Anda di halaman 1dari 8

Daftar isi

Daftar isi 1
Kata pengantar 2
Bab 1 3
Pendahuluan 3
1.1 Latar belakang...................................................................................................................3
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................4
1.3 Tujuan penelitian..............................................................................................................4
1.4 Batasan masalah...............................................................................................................4
1.5 Manfaat............................................................................................................................4
Bab 2 4
Pembahasan 4
2.1 Landasan Teoritis..............................................................................................................4
2.1.1. Undang Undang Desa 4
2.1.2. Hubungan Infrastruktur Dengan Pendidikan 4
2.2 Pembahasan......................................................................................................................5
2.2.1. Pendidikan Di Era Presiden Jokowi 5
2.2.2. Masalah Pendidikan Di Daerah Terpencil 6
2.2.3. Strategi Pemecahan Masalah Pendidikan 6
2.2.4. Pentingnya Infrastruktur Wilayah Terhadap Kualitas Pendidikan 7
2.2.5. Kebijakan Pemerintah Terhadap Infrastruktur Di Daerah Terpencil 7
Bab 3 7
Penutup 7
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................................7
3.2. Saran.................................................................................................................................8
Kata pengantar

Puji syukur hanya kita limpahkan kehadirat allah swt karena dengan rahmat dan
hidayahnya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Ucapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada bapak Drs. Asmungi, S.H, M.Si, dan rekan-rekan
nindya praja yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Makalah yang berjudul “Peningkatan Infrastruktur Demi Meningkatkan Kualitas


Pendidikan di Daerah Terpencil” dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Otonomi dan
Desentralisasi Daerah. Makalah ini berisikan identifikasi masalah dan kondisi pendidikan
yang saat ini terjadi. Disamping itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan
akan keterkaitan infrastruktu dan pendidikan.

Penulis merasa bahwa malah ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis sangat
berharap atas kritik dan saran dari pembaca agar dapat memperbaiki kesalahan dan kebaikan
kita bersama.

Banjarmasin, 25 October 2021

Penulis
Topik

“Peningkatan infrastruktur demi meningkatkan kegiatan belajar daerah


terpencil”
Identifikasi masalah

1. Jaringan internet yang sulit dan mahal


2. Mind set masyarakat yang buruk terhadap pendidikan
3. Kurang nya infrastruktur yang memadai
4. Aksebilitas wilayah yang sulit
5. Kurang tersedianya sumber daya manusia yang memadai
6. Daerah yang jauh dari kota
7. Kurangnya kontribusi pemerintah dan swasta dalam mengembangan daerah terpencil

Batasan masalah

Peningkatan infrastruktur pendidikan daerah terpencil

Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Menurut peraturan pemerintah no 122 tahun 2016 tentang perubahan atas
peraturan presiden no 75 tahun 2014 tentang percepatan penyediaan infrastruktur
prioritas menjelaskan tentang infrastruktur prioritas yang dapat menunjang sarana dan
prasarana publik.

Seiring perkembangan zaman yang sangat cepat, dunia harus mempersiapkan


diri untuk terus mengikuti arusnya. Dalam bidang pendidikan dan infrastruktur begitu
berhubungan dengan kondisi globalisasi saat ini teknologi seakan membuat dunia
bergantung padanya. Ditambah dengan adanya pandemi virus covid 19 yang mulai
merambah ke Indonesia di awal tahun 2020 kemarin seakan membuat masalah baru
terhadap pemerintahan.

Infrastruktur dan pendidikan merupakan salah satu prioritas pemerintahan


dalam perkembangan daerah. Kedua aspek ini saling berhubungan dan saling
membutuhkan satu sama lain. Ketika faktor infratruktur belum tepenuhi maka aspek
pendidikan disuatu daerah tidak akan terlaksana secara maksimal, begitupun
sebaliknya.

Masalah ini sudah menjadi masalah yang general bagi pemerintah daerah.
Apalagi kondisi infratruktur dan pendidikan di daerah terpencil. Kondisi infrastruktu
dan pendidikan di daerah tepencil harus di garis bawahi sebagai salah satu focus
masalah yang harus dicari solusinya, karena Sebagian besar daerah terpencil tidak
terlalu diperhatikan sehingga masalah tersebut tidak pernah terselesaikan.
Selain perhatian dari pemerintah, aksebilitas daerah tersebut kadang menjadi
alasan mengapa infrastruktur dan pendidikan di daerah tersebut tidak maju dan bisa
dikatakan layak. Seperti contohnya di desa beringin kencana kecamatan tabunganen,
kabupaten barito kuala, provinsi kalimantan selatan. Aksebilitas daerah yang sangat
sulit karena kondisi geografis daerah yang terbagi oleh sungai besar dan jauh dari
ibukota provinsi membuat perkembangan infrastruktu dan kondisi Pendidikan yang
kurang baik.

1.2 Rumusan masalah


1 Bagaimana cara meningkatkan kualitas belajar di daerah terpencil?

1.3 Tujuan penelitian


1 Untuk mengetahui masalah pendidikan di daerah terpencil
2 Untuk mengetahui solusi masalah pendidikan di daerah terpencil
3 Untuk mengambil kebijakan terbaik bagi meningkatkan kualitas pendidikan di
daerah terpencil

1.4 Batasan masalah


Batasan masalah di penelitian ini adalah terpusat terhadap tindakan yang
diambil pemerintah daerah dalam perbaikan infrastruktur daerah terpencil demi
menunjang pendidikan

1.5 Manfaat
Manfaat penelitian ini, penulis dan pembaca dapat mengetahui dasar masalah
hingga solusi yang dapat diambil dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di
daerah terpencil

Bab 2
Pembahasan

2.1 Landasan Teoritis


2.1.1. Undang Undang Desa
Dasar peraturan yang mengatur segala hal tentang desa terdapat pada undang
undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa. Didalam nya secara lengkap menyebutkan
segala hal tentang desa dari pengertian desa, sistem pemerintahan yang mengatur desa,
badan yang berfungsi untuk mensejahterakan desa, dll.

2.1.2. Hubungan Infrastruktur Dengan Pendidikan


Pendidikan merupakan dasar untuk pengembagan sumber daya manusia.
Presiden Joko Widodo berpesan agar pembangunan karakter bangsa, budi pekerti,
sopan santun, nilai-nilai etika, dan agama harus menjadi perhatian dunia pendidikan ke
depan. Jika kita merayakan pembangunan nasional dengan bergembira. Tapi ingat
bahwa pembangunan karakter bangsa, budi pekerti, sopan santun, nilai-nilai etika,
agama ke depan harus menjadi perhatian dunia pendidikan kita dalam rangka
pembangunan sumber daya manusia yang memiliki karakter dan kualitas yang baik,
Disamping itu yang menjadi dasar dari perkembangan pendidikan yang baik
adalah infrastruktur yang berfungsi dalam menunjang kesuksesan dalam Pendidikan.
Misalkan suatu sekolah tidak memiliki peralatan komputer yang lengkap membuat
kegiatan rekapitulasi data dan anggaran menjadi sulit karena harus dilakukan secara
manual, kemudian jika kondisi bangunan sekolah yang tidak layak dipakai membuat
kegiatan belajar-mengajar menjadi terhambat, dan jika tidak tersedianya perpustakaan
membuat para siswa tidak terfasilitasi dalam menimba ilmu.

2.2 Pembahasan
2.2.1. Pendidikan Di Era Presiden Jokowi
Di era Presiden Joko Widodo kembali melakukan bongkar-pasang di
Kementerian Pendidikan (Kementerian Pendidikan). Dulu, Jokowi pernah memisahkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dari Pendidikan Dikti
(Dikti) dan dilebur di bawah Kementerian Riset dan Teknologi. Terbaru, Jokowi
menggabungkan Kemenristek dengan Kemendikbud.
Dalam catatan pemberitaan detikcom, kemendikbud tanpa Dikti mulai dibentuk pada
Oktober 2014. Saat itu, sebagai Mendikbud ditunjuk Anies Baswedan. Sedangkan
Menristek Dikti ditunjuk Rektor Universitas Diponegoro M Nasir.
Lima tahun berlalu, Jokowi kembali mengotak-atik lembaga yang mengurusi
pendidikan ini. Jokowi kembali melebur Pendidikan Tinggi ke Kemendikbud pada era
Kabinet Indonesia Maju. Pemerintah menyebut beberapa langkah dilakukan untuk
menjawab berbagai tantangan di sektor pendidikan. Salah satunya pemerintah
mengusung kebijakan Merdeka Belajar. Dalam hal ini lembaga direformasi agar
merdeka dari tekanan administrasi, prestasi, penerimaan siswa baru, hingga akreditasi.
Bahkan juga ketegangan soal nilai, ujian nasional atau ujian kelulusan hingga
kesejahteraan guru.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa Merdeka Belajar menjadi penting agar
guru dan siswa mengikuti sekolah dengan menarik dan membahagiakan tapi tetap
berorientasi pada peningkatan kualitas pendidikan dan masa depan. Di tingkat kuliah,
Merdeka Belajar memberikan dorongan bagi kampus untuk membuka program studi
baru serta akreditasi yang lebih fleksibel. Juga adaptif dengan kebutuhan dunia kerja.
Di periode keduanya ini, Presiden Jokowi juga masih melanjutkan program
bantuan pendidikan melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP). Dimana pada tahun ini,
selain KIP untuk SD, SMP, dan SMA, juga terdapat untuk kuliah. Pemerintah juga
terus menggenjot pendidikan vokasi di Indonesia. Disebutkan bahwa sebanyak 14.084
SMK melakukan kerjasama dengan dunia usaha dan industri.
Program baru di pemerintahan periode kedua Jokowi ini adalah adanya Kartu
Prakerja.Pemerintah menyebut menyiapkan Kartu Prakerja untuk mengatasi
pengangguran. Program bantuan pelatihan yang diberikan untuk pencari kerja dan
pekerja ter-PHK. Tujuannya agar mereka memiliki kompetensi tambahan sebelum
mendapatkan pekerjaan baru.
Selain sebagai program, Kartu Prakerja menjadi layanan publik pertama yang
dijalankan secara digital dari hulu hingga hilir. Program ini kolaborasi pemerintah
dengan platform digital (market place) dan lembaga pelatihan. Saat masa pandemi,
Kartu Prakerja didesain menjadi “semi bansos”. Dalam tempo tujuh bulan sejak April
diluncurkan, sudah 34,1 juta pendaftar. Sementara anggaran yang telah terserap
mencapai Rp.19,8 triliun dengan penerima manfaat yakni 5,6 juta orang. Hingga saat
ini terdapat 2.055 jenis pelatihan yang tersedia.

2.2.2. Masalah Pendidikan Di Daerah Terpencil


Berbagai permasalahan seringkali menghambat peningkatkan mutu pendidikan
nasional, khususnya di daerah tertinggal atau terpencil, yang pada akhirnya mewarnai
perjalanan pendidikan di Indoensia. Di suatu daerah terpencil masih banyak dijumpai
kondisi di mana anak-anak belum terlayani pendidikannya. Angka putus sekolah yang
masih tinggi. Juga masalah kekurangan guru, walaupun pada sebagain daerah,
khususnya daerah perkotaan persediaan guru berlebih. Sarana dan prasarana yang
belum memadai. Itulah sederat fakta-fakta yang menghiasai wajah pendidikan kita di
daerah terpencil.
Daerah Sukamandang, Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah dan
Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah adalah salah satu
contoh daerah tertinggal yang masih sangat kurang dalam memberikan pelayanan
pendidikan kepada anak-anak. Di Sukamandang banyak ditemukan fakta-fakta
kekurangan pelayanan pendidikan selama ini. Misalnya kekurangan guru, sarana dan
prasarana pendidikan yang kurang memadai, serta biaya operasional pendidikan yang
sangat minim. Sementara itu, di Luwuk, terlihat kekurangan-kekurangan yang sama
seperti di Sukamandang seperti masalah kekurangan guru dan sarana prasarana sekolah
yang belum memadai.
Terkait dengan masalah pemenuhan tenaga pendidik, pemerintah (melalui dinas
pendidikan) sebenarnya secara khusus telah berusaha melakukan pemenuhan melalui
penempatan guru-guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) baru yang ditempatkan di daerah
tertinggal atau terpencil. Akan tetapi, fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak
guru yang enggan mengajar di daerah terpencil dengan beragam alasan. Menurut Berg
(2006) dalam Riza Diah, AK dan Pramesti Pradna P., salah satu faktor yang
menyebabkan keengganan para guru untuk mengajar di daerah terpencil atau tertinggal
adalah letak sekolah yang sulit dijangkau. Alasan berikutnya adalah minimnya fasilitas
dan hiburan. Di Indonesia, pada umumnya guru yang mengajar di daerah terpencil
tidak betah dikarenakan fasilitas yang tidak memadai. Selain jauh dari pusat
keramaian, fasilitas tempat tinggal guru juga tidak dipenuhi oleh pemerintah.
Akibatnya banyak guru yang merasa tidak nyaman dan mengajukan pindah ke sekolah
yang berada di perkotaan.
Dengan adanya berbagai permasalahan penyelenggaran pendidikan di daerah
tertinggal atau terpencil, seharusnya masalah pelayanan pendidikan tidak hanya
menjadi tanggung jawab pemerintah. Masyarakat luas, melalui berbagai organisasi
kemasyarakatan, NGO, dan organisasi lainnya bisa ikut terlibat dalam membantu
mengatasi berbagai kekurangan layanan pendidikan di daerah terpencil.
2.2.3. Strategi Pemecahan Masalah Pendidikan
Ini 5 langkah strategis yang harus dilakukan sekolah pasca pandemi Covid-19:
1. Lakukan peninjauan kembali terhadap target pembelajaran yang ingin dicapai, agar
secara rasional selaras dengan situasi dan kondisi baru dalam new normal.
2. Identifikasi sumber daya yang perlu dimiliki dan diadakan agar tujuan baru yang telah
ditetapkan tersebut dapat dicapai dengan ketersediaan sumber daya yang ada.
3. Petakan situasi dan kondisi masing-masing guru dan siswa yang harus bersiap-siap
melakukan model pembelajaran baru berbasis blended learning sebagaimana
dirancang.
4. Kajilah gap antara kebutuhan dan ketersediaan untuk menyusun langkah-langkah
strategis dan operasional yang perlu segera dilakukan untuk menjembataninya.
5. Eksekusi langkah-langkah tersebut secara kreatif dan inovatif dengan menjalin
berbagai kemitraan dengan pihak-pihak eksternal yang peduli mengenai pendidikan.

2.2.4. Pentingnya Infrastruktur Wilayah Terhadap Kualitas Pendidikan


Pandemi Covid-19 bisa dibilang suram. Untuk dunia pendidikan sendiri pun
mengalami banyak tantangan. Para pelajar diminta untuk belajar dari rumah atau
melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Plt Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) Hasan Chabibie mengungkapkan, ada beberapa faktor
yang tidak mudah diatasi dalam PJJ. Salah satunya terkait infrastruktur. Dia mengakui
bahwa dari Sabang sampai Merauke, infrastruktur komunikasi dan internet tidak
merata kualitasnya. Oleh karena itu, penyuksesan belajar dari rumah pun terhambat.
Selain itu, juga soal kecakapan guru dalam mendesain sebuah proses PJJ. Pasalnya,
guru di Indonesia dilatih dan dididik tidak untuk melaksanakan belajar jarak jauh dan
karakter itu, kata dia sulit untuk diubah.

2.2.5. Kebijakan Pemerintah Terhadap Infrastruktur Di Daerah Terpencil


kebijakan pemerintah tentang pembangunan infrastruktur di daerah terpencil
dapat kita lihat di Tahapan Dan Arah Kebijakan RPJPN (Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional) 2005-2025 (UU No. 17 Tahun 2005). Dalam RPJMN tahun
2020-2024 berisikan tentang bagaimana cara mewujudkan masyarakat Indonesia yang
mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang
dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif yang
didukung SDM berkualitas dan berdaya saing

Bab 3
Penutup
3.1. Kesimpulan
Infrastruktur merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan kualitas
pendidikan, khususnya daerah terpencil. Dengan kondisi wilayah yang jauh dari
ibukota memerlukan perhatian lebih oleh pemerintah sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi dalam asas desentralisasi. Kualitas pendidikan akan maju jika kualitas
infrastrukturnya memadai.

3.2. Saran
Pemerintah sebaiknya memberikan perhatian lebih kepada daerah terluar
negara dan daerah terpencil, disamping rentan masih banyak potensi yang tersimpan
dan dengan harapan dapat dimanfaatkan dengan maksimal demi bangsa dan negara
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai