Anda di halaman 1dari 1

9

4
Selain penggunaan dana DIP A Kementrian Agama yang disalurkan melalui

melalui Bidang Pendidikan Madrasah dalam proses implementasi Permendiknas

nomor 24 tahun 2007, dan juga secara umum pengelolaan sarana prasarana madrasah

di Kota Medan, juga terdapat sumber anggaran (pembiayaan) yang disebut “dana

komite madrasah Hal ini diakui oleh H. Muhammad Yunus bahwa keterbatasan dana

DIPA menyebabkan sebagian besar pengelolaan sarana prasarana diserahkan kepada

madrasah -madrasah secara otonomi. Dalam konteks ini madrasah melibatkan komite

madrasah sebagai stakeholder. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh MY seksi

sarana dan prasarana bidang pendidikan madrasah:

“Karena pengembangan Sarana dan prasarana di madrasah sebagian besar


sudah diserahkan kepada madrasah disebabkan keterbatasan dana DIPA dari
pemerintah maka ada hak otonomi dari madrasah untuk melibatkan komite
sebagai stakeholder”.

Komite madrasah adalah para orang tua/wali murid disetiap madrasah. Setiap

orang tua/wali secara otomatis menjadi bagian dari anggota komite madrasah.

Umumnya madrasah di Kota Medan bekeija sama dengan orang tua/wali murid

berkaitan dengan pendanaan madrasah. Oleh karena itu, dana komite madrasah

berasal dari hibah atau sumbangan orang tua/wali murid. Para orang tua/ murid ini

memberikan sejumlah uang hibah atau sumbangan pada tiap semesternya, bisanya

terjadi pada saat pembagian raport murid. Dalam konteks inilah para orang tua/wali

murid dilibatkan sebagai stakeholeder yang berkaitan dengan pengelolaan sarana dan

prasarana. Mengelai hal ini dinyatakan oleh WKM bidang sarana dan prasarana

MAN 2 Model Medan, yaitu NA, sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai