6.bab 3 Perkembangan Pasar Keuangan Dan Komoditas Global.4.19
6.bab 3 Perkembangan Pasar Keuangan Dan Komoditas Global.4.19
BAB
3
Perkembangan Pasar
Keuangan dan
Komoditas Global
3.1. Pasar Saham Indeks MSCI World MSCI Emerging Markets, rhs Indeks
2350 1350
TW3 - 19 1300
Pasar saham global bergerak 2250
1250
divergen sepanjang TW3-19, stabil di 2150
1200
1150
negara maju dan kembali menurun di
2050 1100
negara berkembang. Indeks harga saham 1050
1950
negara maju (MSCI World) bergerak sideways 1000
950
1850
dan ditutup stagnan 0,08% ptp ke level 900
Sep-19
Jun-19
Jan-18
Jan-19
Jul-18
Sep-18
Nov-18
Mar-18
Mar-19
May-18
May-19
Tiongkok dan perlambatan ekonomi global Grafik 3.1 Indeks Harga Saham Global
masih menjadi penahan laju indeks MSCI Volatility Index (VIX)
Indeks
World (advanced economies/AEs). Sedangkan 40
TW3 - 19
36
indeks harga saham negara berkembang Higher volatility
32
(MSCI Emerging Markets/EMs) melemah 28
16
terpuruk akibat aksi risk-off (capital flight
12
menuju pasar AEs terutama yang berkinerja 8
Sep-18
May-18
May-19
Jul-19
Sep-19
Jan-19
Jan-18
Mar-18
Mar-19
Nov-18
Jul-18
87
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi IV 2019
global merosot tajam pada awal Agustus Grafik 3.3 Perubahan Indeks
seiring peningkatan volatilitas akibat eskalasi Saham Dunia (TW3-19 vs TW2-19)
konflik perdagangan. AS juga mengejutkan
2 Indeks
Jan-13 = 100
DJIA
FTSE
S&P 500
Nikkei
Nasdaq
Hang Seng
Stoxx 50
STI
Mar-18
May-18
Jul-18
Sep-18
Nov-18
Jan-19
Mar-19
May-19
Jul-19
Sep-19
truce, dan peluang berlanjutnya negosiasi AS-
Sumber: Bloomberg
Tiongkok.4 Namun saham EMs hanya rebound
terbatas dan menutup TW3-19 dengan kinerja Grafik 3.4 Indeks Saham Negara Maju
negatif, karena saham AS makin menarik bagi
Secara umum saham AEs stagnan,
investor dan aset EMs dinilai terlalu riskan di
dengan pergerakan yang divergen.
tengah berbagai ketidakpastian.
Kinerja positif bursa AS (56% world
market cap), berhasil mengimbangi
koreksi pada bursa mayoritas AEs lainnya
2 Indeks VIX mencapai level tertinggi tahunan pada 5 (33% world market cap).5 Serupa dengan
Agustus 2019. perkembangan saham pada triwulan lalu,
3 AS menaikkan tarif 25% terhadap USD250 miliar impor
Tiongkok per 1 September 2019 dan mengancam saham AS kembali menjadi primadona
menaikkan tarif atas seluruh impor dari Tiongkok yang
investor. Meski sempat tertekan oleh eskalasi
belum dikenakan tarif. Tiongkok meretaliasi dengan
menaikkan tarif pada sejumlah barang impor yang konflik perdagangan dengan Tiongkok,
sebelumnya sudah dikenakan tarif, meskipun dalam
nominal yang jauh di bawah AS.
pasar saham AS berhasil rebound akibat
4 AS menunda kenaikan tarif 25% menjadi 30% untuk
impor Tiongkok senilai USD250 miliar, setelah terdapat
progres positif negosiasi dan Tiongkok mengecualikan 5 Bursa AEs lainnya terdiri dari Eropa ex Inggris (14%),
tarif bagi sebagian kecil impor dari AS. Kenaikan tarif Inggris 5%, Jepang 7%, Kanada 3% dan negara di
ditunda dari 1 Oktober menjadi 15 Oktober. Pasifik 4%.
88
Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas Global
sentimen positif trade truce pada akhir TW3- saham AS lebih didorong oleh overvaluasi
19, dan ekspektasi FFR cut pada FOMC Juli (peningkatan price/earnings multiple), bukan
dan September. Namun pasca-meeting, peningkatan kinerja korporasi atau kondisi
pasar kembali lesu karena the Fed enggan makroekonomi yang positif. Serupa dengan
mengonfirmasi easing berkelanjutan (seperti karakteristik pasar saham pada periode late
yang diharapkan pasar). FFR cut pada FOMC cycle, rally saham AS sepanjang 2019 didasari
September juga ditentang oleh dua anggota kepercayaan investor bahwa the Fed akan
board, mengindikasikan terjadinya beda terus memangkas suku bunga untuk menahan
pendapat. perlambatan ekonomi (mengasumsikan
inflasi tetap rendah). 8
Selain itu, investor
Penguatan bursa saham AS lebih
menilai bahwa perlambatan ekonomi AS
moderat dibandingkan dengan triwulan
masih lebih moderat dibandingkan dengan
lalu. Indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial
AEs lainnya dan aset EMs terlalu rentan di era
Average pada TW3-19 menguat masing-
high uncertainty. Hal ini mendorong saham
masing sebesar 1,2% ptp (dari 3,8% pada
AS melesat dibandingkan saham non-AS dan
TW2-19) dan 1,2% (dari 2,6%).6 Sedangkan
makin overvalued di atas rerata historisnya
Nasdaq—indeks dengan bobot berat pada
(lihat grafik).9
sektor teknologi—menurun tipis -0,1% ptp
Dec. 1996 = 100, U.S. dollar, price return
(dari 3,6%). Sebanyak 9 dari 12 sektor pada 450
Sep. 30, 2019
P/E (fwd.) = 16,8x
S&P 500 tercatat menguat, dipimpin oleh 400
P/E 20-yr.avg Div.Yield 20-yr.avg
350 S&P 500 16,8x 15,6x 2,1% 2,1%
sektor utilities dan consumer staples, serta ACWI ex-U.S. 13,3x 13,9x 3,5% 3,1%
As% of U.S 79% 89% 169% 150% +340%
300
real estate yang terbantu oleh tren penurunan
250
suku bunga. Cyclical and growth stocks pada 200 -57%
+106% +49% +101%
sektor finansial dan IT hanya menyebabkan 150
-62%
+107%
penguatan saham yang tipis. Sebaliknya 100
-52% +216% Sep. 30, 2019
+48% P/E (fwd.) = 13,8x
sektor energi dan material menurun, karena 50
‘97 ‘98 ‘99 ‘00 ‘01 ‘02 ‘03 ‘04 ‘05 ‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10 ‘11 ‘12 ‘13 ‘14 ‘15 ‘16 ‘17 ‘18 ‘19
Sumber: J.P. Morgan
ekonomi global makin melambat dan harga
komoditas menurun.
Grafik 3.5 Perbandingan Kinerja Saham
Rally pasar saham AS dalam Global Non-AS (MSCI All Country World
tiga triwulan berturut-turut telah ex-U.S.) vs Saham AS (S&P 500)
memecahkan rekor return ytd tertinggi
dalam sejarah.7 Peningkatan harga 8 Pernyataan Jerome Powell pada FOMC Juli (“mid-cycle
adjustment”) bertentangan dengan keinginan pasar
akan easing jangka panjang. Akibatnya, pasar sempat
6 S&P 500—benchmark stock index AS—memecahkan turun pasca-pengumuman FFR cut tersebut.
rekor all-time high, saat ditutup menguat di level 3.026 9 Forward P/E ratio S&P 500 mencapai 16,8 pada TW3-
pada 26 Juli (tertinggi sejak 21 Juni). 19—jauh di atas rerata 20 tahunnya (15,6). Sedangkan
7 S&P500 tercatat naik 20,6% ytd hingga 30 September, forward P/E ratio saham global non-AS (MSCI All
merupakan rekor return 3 triwulanan tertinggi dalam Country World ex-U.S.) hanya 13,3—di bawah rerata
sejarah. (13,9).
89
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi IV 2019
Indeks saham negara maju lainnya terpilihnya Christine Lagarde sebagai Presiden
bervariasi dengan kecenderungan ECB, yang dinilai akan menahan suku bunga
menurun. Hang Seng Hong Kong turun di level negatif (ultra-loose monetary policy)
drastis -8,6% ptp (dari -1,8%) karena dan pro-stimulus fiskal.
demonstrasi berkepanjangan yang
Berbanding terbalik dengan AEs
menyebabkan ekonomi terkontraksi dan
yang stagnan, kinerja mayoritas indeks
memicu capital flight. STI Singapura merosot
saham negara EMs kembali melemah
-6,1% (dari 3,4%) karena PDB TW2-19
akibat terpaan berbagai sentimen
nyaris terkontraksi (hanya tumbuh 0,1%
negatif. Eskalasi konflik dagang AS-
yoy, terendah sejak TW2-09) akibat eskalasi
Tiongkok, perlambatan ekonomi Tiongkok,
konflik perdagangan yang makin mendisrupsi
berbagai isu geopolitik idiosinkratik, dan
perdagangan global. Indeks FTSE London
dovish stance bank sentral AEs mengurangi
terkoreksi tipis -0,2% (dari 2%) dan kembali
risk appetite investor pada aset EMs (11%
tertinggal dibandingkan negara maju Eropa
world market cap). Hal ini terkonfirmasi
lainnya. Berbagai upaya penyelesaian Brexit
dari EM’s equity net outflow senilai USD2,8
oleh PM Boris yang menjabat sejak 24 Juli
miliar pada TW3-19 (dari net outflow
2019, menemui jalan buntu. Di tengah
USD5,9 miliar pada TW2-19).10 Pelemahan
polemik politik domestik yang meruncing,
saham EMs dipimpin oleh bursa Asia, akibat
pasar makin pesimis bahwa akan tercapai
peningkatan tekanan konflik perdagangan.
deal sebelum deadline 31 Oktober 2019.
Indeks Tiongkok-Shanghai (SHCOMP)
BOE kembali berupaya menenangkan pasar
kembali turun -2,5% ptp (dari -3,6%) karena
dengan mengindikasikan rate cut pada
kenaikan tarif ekspor Tiongkok ke AS dan
November 2019.
ancaman eskalasi tarif atas semua ekspor
Indeks saham beberapa negara Tiongkok. Sementara stimulus moneter PBOC
lainnya mencatatkan kinerja positif. dipandang kurang, di tengah perlambatan
Indeks saham Jepang menorehkan gain 2,3% ekonomi Tiongkok. KOSPI terkoreksi -3,2%
ptp (dari 0,3%), didukung sinyal easing BOJ ptp (dari -0,5%) karena ketegangan dengan
pada meeting Oktober 2019 dan tercapainya Jepang meningkat dan stabilitas kawasan
limited trade deal dengan AS. Indeks Stoxx 50 memburuk. SENSEX turun -1,9% (dari 1,9%)
(Eropa) naik 3,6% ptp (dari 11,7%), didukung karena ekonomi India melambat drastis dan
oleh keputusan ECB yang memangkas suku diterpa krisis likuiditas pada institusi keuangan
bunga 10 bps menjadi -0,5% (pertama nonbank yang menghambat konsumsi.
sejak 2016) dan memulai kembali program
Bursa saham EMs (non-Asia)
pembelian aset yang sempat terhenti (senilai
juga kompak melemah. Berbagai faktor
EUR20 miliar per bulan mulai November
2019). Optimisme pasar meningkat pasca
10 Sumber: IIF Capital Flows Tracker (November 2019).
90
Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas Global
idiosinkratik mendorong perlambatan saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah -3% ptp
EMs, antara lain: Argentina (hasil Pemilu ke level 6.169 pada TW3-19, setelah turun
yang mengejutkan memicu massive sell- -1,7% pada TW2-19. Pelemahan dipimpin
off), Meksiko (forecast PDB 2019 terendah oleh saham berkapitalisasi besar, terlihat dari
dalam satu dekade), Brasil (harga komoditas LQ45 yang menurun -4,5% (dari -0,5%).
menurun, ekonomi lesu, dan spillover dari Bursa saham Indonesia tertekan oleh berbagai
Argentina), Arab Saudi (harga minyak sentimen negatif eksternal, yaitu peningkatan
tertekan), dan kawasan Andean (Peru, Cili, ketegangan perdagangan AS-Tiongkok
dan Kolombia) karena ekonomi negara dan perlambatan pertumbuhan global. Di
tersebut bergantung pada harga komoditas tengah risk-off dari pasar EMs, investor
yang sedang dalam tren menurun. nonresiden melakukan aksi net sell sebesar
Indeks
Jan-13 = 100
KOSPI IHSG SET KLCI PCOMP SENSEX IBOV USD1,2 miliar pada TW3-19 (dari net buy
210
USD4 miliar pada TW2-19). Secara sektoral,
190
TW3 -19 semua sektor melemah (kecuali pertanian
170
dan perdagangan), sejalan dengan proyeksi
150
kinerja ekspor dan investasi nonbangunan
130 yang belum kuat (terdampak faktor global).11
110
Kinerja pasar saham diperkirakan
90
menguat terbatas pada triwulan terakhir
Jan-18
Mar-18
May-18
Jul-18
Sep-18
Nov-18
Jan-19
Mar-19
May-19
Jul-19
Sep-19
6250 1050
tahap (dimulai dengan phase one trade deal);
dan 2) kebijakan bank sentral yang dovish dan
6000 1000
melakukan stimulus/pembelian aset –akan
5750 950
mendorong mayoritas harga aset keuangan.
5500 900
Pasar saham AS diperkirakan masih terus
5250 850 melaju secara terbatas, karena valuasi saham
Sep-19
Jun-19
Jan-18
Jan-19
Jul-18
Sep-18
Nov-18
Mar-18
Mar-19
May-18
May-19
Sumber: Bloomberg
telah terlalu tinggi hingga rawan terkoreksi
jika kebijakan/guidance the Fed berbeda
Grafik 3.7 Indeks Saham Indonesia dengan ekspektasi pasar. Saham AEs non-
Sejalan dengan pelemahan kinerja
saham negara peers, Indeks Harga Saham
11 Sumber: Tinjauan Kebijakan Moneter Oktober 2019
91
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi IV 2019
AS diperkirakan bergerak sideways dengan Rata-rata (qoq avg.) Point to Point (ptp)
bps -90 -60 -30 0
kecenderungan naik, karena resolusi konflik AS
Jerman
perdagangan AS-Tiongkok akan menjadi Perancis
Inggris
tailwind bagi rally AEs pada penghujung Jepang
Tiongkok
tahun. Sementara saham EMs diperkirakan Korea
92
Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas Global
3 -,20
93
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi IV 2019
1
menjadi faktor pendorong penurunan yield -0,4
0,5
Jepang.
0 -0,8
Jul-18
Jul-19
Jan-18
Jan-19
Sep-18
Sep-19
Nov-18
Mar-18
Mar-19
May-18
May-19
Sumber: Bloomberg
94
Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas Global
% India Indonesia Brazil Tiongkok, rhs Thailand, rhs % USD billions, 12-month rolling flow
9 4 $2,000
Fed Forecast*
TW3 -19
BoJ
8 $1,500 ECB
BoE
7 3 $1,000
Total
6 $500
5 2 $0
4 -$500
3 1 -$1,000
‘16 ‘17 ‘18 ‘19 ‘20
Sep-18
Sep-19
Jan-18
May-18
Jan-19
May-19
Mar-18
Nov-18
Mar-19
Jul-18
Jul-19
BOE
0,5
mendorong aksi flight quality menuju safe
0
BOJ
-0,5 ECB
19 Asumsi forecast: BoE tak membeli aset; BOJ
-1
Jan Feb Mar Apr May June July Ags Sep Oct melanjutkan QE (JPY20 triliun/tahun selama 2019-
Sumber: Bloomberg (22 Oktober ’19) 20); ECB memulai kembali pembelian aset EUR20
Garis putus pada grafik menunjukkan suku bunga kebijakan, dan garis sambung adalah
market pricing mengenai suku bunga kebijakan 1 tahun mendatang.
milyar/bulan mulai November 2019; dan the Fed
menghentikan pengurangan neraca (FOMC Juli 2019)
Grafik 3.15 Ekspektasi Pasar Mengenai –yakni kepemilikan bank sentral yang jatuh tempo
akan diinvestasikan kembali dalam obligasi hingga
Level Suku Bunga 1 Tahun Mendatang USD20 miliar/bulan mulai Agustus 2019.
95
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi IV 2019
haven asset (obligasi pemerintah). Kendati akibat pemburukan data leading indicators
demikian, kinerja obligasi EMs diperkirakan PMI (AS, Kawasan Euro, dan Jepang) kembali
resilien terhadap outflow. Volatilitas pada memberikan tekanan depresiatif pada akhir
pasar keuangan akan meningkatkan demand TW3-19.
obligasi pemerintah dan memperbaiki harga
USD kembali terapresiasi moderat
obligasi. Ruang easing yang masih relatif besar
pada TW3-19 sejalan dengan perbaikan
bagi bank sentral EMs juga akan memperbaiki
sentimen tensi perdagangan dan indikasi
kinerja obligasi EMs.
kebijakan the Fed yang less dovish. Nilai
USD (indeks DXY), terapresiasi tipis sebesar
rerata 0,66% qtq, melanjutkan apresiasi
3.3. Pasar Valuta Asing
pada TW2-19 (0,96% qtq). Penguatan
Pasar keuangan global TW3-19 DXY ditopang oleh ketegangan negosiasi
dipengaruhi ketidakpastian hubungan perdagangan AS-Tiongkok yang mereda,
dagang AS dan Tiongkok, tren laju penurunan suku bunga the Fed yang
pelonggaran kebijakan moneter, serta tidak seagresif ekspektasi market, serta risiko
pesimisme prospek perekonomian global. ketidakpastian politik AS yang menurun.20
Perkembangan negosiasi perdagangan AS- Namun laju DXY sempat tertahan pada
Tiongkok dan faktor spesifik di beberapa Agustus 2019 pasca keputusan Presiden
negara memicu fluktuasi pergerakan nilai Trump untuk memberikan tambahan tarif
tukar global sepanjang TW3-19. Pada Juli 10% terhadap USD300 miliar produk impor
2019, tekanan pada pasar valas mereda Tiongkok yang belum dikenakan tarif.
seiring indikasi perbaikan hubungan Tiongkok kemudian meretaliasi dengan
perdagangan AS-Tiongkok. Pelaku pasar mengenakan tarif tambahan terhadap produk
risk on dan mendorong apresiasi nilai tukar impor AS senilai USD75 miliar.21 Pemerintah
negara berkembang. Namun nilai tukar global AS juga memberikan predikat currency
mengalami tekanan pada Agustus 2019 manipulator terhadap Tiongkok sehingga
akibat ketegangan perdagangan AS-Tiongkok
yang kembali meningkat dengan penerapan
20 AS menghadapi risiko debt default dan automatic
kenaikan tarif oleh kedua negara. Pasar spending cut secara across the board jika peningkatan
spending cap tidak dilakukan hingga akhir 2019. Pada
risk off dan memburu aset safe haven (Yen akhir Juli 2019, White House dan Congress mencapai
Jepang, Baht Thailand). Pasar kembali tenang kesepakatan untuk menangguhkan debt ceiling hingga
Juli 2021, dan meningkatkan discretionary spending
pada September 2019 pasca kesepakatan menjadi USD1,37 triliun pada tahun fiskal 2020, dari
untuk menunda kenaikan tarif oleh AS dan USD1,33 triliun pada 2019, sehingga AS terhindar dari
krisis fiskal.
Tiongkok, serta mengecualikan beberapa 21 Tiongkok menaikkan tarif sebesar 5% terhadap
produk impor dari pengenaan tarif. Namun impor kedelai dan minyak AS; sebesar 10% terhadap
beberapa produk agrikultural dan nabati AS; dan
kekhawatiran atas prospek ekonomi global sebesar 30%-35% terhadap beberapa produk
otomotif AS.
96
Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas Global
makin mengeskalasi tensi hubungan antar Tren apresiasi JPY berlanjut pada
kedua negara. Namun sentimen kembali TW3-19 sejalan dengan masih tingginya
pulih pada September 2019 karena AS dan ketidakpastian global. Nilai JPY menguat
Tiongkok memutuskan menunda kenaikan rerata sebesar 2,44% qtq akibat permintaan
tarif dan mengecualikan tarif terhadap produk yang tinggi atas aset safe haven di tengah
impor tertentu. Perbaikan sentimen yang ketidakpastian trade tensions AS-Tiongkok,
diikuti oleh pemburukan ekonomi di negara peningkatan risiko geopolitik (serangan
maju lainnya (seperti Eropa) mendorong nilai terhadap refinery minyak Arab Saudi), serta
USD menguat 3,38% ptp pada akhir triwulan. sentimen pelemahan prospek ekonomi
global. Namun menjelang akhir TW3-19,
Mata uang negara maju non-USD
tensi AS-Tiongkok yang cenderung mereda
mengalami tekanan depresiatif—kecuali
(trade truce), sentimen easing stance the Fed
safe haven asset Yen Jepang (JPY) —
yang tidak seagresif perkiraan, dan indikasi
akibat sentimen pelemahan ekonomi
pelemahan ekonomi Jepang, menyebabkan
dan gejolak politik. Nilai Euro (EUR) terus
JPY ditutup sedikit melemah -0,17% ptp
melemah rerata -1,04% qtq dan ditutup
(JPY108,08/USD; dari JPY107,85/USD).
lebih rendah -4,17% ptp pada level USD1,09/
EUR (dari USD1,13/EUR pada TW2-19). Poundsterling Inggris (GBP)
Sentimen pasar terhadap EUR masih rendah, melanjutkan tren depresiasi sejalan dengan
dipengaruhi perekonomian yang persisten pemburukan sentimen atas ketidakjelasan
melemah (termasuk ekspektasi ekonomi pembahasan Brexit. Rerata nilai GBP TW3-19
Jerman mengalami resesi ), prospek ekonomi
22
melemah cukup dalam mencapai -4,11% qtq
yang makin pesimis (seiring revisi ke bawah dan ditutup pada USD1,23/GBP (dari USD1,27/
proyeksi pertumbuhan oleh IMF dan ECB), GBP; atau lebih rendah -3,21% ptp). Berbagai
gejolak politik Italia (perpecahan koalisi pihak mengkhawatirkan prospek ekonomi dan
pemerintahan), kebijakan moneter ECB yang kelanjutan Brexit di bawah kepemimpinan
makin easing, serta ketidakpastian negosiasi Perdana Menteri baru, Boris Johnson, yang
Brexit. Sementara itu, JPY pada TW3-19 merupakan figur pro-Brexit (ekspektasi
rerata terapresiasi karena keberlanjutan aksi market atas Brexit tanpa transition agreement
flight-to-quality investor ke aset safe haven di meningkat). Sentimen juga diperburuk oleh
tengah ketidakpastian global. konfrontasi PM Boris dengan Parlemen Inggris,
terutama ketidaksetujuan parlemen dengan
22 Pelaku pasar memerkirakan Jerman akan mengalami stance no-deal Brexit. Konfrontasi tersebut
technical recession (kontraksi pertumbuhan PDB
memicu PM Boris mengajukan snap election,
kuartalan (qtq) selama dua periode berturut-turut)
sebesar -0,1% qtq pada TW3-19, setelah sebelumnya dan berencana menangguhkan (suspend)
terkontraksi -0,2% pada TW2-19. Namun, rilis data
PDB menunjukkan bahwa Jerman terhindar dari risiko
parlemen pada September 2019—menjelang
resesi tersebut, dengan mencatatkan pertumbuhan deadline Brexit (31 Oktober 2019).
positif 0,1% qtq pada TW3-19.
97
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi IV 2019
98
Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas Global
qtq dan ditutup pada INR70,87/USD (dari membawa ekonomi terpuruk lebih jauh.24
INR69,03/USD pada TW2-19; atau -2,39%
Apresiasi nilai tukar terjadi pada
ptp). INR melemah signifikan pada Agustus
Baht Thailand (THB) seiring persepsi
2019 terimbas eskalasi trade tensions AS-
pasar yang konsisten positif terhadap
Tiongkok di tengah concern pelemahan
ekonomi Thailand. Pelaku pasar telah
kinerja trade balance India, ekspektasi
menganggap THB sebagai aset safe haven
peningkatan harga minyak (imbas tensi
diantara negara berkembang Asia. Penguatan
geopolitik) yang akan meningkatkan biaya
THB dipengaruhi kinerja eksternal yang
impor, serta kekhawatiran atas outflows
konsisten robust (tingginya current account
dari pasar domestik yang cukup tinggi. INR
surplus, kecukupan cadangan devisa, dan
cenderung stabil pada September 2019
sektor pariwisata yang solid). THB bahkan
sejalan dengan trade truce AS-Tiongkok
tetap terapresiasi pasca penurunan suku
dan ekspektasi market terhadap potensi
bunga 25 bps oleh Bank of Thailand pada
penurunan suku bunga oleh bank sentral
Agustus 2019, karena keyakinan pasar bahwa
India (RBI).
tingginya utang rumah tangga dan ancaman
Depresiasi paling tajam dialami digolongkan sebagai currency manipulator
Peso Argentina (ARS) akibat gejolak oleh AS akan menahan agresivitas easing
politik domestik dan sentimen negatif stance BOT.25
tingginya tekanan inflasi. ARS melemah
rerata -11,19% qtq dan ditutup jauh lebih 24 Kekalahan Macri diantaranya disebabkan ketidakpuasan
masyarakat atas pemangkasan belanja pemerintah
rendah -25,96% ptp pada level ARS57,59/ untuk memenuhi persyaratan bantuan IMF (Stand-By
USD (dari ARS42,48/USD pada TW2-19). Arrangement/SBA). Sementara Fernandez menjanjikan
peningkatan spending untuk kesejahteraan masyarakat,
Tingkat inflasi yang masih tinggi di atas sehingga memicu kekhawatiran market atas prospek
fiskal Argentina. Sentimen investor terhadap Fernandez
50% yoy dan belum menunjukkan indikasi
juga diperburuk oleh pemilihan Cristina Fernández de
penurunan, telah menekan kepercayaan Kirchner (mantan Presiden Argentina) sebagai wakilnya.
Selama menjabat pada 2007-15, Kirchner menerapkan
market terhadap kinerja ekonomi dan currency control, merekayasa data ekonomi, dan
efektivitas kebijakan pemerintah. ARS menyebabkan Argentina memperoleh status default
pada 2013-14, sehingga Argentina terputus dari pasar
melemah tajam pada Agustus 2019 dipicu global.
kekalahan presiden incumbent Mauricio 25 AS mengklasifikasikan suatu negara sebagai currency
manipulator jika memenuhi tiga kriteria: (i) memiliki
Macri dari oposisi Alberto Fernandez pada bilateral goods trade surplus dengan AS di atas USD20
primary election yang tidak sesuai ekspektasi miliar, (ii) memiliki current account surplus (CAS) di atas
2% PDB, dan (iii) melakukan intervensi valas secara
pasar. Pelaku pasar menilai Fernandez akan persisten dan searah di atas 2% PDB selama enam
bulan. Jika suatu negara memenuhi 2 dari 3 kriteria
menerapkan kebijakan populis sehingga
tersebut, maka akan dimasukkan dalam monitoring
dapat memicu risiko gagal bayar utang dan list AS. Pada laporan US Treasury terkini (Mei 2019),
Thailand tidak termasuk dalam monitoring list AS
karena hanya memenuhi satu kriteria yakni CAS di atas
2% PDB. Namun goods surplus Thailand terhadap AS
berada tipis di bawah threshold yaitu USD19 miliar.
99
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi IV 2019
Aug-19
Apr-18
Apr-19
Oct-18
Jun-18
Dec-18
Jun-19
Jan-18
Sep-18
Sep-19
Jan-19
Jul-18
Jul-19
May-18
Nov-18
May-19
Mar-18
Mar-19
Feb-18
Feb-19
Sumber: Bloomberg
melanjutkan pelemahan. Bank Indonesia
memandang IDR akan tetap stabil sesuai
Grafik 3.19 Nilai Tukar Negara Maju
dengan nilai fundamental dan mekanisme
Indeks INR, lhs IDR, lhs Indeks
pasar yang terjaga. Untuk mendukung Jan 2013=100
87
CNY, rhs THB, rhs Jan 2013=100
101
Aug-19
Apr-18
Apr-19
Oct-18
Jun-18
Dec-18
Jun-19
Sep-18
Sep-19
Jan-18
Jan-19
May-18
May-19
Nov-18
Mar-18
Jul-18
Mar-19
Jul-19
Feb-18
Feb-19
100
Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas Global
3.4. Pasar Komoditas lain (i) serangan terhadap oil refineries Arab
Saudi (sempat memicu kenaikan tajam harga
Harga komoditas dunia menurun
minyak, yang kemudian mereda seiring
akibat eskalasi ketidakpastian global.
ekspektasi pasar bahwa dampaknya tidak
Mayoritas harga komoditas pada TW3-19
long-lasting); (ii) pertumbuhan produksi
tumbuh melambat, dipengaruhi penurunan
minyak AS mulai melambat; (iii) penurunan
permintaan akibat eskalasi trade tensions yang
supply dari Venezuela dan Iran; serta (iv)
melemahkan perdagangan dan manufaktur
pemangkasan produksi minyak oleh OPEC+
global. Harga minyak melanjutkan tren
yang berjalan sesuai rencana. Kondisi tersebut
penurunan seiring pelemahan demand
menunjukkan penurunan demand akibat
yang lebih dalam dari ekspektasi—karena
perlambatan ekonomi dan pasar otomotif
kekhawatiran atas perlambatan ekonomi dan
global lebih memengaruhi pergerakan harga
otomotif global—yang juga melebihi upward
minyak.
pressure dari gangguan suplai. Pelemahan
global turut menurunkan permintaan terhadap Permintaan minyak pada 2020
sebagian besar komoditas logam, kecuali diperkirakan masih akan menurun
nikel (karena larangan ekspor dari Indonesia) sejalan dengan estimasi pertumbuhan
dan timbal (akibat gangguan pasokan). ekonomi global yang masih lemah.
Harga produk pertanian dan perkebunan Selain faktor permintaan, pergerakan harga
termoderasi, disebabkan perbaikan faktor minyak ke depan juga akan dipengaruhi
produksi di tengah penurunan permintaan oleh realisasi pemangkasan produksi minyak
beberapa komoditas. OPEC+. Penurunan produksi minyak yang
berkepanjangan dapat memicu konflik
Permintaan yang masih lesu
kepentingan di antara negara eksportir, yang
menekan harga energi pada TW3-19,
dapat menyebabkan suatu negara keluar
khususnya harga minyak. Penurunan
dari koalisi OPEC+. Jika hal tersebut terjadi,
permintaan yang signifikan sebagai imbas dari
negara tersebut dapat kembali meningkatkan
perlambatan ekonomi global menyebabkan
produksi sehingga harga minyak kembali
berlanjutnya tren pelemahan harga minyak.
melemah. Tekanan kenaikan harga akibat
Rerata harga minyak TW3-19 terkontraksi
eskalasi faktor geopolitik diperkirakan
-9,7% qtq (Brent) dan -5,9% qtq (WTI).
terbatas mengingat demand yang masih
Harga minyak juga ditutup lebih rendah
lemah.
yaitu Brent pada USD59,85 per barel (dari
USD64,43; atau -7,1% ptp) dan WTI pada Harga batu bara menurun
USD54,07 per barel (dari USD58,47; atau signifikan akibat pelemahan permintaan.
-7,5% ptp). Harga minyak tetap menurun Harga batu bara turun rerata -14,3% qtq dan
meskipun terdapat beberapa faktor yang ditutup lebih rendah -1,2% ptp. Pelemahan
mengganggu pasokan minyak dunia, antara harga disebabkan penurunan konsumsi di
101
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi IV 2019
negara maju, seiring upaya peralihan dari kekhawatiran penurunan permintaan akibat
penggunaan batu bara untuk mengurangi perlambatan ekonomi global, pemburukan
emisi kandungan karbon dioksida. Peralihan sektor manufaktur, dan ketidakpastian
dari batu bara menuju penggunaan gas perdagangan dunia. Harga timah terkoreksi
berlangsung lebih cepat sejalan dengan paling signifikan sebesar -12,7% qtq
penurunan harga gas. Selain itu, konsumsi (rerata) dan ditutup lebih rendah -15,4%
batu bara India yang turun lebih dalam dari ptp, disebabkan kenaikan inventory yang
perkiraan akibat perlambatan ekonomi dan melebihi ekspektasi di tengah permintaan
kebijakan pembatasan impor batu bara turut yang turun lebih dalam, khususnya pada
melemahkan harga. produk solder elektronik. Harga zinc juga
US$, 2010=100 turun signifikan (-11,5% qtq dan -4,7%
100
TW3
ptp), karena permintaan yang makin rendah
95 Energi
di tengah terjadi kenaikan produksi dari
90
Tiongkok, Australia, Kanada dan Afrika
85 Agrikultur Selatan. Penurunan permintaan terutama dari
80 Logam Tiongkok dipicu oleh pelemahan aktivitas di
75 sektor end-use seperti properti dan otomotif.
70
Ket.: Data per September 2019 Pelemahan otomotif juga menekan harga
Jan-18 Apr-18 Jul-18 Okt-18 Jan-19 Apr-19 Jul-19
Sumber: World Bank aluminium (-1,6% qtq dan -4,4% ptp) disaat
terjadi pemulihan supply dari Brazil, Rusia,
Grafik 3.21 Indeks Harga Komoditas
dan Tiongkok. Harga tembaga termoderasi
USD/barrel
90 -5,1% qtq dan -4,5% ptp seiring peningkatan
TW3
85
kekhawatiran perlambatan global dan eskalasi
80
75 trade tensions yang melemahkan permintaan
70 dari perindustrian.
65
60
Harga nikel dan timbal tetap
55
50 meningkat di tengah penurunan harga
45 WTI Brent logam lainnya akibat disrupsi suplai.
40
Harga nikel melonjak rerata 26,5% qtq dan
Aug-18
Aug-19
Apr-18
Apr-19
Oct-18
Jun-18
Dec-18
Jun-19
Sep-18
Jan-18
Jan-19
Sep-19
May-18
May-19
Mar-18
Nov-18
Jul-18
Mar-19
Jul-19
Feb-18
Feb-19
102
Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas Global
yang bergantung pada impor dari Indonesia. trade tensions memicu substitusi dari kedelai
Harga timbal juga menguat (7,4% qtq dan ke minyak kelapa sawit (CPO), sehingga
10,5% ptp) karena gangguan produksi dari meningkatkan harga CPO sebesar 2,3%
smelter Australia dan Tiongkok, serta dampak qtq dan 7,3% ptp. Penguatan harga CPO
dari regulasi pengendalian polusi yang lebih juga dipengaruhi ekspektasi perlambatan
ketat di Tiongkok. Harga emas mengalami produksi dari Indonesia. Sementara harga
kenaikan lebih lanjut (12,7% qtq dan ditutup beras meningkat (5,8% qtq dan 2,4% ptp),
lebih tinggi 4,5% ptp) seiring permintaan disebabkan gangguan produksi akibat curah
aset safe haven yang masih tinggi di tengah hujan tinggi di Thailand dan Filipina, meskipun
peningkatan ketidakpastian kebijakan ekspektasi konsumsi menurun moderat.
global. Sejumlah faktor yang menyebabkan
Perkembangan harga komoditas
ketidakpastian adalah trade tensions,
perkebunan variatif sejalan dengan
perlambatan ekonomi, tensi geopolitik, serta
dinamika produksi di negara produsen
kenaikan permintaan musiman perhiasaan
utama. Harga kopi TW3-19 menguat tipis
emas di India.
pada level yang masih rendah. Kenaikan
Harga komoditas agrikultural harga (rerata 1,2% qtq) ditunjang oleh
termoderasi seiring produksi yang ekspektasi penurunan produksi kopi Arabika
memadai dan penurunan permintaan. akibat curah hujan tinggi di Brazil. Namun
Cuaca yang mendukung keberhasilan harga kopi ditutup lebih rendah -10,5% ptp,
panen telah mendorong kenaikan suplai, imbas depresiasi Lira Brazil yang persisten
serta menjaga prospek produksi gandum pada paruh kedua TW3-19, yang diikuti oleh
dan jagung lebih positif.26 Harga gandum peningkatan suplai kopi Robusta.28 Sementara
menurun (-1,7% qtq dan -7,9% ptp), dan harga kakao sedikit menurun (-1,3% qtq
jagung melemah -3,5% qtq dan -10,1% dan -0,4% ptp) seiring panen besar pada
ptp. Perbaikan produksi kedelai (dari AS produsen utama Pantai Gading.
dan Amerika Latin) yang disertai penurunan
permintaan akibat eskalasi trade tensions juga
menekan harga kedelai hingga terkontraksi
-0,8% qtq dan -1,6% ptp.27 Di sisi lain,
103
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi IV 2019
TW3-19 vs TW2-19
104