Anda di halaman 1dari 1

9

1
Sebab tanpa jaminan anggaran yang memadai, implementasi kebijakan tidak akan

beijalan efektif dalam mencapai tujuan. (Edwar III, dalam Widodo (2010:101).

Dalam upaya implemetasi Permendiknas nomor 24 tahun 2007 dan

pengembangan sarana dan prasarana di madrasah, khususnya Kota Medan, anggaran

pembiayaan dibebankan pada dana DIPA (Darfar Isian Pelaksanaan Anggaran)

Kementrian Agama Provinsi Sumatera Utara. Dana DIPA diturunkan ke madrasah

melalui Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Utara bidang Pendidikan Madrasah.

Terkait dengan pembiayaan sarana dan prasarana ini diungkapkan oleh MY, sebagai

berikut:

“Dari dana DIPA, karena dana pegadaan sarpras berasal dari dana pemerintah
sebaiknya dipergunakan untuk pengadaan sarana yang memang sangat
dibutuhkan jangan sampai pengadaan sarana tersebut sudah menggunakan biaya
yang cukup banyak tetapi tidak dapat digunakan oleh siswa, guru maupun
pengelola madrasah lainnya”.

Pengadaan fasilitas sarana dan prasarana di Madrasah untuk mendukung proses

belajar mengarajar berasal dari dana DIPA yang disalurkan oleh Kementrian Agama

Provinsi Sumatera Utara dan juga berasal dari dana komite madrasah, seperti yang

disampaikan oleh NA wakil kepala madrasah MAN 2 Model Medan sebagai berikut:

“Dana DIPA dan dana Komite Madrasah. Penambahan, pembangunan,


perbaikan dan dana tak terduga lainnya kalau tidak memungkinkan
menggunakan dana DIPA maka diambil dari dana Komite Madrasah yang
sudah disetujui oleh pengelola komite madrasah”

Hal yang sama juga disampaikan oleh HS, WKM bidang sarana dan prasana

MAN 1 Medan yang menerangkan bahwa biaya dalam mengimplementasikan standar

saran dan prasarana yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan berasal dari

Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara:

Anda mungkin juga menyukai