Anda di halaman 1dari 18

NO.

A. Pemasaran massal

Pemasaran massal adalah upaya yang dilakukan perusahaan saat hanya memproduksi satu jenis
produk (barang / jasa), sehingga semua konsumen diperlakukan sama untuk mendapatkan produk
tersebut. Maksud pernyataan bahwa konsumen diperlakukan sama adalah bahwa hanya ada satu
produk untuk semua orang. Contoh riil yang dikemukakan Kotler ini adalah pada saat perusahaan
mobil Ford dari Amerika Serikat memproduksi Ford Model T, saat COCA COLA menjual
minumannya secara massal dengan botol ukuran 185 ml, dan lain-lain.

Bagaimana dengan pemasaran massal di Indonesia? Nah, kegiatan pemasaran disebut sebagai
pemasaran massal pada saat kaum ibu membeli produk vetsin AJINOMOTO, kita membeli teh botol
SOSRO (saat SOSRO belum memiliki ESTEE, TEBS dan FRUIT TEA), kita membeli pasta gigi
PEPSODENT (saat PEPSODENT waktu itu hanya ada yang kotaknya warna merah putih saja), dan
lain-lain. Fokus yang kita lihat adalah perusahaan hanya memproduksi satu jenis produk untuk semua
konsumen tanpa dikelompok-kelompokkan dalam karakteristik tertentu.

Dalam contoh kasus mancanegara tentang Segmentasi, PEPSI COLA disebut-sebut sebagai rival
COKE yang sukses perlahan merebut pasar dalam minuman karbonasi di Amerika. Padahal kalau kita
tahu sejarahnya, PEPSI adalah perusahaan yang telah dinyatakan dua kali bangkrut dalam
persaingannya bersama COCA COLA, namun sejak tahun 1980 an PEPSI menjadi sangat
diperhitungkan oleh COKE saat mereka berhadapan dalam COLA WARS.

PEPSI & COKE adalah dua besar penguasa pasar minuman jenis ini dan penguasaan pasarnya hampir
seimbang. PEPSI disebut-sebut oleh banyak kalangan sebagai pemain yang lebih pintar karena secara
terang-terangan menyebutkan bahwa minumannya diperuntukkan bagi anak-anak muda, THE PEPSI
GENERATION. Segmentasi PEPSI adalah produk untuk anak-anak muda ini. Apakah berarti orang
yang lebih tua tidak boleh minum?

Bukan, tetapi yang diharapkan PEPSI adalah sebagian besar konsumen produknya adalah anak-anak
muda sebagai konsumen utama (primary customer), sedangkan konsumen lainnya (secondary
customer) bisa para penikmat PEPSI dari berbagai usia dan kalangan. PEPSI disebut memiliki
segmentasi yang tajam karena fokusnya ini, dan otomatis langkah ini berguna untuk melakukan
‘blocking’ atas semua upaya COKE untuk menambah konsumen baru dari golongan muda.
Semua atribut promosi PEPSI yang digunakannya disesuaikan dengan apa yang disukai oleh orang
muda. Mulai dari bintang-bintang iklan yang adalah penyanyi, bintang film, olahragawan dan figur
publik lain yang populer. Puncak perseteruan COKE vs PEPSI ini adalah pada saat PEPSI menggaet
Britney Spears dan COKE melakukan serangan balik dengan Crystina Aguilera. Di Asia, PEPSI
berusaha tampil dengan menggandeng F4 (Group musik asal Taiwan yang terkenal karena film
‘Meteor Garden’ dan lagu-lagunya) yang sempat menjadi tren di kalangan anak muda khususnya
golongan cewek.

B.Segmentasi demografi

Segmentasi demografi ialah pengelompokan konsumen berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, pendapatan, dan agama.

Beberapa alasan mengapa demografi sering digunakan dalam segmentasi pasar:

Segmentasi demografi terdiri dari beberapa variabel seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, dll,
sehingga dapat diketahui kebutuhan dan keinginan konsumen yang berbeda-beda pada tiap variabel
tersebut.

Demografi memberikan suatu pemahaman/wawasan tentang tren yang sedang terjadi.

Meski tidak dapat digunakan untuk meramalkan perilaku konsumen, demografi dapat digunakan
untuk melihat perubahan permintaan aneka produk.

Informasi demografi paling mudah dijangkau dan paling murah untuk mengidentifikasi target market.
Sangat banyak informasi atau data yang sudah tersedia dari berbagai sumber, yang kebanyakan
berasal dari internet.

Usia

Manusia seiring dengan pertambahan usia, bertambah dan berbeda pula keinginan dan kebutuhan
serta karakteristiknya. Produk-produk dengan mengacu pendekatan usia lebih berhati-hati dan detail,
yang disesuaikan dengan karakteristik setiap tingkatan usia, seperti kandungan pada pasta gigi anak
berbeda dari dewasa karena menyesuaikan struktur gigi anak.

Contoh: Pasta gigi untuk dewasa dan anak-anak.


(Lebih spesifik) PC Gamesdengan batasan usia yang berbeda-beda. Semakin tinggi usia maka konten
games semakin menantang dan mengandung unsur dewasa yang tidak dianjurkan untuk anak kecil.
Sangat penting untuk menentukan batasan usia karena disesuaikan dengan karakteristik setiap usia.

Jenis Kelamin

Umumnya produk-produk yang menggunakan segemen ini berhubungan dengan gaya hidup, seperti
pakaian, sepatu, kendaraan, dan sebagainya.

Contoh: Sepatu pria dan wanita

Pendidikan

Pada masing-masing tingkatan pendidikan, kebutuhan dan penggunaan barang oleh konsumen
berbeda-beda. Benda produk yang digunakan berfungsi sebagai penunjang bagi pendidikan mereka.

Contoh: Mahasiswa lebih membutuhkan laptop dibandingkan dengan anak SD, karena jika diukur dari
intensitas pendidikannya, mahasiswa memiliki tugas yang lebih banyak dan rumit sehingga
dibutuhkan laptop sebagai media penunjang.

Jenis Pekerjaan

Bermacam-macam jenis pekerjaan, bermacam-macam pula kebutuhan dan penggunaan barang pada
masing-masing jenis pekerjaan tersebut. Benda produk yang digunakan berfungsi sebagai penunjang
bagi pekerjaan mereka.

Contoh: Nokia E7 merupakan smartphone bisnis yang dilengkapi aplikasi seperti Quickoffice, Adobe
PDF, Microsoft Communicator Mobile, Microsoft Sharepoint, IBM Lotus, dan sebagainya. Target
market ponsel ini ialah bussinessman atau orang yang berkecimpung dalam dunia bisnis yang
membutuhkan kecepatan, keringkasan, dan kemudahan agar tidak menghambat bisnis mereka.

Pendapatan

Pendekatan ini sangat erat hubungannya dengan jenis pekerjaan, penting dan dibutuhkan oleh
marketer untuk mengetahui target market sesuai dengan harga pada produk yang akan dipasarkan.

Contoh : Walaupun sama-sama mobil keluarga dan bernaung dalam satu nama, Toyota, harga antara
mobil Avanza dan Alphard cukup jauh. Kisaran harga mobil Avanza antara 150-180 juta, sedangkan
Alphard 600 juta sampai milyaran. Tentu market yang dikejar Avanza ialah keluarga menengah
sedang, dimana konsumen lebih mementingkan harga dan fungsi utama (cukup untuk dikendarai)
daripada kenyamanan dan prestige. Berlawanan dengan market yang dikejar Alphard ialah keluarga
menengah ke atas, dimana konsumen mengutamakan prestige serta kenyamanan dan
mengesampingkan harga.
Agama

Segmentasi berdasarkan agama tentu tidak dapat dilakukan pada setiap jenis produk. Segmentasi ini
umumnya sangat sensitif dan memerlukan keseriusan dalam menjalin hubungan dengan konsumen
dan hanya dapat diterapkan pada komoditi tertentu yang pasarnya amat sensitif terhadap simbol-
simbol agama.

Contoh: Di Indonesia didirikan bank syariah, seperti Bank Muammalat, Bank Mandiri Syariah, dll,
yang bertujuan menciptakan sistem perekonomian berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk
diterapkan dalam bisnis dan transaksi. Awal mula didirikannya bank-bank syariah ialah salah satunya
disebabkan oleh isu tentang haramnya bunga. Oleh karena itu bank syariah memusatkan pasarnya
untuk masyarakat yang memahami dan menerapkan aturan Islam dalam kehidupannya, dengan
slogan-slogan yang berkaitan dengan agama.

Positioning

Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat
tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami
dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya. Bagi
perusahaan tindakan untuk meneliti atau mengindentifikasi posisi pesaing dan memutuskan untuk
mengambil posisi setaraf dengan posisi pesaing atau mencari kesempatan dalam pasar. Jika posisi
perusahaan itu sendiri dekat dengan pesaing lainnya, perusahaan itu harus menyeleksi dan kemudian
mencari perbedaan lebih lanjut melalui perbedaan-perbedaan tersendiri.

Menurut Kotler (1997: 262): “Positioning is the act of designing the company’s offer so that it
occupies a distinct and value placed in the target customer mind”.

Maknanya, mencari ‘posisi’ di dalam pasar, langkah ini dilakukan setelah menentukan strategi
segmentasi yang dipakai. Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah
dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen didalam suatu
segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu, mengerti dan
menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya

Sedangkan menurut Cravens (1991:255),keputusan pemilihan target pasar merupakan titik vokal dari
strategi pemasaran itu sendiri dan menjadi dasar dalam menentukan tujuan dan pengembangan
strategi positioning.
Oleh karena itu, strategi positioning merupakan faktor utama dalam meningkatkan kekuatan posisi
pasar perusahaan di suatu pasar tertentu dibanding pesaing-pesaingnya. Dari definisi diatas
terkandung pengertian bahwa positioning berorientasi pada pikiran atau persepsi konsumen. Jadi
positioning adalah usaha untuk

menemukan suatu celah di benak konsumen agar konsumen mempunyai image yang khusus terhadap
produk atau merk produk atau bahkan terhadap perusahaan.

Peran Positioning Dalam Strategi Pemasaran

Menurut Craven (1991:270)bahwa positioning memegang peran yang sangat besar dalam strategi
pemasaran, setelah melakukan analisis pasar dan analisis pesaing dalam suatu analisis internal
perusahaan(total situation analysis).

Alasannya dunia sekarang ini dilanda over komunikasi, terjadi ledakan barang,media, maupun iklan.
Akibatnya pikiran para prospek menjadi ajang pertempuran.

Oleh karena itu, agar dapat berhasil dalam suatu masyarakat yang over komunikasi, perusahaan apa
pun sebaiknya mampu menciptakan suatu posisi yang mempertimbangkan tidak hanya kekuatan dan
kelemahan perusahaan sendiri, tetapi juga kekuatan dan kelemahan pesaingnya dalam pikiran
prospeknya. Itulah sebabnya, ancangan dasar ‘positioning’tidak lagi sekadar menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda dengan yang

lain, tetapi memanfaatkan dengan cerdik apa yang ada di dalam pikiran dan mengkaitkan hubungan-
hubungan yang telah ada, hal ini karena pikiran manusia juga memiliki tempat bagi setiap keping
informasi yang telah dipilih untuk disimpan.

Sementara itu, pikiran konsumen sering dianologikan sebagai benteng terakhir pertahanan melawan
riuhnya komunlkasi, sebagai tempat menyaring, menerima atau menolak informasi yang
ditawarkannya. Apabila ternyata pikiran konsumen telah terbentuk, biasanya produsen lain
mengalami kesulitan untuk merubahnya, apalagi pesaingnya tidak tinggal diam melakukan reposisi.
Konkritnya, satu hal pokok yang perlu dilakukan dalam usaha ‘memaku mati’pesan di dalam pikiran
seseorang adalah sama sekali bukan yang berhubungan dengan pesannya, tapi justru pikiran itu
sendiri. Pikiran yang bersih adalah pikiran yang belum dipoles oleh merk lain. Sehingga peranan
positioning merupakan sistem yang terorganisir dalam upaya menemukan suatu hal yang tepat, pada
waktu yang tepat di dalam pikiran seseorang.
Product Positioning

Dalam proses positioning selalu dimulai product positioning. Pendapat ini dikemukakan oleh Regis
Mc Kenna (1985: 37), yang juga mengemukakan definisi product positioning

sebagai berikut:

“The positioning process should begin with the product themselves. To gain a strong product
positioning, a company must differentiate its product from all other products on the market. The goal
is to give theproduct a unique position in the market place.”

Dari definisi diatas mengandung pengertian bahwa proses positioning harus dimulai dengan produk
itu sendiri. Untuk mencapai product positioning yang kuat suatu perusahaan perlu melakukan
diferensiasi dalam banyak faktor yaitu: teknologi, harga, kualitas, saluran distribusi atau sasaran
konsumennya.

Rumusan positioning yang dikemukakan Kenna(1985:37) menjelaskan perusahaan sewaktu akan


melakukan product positioning perlu mempertimbangkan 4 (empat) hal kunci utama, disebut sebagai
The Golden Rules of Product. adapun uraiannya sebagai berikut:

1. Perusahaan perlu mengkutitrend dan dinamika pasar, seperti trend teknologi, persaingan, sosial, dan
ekonomi.

2. Perusahaan harus memfokuskan pada posisi teknologi dan kualitas.

3. Perusahaan harus mentargetkan produknya pada segmen pasar tertentu misalnya pada segmen
masyarakat atas, menengah atau bawah. Karena lebih baik menjadi ikan besar dalam kolam kecil
daripada menjadi ikan kecil di kolam besar (it's better to big fish in a little pond,).

4. Perusahaan harus mau bereksperimen dengan tipe produk baru, kemudian memperhatikan reaksi
pasar. Jika pemakai menyarankan perubahan maka perusahaan harus menyesuaikan strateginya.

Product Positioning Strategy

Product positioning sangat berhubungan dengan segmentasi pasar karena penempatan produk tersebut
ditujukan melayani target market tertentu. Oleh karena itu, pengertian strategi product positioning
sebagai suatu strategi yang digunakan untuk menanamkan suatu citra produk di benak konsumen
sehingga produk tersebut terlihat menonjol dibandingkan dengan produk pesaing. Fokus utamanya
adalah bagaimana caranya sehingga konsumen mempunyai persepsi yang sama dengan yang
diharapkan produsen tentang produk yang ditawarkan. Kembali Kotler (1997:265)menjelaskan
beberapa cara
product positioning yang dapat dilakukan pemasar dalam memasarkan produk kepada

konsumen yang dituju, antara lain:

1. Penentuan posisi menurut atribut

Ini terjadi bila suatu perusahaan memposisikan dengan menonjolkan atribut produk yang lebih unggul
dibanding pesaingnya, seperti ukuran, lama keberadaannya, dan seterusnya. Misalnya Disneyland
dapat mengiklankan din sebagai taman hiburan terbesar di dunia.

2. Penentuan posisi menurut manfaat

Dalam pengertian ini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu. Misalnya
Knotts Berry Farm memposisikan diri sebagai taman hiburan untuk orang-orang yang mencari
pengalaman fantasi, seperti hidup di jamankeemasan koboi Old West.

3. Penentuan posisi menurut penggunaan atau penerapan Seperangkat nilai-nilai penggunaan atau
penerapan inilah yang digunakan sebagai unsur yang ditonjolkan dibandingkan pesaingnya, misal:
Japanese Deer Park memposisikan diri untuk wisatawan yang hanya ingin memperoleh hiburan
singkat.

4. Penentuan posisi menurut pemakai

Ini berarti memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai. Dengan
kata lain pasar sasaran lebih ditujukan pada sebuah atau lebih komunitas, baik dalam arti sempit
maupun dalam arti luas. Misalnya Magic Mountain dapat mengiklankan diri sebagai taman hiburan
untuk ‘pencari tantangan’.

5. Penentuan posisi menurut pesaing

Disini produk secara keseluruhan menonjolkan nama mereknya secara utuh dan diposisiskan lebih
baik daripada pesaing. Misalnya: Lion Country Safari dapat beriklan memilk lebih banyak macam
binatang jika dibandingkan dengan Japanese Deer Park.
6.Penentuan posisi menurut kategori produk

Disini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk. Misalnya:

Marineland of the Pacific dapat memposisikan diri bukan sebagai ‘taman rekreasi’ tapi sebagai
‘lembaga pendidikan’.

7. Penentuan posisi harga atau kualitas

Disini produk diposisikan sebagai menawarkan nilai terbaik. Misalnya Busch Gardens

dapat memposisikan din sebagai nilai terbaik untuk harga (dibandingkan penentuan posisi seperti
kualitas tinggi/harga tinggi atau harga termurah.

NO. 2

a. - Line Extension / Perluasan Lini Produk

Strategi pengembangan merek ini menggunakan nama merek yang sudah dikenal oleh konsumen
untuk memperkenalkan tambahan variasi seperti rasa baru, warna, ukuran kemasan, dsb pada suatu
kategori produk dengan menggunakan nama merek yang sama.

Contoh:

Merek laptop Fujitsu meluncurkan koleksi Lifebook Series terbaru dengan varian lini produk antara
lain S2110, C1320, dan P1510

- Brand Extension / Perluasan Merek

Strategi pengembangan merek ini menggunakan nama merek yang sudah dikenal oleh konsumen
untuk meluncurkan produk baru atau produk modifikasi pada kategori produk yang baru.

Contoh:

Merek sabun mandi Lifebouy yang memperluas mereknya pada kategori produk shampo

- Multibrand / Banyak Merek

Strategi pengembangan merek ini meluncurkan banyak merek pada satu macam kategori produk yang
sama.

Contoh:
PT Unilever Indonesia Tbk memiliki tiga macam merek untuk kategori produk sabun mandi yaitu
Lux, Lifebouy, dan Dove.

- New Brand / Merek Baru

Strategi pengembangan merek ini menggunakan merek yang benar – benar baru untuk peluncuran
produk baru perusahaan.

Contoh:

PT Coca – Cola Indonesia Tbk meluncurkan merek Freshtea untuk produk baru minuman produk
perusahaan yaitu teh dalam kemasan botol dengan aroma bunga melati.

b. Peran Positioning Dalam Strategi Pemasaran. 

Menurut Lamb, Hair, McDaniel (2003: 205), repositioning adalah merubah persepsi konsumen relasi
brand menjadi kompetisi brand. Terkadang perusahaan melakukan repositioning untuk menyangga
pertumbuhan permintaan pada saat pasar sedang melemah atau untuk mengoreksi kesalahan
positioning. Perubahan demografi, menurunnya penjualan atau perubahan pada lingkungan sosial
seringkali memotivasi perusahaan untuk mereposisi penetapan brand. Sasaran utama dari strategi
reposisi suatu produk adalah membentuk citra merek tertentu di benak konsumen. Dari pernyataan ini
dapat dikatakan bahwa image dan repositioning mempunyai hubungan yang erat dalam mengambil
keputusan pembelian, konsumen dipengaruhi oleh citra badan usaha yang bersangkutan sedangkan
posisi produk yang ada di benak konsumen dapat membentuk suatu citra yang khusus di benak
konsumen. Memposisikan produk tidak hanya sekedar konsumen mengetahui keberadaan produk tapi
juga dapat memberikan kepuasan yang berarti bagi konsumen.

Reposisi suatu produk (repositioning) yang dilakukan oleh badan usaha terhadap produknya bertujuan
untuk menempatkan suatu posisi yang unik di benak konsumen, sehingga konsumen diharapkan akan
memiliki suatu kesan tertentu terhadap merek tertentu. Kesan ini adalah brand image. Demikian pula
sebaliknya, brand image yang tercipta pada suatu merek dibentuk, dan dipengaruhi usaha-usaha
repositioning yang dilakukan oleh badan usaha. Hasil yang didapat dari kesuksesan strategi reposisi
suatu produk (repositioning strategy) adalah berupa suatu citra merek yang berbeda dan tertanam di
dalam benak konsumen dan dipercaya oleh konsumen di dalam melakukan aktivitas pemilihan
produk. Keberhasilan strategi reposisi suatu produk (repositioning strategy) yang dijalankan badan
usaha terhadap produknya adalah dengan terbentuknya brand image yang unik dan tertanam kuat di
benak konsumen, tentu akan berpengaruh dalam aktivitas pemilihan produk. Secara psikologis
konsumen akan cenderung untuk mengadopsi suatu jenis produk yang mempunyai citra merek yang
kuat, dan unik karena menawarkan sesuatu yang lain dengan yang ditawarkan pesaing.

Reposisi suatu produk (repositioning) yang ada di dalam benak konsumen dapat membentuk image di
benak konsumen, sehingga dalam melakukan aktifitas pemilihan produk, konsumen dipengaruhi oleh
image dari merek yang tertanam di benak konsumen seperti tersebut di atas.
Badan usaha melakukan repositioning terhadap produknya dengan positioning tersebut dapat
menciptakan suatu image, dengan repositioning yang tepat dan sesuai dengan manfaat dari atribut
yang diberikan oleh produk dan jasa yang ditawarkan maka antara harapan dan keinginan konsumen
dapat dipenuhi, sehingga konsumen akan mengingat merek dari produk tersebut. Badan usaha
berusaha membentuk image yang positif tentang produknya pada benak konsumennya. Merek akan
sangat berperan penting agar konsumen dapat mengingat produk badan usaha dengan produk badan
usaha yang lain untuk itu dengan menanamkan image yang positif pada benak konsumen, konsumen
akan lebih mudah untuk tertarik membeli produk badan usaha itu.

Dengan adanya repositioning yang baik, maka badan usaha mempunyai posisi persaingan yang
menarik dan akan didukung oleh asosiasi yang kuat pula. Pada situasi persaingan yang semakin ketat
perbedaan image suatu produk bisa menjadi lebih kompleks dan pasar menjadi lebih ramai sehingga
konsumen menjadi lebih mempercayai citra merek suatu produk dan pada atribut aktual suatu produk
dalam keputusan pembeliannya. Asosiasi yang berbeda dapat menjadi kunci persaingan yang
menguntungkan, karena jika suatu merek mempunyai posisi yang lebih baik, maka konsumen
cenderung memilihnya dalam keputusan pembeliannya, sehingga menjadi rintangan berat bagi
pesaingnya.

Alasan perlunya Repositioning

Menurut Kertajaya (2004:96–105), Ada beberapa alasan mengapa perusahaan perlu melakukan
repositioning :

1. Reaksi atas posisi baru pesaing

Rasanya pasti tidak enak jika merek Anda terus diserang oleh pesaing. Kalau anda tetap berdiam diri
terhadap pergerakan pesaing, anda mungkin akan dikesankan tidak mampu atau kalah bersaing.
Repositioning dilakukan saat positioning Anda menjadi tidak unik dan tidak menunjukkan “ kenapa “
harus memilih merek anda dibanding pesaing.

2. Menggapai pasar baru

Sebuah merek seringkali telah memiliki pasar yang bagus, tetapi pasar yang bagus tersebut justru
sering memancing masuknya pesaing – pesaing baru yang ramai – ramai menyerang pemain yang
sudah ada. Atau bisa saja sebuah merek merasa pasar yang selama ini dilayani sudah sulit
berkembang, untuk itu perlu dipikirkan untuk menyasar segmen baru. Jika ingin menyasar segmen
baru, apakah selalu harus menggunakan repositioning? Pertimbangannya sederhana, setiap segmen
tentu memiliki karakteristik yang berbeda, jika Anda tetap menggunakan positioning lama untuk
menyasar segmen baru, apakah cocok? Dapat dikatakan tidak. Untuk itu, jika berniat masuk ke pasar
baru, lakukanlah repositioning.

3. Menangkap tren baru

Pasar tidak ada yang statis, selalu ada trend – trend baru yang muncul. Perkembangan ini tentu
merubah preferensi dan perilaku konsumen. Hal ini tentu saja sering memaksa kita memikirkan
kembali positioning merek kita saat ini. Analisa dengan baik apakah tren tersebut bertahan lama dan
yang paling penting adalah apakah trend tersebut akan merubah perilaku konsumen terhadap
keputusan pembeliannya. Jika ya, maka anda harus melakukan repositioning.
2. Mengubah value offering
Repositioning bisa dilakukan bila sebuah merek mencoba menawarkan value yang berbeda. Value
disini menunjukkan perbandingan antara apa yang didapatkan konsumen (total get) dengan apa yang
diberikan (“total give”). Dengan perubahan value yang ditawarkan ke konsumen, tentu sebuah merek
mau tidak mau harus melakukan repositioning, karena yang ditawarkan sudah berbeda. Kalau masih
tetap mempertahankan positioning yang lama, maka tidak menunjang perubahan value yang
ditawarkan ke konsumen.

c. Cost Reduction atau yang biasa disebut dengan pengurangan biaya

merupakan strategi utama yang dilaksanakan sebagai alternatif penurunan anggaran perusahaan.
Setiap perusahaan memiliki patokan anggaran keuangan yang berbeda.

Pembentukan anggaran dalam perusahaan ini memiliki maksud dan tujuan tertentu.
Tidak hanya untuk memberikan kemudahan bagi perusahaan namun juga bisa memberikan
pemahaman yang memudahkan bagi kalangan investor di sebuah perusahaan. Inilah fungsi dari
keberadaan anggaran yang berhubungan langsung dengan Cost Reduction atau pengurangan biaya di
perusahaan.

Informasi lengkap mengenai Cost Reduction atau pengurangan biaya perusahaan ini dapat anda
temukan dalam bahasan berikut ini yaitu :

Fungsi Penganggaran Biaya Perusahaan

Perusahaan menjadi ladang bisnis yang dijalankan oleh masyarakat secara umum di era globalisasi
seperti saat ini. Keberadaan perusahaan disana – sini melambangkan pergeseran perekonomian yang
dijalankan di Indonesia.

Menjamurnya perusahaan ini tidak langsung berdiri secara tiba – tiba melainkan membutuhkan upaya
awal yang benar, salah satunya dengan melakukan penyusunan anggaran biaya perusahaan.

Lalu, kenapa harus melakukan perhitungan anggaran perusahaan?

Alasan ini dapat anda temukan melalui bahasan fungsi anggaran perusahaan berikut ini yaitu :

1. Anggaran perusahaan merupakan hasil akhir yang disusun untuk pelaporan rencana kerja yang akan
dilaksanakan selama masa produksi perusahaan

2. Anggaran perusahaan merupakan cetakan biru aktivitas yang akan dilaksanakan oleh perusahaan di
masa yang akan datang sehingga dapat dijadikan referensi atau ramalan keuntungan yang akan
didapatkan oleh perusahaan

3. Anggaran perusahaan ini berfungsi untuk alat komunikasi intern di perusahaan yang
menghubungkan berbagai unit perusahaan dengan manajer bawahan dan atasan perusahaan
4. Anggaran perusahaan yang ada ini difungsikan sebagai alat kendali untuk memungkinkan
manajamen menunjukkan bidang yang kuat serta lemah di sebuah perusahaan

5. Anggaran perusahaan yang ada ini difungsikan untuk mempengaruhi serta memberikan motivasi
manajer karyawan sehinggaa senantiasa karyawan melakukan tindakan yang efektif serta efisien
untuk tujuan organisasi yang jelas

Dengan fungsi inilah maka peranan anggaran perusahaan sangat penting bagi keuangan di perusahaan.
Namun, ada kalanya anggaran keuangan di perusahaan membutuhkan strategi pengurangan biaya
didalamnya.

Hal ini dilakukan sebagai langkah utama untuk menyeimbangkan pengeluaran perusahaan dengan
modal kerja yang ada. Disamping itu, pengurangan biaya anggaran perusahaan atau yang biasa
disebut dengan Cost Reduction ialah teknik yang dilakukan untuk penyeimbangan biaya yang ada di
perusahaan.

Penerapan strategi Cost Reduction atau pengurangan biaya ini dapat dilakukan dengan upaya berikut
ini yaitu :

a. Melakukan penurunan biaya produksi

Kegiatan produksi di sebuah perusahaan membutuhkan modal yang cukup untuk bisa melakukan
pengembangan serta pertumbuhan perusahaan yang optimal.

Langkah penurunan biaya produksi biasanya juga dilakukan oleh perusahaan sebagai wujud
pelaksanaan Cost Reduction didalamnya.

Pelaksanaan ini dikarenakan oleh keuangna perusahaan yang mengharuskan untuk semua biaya
mengalami penurunan.
b. Melakukan penurunan jumlah produk

Produk yang dibuat oleh perusahaan biasanya sering mengalami penurunan jumlahnya akibat biaya
produksi yang menurun pula. Inilah salah bentuk strategi yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk
bisa melakukan perkembangan serta pertumbuhan perusahaan secara maksimal.

c. Melakukan penurunan nilai investasi

Investasi merupakan tabungan bisnis yang biasa dijalankan perusahaan guna memaksimalkan
keuangan yang ada dalam perusahaan.

Namun, dalam konsep Cost Reduction biasanya angka investasi yang dilakukan oleh perusahaan ini
dikurangi jumlahnya akibat pemaksimalan dana yang digunakan untuk proses produksi.

NO.3

Antara jasa dan barang memiliki perbedaan karakteristik yang mencolok. Menurut ahli ekonomi
dunia, Philip Kotler, jasa memiliki 4 sifat atau karakteristik pokok yang unik. 4 karakteristik jasa yang
membedakan dengan produk barang fisik tersebut adalah:

Tidak berwujud (intangibility)

Tidak dapat dipisahkan (inseparability)

Keragaman (variability)

Tidak tahan lama (perishability)

Para praktisi bisnis, terutama yang menganut paham street enterpreneur sering mengabaikan
pengetahuan dasar tentang karakteristik jasa atau barang yang dijual. Mereka menganggapnya hanya
sekedar teori untuk konsumsi kaum akademisi saja. Padahal dengan mengenali sifat atau karakteristik
jasa sangat penting sebagai dasar dalam menyusun desain program pemasaran yang tepat sasaran.

1. Tidak berwujud (intangibility)

Pengertian: Jasa bersifat intangible, artinya adalah sesuatu yang tidak berwujud. Jasa tidak dapat
dilihat, dirasa, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Jika benda merupakan obyek, alat atau
benda yang bisa dinilai dari bentuk dan fungsinya, maka jasa adalah suatu perbuatan (pelayanan),
kinerja (performance) atau usaha.
Contoh: Anda datang ke tempat jasa catering untuk memesan paket menu masakan. Anda tidak akan
dapat melihat, mencium aroma dan mencicipi kelezatannya sebelum membeli jasa tersebut. Anda
hanya bisa melihat wujud dan merasakan enak atau tidak setelah pesanan tersebut diantar ke tempat
pesta Anda.

Konsumen akan mengambil kesimpulan mengenai mutu jasa tersebut apakah bagus atau buruk
berdasar hal-hal berikut ini:

Tempat (place) – Kaitannya dengan contoh jasa catering di atas adalah: Tempat yang bersih, luas,
dapur tertata rapi

Orang (people) – Karyawan yang melayani bersikap ramah, berpenampilan rapi

Peralatan (equipment)– Peralatan memasak lengkap, higienis, terbuat dari bahan tak berkarat dan
terkesan “canggih”

Simbol (symbol)– Nama dan simbol seharusnya menggambarkan layanan yang sesuai dengan produk
jasa yang ditawarkan (layanan cepat, rasa gurih dan lezat). Orang tentu berpikir positif jika melihat
logo catering bergambar sendok, garpu, mangkuk, paha ayam, sate dan gambar lain yang
berhubungan dengan makanan. Akan aneh jika jasa catering menggunakan logo gambar sepatu,
kepala singa atau tengkorak

Harga (Price) – Daftar harga yang tercantum sepadan dengan jasa yang ditawarkan. Lebih bagus jika
terlihat lebih murah dari harga pesaing

Bahan komunikasi (communication materials) – Media yang digunakan baik berupa teks maupun foto
(berupa brosur, banner dll) untuk mempresentasikan pelayanan menggambarkan efisiensi, ketepatan
dan kecepatan.

Seorang marketing jasa yang baik harus mampu mengubah karakteristik yang tak berwujud tersebut
menjadi manfaat konkret.

2. Tidak dapat dipisahkan (inseparability)

Pengertian: Jasa umumnya dijual dulu baru kemudian diproduksi secara khusus dan dikonsumsi pada
waktu yang bersamaan. Mutu / kualitas dari suatu jasa terjadi pada saat pemberian jasa.

Interaksi yang terjadi antara penyedia jasa dan konsumen menjadi ciri khusus dan sangat berpengaruh
terhadap mutu dari jasa yang diberikan. Artinya, konsumen juga terlibat secara langsung atau tidak
langsung dalam proses produksi. Keduanya mempengaruhi hasil (outcome) dari jasa tersebut.
Contoh: Anda sebagai konsumen ingin memasang pagar / kanopi di rumah. Karena tak ada toko yang
menjual pagar dan kanopi jadi, anda harus memesannya ke tukang / bengkel jasa las. Untuk
mendapatkan hasil seperti yang diinginkan, sedikit banyak Anda tentu terlibat dalam produksi.
Setidaknya dalam hal menentukan desain, warna cat, bahan yang digunakan membuat pagar / kanopi
tersebut apakah terbuat dari besi atau staenlis dan pengukuran lokasi. Lebih bagus jika sesekali Anda
mengecek ke bengkel las tersebut saat pagar / kanopi Anda dalam proses produksi agar tak terjadi
kesalahan persepsi.

Jika Anda adalah pengusaha di bidang jasa, ada 3 strategi yang dapat dilakukan untuk menjaga mutu
pelayanan yaitu:

Bekerja dengan kelompok yang lebih besar. Jadi pelayanan yang biasanya diberikan orang per orang
sekarang langsung beberapa orang. Dalam bengkel las misalnya. Anda bisa menambah jumlah tukang
las untuk menyelesaikan pesanan pagar dan kanopi dalam waktu bersamaan.

Bekerja lebih cepat.

Melatih lebih banyak karyawan dan membina keyakinan pada diri konsumen.

3. Keragaman (variability)

Pengertian: Jasa bersifat sangat beragam karena merupakan nonstandardized out-put. Artinya ada
banyak variasi jenis dan kualitas tergantung pada siapa (who), kapan (when), dan di mana (where)
jasa tersebut dihasilkan.

Ada 3 faktor yang menyebabkan variabilitas kualitas jasa. Yaitu:

Kerja sama atau partisipasi pelanggan selama proses penyampaian

Motivasi penyedia jasa atau karyawan dalam melayani customer

Beban kerja perusahaan jasa

Para konsumen dewasa ini semakin kritis dan sangat peduli dengan keragaman yang tinggi ini.
Mereka cenderung meminta rujukan dari orang lain sebelum memutuskan jasa mana yang akan
dipilih. Ini menjadi tantangan bagi wirausahawan di bidang jasa untuk menjaga standard mutu
pelayanan jika tak ingin disalip oleh pesaing.

Masih menurut Philip Kotler, cara efektif untuk menjaga mutu pelayanan dapat dilakukan melalui 3
langkah ini:

Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personalia (karyawan) yang baik. Contoh: memberi
beasiswa pada karyawan berprestasi untuk kuliah sesuai bidang pekerjaannya. Memakai jasa
konsultan terpercaya dalam proses rekrutmen pegawai. Mendatangkan motivator dalam pelatihan
karyawan dll

Menyusun standarisasi terhadap proses pelaksanaan jasa (service performance process) di seluruh
organisasi tersebut. Ini untuk menyamakan persepsi seluruh jajaran direksi dan staff perusahaan
sehingga melaksanakan tugasnya sesuai standard kualitas yang telah ditetapkan. Caranya dengan
membuat blueprint yang menggambarkan peristiwa dalam diagram alur. Tujuannya untuk mengetahui
faktor potensial apa saja yang memicu keberhasilan atau penyebab kegagalan.

Memonitor tingkat kepuasan pelanggan. Caranya melalui sistem kotak saran, pesan dan kesan, survei
konsumen, membuat hotline pengaduan, Menampilkan testimoni (komentar) pelanggan di website
perusahaan dll.

4. Tidak tahan lama (perishability)

Pengertian: Jasa memiliki karakteristik tak tahan lama dan tidak dapat disimpan karena sifatnya yang
tidak berwujud fisik. (Untuk jenis jasa tertentu karakteristik ini tidak berlaku. Terutama untuk jasa
pembuatan barang fisik seperti, jasa las pagar / kanopi, jasa jahit baju, fotografi dll)

Kondisi ini tidak berdampak negatif apabila permintaan tetap stabil karena mudah untuk melakukan
persiapan pelayanan sebelumnya. Tetapi jika permintaan fluktuatif tergantung pada kondisi tertentu
atau bersifat musiman, maka akan menimbulkan masalah.

Contoh: Permintaan jasa katering di Jogja akan mengalami lonjakan pada “bulan baik” untuk
melangsungkan pernikahan. Jasa transportasi mengalami kenaikan permintaan menjelang hari raya
atau hari libur.
Beberapa strategi untuk menghasilkan keselarasan antara permintaan dan penawaran dalam bisnis jasa
dapat menggunakan 2 metode berikut ini:

Metode pendekatan dari sisi permintaan.

Dilakukan dengan cara:

Penetapan harga berbeda. Menetapkan harga lebih mahal pada “musim sibuk” akan mengalihkan
permintaan pelanggan ke musim normal. Contoh: tarif bus akan menaikkan harga tiket pada H+7 / H-
7 saat lebaran.

Mengembangkan permintaan pada masa sepi (tidak sibuk). Memotong tarif normal dengan memberi
diskon akan mendorong konsumen membeli pada “musim sepi”

Menyediakan jasa pelengkap. Contoh, bank menyediakan mesin ATM untuk mengurangi antrian
panjang di meja teller.

Sistem pemesanan. Ini paling sering diterapkan pada bisnis perhotelan, penerbangan, kereta api,
travel, dokter

Metode pendekatan dari sisi penawaran

Merekrut karyawan paruh waktu. Pada saat permintaan sedang tinggi, merekrut karyawan tak tetap
bisa membantu menyelesaikan masalah

Mendorong rutinitas efesiensi jam sibuk. Karyawan hanya melaksanakan tugas penting selama jam
sibuk. Tugas yang kurang penting bisa diserahkan pada orang lain. Contoh: pada jasa kesehatan:
paramedis membantu tugas dokter selama jam sibuk

Meningkatkan partisipasi konsumen. Contoh: Mempersilahkan nasabah mengisi blanko sendiri


selama jam sibuk pada jasa perbankan

Berbagi jasa dengan pelaku bisnis sejenis. Contoh: Peusahaan jasa ekspedisi pengiriman barang A
menitipkan barang kiriman konsumen pada perusahaan ekspedisi B pada jalur wilayah yang tidak
tercakup pada layanan ekspedisi A namun dalam area layanan ekspedisi B. Begitu juga sebaliknya.

Menyiapkan fasilitas untuk perluasan pada masa mendatang. Contoh: Tempat rekreasi membeli lahan
di sekitarnya untuk sarana parkir atau memperluas area taman wisata

Anda mungkin juga menyukai