Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“STRATEGI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN


KABUPATEN BANYUWANGI”
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Otonomi Daerah dan Desentralisasi

DOSEN: Drs. Asmungi, SH., M.Si

OLEH :

ADETYA MAHENDRA

NPP/KELAS : 30.0762/G4

PRODI TEKNOLOGI REKAYASA INFORMASI PEMERIMTAHAN


FAKULTAS MANAJEMEN PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
KAMPUS REGIONAL SUMATERA BARAT
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji Syukur patut saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
ijinnya saya dapat menyelesaikan makalah “Strategi Kebijakan Pengembangan Kabupaten
Banyuwangi” dengan baik Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Otonomi
Daerah dan Desentralisasi. .

Saya menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan
dan kekurangan.Saya terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih
baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun
konten, saya memohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Banyuwangi, Oktober 2021

Adetya Mahendra

ii
Daftar isi

Halaman Cover...........................................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................................ii
Daftar isi...................................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.........................................................................................................2
1.3 Batasan Masalah...............................................................................................................2
1.4 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.5 Tujuan Penulisan..............................................................................................................2
1.6 Manfaat Penulisan............................................................................................................3
BAB II Pembahasan...................................................................................................................4
2.1 Landasan Teoritis.............................................................................................................4
2.2.1 STRATEGI YANG TEPAT UNTUK PENGEMBANGAN DAERAH.......................7
2.2.2 PERMASALAHAN DALAM PENGEMBANGAN DAERAH..................................8
2.2.3 SOLUSI DALAM PENGEMBANGAN DAERAH...................................................12
BAB III Penutup......................................................................................................................15
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................15
3.2 SARAN...........................................................................................................................15

iii
BAB I
(PENDAHULUAN)
1.1 Latar Belakang

Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten yang terletak di ujung pulau


jawa dan merupakan salah satu kabupaten terluas di Indonesia. Dahulu banyuwangi
tidak begitu dikenal dan jauh dari mana mana. Aksesbilitasnya minim, Banyuwangi
Dikenal sebagai tempat transit. Banyuwangi di sebelah barat adalah gunung yang
dimana memiliki keindahan blue fire yang hanya ada dua di dunia salah satunya di
Banyuwangi, sebalah utara hutan serta sebelah selatan lautan dan hutan. Kabupaten
Banyuwangi juga dikelilingi taman nasional.
Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap expectation” antara
kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa
yang ingin dicapai dimasa datang. Permalasalahan atau tantangan pembangunan
daerah adalah kependudukan dan sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi,
perekonomian, sarana dan prasarana, pengembangan wilayah dan penataan ruang,
politik, ketentraman dan ketertiban masyarakat, hukum, aparatur, sumberdaya alam
dan lingkungan hidup. Permasalahan tersebut bukan ditinggalkan tapi dihadapi dan
mencari solusi.
Untuk mendukung pengembangan daerah tersebut dibutuhkan kebijakan
publik yang dimana sifatnya membangun dan mensejahterakan rakyat. Dalam hal ini
kebijakan yang diciptakan oleh Kabupaten yang berada di ujung Pulau Jawa out of
the box atau beda dengan daerah lain disitulah harus melihat potensi SDM dan SDA
apa yang ada bukan meciptakan sesuatu yang baru karena menciptakan baru
mengeluarkan cost yang cukup menguras APBD sehingga memanfaatkan terlebih
dahlu apa yang ada. Solusi yang akan dijelaskan dalam makalah ini juga mendapat
meningkatkan pendapatan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
dapat mengundang pendatang dari luar Banyuwangi untuk belajar dan berkunjung ke
daerah yang mendapat sebutan the sunrise of java.

1.2 Identifikasi Masalah


1.Birokrasi pemerintahan yang tidak transparan

2.Menjadi daerah yang sangat terplosok membutuhkan aksesbilitas

1
3.Masyarakat memerlukan pelayanan yang cepat dan tepat

4.Potensi alam yang sebelumnya tidak dimanaatkan

5.Pelayanan yang dahulunya stagnan

6.Potensi dari aparatur sipil harus dimaksimalkan

7.Pertumbuhan Ekonomi yang lambat

1.3 Batasan Masalah


Implementasi strategi pengembangan kabupaten banyuwangi untuk diterapkan dalam
pemerintahan guna meningkatkan perekonomian kabupaten banyuwagi

1.4 Rumusan Masalah


Bagaiamana Kebijakan Publik Anti Mainstream dalam pengembangan
Kabupaten Banyuwangi

1.5 Tujuan Penulisan


1. Supaya mengetahui strategi yang tepat untuk pengembangan daearah
2. Mengetahui permasalahan dalam pengembangan daerah
3. Mengetahui solusi dalam pengembangan daerah

1.6 Manfaat Penulisan


1. agar mengetahui strategi yang tepat untuk dilakukan
2. supaya memahami permasalahan dalam pengembangan daerah
3. agar memberikan rekomendasi solusi pegembangan daerah

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teoritis
PENGERTIAN KEBIJAKAN PUBLIK
Terdapat beranekaragam pengertian kebijakan sebagaimana dirangkum oleh Irfan Islamy
yaitu:
1. Harold D. Laswell dan Abraham Kaplan mengartikan kebijakan sebagai suatu
program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktek-praktek yang terarah.
2. Carl J. Friedrick mengartikan kebijakan sebagai serangkaian tindakan yang diusulkan
seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan
menunjukkan hambatan-hambatan dan kesempatan-kesempatan terhadap pelaksanaan
usulan kebijakan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
3. James E. Anderson mengartikan kebijakan sebagai serangkaian tindakan yang
mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau
sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu.
4. Amara Raksasataya mengartikan kebijakan sebagai suatu taktik dan strategi yang
diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu, suatu kebijakan memuat 3 (tiga)
elemen yaitu: a. identifikasi dari tujuan yang ingin dicapai; b. taktik atau strategi dari
berbagai langkah untuk mencapai tujuan yang diinginkan; c. penyediaan berbagai input
untuk memungkinkan pelaksanaan secara nyata dari taktik atau strategi.
Banyaknya pakar mengemukakan definisi tentang kebijakan tidak mempersulit untuk
mengambil benang merah pengertian kebijakan. Terdapat beberapa hal yang terkandung
dalam kebijakan, yaitu:
1. tujuan tertentu yang ingin dicapai. Tujuan tertentu adalah tujuan yang berpihak
kepada kepentingan masyarakat (interest public);
2. serangkaian tindakan untuk mencapai tujuan. Serangkaian tindakan untuk mencapai
tujuan adalah strategi yang disusun untuk mencapai tujuan dengan lebih mudah yang
acapkali dijabarkan ke dalam bentuk program dan proyek-proyek;
3. usulan tindakan dapat berasal dari perseorangan atau kelompok dari dalam ataupun
luar pemerintahan;
4. penyediaan input untuk melaksanakan strategi. Input berupa sumberdaya baik
manusia maupun bukan manusia.

3
Dalam upaya mencapai tujuan negara, pemerintah perlu mengambil pilihan langkah
tindakan yang dapat berupa melakukan ataupun tidak melakukan sesuatu. Tidak
melakukan sesuatu apapun merupakan suatu kebijakan publik, karena merupakan upaya
pencapaian tujuan dan pilihan tersebut memiliki dampak yang sama besarnya dengan
pilihan langkah untuk melakukan sesuatu terhadap masyarakat. Senada dengan
pandangan Dye adalah George C. Edwards III dan Ira Sharkansky, yaitu: Kebijakan
publik adalah “apa yang dinyatakan dan dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah
yang dapat ditetapkan dalam peraturanperaturan perundang-undangan atau dalam policy
statemen yang berbentuk pidato-pidato dan wacana yang diungkapkan pejabat politik dan
pejabat pemerintah yang segera ditindaklanjuti dengan programprogram dan tindakan
pemerintah.” James E. Anderson: “Kebijakan Publik adalah kebijakan-kebijakan yang
dikembangkan oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah.”
Dalam masyarakat demokratis, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
kebijakan publik, yaitu sebagai berikut.
1. Isi dari kebijakan publik yang dibuat. Dalam masyarakat demokratis, kebijakan publik
harus dibuat dengan berpijak pada penelitian-penelitian bermutu yang telah dilakukan
sebelumnya.
2. Proses-proses dari pembuatan kebijakan publik. Proses tersebut harus terbuka untuk
publik dan dibuat melalui proses diskusi ataupun konsultasi dari masyarakat sekitar, yang
terdiri atas orang-orang yang otonom, yakni mampu mengatur dirinya sendiri. Konsep
demokrasi radikal, yaitu setiap orang diajak ikut serta dalam proses-proses pembuatan
kebijakan publik, berdiri di atas fondasi dasar bahwa setiap orang adalah manusia yang
otonom, yakni yang mampu membuat keputusan dan mengontrol dirinya lalu bekerja
sama untuk membuat kebijakan publik yang baik untuk kepentingan bersama
(Harrison, 1993: 177).
Banyuwangi memiliki banyak destinasi wisata yang sangat indah. Potensi wisatanya
sangat tinggi. Tak heran jikalau Banyuwangi jadi salah satu destinasi favorit di Jawa
Timur. Jumlah kunjungan wisatawan domestik sejak tahun 2016 hingga tahun 2019
mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2016 wisatawan domestik yang
mengunjungi Kabupaten Banyuwangi sejumlah 4.022.449 orang dan di tahun 2019
jumlah wisatawan domestik yang mengunjungi Kabupaten Banyuwangi menjadi
5.307.054 orang. Tidak hanya wisatawan lokal, keindahan Banyuwangi juga disorot
mancanegara. Terbukti dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Kabupaten
Banyuwangi pada tahun 2016 sebanyak 77.139 orang, meningkat signifikan menjadi
4
101.622 orang di tahun 2019. Pada tahun 2021 dikarenakan pandemi Coronavirus
(Covid-19) pemerintah Kabupaten Banyuwangi melakukan upaya untuk mengurangi
penyebaran virus corona dengan melakukan buka tutup tempat wisata dan
diberlakukannya social distancing di tempat umum yang menyebabkan penurunan angka
kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara.

2.2.1 STRATEGI YANG TEPAT UNTUK PENGEMBANGAN DAERAH


Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten terluas dan terletak di ujung pulau jawa
yang dimana jauh dengan pusat ibu kota dahulu Banyuwangi hanya dikatakan sebagai kota

transit untuk menuju Bali. Dianggap sebelah mata karena hanya daerah paling ujung yang
seakan hanya kota mati, termasuk juga kabupaten paling kotor di Jawa Timur dan pemasukan
dan pendapatn perkapitnya yang masih rendah. Penilaian negative tersebut harus segera
dirubah menjadi positive yang dimulai dengan penataan birokrasi yang harus disempurnakan
dikarenakan sebelum membuat kebijakan untuk pengembangan daerah harus membenahi
siapa pembuat kebijakan tersebut. Karena untuk mengembangkan suatu daerah bukan
masalah mudah banyak PR yang harus diselesaikan dan tantangan kedepan semakin banyak,
tanatangan selanjutnya yaitu bagaimana merubah stigma masyarakat kepada Kabupaten
Banyuwangi menjadi trend atau salah satu kabupaten yang wajib dikunjungi.

Setelah penataan yang birokrasi barulah mulai membentuk kebijakan yang bertujuan
untuk mengembangkan darah yaitu melihat potensi daerah yang dimiliki dalam hal ini daerah
ini memiliki bentang alam yang sangat luas dan luar biasa dari bahkan hanya ada di
Banyuwangi Seprti blue fire dan G-Land yang merupakan salah satu yang banyak dilirik
oleh wisatawan mancanegara dan tidak luput memliki tradisi seni budaya yang kuat.
Kemudian langkah selanjutnya yaitu yang dimana strategi ini dikatakan Anti Mainstream
Marketing antara lain yaitu setiap dinas adalah dinas pariwisata, dari kota santet menuju kota
internet, semakin terbawah semakin proritas teratas, semakin misteri semakin diminati dan
rumah sakit bukan tempat orang sakit.

5
Dengan strategi anti mainstream yang baru pertama kali diterapkan dan pertama kali
di Indonesia tersebut membuat beda dengan yang lain karena salah satu terobosan yang
dilakukan dan lebih banyak menghasilkan kegiatan atau cabang cabang baru dengan
banyaknya kegiatan yang diciptakan dari stretegi Anti mainstream tersebut terciptalah event
yang dikemas menjadi festival Banyuwangi yang menjada daya tarik wisatawan lokal
maupun manca negara bukan hanya dari seni tradisi yang ditampilkan namun bagaimana
mengkolaborasikan sebuah kekaayaan alam dengan SDM yang ada seperti internasional tour
de Banyuwangi Ijen yang dimana mengenalkan budaya dan sumber daya alam yang dimiliki
dan secara tidak langsug juga wisatawan melirik bahwa secar infrastruktur Banyuwangi
sudah siap untuk perhelatan secara tingkat Internasional.

2.2.2 PERMASALAHAN DALAM PENGEMBANGAN DAERAH


Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap expectation” antara kinerja
pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin
dicapai dimasa datang dengan kondisi riil saat perencanaan sedang dibuat. Potensi
permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum
didayagunakan secara optimal dan kelemahan yang tidak diatasi

1. Kependudukan dan Sosial Budaya


Dalam kurun waktu 20 tahun mendatang, Kabupaten Banyuwangi akan mengalami
kenaikan jumlah penduduk yang cukup pesat. Jumlah penduduk Kabupaten
Banyuwangi berdasarkan statistik tahun 2005 berjumlah 1.539.981 jiwa. Jika
dikaitkan dengan luas wilayah daratan, maka kepadatan penduduk rata-rata 251 jiwa
per km² dan penyebaran penduduk sebagian besar terkonsentrasi di wilayah perdesaan
dengan mata pencaharian penduduk yang paling dominan adalah di sektor pertanian
mencapai 75,32 persen. Di bidang kependudukan, tantangan yang dihadapi adalah
menurunkan laju pertumbuhan penduduk, menekan angka kelahiran, mengendalikan
mobilitas penduduk dan meningkatkan kualitas penduduk. Pengendalian kuantitas dan
laju pertumbuhan penduduk perlu diperhatikan untuk menciptakan komposisi
penduduk tumbuh yang seimbang dan merata agar jumlah penduduk usia produktif
lebih besar daripada jumlah penduduk usia non-produktif. Dalam bidang sosial
budaya, tantangan ke depan yang dapat dijadikan peluang adalah keragaman budaya
dan adat istiadat di Kabupaten Banyuwangi. Upacara adat yang berkembang antara
lain bersih desa, ider bumi, petik laut, kebo-keboan, tolak balak, selametan kuburan,
baritan, cok bakalan, mantu kucing dan lain-lain. Selain itu upacara dalam

6
hubungannya dengan kekerabatan antara lain tingkeban, cuplak puser, mudhun lemah,
ngruwat dan ngebangi.
2. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Derasnya arus globalisasi menuntut peningkatan kemampuan dalam penguasaan dan
penerapan Iptek. Penguasaan terhadap Iptek diharapkan mampu memainkan peranan
penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai hal. Tantangan ke
depan diantaranya adalah meningkatkan ketersediaan kuantitas dan kualitas
sumberdaya Iptek, baik SDM, sarana prasarana maupun pembiayaan, serta
pengembangan budaya Iptek di tengah masyarakat.
3. Perekonomian
Dalam dua puluh tahun ke depan, persaingan investasi dan persaingan antar daerah
akan semakin tinggi, oleh karena itu masing-masing daerah berupaya menambah
lapangan kerja dan mengurangi jumlah penduduk miskin melalui masuknya investasi,
sehingga persaingan dalam peluang investasi antar daerah sangat ketat. Dari sisi
internal, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuwangi didorong oleh sektor
pertanian dalam arti luas. Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar bagi
PDRB Kabupaten Banyuwangi. Dalam lima tahun terakhir, rata-rata sumbangan
sektor pertanian kepada PDRB menjadi 49 persen. Secara riil perekonomian
Kabupaten Banyuwangi banyak digerakkan oleh tiga sektor utama yaitu pertanian,
perdagangan hotel dan restoran, serta industri pengolahan.
4. Sarana dan Prasarana
Pembangunan infrastruktur dilakukan untuk pemerataan pembangunan agar tidak
terjadi kesenjangan pembangunan antar wilayah. Infrastruktur yang akan
dikembangkan sebagai prioritas antara lain angkutan jalan, perumahan, sumberdaya
air (termasuk air bersih), prasarana jalan, energi dan ketenagalistrikan, pos dan
telekomunikasi, jaringan drainase dan sistem persampahan, serta pengelolaan sumber
daya alam dan lingkungan hidup.
5. Pengembangan Wilayah dan Penataan Ruang
Tantangan pengembangan wilayah dan penataan ruang di Kabupaten Banyuwangi
adalah menjaga konsistensi antara perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ruang,
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan, mengurangi kesenjangan pembangunan
antara di perkotaan dan perdesaan, penetapan kawasan-kawasan strategis,
mengupayakan keberlanjutan areal pertanian serta perencanaan alih fungsi lahan.
6. Politik
7
Tantangan terberat yang dihadapi dalam kurun waktu 20 Tahun mendatang dalam
bidang politik adalah membangun kematangan budaya politik masyarakat Kabupaten
Banyuwangi yang mengedepankan semangat toleran dan demokratis serta masih
lemahnya kapasitas kelembagaan dan personal institusi politik di daerah. Selain itu,
lemahnya institusi politik dalam menjalankan fungsi komunikasi politik baik yang
berada pada suprastruktur politik maupun yang berada di tataran infrastruktur politik
akan berdampak pada tingkat partisipasi bangunan kepercayaan publik pada
kelembagaan politik di daerah.
7. Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat
Upaya meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat masih dihadapkan pada
berbagai persoalan seperti banyaknya berbagai masalah sosial (kemiskinan dan
pengangguran), disiplin dan kesadaran masyarakat serta penegakan aturan. Tantangan
yang akan dihadapi ke depan yaitu meningkatkan profesionalisme aparat, optimalisasi
fungsi institusi-institusi di bidang ketentraman dan ketertiban umum serta
menumbuhkan kesadaran masyarakat.
8. Hukum
Permasalahan dalam bidang hukum diantaranya adalah kegiatan-kegiatan yang
bersifat pemasyarakatan dan pendidikan hukum dalam arti luas dan pengelolaan
informasi hukum masih belum berjalan sebagaimana mestinya. Adanya struktur
kelembagaan hukum adat yang berbeda-beda dan belum proporsional dalam
membantu kinerja penegakan hukum positif, bahkan terjadi benturan dengan hukum
positif akan berdampak pada fluktuasi perekonomian yang ditunjukkan dengan
perubahan investasi di Kabupaten Banyuwangi.
9. Aparatur
Tantangan ke depan yang dihadapi pemerintah daerah adalah pelaksanaan
desentralisasi fiskal yang menuntut pada perbaikan pengelolaan keuangan daerah
yang bertumpu pada sistem anggaran yang transparan, bertanggungjawab dan dapat
menjamin efektivitas pemanfaatannya. Sumber penerimaan daerah yang utama perlu
diefektifkan pemungutannnya. Sementara itu, pembiayaan pembangunan perlu
dioptimalkan pada peningkatan pelayanan publik dan penyediaan prasarana dan
sarana.
10. Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
Kabupaten Banyuwangi memiliki potensi yang relatif besar di sektor sumber daya
alam. Namun demikian, tantangan 20 tahun ke depan adalah bagaimana mengelola
8
sumberdaya tersebut secara berkelanjutan dengan tiga pilar, yaitu secara ekonomi
feasible, secara sosial acceptable dan ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan
kesadaran masyarakat masih rendah dalam pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup. Masyarakat umumnya menganggap bahwa sumber daya alam akan
tersedia selamanya dalam jumlah yang tidak terbatas dan menggunakannya secara
cuma-cuma. Air, udara, iklim, serta kekayaan alam lainnya dianggap sebagai
anugerah Tuhan yang tidak akan pernah habis. Demikian pula pandangan bahwa
lingkungan hidup akan selalu mampu memulihkan daya dukung dan kelestarian
fungsinya sendiri.

2.2.3 SOLUSI DALAM PENGEMBANGAN DAERAH


Pengembangan Anti Mainstrem Marketing adalah solusi yang tepat untuk kabupaten
yang terletak pada ujung pulau jawa ini karena yang saat ini dilakukan adalah ATM
( amati,tiru dan modifikasi ). Dengan solusi dikatakan out of the box ini banyuwangi mampu
menjadi tujuan pembelajaran bagi daerah daerah lainnya berikut program yang menjadi
andalan yaitu

1. Semua dinas adalah dinas pariwisata


Memang tidak ada yang membedakan antara daerah lain namun semua dinas Namun,
semua dinas di Banyuwangi harus mampu menciptakan programprogram dan
berbagai event inovatif yang mampu menarik wisatawan baik dari dalam maupun dari
luar Banyuwangi, bahkan dari mancanegara. contoh dinas pemuda dan olahraga Di
daerah lain dinas pemuda dan olahraga berkewajiban melakukan pembinaan berbagai
cabang olahraga dan kalau bisa menciptakan prestasi olahraga baik di tingkat nasional
bahkan global Alih-alih cuma membina dan mendulang prestasi, dinas wajib
menjadikan event olahraga sebagai sebuah atraksi pariwisata yang mendatangkan
wisatawan untuk datang ke Banyuwangi. Misalnya dinas menggelar event
internasional Tour de Ijen. Tour de Ijen dikemas dengan konsep sport tourism .
Karena itu, suguhan Tour de Ijen bukan sekadar program olahraga, tapi juga suguhan
entertainment yang atraktif dan menghibur. Selanjutnya yaitu Disperindag
menciptakan destinasi wisata baru berkelas dunia, yaitu Museum Kereta Api. PT
INKA berencana melebarkan sayap dengan mengembangkan fasilitas produksi KA di
wilayah Kabupaten Banyuwangi. Dan menekankan untuk arsitektur bangunan harus
bernuansa adat osing yang dimana suku asli Banyuwangi.

9
2. Dari Kota Santet Menuju Kota Internet
Perkembangan pemanfaatan internet di Banyuwangi tersebut diawali dengan pembentukan
Desa Internet atau Cyber Village beberapa tahun silam. Program itu diikuti dengan
kegiatan-kegiatan pendukung lainnya, seperti peluncuran Friendly Digital Society
bersama 3.000 siswa dari berbagai SMA se-Banyuwangi serta gerakan Aku Cinta
Banyuwangi (I love Banyuwangi).Desa Internet tersebut kemudian terus berkembang
berkat dukungan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) melalui penyediaan
lebih dari 1.000 titik Wi-Fi di Banyuwangi. Banyuwangi Digital Society atau
Banyuwangi DiSo diluncurkan pada 14 Februari 2013.Wi-Fi merupakan singkatan
dari Wireless Fidelity, yaitu salah satu varian teknologi komunikasi dan informasi
yang bekerja pada jaringan dan perangkat wireless local area network (WLAN).
Berdasarkan data di Banyuwangi kini sudah ada 1.200 titik Wi-Fi. Pengakses Wi-Fi di
Banyuwangi mencapai 164.372 per bulan pada kuartal I/2014, atau meningkat
dibandingkan rata-rata tahun lalu sebesar 97.957 pengguna per bulan. Fasilitas Wi-Fi
kabupaten ini tidak hanya di taman dan sekolah, tapi juga di masjid, gereja, dan pura.
penggunaan instrumen teknologi mendorong transparansi APBD. Bahkan Badan
Pemerika Keuangan bisa melakukan audit keuangan daerah setiap saat (real time).
Penggunaan APBD juga dibuka ke publik, sehingga terjadi kontrol yang efektif.
Karena itu, laporan keuangan Banyuwangi mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) murni dari BPK
3. Semakin Terbawah Semakin Prioritas
Dalam pembangunan daerah, wong cilik biasanya selalu dikalahkan. Pembangunan
selalu berpihak kepada yang kuat yaitu kalangan menengah-atas; sementara kelompok
miskin-bawah selalu dikorbankan dan menjadi prioritas paling buncit. Karena itu para
lansia, kaum buta huruf, siswa putus sekolah, anak yatim-piatu, penderita diabilitas,
pelaku usaha mikro menjadi top priority dan dilayani habis-habisan. Ia punya prinsip
bahwa rakyat adalah konsumen. Dan konsumen termiskin, terlemah, terbawah, dan
terkecil justru mendapatkan prioritas tertinggi.
4. Rumah sakit bukan tempat orang sakit
Selama ini yang kita kenal adalah Rumah Sakit, yaitu rumah tempat orang sakit
dirawat. Tapi di Banyuwangi ada Mal Orang Sehat. Yaitu semacam rumah sakit, tapi
yang datang berobat di situ adalah orang-orang sehat. pendekatan yang digunakan
bukannya kuratif (mengobati orang sakit), tapi preventif (mencegah orang agar nggak
sakit). Jadi masyarakat datang ke Mal Orang Sehat untuk general check-up, konsultasi

10
gizi, atau konsultasi psikologi. Kenapa BPJS tekor terus? Karena tak mampu
menanggung biaya orang yang sudah terlanjur sakit, yang sangat mahal. Kalau
preventif pasti dana BPJS bisa dipangkas banyak. Karena itu banyuwangi punya
target: masyarakat harus makin banyak datang ke Mal Orang Sehat ketimbang ke
Rumah Sakit.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pengembangan daerah yang dilakukan pada era saat ini menggunakan langkah
langkah yang terbaru dimana semua berkolaborasi dengan pihak manapun. Semakin majunya
teknologi dan sumber daya manusia yang kian memadai diharapkan kolaborasi menjadi
pondasi yang kuat yang dimana sebelumnya hanya mengandalkan superman atau satu orang
yang mampu berkuasa tapi di era sekarang yang dibutuhkan adalah superteam dimana sama
sama untuk membangun daerah yang impactnya sangat besar,kembali ke daerah dan
masyarakat itu sendiri.

3.2 SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai