Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman

Volume….Nomor…..,Tahun ….
Tersedia Online: http://ojs.uniska.ac.id/index.php/BKA
e-ISSN 2477-6300

PENGEMBANGAN PROGRAM LAYANAN


BIMBINGAN DAN KONSELING
KOMPREHENSIF DI SMAN 16 SURABAYA

Ulviyanti Durrotul Falihah

Universitas PGRI Adibuana Surabaya


E-mail : www.unipasby.ac.id/No. Telp : (031) 8281181

ABSTRAK

Penelitian bertujuan menghasilkan program layanan bimbingan dan konseling komprehensif di SMAN 16
Surabaya untuk dapat digunakan oleh guru bimbingan dan konseling di SMAN 16 Surabaya. Penelitian ini
merupakan penelitian pengembangan menggunakan model prosedural bersifat deskriptif. Menggunakan
prosedur pengembangan Borg and Gall. Dua kelompok subyek validasi program adalah dua ahli program
bimbingan dan konseling, kepala sekolah dan kelompok guru bimbingan dan konseling di SMAN 16 Surabaya.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan Focus Group Discussion (FGD). Data dianalisis
secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Program layanan bimbingan dan konseling komprehensif dihasilkan
melalui dua tahap validasi program dan dua tahap revisi. Hasil validasi ahli menunjukkan bahwa program
layanan bimbingan dan konseling komprehensif di SMAN 16 Surabaya telah layak diimplementasikan dengan
beberapa revisi sesuai saran, secara keseluruhan dapat dikategorikan baik. Sedangkan hasil Focus Group
Discussion (FGD) program layanan bimbingan dan konseling komprehensif di SMAN 16 Surabaya disetujui
untuk diimplementasikan dengan beberapa revisi hasil diskusi.

Kata Kunci: Pengembangan, program layanan bimbingan dan konseling komprehensif

ABSTRACT

The research program is aimed at generating a comprehensive guidance and counseling services in the senior
high school 16 Surabaya to be used by teachers in the senior high schoo 16 Surabayal guidance and counseling.
This research is the development of a descriptive use of the procedural model. Using the procedure of
development of Borg and Gall. Two groups of subjects validation program is two expert guidance and
counseling programs, principals and teachers group guidance and counseling in senior high schoo 16
Surabayal. Data collection techniques used were questionnaires and Focus Group Discussion (FGD). Data
were analyzed descriptively qualitative and quantitative. Programs of comprehensive guidance and counseling
services is produced through a two-stage and two-stage validation program revisions. Expert validation results
indicate that the program of comprehensive guidance and counseling services in senior high school 16 Surabaya
had a decent implemented with some revisions based on advice, as a whole can be categorized either. While the
results of Focus Group Discussion (FGD) program of comprehensive guidance and counseling services in high
senior high schoo 16 Surabayal was approved to be implemented with some revision of the results of the
discussion.

Keywords: Developing comprehensive guidance and counseling services program.

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 1
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume….Nomor…..,Tahun ….
Tersedia Online: http://ojs.uniska.ac.id/index.php/BKA
e-ISSN 2477-6300

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 2
Nama Penulis Artikel
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume, Nomor, Tahun Edisi
e-ISSN 2477-6300
PENDAHULUAN Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang
Sasaran utama subyek pendidikan adalah bergerak dalam bidang human services. Bantuan
peserta didik, yang dalam praktiknya peserta didik psikologis diberikan oleh konselor atau pembimbing
harus dipandang kedudukannya sebagai subyek dan dengan maksud membentuk individu agar dapat
obyek sekaligus. Sebagai subyek peserta didik harus mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-
ditempatkan sebagai individu-individu yang memiliki tugas perkem-bangan.
hak-haknya sebagai pribadi (manusia secara utuh). Tujuan utama layanan bimbingan dan
Sebagai obyek peserta didik harus berbuat sesuai konseling di sekolah adalah memberikan dukungan
dengan kewajibannya untuk mencapai optimalisasi pada pencapaian kematangan kepribadian,
perkembangannya baik yang menyangkut aspek keterampilan sosial, kemampuan akademik, dan
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Peserta didik bermuara pada terbentuknya kematangan karir
mempunyai potensi-potensi yang dapat dikembangkan individual yang diharapkan dapat bermanfaat di masa
dan kebutuhan materiil, spiritual yang harus dipenuhi. yang akan datang (Fatur Rahman, 2009: 4). Namun
Menurut Havighurst (Monks dkk, 2002: 22), tugas demikian, implementasi layanan bimbingan dan
perkembangan (developpmental task) yaitu tugas yang konseling yang ideal tersebut berhadapan dengan
harus dilakukan oleh individu dalam masa hidup berbagai hambatan dan sejumlah kendala serius.
tertentu sesuai dengan norma masyarakat dan norma Berbagai hambatan dan kendala tersebut, seperti:
kebudayaan. Peserta didik akan merasa sedih bila tujuan bimbingan dan konseling tidak selaras dengan
tidak dapat melaksanakan tugas perkembangan dengan tujuan pendidikan, bimbingan dan konseling masih
baik, sebaliknya keberhasilan dalam melaksanakan berorientasi pada masalah, penyusunan program
tugas perkembangan memberikan perasaan berhasil belum berdasarkan needs assessment, minimnya
dan akhirnya perasaan bahagia. Dalam melaksanakan dukungan dari pejabat sekolah terha-dap program
tugas perkembangan dan memenuhi kebutuhan bimbingan dan konseling, belum dipahaminya
materiil spiritual peserta didik akan menemui paradigma hubungan kolaborasi antar profesi dalam
masalah-masalah tetapi kompleksitas masalah- satuan pendidikan dan kurang adanya respon yang
masalah yang dihadapi individu yang satu dengan positif dari peserta didik terhadap layanan bimbingan
yang lainnya berbedabeda (Rohmat Mulyana, 2005: dan konseling. Berdasarkan review beberapa
210). Perangkat Administrasi Bimbingan dan Konseling
Dengan memahami karakteristik tersebut SMAN 16 Surabaya yang dilakukan peneliti dapat
konselor dapat memilih pendekatan dan teknik yang disimpulkan, bahwa penyusunan program layanan
tepat dalam memperlakukan peserta didik sebagai bimbingan dan konseling di SMA belum berdasarkan
manusia dan mengetahui kebutuhankebutuhan peserta needs assessment, minimnya hubungan kolaborasif
didik. Perlakuan yang tepat untuk memenuhi antar staf maupun antar profesi dan tidak adanya jam
kebutuhan peserta didik adalah merelevansikan masuk kelas bagi guru bimbingan dan konseling di
program (Ridwan, 2008: 109). Kegiatan-kegiatan SMA. Ketidakpastian dalam penyelenggaraan
bimbingan dan konseling di sekolah diwujudkan bimbingan dan konseling di sekolah selama ini, seperti
dalam suatu program yang terorganisir dan terencana. penyelenggaraan bimbingan dan konseling yang
Program bimbingan dan konseling akan terselenggara dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan dan
secara efektif, apabila didasarkan kebutuhan nyata dan kurikulum 2013 belum terakomodir dengan baik,
kondisi obyektif perkembangan peserta didik. sehingga pelaksanaan bimbingan dan konseling di
Menurut Ridwan (Saring Marsudi, 2003: 23), SMA diselenggarakan dengan pola yang tidak jelas.
bimbingan dan konseling yang bermakna adalah Ketidakjelasan pola yang harus diterapkan
bimbingan dan konseling yang memberikan manfaat berdampak pada buruknya citra bimbingan dan
sepenuhnya bagi subyek. Oleh karena itu layanan konseling. Pertanyaan yang berkecamuk dibenak para
bimbingan dan konseling hendaknya berdasar pada guru bimbingan dan konseling SMAN 16 Surabaya
kebutuhan subyek. Hal ini berimplikasi dalam adalah bagaimana seharusnya penyelenggaraan
penyusunan program, program hendaknya disusun bimbingan dan konseling di sekolah dilaksanakan?
dengan diawali menganalisis kebutuhan (needs Menurut Resminingsih (2010), sebagai salah
assessment). Hal tersebut dipertegas oleh temuan satu profesi yang memberikan layanan sosial atau
penelitian dari Sunaryo Kartadinata, dkk (1996-1999) layanan kemanusiaan maka secara sadar atau tidak
yang menunjukkan bahwa program bimbingan dan keberadaan profesi bimbingan dan konseling
konseling di sekolah akan berlangsung efektif, apabila berhadapan dengan perubahan realitas baik yang
didasarkan kepada kebutuhan nyata dan kondisi menyangkut perubahan-perubahan pemikiran,
objektif perkembangan peserta didik (Syamsu Yusuf persepsi, demikian juga nilai-nilai. Perubahan yang
dan Juntika Nurihsan, 2003: 1). terus menerus terjadi dalam kehidupan, mendorong
Bimbingan dan konseling dikenal sebagai konselor perlu mengembangkan awareness,
suatu layanan untuk peserta didik di sekolah. pemahaman, dan penerapannya dalam perilaku serta

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 3
Nama Penulis Artikel
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume, Nomor, Tahun Edisi
e-ISSN 2477-6300
keinginan untuk belajar, dengan diikuti kemampuan kolaborasi antar staf (team-building approach).
untuk membantu peserta didik memenuhi kebutuhan Program bimbingan dan konseling yang bersifat
yang serupa. Konselor akan menjadi agen perubahan komprehensif bersandar pada asumsi bahwa tanggung
serta pembelajar yang bersifat kontinyu. Layanan jawab kegiatan bimbingan dan konseling melibatkan
Bimbingan dan Konseling menjadi sangat penting seluruh personalia yang ada di sekolah dengan sentral
karena langsung berhubungan langsung dengan koordinasi dan tanggung jawab ada di tangan konselor
peserta didik. Hubungan ini tentunya akan semakin yang bersertifikat (certified counselors). Konselor
berkembang pada hubungan peserta didik dengan tidak hanya menyediakan layanan langsung untuk
peserta didik lain, guru dan karyawan, orang peserta didik, tetapi juga bekerja konsultatif dan
tua/keluarga, dan teman-teman lain di rumah. kolaboratif dengan tim bimbingan yang lain. Staf
Menurut Depdiknas (2007: 194), pada saat personel sekolah (guru dan tenaga administrasi), orang
ini telah terjadi perubahan paradigma pendekatan tua dan masyarakat. Hal ini hampir sama dengan yang
bimbingan dan konseling, yaitu dari pendekatan yang diutarakan oleh Myrick (1993: 11) yang menjelaskan
berorientasi tradisional, remedial, klinis, dan terpusat bahwa pendekatan bimbingan dan konseling harus
pada konselor, kepada pendekatan yang berorientasi lebih berorientasi kepada pengembangan siswa, yang
perkembangan dan preventif. Pendekatan bimbingan merupakan usaha untuk mengidentifikasi keahlian dan
dan konseling perkembangan (Developmental pengalaman yang perlu dimiliki siswa agar berhasil di
Guidance and counseling) atau bimbingan dan sekolah., d) Program bimbingan dan konseling
konseling komprehensif (Comprehensive Guidance dikembangkan melalui serangkaian proses sistematis
and Counseling) didasarkan pada upaya pencapaian sejak dari perencanaan, desain, implementasi,
tugas perkembangan, pengembangan potensi, dan evaluasi, dan keberlanjutan. Melalui penerapan fungsi-
pengentasan masalah-masalah konseli. Tugas-tugas fungsi manajemen tersebut diharapkan kegiatan
perkembangan dirumuskan sebagai standar layanan bimbingan dan konseling dapat
kompetensi yang harus dicapai konseli, sehingga diselenggarakan secara tepat sasaran dan terukur., f)
pendekatan ini disebut juga bimbingan dan konseling Program bimbingan dan konseling ditopang oleh
berbasis standar (Standard Based Guidance and kepemimpinan yang kokoh. Faktor kepemimpinan ini
Counseling). Ketika pendekatan bimbingan dan diharapkan dapat menjamin akuntabilitas dan
konseling perkembangan dipergunakan akan pencapaian kinerja program bimbingan dan konseling.
menggabungkan pendekatan yang berorientasi klinis, Model bimbingan dan konseling
remidial, dan preventif, (Myrick, 1993: 8). Komprehensif terdapat tiga unsur dan empat
Lima premis dasar yang menegaskan istilah komponen. Tiga Unsur tersebut meliputi isi dari
Comprehensive school guidance and counseling yang program, kerangka yang organisatoris, dan sumber
harus dipahami sebagai kerangka kerja utuh oleh daya. Isi meliputi kemampuan siswa. Kerangka
tenaga-tenaga ahli di bidang bimbingan dan konseling mempunyai tiga komponen struktural (definisi,
karena lima premis dasar ini adalah sebagai titik tolak asumsi, dan dasar pemikiran) dan empat komponen
untuk mengembangkan program dan mengelola program (guidance curriculum, individual planning,
bimbingan dan konseling di sekolah. Menurut Gysbers responsive services, and system support). Unsur
& Henderson (Fathur Rahman, 2009: 2), lima premis Sumber daya menyertakan personil, anggaran dana,
dasar yang menegaskan istilah Comprehensive school dan mengimplementasikan program. Bimbingan dan
guidance and counseling adalah; a) Tujuan Bimbingan konseling komprehensif mempunyai komponen yang
dan konseling bersifat kompatibel dengan tujuan menyertakan aktivitas dan tanggung-jawab dari semua
pendidikan. Dalam pendidikan ada standar dan yang terlibat dalam program bimbingan dan konseling
kompetensi tertentu yang harus dicapai oleh peserta komprehensif (Cobia & Henderson, 2009: 61).
didik. Oleh karena itu, segala aktivitas dan proses Lebih lanjut menurut Bowers & Hatch
dalam layanan bimbingan dan konseling harus (Fathur Rahman, 2009: 3), menyatakan bahwa
diarahkan pada upaya membantu peserta didik dalam program bimbingan dan konseling sekolah tidak hanya
pencapaian standar kompetensi yang dimaksud., b) bersifat komprehensif dalam ruang lingkup, namun
Program bimbingan dan konseling bersifat juga harus bersifat preventif dalam desain, dan bersifat
pengembangan (based on developmental approach). pengembangan dalam tujuan (comprehensive in scope,
Meskipun seorang konselor dimungkinkan untuk preventive in design and developmental in nature).
mengatasi problem dan kebutuhan psikologis yang Pertama, bersifat komprehensif berarti program
bersifat krisis dan klinis, pada dasarnya fokus layanan bimbingan dan konseling harus mampu memfasilitasi
bimbingan dan konseling lebih diarahkan pada usaha capaian-capaian perkembangan psikologis siswa
memfasilitasi pengalaman-pengalaman belajar tertentu dalam totalitas aspek bimbingan (pribadi-sosial,
yang membantu peserta didik untuk tumbuh, akademik, dan karir). Layanan bimbingan dan
berkembang, dan menjadi pribadi yang mandiri., c) konseling di tujukan untuk seluruh siswa tanpa syarat
Program bimbingan dan konseling melibatkan apapun. Kedua, bersifat preventif dalam disain

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 4
Nama Penulis Artikel
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume, Nomor, Tahun Edisi
e-ISSN 2477-6300
mengandung arti bahwa pada dasarnya tujuan Gambar 1. School Counseling Program Structure
pengembangan program bimbingan dan konseling di (American School Counselor Association, 2005: 20).
sekolah hendaknya dilakukan dalam bentuk yang
bersifat preventif. Upaya pencegahan dan antisipasi Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan
sedini mungkin (preventive education) hendaknya oleh peneliti terhadap 40 siswa SMAN 16 Surabaya
menjadi semangat utama yang terkandung dalam dapat disimpulkan, bahwa siswa menganggap guru
pelayanan dasar (guidance curriculum) yang bimbingan dan konseling sebagai polisi sekolah yang
diterapkan sekolah. Melalui cara yang preventif bertugas menangani ”anak-anak bermasalah” dan
tersebut diharapkan siswa mampu memilah tindakan bertugas memberikan skoring pelanggaran tata tertib
dan sikap yang tepat dan mendukung pencapaian yang dilakukan oleh peserta didik. Pola sikap negatif
perkembangan psikologis kearah ideal dan positif. dan kenakalan peserta didik pada umumnya seringkali
Beberapa program yang dapat dikembangkan seperti dianggap sebagai dampak dari kurang berfungsinya
pendidikan multikultarisme dan anti kekerasan, layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Selain
mengembangkan keterampilan resolusi konflik, itu, pola sikap negatif dan kenakalan peserta didik
pendidikan seksualitas, kesehatan reproduksi, dan juga disebabkan oleh tidak disusunnya program
sebagainya, Ketiga, bersifat pengembangan dalam layanan bimbingan dan konseling secara terencana
tujuan bahwa program yang didisain konselor sekolah dan sitematis di sekolah. Di sisi lain, ada sebagian
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para peserta siswa yang menganggap guru bimbingan dan
didik sesuai dengan tahap perkembangan. konseling sebagai figur yang membantu siswa agar
Menurut Depdiknas (2007:220-223), penyu- dapat mencapai perkembangan secara optimal sesuai
sunan program bimbingan dan konseling di sekolah dengan bakat, kemampuan, minat dan nilai-nilai, serta
dimulai dari kegiatan asesmen, atau kegiatan terpecahkan masalah-masalah yang dihadapi peserta
mengidentifikasi aspek-aspek yang dijadikan bahan didik. Hal tersebut terlihat, ada beberapa siswa yang
masukan bagi penyusunan program tersebut. Asesmen datang sendiri ke ruang bimbingan dan konseling
adalah aktivitas fondasi bagi pengembangan program tanpa dipanggil terlebih dahulu.
yang akuntabel (Gibson & Mitchell, 2008: 567). Pemilihan program layanan bimbingan dan
Kegiatan asesmen ini meliputi (1) asesmen konseling komprehensif sebagai pola layanan yang
lingkungan, yang terkait dengan kegiatan akan dikembangkan di SMA, karena program layanan
mengidentifikasi harapan sekolah dan masyarakat bimbingan dan konseling komprehensif memiliki
(orang tua peserta didik), sarana dan prasarana kelebihan dibanding dengan pola lama. Kelebihan itu
pendukung program bimbingan, kondisi dan salah satunya adalah program layanan bimbingan dan
kualifikasi konselor, dan kebijakan pimpinan sekolah ; konseling komprehensif bersifat sistemik, bukan
dan (2) asesmen kebutuhan atau masalah peserta sekedar program yang sistematis. Program bimbingan
didik, yang menyangkut peserta didik, seperti aspek dan konseling yang sistematis adalah program
fisik (kesehatan dan keberfungsinya), kecerdasan, pelaksanaannya sesuai dengan rencana, tertata baik
motif belajar, sikap dan kebiasaan belajar, minat- sejak perencanaan, pendataan, implementasi dan
minatnya (pekerjaan, jurusan, olah raga, seni, dan evaluasi. Sementara sifat sistemik program bimbingan
keagamaan), masalah-masalah yang dialami, dan dan konseling komprehensif nampak pada beberapa
kepribadian ; atau tugas-tugas perkembangan sebagai hal seperti, penyusunan program bimbingan dan
landasan untuk memberikan pelayanan bimbingan dan konseling diawali dengan needs assesment, layanan
konseling. bimbingan dan konseling menjangkau seluruh peserta
Struktur pengembangan program bimbingan didik, program bimbingan dan konseling melibatkan
dan konseling komprehensif menurut kolaborasi antar staf maupun profesi dalam satuan
pendidikan, evaluasi yang dilakukan mencakup tiga
jenis evaluasi yaitu evaluasi kinerja konselor
(counselor perfomance evaluation), evaluasi program
dan evaluasi hasil (result evaluation).
Berdasarkan paparan di atas, peneliti
menganggap perlu untuk melakukan pengembangan
program layanan bimbingan dan konseling
komprehensif. Oleh karena itu pengadaan program
layanan bimbingan dan konseling komprehensif
sangat diperlukan sebagai salah satu penunjang
tercapainya visi/misi yang ada di sekolah secara
khusus dan tujuan pendidikan nasional pada
umumnya. Penelitian ini bertujuan menghasilkan
American School Counselor Association (ASCA) program layanan bimbingan dan konseling
sebagai berikut:
Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 5
Nama Penulis Artikel
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume, Nomor, Tahun Edisi
e-ISSN 2477-6300
komprehensif yang layak digunakan sebagai pedoman Data-data yang diperoleh dalam pengembangan
penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling di program layanan bimbingan dan konseling ini berupa
SMA. data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif
diperoleh dari angket tertutup sedangkan data
METODE kualitatif diperoleh dari hasil validasi ahli dan FGD
Penelitian ini merupakan penelitian yang berupa masukan, tanggapan, serta kritik dan
pengembangan (Research and Development) dengan saran untuk bahan revisi program yang dikembangkan.
menggunakan model prosedural yang bersifat Dua kelompok subyek validasi program dalam
deskriptif yaitu menggariskan langkahlangkah yang penelitian pengembangan ini adalah dua ahli yang
harus diikuti untuk menghasilkan produk. Produk berkompeten dalam program bimbingan dan
yang dimaksud dalam pengembangan ini adalah konseling, serta kepala sekolah dan kelompok guru
program hipotetik layanan bimbingan dan konseling bimbingan dan konseling di SMA.
komprehensif. Teknik analisis data yang digunakan untuk
Penelitian pengembangan dilaksanakan di mengolah data yang diperoleh dalam pengembangan
SMAN 16 Surabaya. Prosedur pengembangan yang program bimbingan dan konseling komprehensif ini
akan dilalui dalam penelitian dan pengembangan adalah dengan menggunakan analisis deskriptif
program layanan bimbingan dan konseling kualitatif dan kuantitatif.
komprehensif di SMAN 16 Surabaya menggunakan
prosedur pengembangan Borg and Gall sebagai HASIL DAN PEMBAHASAN
berikut: 1) Penelitian Awal dan Pengumpulan Data,
(a) Analisis kebutuhan (needs assessment), peneliti Berdasarkan data kuantitatif hasil penilaian
mengumpulkan data berkenaan dengan program ahli dapat disimpulkan secara umum bahwa program
layanan bimbingan dan konseling komprehensif di layanan bimbingan dan konseling komprehensif
sekolah tempat penelitian., (b) Merumuskan Masalah, SMAN16 Surabaya tahun ajaran 2021/2012 termasuk
rumusan masalah dalam pengembangan ini adalah dalam kategori baik dengan skor 81,96%. Hasil uji
belum adanya sebuah program layanan bimbingan dan ahli dapat diuraikan sebagai berikut:
konseling yang sesuai dengan kebutuhan nyata dan 1. Penilaian terhadap landasan termasuk dalam
kondisi obyektif yang dapat digunakan sebagai kategori baik dengan memperoleh nilai rata-rata
pedoman guru bimbingan dan konseling dalam 79,17%, dengan rincian: kejelasan rasional
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling., program layanan bimbingan dan konseling 75%
(c) Studi literatur, peneliti mempelajari konsep-konsep (cukup baik), kesesuaian visi dan misi BK dengan
atau teori-teori yang berkenaan dengan program visi dan misi sekolah 75% (cukup baik), ketepatan
layanan bimbingan dan konseling komprehensif yang
deskripsi kebutuhan 75% (cukup baik), kejelasan
akan dikembangkan., (d) Perencanaan., (e) 6 | Jurnal
deskripsi kebutuhan 75% (cukup baik),
Psikologi Pendidikan & Konselin Vol. 1 No. 1 Juni
2015 Pengembangan program awal., 2) kesesuaian bidang pengembangan dengan
Pengembangan program, (a) Validasi ahli, draft awal deskripsi kebutuhan 100% (baik), kejelasan
program layanan bimbingan dan konseling tujuan setiap bidang pengembangan 75% (cukup
komprehensif akan dievaluasi oleh beberapa ahli baik).
untuk mendapatkan masukan, tanggapan, serta kritik 2. Penilaian terhadap komponen program termasuk
dan saran sebagai bahan revisi program yang dalam kategori baik dengan memperoleh niali
dikembangkan. (b) FGD (Focus Group Discussion), rata-rata 82,81%, dengan rincian: visibilitas
draft program layanan bimbingan dan koseling bentuk implementasi pelayanan dasar 75% (cukup
komprehensif yang telah di validasi ahli kemudian baik), kejelasan bentuk implementasi pelayanan
didiskusikan dengan kepala sekolah dan kelompok dasar 87,5% (baik), visibilitas bentuk
guru bimbingan dan konseling di SMAN 16 Surabaya implementasi pelayanan responsif 87,5% (baik),
untuk mendapatkan penyempurnaan dan penyesuaian
kejelasan bentuk implementasi pelayanan
keadaan di SMAN 16 Surabaya. (c) Program final,
responsif 75% (cukup baik), visibilitas bentuk
program final adalah program hipotetik layanan
bimbingan dan konseling komprehensif yang dibuat implementasi perencanaan individual 87,5%
berdasarkan hasil validasi, diskusi, analisis, dan revisi. (baik), kejelasan bentuk implementasi
Teknik pengumpulan data yang digunakan perencanaan individual 87,5% (baik), visibilitas
untuk penelitian ini adalah angket dan Focus Group bentuk implementasi dukungan sistem 87,5%
Discussion (FGD). Data dianalisis secara deskriptif (baik), kejelasan bentuk implementasi dukungan
kualitatif dan kuantitatif. Program layanan bimbingan sistem 75% (cukup baik).
dan konseling komprehensif ini dihasilkan melalui dua 3. Penilaian terhadap sistem manajemen termasuk
tahap validasi program dan dua tahap revisi. dalam kategori baik dengan memperoleh nilai
Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 6
Nama Penulis Artikel
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume, Nomor, Tahun Edisi
e-ISSN 2477-6300
rata-rata 84,62%, dengan rincian: kejelasan 4. Penilaian terhadap akuntabilitas termasuk dalam
deskripsi tugas personil sekolah, dalam kaitannya kategori baik dengan memperoleh rata-rata nilai
dengan bimbingan kon-seling 75% (cukup baik), 81,25%, dengan rincian: kejelasan rencana
ketepatan pemilihan dewan penasihat 87,5% evaluasi 87,5% (baik), kejelaan prosedur
(baik), kejelasan data yang akan digunakan 100% Pelaksanan evaluasi 75% (baik).
(baik), kesesuaian alokasi waktu pelayanan dasar
87,5% (baik), kesesuaian alokasi waktu pelayanan Berdasarkan hasil perhitungan secara
responsif 75% (cukup baik), kesesuaian alokasi kuantitatif di atas, program layanan bimbingan
waktu perencanaan individual 75% (cukup baik), dan konseling komprehensif SMAN 16 Surabaya
kesesuaian alokasi waktu dukungan system 75% yang dikembangkan mendapatkan rata-rata
(cukup baik), bentuk program tahunan 87,5% penilaian 81,96 dan berdasarkan kriteria
(baik), kejelasan deskripsi program tahunan keefektifan yang ditetapkan termasuk dalam
87,5% (baik), bentuk program bulanan 87,5% kategori baik atau layak
(baik), kejelasan deskripsi program bulanan diimplementasikan.Namun, berdasarkan data
87,5% (baik), bentuk program harian 87,5% kualitatif program ini perlu direvisi sesuai
(baik), kejelasan deskripsi program harian 87,5% masukan/saran dan komentar dari ahli
(baik).

PENUTUP pendukung bimbingan dan konseling


Proses pengembangan program layanan (Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,
bimbingan dan konseling komprehensifdilakukan Wali Kelas, dan Staf Administrasi)
dengan dua tahap validasi program dan dua tahap melaksanakan tugas dalam kaitannya
revisi. Dua tahap validasi programtersebut adalah dengan pelayanan bimbingan dan
validasi ahli dan Focus Group Discussion (FGD), konseling, sesuai dengan fungsi dan peran
sedangkan dua tahap revisi yang dilakukan adalah
masing-masing.
revisi program tahap pertama berdasarkan validasi ahli
b. Dewan penasihat (Advisory council) yang
dan revisi tahap kedua berdasarkan Focus Group
Discussion (FGD). ditunjuk untuk memeriksa hasil
Program layanan bimbingan dan konseling pelaksanaan program layanan bimbingan
komprehensif ini dari hasil validasi ahli telah dan konseling komprehensif dan membuat
dinyatakan layak diimplementasikan dan termasuk rekomendasi yaitu Kepala Dinas
dalam kategori baik, dan dari hasil Focus Group Pendidikan Kabupaten Sleman dan Kepala
Discussion (FGD) dinyatakan telah layak sekolah SMAN 16 Surabaya.
diimplementasikan. c. Data (Use of data) yang akan digunakan
Struktur program layanan bimbingan dan dalam program layanan bimbingan dan
konseling komprehensif SMAN 16 Surabaya sebagai konseling komprehensif di SMA Negeri 1
berikut: Depok Sleman Yogyakarta yaitu, Data
Bagian I Landasan (Foundation) Pribadi, Instrumen Tugas Perkembangan,
a. Rasional
Daftar Cek Masalah, Sosiometri, Tes Who
b. Visi dan misi
Am I, Studi Habit, Presensi Siswa, Rekap
c. Bidang pengembangan
Prestasi Belajar, Anecdetol Record, Hasil
d. Deskripsi kebutuhan (Need assessment)
Wawancara Siswa dan Kartu Konseling.
Bagian II komponen program d. Penggunaan waktu (Use of time)
a. Pelayanan dasar didasarkan kepada isi program dan
b. Pelayanan responsif (Responsif services) dukungan manajemen, alokasi waktu
c. Perencanaan individual (Individual untuk peluncuran pelayanan dasar 15% -
students planning) Dukungan system 25%, pelayanan responsif 25% - 35%,
(System support) perencanaan individual 25% - 35%,
dukungan sistem 15% - 20%.
Bagian III Sistem manajemen (Management e. Program layanan bimbingan dan konseling
System) komprehensif yang telah dituangkan dalam
a. Kesepakatan (Agreements) guru rencana kegiatan dijadwalkan ke dalam
bimbingan dan konseling dan personil bentuk kalender tahunan, kalender
Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 7
Nama Penulis Artikel
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume, Nomor, Tahun Edisi
e-ISSN 2477-6300
bulanan, dan kalender harian Edition (American Psychological Association).
(Calendars).Bagian IV Akuntabilitas Berikut adalah contoh penggunaan beberapa referensi.
(Accountability system)
a) Rencana evaluasi (program Audit, Buku 1 Penulis
personnel, results reports) Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi. Jakarta:
b) Prosedur pelaksanaan evaluasi elalui Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
penelitian ini kami menyarankan

Bagi Kepala Sekolah, Menyediakan jam Buku 2 Penulis


masuk kelas secara terjadwal bagi guru Tubagus, A, & Wijonarko. (2009). Langkah-Langkah
bimbingan dan konseling untuk Memasak. Jakarta: PT Gramedia.
melaksanakan program pelayanan dasar
melalui strategi implementasi bimbingan Buku 3 Penulis
klasikal. Bagi Guru Bimbingan dan Leen, B., Bell, M., & McQuillan, P. (2014). Evidence-
Konseling. Mempelajari literatur/bacaan Based Practice: a Practice Manual. USA:
yang relevan dengan bimbingan dan Health Service Executive.
konseling komprehensif agar paham
bimbingan dan konseling komprehensif
yang diharapkan dapat memperlancar
pelaksanaan program layanan bimbingan Buku Lebih Dari Satu Edisi
dan konseling komprehensif di SMA. Prayitno, & Amti, E. (2012). Dasar-Dasar Bimbingan
Melaksanakan, melakukan tindak lanjut dan Konseling (Edisi ke-10). Jakarta: PT
dan mempertanggungjawabkan Rineka Cipta.
pelaksanaan program.
Penulis Dengan Beberapa Buku
Soeseno, S. (1980). Teknik Penulisan Ilmiah-Populer.
Jakarta: PT Gramedia.
Soeseno, S. (1993). Teknik Penulisan Ilmiah-Populer:
Kiat Menulis Nonfiksi untuk Majalah. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.

Penulis Tidak Diketahui / Lembaga


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
(2003). Panduan Teknis Penyusunan Skripsi
Sarjana Ekonomi. Jakarta: UI Press.

Buku Terjemahan
Gladding, S. T. (2012). Konseling: Profesi yang
Menyeluruh (6th ed.). (P. Winarno, & L.
REFERENSI Yuwono, Trans.) Jakarta: PT. Indeks.
Semua rujukan-rujukan yang diacu di dalam
teks artikel harus didaftarkan di bagian Referensi. Buku Kumpulan Artikel/Memiliki Editor
Referensi harus berisi pustaka-pustaka acuan yang Ginicola, M. M., Filmore, J. M., Smith, C., &
berasal dari sumber primer (jurnal ilmiah dan Abdullah, J. (2017). Physical and Mental
berjumlah minimum 80% dari keseluruhan daftar Health Challenges Found in the LGBTQI+
pustaka) dan sangat direkomendassikan mengandung Population. In M. M. Ginicola, C. Smith, & J.
aspek kebaruan (novelty). Referensi yang dianggap M. Filmore (Eds.), Affirmative Counseling with
memiliki kebaruan yang baik adalah referensi yang LGBTQI+ People (pp. 75 - 85). Alexandria,
diterbitkan selama 10 tahun terakhir. Setiap artikel VA: American Counseling Association.
paling tidak berisi 10 (sepuluh) daftar pustaka acuan.
Penulisan Daftar Pustaka sebaiknya Artikel Jurnal / Ensiklopedi
menggunakan aplikasi manajemen referensi seperti Ruini, C., Masoni, L., Otolini, F., & Ferrari, S. (2014).
Mendeley atau References Ms. Word. Spasi untuk Positive Narrative Group Psychotherapy: The
daftar referensi adalah 1 spasi. Format penulisan yang Use of Traditional Fairy Tales to Enhance
digunakan di JBKR (Jurnal Bimbingan dan Konseling Psychological Well-Being and Growth.
Ar-Rahman) adalah sesuai dengan format APA 6th Psychology of Well-Being, 4 (13), 1-9.

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 8
Nama Penulis Artikel
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume, Nomor, Tahun Edisi
e-ISSN 2477-6300
Artikel Jurnal dengan Lebih dari 7 Penulis
Gilbert, D. G., Mcclernon, J. F., Rabinovich, N. F., Surat Kabar
Sugai, C., Plath, L. C.,Asgaard, G., … Irawan, A. (24 September 2010). “Impor Beras dan
Botros, N. (2004). Effects of quitting Manajemen Logistik Baru”. Koran Tempo,
smoking on EEG activation and attention last A11.
for more than 31 days and are more severe
with stress, dependence, DRD2 Al allele, and Skripsi/Tesis/Disertasi Tidak Terpublikasi
depressive traits. Nicotine and Tobacco Nurgiri, M. (2010). Antropologi Indonesia (Skripsi
Research, 6, 249—267 Tidak Terpublikasi). Sarjana Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia,
Artikel Jurnal dengan DOI Jakarta.
Herbst-Damm, K. L., & Kuhk, J. A. (2005). Volunteer
support marital status, and the survival times Skripsi/Tesis/Disertasi dari Sumber Online
of terminally ill patients. Health Psychology, Haryadi, R. (2017). Pengembangan Model Evidence-
24, 225-229. doi: 10.1037/0278- Based Community Counseling untuk
6133.24.2.225 Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis pada
Subyek Eks-Pecandu NAPZA di Kota
Artikel dalam Prosiding Online Semarang (Tesis, Pascasarjana Universitas
Herculano-Houzel, S., Collins, C. E., Wong, R, Kaas, Negeri Semarang). Diakses dari:
J. H., & Lent R. (2008). The basic http//pps.unnes.ac.id//tesis/rudiharyadi/
nonuniformity of the cerebral cortex.
Proceedings of the National Academy of Video
Sciences, 105, 12593—12598. doi:1 0. 1 American Psychological Association. (Produser).
073/pnas.Q80541 7105 (2000). Responding therapeutically to patient
expressions of sexual attraction [DVD].
Artikel dalam Prosiding Cetak Tersedia di http://www.apa.org/videos/
Katz, I., Gabayan, K., & Aghajan, H. (2007). A multi-
touch surface using multiple cameras. In J. Serial Televisi
Blanc-Talon, W. Philips, D. Popescu, & P. Egan, D. (Penulis), & Alexander, J. (Pengarah).
Scheunders (Eds.), Lecture Notes in (2005). Failure to communicate [Episode Seri
Computer Science: Vol. 4678. Advanced Televisi]. In D. Shore (Produser Pelaksana),
Concepts for intelligent Vision Systems (pp. House. New York, NY: Fox Broadcasting.
97—108). Berlin, Germany: Springer-Verlag.
Musik Rekaman
Majalah Lang, K.D. (2008). Shadow and the frame. On
Susanta, R. (Juni 2010). “Ambush Watershed [CD]. New York, NY: Nonesuch
Marketing”. Marketing, 140 (2), 15-17. Records.

Majalah Online Perangkat Lunak


Susanta, R. (Juni 2010). “Ambush Comprehensive Meta-Analysis (Version 2) [Computer
Marketing”. Marketing, 140 (2), 15-17. software]. Englewood, NJ: Biostat.
Diakses dari: http//majalahmarketing.com//

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 9

Anda mungkin juga menyukai