Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak merupakan dambaan setiap keluarga. Selain itu setiap keluarga juga

mengaharapkan anaknya bertumbuh dengan berkembang optimal (sehat

fisik, mental/kognitif dan sosial), dapat dibanggakan serta berguna bagi

nusa dan bangsa. Sebagai asset bangsa, anak harus mendapat perhatian

sejak mereka dalam kandungan sampai mereka menjadi manusia dewasa

(Soetjiningsih, 2015).

Kemajuan suatu Negara di pengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

(SDM) yang dimilikinya. Salah satu kriteria SDM yang berkualitas dapat

dilihat dari derajat kesehatan. Derajat kesehatan merupakan pencerminan

kesehatan perorangan, kelompok, maupun masyarakat yang digambarkan

dengan usia harapan hidup, mortalitas, mordibitas, dan status gizi

masyarakat (Pratiwi, 2016).

Masalah gizi pada hakekatnya adalah masalah kesehatan masyarakat dan

penyebabnya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terkait satu dengan

yang lainnya. Kualitas bangsa dimasa depan sangat dipengaruhi keadaan

status gizi pada saat ini, terutama pada anak. Akibat gizi buruk dan kurang
bagi seseorangakan mempengaruhi kualitas hidupnya kelak (Prasetyawati,

2012).

Kekurangan makanan yan bergizi akan menyebabkan retradasi

pertumbuhan anak. Pada tahap dasar kebutuhan, pangan (nutrisi)

merupakan unsur utama untuk pertumbuhan anak, agar anak tumbuh

sesuai dengan kemampuan genetiknya (Soetjiningsih, 2012).

Terkait dengan pembangunan anak pada tahun 2030 pemerintah akan

mencapai target Sustainable Development Goals (SDG’s). Pemerintah

menyusun berbagai strategi baik di tingkat nasional maupun di daerah

untuk mencapai target yang sudah ditentukan ( Profil Kesehatan Anak,

2018).

Saat ini jumlah balita dengan gizi kurang dan balita dengan gizi buruk di

Indonesia menurut hasil pemantauan status gizi (PSG) tahun 2017 di nilai

dengan menggunakan tia indeks. Balita usia 0-59 Bulan yang mengalami

gizi buruk yang dinilai berdasarkan indeks BB/U sebesar 3.8%, gizi

kurang sebesar 14% dan gizi lebih sebesar 1.8 %. Provinsi Sulawesi

Selatan pada tahun 2017 memiliki prosentase balita dengan gizi buruk

4.9%, gizi kurang 17.9%, dan gizi lebih sebesar 1.2%. Balita usia 0-59

Bulan yang mengalami status gizi sangat pendek yang dinilai berdasarkan

TB/U sebesar 9.8% dan balita dengan status gizi pendek sebesar 19.8%.

Prosentase balita dengan status gizi sangant pengek sebesar 10.2% dan
status gizi pendek sebesar 24.6%. Balita dengan usia 0-59 bulan yang

mengalami gizi buruk yang dinilai berdasarkan indeks BB/TB sebesar

2.8% dan gizi kurang sebesar 6.7% (Kemenkes RI, 2018).

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi seorang anak,

yaitu faktor secara langsung dan faktor tidak langsung. Faktor langsung

yang mempengaruhi status gizi anak adalah keadaan infeksi dan asupan

makanan sementara, untuk faktor tidak langsung dipengaruhi oleh sikap,

pengetahuan orang tua, prilaku orang tua dan pola asuh orang tua. Anak

memerlukan bimbingan, pendidikan dan kasih sayang dari orang tua

sehingga anak berhak mendapatkan pengasuhan yang sebaik-baiknya

karena salah satu faktor yang berperan penting dalam pemenuhan status

gizi adalah pola asuh (Soetjiningsih, 2015).

Pola asuh merupakan sikap dan perilaku orang tua dalam berinteraksi

dengan anak. Sikap dan perilaku orang tua tersebut dapat dilihat dari cara

orang tua menanamkan disiplin pada anak, mempengaruhi emosi dan cara

orang tua dalam mengontrol anak (Sugiyanto, 2015). Perlunya

perhatiandalam memberikan makanan kepada anak seperti perilaku dan

sikap yang terpola dalam suatu kebiasaan memberi makan kepada anak

dapat mempengaruhi asupan-asupan gizi untuk anak.

Menurut penelitian Rahmawati (2014), bahwa terdapat kecenderungan

pola asuh dengan status gizi balita, dengan kata lain jika pola asuh anak
dalam keluarga baik, tentunya tingkat konsumsi pangan anak juga akan

semakin baik dan akhirnya akan mempengaruhi gizi anak.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Maret 2021 di TK

Mawaddah yang beralamat di Jl. Cempaka IV RT. 01 No. 035 Kelurahan

Mawar Banjarmasin yang memiliki 66 peserta didik usia 4-5 Tahun,

ditemukan 9 anak yang memiliki status gizi yang kurang, hal ini ketika

orang tua/ wali murid di wawancarai, kebanyakan orang tua/wali memiliki

disiplin jam makan yang kurang dan menuruti kehendak anak yang lebih

menginginkan makanan ringan (snack) daripada makanan yang seharusnya

dikonsumsi.

Melihat fenomena dan latar belakang diatas peneliti tertarik untu

mengangkat judul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dengan Status Gizi

Anak Usia Prasekolah (4 – 5 Tahun) di TK Mawaddah Banjarmasin?”

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian masalah terdapat pada latar belakang di atas, maka

dirumuskan permasalahan “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dengan Status

Gizi Anak Usia Prasekolah (4 – 5 Tahun) di TK Mawaddah

Banjarmasin?”
1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Tujuan ini adalah untuk meganalisis pengaruh “Pengaruh Pola

Asuh Orang Tua Dengan Status Gizi Anak Usia Prasekolah (4 – 5

Tahun) di TK Mawaddah Banjarmasin?”

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan Khusus Dari Penelitian Ini Yaitu:

1.3.2.1 Mengidentifkasi pola asuh orang tua kepada anak usia

prasekolah (4 – 5 Tahun) di TK Mawaddah Banjarmasin.

1.3.2.2 Megidentifikasi status gizi anak usia prasekolah (4 – 5

Tahun) di TK Mawaddah Banjarmasin.

1.3.2.6 Menganalisis pengaruh pola asuh orang tua dengan status

gizi anak prasekolah (4 – 5 Tahun) di TK Mawaddah

Banjarmasin.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi peneliti

Penelitian ini bermanfaat menambah pengetahuan dan pemahaman

peneliti tentang pengaruh pola asuh orang tua dengan status gizi

anak usia prasekolah (4 – 5 Tahun) di TK Mawaddah Banjarmasin.

1.4.2 Bagi tenaga kesehatan


Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan

untuk lebih memperhatikan tentang pengaruh pola asuh orang tua

dengan status gizi anak usia prasekolah (4 – 5 Tahun) di TK

Mawaddah Banjarmasin.

1.4.3 Bagi manfaat ilmiah

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahua,

khususnya dalam bidang keperawatan anak.

1.4.4 Bagi responden

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan pemikiran

dan memperkaya informasi tentang pengetahuan - pengetahuan

yang berhubungan dengan status gizi anak usia prasekolah (4 – 5

Tahun).

1.5 Keaslian penelitian

1.5.1 Penelitian oleh Sara Herlina tahun 2017 dengan judul “Pola Asuh

dalam Pemberian Makanan Terhadap Status Gizi Balita di Kota

Pekanbaru”. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif analitik

dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan

Pola asuh dalam memberikan makanan yang baik akan

meningkatkan kualitas makanan yang dikonsumsi oleh anak

sehingga berdampak pada status gizi pada balita. Pola asuh

pemberian makanan ini meliputi bagaimana ibu menyusun menu,

mengolah, menyajikan dan cara memberikan makanan kepada anak.


1.5.2 Penelitian oleh Septisya Trophina Manumbalang didalam Penelitian

berjudul “Hubungan Pola Asuh dengan Status Gizi pada Anak di

Taman Kanak-Kanak Kecamatan Pulutan”, pada tahun 2017.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan

rancangan cross sectional. Hasil penelitian menunjukan terhadap

hubungan antara pola asuh dengan status gizi.

Perbedaan penelitian yang saya lakukan di sini adalah pada metode

penelitian variabel dan sampel. Dimana metode penelitian

penelitian ini kuantitatif dengan desain analitik korelasional dan

jenis penelitian cross sectional study dengan pendekatan retrospektif

dengan sampel anak usia pra sekolah (4-5 tahun) di TK Mawaddah

Banjarmasin.

Anda mungkin juga menyukai