Indonesia secara eksplisit menyatakan diri untuk hadir dan ikut andil dalam ranah pengkaderan
ummat dan bangsa, hal ini termaktub secara jelas pada Anggaran Dasar Himpunan Mahasiswa
Islam BAB III Pasal 4 tentang Tujuan yang berbunyi sebagai berikut : “Terbinanya Insan
Akademis, Pencipta, Pengabdi yang Bernafaskan Islam dan Bertanggung Jawab atas
Terwujudnya Masyarakat Adil Makmur yang Diridhoi Allah SWT.” Dengan demikian dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwasanya seorang kader HMI berkewajiban untuk membina kader penerus
dan yang paling terutama sendiri membina diri sendiri baik di bidang intelektual maupun
spiritual semata-mata demi menjadi kader penerus ummat dan bangsa
Melihat kondisi mahasiswa saat ini sangat jauh dari harapan bangsa dan Negara.
Fenomena mahalnya biaya pendidikan saat ini terutama mahasiswa kesehatan, banyak
menuntut mahasiswa untuk mampu menyelesaikan study nya tepat waktu. Sehingga segala
energy dicurahkan demi menyandang gelar sarjana. Mahasiswa hanya mementingkan hasilnya
tanpa mementingkan bagaimana memulai. Kenyataannya gelar sarjana dan indeks prestasi
yang tinggi tidak mampu menjamin masa depan yang lebih baik. Kecenderungan bersifat
prakmatisme dan apatis yang membuatnya terlihat acuh tak acuh dan tertutup dari lingkungan
luarnya, mereka cenderung akan peduli jika sesuatu hal membawa keuntungan yang secara
jelas bagi mereka. Oleh karena itu, komisariat kedokteran mengalami krisis kader dan kurang
mendapatkan perhatian dari mahasiswa kesehatan itu sendiri.