Anda di halaman 1dari 5

Salah satu emiten BUMN yang bergerak di industri konstruksi (construction), yaitu PT Waskita

Karya
Tbk (Kode: WSKT). Nah, berikut contoh laporan keuangan WSKT.
Gambar di atas adalah contoh potongan kecil dari laporan keuangan, tujuannya agar Anda tahu
saja dahulu seperti apa laporan keuangan perusahaan. Umumnya, dalam menganalisis kinerja
keuangan perusahaan, indikator yang digunakan sebagai alat analisis yaitu rasio-rasion keuangan
(financial ratios).Untuk melihat rasio keuangan perusahaan dengan praktis, Anda bisa melihat di
ringkasan kinerja perusahaan tercatat. Tampilannya seperti gambar berikut ini:
Coba lihat arah tanda panah merah tersebut. Ya, di sana lah letak rasio-rasio keuangan perusahaan.
Tentu saja, Anda tidak perlu lagi menghitung secara manual untuk mendapatkan nilai rasio
keuangan perusahaan tersebut. Hanya saja, Anda butuh paham cara menganalisis dan
menginterpretasikan rasio-rasio keuangan tersebut. RATIOS (Rasio-Rasio Keuangan Perusahaan)
Sebelumnya telah disajikan contoh laporan keuangan, kali ini kami akan menyajikan contoh rasio-
rasio keuangan perusahaan serta cara melakukan analisis rasio. Sampel yang kami gunakan masih
PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Berikut tampilannya RATIOS WSKT dari dekat.

Bisa Anda lihat, ada sekitar 12 elemen yang terdapat di dalam bagian RATIOS. Mari kita bahas
satu per satu. 1. Dividend (Rp) Dividend adalah pembagian laba dari emiten kepada pemegang
saham yang diberikan sesuai dengan porsi saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Dalam
konteks ini, dividend (Rp) adalah pembagian laba dividen secara cash, atau disebut juga cash
dividend. Semakin besar rasio cash dividend suatu perusahaan, maka semakin besar ketertarikan
investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.Dalam hal ini, PT Wakita Karya Tbk konsisten
membagikan dividend dengan porsi yang terus meningkat dari tahun 2013 s.d. 2017. Ini menjadi
penting terutama bagi investor yang fokus pada pendapatan tetap yang berupa dividen. 2. EPS (Rp)
Earnings Per Share atau yang disingkat dengan EPS adalah salah satu variabel penting untuk
melihat laba per lembar saham yang dihasilkan perusahaan. Untuk mendapatkan nilai EPS, Anda
mesti membagi antara nilai earnings after tax dengan outstanding shares yang dimiliki perusahaan
tersebut. EPS = Earnings After Tax / Outstanding Shares EPS dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba per lembar saham. Tentu saja, EPS yang tinggi
sangat menarik bagi investor karena itu mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba.Nilai EPS PT Waskita Karya Tbk dari tahun 2014 s.d. 2017 terlihat konsisten
mengalami peningkatan. Apa ini pertanda baik? Tentu saja! Meskipun begitu, Anda mesti cek
kembali jumlah outstanding shares WSKT dari tahun ke tahun; apakah jumlahnya meningkat,
stagnasi, atau menurun. Kenapa ini penting? Ya, nilai EPS yang tinggi bisa jadi karena perusahaan
memiliki jumlah saham yang kecil atau sedikit. 3. BV (Rp) Book Value atau yang disingkat dengan
BV adalah nilai buku suatu perusahaan. Biasanya, BV digunakan sebagai pembanding untuk
mencari harga wajar saham suatu perusahaan atau untuk mengukur apakah saham perusahaan
mengalami undervalue atau overvalue. BV = (Total Assets – Total Liabilities) / Outstanding
Shares 4. DAR (x) Debt to Asset Ratio atau yang disingkat dengan DAR termasuk ke dalam
komponen rasio likuiditas. Apa itu rasio likuiditas? Itu adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek. Untuk menghitung
nilai DAR, Anda bisa membagi antara total utang perusahaan dengan total aset perusahaan. DAR
= Total Debt / Total Assets Semakin tinggi nilai DAR, itu mengindikasikan perusahaan lebih
banyak menggunakan utang untuk kegiatan operasional dibandingkan dengan jumlah aset yang
dimiliki. Bagaimana cara melihat utang perusahaan lebih besar dari total aset yang dimiliki? Itu
bisa dilihat ketika perusahaan memiliki nilai DAR > 1. Untuk perusahaan WSKT, terlihat bahwa
dari tahun 2014 s.d. 2017 nilai DAR konsisten berada di bawah 1. 5. DER (x) DER adalah
singkatan dari Debt to Equity Ratio yang juga merupakan salah satu rasio likuiditas yang cukup
sering digunakan selain dari DAR. Jika DAR membandingkan utang dengan aset, maka DER
membandingkan utang dengan modal (equity) perusahaan. DER = Total Debt / Total Equity Jika
rasio DER > 1, itu mengindikasikan perusahaan menggunakan sumber utang yang lebih besar dari
jumlah modal yang dimiliki. Coba lihat nilai DER WSKT dari tahun 2014 s.d. 2017, terlihat jelas
nilai DER WSKT lebih besar dari 1 bahkan nilai DER tertinggi mencapai 3,40 yang terjadi di
tahun 2014. Tentu saja, ini termasuk penggunaan utang yang cukup besar. 6. ROA (%) ROA
adalah singkatan dari Return on Asset yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memanfaatkan assets yang dimiliki untuk menghasilkan laba (profit). Semakin tinggi nilai
ROA, semakin baik kinerja perusahaan. Untuk menghitung nilai ROA, Anda dapat
membandingkan total laba bersih setelah pajak dengan total aset perusahaan. ROA = (Laba Bersih
Setelah Pajak / Total Assets) x 100% Contoh kasus pada WSKT, terlihat nilai ROA tertinggi
berada pada tahun 2017 dengan nilai 4,29%. Apa artinya? Itu menunjukkan bahwa dari nilai aset
yang dimiliki WSKT, ia mampu menciptakan laba tertinggi sebesar 4,29%. Apakah ini baik? Tentu
saja baik karena bernilai positif. Hanya saja, untuk menaksir apakah nilai rasio ROA WSKT bagus
atau tidak, Anda bisa membandingkan dengan perusahaan sejenis yang tergolong ke dalam sektor
industri yang sama. 7. ROE (%) Return on Equity atau yang disingkat ROE adalah rasio keuangan
yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan modal yang dimiliki
untuk menghasilkan laba (profit). Semakin tinggi rasio ROE, semakin baik kinerja keuangan
perusahaan. Untuk mendapatkan nilai rasio ini, Anda dapat membandingkan laba bersih
perusahaan dengan total modal yang dimilikinya. ROE = (Laba Bersih Setelah Pajak / Total
Equity) x 100% Contoh kasus pada WSKT, terlihat bahwa nilai ROE tertinggi berada di angka
18,46% yang terjadi di tahun 2017. Artinya, dari total modal yang dimiliki perusahaan, ia mampu
menghasilkan laba sebesar 18,46%. Untuk menilai apakah rasio ini tinggi atau tidak, maka Anda
bisa membandingkan rasio ROE WSKT dengan perusahaan lain yang sejenis dan berada di sektor
industri yang sama. 8. GPM (%) Gross Profit Margin atau yang disingkat GPM merupakan sebuah
rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengefisiensi harga pokok
penjualan atau biaya langsung yang timbul dari kegiatan produksi dalam rangka menciptakan suatu
produk atau jasa. Untuk mendapatkan nilai GPM, berikut rumus yang digunakan: GPM = [(Net
Sales – Cost of Goods Sold) / Net Sales] x 100% Coba lihat nilai GPM PT Waskita Karya Tbk, di
mana dari tahun 2014 s.d. 2017 konsisten meningkat. Tentu saja, ini menjadi kabar baik karena
nilai GPM yang tinggi atau konsisten meningkat setiap tahun, dapat mengindikasikan dua hal:1.
Perusahaan mampu meminimalkan cost of goods sold (COGS) atau biasa dikenal dengan HPP
(Harga Pokok Penjualan).2. Perusahaan mampu menghasilkan Net Sales yang jauh lebih besar dari
COGS.Dalam laporan keuangan, jika Net Sales dikurangi COGS, maka akan menghasilkan Gross
Profit (Laba Kotor). 9. OPM (%) Operating Profit Margin (OPM) tidak jauh berbeda dengan GPM.
Hanya saja, untuk mendapatkan nilai OPM, Anda mesti menggunakan EBIT (Earnings Before
Interest & Tax) untuk dibandingkan dengan penjualan bersih (Net Sales). OPM = (EBIT / Net
Sales) x 100% Semakin tinggi nilai OPM perusahaan, maka semakin baik perusahaan dalam
meminimalkan semua beban (costs) yang dikeluarkan perusahaan, termasuk di dalamnya Beban
Pokok Penjualan, Beban Usaha, dan Beban Lain-lain (di luar beban bunga dan pajak). 10. Payout
Ratio (%) Payout Ratio atau Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dividend per share (DPS). Semakin tinggi nilai DPR,
maka semakin membuat investor tertarik terhadap perusahaan. DPR = (DPS / EPS) x 100% Dapat
dilihat bahwa rasio DPR WSKT dari tahun 2014 s.d. 2016 konsisten mengalami peningkatan.
Hanya saja, di tahun 2017 rasio DPR mengalami penurunan. Tentu saja, ini perlu diperhatikan oleh
WSKT agar terus meningkatkan kinerja perusahaan dan meminimalkan penggunaan utang. 11.
Yield (%) Sederhananya, Yield merupakan imbal hasil berupa dividen. Untuk mendapatkan nilai
Yield, Anda mesti membandingkan jumlah dividen yang dibagikan oleh emiten kepada pemegang
saham dengan harga saham. Yield = Annual Dividend Per Share / Harga Saham Sering kali, Yield
juga dianggap sebagai ROI (Return on Investment). Tak heran, banyak investor yang
memperhatikan nilai Yield suatu emiten dalam mengambil keputusan investasi. Bagi trader,
mungkin nilai ini tidak terlalu diperhatikan karena trader lebih mementingkan pertumbuhan saham
dengan memaksimalkan capital gain.

Anda mungkin juga menyukai