Anda di halaman 1dari 15

JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 92

p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Jurnal Pendidikan Fisika


Universitas Muhammadiyah Makassar

Metode Demonstrasi pada Pembelajaran Fisika Materi Elastisitas


Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar
Andi Muhammad Khalik
Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Jln. Sultan Alauddin No. 259 Makassar, Makassar 90221
E-mail: AndiMuhammadKhalik@gmail.com

Abstrak – Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan keterampilan peserta didik kelas XI
IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar sebelum dan setelah diterapkan metode demonstari dalam pembelajaran.
Jenis penelitian ini termasuk kategori jenis penelitian tindakan pra-eksperimen dengan desain penelitian
yang digunakan adalah One-Group Pre Test-Post Test Design. Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh peserta didik kelas XI IPA4 SMA Negeri 9 Makassar yang terdiri dari tujuh kelas. Berdasarkan
pengacakan maka terpilihlah kelas XI IPA4 SMA Negeri 9Makassar sebanyak 31 orang yang terdiri dari
13 peserta didik laki-laki dan 18 Peserta didik perempuan dengan asumsi seluruh kelas adalah homogen.
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah tes kemampuan keterampilan yang terdiri dari 10
item dalam bentuk soal essay yang terlebih dahulu telah di validasi oleh dua orang validator. Selanjutnya
data yang diperoleh dari tes kemampuan keterampilan dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif dan analisis inferensial. Dari hasil analisis deskriptif kemampuan keterampilan peserta didik
sebelum diterapkan metode demonstrasi siswa berada pada kategori tinggi namun tidak ada pada
ketegori sangat tinggi, tetapi setelah diterapkan metode demonstrasi siswa berada pada kategori tinggi
dan sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan keterampilan peserta
didik setelah diajarkan dengan menggunakan metode demonstrasi. Berdasarkan hasil analisis data
dengan menggunakan statistik inferensial diperoleh bahwa, anilai pre-test tidak sama dengan nilai post-
test. Secara lengkap, kita dapat menyimpulkan bahwa metode Demonstrasi secara nyata dapat
meningkatkan kemampuan Keterampilan peserta didik terhadap materi elastisitas yang diberikan.
Selanjutnya pada hasil analisis uji N-Gain di peroleh menunjukkan bahwa kemampuan keterampilan
peserta didik Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar Tahun Pelajaran 2017/2018 telah mengalami
peningkatan yang berada pada kategori sedang.

Kata kunci: Metode Demonstarsi, Kemampuan Keterampilan

Abstract – This study aims to analyze the skills skills of students class XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar
before and after applied methods of demonstari in learning. This type of research includes the type of
pre-experimental action research with the research design used is One-Group Pre-Test-Post Test Design.
The population in this study is all students of class XI IPA4 SMA Negeri 9 Makassar consisting of seven
classes. Based on the randomization, the class XI IPA4 SMA Negeri 9Makassar was chosen as 31 people
consisting of 13 male students and 18 female students with the assumption that the whole class is
homogeneous. Data collection techniques used are skills skill test consisting of 10 items in the form of
essay questions that have been validated by two validators. Furthermore, the data obtained from skills
skill test is analyzed by using descriptive analysis and inferential analysis. From the result of descriptive
analysis of the skill ability of the students before applied the student demonstration method is in high
category but not in very high category, but after applied the student demonstration method is in high and
very high category. This indicates that there is an improvement in the skills of learners after being taught
using demonstration methods. Based on the results of data analysis using inferential statistics it is found
that, the pre-test value is not equal to the post-test value. In full, we can conclude that the Demonstration
method can significantly improve the Skill of the learner toward the elasticity material given.
Furthermore on the results of N-Gain test analysis obtained shows that the skills skills of students Class
XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar Lesson 2017

Keywords: Demonstration Method, Skill Ability


JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 93
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

I. PENDAHULUAN Harapan-harapan di atas ternyata tidak


sejalan dengan kenyataan di
Mata pelajaran fisika pada tingkat
sekolah.Kemampuan berpikir dan hasil
SMA/MA merupakan salah satu cabang IPA
belajar peserta didik masih rendah. Hal ini
yang penting untuk diajarkan sebagai suatu
ditunjukkan dengan hasil pengamatan
mata pelajaran yang tersendiri karena
terhadap peserta didik di kelas dan hasil tes.
memberikan bekal ilmu kepada peserta didik
Dari hasil pengamatan ketika proses belajar
dan menumbuhkan kemampuan berpikir
mengajar berlangsung, terlihat bahwa peserta
yang berguna untuk memecahkan masalah di
didik tidak dapat berpikir dengan baik,
dalam kehidupan sehari-hari (BSNP, 2006).
peserta didik kurang bisa menangkap dan
Secara rinci, fungsi dan tujuan mata pelajaran
membayangkan mengenai gejala fisika yang
fisika di tingkat SMA adalah sebagai sarana
diterangkan serta peserta didik sulit
(Depdiknas, 2006: ... iv) Mengembangkan
menjelaskan mengapa fenomena fisika
kemampuan berpikir analitis induktif dan
tersebut dapat terjadi.
deduktif dengan menggunakan konsep dan
Berdasarkan hasil observasi yang telah
prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai
dilakukan di SMA Negeri 9 Makassar kelas
peristiwa alam dan menyelesaikan masalah
XI IPA4, diketahui bahwa hasil belajar fisika
baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
peserta didik khususnya kemampuan
Menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip
keterampilan yang dimiliki peserta didik
fisika, serta memiliki pengetahuan,
masih rendah. Hal ini di sebabkan oleh : (1)
keterampilan dan sikap ilmiah.
peserta didik dalam proses pembelajaran
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa
kurang memiliki motivasi karena peserta
pelajaran fisika di sekolah merupakan suatu
didik masih beranggapan bahwa mata
tempat bagi peserta didik mengembangkan
pelajaran fisika sangat sulit
pengetahuannya tentang prinsip-prinsip,
dipahami,(2)hanya sebagian peserta didik
konsep dan fakta fisika, melatih sikap dan
saja yang memperhatikan guru pada saat
keterampilan peserta didik, serta
mengajar, (3) proses pembelajaran yang
mengembangkan kemampuan berpikir logis,
diterapkan oleh guru masih berpusat
kritis, kreatif dan inovatif yang sejalan
sepenuhnya pada guru, (4)peserta didik
dengan kehendak pemerintah dalam
kurang aktif dalam proses pembelajaran.
PERMENDIKNAS No 23 Tahun 2006
Data nilai kemampuan keterampilan peserta
mengenai standar kelulusan SMA bahwa
didik di atas memperlihatkan bahwa masih
peserta didik SMA harus memiliki
ada beberapa peserta didik yang masih belum
kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif dan
mencapai KKM yang telah ditentukan oleh
inovatif dalam pengambilan keputusan.
sekolah meskipun nilai tersebut sewaktu-
JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 94
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

waktu bisa saja berubah karena penambahan penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari
dari nilai keseharian peserta didik di dalam penjelasan secara lisan oleh guru.Kelebihan
kelas. dari metode ini yaitu dapat mengurangi
Kurangnya kemampuan peserta didik kesalahan jika dibanding hanya membaca
tersebut diikuti dengan hasil tes peserta didik atau mendengar keterangan guru, sebab
yang rendah.Hasil observasi di atas peserta didik memperoleh persepsi yang jelas
menunjukkan masih rendahnya kemampuan dari hasil pengamatannya. Perhatian peserta
keterampilanpeserta didik.Berdasarkan hasil didik terpusat pada apa yang
observasi di atas dapat diidentifikasi bahwa didemonstrasikan sehingga memberikan
kemampuan keterampilanr peserta didik yang kemungkinan anak berpikir logis. Sedangkan
masih rendah tersebut merupakan kelemahannya adalah tidak semua peserta
kemampuan berpikir logis. Kurangnya didik terlibat dalam melakukan percobaan.
kemampuan peserta didik saat Berdasarkan uraian- uraian di atas, maka
menghubungkan satu konsep dengan konsep penulis melakukan penelitian mengenai
lain untuk menjelaskan fenomena yang peningkatan kemampuan psikomotor peserta
terjadi menjadi indikatornya. didik melalui metode demonstrasi dengan
Permasalahan-permasalahan di atas judul “Penerapan Metode Demonstrasi Pada
tentunya berkaitan dengan metode yang Pembelajaran Fisika Terhadap Peningkatan
digunakan dalam pembelajaran.Metode yang Kemampuan Keterampilan Peserta Didik
digunakan seharusnya dapat membangun Kelas XI IPA4 SMA Negeri 9 Makassar”.
pengetahuan, sikap serta kemampuan yang
II. LANDASAN TEORI
dimiliki oleh peserta didik. Sehingga di
dalam menentukan metode pembelajaran
A. Hasil Belajar
yang akan digunakan harus sesuai dengan
Belajar pada hakikatnya merupakan
tujuan yang akan dicapai. Salah satu metode
perubahan yang terjadi pada diri seseorang
pembelajaran yang sering digunakan dalam
setelah berakhirnya melakukan aktifitas
pembelajaran fisika adalah metode
tertentu. Perubahan yang dimaksud disini
demonstrasi.
adalah perubahan tingkah laku, sikap,
Menurut Setyanto (2014) metode
kebiasaan, ilmu pengetahuan dan
demonstrasi adalah metode, mengajar dengan
ketreampilan menjadi lebih baik dari
cara memperagakan barang, kejadian atau
sebelumnya[1]. Berdasarkan pendapat diatas
aturan, serta melakukan suatu kegiatan, baik
dapat disimpulakan bahwa hasil belajar
secara langsung maupun melalui media
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh
pengajaran yang relevan dengan pokok
peserta didik yang ditandai dengan adanya
bahasan atau materi. Sebagai metode
JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 95
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

perubahan-perubahan perilaku setelah peserta didik;Faktor yang berasal dari dalam


melakukan aktivitasnya, baik aspek kognitif, diri peserta didik sendiri meliputi dua aspek,
afektif maupun psikomotor. yakni aspek fisiologis (yang bersifat
Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam jasmaniah) dan aspek psikologis (yang
yaitu a) keterampilan dan kebiasaan, b) bersifat rohaniah). Aspek fisiologis yaitu
pengetahuan dan pengertian, c) sikap dan kondisi umum jasmani. Aspek psikologis
cita-cita[2]. Dalam sistem pendidikan (yang bersifat rohaniah) yaitu tingkat
nasional rumusan tujuan pendidikan kecerdasan peserta didik, sikap peserta didik,
menggunakan klasifikasi hasil belajar yang bakat peserta didik, minat dan motivasi
secara garis besar membaginya menjadi tiga peserta didik, 2) Faktor eksternal (faktor dari
ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan
ranah psikomotoris. Dalam hal ini ranah di sekitar peserta didik;Faktor eksternal
Kognitif berkenaan dengan hasil belajar peserta didik terdiri atas dua macam, yakni ;
intelektual yang terdiri dari enam aspek, faktor lingkungan sosial dan faktor
yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, lingkungan nonsosial. Lingkungan sosial
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.Kedua seperti guru, para staf administrasi dan
aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah teman-teman sekelas yang dapat
dan keempat aspek berikutnya termasuk mempengaruhi semangat belajar seorang
kognitif tingkat tinggi. Ranah peserta didik. Sedangkan lingkungan
afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya,
dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban rumah tempat tinggal keluarga peserta didik
atau reaksi, penilaian, organisasi dan dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca
internalisasi. Sedangkan ranah dan waktu belajar yang di gunakan peserta
psikomotor berkenaan dengan hasil belajar didik[2].
keterampilan dan kemampuan bertindak. Ranah kognitif berhubungan dengan
Dalam hal ini terdiri dari enam aspek yaitu a) kemampuan berpikir, termasuk di dalamnya
gerak reflex, b) keterampilan gerakan dasar, kemampuan menghafal, memahami,
c) kemampuan perceptual, d) keharmonisan menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan
atau ketepatan, e) gerakan keterampilan mengevaluasi.Ranah afektif mencakup watak
kompleks, dan f) gerakan ekspresif dan perilaku seperti perasaan, minat, sikap,
interpretatif. emosi, dan nilai. Ranah psikomotor adalah
Faktor-faktor yang mempengaruhi ranah yang berhubungan dengan aktivitas
belajar peserta didik dibedakan menjadi tiga fisik, misalnya lari, melompat, melukis,
macam, yakni 1) Faktor internal (faktor dari menari, memukul, dan sebagainya[3].
dalam peserta didik), yakni keadaan kondisi
JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 96
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Berkaitan dengan psikomotor, Bloom gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi


berpendapat bahwa ranah psikomotor fisik dan keterampilan tangan[5].
berhubungan dengan hasil belajar yang Adapun dasar-dasar hukum yang
pencapaiannya melalui keterampilan menjadi landasan pentingnya penilaian
manipulasi yang melibatkan otot dan keterampilan sebagai berikut, 1)Peraturan
kekuatan fisik. Mata pelajaran yang berkaitan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor
dengan psikomotor adalah mata pelajaran 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi
yang lebih berorientasi pada gerakan dan Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan 2)Peraturan Menteri Pendidikan dan
keterampilan tangan.Keterampilan itu sendiri Kebudayan Nomor 64 Tahun 2013 tentang
menunjukkan tingkat keahlian seseorang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas 3)Peraturan Menteri Pendidikan dan
tertentu[4]. Keterampilan psikomotor ada Kebudayan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
enam tahap, yaitu: gerakan refleks, gerakan Standar Proses Pendidikan Dasar dan
dasar, kemampuan perseptual, gerakan fisik, Menengah. 4)Peraturan Menteri Pendidikan
gerakan terampil, dan komunikasi dan Kebudayan Nomor 66 Tahun 2013
nondiskursif. Gerakan refleks adalah respons tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar
motorik atau gerak tanpa sadar yang muncul dan Menengah. 5)Peraturan Menteri
ketika bayi lahir.Gerakan dasar adalah Pendidikan dan Kebudayan Nomor 67 Tahun
gerakan yang mengarah pada keterampilan 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
komplek yang khusus.Kemampuan Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah
perseptual adalah kombinasi kemampuan Ibtidaiyah. 6)Peraturan Menteri Pendidikan
kognitif dan motorik atau gerak.Kemampuan dan Kebudayan Nomor 68 Tahun 2013
fisik adalah kemampuan untuk tentang Kerangka Dasar dan Struktur
mengembangkan gerakan terampil. Gerakan Kurikulum Sekolah Menengah
terampil adalah gerakan yang memerlukan Pertama/Madrasah Tsanawiyah[6].
belajar, seperti keterampilan dalam olah 7)Peraturan Menteri Pendidikan dan
raga.Komunikasi nondiskursif adalah Kebudayan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
kemampuan berkomunikasi dengan Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
menggunakan gerakan. Penilaian Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah[7].
Keterampilan dilakukan oleh pendidik 8)Peraturan Menteri Pendidikan dan
melalui pengamatan terhadap perkembangan Kebudayan Nomor 70 Tahun 2013 tentang
keterampilan peserta didik.Mata pelajaran Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
yang berkaitan dengan psikomotor adalah Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
mata pelajaran yang lebih berorientasi pada Aliyah Kejuruan. 9)Peraturan Menteri
JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 97
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Pendidikan dan Kebudayan Nomor 81A Demonstrasi akan menjadi metode yang baik
Tahun 2013 tentang Implementasi apabila alat yang di demonstrasikan tidak
Kurikulum[8]. bisa diamati dengan seksama oleh peserta

B. Metode Demonstrasi didik, b) Demonstrasi menjadi kurang efektif


Metode berasal dari bahasa latin “meta” bila tidak diikuti oleh aktivitas dimana

yang berarti melalui, dan “hodos” yang peserta didik sendiri dapat ikut

berarti jalan atau ke atau cara ke. Dalam memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka

bahasa arab metode disebut “thariqah” sebagai pengalaman yang berharga, c) Tidak

artinya jalan, cara, sistem atau ketertiban semua hal dapat di demonstrasikan di kelas

dalam mengerjakan sesuatu. Sedangkan dikarenakan alat-alat yang terlalu besar atau

menurut istilah sistem atau cara yang yang berada di tempat lain yang tempatnya
mengatur suatu cita-cita. Dalam pemakaian jauh dari kelas, d) Hendaknya dilakukan
yang umum, metode diartikan sebagai suatu dalam hal-hal yang bersifat praktis[9].

cara atau prosedur yang dipakai untuk Dalam menggunakan metode

mencapai tujuan tertentu.Metode demonstrasi demonstrasi terhadap sebuah materi pelajaran

adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan kita harus mampu memperhatikan beberapa

memperagakan atau mempertunjukkan hal penting yang perlu diketahui. Hal yang

kepada peserta didik suatu proses. Situasi perlu diperhatikan dalam penerapan metode

atas benda tertentu yang sedang dipelajari. demonstrasi diantaranya ialah:


Baik sebenarnya maupun tiruan tertentu yang a. Persyaratan penggunaan metode

sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun demonstrasi:


tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan 1) Adanya sesuatu bahan kajian

lisan. Metode demonstrasi adalah metode tentang prosedur atau hasil suatu

pengajian pelajaran dengan memperagakan kegiatan;

dan mempertunjukan kepada peserta didik 2) Terdapatnya sejumlah alat peraga

tentang suatu proses, situasi atau benda atau media yang menunjang

tertentu, baik seharusnya atau hanya sekedar penyampaian informasi;


tiruan. 3) Tutor memiliki kemampuan

Adapun metode demonstrasi ini lebih prosedur penggunaan.

berfungsi sebagai strategi mengajar yang 4) Bahan kajian sesuai dengan

digunakan untuk menjalankan metode kebutuhan belajar.

mengajar tertentu seperti ceramah dan lain- b. Langkah-langkah penggunaan

lain. Aspek yang penting dalam 1) Menetapkan bahan kajian yang perlu

menggunakan metode demonstrasi adalaha) menggunakan metode demonstrasi;


JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 98
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

2) Mempersiapakan alat peraga dan yang baik sehingga semua


media yang menunjang prosedur peserta didik dapat melihat
pelaksanaan; semuanya dengan jelas;
3) Menjelaskan maksud dan tujuan f) Peserta didik disarankan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran; membuat catatan yang
4) Melaksanakan kegiatan dianggap perlu;
pembelajaran; g) Menetapkan rencana penilaian
5) Sebaiknya tutor melanjutkan dengan terhadap kemampuan peserta
memberi kesempatan bertanya didik.
kepada peserta didik; 2) Pelaksanaan
6) Menyimpulkan keseluruhan bahan Hal-hal yang mesti dilakukan
kajian yang sudah di bahas. adalah:
c. Langkah-langkah dalam penerapan a) Memeriksa hal-hal tersebut
metode demonstrasi adalah: diatas untuk kesekian kalinya;
1) Perencanaan b) Melakukan demonstrasi
a) Dalam perencanaan hal-hal dengan menarik perhatian
yang dilkukan ialah: peserta didik;
b) Merumuskan tujuan baik dari c) Mengingat pokok-pokok
sudut kecakapan atau kegiatan materi yang akan di
yang diharapkan dapat tercapai demonstrasikan agar mencapai
setelah metode demonstrasi sasaran;
berakhir; d) Memperhatikan keadaan
c) Menetapkan garis-garis besar peserta didik, apakah
langkah-langkah demonstrasi semuanya mengikuti
yang akan dilaksanakan; demonstrasi dengan baik;
d) Memperhitungkan waktu yang e) Memberikan kesempatan pada
dubutuhkan; peserta didik untuk aktif;
e) Selama demonstrasi f) Menghindari ketegangan.
berlangsung guru harus 3) Evaluasi
introspeksi diri apakah Dalam kegiatan evaluasi ini dapat
keterangan-keterangan dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat
didengar dengan jelas oleh laporan praktikum, menjawab pertanyaan,
peserta didik dan apakah mengadakan latihan lebih lanjut baik di
semua media yang digunakan sekolah ataupun di rumah[10].
telah ditempatkan pada posisi
JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 99
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran terdapat komponen yang saling berhubungan


Fisika antara satu dengan yang lainnya. Komponen
Metode demonstrasi adalah metode tersebut meliputi tujuan pembelajaran materi
mengajar dengan cara memperagakan alat yang akan diajarkan oleh guru, dan peran
praktikum, kejadian, aturan, dan urutan aktif dari peserta didik dalam pembelajaran,
melakukan suatu kegiatan, baik secara model pembelajaran, hubungan sosial
langsung maupun melalui penggunaan media tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan,
pengajaran yang relevan dengan pokok saranadan prasarana pengajaran yang
bahasan atau materi yang sedang tersedia, serta semua yang berpengaruh
disajikan[11]. Metode demonstrasi adalah terhadap guru dan subjek belajar yang
metode yang digunakan untuk berperan dalam proses belajar mengajar.
memperlihatkan sesuatu proses atau cara Dalam proses kegiatan belajar mengajar,
kerja suatu benda yang berkenaan dengan hal yang sangat penting yaitu pemilihan
bahan pelajaran fisika. metode pembelajaran yang tepat, mampu
Tujuan pokok penggunaan metode mengajak peserta didik aktif dalam kegiatan
demonstrasi dalam proses belajar mengajar kegiatan belajar mengajar. Salah satu metode
ialah untuk memperjelas pengertian konsep pembelajaran yang mengajak peserta didik
dan memperlihatkan (meneladani) cara aktif adalah metode demonstrasi yang
melakukannya sesuatu atau proses terjadinya menekankan pada hasil kemampuam
sesuatu. Ditinjau dari bukan metode yang keterampilan peserta didik. Implementasi dari
dapat diimplementasikan dalam PBM secara sebuah metode harus memerhatikan gaya
independent. Karena ia merupakan alat bantu belajar atau karakteristik yang dimiliki oleh
memperjelas apa-apa yang diuraikan, baik peserta didik, sehingga mereka mampu
verbal maupun secara tekstual. Jadi, memahami dan mengolah informasi yang
mengajar tertentu seperti metode diperoleh untuk memecahkan masalah fisika
ceramah[12]. yang ada sehingga memperoleh hasil belajar
C. Kerangka Pikir ranah keterampilan yang lebih baik.
Hakikat mengajar adalah proses yang Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti
menghantarkan peserta didik untuk belajar. bertujuan menggunakan metode demonstrasi
Oleh sebab itu, kegiatan mengajar meliputi untuk melihat pengaruh terhadap kemampuan
persiapan materi, persiapan penyampaian keterampilan peserta didik.
materi, memberi fasilitas, memberi ceramah
dan instruksi, memberi motivasi
membimbing.Dalam kegiatan mengajar
JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 100
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Gambar 1. Diagram alur kerangka pikir


D. Hipotesis Penelitian ini bertempat di SMA Negeri
Berdasarkan kajian pustaka dan 9 Makassartahun ajaran 2017/2018 pada
kerangka pikir yang telah dikemukakan, semester ganjil.
maka hipotesis penelitian ini adalah terdapat Populasi pada penelitian ini adalah
perbedaan kemampuan keterampilan peserta seluruh peserta didik kelas XI IPA4 SMA
didik sebelu m dan setelah digunakan Negeri 9 Makassar yang terdiri dari tujuh
metode demonstrasi pada pembelajaran. kelas.Berdasarkan pengacakan maka
terpilihlah kelas XI IPA4 SMA Negeri
III. METODE PENELITIAN 9Makassar sebanyak 31 orang yang terdiri
dari 13 peserta didik laki-laki dan 18 Peserta
Jenis penelitian yang dilakukan adalah didik perempuan dengan asumsi seluruh
penelitian pra-eksperimen (Pre experimental kelas adalah homogeny.
design) dengan desain penelitian One-Group Untuk mengukur kemampuan
Pre Test-Post Test yang dinyatakan dengan keterampilan peserta didik, disusun suatu
pola sebagai berikut: instrument berdasarkan indicator kemampuan
Y1 X Y2 keterampilan peserta didik yang berupa soal
Keterangan: evaluasi. Soal ini dilengkapi dengan pedoman
Y1=Hasil belajar fisika peserta didik sebelum penskoran kemampuan keterampilan.
diberikan pemberian metode demonstrasi.
=Perlakuan berupa pemberian metode Analisis data tes keterampilan dilakukan
demonstrasi berdasarkan kebenaran penyelesaian yang
2 =Kemampuan keterampilan setelah
pemberian metode demonstrasi [13] dilakukan oleh peserta didik dengan dipandu
petunjuk penyelesaian dan rubrik penskoran.
JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 101
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Skor yang diberikan pada setiap jawaban Pre test dilaksanakan sebelum diberikan
perlakuan dan setelah beberapa kali
peserta didik ditentukan berdasarkan
pertemuan dengan menerapkan metode
pedoman penskoran. demonstrasi selanjutnya diberikan post test
untuk mengukur kemampuan psikomotorik
Teknik analisis deskriptif yang
peserta didik. Berikut ini dikemukakan
digunakan adalah penyajian data berupa skor, deskripsi pencapaian hasil kemampuan
keterampilan peserta didik kelas XI IPA 4
rata-rata, dan deviasi
SMA Negeri 9 Makassar tahun ajaran
a. Skor rata-rata siswa 2017/2018 sebagai berikut.
Table 1. Statistik Skor Kemampuan
……………...(1) Keterampilan Peserta Didik
Pada Saat Pretest
b. Standar Deviasi
Statistik Skor Statistik
∑ ̅ Skor tertinggi 32
S=√ ..........(2)
Skor terendah 11
Skor ideal 40
Selanjutnya dilakukan uji Hipotesis Skor minimum 0
Standar Deviasi 5,87
penelitian, untuk menguji apakah hipotesis Skor rata-rata 23,42
yang telah diajukan dapat diterima atau tidak.
Untuk uji hipotesis dugunakan uji-t dengan Dari table 1 menunjukkan bahwa skor

rumus: rata-rata peserta didik kelas XI IPA 4 SMA


Negeri 1 Makassar tahun ajaran 2017/2018
̅ ̅
…..(3) terhadap materi elastisitas adalah sebesar
√ ( ) ( )
√ √ 23,42 dari skor ideas yaitu 40 dengan
perbandingan skor sebesar 16,58. Sedangkan
Setelah semua data terkumpul, untuk
secara individual, skor yang dicapai peserta
mengetahui signifikasi peningkatan
didik tersebar antara skor terendah 11
keterampilan pemecahan masalah peserta
sampai dengan skor tertinggi 32. Dari data
didik (pretest dan post test) digunakan uji
tersebut dapat dilihat bahwa standar deviasi
N-Gain dengan rumus
peserta didik XI IPA 4 SMA Negeri 9

Gain (d) = …(4) [14] Makassar adalah sebesar 5,87.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Hasil analisis statistik deskriptif ini akan
dibahas hasil-hasil penelitian yang diperoleh
melalui pre test dan post test. Pre test dan
post test dilaksanakan dengan menggunakan
perangkat tes yang sama ber202upa tes
tertulis berbentuk essay sebanyak 10 soal.
JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 102
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Tabel 2. Persentase Frekuensi Skor Kemampuan Keterampilan Peserta Didik Pada Saat Pre test
Tingkat Penguasaan Kategori Frekuensi Persentase %
0-8 Sangat rendah 0 0
9-16 Rendah 6 19,35
17-24 Cukup 8 25,81
25-32 Tinggi 17 54,84
33-40 Sangat Tinggi 0 0
Jumlah 31 100

Jika skor kemampuan keterampilan Negeri 1 Makassar tahun ajaran 2017/2018


peserta didik kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 terhadap materi elastisitas adalah sebesar
Makassar tahun ajaran 2017/2018 dianalisis 27,61 dari skor ideas yaitu 40 dengan
dengan menggunakan persentase pada perbandingan skor sebesar 12,39. Sedangkan
frekuensi sehingga kita dapat melihat secara individual, skor yang dicapai peserta
perbandingan pada tabel di atas. didik tersebar antara skor terendah 13
Tabel 3. Statistik Skor Kemampuan sampai dengan skor tertinggi 37. Dari data
Keterampilan Peserta Didik
tersebut dapat dilihat bahwa standar deviasi
Pada Saat Post test
Statistik Skor Statistik peserta didik XI IPA 4 SMA Negeri 9
Skor tertinggi 37 Makassar sebesar 7,01.
Skor terendah 13
Skor ideal 40
Skor minimum 0
Standar Deviasi 7,01
Skor rata-rata 27,61

Dari tabel 3 menunjukkan bahwa skor


rata-rata peserta didik kelas XI IPA 4 SMA
Tabel 4. Persentase Frekuensi Skor Kemampuan Keterampilan Peserta Didik Pada Saat Post
test
Tingkat Penguasaan Kategori Frekuensi Persentase %
0-8 Sangat rendah 0 0
9-16 Rendah 2 6,45
17-24 Cukup 5 16,13
25-32 Tinggi 16 51,61
33-40 Sangat Tinggi 8 25,80
Jumlah 31 100

Berikut ini disajikan grafik distribusi


frekuensi skor kemampuan keterampilan
peserta didik XI IPA 4 SMA Negeri 9
Makassar terhadap materi elastisitas pada
saat pre test dan post test.
JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 103
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Keterampilan peserta didik terhadap materi


elastisitas yang diberikan.

Hasil Analisis N-Gain


Berikut ini dikemukakan hasil N -Gain
pencapaian kemampuan keterampilan peserta
didik XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar
tahun ajaran 2017/2018 yang diajarkan
dengan menggunakan metode demonstrasi.
Gambar 2. Grafik Frekuensi Skor Peserta
Didik Pada Saat Pre Test dan Untuk mengetahui peningkatan kemampuan
Post Test Untuk 31 Orang.
keterampilan peserta didik berada pada
kategori rendah,sedang, dan tinggi maka
Dari gambar 2 terlihat jelas bahwa
dianalisis dengan menggunakan uji N-Gain.
sebelum diterapkan metode demonstrasi
Rangkuman hasil perhitungan uji N-Gain dari
siswa berada pada kategori tinggi namun
data skor kemampuan keterampilan fisika
tidak ada pada ketegori sangat tinggi, tetapi
peserta didik XI IPA 4 SMA Negeri 9
setelah diterapkan metode demonstrasi siswa
Makassar tahun ajaran 2017/2018 sesudah
berada pada kategori tinggi dan sangat tinggi.
diajarkan dengan metode demonstrasi.
Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan kemampuan keterampilan Tabel 5. Distribusi perolehan Gain
peserta didik setelah diajarkan dengan Ternormalisasi
Kriteria Indeks Gain Hasil N-Gain
menggunakan metode demonstrasi.
Tinggi g > 0,7
Hasil Pengujian Hipotesis Sedang 0,3 ≤ g ≤ 0,7 0,35
Berdasarklan hasil pengujian hipotesis Rendah g < 0,3
dengan menggunakan Uji T, maka diperoleh
bahwa |thit|= 4,766 dan nilai t table=2.042, Dari table 5 terlihat bahwa hasil N-Gain
maka kita tolak H0, dengan kata lain kita yang diperoleh peserta didik XI IPA 4 SMA
terima HA. Dengan demikian,µ1 ≠ µ2 yaitu Negeri 9 Makassar berada pada kategori
nilai pre-test tidak sama dengan nilai post- “sedang”.
test. Lebih lanjut, kita lihat bahwa rata-rata
B. Pembahasan
nilai post-test lebih tinggi daripada nilai pre-
Penelitian ini merupakan bentuk
test.Secara lengkap, kita dapat menyimpulkan
penelitian pra eksperimen yang
bahwa metode Demonstrasi secara nyata
membandingkan skor kemampuan
dapat meningkatkan kemampuan
keterampilan peserta didik sebelum dan
JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 104
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

setelah diterapkannnya metode demonstrasi menunjukkan bahwa terdapat peningkatan


pada satu kelas sampel. kemampuan keterampilan peserta didik
Berdasarkan hasil analisis deskriptif setelah diajarkan dengan menggunakan
diperoleh skor tertinggi pada Pre test adalah metode demonstrasi.Selanjutnya pada hasil
32 dan skor rata-rata 23,42 dengan standar analisis uji N-Gain di peroleh nilai Gain 0,35
deviasi 5,87. Sedangkan pada Post test skor yang kategori peningkatannya berada pada
tertinggi adalah 37 dan skor rata-rata 13 kategori “sedang”.
dengan standard deviasi 7,01. Data di atas Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis
menunjukkan bahwa kemampuan data tes unjuk kerja dengan menggunakan
keterampilan peserta didik yang diperoleh analisisi deskriptif secara umum dapat dilihat
pada post test lebih tinggi dibandingkan pada skor rata-rata peserta didik sebesara 19,48
pre test. Tingginya kemampuan keterampilan dan standar deviasi peserta didik yakni
peserta didik pada post test disebabkan sebesar 1,25808 .Setelah diterapkan metode
cenderung adanya pengaruh pembelajaran demonstrasi peserta didik berada pada
yang menggunakan metode demonstrasi pada kategori memuaskan dan sangat memuaskan.
proses pembelajaran ini. Hal ini menunjukkan bahwa dengan
Berdasarkan hasil analisis data dengan menerapkan metode demonstrasi pada peserta
menggunakan statistik inferensial diperoleh didik ternyata memiliki dampak yang sangat
bahwa, |thit|= 4,766 dan nilai |ttable|=2.042, signifikan bagi kemampuan tes unjuk kerja
maka kita tolak H0, atau kita terima HA. dalam mengerjakan LKPD.
Dengan demikian,µ1 ≠ µ2 yaitu nilai pre-test Fakta empiris yang dikemukakan tersebut
tidak sama dengan nilai post-test. Secara mengidentifikasikan bahwa metode
lengkap, kita dapat menyimpulkan bahwa demonstrasi membantu peserta didik dalam
metode Demonstrasi secara nyata dapat memperoleh kemampuan keterampilan
meningkatkan kemampuan Keterampilan peserta didik lebih baik. Jadi salah satu upaya
peserta didik terhadap materi elastisitas yang yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
diberikan.Secara umum dapat dibandingkan kemampuan keterampilan peserta didik pada
skor rata-rata pada pre testdan pada post test , pokok bahasan elastisistas dengan
skor kemampuan keterampilan peserta didik menggunakan metode demonstrasi pada
SMA Negeri 9 Makassar .Sebelum peserta didik kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9
diterapkan metode demonstrasi siswa berada Makassar. Metode demonstrasi adalah
pada kategori tinggi namun tidak ada pada metode penyajian pelajaran dengan
ketegori sangat tinggi, tetapi setelah memperagakan dan mempertunjukan kepada
diterapkan metode demonstrasi siswa berada peserta didik tentang suatu proses, situasi
pada kategori tinggi dan sangat tinggi. Hal ini
JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 105
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

atau benda tertentu, baik seharusnya atau dan setelah diajar dengan menggunakan
hanya sekedar tiruan. metode demonstrasi sesuai dengan masalah
Metode demonstrasi pada penelitian ini dan hipotesis. Hal ini menunjukkan adanya
dapat dikatakan bahwa metode demonstari peningkatan kemampuan keterampilan
dapat meningkatkan kemampuan peserta didik pada kategori sedang.
keterampilan peserta didik kelas XI IPA 4 B. Saran
SMA Negeri 9 Makassar yang ditunjukkan Sehubungan dengan hasil yang
oleh adanya perubahan hasil belajar fisika ditemukan dalam penelitian ini, maka saran
dilihat dari perbedaan antara hasil pre yang dapat diajukan oleh penulis adalah:
testdenganpost test. 1. Karena adanya peningkatan kemampuan
Hasil penelitian yang relevan dengan keterampilan dari penggunaan pengajaran
temuan penelitian yaitu berdasarkan ini di SMA Negeri 9 Makassar maka
penelitian yang dilakuakn oleh Nurmiati disarankan kepada pendidik fisika di
dengan judul Penerapan Scientific Method di sekolah lain hendaknya lebih
Laboratorium Terhadap Kemampuan mempertimbangkan penggunaan metode
Psikomotorik Peserta Didik Kelas XI IPA 1 Demonstrasi dilaboratorium sebagai salah
SMA Negeri 3 Sungguminasa. Kemampuan satu strategi yang perlu dikembangkan
keterampilan peserta didik dapat diketahui dalam proses belajar mengajar.
dari hasil skor tes yang diperoleh peserta 2. Diharapkan kepada peneliti dibidang
didik pada tiap butir soal yang diberikan pada pendidikan di masa yang akan datang agar
pre testdanpost test. Hasil penilaian melakukan penelitian lebih lanjut
kemampuan keterampilan peserta didik mengenai metode demonstrasi pada materi
berupa rata-rata skor, skor maksimal, skor dan sample yang berbeda pula.
minimal dan reabilitas dengan menganalisis UCAPAN TERIMA KASIH
menggunakan uji N-Gain dan menunjukkan 1. Teristimewa kepada kedua orang tua dan
terjadi peningkatan pada peserta didik. seluruh keluarga tercinta atas segala doa
dan bantuan baik moril maupun materil.
V. PENUTUP
Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE.,
MM. selaku Rektor Universitas
A. Kesimpulan
Muhammadiyah Makassar.
Berdasarkan data hasil penelitian yang
2. Ibu Dra. Hj. Rahmini Hustim, M.Pd .
diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat
selaku pembimbing1 dan Bapak Ma’ruf,
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
S.Pd., M.Pd sebagai Pembimbing II
kemampuan keterampilan peserta didik kelas
dengan segala kerendahan hatinya telah
XI IPA4 SMA Negeri 9 Makassar sebelum
meluangkan waktunya untuk memberikan
JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 106
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

3. bimbingan serta senantiasa memberikan [4] Majid, Abdul. 2015. Penilaian


Autentik Proses dan Hasil
masukan dan arahan kepada penulis dalam
Belajar.Bandung:PT Remaja
penyempurnaan skripsi ini. Rosdakarya.
[5] Huda, Miftahul. 2016. Model-Model
4. Drs. Suardi, M.Pd selaku Kepala SMA
Pengajaran dan Pembelajaran.
Negeri 9 Makassar. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
[6] BSNP. 2006.Permendiknas No.23
5. H. Paman Sari, S.Pd., S. E selaku guru
Tahun 2006 Tentang Standar
mata pelajaran fisika. Kompetensi Lulusan Untuk Satuan
Pendidikan Menengah Atas.
6. Rekan-rekan Mahasiswa fisika DIMENSI
[7] BSNP. 2006.Standar isi mata
A, B, dan C terkhusus kepada ANABEL pelajaranIPA SMP/MTs.
Jakarta:BSNP.
yang senantiasa memberi motivasi kepada
[8] Depdiknas.2008.Pengembangan
saya. Perangkat Penilaian Psikomotor.
Direktorat Pembinaan Sekolah
7. Serta siswa SMA Negeri 9 Makassar atas
Menengah Atas.
segala pengertian dan kerjasamanya [9] Dimyati dan Mudjiono.2013.Pengaruh
Metode Pembelajaran Demonstrasi.
selama penulis melakukan penelitian.
Skripsi. Jakarta: Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.
PUSTAKA [10] Ardi, N. Setyanto. 2014. Panduan
Sukses Komunikasi Belajar-Mengajar.
[1] Mandanti, Ferika. 2014. Penggunaan Jogjakarta: DIVA Press
Metode Demonstrasi dan Metode [11] Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-
Tutor Sebaya pada Pembelajaran Tari Dasar Evaluasi Pendidikan.
Sparkling di kelas VIII SMP Negeri 4 Jakarta:Bumi Aksara
Malang.Skripsi. Malang: Fakultas [12] Sagala, Saiful. 2014. Konsep dan
Sastra Universitas Negeri Malang Makna Pembelajaran.
[2] Rusman, Dr. 2014. Model-Model Bandung:Alfabet.
Pembelajaran. Jakarata: Rajawali Press [13] Sukardi.2013, Metodologi Penelitian
[3] Kurniawan.2014.Strategi Pendidikan. Yogyakarta:PT.Bumi
Pembelajaran.Jakarta.PT Aksara
Indeks.Listianti, Irma. 2014. Pengaruh [14] Maltzer, David E. 2003. Relationship
Metode Pembelajaran Demonstrasi Brtween Mathematics Preparation and
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Conseptual Learning
Materi Jama’ Qasar Kelas VII MTs. Gainsi.Jurnal.Departemen of Physics
Skripsi. Jakarta: Universitas Islam and Astronomi, Lowo State University
Negeri Syarif Hidayatullah. Ames.

Anda mungkin juga menyukai