PratamaNadiah IlmuPendidikan
PratamaNadiah IlmuPendidikan
Dalam Islam, tugas seorang pendidik dipandang sebagai sesuatu yang mulia. Secara umum,
tugas pendidik adalah mendidik. Dalam operasionalisasinya, mendidik merupakan rangkaian proses
mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh, membiasakan, dan lain
sebagainya. Batasan ini memberi arti bahwa tugas pendidik bukan hanya sekedar mengajar
sebagaimana pendapat kebanyakan orang. Di samping itu, pendidik juga bertugas sebagai motivator
dan fasilitator dalam proses belajar mengajar, sehingga seluruh potensi peserta didik dapat
teraktualisasi secara baik dan dinamis. Kedudukan pendidik dalam pendidikan Islam menempati
posisi penting sebagai komponen utama dan strategis.
Tanggung jawab menjadi pendidik yang profesional bukan sekedar hanya dapat mengajar
dengan baik, namun juga pendidik yang dapat mendidik. Maksudnya adalah bahwa selain seorang
pendidik mampu menguasai ilmu yang diajarkan dan mengetahui cara mengajarkannya dengan baik,
seorang pendidik juga harus memiliki akhlak mulia di dalam dirinya.
Seorang peserta didik adalah orang yang tengah mencari ilmu pengetahuan, keterampilan
dan pembentukan karakter tertentu. Seorang pendidik dituntut bersifat terbuka, demokratis,
memberi kesempatan dan menciptakan suasana belajar yang saling mengisi, dan mendorong
peserta didik memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Dalam kegiatan belajar, para peserta
didik menggunakan segenap potensi fitrah yang dimilikinya, seperti kecenderungannya yang serba
ingin tahu, pancaindera yang dimilikinya, bakat, minat, kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotoriknya.
Peserta didik adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan
baik secara fisik maupun psikis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri dari seseorang
peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik. Abuddin Nata membahas tentang
pembiasaan akhlak, menurutnya akhlak (peserta didik) memang perlu dibina, dan pembinaan ini
ternyata membawa hasil berupa terbentuknya pribadi-pribadi muslim yang berakhlak mulia, sopan,
dan bertata krama. Ia juga membandingkan, peserta didik yang tidak terbina akhlaknya, atau
dibiarkan tanpa bimbingan, arahan dan pendidikan, ternyata menjadi peserta didik yang nakal,
mengganggu masyarakat, melakukan berbagai perbuatan tercela dan seterusnya.
Sifat-sifat (karakter) yang melekat pada seorang Pendidik, setidaknya ada enam (6) hal. Yaitu
sebagai berikut :
a. Zuhud, tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari keridhoan Allah semata.
b. Kebersihan Guru. Menjaga kebersihan diri, baik luar (fisik) maupun bathin (emosi dan pikiran).
c. Ikhlas dan jujur dalam pekerjaan.
d. Pemaaf.
e. Harus mengetahui tabi’at (karakter) Peserta Didik.
f. Harus menguasai mata pelajaran (Profesional).
3. Karakter peserta didik dalam pendidikan islam !
Peserta Didik memiliki karakteristik yang ada dalam dirinya, sehingga perlu untuk diketahui
yaitu:
a. Belum memiliki pribadi dewasa secara moral. Sehingga masih menjadi tanggung jawab
Pendidik (guru) untuk membimbingnya.
b. Masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya, sehingga masih menjadi
tanggung jawab Pendidik.
c. Memiliki sifat-sifat dasar manusia yang sedang berkembang secara terpadu, yaitu kebutuhan
jasmani (fisik) dan rohani (non-fisiknya).
a) Hak Pendidik
Karena Pendidik adalah merupakan profesi, tentu mereka berhak untuk mendapatkan
kesejahteraan dalam kehidupan ekonomi, berupa gaji atau honor. Karna akad ijarah (sewa tenaga)
yang dilakukan Pendidik pada lembaga pendidikan atau pada negara.
b) Kewajiban Pendidik
Menurut Imam Ghazali beberapa kewajiban Pendidik yang harus diperhatikan yakni :
1) Harus menaruh rasa kasih sayang terhadap Peserta Didik memperlakukan mereka seperti
perlakuan anak kita sendiri. Oleh karena itu seorang Pendidik harus melayani Peserta Didik seperti
melayani anaknya sendiri.
2) Tidak mengharapkan balasan jasa ataupun ucapan terima kasih, tetapi bermaksud mengajar itu
mencari keridhaan Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya.
3) Memberikan nasihat kepada Peserta Didik pada tiap kesempatan, bahkan gunakan setiap
kesempatan untuk menasehatinya.
4) Mencegah Peserta Didik dari segala sesuatu akhlak yang tidak baik dengan jalan sindiran jika
mungkin dan jangan dengan cara terus terang, dengan cara halus dan jangan dengan jalan mencela.
Al-Ghazali menganjurkan pencegahan itu dengan isyarat atau sindiran, jangan dengan terus terang
sekiranya terjadipada Peserta Didik itu sesuatu yang merupakan akhlak yang kurang baik.
5) Supaya diperhatikan tingkat akal pikiran anak-anak dan berbicara dengan mereka menurut
kadar akalnya dan jangan disampaikan sesuatu yang melebihi tingkat daya tangkapnya, agar ia tidak
lari dari pelajaran, ringkasnya bicara dengan bahasa mereka. Ini adalah prinsip tebaik yang kini
tengah dipakai.
6) Jangan ditimbulkan rasa benci pada diri Peserta Didik mengenai suatu cabang ilmu tersebut,
tetapi sebaiknya dibukakan jalan bagi mereka untuk belajar cabang ilmu tersebut. Artinya Peserta
Didik jangan terlalu fanatik terhadap jurusan pelajaannya saja.
7) Sebaiknya kepada Peserta Didik yang masih dibawah umur, diberikan pelajaran yang jelas dan
pantas buat dia dan tidak perlu disebutkan kepadanya akan rahasia-rahasia yang terkandung dari
sesuatu itu, hingga tidak menajdi dingin kemampuan dan gelisa fikirannya.
8) Pendidik harus mengamalkan ilmunya dan jangan berlain kata dengan perbuatannya.
5. Hak dan kewajiban peserta didik dalam pendidikan Islam !
Daftar Pustaka
https://www.rendrafr.com/2019/03/peserta-didik-dan-pendidik-dalam.html?m=1
jurnal.dharmawangsa.ac.id
http://erepository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1958/1/Skripsi%20Pendidik%20dan%20Peserta%20Didik
%20Menurut%20Pemikiran%20Abuddin%20Nata%20dalam%20Praktek%20Pendidikan%20Islam.pdf