Anda di halaman 1dari 10

Masyarakat melayu sangat menjunjung penuh dengan nilai-nilai kearifan

budaya dalam menjaga lingkungan yang diekspresikan sesuai dengan tradisi


masyarakat melayu. Sebuah tradisi dapat dilihat dari makanan tradisional misalnya
pada adat melayu ini yaitu bubur pedas. Bubur pedas merupakan makanan tradisional
yang biasanya dimasak saat Ramadhan. Bubur pedas ini merupakan makanan khas
orang Melayu di Sumatera Utara, khususnya Tanjung Pura, Pulau Kabupaten Lankat.
Keragaman dan keunikan makanan atau masakan setiap ras atau komunitas di pulau-
pulau tersebut sangat erat kaitannya pada lingkungan alam serta kondisi sosial di
masyarakat misalnya makanan bubur pedas, dimana makanan khas melayu ini
dicampur dengan banyak bahan.

Bubur pedas yaitu makanan khas yang ada di Sumatera utara, khususnya
dalam budaya Melayu. Bubur pedas ini merupakan makanan tradisional melayu.
Kebudayaan Melayu di Sumatera Utara, khususnya di Hamparan Perak, dimana
daerah ini kebanyakan orang melayu. Bubur pedas ini menjadi makanan wajib yang
disediakan selama Ramadhan. Selain memenuhi kebutuhan gizi, bahan yang
digunakan untuk membuat bubur pedas juga beragam dan dapat menyehatkan tubuh.
Bahannya terbuat dari beras dan aneka bumbu dan rempah-rempah, sehingga
kepedasannya tidak bisa dijamin. Bubur pedas sangat populer dan diakui sebagai
makanan Kesultanan Deli, dinikmati selama Ramadhan sejak tahun 1909.
Bubur pedas ini salah satu makanan tradisional orang melayu yang jumlah
penduduknya berada di sumatera timur diantaranya Kab. Langkat, Deli Serdang, Sdrg
Bedagai, Asahan, Labuhan Batu, Labuhan Batu Selatan, Labuhan Batu Utara, Batu
Bara, ditambah Kota Medan, Binjai, Tanjung Balai, dan Tebing Tinggi. Menurut
Tengku Jaurail Ubaidulah, dalam masyarakat melayu sumatera timur, makanan
merupakan bagian dari kreativitas masyarakat dari adat tersebut, sehingga makanan
merupakan ciri khas dari suasana dan komunitas daerah atau suatu tempat. Cara dan
bahan masakannya bisa menggambarkan moralitas dan seni, karena merupakan
bagian dari ritual adat (Sartika dan Wahidah (2013).
Pada sejarah bubur pedas ini dimulai sejak pertama kesultanan ini
mengkonsumsi masakan ini pada tahun 1909, saat ini, saat umat Islam berpuasa di
bulan Ramadhan, pemakaman bubur pedas ini merupakan kelezatan asli budaya
Melayu di Hamparan Perak, karena salah satu bahan dari bubur pedas ini yaitu daun
yang digunakan merupakan tanaman asli di hutan Hamparan Perak. dalam
masyarakat Masakan Melayu Sumatera Utara merupakan bagian dari perilaku kreatif
masyarakat Memasak merupakan ciri khas dari suasana dan komunitas suatu daerah
atau tempat. Cara dan bahan masakannya bisa menggambarkan moralitas dan seni,
karena merupakan bagian dari ritual adat. Menurut Tuanku Sultan Makmun Al-
Rasyid Perkasa Alam Syah, Bubur pedas merupakan makanan khas melayu, berasal
dari masakan negara Sumatera yang dimasak Utara.

Pada pandangan adat orang melayu selalu merayakan upacara budaya, dimana
tradisi ini selalu jadi pengingat misalnya upacara kelahiran, pernikahan, perayaan
kematian dan budaya lain yang berkaitan dengan makanan tradisional. Dalam
perayaan itu khususnya Malaysia dan pada Melayu Sambas ini sangat tau persis
makanan tradisional ini dalam budaya yaitu bubur pedas. Masyarakat melayu tetap
menjunjung tinggi nilai-nilai tradisionalnya Secara tradisional, mereka menggunakan
budaya ini sebagai tradisi setiap tahu. Hidangan tradisional ini sangat populer di
kalangan anak muda sampai yang tua, makanan ini sangat bergizi untuk tubuh
sepanjang hari dengan harus makan bubur pedas saat berpuasa, karena bubur itu
pedas pada kalangan adat melayu merupakan makanan yang wajib di hidangkan pada
nuansa ramadhan.
DAFTAR PUSTAKA

Sartika dan W. Siti. 2013. Analisis dan kebermaknaan bahan bubur pedas sebagai
warisan kuliner melayustabat dan tanjung balai. Jurnal Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan. 14 (2): 66-73.

http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/19289/110702011.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai