Anda di halaman 1dari 13

PEMANFAATAN DIGITALISASI SEBAGAI STRATEGI

PENGEMBANGAN PROMOSI PARIWISATA DI WILAYAH


PEDESAAN

Mata Kuliah : Otonomi dan Desentralisasi Pemerintahan Daerah

Dosen Pengampu : Drs. Asmungi, SH., M.Si

Penyusun:

Nama : Era Novida Rahmi

NPP : 30.0090

Kelas/No.Absen : G-4/09

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA INFORMASI


PEMERINTAHAN
FAKULTAS MANAJEMEN PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang mana telah memberi kita rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan sesuai dengan
waktu.
Makalah dengan judul Pemanfaatan Digitalisasi Sebagai Strategi Pengembangan
Promosi Pariwisata di Wilayah Pedesaan sebagaimana mata kuliah yang diampu oleh dosen
IPDN kampus regional Sumatera Barat, Bapak Drs. Asmungi, SH., M.Si ini dibuat sebagai
bahan penilaian tugas terstruktur mata kuliah Otonomi dan Desentralisasi Pemerintahan Daerah.
Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak
yang telah memberikan dukungan sehingga dapat terselesaikannya penulisan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
akan sangat berterima kasih apabila pembaca dapat memberikan masukan yang membangun bagi
kesempurnaan makalah penulis di masa yang akan mendatang. Demikian makalah ini saya buat
semoga dapat bermanfaat untuk pembaca.

Padangsidimpuan, 11 Oktober 2021


Penulis

Era Novida Rahmi

2
Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................................................................2
Identifikasi Masalah :......................................................................................................................4
BAB I...............................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...........................................................................................................................5
1.1 Batasan Masalah :..................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah :................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan Makalah :...................................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan Makalah :.................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
2.1 Faktor Penyebab Infrastruktur di Wilayah Desa yang Belum didukung oleh Pemerintah
untuk Diterapkan dalam Pengembangan Promosi Pariwisata......................................................6
2.2 Partisipasi Masyarakat dalam Penyediaan Infrastruktur di Wilayah Desa yang Belum
didukung oleh Pemerintah untuk diterapkan dalam Pengembangan Promosi Pariwisata...........7
2.3 Langkah yang diambil Pemerintah dalam Mengatasi Masalah Infrastruktur di Wilayah
Desa dalam Pengembangan Promosi Pariwisata.........................................................................8
BAB III..........................................................................................................................................10
PENUTUP.....................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................10
3.2 Saran.....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini pariwisata telah mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga bisa
dijadikan kekuatan potensial untuk meningkatkan pendapatan ekonomi domestik yang
didalamnya terdapat suatu kesatuan sistem yang kompleks dan setiap substansi memiliki
keterkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Menurut The World Travel & Tourism
Council (WTTC) yang merupakan otoritas global untuk industri pariwisata, pertumbuhan
pariwisata di Indonesia merupakan yang tertinggi di antara negara lain yang tergabung dalam
G20. Dimana 2013 lalu pariwisata Indonesia mampu berkontribusi 8,4% dari pertumbuhan
ekonomi nasional, Laporan Tahunan Dampak Ekonomi WTTC 2014 menunjukkan bahwa
Indonesia mencatat pertumbuhan dua digit dalam pembelanjaan pengunjung internasional
(15,1%) dan 7,2% pada wisatawan domestik tahun 2013.
Pariwisata telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat di berbagai lapisan bukan hanya
untuk kalangan tertentu saja, sehingga dalam penangananya harus dilakukan dengan serius dan
melibatkan pihak-pihak yang terkait, selain itu untuk mencapai semua tujuan pengembangan
pariwisata, harus diadakan promosi agar potensi dan daya tarik wisata dapat lebih dikenal dan
mampu menggerakkan calon wisatawan untuk mengunjungi dan menikmati tempat wisata.
Dalam hal ini industri pariwisata berlomba-lomba menciptakan produk pariwisata yang lebih
bervariasi menyangkut pelestarian dari obyek itu sendiri sesuai dengan tujuan pembangunan
pariwisata yaitu untuk mengenalkan keindahan alam, budaya dan adat istiadat yang beraneka
ragam.
Strategi merupakan sekumpulan cara secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksaan gagasan, sebuah perencanaan dalam kurun waktu tertentu. Hamel dan pharalad dalam
(Rangkuti 2004:4) Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental atau senantiasa
meningkat dan terus menerus dilakukan berdasarkan sudut pandangtentang apa yang di harapkan
oleh pelanggan di masa depan.
Strategi adalah hal sehubungan dengan menetapkan arah bagi perusahan dalam arti
sumber daya yang ada dalam perusahan serta bagaimana mengidentifikasi kondisi yang
memberikan keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan pertandingan di pasar. Konsep
strategi menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert Jr. (2001:1-2) mendefinisikan konsep strategi
berdasarkan 2 perspektif yang berbeda yaitu : (1) perspektif apa organisasi ingin dilakukan (2)
dari perspektif apa yang akhirnya organisasi lakukan. Yang artinya berdasarkan perspektif yang
pertama konsep strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai
tujuan organisasi dan implementasi misinya. Dan yang kedua,perspektif dapat didefinisikan
sebagai pola tanggapan atau respons organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu.
Pengembangan Pariwisata tersebut semakin membuat pemerintah untuk mempromosikan
sektor pariwisata didaerahnya masing-masing dengan berbagai inovasi pula untuk promosi
pariwisata nya baik dengan digitalisasi dan promosi pada bidang teknologi informasi dan
komunikasi.

4
Identifikasi Masalah :
- Masih sedikitnya masyarakat desa yang memiliki kompetensi di bidang teknologi
informatika untuk menerapkan dalam bidang digitalisasi
- Untuk sarana dan prasarana yan dibutuhkan dalam digitalisasi tersebut juga kurang
didukung oleh Pemerintah Desa
- Kualitas Jaringan Internet untuk mendukung teknologi informatika dalam wilayah
pedesaan
- Strategi Pemerintah yang masih kurang dalam promosi nya juga.
- Sektor pariwisata dalam kategori wisata alam tersebut juga masih banyak yang belum
diketahui masyarakat setempat.
- Infrastruktur di Desa tersebut yang masih belum didukung oleh pemerintah baik dari segi
akses menuju tempat wisata maupun dukungan dari segi kebersihan dan keterawatan
tempat.
- Kesiapan masyarakat setempat untuk menghadapi keamanan di wilayah tempat wisata
tersebut juga diperlukan, karena masyarakat akan enggan untuk datang apabila kemanan
nya sendiri dikhawatirkan oleh masyarakat setempat.

5
1.2 Batasan Masalah :
- Infrastruktur di wilayah Desa yang masih belum didukung oleh pemerintah untuk
diterapkan dalam pengembangan promosi pariwisata.

1.3 Rumusan Masalah :


- Apakah yang menjadi faktor penyebab infrastruktur di Wilayah Desa tersebut belum
didukung oleh pemerintah untuk diterapkan dalam pengembangan promosi Pariwisata?
- Mengapa infrastruktur di Wilayah Desa tersebut belum didukung oleh pemerintah untuk
diterapkan dalam pengembangan promosi Pariwisata?
- Apakah Infrastruktur di Wilayah Desa tersebut sudah baik dan layak untuk didukung oleh
pemerintah dalam penerapan promosi pariwisata?

1.4 Tujuan Penulisan Makalah :


- Untuk mengetahui faktor penyebab infrastruktur di Wilayah Desa yang belum didukung
oleh pemerintah untuk diterapkan dalam pengembangan promosi Pariwisata.
- Untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam penyediaan infrastruktur di wilayah desa
yang belum didukung oleh Pemerintah dalam pengembangan promosi Pariwisata.
- Untuk mengetahui langkah yang diambil Pemerintah dalam mengatasi masalah
infrastruktur di wilayah desa untuk diterapkan dalam pengembangan promosi pariwisata.

1.5 Manfaat Penulisan Makalah :


- Supaya mengetahui faktor penyebab infrastruktur di Wilayah Desa belum didukung oleh
pemerintah dengan sepenuhnya untuk diterapkan dalam pengembangan promosi
Pariwisata.
- Supaya mengetahui partisipasi masyarakat dalam penyediaan infrastruktur di wilayah
desa yang masih belum didukung oleh Pemerintah dalam pengembangan promosi
Pariwisata.
- Supaya mengetahui langkah yang diambil Pemerintah dalam mengatasi masalah
infrastruktur di wilayah desa untuk diterapkan dalam pengembangan promosi pariwisata.

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teoritis
2.2.1 Faktor Penyebab Infrastruktur di Wilayah Desa yang Belum didukung oleh
Pemerintah untuk Diterapkan dalam Pengembangan Promosi Pariwisata.
Desa wisata merupakan suatu wilayah pedesaan yang menawarkan keaslian baik dari segi
sosial budaya, adat–istiadat, keseharian, arsitektur tradisional, struktur tata ruang desa yang
disajikan dalam suatu suatu bentuk integrasi komponen pariwisata antara lain seperti atraksi,
akomodasi dan fasilitas pendukung (Syafi’i & Suwandono, 2015). Untuk membangun desa
wisata diperlukan beberapa komponen yang mendukung antara lain (Zakaria & Suprihardjo,
2014): (1) Memiliki potensi pariwisata, seni, dan budaya khas daerah setempat; (2) Lokasi desa
masuk dalam lingkup daerah pengembangan pariwisata atau setidaknya berada dalam koridor
dan rute paket perjalanan wisata yang sudah dijual; (3) Diutamakan telah tersedia tenaga
pengelola, pelatih, dan pelaku– pelaku pariwisata, seni dan budaya; (4) Aksesibilitas dan
infrastruktur mendukung program Desa Wisata; (5) Terjaminnya keamanan, ketertiban, dan
kebersihan.
Suwantoro (1977) juga menambahkan adanya identifikasi bahwa, ada empat faktor yang
mempengaruhi penetuan daerah tujuan wisata, yang pertama adalah fasilitas yaitu akomodasi,
atraksi, jalan, dan tanda-tanda penunjuk arah. Kedua adalah nilai estetis seperti pemandangan
(panorama), iklim santa/terpencil, dan cuaca. Ketiga adalah waktu dan biaya seperti jarak, waktu
dan biaya perjalanan, dan tarif pelayanan. Keempat adalah kualitas hidup (quality of life) seperti
keramah-tamahan penduduk, bebas dari pencemaran, dan penampilan dari kota tersebut.
Namun apabila infrastruktur tadi belum mampu didukung oleh pemerintah sendiri, maka
promosi juga akan terhambat karena faktor-faktor pendukung nya sendiri belum dapat didukung
oleh Pemerintah terutama pemerintah desa yang menjadi pendorong pariwisata di wilayah
pedesaan. Penerapannya dibutuhkan karena pengembangan promosi sendiri bukanlah suatu hal
yang mudah terutama dalam menarik perhatian masyarakat yang ingin melakukan destinasi
wisata. Sehingga peran dalam penerapan infrastruktur tersebut merupakan faktor yang perlu
diperhatikan kembali oleh Pemerintah desa tersebut maupun masyarakat yang mampu mengolah
dan membantu dalam penerapannya bahwa infrastruktur itu sudah siap dan mendukung dalam
proses promosi terutama dalam bidang digitalisasi pula yang membutuhkan potensi yang baik.

7
2.2.2 Partisipasi Masyarakat dalam Penyediaan Infrastruktur di Wilayah Desa yang
Belum didukung oleh Pemerintah untuk diterapkan dalam Pengembangan Promosi
Pariwisata.
Strategi merupakan sekumpulan cara secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksaan gagasan, sebuah perencanaan dalam kurun waktu tertentu. (Rangkuti 2004:4)
mengatakan bahwa strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan
bersaing. Hamel dan pharalad dalam (Rangkuti 2004:4) Strategi merupakan tindakan yang
bersifat incremental atau senantiasa meningkat dan terus menerus dilakukan berdasarkan sudut
pandangtentang apa yang di harapkan oleh pelanggan di masa depan. Dirgantoro (2002:7)
Strategi adalah hal sehubungan dengan menetapkan arah bagi perusahan dalam arti sumber daya
yang ada dalam perusahan serta bagaimana mengidentifikasi kondisi yang memberikan
keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan pertandingan di pasar.
Salah satu kunci sukses pariwisata di Indonesia adalah human resources development
diberbagai subsistem pariwisata tersebut. Ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia yang
berkualitas memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan industri pariwisata
terutama ketika pemerintah Indonesia mulai menerapkan kebijakan otonomi daerah. Dalam hal
ini partisipasi masyarakat juga sangan dibutuhkan dalam pengembangan promosi pariwisata.
Karena sumber daya manusia yang di wilayah pedesaan masih kurang didukung pula dalam hal
pengembangan digitalisasi, maka sumber daya manusia ini hal yang dibutuhkan dalam
pengembangannya, jika tidak segera diaktualisasikan maka pengembangannya juga akan
terhambat. Jika pemerintah misalnya sudah memberi dukungan dalam hal biaya namun ketika
sumber daya manusia nya belum maksimal, maka pengembangan promosi tersebut tidak akan
berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan yang hendak dicapai oleh Pemerintah Desa maupun
keinginan masyarakat setempat untuk mempromosikan pariwisata di wilayahnya.
Partisipasi masyarakat baik dalam hal potensi masyarakat yang memadai, penjagaan dan
partisipasi masyarakat untuk membantu memenuhi persyaratan dalam pengembangan pariwisata
juga dibutuhkan. Misalnya dalam hal rute perjalanan, keamanan kendaraannya, maupun biays
retribusi dalam menjaga kebersihan wilayah pariwisata nantinya. Untuk dukungan dari
pemerintah baik dalam hal kekuatan jaringan internet yang dibutuhkan dalam pengembangan
promosi nya, karena tujuannya adalah pemanfaatan digitalisasi itu sendiri. Sehingga Pemerintah
di wilayah pedesaan juga harus mampu menerapkan bagaimana kekuatan jaringan internet

8
tersebut dapat diterapkan. Karena ketika menerapkan digitalisasi dalam promosi pariwisata
dibutuhkan jaringan internet untuk mengakses wilayah pedesaan atau rute jalan menuju tempat
pariwisata tersebut.
2.2.3 Langkah yang diambil Pemerintah dalam Mengatasi Masalah Infrastruktur di
Wilayah Desa dalam Pengembangan Promosi Pariwisata
Upaya-upaya pengenalan potensi-potensi budaya dan alam di daerahdaerah Indonesia
dilakukan dengan jalan melakukan promosi kepariwisataan. Pada abad 21, di mana
perkembangan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi demikian pesat maka diperkirakan
akan terjadi persaingan di pasar global khususnya persaingan di bidang industri pariwisata. Oleh
karenanya promosi kepariwisataan merupakan suatu strategi yang harus dilakukan secara
berkesinambungan baik di tingkat internasional maupun regional. Sehubungan dengan kebijakan
pemerintah Indonesia mengenai penyelenggaraan otonomi daerah, maka masing-masing daerah
diharapkan mampu menarik pars wisatawan baik mancanegara maupun domestik untuk
berkunjung ke daerah tujuan wisata yang ada di Indonesia dengan jalan semakin meningkatkan
promosi kepariwisataannya.
Adalah kenyataan pahit ketika indutri pariwisata di Indonesia mengalami krisis mulai
tahun 1997 sampai dengan memasuki tahun 2000 sebagai akibat ketidakstabilan politik, sosial
dan ekonomi. Merosotnya jumlah wisatawan di daerah-daerah tujuan wisam selama ini
merupakan bukti bahwa situasi dan kondisi politik suatu negara berdampak pada terganggunya
seluruh kegiatan kepariwisataan. Prospek industri pariwisata di tahun 2000 ini tergantung pada
banyak faktor. Dalam hal ini aspek promosi merupakan salah faktor penentu pengembangan
potensi pariwisata khususnya di daerah-daerah Indonesia, sehingga dapat dikatakan bahwa
promosi memainkan peran kunci dalam kinerja masa mendatang industri pariwisata Indonesia.
Strategi dalam pengembangan ini dapat didukung oleh
a. Kebijakan Operasional pengembangan Objek dan Daya tarik wisata. Kebijakan
Operasional yang dimaksud mencakup penetapan atas pusat±pusat wilayah
pengembangan obyek atas dasar analisa struktur rencana tata ruang pengembangan
kawasan pariwisata dengan memperhatikan usaha pengembangan fasilitas Infra dan
supra struktur, daya dukung lingkungan, serta nilai daya tarik obyek wisata unggulan
yang dianggap, memiliki karakteristik daya tarik yang paling menonjol berdasarkan
nilai atraktif yang dimiliki dan didukung fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia.

9
b. Kebijakan Operasional Pengembangan Sarana Wisata. Dalam kebijakan ini
mencakup penetapan keputusan mengenai klasifikasi hotel, penginapan dan rumah
makan atas dasar peraturan perundangundangan yang berlaku, penetapan keputusan
mengenai pengaturan pembentukan asosiasi hotel/penginapan dan rumah makan
sebagai wadah pembinaan pengembangan usaha sarana wisata daerah, dan penetapan
keputusan mengenai pembentukan timPembina pengelola dan pengawasan
pengembangan sarana usaha wisata daerah.
c. Kebijakan Operasional Pengembangan Promosi Wisata Daerah. Hal-hal yang terkait
dalam kebijakan ini antara lain mencakup penetapan keputusan mengenai pengaturan
dalam pembentukan organisasi biro perjalanan wisata daerah, penetapan keputusan
mengenai pengelolaan media promosi kepariwisataan daerah, penyelenggaraan
pengembangan kegiatan atraksi wisata serta pengembangan pembinaan dan pelayanan
pemasaran wisata daerah.
Langkah-langkah yang dapat diambil oleh pemerintah adalah
- Menyusun dan menetapkan rencana induk pembangunan kepariwisataan kabupaten/kota;
- Menetapkan destinasi pariwisata kabupaten/kota;
- Menetapkan daya tarik wisata kabupaten/kota;
- Melaksanakan pendaftaran, pencatatan, dan pendataan pendaftaran usaha pariwisata;
- Mengatur penyelenggaraan dan pengelolaan kepariwisataan di wilayahnya;
- Memfasilitasi dan melakukan promosi destinasi pariwisata dan produk pariwisata yang
berada di wilayahnya;
- Memfasilitasi pengembangan daya tarik wisata baru;
- Menyelenggarakan pelatihan dan penelitian kepariwisataan dalam lingkup
kabupaten/kota;
- Memelihara dan melestarikan daya tarik wisata yang berada di wilayahnya;
- Menyelenggarakan bimbingan masyarakat sadar wisata; dan
- Mengalokasikan anggaran kepariwisataan

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab infrastruktur di wilayah desa
belum didukung oleh pemerintah untuk diterapkan dalam pengembangan promosi pariwisata
tersebut berupa infrastruktur tadi belum mampu didukung oleh pemerintah sendiri, maka
promosi juga akan terhambat karena faktor-faktor pendukung nya sendiri belum dapat didukung
oleh Pemerintah terutama pemerintah desa yang menjadi pendorong pariwisata di wilayah
pedesaan. Penerapannya dibutuhkan karena pengembangan promosi sendiri bukanlah suatu hal
yang mudah terutama dalam menarik perhatian masyarakat yang ingin melakukan destinasi
wisata.
Sedangkan untuk partisipasi masyarakat dalam penyediaan infrastruktur di wilayah desa
tersebut merupakan hal yang dibutuhkan pula selain dari dukungan pemerintah yang kurang
karena faktor-faktor yang menyebabkan infrastruktur tersebut tidak didukung oleh Pemerintah.
Oleh karena itu dalam hal ini juga masih dibutuhkan keikutsertaan masyarakat serta kesiapan
masyarakat dalam penyediaan infrastruktur tersebut. Karena salah satu kunci sukses pariwisata di
Indonesia adalah human resources development diberbagai subsistem pariwisata tersebut. Ini
menunjukkan bahwa sumber daya manusia yang berkualitas memegang peranan yang sangat
penting dalam pengembangan industri pariwisata terutama ketika pemerintah Indonesia mulai
menerapkan kebijakan otonomi daerah
Adapun langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk mengatasi masalah infrastruktur
tersebut di wilayah desa merupakan faktor pendukung yang utama untuk penerapannya dapat
berjalan dengan sesuai ketentuan yang ditetapkan pemerintah untuk mendukungnya.
- Menyusun dan menetapkan rencana induk pembangunan kepariwisataan kabupaten/kota;
- Menetapkan destinasi pariwisata kabupaten/kota;
- Menetapkan daya tarik wisata kabupaten/kota;
- Melaksanakan pendaftaran, pencatatan, dan pendataan pendaftaran usaha pariwisata;
- Mengatur penyelenggaraan dan pengelolaan kepariwisataan di wilayahnya;
- Memfasilitasi dan melakukan promosi destinasi pariwisata dan produk pariwisata yang
berada di wilayahnya;
- Memfasilitasi pengembangan daya tarik wisata baru;

11
- Menyelenggarakan pelatihan dan penelitian kepariwisataan dalam lingkup
kabupaten/kota;
- Memelihara dan melestarikan daya tarik wisata yang berada di wilayahnya;
- Menyelenggarakan bimbingan masyarakat sadar wisata; dan
- Mengalokasikan anggaran kepariwisataan
3.2 Saran
Sebaiknya dalam pemanfaatan digitalisasi itu sendiri faktor yang dibutuhkan adalah
kompetensi dan ketersediaan infrastruktur untuk pengembangan promosi pariwisata terutama
dalam bidang digitalisasi. Maka dibutuhkan peran aktif dari masyarakat yang memiliki potensi
dalam hal teknologi atau bidang digitalisasi dan pemerintah itu sendiri untuk mendukung hal
tersebut baik dalam hal dukungan operasional maupun finansial. Diharapkan makalah ini bisa
menjadi informasi bagi pembaca dan bisa memberikan contoh penerapan digitalisasi bagi
masyarakat khususnya wilayah pedesaan.

12
DAFTAR PUSTAKA
(Muliawanti & Susanti, 2020)Muliawanti, L., & Susanti, D. (2020). Digitalisasi Destinasi
sebagai Strategi Pengembangan Promosi Pariwisata di Kabupaten Magelang. Warta ISKI,
3(02), 135–143. https://doi.org/10.25008/wartaiski.v3i02.53
Nirmala, B. P. W., & Paramitha, A. A. I. I. (2020). Digitalisasi Desa dan Potensi Wisata Di Desa
Kerta, Kabupaten Gianyar Menuju Pariwisata 4.0. Jurnal Karya Abdi Masyarakat, 4(3),
350–355. https://doi.org/10.22437/jkam.v4i2.11273
Pantai, O. W., Bolmut, B. P., Tahunan, L., & Ekonomi, D. (2017). Faktor-Faktor Penyebab
Tidak Terkelolanya Objek Wisata Pantai Batu Pinagut Bolaang Mongondow Utara. Spasial,
4(1), 1–12.
Wahyudin, A., Kristiadi, D., Utomo, A. S., Marwati, A., & Gulang, R. A. (2021). Pemanfaatan
Multimedia Dalam Pengembangan dan Promosi Potensi Desa Wisata Adiluhur Kebumen.
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(2).
https://doi.org/10.30651/aks.v5i2.3988
Wisata, P., Di, B., & Minahasa, K. (2016). Strategi Dinas Pariwisata Dalam Mengembangkan
Potensi Wisata Budaya Di Kabupaten Minahasa. Jurnal Politico, 5(1), 1–12.

13

Anda mungkin juga menyukai