Anda di halaman 1dari 8

HARMONIA JURNAL PENGETAHUAN DAN PEMIKIRAN SENI

Skala Pengukuran sebagai Alat Evaluasi dalam Menilai Tari


Karya Mahasiswa
(Measurement Scale as Instrument of Evaluation in Assessing Student’s Piece of
Dance)

Dinny Devi Triana


Staf Pengajar Program Seni Tari FBS Universitas Negeri Jakarta

Abstrak
Paparan ini hanyalah sebuah wacana dan pemikiran yang mungkin dapat
diterima, khususnya bagi para pendidik di institusi kependidikan, karena
penilaian terhadap satu bentuk seni masih sulit diukur secara kuantitatif.
Penilaian mata kuliah koreografi sebagai hasil proses pembelajaran yang
komprehensif bagi mahasiswa tari seringkali dirasakan sangat subjektif, bahkan
keputusan tim penguji tidak lagi melihat kepada produk yang dihasilkan sebagai
penilaian performance, tetapi juga dipengaruhi oleh penilaian proses. Penilaian
performance lebih kepada penilaian penampilan tari itu sendiri yang harus
dipahami sebagai kesatuan bentuk atau gagasan kreatif yang divisualkan. Oleh
karenanya dibutuhkan alat evaluasi sebagai pedoman observasi untuk penilaian
tersebut, sehingga hasil akhir dapat berupa nilai secara kuantitatif yang dapat
mempengaruhi terhadap indeks prestasi mahasiswa dan tentu saja nilai
performance dapat dipertanggungjawabkan. Pedoman observasi dengan skala
pengukuran yang tepat dapat memperkecil pengaruh unsur subjektivitas dan
sense of art penguji.

Kata kunci : Penilaian, Performance,Eevaluasi, Psikomotor, Skala Pengukuran

A. Pendahuluan Pelaksanaan tes pada per-


Penilaian dalam ranah formance dalam hal ini tari karya
psikomotorik, khususnya seni tari mahasiswa (koreografi) lebih sukar
terkadang sulit untuk diukur. Penilaian dibandingkan dengan tes pengetahuan,
sebagai proses dari kegiatan evaluasi terutama saat pemberian skor yang
terhadap performance (karya tari) yang ditetapkan sesuai dengan kriteria
terkait dengan hasil pembelajaran, penilaian. Seperti yang diungkapkan
seringkali tidak objektif lagi, karena Charles C. Denova (1979: 83) bahwa
berbagai hal yang dapat mempengaruhi ada beberapa masalah dalam menilai
penampilan. Misalnya penilaian pada : performance yang objektif, salah satunya
siapa yang melakukannya, bentuk seni yaitu mengidentifikasi kriteria dalam
yang ditampilkan atau aspek-aspek yang performance serta menyepakati hasil
mendukung terhadap penampilan sese- pengamatan melalui tingkatan yang
orang. dapat diterima.
Dengan demikian penilaian hasil itu diperlukan alat ukur yang dapat
belajar yang bersifat keterampilan pada memberikan informasi melalui peng-
umumnya sulit diukur dengan tes. Untuk amatan yang berupa non tes, baik dengan
Vol. VII No.2/Mei – Agustus 2006
HARMONIA JURNAL PENGETAHUAN DAN PEMIKIRAN SENI

pedoman observasi, skala sikap, daftar melalui alat bantu berupa video rekaman
cek, catatan anekdotal dan jaringan sesungguhnya diperlukan untuk menguji
sosiometrik (Zainul & Na- sution, 1997: ulang penilaian atau mempresentasikan
92). Dengan kata lain alat pengukuran karya tari. Bahkan pada event tertentu
seperti itu sangat ber- hubungan dengan penilaian dengan cara ini dibutuhkan
penampilan yang di- amati dengan karena adanya festival tari llintas budaya
indera. antar negara.
Alat evaluasi yang digunakan Berdasarkan uraian tersebut,
pada non tes umumnya menggunakan maka dibutuhkan alat ukur yang efektif
observasi. Observasi dapat berbentuk untuk menetapkan sistem evaluasi yang
eksperimental yaitu observasi yang standar dalam menilai tari karya
dilakukan dalam situasi yang dibuat dan mahasiswa sebagai acuan penguji
non-eksperimental yaitu observasi yang melalui observasi, baik secara eks-
dilakukan dalam situasi yang wajar perimental maupun non-eksperimental,
(Djaali, 2000:25). Observasi dari penguji sehingga alat ukur yang digunakan
dapat mempengaruhi penilaian karya tari dalam menilai karya tari benar-benar
mengingat karakteristik penguji itu valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
sendiri yang mempunyai sudut pandang,
sistem serta cara yang berbeda dalam B. Pembahasan
menilai karya tari. Menilai performance sangat sulit
Tari karya mahasiswa merupakan dalam menentukan indikatornya untuk
hasil proses belajar mata kuliah kore- dideskripsikan pada lembar observasi
ografi yang harus disajikan dan di- yang kemudian dikonversi ke dalam
pertanggungjawabkan. Penilaian pada bentuk skala pengukuran. Pertimbangan
tari karya mahasiswa seringkali me- dalam menetapkan indikator tentu saja
nimbulkan pertentangan di antara dapat dikaji melalui filosofi yang
penguji. Salah satu penyebabnya adalah mendasari dari beberapa sudut pandang
tidak adanya pedoman alat ukur dalam mengenai tari karya mahasiswa sebagai
penilaian karya tari, khususnya dalam hasil proses pembelajaran dari mata
menentukan skor. kuliah koreografi.
Penilaian melalui observasi atau
pengamatan hanya disepakati dengan 1. Menilai Karya Tari
angka yang secara kualitas kurang Untuk menilai kemampuan
mewakili, sehingga perhitungan secara keterampilan psikomotor ada satu bentuk
kuantitatif pun tingkat realismenya tes yang dapat digunakan yaitu tes
masih rendah. Hal ini dapat dilihat penampilan (performance test). Tes
melalui tes ulang dengan bantuan penampilan ditentukan oleh hasil belajar
dokumentasi yang berupa video yang hendak diukur dan mutu tes itu
rekaman, di mana hasil penilaian akan akan semakin tinggi kalau prosedur
berubah dan berbeda pula. Pengamatan pengembangan tes yang sistematik
dituruti (Gronlund, 1982:81). Artinya,
orang yang dinilai adalah keteram-
pilannya, dalam hal ini berupa karya tari
harus dapat menampilkan atau me-
lakukan keterampilan yang dimiliki
dengan persyaratan tertentu.
Tes penampilan sebenarnya juga menerapkan pengetahuan atau informasi
mengukur kemampuan siswa dalam dalam tugas praktik. Agar penilaian dapat
Vol. VII No.2/Mei – Agustus 2006
HARMONIA JURNAL PENGETAHUAN DAN PEMIKIRAN SENI

seobjektif mungkin dan mengukur apa dasar dalam mengevaluasi kriteria


yang seharusnya diukur, maka psikomotor. Mengacu pada teori
diperlukan kriteria yang dapat digunakan psikomotor yang dikemukakan oleh
untuk membandingkan keberhasilan atau Bloom, Anita J. Harrow dan Elizabeth
kegagalan siswa dalam praktik. Simpson, maka kriteria penilaian dapat
Kriteria pengetahuan dapat ber- ditentukan berdasarkan beberapa teori
orientasi pada taksonomi psikomotor, di psikomotor tersebut .
mana tari merupakan gerak dari tubuh Berikut teori psikomotor yang
sebagai media di dalam ruang. Anita J dikemukakan Elizabeth Simpson :
Harrow (1972) membagi tingkatan
dalam taksonomi psikomotorik, yaitu : Tinggi
1.Gerakan refeleks (reflex movement) 7. Kemampuan
adalah respon gerakan yang tidak Kreativitas mencipta
disadari yang dimiliki sejak lahir.
2.Gerakan-gerakan dasar adalah ger- pola
akan-gerakan yang menuntun ke- baru
pada keterampilan yang sifatnya 6. Kemampuan
kompleks. Penyesuaian meng-ubah,
3. Perceptual abilities adalah kombinasi yang kom-pleks
kemampuan kognitif dan gerakan. dan mengatur
4. Physical abilities adalah kemampuan kembali
yang akan diperlukan untuk 5. Gerakan Berketerampilan
mengembangkan gerakan-gerakan lu-wes,
keterampilan tinggi.
5. Skilled movement adala gerakan- terbiasa, lancar,
gerakan yang memerlukan belajar
dan ketekunan dalam mempelajarinya. gesit,
6. Non-discursive Communication lincah
adalah kemampuan untuk 4. Gerakan Keterampilan
berkomunikasi dengan menggunakan yang
gerakan, misalnya ekspresi wajah
(Arikunto, 1992:118-119). berpegang,
Psikomotorik menurut Bloom terbimbing
(1977) meliputi kemampuan meniru, pada
melakukan suatu gerak, memanipulasi pola
gerak, merangkai berbagai gerakan dan 3. Gerakan Kemampuan
melakukan gerakan dengan tepat dan meniru contoh
wajar (Atwi Suparman, 1991:68).
Begitu pula dengan konsep ranah 2. Kesiapan Kemampuan
psikomotorik yang dikemukakan Rendah
Elizabeth Simpson yang diadaptasi dari
Winkel (1991), dapat dijadikan sebagai Penilaian tari karya mahasiswa
sebagai hasil dari proses belajar, selain
tidak terlepas dari aspek ranah
psikomotor, juga akan terkait dengan
keterampilan pengetahuan komposisi tari
atau pengetahuan koreografi, yaitu
pengetahuan yang berhubungan dengan gerakan menjadi sebuah bentuk tari
bagaimana memilih dan menata gerakan- (Sedyawati,1986: 121).
Vol. VII No.2/Mei – Agustus 2006
HARMONIA JURNAL PENGETAHUAN DAN PEMIKIRAN SENI

pernyataan yang relevan dengan variable


2. Skala Pengukuran yang hendak diukur kemudian sejumlah
Dilihat dari bentuk instrumen dan ahli (20 – 40) orang menilai relevan
pernyataan yang dikembangkan dalam pernyataan itu dengan konten dan
instrumen, maka dikenal berbagai konstruk variable yang hendak diukur
bentuk skala yang dapat digunakan (Djaali 2000:43).
dalam pengukuran bidang pendidikan. Skala thurstone bertujuan untuk
Alat ukur untuk menilai penampilan mengurutkan responden berdasarkan
(karya tari) digunanakan instrumen non- suatu kriteria tertentu. Skala ini sering
tes yang umum digunakan yaitu disebut equal-appearing interval atau
participation charts, chek list, rating equal interval scale, karena skala
scale dan attitude scale. thurstone disusun sedemikian rupa
Pada penilaian karya tari sehingga interval antar-urutan dalam
mahasiswa alat ukur yang dipakai dan skala mendekati interval yang sama
dibandingkan adalah skala numerik dan besarnya (Singarimbun, 1989:114).
skala Thurstone. Dari ke-dua skala
tersebut, akan terlihat mana yang lebih 3. Alat Evaluasi
efektif sehingga dapat dijadikan pe- Observasi merupakan alat eva-
doman dalam setiap menilai karya tari luasi yang banyak digunakan untuk
mahasiswa pada matakuliah koreografi. menilai tingkah laku individu atau
proses terjadinya suatu kegiatan yang
a. Skala Likert dapat diamati (Popham, 1981:317-318).
Skala Likert ialah skala yang Secara umum pengertian observasi
dapat dipergunakan untuk mengukur adalah cara menghimpun bahan-bahan
sikap, pendapat dan persepsi seseorang keterangan yang dilakukan dengan
atau sekelompok orang tentang suatu mengadakan pengamatan dan pencatatan
gejala atau fenomena pendidikan (Djaali, secara sistematis terhadap fenomena
2000:40). Skala Likert digunakan untuk yang dijadikan obyek pengamatan.
mengukur sikap positif dalam bentuk Observasi yang dilakukan dalam
pernyataan positif, dan mengukur sikap penilaian karya tari melalui observasi
negatif dengan bentuk pernyataan eksperimental dan observasi non-
negatif. Pernyataan dalam Skala Likert eksperimental. Pada observasi eks-
diberi skor 5,4,3,2, dan 1. perimental, penguji melakukan peng-
amatan dalam situasi yang dibuat yaitu
b. Skala Thurstone melalui dokumentasi rekaman (video).
Skala thurstone ialah skala yang Hal ini biasa digunakan ketika penguji
disusun dengan memilih butir yang menilail karya tari lintas budaya antar
berbentuk skala interval. Setiap butir negara, misalnya pada event Inter-
memiliki kunci skor dan jika diurut, national Dance Festival (IDF). Sedang-
kunci skor menghasilkan nilai yang kan observasi non-eksperimental, peng-
berjarak sama. Skala Thuerstone dibuat uji melakukan pengamatan dalam situasi
dalam bentuk sejumlah (40 – 50) yang wajar atau sesungguhnya.
Pada observasi eksperimental,
proses penilaian karya tari dikenai
perlakuan, maka diperlukan persiapan
yang benar-benar matang, sedangkan
pada observasi non-eksperimental pelak- lakukan secara sepintas lalu (Djaali,
sanannya lebih sederhana dan dapat di- 2000:25-26).
Vol. VII No.2/Mei – Agustus 2006
HARMONIA JURNAL PENGETAHUAN DAN PEMIKIRAN SENI

Kesulitan penilaian melalui seperti dari sisi komposisi, tata rias


observasi non-eksperimental adalah busana, tata pentas dan lighting sehingga
respon observasi dalam proses kejadian pengamatan akan lebih focus pada apa
yang berlangsung cepat, oleh karena itu yang akan dinilai, agar penilaian valid
pelaksanaan observasi harus sistematis dan dapat dipercaya.
dan alat ukur yang digunakan pun harus Untuk kepraktisan lembar ob-
sesederhana mungkin. Sedangkan ob- servasi, validitas muka sangat
servasi eksperimental dapat dikon- diperlukan, dengan memperhatikan
disikan sesuai dengan kebutuhan dan deskriptor yang kemudian dikonversi ke
keperluan. dalam bentuk skala baik likert maupun
Salah satu kelemahan pada tes thu-rstone. Ada baiknya lembar observai
penampilan yaitu memerlukan waktu dipelajari sebelum penguji melakukan
lebih banyak untuk mempersiapkan dan pengujian, hal ini selain untuk
melaksanakannya, serta pemberian skor menghilangkan hallo efek, juga
yang sering subyektif dan terbebani. membantu kecepatan penguji dalam
Untuk itu diperlukan observasi baik proses chek list dari skala yang diukur
secara eksperimental maupun non-eks- karena penilaian observasi kejadiannya
perimental dengan skala pengukuran berlangsung cepat dan tidak bisa
yang dapat menghilangkan unsur sub- diulang.
yektivitas dalam penskorannya. Pada tahap analisis penilaian
dapat lebih dipertanggungjawabkan
C. Simpulan karena perhitungan dilakukan dengan
Skala pengukuran dan alat sistem komputerisasi, selain cepat juga
evaluasi dalam performance masih akurat, sehingga dari sisi
menjadi suatu pemikiran yang pro dan pengadminstrasian proses penilaian
kontra, karena sulitnya diukur secara tersebut dapat dikaji ulang dengan
kuantitatif serta mengingat kompleksnya melihat data atau file yang ada.
yang diamati dalam karya tari. Namun Langkah-langkah penyususnan
demikian sebagai hasil proses instrumen lembar observasi tentu saja
pembelajaran, diperlukan penilaian yang diawali dengan menetapkan tujuan dan
objektif, agar justment yang disepakati membuat kisi-kisi dengan memper-
penguji dapat diterima mahasiswa hatikan dimensi dan indikator yang akan
menjadi suatu prestasi belajar. dinilai dan disepakati atau dipanelkan
Indikator dan jabaran deskriptor oleh tim penguji (expert). Berikutnya
disusun berdasarkan kesepakatan menyusun butir observasi dan skala
penguji yang kompeten dibidangnya, pengukuran yang sesuai dengan tujuan,
sehingga keterbacaan terhadap lembar sedangkan deskriptor sebagai penuntun
observasi penilaian dipahami penguji dalam menetapkan skala dapat
tanpa adanya persepsi ganda disepakati oleh tim penguji atau tim ahli
(menghindari adanya hallo efek). dibidangnya.
Bahkan idelanya lembar observasi Pada perhitungan untuk me-
disiapkan dari beberapa sudut pandang, nentukan nilai akhir dapat pula di-
gunakan pembobotan dalam bentuk
persentasi, karena dari masing-masing
indikator yang diamati akan memiliki
bobot nilai yang berbeda pula, tentu saja
bobot ini ditentukan pula oleh banyak- dengan skala pengukuran yang diguna-
nya butir observasi. Demikian pula kan, karena banyaknya option dari ukuran
Vol. VII No.2/Mei – Agustus 2006
HARMONIA JURNAL PENGETAHUAN DAN PEMIKIRAN SENI

akan dikalikan dengan jumlah butir pengamatan, uraian deskriptor serta


observasi. kriteria skala yang cukup rinci. Pedoman
Berikut contoh kisi-kisi instr-umen penilaian yang digunakan dapat berbeda
penilaian tari karya mahasiswa yang tergantung dari tujuan dan kesepakatan
dapat dikembangkan sesuai dengan teori expert berdasarkan kajian teori yang
dan aspek yang akan diamati. digunakan. Untuk itu hanya dua butir
aspek pengamatan saja yang dipaparkan
sebagai contoh yaitu instrumen penilaian
tari karya mahasiswa yang diambil dari
dimensi originalitas (lihat Lampiran)
Berikut contoh perhitungan akhir
Di Indik K No. J dengan menggunakan skala 1 – 5.
m at o Butir m dengan masing-masing bobot dimensi I
e or - tiap (originalitas) 20%, dimensi II (kualitas)
n- Indika l 50%, Dimensi III (deskripsi bentuk)
si d to r B 30%. Rumus perhitungannya dapat di-
e u buat sebagai berikut.
-
t Jumlah skor yang didapat
i pada bagian I
r Skor = x
I. 1. A 1,2. 2 20%
Orig Sumber 1 Jumlah aspek yang diamati
i- pada bagian I x 5
nalit gera 3,4. 2
a k
s 2. A Jumlah skor yang didapat
Spesifi- 2 pada bagian II
Skor = x 50% Kasi 5,6 2
II. 7,8,9.
Kua 1. B 10,11 3 Jumlah aspek yang diamati
li- pada bagian II x 5
tas Dinami 1 2
ka B Jumlah skor yang didapat
2. 2 pada bagian III
Desain B 12,13,1 3 Skor = x 30%
4. Jumlah aspek yang diamati
3. 3 15,16,1 pada bagian III x 5
Gerak 7,
III. 18. 4 ( Dimensi III )
Des 19,20,2
- 1. Jadi nilai akhir adalah Dimensi I +
krip Keterbatasan
1.Pola 3
ruang dalam tulisan Dimensi II + Dimensi III = 100 %
ini tidak memungkinkan memuat semua
instrumen yang dijadikan pedoman Tentu saja penilaian performance
observasi penilaian tari karya tari karya mahasiswa tidak hanya sebatas
mahasiswa, karena terdapat 21 aspek gerak, tetapi juga ada aspek lain seperti
musik, kostum (tata rias dan busana), agar instrumen benar-benar mengukur
jenis tari, tata teknik pentas dsb, tetapi apa yang seharusnya diukur, maka dari
Vol. VII No.2/Mei – Agustus 2006
HARMONIA JURNAL PENGETAHUAN DAN PEMIKIRAN SENI

masing-masing aspek tersebut perlu Sedyawati, Edi. Pengetahuan Elemen-


dibuat instrumen secara rinci. Demikian ter Tari Dan Beberapa Masalah
pula dengan penguji, dosen pengampu Tari. 1986. Jakarta : Di-rektorat
mata kuliah tata rias & busana tari dapat Kesenian Proyek Pengem-banagan
membuat dan menggunakan instrumen Kesenian Jakarta, Departemen
untuk menilai dari sisi tata rias dan Pendidikan dan Kebudayan.
busananya saja, dosen pengampu iringan Singarimbun, Masri; Effendi, Sofian.
tari membuat sekaligus menggunakan Metode Penelitian Survai.
instrumen untuk menilai musik, dosen 1989. Jakarta : LP3ES.
tata teknik pentas harus membuat Suparman, Atwi. Desain Instruksio-
sekaligus menggunakan instrumen untuk nal.1991.Jakarta: Departemen Pen-
menilai dari sisi tata teknik pentas, didikan dan Kebudayaan Direk-
begitu seterusnya, sehingga penilaian torat Jendral Pendidikan Tinggi.
menjadi fokus dan tidak saling mem- dan Kebudayaan Direktorat Jen-
pengaruhi untuk menjaga validitas pe- dral Pendidikan Tinggi.
nilaian. Hasil akhir, nilai dari masing- Zainul, Asmawi; Nasoetion, Noehi.
masing aspek tersebut diakumulasi dan Penilaian Hasil Belajar. 1997.
dikonversi sehingga mendapatkan nilai Jakarta :Bahan Ajar Universitas
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Terbuka.
institusi.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar


Evaluasi Pendidikan. 1992.
Jakarta : Bumi Aksara.
Denova, Charles C. Test Construction
For Training Evaluation. 1979.
New York: Society For Training
and Development Madison,
Wisconsin.
Djaali, dkk.Pengukuran Dalam Pen-
didikan. 2000. Jakarta: Program
Pasca Sarjana Universitas Negeri
Jakarta.
Gronlund, Norman E. Constructing
Achievement Test. 1982. London
: Prentise-Hall, Inc.
Popham, James W. Modern Educa-
tional Measurement. 1981.
London : Prentice-Hall, Inc.

Vol. VII No.2/Mei – Agustus 2006


HARMONIA JURNAL PENGETAHUAN DAN PEMIKIRAN SENI

Lampiran: Instrumen Penilaian Tari

Judul Tari :………………………


Petunjuk : Pilihlah dan lingkari hasil pengamatan saudara pada kolom rating sesuai dengan
kriteria skala !
N Aspek Deskript Kriteria Rati Bob
o yang or Skala ng ot
. diamati (3) (4) (5) (6
( (2) )
1
)
I Originalitas :
A.  Mempuny 1 = Apabila 12345 20
Sumber ai pa- ke- 3 %
Gerak tokan deskripto
1. Gerak yang (pakem) r tidak
dilakukan sebagai terpe-
bersumber pola nuhi.
dari tari gerak. 2 = Apabila
tradisi.  Kesederhana hanya 1
an dalam deskripto
1 2 3 4
pola ga- r yang
rapan. terpe- 5
 Nuansa nuhi.
2. Gerak yang tradisi yang 3 = Apabila
dilakukan kental, baik 2
mengacu dari iringan, deskript
pada gaya ide garapan, or
tari tertentu. gaya tari terpenu
atau pola hi.
lantai. 4 =
Apabila
Ke-3 des-
kriptor
ter-
penuhi.
5 = Apabila
ke- 3
deskriptor
terpenuhi
dan sangat
rapi dalam
penggarap
n- nya.

Vol. VII No.2/Mei – Agustus 2006

Anda mungkin juga menyukai