Anda di halaman 1dari 5

Nama : Pratama Nadiah Nur Anjani

NIM : 203200221
Kelas : PGMI H
REVIEW JURNAL IPA
1.) Identitas Jurnal
Judul : Profil Integrasi Aspek Pemecahan Masalah dengan Aspek Berpikir Analitis
Dalam Topik Sistem Pernapasan Manusia
Vol & Hal : Prosiding Konferensi AIP 2194, 020047 ; https://doi.org/10.1063/1.5139779
Tahun : 2019
Penulis : Aziza Karenina, Sri Widoretno, dan Baskoro Adi Prayitno
2.) Latar Belakang
Penelitian ini merupakan hasil dari analisis isi dan konteks materi sistem pernapasan
manusia tingkat SMA berdasarkan integrasi aspek pemecahan masalah dengan aspek berpikir
analitis. Prosedur penelitian dimulai dengan mengintegrasikan aspek pemecahan masalah
dengan aspek berpikir analitis untuk merumuskan indikatornya. Mereka digunakan untuk
menganalisis konten dan konteks topik sistem pernapasan manusia. Analisis isi dan konteks
dilakukan dalam lima modul biologi di beberapa sekolah menengah atas (n=5). Persentase isi
dan konteks dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif.
3.) Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memecahkan masalah dengan menggunakan
aspek berpikir analitis pada topik sistem pernapasan dengan maksud menginformasikan
pengembangan modul serta mengevaluasi proses pembelajaran khususnya biologi agar
tercapai tujuan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang diharapkan.
4.) Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang didasarkan pada keterpaduan
aspek pemecahan masalah serta bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan teknik
analisis saat proses penelitian. Proses dan makna lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Landasan teorinya dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta
di lapangan.
5.) Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif kualitatif yang
memanfaatkan data kualitatif yang dijabarkan sejara deskriptif. Jenis penelitian deskriptif
kualitatif menampilkan hasil data apa adanya tanpa proses manipulasi atau perlakuan lain.
Jenis penelitian deskriptif kualitatif ini juga kerap digunakan untuk menganalisis kejadian,
fenomena, atau keadaan secara sosial.
Pada penelitian deskriptif kualitatif juga didasarkan pada keterpaduan aspek
pemecahan masalah, yaitu : 1) Mengidentifikasi masalah; 2) Mendefinisikan dan
merepresentasikan masalah; 3) Mengeksplorasi kemungkinan strategi; 4) Bertindak
berdasarkan strategi; dan 5) Melihat kembali dan mengevaluasi pengaruh kegiatan Anda
dengan aspek berpikir analitis yaitu membedakan, mengorganisasikan, dan mengatribusikan.
6.) Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan yaitu siswa tingkat SMA yang nantinya berperan
dalam pemecahan masalah dengan aspek berpikir analitis.
7.) Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik
presentasi. Teknik pengambilan data ini dilakukan dengan cara mempresentasikannya kepada
khalayak yang dituju, lalu setelah dipresentasikan hasilnya dimasukkan kedalam tabel-tabel
atau histogram sesuai dengan sampel yang digunakan.
8.) Analisis Data
Analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik inferensial yang memfokuskan
pada pengolahan data sampel sehingga bisa mengambil keputusan atau kesimpulan pada
populasi maupun uji hipotesis.
9.) Hasil Penelitian
Penelitian ini menghasilkan beberapa kajian isi dan studi konteks modul.
a.) Hasil kajian isi modul topik sistem pernapasan manusia berdasarkan indikator
integrasi aspek pemecahan masalah dengan aspek berpikir analitis, yaitu :
 Modul 1 memiliki persentase tertinggi pada aspek IA (40,63%) dan terendah pada
ED, EO, LD, dan aspek LO (0%).
 Modul 2 memiliki persentase tertinggi pada aspek IA (40,63%) dan terendah pada
aspek DO dan LO (0%).
 Modul 3 memiliki persentase tertinggi pada aspek AA (36,36%) dan terendah pada
aspek LO (6,25%).
 Modul 4 memiliki persentase tertinggi pada aspek AA (43,18%) dan terendah pada
aspek LO (3,57%).
 Modul 5 memiliki persentase tertinggi pada aspek IA (46,88%) dan terendah pada
aspek AO (0%).
Secara umum hasil belajar modul memiliki persentase tertinggi pada aspek
pemecahan masalah dengan atribut berpikir analitis yaitu IA, DA, EA, AA, dan LA.
b.) Hasil studi konteks modul topik sistem pernapasan manusia berbasis integrasi
indikator aspek pemecahan masalah dengan aspek berpikir analitis, yaitu :
 Modul 1 memiliki persentase tertinggi pada aspek IA (56,25%) dan terendah pada
aspek LD dan LO (0%).
 Modul 2 memiliki persentase tertinggi pada aspek IA (50%) dan terendah pada aspek
EO (0%).
 Modul 3 memiliki persentase tertinggi pada aspek IA (43,75%) dan terendah pada
aspek EA (16,67%).
 Modul 4 memiliki persentase tertinggi pada aspek IA dan ID (50%) dan terendah pada
aspek LD (7,14%).
 Modul 5 memiliki persentase tertinggi pada aspek IA (50%) dan terendah pada aspek
AO (11,11%).
Secara umum, hasil belajar modul memiliki persentase tertinggi pada aspek
pemecahan masalah dengan aspek atribut berpikir analitis yaitu IA, DA, EA, AA, dan LA,
sedangkan aspek pemecahan masalah dengan aspek pengorganisasian berpikir analitis yaitu
IO, DO, EO, AO, dan LO memiliki persentase terendah.
Berdasarkan studi modul, menunjukkan bahwa konteks lebih baik daripada konten.
Namun, konten dan konteks memiliki pola nilai tertinggi pada aspek IA, DA, EA, AA, LA
dan terendah pada aspek IO, DO, EO, AO, LO.
IA, DA, EA, AA, dan LA adalah kegiatan untuk menentukan materi pelajaran dengan
tujuan memecahkan masalah. Baik IA, DA, EA, AA, dan LA berdampak pada kemampuan
siswa dalam menentukan masalah, mendefinisikannya, menemukan solusi yang tepat,
menyelesaikan masalah dengan solusi yang dipilih, dan mengevaluasi hasil pemecahan
masalah. Rendahnya IA, DA, EA, AA, dan LA berdampak pada kemampuan siswa dalam
menentukan masalah dan pemilihan strategi, sehingga strategi yang dipilih tidak tepat untuk
menyelesaikan masalah. IA, DA, EA, AA, dan LA dapat dilakukan dengan melatih kembali
aspek-aspek atribusi kepada siswa dalam pembelajaran melalui kegiatan umpan balik.
Attributing retraining memfasilitasi siswa untuk melihat kembali keefektifan solusi yang
digunakan untuk memecahkan masalah. Menghubungkan pelatihan ulang memiliki dampak
positif pada perilaku siswa, motivasi, dan hasil belajar.
IO, DO, EO, AO, dan LO adalah kegiatan mengidentifikasi elemen-elemen dari suatu
komunikasi atau peristiwa, mengenalinya, dan saling mendukung untuk membuat struktur
yang logis. Lemahnya IO, DO, EO, AO, dan LO menyebabkan kesalahan dalam memilih
solusi untuk menyelesaikan masalah. IO, DO, EO, AO, dan LO dapat ditingkatkan dengan
melatih pemahaman konten yang mendalam melalui kegiatan dalam modul. IO, DO, EO, AO,
dan LO yang baik dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk mengenali masalah pada
aspek ID, menghubungkan pengetahuan dengan solusi untuk menyelesaikan masalah di DD,
menghubungkan ide dan menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah dalam
aspek ED, menentukan efek dari solusi yang dipilih untuk masalah dalam aspek AD.
10.) Kelebihan
Kelebihan yang terdapat dalam penelitian ini yaitu sangat ringkas dan bahasanya tidak
berbelit-belit. Sangat cocok untuk mahasiswa ataupun guru yang menekuni bidang biologi,
karena dapat memudahkannya menambah ilmu pengetahuan ataupun penelitian-penelitian
yang akan dilakukan.
11.) Kekurangan
Kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini yaitu banyak terdapat simbol dalam
IPA yang digunakan di dalamnya yang mungkin bagi orang awam sedikit kesulitan dalam
memahami maupun mempelajari penelitian tersebut. Penjelasan hasil analisis juga kurang
mendetail dan menyeluruh sehingga menimbulkan minimnya pemahaman.
12.) Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa, analisis isi dan
konteks materi sistem pernapasan manusia tingkat SMA berdasarkan integrasi aspek
pemecahan masalah dengan aspek berpikir analitis sangat bermanfaat untuk memecahkan
masalah maupun menambah pengetahuan.
Rendahnya persentase IO, DO, EO, AO, dan LO pada konten dapat mempengaruhi
keseimbangan antara konten dan konteks. Keseimbangan antara konten dan konteks penting
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Konten adalah materi pembelajaran yang dipelajari dan
diajarkan sedangkan konteks adalah proses pembelajaran. Penelitian terhadap analisis modul
IPA menunjukkan bahwa konten tidak memberikan gambaran sains yang memadai, sehingga
perlu perbaikan konten.
Konten rendah dapat ditingkatkan melalui kegiatan Technological Pedagogical
Content Knowledge (TPACK). TPACK adalah teknik pembelajaran yang efektif untuk
mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang konten, teknologi, dan integrasi
pedagogis. Proses pembelajaran yang melatih keterampilan pemecahan masalah dan proses
berpikir analitis menghasilkan siswa yang dapat menghadapi dan memecahkan masalah. Oleh
karena itu, integrasi pemecahan masalah dan berpikir analitis dengan konten dan konteks
melalui TPACK penting untuk keseimbangan konten dan konteks untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai