Anda di halaman 1dari 10

Nama : Pratama Nadiah Nur Anjani

NIM : 203200221
Kelas : PGMI H
RESUME KAJIAN ZAKAT
1. Pengertian Zakat
Zakat ditinjau dari segi bahasa memiliki banyak arti, yaitu al-barakatu yang mempunyai arti
keberkahan, ath-thaharatu yang memiliki arti kesucian, al-namaa yang mempunyai arti
pertumbuhan dan perkembangan, dan ash-shalahu yang memiliki arti keberesan. Sedangkan zakat
ditinjau dari segi istilah terdapat banyak ulama’ yang mengemukakan dengan redaksi yang berbeda-
beda , akan tetapi pada dasarnya mempunyai maksud yang sama, yaitu bahwa zakat itu adalah
bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya
untuk diserahkan kepada seseorang yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula.
Dari pengertian diatas sangat jelas bahwa orang yang mengeluarkan sebagian dari hartanya
untuk zakat akan dapat menambah kesuburan hartanya dan memperoleh pula keberkahan dan
rahmat dari Allah, serta mendapatkan kesucian diri dari hartanya, selain itu hartanya akan
senantiasa tumbuh dan berkembang menjadi lebih banyak, dan harta yang dimiliki akan selalu beres
dan dijauhkan dari berbagai macam kemadharatan.
Zakat merupakan rukun Islam yang ketiga dan Allah SWT mewajibkan untuk menunaikan
zakat. Zakat dapat membersihkan pelakunya dari dosa dan menunjukan kebenaran imanya, adapun
caranya dengan memberikan sebagian harta yang telah mencapai nishab dalam waktu satu tahun
kepada orang yang berhak menerimanya.
Zakat menjadi berkah karena dengan membayar zakat hartanya akan bertambah atau tidak
berkurang sehingga akan menjadikan hartanya tumbuh laksana tunas-tunas pada tumbuhan karena
karunia dan keberkahan yang diberikan Allah SWT kepada seorang muzakki, dan suci dari kotoran
dan dosa yang menyertainya yang disebabkan oleh harta yang dimilikinya tersebut, adanya hak-hak
orang lain yang menempel padanya. Maka apabila tidak dikeluarkan zakatnya, maka harta tersebut
mengandung hak-hak orang lain yang apabila kita menggunakan atau memakanya berarti kita
memakan harta haram.
Zakat merupakan rukun Islam yang ketiga dari rukun Islam yang lima, yang merupakan
dasar atau pondasi bagi umat Islam untuk dilaksanakan. Zakat hukumnya adalah wajib (fardhu ‘ain)
bagi setiap muslim apabila sudah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan syariat. Kewajiban
zakat ini telah ditetapkan Allah SWT dalam al-Qur’an, Hadits, serta Ijma’. Betapa pentingnya
membayar zakat telah diterangkan secara jelas di dalam al-Qur’an maupun Hadits. Di mana dalam
al-Qur’an kata zakat dan shalat selalu disebut beriringan pada 82 ayat. Dari hal ini adanya
keterkaitan yang kuat antara zakat dan shalat baik dari segi akibat yang ditimbulkan apabila tidak
mengerjakan dan tujuan yang sama diwajibkanya.
Orang yang enggan membayarnya boleh diperangi. Orang yang menolak kewajibannya
dianggap kafir, karena ia mengingkari perkara dasar agama. Akan tetapi, barang siapa yang
mengakui kewajiban zakat, namun ia tidak mau menunaikannya, maka ia hanya dianggap sebagai
orang Islam yang bermaksiat, karena tidak mau menunaikan perintah agama, juga sebagai orang
yang telah melakukan dosa besar.

2. Benda yang Wajib di Zakati Serta Nishab dan Zakat yang Dikeluarkan
a. Zakat Emas dan Perak
Islam mewajibkan membayar zakat emas dan perak apabila sudah mencapai syarat-syarat
yang berlaku pada keduanya, baik berupa logam, cair maupun gumpalan. Syarat yang berlaku bagi
keduanya adalah apabila telah mencapai haul dan nishab yang telah ditentukan. Adapun nishab
untuk emas adalah 20 mistqal atau 20 dinar. Sedangkan nishab untuk perak adalah 200 dirham.
Menurut sebagian peneliti bahwa 1 dinar setara 4,25 gram emas, sedangkan 1 dirham setara
2,975 gram. Maka nishab emas yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah 4,25 x 20 = 85 gram,
sedangkan nishab perak yang wajib dikeluarkan zaktanya adalah 2,975 x 200 = 595 gram. Jadi
zakat yang harus dikeluarkan pada emas dan perak adalah 1/40 atau 2,5 % nya.
b. Zakat Binatang Ternak
Binatang ternak adalah binatang yang dengan sengaja dipelihara dan dikembang biakan agar
menjadi bertambah banyak dan mendapat keuntungan lebih. Menurut jumhur ulama’ diantara
hewan ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah unta, sapi/kerbau dan kambing, karena jenis
hewan ini diternakkan untuk tujuan pengembangan (namma') melalui susu dan anaknya, sehingga
sudah sepantasnya dikenakan beban tanggungan.
Adapun nishab dan zakat yang harus dikeluarkan dari masing-masing hewan ternak adalah
sebagai berikut :
a. Unta
1) 5 ekor unta zakatnya 1 kambing
2) 10 ekor unta zakatnya 2 ekor kambing
3) 15 ekor unta zakatnya 3 ekor kambing
4) 20 ekor unta zaktnya 4 ekor kambing
5) 25 ekor unta zakatnya zaktnya 1 ekor unta binti makhadh
6) 36 ekor unta zakatnya zakatnya 1 ekor unta binti labun
7) 46 ekor unta zakatnya 1 ekor unta huqqah
8) 61 ekor unta zakatnya 1 ekor unta jidz’ah
9) 76 ekor unta zakatnya 2 ekor unta binti labun
10) 120 ekor unta zakatnya zakatnya 3 ekor unta binti labun
Keterangan:
a) Kambing / domba yang sudah berumur 2 tahun lebih.
b) Unta bintu makhad adalah unta betina umur 1 tahun, masuk ke umur 2 tahun.
c) Unta bintu labun adalah unta betina umur 2 tahun, masuk ke umur 3 tahun.
d) Unta hiqoh adalah unta betina umur 3 tahun, masuk umur 4 tahun.
e) Unta jadz’ah adalah unta umur umur 4 tahun, masuk umur 5 tahun.
f) Selanjutnya, dalam jumlah tersebut bertambah 40 ekor, maka zakatnya bertambah 1 ekor bintu
labun. Dan jika bertambah 50 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor hiqoh.
b. Sapi
1) 30-39 ekor sapi zakatnya adalah 1 ekor sapi jantan / betina tabi’
2) 40-59 ekor sapi zakatnya adalah 1 ekor sapi betina musinah
3) 60-69 ekor sapi zakatnya adalah 2 ekor sapi tabi’
4) 70-79 ekor sapi zakatnya adalah 1 ekor musinah dan 1ekor tabi’
5) 80-89 ekor sapi zakatnya adalah 2 ekor musinah
Keterangan :
a) Sapi tabi’ adalah sapi berumur 1 tahun, masuk umur 2 tahun.
b) Sapi musinah adalah sapi umur 2 tahun, masuk umur 3 tahun.
c) Selanjutnya setiap bertambah 30 ekor. Zakatnya bertambah 1 ekor tabi’.
d) dan setiap bertambah 40 ekor, maka zakatnya bertambah 1 ekor sapi musinah.
c. Kambing
1) 40-120 ekor kambing zakatnya adalah 1 ekor kambing
2) 121-200 ekor kambing zakatnya adalah 2 ekor kambing
3) 201-300 ekor kambing zakatnya adalah 3 ekor kambing.
4) Selanjutnya jika setiap jumlah bertambah 100 ekor, maka zakatnya bertambah 1 ekor.

c. Zakat hasil pertanian (tanaman dan buah-buahan)


Tanaman, tumbuhan, buah-buahan dan hasil pertanian lainya wajib dikeluarkan zakatnya
apabila sudah memenuhi persyaratan. Adapun syarat utama dari zakat pertanian adalah mencapai
nishab yaitu 5 ausaq, 1 ausaq sama dengan 60 gantang, yang jumlanya kira-kira 910 gram.
Mayoritas ulama’ bersepakat bahwa kadar zakat yang wajib dikeluarkan terhadap zakat hasil
pertanian adalah 1/10 atau 10% pada tanaman yang disiram dengan tanpa biaya, akan tetapi jika
tanaman disiram dengan mengunakan biaya maka kadar zakatnya 1/20 atau 5%.
d. Zakat profesi Zakat
Profesi adalah segala jenis pekerjaan yang dijadikan sebagai mata pencaharian baik bekerja
untuk pemerintah maupun swasta. Kadar zakat yang harus dikeluarkan adalah 2,5 % , sedangkan
nishabnya diqiyaskan dengan emas yaitu 85 gram atau 200 dirham perak.

e. Zakat Perniagaan
Zakat perniagaan adalah harta yang dimiliki yang disiapkan untuk diperjual belikan dengan
tujuan untuk mendapatkan keuntungan dan harta yang dimiliki harus merupakan hasil usaha sendiri.
Ada syarat utama kewajiban zakat pada perdagangan yaitu :
a. Niat berdagang
Niat berdagang atau niat memperjual belikan komoditas tertentu.
b. Mencapai nishab
Nishab kadar zakat harta perdagangan adalah sama`dengan nishab zakat emas yaitu 85 gram
emas.72
c. Telah berlaku satu tahun
Apabila perdagangan itu telah berlangsung satu tahun maka barang-barang ituwajib diperhitungkan
nilai harganya. Apabila pada akhir haul itu nilainya, ditambah dengan uang yang ada (laba)
mencapai nishab maka wajib dikeluarkan zakatnya.

f. Zakat Rikaz
Zakat rikaz adalah harta terpendam pada zaman jahiliyah, yakni harta orang kafir yang
diambil pada zaman islam, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak. Adapun zakat yang wajib
dikeluarkan sebesar 20 % sedangkan sisanya diberikan bagi penemunya, dengan catatan daerah
penemuanya adalah daerah mubah yang tidak ada pemiliknya.

g. Barang Tambang
Ma’din berasal dari kata ya’danu ‘ad-nan artinya menetap pada suatu tempat. Sebagian
ulama berselisih pendapat mengenai ma’din atau barang tambang yang wajib dikeluarkan zakatnya.
Madzhab Ahmad berpendapat bahwa segala hasil bumi yang berharga dan tercipta didalamnya
seperti : emas, perak, besi, tembaga, timah, aspal dan lainya. Sedangkan menurut Abu hanifah
zakatnya itu wajib pada semua barang yang lebur dan dapat dicetak seperti : emas, perak, besi,
tembaga dan lainya.
Adapun nishab zakat barang tambang adalah sama dengan nishab emas dan perak yaitu 20
mistqal atau setara 85 gram emas. Sedangkan besarnya zakat yang wajib di keluarkan adalah 1/40
pada hasil tambang tersebut.
3. Zakat Fitrah
Secara bahasa, zakat berasal dari kata " ‫زكى – زكى‬JJ‫اة – ي‬JJ‫" الزك‬yang berarti suci, tumbuh,
berkah, dan terpuji.1 Dalam buku Pedoman Zakat, zakat menurut bahasa berarti nam ̅a‟
(kesuburan), thah r̅ ah (kesucian), barakah (keberkahan), dan juga tazkiyahtathh r̅ (mensucikan).
Dalam Kamus Al-Kautsar zakat berarti tumbuh bertambah, berkembang. Jadi zakat menurut
bahasa dapat diartikan bahwa harta yang telah dikeluarkan zakatnya akan menjadi suci, tumbuh,
berkah, terpuji, subur, bertambah dan berkembang. Menurut istilah, zakat adalah sejumlah harta
tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya
dengan persyaratan tertentu.
Dalam kitab Kifayah alAkhyar, zakat adalah nama dari sejumlah harta tertentu yang
diberikan kepada golongan tertentu dengan syarat tertentu. Dalam kitab Fath alQarib, zakat adalah
nama bagi suatu harta tertentu menurut cara-cara yang tertentu kemudian diberikan kepada
sekelompok orang yang tertentu pula. Dalam kitab Fath al-Mu‟in, zakat adalah nama sesuatu yang
dikeluarkan (diamlbil) dari harta atau badan dengan ketentuan tertentu.
Berbagai definisi tentang zakat diatas dapat disimpulkan bahwa zakat adalah sejumlah harta
tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang Islam untuk diberikan kepada golongan yang berhak
menerimanya sesuai dengan ketentuan syara‟. Pengertian zakat fitrah menurut bahasa berasal dari
fi‟il madhi yakni fatara yang berarti menjadikan, membuat, mengadakan, dan bisa berarti berbuka
dan makan pagi. Dalam Kamus Pengetahun Islam Lengkap, fitrah berarti membuka atau menguak,
bersih dan suci, asal kejadian, keadaan yang suci dan kembali ke asal, naluri semula manusia yang
mengakui adanya Allah SWT sebagai pencipta alam.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, zakat fitrah adalah zakat yang wajib diberikan
oleh tiap orang Islam setahun sekali pada hari raya Idul Fitri yang berupa makanan pokok sehari-
hari (beras, jagung, dsb). Menurut istilah, zakat fitrah adalah zakat yang dikeluarkan oleh seorang
muslim dari sebagian hartanya kepada orang-orang yang membutuhkan untuk mensucikan jiwanya
serta menambal kekurangan-kekurangan yang terdapat pada puasanya seperti perkataan yang kotor
dan perbuatan yang tidak ada gunanya.
Zakat fitrah mempunyai fungsi antara lain fungsi ibadah, fungsi membersihkan orang yang
berpuasa dari ucapan dan perbuatan yang tidak bermanfaat, dan memberikan kecukupan kepada
orang-orang miskin pada hari raya Idul Fitri.
Beberapa definisi zakat fitrah diatas dapat disimpulkan bahwa zakat fitrah adalah zakat
pribadi yang diwajibkan atas diri setiap Muslim yang memiliki syarat-syarat tertentu yang
ditunaikan pada bulan Ramadhan sampai menjelang shalat Idul Fitri yang berfungsi untuk
membersihkan diri dari perbuatan yang tidak bermanfaat selama bulan puasa.
 Waktu Mengeluarkan Zakat Fitrah
Waktu mengeluarkan zakat fitrah ada dua macam :
1. Waktu yang afdhal, yaitu semenjak terbit fajar di hari Raya Idul Fitri hingga saat-saat menjelang
dilaksanakannya shalat Idul Fitri.
2. Waktu yang diperbolehkan, yaitu satu atau dua hari sebelum hari raya Idul Fitri.
 Ada beberapa waktu dan jenis hukum pembayaran zakat fitrah antara lain :
1) Waktu dibolehkan yaitu dari awal bulan Ramadhan hingga akhir bulan Ramadhan.
2) Waktu wajib yaitu selepas terbenamnya, matahari pada hari akhir Ramadhan hingga datangnya
waktu shalat subuh pada hari raya Idul Fitri.
3) Waktu paling utama yaitu selepas shalat subuh pada hari raya Idul Fitri hingga khatib naik
mimbar pada shalat sunah hari raya Idul Fitri.
4) Waktu makruh yaitu setelah shalat Idul Fitri, meskipun memang disunnahkan mengakhirkannya
untuk menunggu orang yang dekat seperti tetangga selama belum terbenam matahari.
5) Waktu haram yaitu waktu yang dilarang untuk menunda-nunda pembayaran zakat fitrah, yaitu
akhir hari raya Idul Fitri ketika matahari telah terbenam.
Menurut uraian diatas, pembayaran zakat fitrah dapat dilakukan sejak awal Ramadhan, pertengahan
atau akhir Ramadhan sampai menjelang shalat Idul Fitri.
 Syarat-Syarat Wajib Zakat Fitrah
Adapun syarat wajib zakat fitrah ialah :
1. Islam
2. Adanya kelebihan dari makanannya dan dari makanan orang yang wajib
nafkah baginya pada hari raya dan kelebihan dari rumahnya, perabot rumah
tangganya dan kebutuhan pokoknya
3. Lahir sebelum terbenam matahari pada hari penghabisan bulan Ramadhan. Anak yang lahir
sesudah terbenam matahari tidak wajib fitrah. Orang kawin sesudah terbenam matahari tidak wajib
membayarkan fitrah isterinya yang baru dikawininya itu.
 Nisab Zakat Fitrah
Besar zakat fitrah yang wajib dikeluarkan adalah sebesar satu sha‟ yang setara dengan 3,5
liter atau 2,5 kg makanan pokok setempat yang biasa dimakan oleh orang yang bersangkutan,
seperti beras, gandum, kurma.Menurut sebagian ulama’, zakat fitrah juga bisa ditunaikan dalam
bentuk nilai mata uang seharga kadar zakat tersebut, khususnya jika hal itu lebih bermanfaat bagi
fakir miskin yang menerimanya.
4. Orang yang Berhak Menerima Zakat
1.) Fakir, terdapat perbedaan interpretasi ulama fiqih dalam mendefinisikan orang
fakir (al-faqr, jamaknya al-fuqara). Imam Abu Hanifah berpendapat orang fakir adalah
orang yang tidak memiliki penghasilan tetap untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
2.) Miskin, dalam mendefinisikan orang miskin (al-miskin, jamaknya al-masakin) pun,
kedua golongan ulama diatas berbeda pendapat. Menurut Imam Abu Hanifah, orang miskin
adalah orang yang memiliki pekerjaan tetap tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhannya
sehari-hari. Jumhur ulama mengatakan bahwa orang miskin adalah orang yang mempunya
harta atau penghasilan layak untuk memenuhi kebutuhan diri dan tanggungannya, tetapi
penghasilan tersebut tidak mencukupi.
3.) Amil Zakat, yaitu orang-orang yang bertugas mengambil zakat dari para muzakki
dan mendistribusikan kepada para mustahiq. Mereka itu adalah kelengkapan personil dan
finasial untuk mengelola zakat.
4.) Mu’allaf, mu’allaf adalah orang-orang yang sedang dilunakkan hatinya untuk memeluk
Islam, atau untuk menguatkan Islamnya, atau untuk mencegah keburukan sikapnya terhadap
kaum muslimin, atau mengharapkan dukungannya terhadap kaum muslimin.
5.) Memerdekakan Budak, zakat dapat juga digunakan untuk membebaskan orang-
orang yang sedang menjadi budak, yaitu dengan :
a. Membantu para budak mukatab, yaitu budak yang sedang menyicil pembayaran sejumlah
tertentu untuk pembebasan dirinya dari majikannya agar dapat hidup merdeka. Mereka
berhak mendapatkannya dari zakat.
b. Atau dengan membeli budak kemudian dimerdekakan
6.) Orang-Orang Yang Berutang, Al-Gharim adalah orang yang berhutang dan tidak
mampu membayarnya. Ada dua macam jenis gharim, yaitu :
- Al-Gharim untuk kepentingan dirinya sendiri, yaitu orang yang berhutang untuk
menutup kebutuhan primer pribadi dan orang-orang yang menjadi tanggung
jawabnya, seperti rumah, makan, pernikahan, perabotan. Atauorang yang terkena
musibah sehingga kehilangan hartanya, dan memaksanya untuk berhutang.
- Al-Gharim untuk kemaslahatan orang lain, seperti orang yang berhutang untuk
mendamaikan dua orang muslim yang sedang berselisih, dan harus mengeluarkan
dana untuk meredam kemarahannya
7.) Sabilillah, Ibnul Atsir berkata, kata Sabilillah berkonotasi umum, untuk seluruh
orang yang bekerja ikhlas untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan
melaksanakan kewajiban, yang sunnah dan kebaikan-kebaikan lainnya. Dan jika
kata itu diucapkan, maka pada umumnya ditujukan untuk makna jihad.
8.) Ibnu Sabil, menurut jumhur ulama, ibnu sabil adalah musafir yang melakukan
suatu perjalanan bukan untuk maksiat dan dalam perjalanan itu mereka kehabisan
bekal.
Orang yang Tidak Berhak Menerima Zakat :
a.) Orang yang kaya dengan harta atau kaya dengan usaha dan penghasilan. Rasulullah bersabda : “
Tidak halal bagi orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga mengambil sedekah
( zakat )“. ( H.R. Lima orang Ahli Hadist , selain Nasai dan Ibnu Majah).
b.) Hamba sahaya yang mendapatkan nafkah dari tuanya.
c.) Keturunan atau keluarga Rasulullah SAW. Sabda Rasulullah SAW : “ pada suatu hari hasan
( cucu Rasulullah) telah mengambil sebuah kurma dari zakat, lantas dimasukkan mulutnya,
Rasulullah SAW berkata kepada cucu beliau itu : Ikh buanglah kurma itu, sesungguhnya tidak halal
bagi kita menganbil sedekah ( zakat) .” ( H.R Muslim).
d.) Orang yang dalam tanggungan zakat, maksudnya tidak boleh memberikan zakat terhadap orang
yang masih menjadi tanggungan orang yang berzakat.
e.) Orang yang tidak beragama islam.

5. Zakat Profesi
Zakat profesi terdiri dari dua kata yaitu zakat dan profesi. Dalam literatur fiqh klasik
pengertian zakat adalah hak yang dikeluarkan dari harta atau badan. Sehubungan dengan hal ini,
Wahbah al-Zuhayly mengemukakan bahwa zakat adalah penuanaian hak yang wajib yang terdapat
dalam harta. Dalam kamus Bahasa Indonesia, profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi
pendidikan keahlian (keterampilan, kejujuran, dan sebagainya) tertentu (Kamus Bahasa Indonesia
dalam Muhammad 2002: 58).
Zakat profesi adalah zakat yang di keluarkan dari hasil apa yang di peroleh dari pekerjaan
dan profesinya. Misalnya pekerjaan yang menghasilkan uang baik itu pekerjaan yang dikerjakan
sendiri tampa tergantung dengan orang lain, berkat kecekatan tangan ataupun otak (professional).
Maupun pekerjaan yang dikerjakan seseorang buat pihak lain baik pemerintah, perusahaan, maupun
perorangan dengan memperoleh upah yang diberikan, dengan tangan, otak, ataupun keduanya.
Penghasilan dari pekerjaan seperti itu berupa gaji, upah, ataupun honorarium. Yang demikian itu
apabila sudah mencapai nisabnya dan haulnya pendapatan yang ia hasilkan harus di keluarkan
zakatnya. (Qardawi, 2007: 459).
Menurut Wikipedia, zakat profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi
( guru, dokter, aparat, dan lain-lain ) atau hasil profesi bila telah sampai pada nisabnya. Berbeda
dengan sumber pendapatan dari pertanian, peternakan dan perdagangan, sumber pendapatan dari
profesi tidak banyak dikenal di masa generasi terdahulu.
Dalam pandangan al-Ghazali zakat merupakan jenis ibadah yang berbentuk ritual sekaligus
material tidak seperti ibadah syahadat, shalat atau puasa (Al-Ghazali dalam Muhammad Hadi 2010:
68). Untuk bisa sampai ke arah sana diperlukan pemahaman yang memadai untuk menyadarkan
bahwa kewajiban zakat bukanlah sekedar amaliah ritual mahdhah saja, tetapi juga memiliki makna
kewajiban sosial. Zakat adalah kesalehan diri melalui ikhtiar sosial. Agar sampai kepada kesadaran
seperti itu diperlukan penyadaran yang dibarengi dengan tindakan amal-amal sosial, termasuk
mengeluarkan zakat, infak dan shadaqah. Karena dalam ajaran zakat ini pandangan dan komitmen
sosialnya begitu jelas, bahkan dari titik kepentingan yang paling menyentuh hajat orang banyak,
yaitu pemenuhan kebutuhan ekonomi.
Secara umum zakat profesi menurut putusan Tarjih Muhammadiyah adalah zakat yang
dikeluarkan dari hasil usaha yang halal yang dapat mendatangkan hasil atau uang, relatif banyak
dengan cara yang halal dan mudah, baik melalui keahlian tertentu maupun tidak. Sedangkan dalam
pemahaman Zamzami Ahmad, zakat profesi adalah zakat penghasilan yang didapat dan diterima
dengan jalan yang halal dalam bentuk upah, honor ataupun gaji. (Inoed,, 2005 : 50)
 Syarat-syarat Wajib Zakat Profesi
Harta yang akan dikeluarkan zakatnya harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
syara’. Wahbah al-Zuhaili membagi syarat ini menjadi dua, yaitu syarat wajib dan syarat sah. Syarat
wajib zakat secara umum adalah:
a. Merdeka
b. Islam
c. Baligh
d. Harta yang dimiliki telah mencapai nishab (ukuran jumlah).
e. Harta yang dimiliki adalah milik penuh (al-milk al-tam).
f. Telah berjalan satu tahun atau cukup haul (ukuran waktu, masa), haul adalah perputaran harta satu
nishab dalam.
g. tidak adanya hutang bagi yang punya harta.Harta yang dimiliki melebihi kebutuhan dasar atau
pokok, barang-barang yang dimiliki untuk kebutuhan.
h. Harta yang dimiliki harus didapatkan dengan cara yang baik dan halal.
i. Harta yang dimiliki dapat berkembang.
 Macam-macam Profesi
Menurut Yusuf al-Qardhawi pencaharian dan profesi, dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Kasb al-amal, yaitu pekerjaan yang dikerjakan seseorang buat pihak lain baik pemerintah,
perusahaan, maupun perorangan dengan memperoleh upah, yang diberikan, dengan tangan, otak
ataupun keduanya. Penghasilan dari pekerjaan seperti ini berupa gaji, upah ataupun honorarium,
seperti PNS, Pegawai Swasta, Staf Perusahaan, dan lain-lain.
b. Mihan al-hurrah, yaitu Pekerjaan yang dikerjakan sendiri tanpa tergantung kepada orang lain,
berkat kecekatan tangan ataupun otak, penghasilan yang diperoleh dengan cara ini merupakan
penghasilan professional, seperti Dokter, Insinyur, Advokat, Seniman, dan lain-lain.
 Nisab Zakat Profesi dan Cara Penghitungannya
Nisab merupakan batas minimal atau jumlah minimal harta yang dikenai kewajibanzakat.
Karena zakat profesi ini tergolong baru,nisabnya pun mesti dikembalikan (dikiaskan) kepada nishab
zakat-zakat yang lain, yang sudah ada ketentuan hukumnya. Ada dua kemungkinan yang dapat
dikemukakan untuk ukuran nishab zakat profesi ini.
1. Disamakan dengan nishab zakat emas dan perak, yaitu dengan mengkiaskannya kepada emas dan
perak sebagai standar nilai uang yang wajib dikeluarkan zakatnya, yakni 20 dinar atau 93,6 gram
emas.
2. Disamakan dengan zakat hasil pertanian yaitu 5 wasq (sekitar 750 kg beras). Zakatnya
dikeluarkan pada saat diterimanya penghasilan dari profesi tersebut sejumlah 5 atau 10 %, sesuai
dengan biaya yang dikeluarkan.
Karena profesi itu sendiri bermacam- macam bentuk, jenis dan perolehan uangnya, penulis
cenderung untuk tetap memakai kedua macam standar nisab zakat tersebut dalam menentukan
nishab zakat profesi, dengan perimbangan sebagai berikut.
Pertama, Untuk jenis-jenis profesi berupa bayaran atas keahlian, seperti dokter spesialis,
akuntan, advokat, kontraktor, arsitek, dan profesi-profesi yang sejenis dengan itu, termasuk juga
pejabat tinggi negara, guru besar, dan yang sejajar dengannya, nishabzakatnya disamakan dengan
zakat hasilpertanian, yakni senilai kurang lebih 750 kg beras (5 wasaq).
Kedua, Bagi kalangan profesional yang bekerja untuk pemerintah misalnya, atau badan-
badan swasta yang gajinya tidak mencapai nishab pertanian sebagaimana yang dikemukakan di
atas, sebutlah guru misalnya, atau dokter yang bekerja di rumah sakit, atau orang-orang yang
bekerja untuk suatu perusahaan angkutan. Zakatnya disamakan dengan zakat emas dan perak yakni
93,6 gram (sekitar Rp. 8.424.000 , jika diperkirakan harga pergram emas sekarang 90.000,) maka
nilai nishab emas adalah Rp. Rp. 8.424.000, dengan kadar zakat 2,5 %
Batas nisab harta kekayaan yang diperoleh dari usaha profesi dapat disamakan nisabnya
dengan zakat hasil tanaman yaitu 5 wasaq (sekitar 750 kg beras), dengan kewajiban zakat 5 % atau
10 %, dan dibayarkan ketika mendapatkan perolehan imbalan atau upah dari profesi tersebut. Bagi
profesi-profesi seperti dokter di rumah sakit, guru atau dosen yang hanya menerima gaji tetap dari
instansi pemerintah tempat bekerjanya, disamakan nisabnya dengan nisab emas dan perak, yakni
93,6 gram, dengan kewajiban zakat 2,5 persen, yang dikeluarkan setiap satu tahun, dan setelah
dikeluarkan .biaya kebutuhan pokok

Anda mungkin juga menyukai