Nim : 11970314320
Matkul : Akuntansi Manajemen
Chapter 5
Mengimplementasikan ABM
Manajemen berdasarkan aktivitas adalah sistem yang lebih komperehensif daripada sistem ABC.
ABM melibatkan ABC dan menggunakannya sebagai sumber informasi utama. ABM dapat
dipandang sebagai sistem informasi yang bertujuan memperbaiki pengambilan keputusan dengan
menginformasikan biaya yang akurat dan mengurangi biaya dengan mendorong serta mendukung
berbagai usaha perbaikan berkelanjutan. Tujuannya yaitu domain dari ABC membutuhkan data
yang lebih terperinci dari tujuan ABC dalam memperbaiki keakuratan pembebanan biaya.
Perencanaan Sistem
Indentifikasi, definisi, dan klasifikasi aktivitas membutuhkan perhatian lebih banyak ABM
daripada ABC. Mengetahui pekerjaan apa saja yang membentuk suatu aktivitas merupakan hal
yang sangat berguna untuk meningkatkan efisiensi aktivitas yang bernilai tambah. Hal penting
yang perlu diketahui adalah implementasi yang berhasil membutuhkan waktu dan kesabaran. Hal
ini berlaku ketika menggunakan informasi baru yang disediakan sistem ABM.
Penyebab Kegagalan Implementasi ABM
Sebagai sistem, ABM bisa saja gagal karena berbagai alasan. Salah satu alasan utamanya
adalah kurangnya dukungan dari manajemen tingkat atas. Hilangnya dukungan bisa terjadi jika
implementasi membutuhkan waktu yang terlalu lama atau hasil yang diharapkan tidak tampak
nyata.
Kegagalan dalam mengintegrasikan sistem baru tersebut adalah alasan utama lain dari
kegagalan sistem ABM. Probabilitas dari keberhasilan meningkat jika sistem ABM tidak
bersaing dengan berbagai program perbaikan lain atau sistem akuntansi resmi lainnya.
Ada tiga metode yang memungkinkan perubahan cara berbagai hal dilakukan, yaitu
perbaikan proses, inovasi proses, dan penciptaan proses. Perbaikan proses merujuk pada
peningkatan bertahap dan konstan dalam efisiensi suatu proses yang telah ada. Inovasi proses
(reakayasa ulang bisnis) merujuk pada kinerja proses dalam cara baru yang radikal dengan tujuan
mencapai perbaikan yang dramatis dalam hal waktu respon, kualitas dan efisiensi. Penciptaan
proses merujuk pada instalasi sebuah proses yang seluruhnya baru dengan maksud memenuhi
tujuan pelanggan dan keuangan.
b. Penetapan Ukuran Kinerja
Setelah tanggung jawab ditetapkan, ukuran kinerja harus diidentifkasikan dan standar harus
ditetapkan untuk berfungsi sebagai benchmarking untuk ukuran kinerja. Anggaran dan
perhitungan biaya standar adalah tahap penting dalam aktivitas benchmarking untuk sistem
berdasarkan keuangan. Hal ini berarti ukuran kinerja bersifat objektif dan relatif stabil sepanjang
waktu. Pertama, ukuran kinerja berorientasi pada proses sehingga harus memperhatikan berbagai
atribut proses, seperti waktu proses, kualitas, dan efisiensi. Kedua, standar ukuran kinerja
berubah untuk mencerminkan berbagai kondisi dan tujuan baru, serta membantu
mempertahankan kemajuan apa pun yang telah dicapai. Ketiga, standar optimal membutuhkan
suatu peran penting. Standar ini menentukan pencapaian utama target sehingga identifikasi
potensi digunakan untuk perbaikan. Mengidentifikasi standar bernilai-tambah untuk tiap aktivitas
jauh lebih ambisius daripada sistem pertanggungjawaban keuangan tradisional.
c. Evaluasi Kinerja
Dalam kerangka kerja berdasarkan keuangan, kinerja diukur dengan membandingkan
berbagai hasil sesungguhnya dengan hasilyang dianggarkan. Kinerja keuangan yang diukur
melalui kemampuan untuk memenuhi atau mengalahkan standar keuangan tertentu yang tidak
berubah, sangatlah ditekankan.
Perspektif proses menambah waktu, kualitas, dan efisiensi sebagai berbagai dimensi yang
sangat penting atas kinerja. Kinerja dievaluasi dengan menilai apakah berbagai ukuran ini
membaik dengan berjalannya waktu. Hal yang sama juga berlaku untuk berbagai ukuran yang
berkaitan dengan kualitas dan efisiensi.berbagai ukuran pengurangan biaya yang dicapai, tren
dalam biaya, dan biaya per unit hasill adalah berbagai indikator yang sangat bergunauntuk
melihat apakah suatu proses telah membaik atau belum. Tujuannya adalah menghasilkan biaya
rendah, produk yang berkualitas tinggi, dan pengiriman secara tepat waktu.
d. Pemberian Penghargaan
Sistem penghargaan dalam sistem akuntansi keuangan berdasarkan keuangan didesain untuk
mendorong setiap orang dalam mencapai atau mengalahkan standar anggaran. Dalam sistem
pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas, sistem penghargaannya lebih rumit. Tiap orang
bertanggungjawab sebagai tim serta atas kinerja individual. Karena perbaikan yang berkaitan
dengan proses kebanyakan dicapai melalui usaha tim, penghargaan berbasis kelompok adalah
paling tepat daripada penghargaan untuk perorangan.
Analisis nilai proses adalah hal yang fundamental bagi akuntansi pertanggungjawaban
berdasarkan aktivitas, analisis ini berfokus pada akuntabilitas berbagai aktivitas sebagai ganti
biaya dan analisis ini menekankan pada memaksimalisasi kinerja keseluruhan sistem sebagai
ganti kinerja individual. Analisis nilai proses membantu mengubah berbagai konsep akuntansi
pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas dari tingkat konseptual menjadi operasional.
Analisis Penggerak: Pencarian Akar Pemicu
Mengelola berbagai aktivitas membutuhkan pemahaman atau penyebab biaya aktivitasnya.
Setiap aktivitas terdiri atas input dan output. Input aktivitas adalah berbagai sumber daya yang
dikonsumsi suatu aktivitas dalam rangka menghasilkan output-nya. Output aktivtas adalah hasil
atau produk dari suatu aktivitas. Akar pemmicu (root cause) adalah penyebab yang paling dasar
dari suatu aktivitas yang dilakukan. Analisis penggerak bertujuan untuk mengungkapkan akar
pemicu. Jadi, analisis penggerak adalah usaha yang dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai
faktor yang merupakan akar pemicu dari biaya aktivitas.
1. Penjadwalan
Suatu aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya untuk menentukan kapan produk
memiliki akses ke proses serta beberapa banyak yang akan diproduksi.
2. Perpindahan
Suatu aktivitas menggunakan waktu dan sumber daya unuk memindahkan bahan baku, barang
dalam proses dan barang jadi dari satu departemen ke departemen lainnya.
3. Waktu Tunggu
Suatu aktivitas dimana bahan baku dan barang dalam proses memerlukan waktu tunggu untuk
menunggu proses selanjutnya.
4. Pemeriksaan
Suatu aktivitas dimana waktu dan sumber daya digunakan untuk memastikan bahwa produk
memenuhi spesifikasinya.
5. Penyimpanan.
Suatu aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya dimana barang atau bahan baku
terkait tetap berada dalam persediaan.
d. Pengurangan Biaya
Kondisi persaingan memaksa perusahaan untuk mengirimkan produk yang
diinginkan para konsumen secara tepat waktu dengan biaya serendah mungkin. Hal ini
berarti perusahaan harus terus berusaha keras untuk memperbaiki biayanya. Analisis
aktivitas dapat mengurangi biaya melalui empat cara :
1. Eleminasi aktivitas
2. Pemilihan aktivitas
3. Pengurangan aktivitas
4. Penyatuan aktivitas.
Eliminasi aktivitas berfokus pada berbagai aktivitas yang tidak berniali tambah. Hal
ini dilakukan jika perusahaan gagal menambah nilai maka perusahaan mengeliminasi
aktivitas – aktivitas tersebut. Pemilihan aktivitas melibatkan pemilihan berbagai rangkaian
aktivitas yang ditimbulkan oleh beberapa strategi yang saling bertentangan. Pengurangan
biaya mengurangi waktu dan sumber daya yang dibutuhkan suatu aktivitas sehingga
berbagai aktvitas tak bernilai tersebut ditiadakan untuk emperbaiki efisiensi dari berbagai
aktivitas. Penyatuan aktivitas meningkatkan efesiensi dari berbagai aktivitas yang
dibutuhkan dengan menggunakan economic of scale.
Pengukuran Kinerja Aktivitas
Pengukuran kinerja aktivitas terdapat dalam bentuk keuangan dan non keuangan.
Berbagai ukuran ini didesain untuk menilai seberapa baik suatu aktivitas dilakukan dan seberapa
baik hasil yang dicapai. Ukuran kinerja aktivitas berpusat pada tiga dimensi utama ; efesiensi,
kualitas dan input.
Efesiensi berfokus pada hubungan berbagai input aktivitas dengan output aktivitas.
Kualitas berkaitan dengan melakukan aktivitas yang benar sejak aktivitas tersebut dilakukan
pertama kali. Ukuran waktu untuk kinerja cenderung bersifat nonkeuangan sedangkan efesiensi
dan kualitas adalah ukuran keuangan dan non keuangan.
UKURAN KINERJA AKTIVITAS
Ukuran keuangan dari kinerja seharusnya juga meberikan informasi khusus mengenai
pengaruh dalam bentuk uang atas perubahan kinerja aktivitas. Jadi berbagai ukuran keuangan
harus menunjukkan potensi penghematan sesungguhnya. Ukuran keuangan untuk efesiensi
aktivitas meliputi laporan biaya bernilai tambah dan tak bernilai tambah, trend dalam lapran
biaya aktivitas, penetapan standar kaizen, benchmarking dan perhitungan biaya sirklus hidup.
Biaya bernilai tambah adalah berbagai biaya yang harus ditanggung perusahaan. Standar
bernilai tambah membutuhkan eliminasi atas seluruh aktivitas tak bernilai tambah. Untuk
berbagai aktivitas ini, output optimalnya adalah nol dengan biayanya nol. Standar bernilai
tambah juga membutuhkan eliminasi seluruh ketidak evisienan berbagai aktivitas yang
dibutuhkan, tetapi tidak dilaksasnakan secara efisien. Jadi, aktivitas bernilai tambah juga
memiliki tingkat output optimal. Oleh sebab itu, standar bernilai tambah mengidentifikasi output
aktivitas optimal. Pengidentifikasian output aktivitas optimal membutuhkan pengukuran output
aktivitas.
Menetapkan standar bernilai tambah bukan berarti berbagai standar tersebut akan dicapai
dengan segera. Mengukur evisiensi tiap pekerja dan pengawas bukanlah cara mengeliminasi
aktivitas tak bernilai tambah. Memusatkan perhatian pada berbagai aktivitas dan memberikan
insentif untuk mamperbaiki berbagai proses adalah pendekatan yang lebih produktif. Dengan
membandingkan biaya aktivitas sesungguhnya dengan biaya aktivitas bernilai-tambah, pihak
manajemen dapat menilai tingkat ketidakefisienan aktivitas serta menentukan potensi untuk
perbaikan.
Standar bernilai tambah untuk penyetelan membutuhkan waktu penyetelan nol. Idealnya
seharusnya tidak ada produk yang cacat dengan memperbaiki kualitas, mengubah proses
produksi, dan lain-lain. Untuk kemudahan dan menunjukan hubungan dengan berbagai biaya
aktual, harga aktual perunit untuk penggerak aktivitas terkait diasumsikan dengan harga
standarnya.
Pelaporan Tren
Perbandingan antaara biaya tak bernilai tambah tahun 2008 secara langsung dengan biaya
pada tahun 2007 membutuhkan SQ pada nilai yang sama untuk kedua tahun tersebut. Jika SQ
berubah, paada tahun sebelumnya, biaya tak-bernilai –tambah akan disesuaikan hanya dengan
asumsi ada penyimpangan dalam presentase yang sama dari standarnya pada tahun ini jika
dibandingkan dengan realisasinya pada tahun sebelumnya.
Standar bernilai-tambah , seperti juga lainnya, bukanlah hal yang tetap. Teknologi baru,
desain baru, dan berbagai inovasi lainnya dapat mengubah sifat dari aktivitas yang dilakukan.
Aktivitas bernilai-tambah dapat diubah menjadi aktivitas tak-bernilai-tambah dan tingkat nilai
tambahnya juga dapat berubah. Jadi, ketika berbagai cara baru untuk perbaikan yang
bermunculan, standar bernilai-tambah akan berubah. Sebaiknya para manajer harus terus mencari
cara untuk mencapai efisiensi yang tingkatnya lebih tinggi.
Peran Standar Kaizen
Perhitungan biaya kaizen berkaitan dengan penurunan biaya berbagai produk dan proses
yang telah ada. Dalam istilah operasional, perhitungan biaya ini mengarah pada penurunan yang
tak-bernilai-tambah. Pengendalian berbagai proses penurunan biaya ini dapat dicapai melalui
penggunaan berulang dua subsiklus utama; (1) kaizen atau perbaikan berkelanjutan dan (2) siklus
pemeliharaan. Subsiklus kaizen ditentukan oleh rangkaian.
Benchmarking
Pendekatan lain untuk menentukan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi
berbagai peluang perbaikan aktivitas disebut sebagai benchmarking. Benchmarking
menggunakan pabrik terbaik sebagai standar untuk mengevaluasi kinerja aktivitas. Dalam suatu
perusahaan, berbagai unit berbeda yang melakukan beberapa aktivitas yang sama akan
diperbandingkan.
Melalui pembagian biaya aktivitas pembelian dengan jumlah pemesanan pembelian yang
dibuat akan menghasilkan biaya perunit $20 per pesanan. Kini jika biaya unit yang terbaik
adalah $15 per pesanan, maka pabrik dengan biaya perunit $20 perpesanan akan tau bahwa
pabrik tersebut akan mampu memperbaiki evisiensi aktivitasnya paling tidak $5 perunit. Dengan
mempelajari praktik pembelian dari pabrik yang terbaik, evisiensi aktivitas harusnya meningkat.
Pengaruh Penggerak dan Perilaku
Ukuran output aktivitas dibutuhkan untuk menghitung dan menelusuri berbagai biaya
tak-bernilai tambah. Mengurangi aktivitas tak-bernilai-tambah seharusnya menghasilkan
pengurangan kebutuhan aktivitas tersebut sehingga menimbulkan pengurangan dalam ukuran
output aktivitasnya. Jika kinerja suatu tim dipengaruhi oleh kemampuannya untuk mengurangi
biaya tak-bernilai-tambah, maka seleksi berbagai penggerak aktivitas dan cara bagaimana
mereka digunakan dipengaruhi oleh perilaku.
Mengidentifikasi standar bernilai-tambah untuk jumlah suku cadang tiap produk melalui
penggunaan analisis fungsi dapat mencegah perilaku yang mengakibatkan pengaruh negatif. Para
desainer dapat didorong untuk mengurangi biaya tak-bernilai-tambahdengan mendesain produk
untuk mencapaistandar bernilai-tambah dalam hal jumlah suku cadang.standar tersebut
memberikan tujuan yang nyata dan menentukan jenis perilaku yang dimukinkan melalui intensif.
Manajemen Kapasitas Aktivitas
Kapasitas aktivitas adalah jumlah frekuensi suatu aktivitas dapat dilakukan. Penggerak
aktivitas mengukur kapasitas aktivitas.
Variansi Kapasitas
Variansi volume kapasitas adalah selisih antara tingkat aktivitas sesungguhnya yang
diadakan (kapasitas praktis, AQ) dengan kuantitas standar bernilai tambah aktivitas yang
seharusnya digunakan(SQ). Dengan asumsi bahwa pengawasan adalah aktivitas tak-bernilai-
tambah, SQ=0 adalah nilai dari standar bernilai tambah. Variansi volume dalam kerangka kerja
ini memiliki interpretasi ekonomi yang berguna. Variansi ini adalah biaya tak-bernilai-tambah
untuk aktivitas pengawasan.
Ketika pasokan melebihi permintaan dalam kuantitas yang cukup besar, pihak
manajemen dapat bertindak untuk mengurangi kuantitas aktivitas yang disediakan. Jadi, variansi
kapasitas yang tidak digunakan, selisih antara ketersedian aktivitas (AQ) dengan penggunaan
aktivitas (activity usage-AU) adalah informasi penting yang harus disediakan pihak manajemen.
Tujuannya adalah mengurangi kebutuhan akan aktivitas tersebut sampai periode tertentu dimana
variansi kapasitas yang tidak digunakan sama dengan variansi volume aktivitas. Mengapa?
Karena variansi volume aktivitas tidak digunakan untuk mengukur kemajuan yang dihasilkan
dalam usaha mengurangi biaya tak-bernilai-tambah.
Perbaikan aktivitas bisa menciptakan kapasitas yang tidak digunakan, tetapi manajer
harus bersedia dan mampu mengambil keputusan yang berat untuk mengurangi pengeluaran
sumber daya yang tidak perlu untuk mendapatkan peningkatan laba yang potensial.
Para pelanggan adalah objek biaya yang cukup berpengaruh. Manajemen atas pelanggan
dapat menghasilkan pendapatan signifikan dalam laba. Memiliki keanekaragaman pelanggan
merupakan hal yang mungkin, sebagaimana kemungkinan untuk memiliki keanekaragaman
produk. Sumber keanekagaman pelanggan meliputi beberapa hal, seperti frekuensi pesanan,
fekuensi pengiriman, jarak geografis, dukungan penjualan dan promosi, serta kebutuhan
dukungan rekayasa teknik.
Pandangan yang lebih tepat adalah biaya ditambahkan pada biaya pembelian, kemudian,
para manajer diminta mengevaluasi para pemasok berdasarkan biaya total, tidak hanya pada
harga pembelian.
Pembebanan biaya untuk aktivitas yang berhubungan dengan pemasok mengikuti pola
yang sama dengan perhitungan biaya pelanggan dan perhitungan harga pokok produk pada ABC.
Aktivitas yang digerakkan pemasok, seperti membeli, menerima, memeriksa komponen yang
_ating, mengerjakan ulang produk, mempercepat pengiriman produk, dan memperbaiki produk
yang masih dalam masa garansi, diidenifikasikan dan di daftarkan dalam kamus aktivitas. Biaya
sumber daya yang dipakai dibebankan pada aktivitas ini dan biaya aktivitas dibebankan pada
pemasok terkait.