Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RINGKASAN MATERI

“MEKANISME TUBUH SAAT KEKURANGAN CAIRAN”

Dosen:

Ibu Martha puspita sari,S.GZ.,MPH

Disusun Oleh :
Sunarti Wally
NIM:P07131020061

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
JURUSAN GIZI
1. Pengertian dehidrasi

Dehidrasi adalah kondisi dimana keseimbangan cairan dalam tubuh mengalami gangguan atau
dapat dikatakan tubuh mengalami kekurangan cairan. Kehilangan cairan tubuh ini disertai gangguan
keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Penyebab utamanya adalah kekurangan natrium dan air. Saat
mengalami dehidrasi, maka dapat dipastikan kesehatan orang tersebut mulai menurun.
Pada tahap dehidrasi ringan, kondisi tubuh akan mulai kehilangan rasa nyaman dan konsentrasi
menurun. Gejala tersebut ditandai dengan rasa lemas, cepat lelah, haus, hingga kram otot. Dehidrasi
juga dapat menyebabkan rasa pusing di kepala saat berdiri, karena tekanan darahnya menurun. Jika
sudah sampai tahap dehidrasi berat, maka seseorang dapat mengalami penurunan bahkan kehilangan
kesadaran.

Dehidrasi dihindari dengan meminum cukup air. Orang dewasa membutuhkan 2–3 L cairan per
hari (termasuk kandungan air pada makanan). Dengan minum air dalam jumlah cukup maka proses
filtrasi di ginjal akan lebih ringan dan tidak terjadi penumpukan zat dalam ginjal yang beresiko
menyebabkan timbulnya kristal. Kristal yang terbentuk dalam ginjal disebut batu ginjal, sedang yang
terdorong keluar ke saluran kemih disebut batu saluran kemih. Penyakit ini sering ditemui pada kaum
adam. Hal ini adalah salah satu penyebab infeksi saluran kemih. Adapun untuk mengetahui adanya batu
dilakukan dengan pemeriksaan Ultrasonografi (USG), pemeriksaan Analisa Urine juga dapat dilakukan
untuk menilai fungsi ginjal dan indikasi infeksi saluran kemih.

Ada cara yang sangat sederhana untuk menghindari Dehidrasi dan segala resiko yang di
timbulkannya yakni dengan melihat warna urine. Berikut ini tabel warna urine dan interpretasinya. Warna
urine yang terang mengindikasikan bahwa anda telah cukup mengkonsumsi air, sedangkan warna yang
pekat mengindikasikan bahwa anda harus minum lebih banyak air.

1. Penyebab terjadinya dehidrasi

Dehidrasi berat terjadi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan ketimbang asupan yang
masuk. Beberapa faktor yang turut berpengaruh di antaranya:

 Temperatur ekstrem
Ketika orang berada di temperatur ekstrem atau terlalu panas dan berkeringat
berlebih, ada kemungkinan mengalami dehidrasi berat. Selain itu, menghabiskan waktu
terlalu banyak di dalam sauna juga dapat menyebabkan tubuh kekurangan cairan.

 Penyakit
Orang yang mengalami sakit diare atau muntah juga bisa mengurangi level
cairan dalam tubuh hanya dalam waktu singkat. Itu sebabnya, orang yang dalam kondisi
muntah dan diare harus mengganti cairan tubuh yang terbuang sesegera mungkin.

 Kurang minum
Kebiasaan buruk kurang minum juga dapat menyebabkan tubuh lama kelamaan
mengalami dehidrasi

 Konsumsi obat
Orang yang mengonsumsi jenis obat tertentu seperti diuretik untuk mengatasi
tekanan darah tinggi juga bisa mengalami kekurangan cairan tubuh lebih cepat.
Ketika tubuh mengalami dehidrasi ringan namun orang yang bersangkutan tak
juga menyadarinya, maka bisa berubah dengan cepat menjadi dehidrasi berat. Ingat
pula bahwa minuman isotonik bukan untuk semua orang dan bukan jalan pintas untuk
mengatasi dehidrasi.

2. Gejala-gejala dehidrasi
Gejala dehidrasi berat. Beberapa sinyal itu seperti:
 Merasa haus
Idealnya, seseorang tak boleh sampai merasa haus dan ingin segera minum.
Ketika tubuh sampai merasa haus, artinya sudah masuk ke tahap dehidrasi ringan.
Tubuh baru akan merasa haus ketika proses dehidrasi sudah terjadi.

 Jarang buang air kecil


Tak hanya merasa haus, orang yang mengalami dehidrasi berat juga jarang
buang air kecil. Warna urine juga bisa menjadi indikasi apakah asupan cairan tubuh
mencukupi. Semakin pekat warnanya, artinya kurang cairan. Bahkan bagi orang yang
sama sekali tidak buang air kecil atau buang air kecil kurang dari 100 mL per hari, itu
adalah kondisi medis darurat dan harus segera mendapatkan perawatan medis.

 Tidak berkeringat
Tanpa adanya cairan tubuh untuk berfungsi secara normal, tubuh tidak bisa
berkeringat. Akibatnya, tubuh rentan mengalami overheat yang bisa menyebabkan
penyakit seperti heat stroke dan heat exhaustion.
Kondisinya mirip seperti gejala penyakit CIPA ketika penderitanya mengalami anhidrosis
atau sedikit berkeringat. Konsekuensinya, tidak ada cairan di permukaan kulit yang
membantu mendinginkan tubuh saat sedang kepanasan atau demam.

 Sakit kepala
Dehidrasi ringan ditandai dengan sakit kepala. Namun jika gejala ini memburuk
hingga kesulitan untuk berkomunikasi atau berkonsentrasi, segera cari pertolongan
medis.

 Tingkat kelenturan kulit turun


Tingkat kelenturan kulit disebut juga turgor kulit, yaitu kemampuan kulit kembali
ke posisi semula setelah ditekan. Pada orang yang mengalami dehidrasi berat, kulit
perlu waktu lebih lama untuk kembali ke posisi normal setelah ditekan. Utamanya pada
anak-anak dan lansia, perhatikan betul apakah ada tanda-tanda dehidrasi ringan di atas
karena bisa saja mereka tidak menyadari sedang dehidrasi. Ketika dehidrasi sudah
menjadi berat, bisa terjadi kerusakan otak bahkan kematian.
Pada anak-anak, tanda-tanda dehidrasi berat lainnya adalah tidak ada air mata saat
menangis, lemas, popok kering dalam waktu lama, dan telapak tangan yang dingin.
Konsekuensi kesehatan bisa menjadi serius jika dehidrasi berat pada anak-anak tidak
segera ditangani.
Sementara pada ibu hamil, gejala dehidrasi berat bisa berbeda seperti:

 Kantong mata cekung


 Detak jantung cepat
 Tekanan darah menurun drastic
 Mulut kering
 Kulit kering
 Persalinan premature

DAFTAR PUSTAKA
https://health.kompas.com

Anda mungkin juga menyukai