Daftar isi 1
Kata pengantar 2
Bab 1 3
Pendahuluan 3
1.1 Latar belakang...................................................................................................................3
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................4
1.3 Tujuan penelitian..............................................................................................................4
1.4 Batasan masalah...............................................................................................................4
1.5 Manfaat............................................................................................................................4
Bab 2 4
Pembahasan 4
2.1 Landasan Teoritis..............................................................................................................4
2.1.1. Undang Undang Desa 4
2.1.2. Hubungan Infrastruktur Dengan Pendidikan 4
2.2 Pembahasan......................................................................................................................5
2.2.1. Pendidikan Di Era Presiden Jokowi 5
2.2.2. Masalah Pendidikan Di Daerah Terpencil 6
2.2.3. Strategi Pemecahan Masalah Pendidikan 6
2.2.4. Pentingnya Infrastruktur Wilayah Terhadap Kualitas Pendidikan 7
2.2.5. Kebijakan Pemerintah Terhadap Infrastruktur Di Daerah Terpencil 7
Bab 3 7
Penutup 7
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................................7
3.2. Saran.................................................................................................................................8
Kata pengantar
Puji syukur hanya kita limpahkan kehadirat allah swt karena dengan rahmat dan
hidayahnya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Ucapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada bapak Drs. Asmungi, S.H, M.Si, dan rekan-rekan
nindya praja yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis merasa bahwa malah ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis sangat
berharap atas kritik dan saran dari pembaca agar dapat memperbaiki kesalahan dan kebaikan
kita bersama.
Penulis
Topik
Batasan masalah
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Menurut peraturan pemerintah no 122 tahun 2016 tentang perubahan atas
peraturan presiden no 75 tahun 2014 tentang percepatan penyediaan infrastruktur
prioritas menjelaskan tentang infrastruktur prioritas yang dapat menunjang sarana dan
prasarana publik.
Masalah ini sudah menjadi masalah yang general bagi pemerintah daerah.
Apalagi kondisi infratruktur dan pendidikan di daerah terpencil. Kondisi infrastruktu
dan pendidikan di daerah tepencil harus di garis bawahi sebagai salah satu focus
masalah yang harus dicari solusinya, karena Sebagian besar daerah terpencil tidak
terlalu diperhatikan sehingga masalah tersebut tidak pernah terselesaikan.
Selain perhatian dari pemerintah, aksebilitas daerah tersebut kadang menjadi
alasan mengapa infrastruktur dan pendidikan di daerah tersebut tidak maju dan bisa
dikatakan layak. Seperti contohnya di desa beringin kencana kecamatan tabunganen,
kabupaten barito kuala, provinsi kalimantan selatan. Aksebilitas daerah yang sangat
sulit karena kondisi geografis daerah yang terbagi oleh sungai besar dan jauh dari
ibukota provinsi membuat perkembangan infrastruktu dan kondisi Pendidikan yang
kurang baik.
1.5 Manfaat
Manfaat penelitian ini, penulis dan pembaca dapat mengetahui dasar masalah
hingga solusi yang dapat diambil dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di
daerah terpencil
Bab 2
Pembahasan
2.2 Pembahasan
2.2.1. Pendidikan Di Era Presiden Jokowi
Di era Presiden Joko Widodo kembali melakukan bongkar-pasang di
Kementerian Pendidikan (Kementerian Pendidikan). Dulu, Jokowi pernah memisahkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dari Pendidikan Dikti
(Dikti) dan dilebur di bawah Kementerian Riset dan Teknologi. Terbaru, Jokowi
menggabungkan Kemenristek dengan Kemendikbud.
Dalam catatan pemberitaan detikcom, kemendikbud tanpa Dikti mulai dibentuk pada
Oktober 2014. Saat itu, sebagai Mendikbud ditunjuk Anies Baswedan. Sedangkan
Menristek Dikti ditunjuk Rektor Universitas Diponegoro M Nasir.
Lima tahun berlalu, Jokowi kembali mengotak-atik lembaga yang mengurusi
pendidikan ini. Jokowi kembali melebur Pendidikan Tinggi ke Kemendikbud pada era
Kabinet Indonesia Maju. Pemerintah menyebut beberapa langkah dilakukan untuk
menjawab berbagai tantangan di sektor pendidikan. Salah satunya pemerintah
mengusung kebijakan Merdeka Belajar. Dalam hal ini lembaga direformasi agar
merdeka dari tekanan administrasi, prestasi, penerimaan siswa baru, hingga akreditasi.
Bahkan juga ketegangan soal nilai, ujian nasional atau ujian kelulusan hingga
kesejahteraan guru.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa Merdeka Belajar menjadi penting agar
guru dan siswa mengikuti sekolah dengan menarik dan membahagiakan tapi tetap
berorientasi pada peningkatan kualitas pendidikan dan masa depan. Di tingkat kuliah,
Merdeka Belajar memberikan dorongan bagi kampus untuk membuka program studi
baru serta akreditasi yang lebih fleksibel. Juga adaptif dengan kebutuhan dunia kerja.
Di periode keduanya ini, Presiden Jokowi juga masih melanjutkan program
bantuan pendidikan melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP). Dimana pada tahun ini,
selain KIP untuk SD, SMP, dan SMA, juga terdapat untuk kuliah. Pemerintah juga
terus menggenjot pendidikan vokasi di Indonesia. Disebutkan bahwa sebanyak 14.084
SMK melakukan kerjasama dengan dunia usaha dan industri.
Program baru di pemerintahan periode kedua Jokowi ini adalah adanya Kartu
Prakerja.Pemerintah menyebut menyiapkan Kartu Prakerja untuk mengatasi
pengangguran. Program bantuan pelatihan yang diberikan untuk pencari kerja dan
pekerja ter-PHK. Tujuannya agar mereka memiliki kompetensi tambahan sebelum
mendapatkan pekerjaan baru.
Selain sebagai program, Kartu Prakerja menjadi layanan publik pertama yang
dijalankan secara digital dari hulu hingga hilir. Program ini kolaborasi pemerintah
dengan platform digital (market place) dan lembaga pelatihan. Saat masa pandemi,
Kartu Prakerja didesain menjadi “semi bansos”. Dalam tempo tujuh bulan sejak April
diluncurkan, sudah 34,1 juta pendaftar. Sementara anggaran yang telah terserap
mencapai Rp.19,8 triliun dengan penerima manfaat yakni 5,6 juta orang. Hingga saat
ini terdapat 2.055 jenis pelatihan yang tersedia.
Bab 3
Penutup
3.1. Kesimpulan
Infrastruktur merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan kualitas
pendidikan, khususnya daerah terpencil. Dengan kondisi wilayah yang jauh dari
ibukota memerlukan perhatian lebih oleh pemerintah sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi dalam asas desentralisasi. Kualitas pendidikan akan maju jika kualitas
infrastrukturnya memadai.
3.2. Saran
Pemerintah sebaiknya memberikan perhatian lebih kepada daerah terluar
negara dan daerah terpencil, disamping rentan masih banyak potensi yang tersimpan
dan dengan harapan dapat dimanfaatkan dengan maksimal demi bangsa dan negara
Indonesia.