (contoh: Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor) dan Pajak Kabupaten/Kota (contoh: Pajak Restoran, Pajak Hotel,
dan Pajak Hiburan).

3 .Reformasi perpajakan saat ini sering dilakukan pemerintah diantaranya membuat sistem
administrasi perpajakan modern ? apakah reformasi perpajakan yang dilakukan pemerintah
efektif dalam meningkatkan penerimaan pajak di Indonesia ! jelaskan secara ringkas beserta
contohnya!
Diera globalisasi ini sistem saat ini cukup efektif dan Menyadari bahwa keberhasilan reformasi
perpajakan ini menjadi tanggung jawab bersama, maka engagement dan komunikasi terhadap internal
dan eksternal stakeholders menjadi sangat mandatory. Keterlibatan seluruh pihak sangat dibutuhkan
dalam menyukseskan program reformasi pajak ini. Change Management harus mampu berperan untuk
menjamin tersampaikannya deliverables kepada targeted stakeholders. Hal ini sangat krusial karena
berdasarkan best practice, hanya 30% dari program reformasi berskala besar yang menggiring kepada
intended outcome. Sehingga Change Management Plan harus didesain sedemikian rupa menjadi
terstruktur, terukur dan implementable.

Keterbatasan resources menjadi hal yang tidak dapat dihindari yang menggiring untuk memetakan
stakeholders yang ada berdasarkan interest dan power of influence-nya terhadap program reformasi
perpajakan. Mapping ini akan menggiring kepada stakeholders prioritas yang harus di-engage now,
yang mana stakeholders yang nanti saja, atau yang mana yang massive informing.
Sebagai penutup, yang pasti, kantor pajak sangat menyadari bahwa keberhasilan reformasi perpajakan
tergantung kepada seberapa optimal dukungan pihak lain, masyarakat dan stakeholders lainnya.
Sehingga sangat beralasan bahwa dukungan bersama terhadap program reformasi perpajakan yang
sekarang sedang dalam proses ini sangat diharapkan. Mengapa demikian? Reformasi perpajakan ini
pada dasarnya ditujuan juga untuk kepentingan pembangunan bangsa dan upaya yang dilakukan untuk
optimalisasi penerimaan negara dari sektor pajak
Dan sebagai contoh yaitu dengan adanya pembayaran pajak secara via online hanya dalam
genggaman

Anda mungkin juga menyukai