Sholat - Pratama Nadiah (203200221)
Sholat - Pratama Nadiah (203200221)
NIM : 203200221
Kelas : PGMI H
KAJIAN SHOLAT
1. Pengertian Sholat
"...dirikanlah salat, sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar,
dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat
yang lain)."
— Al-'Ankabut 29:45
Secara bahasa salat berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti, ibadah. Sedangkan,
menurut istilah, salat bermakna serangkaian kegiatan ibadah khusus atau tertentu yang dimulai
dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Shalat adalah salah satu rukun Islam yang
kedua dan merupakan rukun yang sangat ditekankan (utama) sesudah dua kalimat syahadat. Shalat
mencakup berbagai macam ibadah : zikir kepada Allah, tilawah Kitabullah, berdiri menghadap
Allah, ruku’, sujud, do’a, tasbih, dan takbir. Shalat merupakan pokok semua macam ibadah
badaniah. Allah telah menjadikannya fardhu badaniah.
2. Tujuan Sholat
Sholat menjadi dasar dan pedoman dari setiap aktifitas kehidupan manusia. Karena sholat
adalah amalan yang pertamakali akan dihisap di akhirat kelak. Oleh karena itu sholat merupakan
ibadah yang mengatur segala aktifitas baik itu diperintahkan maupun dilarang Tuhan. Aktifitas
manusia berhubungan dengan Allah sebagai Tuhan penciptannya yang disebut habluminallah
sedangkan aktifitas yang berhubungan dengan manusia disebut habluminannas.
Tujuan Allah menciptakan kita adalah untuk beribadah dengan amal kebaikan dan
menyembah kepadannya. Menyembah disini berarti beribadah dan salah satunnya adalah sholat.
Kita hidup didunia ini hanya sementara dan dari kehidupan di dunia inilah penentu kehidupan kita
selanjutnya yaitu kehidupan akhirat yang merupakan kehidupan kekal selamannya. Amalan
perbuatan kita yang akan menentukan kita akan masuk surga ataupun neraka yang menjadi tujuan
hidup manusia sesungguhnya.
Al Quran Surah Al Baqarah ayat 45
ْ ُصب ِْر َوا ْستَ ِعين
وا َّ ير َوإِنَّهَا َوال
َّ صالَ ِة بِال ِ ْال َخ
َ ِاش ِعينَ َعلَى إِالَّ ةٌ َكب
Artinya : ”Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’”. (QS. Al Baqoroh : 45)
Ibarat orang mengatakan bahwa hidup didunia adalah permainan. Di dunia kita diuji dengan
waktu dan keadaan. Segalannya sudah diatur didalam Al-Qur’an bahwa manusia bisa memilih
untuk bersujud menyembahNya atau menjadi kafir. Jika di dunia ini kita lolos dari ujian baik itu
kemudahan atau kesulitan kita tetap menjaga iman dan taqwa kita, kita dapat memenangkan surga,
Begitu pula sebaliknya.
Segala amalan yang mengarahkan kita ke surga memang tidak mudah, terjal bak mawar
berduri. Kita akan banyak diuji didunia ini seperti mampukan kita menahan diri dari perbuatan
maksiat, mampukah kita mengorbankan harta kita untuk berjuang di jalan Allah, mampukah kita
menahan diri dari lisan yang kotor, menggunjing, menghasut dan memfitnah, mampukah
kita solat dan berpuasa dalam keadaan sulit sekalipun.
3. Khusyu dalam Sholat
Allah ta’ala berfirman, menceritakan tentang keadaan orang-orang yang beriman:
(٢) َ) قَ ْد أَ ْفلَ َح ْال ُم ْؤ ِمنُون١( َاشعُون َ الَّ ِذينَ هُ ْم فِي
ِ صالتِ ِه ْم َخ
“Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman. Yaitu, orang-orang yang khusyu’ dalam sholat
mereka” (Al Mu’minun : 1-2)
Dari solat yang benar dan khusyu akan merasuk ke jiwa dan hati terdalam, hati akan
menghayati dan memahami makna yang terkandung dari sholat tersebut, kemudian dari pemahaman
akan terlihat dari segala perbuatan kita yang menunjukkan bagaimana kualitas sholat, ibadah dan
perbuatan kita kepada Allah yang disebut habluminallah.
Hati yang selalu mengingat Allah akan tercermin dari aura, perkataan dan perbuatan kita
yang selalu terjaga dan dapat dikendalikan karena kita akan merasa takut jika tidak dapat
mengendalikan diri dari kemaksiatan, kita akan selalu merasa diawasi dari segala perbuatan yang
akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Sekecil apapun itu.
4. Syarat Sholat
“Syarat-syarat sholat adalah hal-hal yang harus dikerjakan sebelum sholat agar sholatnya
sah”. Syarat secara etimologis adalah tanda. Adapun secara terminologis, syarat adalah apa-apa
yang jika tidak ada mengharuskan ketidakadaan dankeberadaannya tidak mengharuskan keberadaan
atau ketiadaannya sendiri. Syarat shalat adalah sesuatu yang yang jika mampu dilaksanakan
tergantung kepadanya keabsahan shalat.
Syarat-syarat sah sholat tersebut yaitu:
a. Islam
b. Berakal dan baligh
c. Suci dari hadats, haidh, nifas
d. Suci seluruh anggota badan, pakaian dan tempat.
e. Menutup aurat
f. Mengetahui masuknya waktu sholat
g. Menghadap kiblat
h. Mengetahui mana yang rukun dan mana yang sunnah
5. Rukun Sholat
Rukun sholat adalah bagian asasi (pokok) yang harus dilakukan dalam sholat. Salah satu
rukun saja tidak terpenuhi, sholat menjadi batal. sedangkan pengertian rukun atau fardu adalah
sesuatu yang harus ada pada suatu pekerjaan/amal ibadah pada waktu pelaksanaan suatu
pekerjaan /amal ibadah tersebut.
Rukun Shalat ada 13 diantaranya yaitu :
a). Niat, yaitu menyengaja untuk mengerjakan shalat karena Allah SWT
b). .Berdiri bagi yang mampu.
c). Takbirotul Ihram.
d). Membaca Surah Al-fatihah.
e). Ruku‟ dan Thuma‟ninah
f). I‟tidal dengan Thum‟ninah.
g). Sujud dua kali dengan thuma‟ninah.
h). Duduk diantara dua sujud dengan thum‟ninah.
i). Duduk yang terakhir.
j). Membaca Tasyahud pada waktu duduk akhir.
k). Membaca Shalawat atas Nabi Muhammad SAW9pada tasyahud akhir setelah membaca
tasyahud.
l). Mengucapkan Salam.
m). Thuma‟ninah pada setiap gerakan.
n). Tertib, maksudnya ialah melaksanakan ibadah shalat harus berurutan dari rukun yang
pertama sampai yang terakhir.
6. Pembagian Sholat
Shalat terbagi menjadi 2 yaitu Shalat Fardhu dan Shalat Sunnat. Shalat Fardhu hukumnya
wajib dan mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar. Sedangkan, Sholat sunnah atau
sholat nafilah merupakan ibadah yang dapat dikerjakan di luar pelaksanaan sholat wajib lima
waktu. Ibadah ini akan mendatangkan pahala bagi yang mengerjakannya, namun tidak akan
mendatangkan dosa bagi yang meninggalkannya.
a. Sholat Fardhu
Shalat Fardhu adalah shalat dengan status hukum fardhu, yakni wajib dilaksanakan. Shalat
fardhu sendiri menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni :
1. Fardhu 'Ain, yakni yang diwajibkan kepada individu. Termasuk dalam shalat ini adalah
shalat lima waktu dan shalat Jumat untuk pria.
2. Fardhu Kifayah, yakni yang diwajibkan atas seluruh muslim namun akan gugur dan
menjadi sunnat bila telah dilaksanakan oleh sebagian muslim yang lain. Yang termasuk dalam
kategori ini adalah shalat jenazah.
Shalat lima waktu adalah shalat fardhu (salat wajib) yang dilaksanakan lima kali sehari.
Hukum salat ini adalah Fardhu 'Ain, yakni wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim atau muslimah
yang telah menginjak usia dewasa (pubertas), kecuali berhalangan karena sebab tertentu.
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda, "Shalat lima waktu
dan shalat Jum'at ke shalat Jum'at berikutnya menjadi pelebur dosa di antara shalat-shalat itu selama
tidak melakukan dosa besar. Puasa Ramadhan hingga Ramadhan berikutnya menjadi pelebur dosa
antara keduanya apabila meninggalkan dosa besar." {Muslim 1/144}
Dari Abdullah bin Amru bin Al Ash RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Waktu
Zhuhur adalah apabila matahari telah condong sedikit ke Barat hingga bayangan seseorang
menyamai panjangnya, selama waktu Ashar belum tiba. Waktu Ashar adalah selama matahari
belum menguning, waktu Maghrib adalah selama mega merah belum menghilang, waktu Isya
adalah hingga separuh malam yang tengah, dan waktu Shubuh adalah sejak terbit fajar sampai
sebelum matahari terbit. Maka jika matahari telah terbit, janganlah kamu lakukan shalat, karena
matahari terbit di antara dua tanduk syetan. {Muslim 2/105}
1. Subuh, terdiri dari 2 raka'at. Waktu Shubuh diawali dari terbirnya fajar, yakni cahaya
putih yang melintang di ufuk timur. Waktu shubuh berakhir ketika terbitnya Matahari.
2. Zuhur, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Zhuhur diawali jika Matahari telah tergelincir
(condong) ke arah barat hingga bayangan seseorang menyamai panjangnya, dan berakhir
ketika masuk waktu Ashar.
3. Asar, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Ashar adalah selama matahari belum menguning.
Waktu Ashar berakhir dengan terbenamnya Matahari.
4. Magrib, terdiri dari 3 raka'at. Waktu Maghrib adalah selama mega merah belum
menghilang yang diawali dengan terbenamnya Matahari, dan berakhir dengan masuknya
waktu Isya.
5. Isya, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Isya adalah hingga separuh malam yang tengah yang
diawali dengan hilangnya cahaya merah (syafaq) di langit barat, dan berakhir hingga
terbitnya fajar keesokan harinya.
Khusus pada hari Jumat, Muslim laki-laki wajib melaksanakan Shalat Jumat di masjid
secara berjamaah (bersama-sama) sebagai pengganti Salat Zhuhur. Shalat Jumat tidak wajib
dilakukan oleh perempuan, atau bagi mereka yang sedang dalam perjalanan (musafir).
b. Sholat Sunnah
Shalat sunah disebut juga salat an-nawâfil atau at-tatawwu’. Yang dimaksud dengan an-
nawâfil ialah semua perbuatan yang tidak termasuk dalam fardhu. Disebut an-nawâfil karena
amalan-amalan tersebut menjadi tambahan atas amalan-amalan shalat fardhu.
Menurut Mazhab Hanafi, shalat an-nawâfil terbagi atas 2 macam, yaitu :
1. Shalat masnûnah ialah shalat-shalat sunah yang selalu dikerjakan Rasulullah, jarang
ditinggalkan, sehingga disebut juga dengan shalat mu’akkad (dipentingkan)
2. Shalat mandûdah adalah shalat-shalat sunah yang kadang dikerjakan oleh Rasulullah,
kadang-kadang juga tidak dikerjakan, sehingga disebut dengan shalat ghairu mu’akkad
(kurang dipentingkan).
d. Shalat Istikhoroh
Shalat istikhoroh adalah shalat sunnah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah agar
memberikan pilihan yang lebih baik dari dua perkara (pilihan) atau lebih untuk menghapus
keraguan hati dalam memilih, agar tidak menyesal dilain hari nanti.
Waktu mengerjakannya:
Ialah setiap saat ada kepentingan asalkan tidak waktu yang dilarang untuk mengerjakan
shalat sunnah, baik siang maupun malam hari.Namun utamanya jika dikerjakan dimalam
hari sebagaimana shalat tahajud, pada sepertiga malam yang terakhir.
e. Shalat Muthlaq
Shalat Muthlak adalah shalat yang dikerjakan sewaktu-waktu, kecuali pada yang dilarang
untuk mengerjakan shalat sunnat, misalnya sesudah shalat subuh dan shalat ashar.
Waktu-waktu yang dilarang dalam mengerjakan shalat mutlak :
(a) Disaat matahari akan terbit sampai naik sepenggalah (setinggi tombak).
(b) Disaat matahari berada ditengah-tengah persis sampai tergelincir kebarat (lingsir).
(c) Disaat matahari akan terbenam sampai terbenam secara sempurna (tiba waktu maghrib).
(d) Setelah shalat ashar sampai matahari terbenam.
(e) Setelah shalat subuh sampai matahari naik sepenggalah (setinggi tombak).
f. Shalat Safar
Apabila seseorang hendak berpergian, sebelum meninggalkan rumah, ia dianjurkan
mengerjakan solat safar dua rakaat; demikian pula sesudah tiba di rumah kembali.
Caranya sama dengan mengerjakan solat subuh, hanya niatnya berlainan, yaitu berniat solat safar
sunnat karena Allah SWT. Selesai solat berdoalah agar perjalanan diridhai, dimudahkan dan
diselamatkan Allah SWT. dalam perjalanan, baik pribadi, tugas maupun keluarga yang
ditinggalkan.