BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
MIN 1 Lahat sebagai salah satu lembaga penyelenggara pendidikan pada tahun
pelajaran 2019-2020 ini akan menerapkan Kurikulum 2013 untuk seluruh kelas. Berikut ini
kami sampaikan alasan dan dasar pertimbangan penerapan Kurikulum 2013 pada tahun
pelajaran 2019-2020.
Fungsi dan Tujuan Standar Nasional Pendidikan (PP No.19/2005 pasal 2 ayat 1)
sebagai berikut. a. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,
yang bermutu b. Standar nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban
terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan
global.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), 2) Standar Isi, 3) Standar Pendidik dan Tenaga
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang
atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang
sejak 2006 lalu. Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta
didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan.
Pendidikan Nasional pada Bagian Umum dijelaskan bahwa pembaruan pendidikan memer-
KURIKULUM MIN 1 LAHAT TAHUN PELAJARAN 2019-2020Page 1
KURIKULUM MIN 1 LAHAT TAHUN PELAJARAN 2019-2020 2019
lukan strategi tertentu, dan salah satu strategi pem-bangunan pendidikan nasional ini adalah
Pasal 35 Undang-undang Nomor Nomor 20 Tahun 2003 juga mengatur bahwa ... “(2)
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan
Nasional pada Pasal 1 Ayat (1) menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengem-bangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
diperlukan suatu kurikulum yang dijadikan sebagai pedoman bagi para pendidik dalam
Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
tertentu.
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang
1. Landasan Filosofis
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang
masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013
untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi
kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini
Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan
bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta
yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna
yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan
kini.
bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran
matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik ( experimentalism and social
kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri
seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta
kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan
proses pengembangan potensi peserta didik sehingga mereka mampu menjadi pewaris
dan pengembang budaya bangsa. Melalui pendidikan berbagai nilai dan keunggulan
dirinya, masyarakat, dan bangsa yang sesuai dengan zaman dimana peserta didik
dengan segala aspek kehidupan yang mencerminkan karakter bangsa masa kini dan
masa yang akan datang. Oleh karena itu, konten pendidikan yang dikembangkan
kurikulumi tidak berupa prestasi besar bangsa di masa lalu semata tetapi juga hal-hal
yang berkembang pada saat kini dan akan berkelanjutan ke masa mendatang. Berbagai
perkembangan baru dalam ilmu, teknologi, budaya, ekonomi, sosial, politik yang
dihadapi masyarakat, bangsa dan ummat manusia dikemas sebagai konten pendidikan.
Konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini memberi landasan bagi pendidikan
untuk selalu terkait dengan kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan,
kemampuan berpartisipasi dalam membangun kehidupan bangsa yang lebih baik, dan
memposisikan pendidikan sebagai sesuatu yang tidak terlepas dari lingkungan sosial,
budaya, dan alam. Lagipula, konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini akan
memberi makna yang lebih berarti bagi keunggulan budaya bangsa di masa lalu untuk
Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan menggunakan apa
tahun dan berpartisipasi penuh sebagai warganegara. Atas dasar pikiran itu maka
konten pendidikan yang dikembangkan dari warian budaya dan kehidupan masa kini
perlu diarahkan untuk memberi kemampuan bagi peserta didik menggunakannya bagi
kehidupan masa depan terutama masa dimana dia telah menyelesaikan pendidikan
formalnya. Dengan demikian sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang menjadi konten
pendidikan harus dapat digunakan untuk kehidupan paling tidak satu sampai dua
dekade dari sekarang. Artinya, konten pendidikan yang dirumuskan dalam Standar
Kompetensi Lulusan dan dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi
peserta didik untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai
di masa mendatang.
Secara singkat kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa kini dan
masa akan datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan pretasi bangsa di
masa lalu, serta kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa
depan. Ketiga dimensi kehidupan bangsa, masa lalu-masa sekarang-masa yang akan
datang, menjadi landasan filosofis pengembangan kurikulum. Pewarisan nilai dan pretasi
bangsa di masa lampau memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan individu sebagai
kualitas kehidupan bangsa dan individu yang diperlukan bagi kehidupan masa kini, dan
warganegara yang tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk kehidupan masa kini
yang lebih baik, dan membangun kehidupan masa depan yang lebih baik lagi.
dan warganegara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
berbeda dari pelaksanaan kurikulum 2006. Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi yang
diharapkan terdapat maka dipeloleh 14 prinsip utama pembelajaran yang perlu guru terapkan.
1. Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu; pembelajaran mendorong
siswa menjadi pembelajar aktif, pada awal pembelajaran guru tidak berusaha untuk
meberitahu siswa karena itu materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk final.
Pada awal pembelajaran guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu
informasi dari guru sebagai sumber belajar, maka dalam pelaksanaan kurikulum 2013
kegiatan inti dimulai dengan siswa mengamati fenomena atau fakta tertentu. Oleh
karena itu guru selalu memulai dengan menyajikan alat bantu pembelajaran untuk
mengembangkan rasa ingin tahu siswa dan dengan alat bantu itu guru membangkitkan
pembelajaran membuka peluang kepada siswa sumber belajar seperti informasi dari
buku siswa, internet, koran, majalah, referensi dari perpustakaan yang telah disiapkan.
Pada metode proyek, pemecahan masalah, atau inkuiri siswa dapat memanfaatkan
sumber belajar di luar kelas. Dianjurkan pula untuk materi tertentu siswa memanfaatkan
belajar tertulis sebagai satu-satunya sumber belajar siswa dan hasil belajar siswa hanya
dalam bentuk teks. Hasil belajar dapat diperluas dalam bentuk teks, disain program,
mempraktikan sesuatu yang dapat dilihat dari lisannya, tulisannya, geraknya, atau
karyanya.
kompetensi;pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari aktivitas
dalam proses belajar. Yang dikembangkan dan dinilai adalah sikap, pengetahuan, dan
keterampilannya.
terpadu. Semua materi pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang terpadu untuk
menghasilkan kompetensi lulusan. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran
pada tiap mata pelajaran bersama-sama, agar beban belajar siswa dapat diatur
sehingga tugas yang banyak, aktivitas yang banyak, serta penggunaan waktu yang
perkembangan siswa.
menerima kebenaran tidak tunggul. Siswa melihat awan yang sama di sebuah
kabupaten. Mereka akan melihatnya dari tempatnya berpijak. Jika ada sejumlah siswa
yang melukiskan awan pada jam yang sama dari tempat yangberjauhan, mereka akan
melukiskannya berbeda-beda, semua benar tentang awan itu, benar menjadi beragam.
guru, fakta disajikan dalam bentuk informasi verbal, sekarang siswa harus lihat faktanya,
merasa dengan panca indranya. Siswa belajar tidak hanya dengan mendengar, namun
keterampilan mental (softskills); hasil belajar pada rapot tidak hanya melaporkan
pembiasaan sejak dini untuk melaksanakan norma yang baik sesuai dengan budaya
masyarakat setempat, dalam ruang lingkup yang lebih luas siswa perlu mengembangkan
aktivitas yang tidak hanya diperlukan dalam budaya lokal, namun bermanfaat untuk
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
handayani); di sini guru perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat menjadi
teladan, meberi contoh bagaimana hidup selalu belajar, hidup patuh menjalankan
agama dan prilaku baik lain. Guru di depan jadi teladan, di tengah siswa menjadi teman
pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih banyak dan
12. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. Prinsip ini menadakan bahwa ruang
belajar siswa tidak hanya dibatasi dengan dinding ruang kelas. Sekolah dan lingkungan
sekitar adalah kelas besar untuk siswa belajar. Lingkungan sekolah sebagai ruang
belajar yang sangat ideal untuk mengembangkan kompetensi siswa. Oleh karena itu
guru dan siswa untuk memanfaatkan TIK. Jika guru belum memiliki kapasitas yang
mumpuni siswa dapat belajar dari siapa pun. Yang paling penting mereka harus dapat
menguasai TIK sebabab mendapatkan pelajaran dengan dukungan TIK atau tidak siswa
tetap akan menghadapi tantangan dalam hidupnya menjadi pengguna TIK. Jika sekolah
tidak memfasilitasi pasti daya kompetisi siswa akan jomplang daripada siswa yang
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa; cita-
cita, latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan di rumah, cara pandang, cara
belajar, cara berpikir, keyakinan siswa berbeda-beda. Oleh karena itu pembelajaran
harus melihat perbedaan itu sebagai kekayaan yang potensial dan indah jika
dikembangkan menjadi kesatuan yang memiliki unsur keragaman. Hargai semua siswa,
Demikian materi tentang prinsip pembelajaran yang disarikan dari materi pelatihan
BAB II
A. Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
B. Visi Sekolah
Indikator Visi :
a. Berprestasi dalam:
1) Bidang akademik
b. Berwawasan dalam :
C. Misi Sekolah
1. Meningkatkan proses belajar mengajar (PBM) secara efektif dan efisien serta
melanjutkan pendidikan.
D. Tujuan Sekolah
Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar, tujuan sekolah
a. Tujuan Akademik
100%
9) menjadi juara 1 Tahfiz cilik tingkat kabupaten dan peringkat 3 tingkat propinsi
10) menjadi juara 1 Tingkat kabupaten dalam bidang Sains (Matematika,IPA) dan peringkat 3
tingkat propinsi
BAB III
A. Struktur Kurikulum
Mata pelajaran adalah unit organisasi Kompetensi Dasar yang terkecil. Untuk kurikulum
MIN 1 Lahat organisasi Kompetensi Dasar kurikulum dilakukan melalui pendekatan terintegrasi
(integrated curriculum). Berdasarkan pendekatan ini maka terjadi reorganisasi Kompetensi Dasar
mata pelajaran yang mengintegrasikan konten mata pelajaran IPA dan IPS di kelas I, II, dan III
ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Dengan pendekatan ini maka
struktur Kurikulum MIN 1 Lahat menjadi lebih sederhana karena jumlah mata pelajaran
berkurang.
pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/mata pelajaran dalam
semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk
setiap peserta didik. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian
konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran.
Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang
adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran
mengenai posisi seorang peserta didik dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau
jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi
belajar seorang peserta didik yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran
yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk menentukan berbagai pilihan. Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, dan
beban belajar.
Tabel 1
No
Komponen I II III IV V VI
.
Kelompok A
1 Al-Quran Hadis 2 2 2 2 2 2
2 Fikih 2 2 2 2 2 2
3 Akidah Akhlak 2 2 2 2 2 2
4 SKI - - 2 2 2 2
5 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 5 6 5 5 5
6 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
7 Bahasa Arab 2 2 2 2 2 2
8 Matematika 5 6 6 6 6 6
9 IPA * * * 3 3 3
10 IPS * * * 3 3 3
KELOMPOK B
11 Seni Budaya & Prakarya (termasuk muatan
4 4 4 5 5 5
lokal**)
12 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
4 4 4 4 4 4
(termasuk muatan lokal).
JUMLAH 34 36 40 43 43 43
Prinsip pengintegrasian IPA dan IPS di kelas I, II, dan III di atas dapat diterapkan dalam
pengintegrasian muatan lokal. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni,
budaya dan keterampilan, serta bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni
Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta
permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan.
menghilangkan Kompetensi Dasar yang tumpang tindih dalam satu mata pelajaran dan antarmata
pelajaran, serta Kompetensi Dasar yang dianggap tidak sesuai dengan usia perkembangan
Di kelas IV, V, dan VI nama mata pelajaran IPA dan IPS tercantum dan memiliki
Kompetensi Dasar masing–masing. Untuk proses pembelajaran Kompetensi Dasar IPA dan IPS,
sebagaimana Kompetensi Dasar mata pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam berbagai tema. Oleh
karena itu, proses pembelajaran semua Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran terintegrasi
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah. Selain kegiatan
intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan
ekstrakurikuler MIN 1 Lahat antara lain Pramuka (Wajib), Usaha Kesehatan Sekolah, dan
Olahraga. Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni
Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata
pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang
dikembangkan oleh pemerintah daerah. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per
minggu sesuai dengan kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan tersebut
B. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum 2013 MIN 1 LAHAT meliputi sejumlah mata pelajaran yang
kedalamannya merupakan beban belajar bagi siswa pada satuan pendidikan. Muatan Kurikulum
memuat sejumlah mata pelajaran dan muatan lokal serta kegiatan pengembangan diri yang
tidak termasuk kepada struktur kurikulum dan diberikan diluar tatap muka. Di samping itu materi
muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan diuntungkan
dalam kompetensi pada setiap tingkat dan semester sesuai dengan Satandar Nasional Pendidikan.
Kompetensi yang dimaksud terdiri atas kompetensi dasar dam kompensi inti.
1. Mata Pelajaran
Materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan kepada
siswa sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Beban belajar pada
mata pelajaran ditentukan oleh keleluasaan dan kedalaman pada masing-masing tingkat
satuan pendidikan.Metode dan pendekatan pada mata pelajaran tergantung pada ciri khas
dan karekteristik masing-masing mata pelajaran dengan menyesuaikan pada kondisi yang
tersedia di sekolah.Sejumlah mata pelajaran tersebut terdiri dari mata pelajaran wajib dan
1. AL QURAN HADITS
Tujuan :
berpedoman kepada dsan sesuai dengan isi kandungan ayat-ayat Al Quran Hadits
2. AKIDAH AKHLAK
Tujuan :
akidah dan akhlak islam,sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang
dan meningkat kualitas keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT serta
serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3. FIQIH
Tujuan :
menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan pemahaman tersebut
disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dakam kehidupan pribadi maupun
sosialnya.
Tujuan :
5. Bahasa Arab
Tujuan :
menulis (kitabah)
keragaman budaya
6. Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan:
kewarganegaraan
bangsa-bangsa lainnya.
7.Bahasa Indonesia
Tujuan
Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik
berbahasa.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat
dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
8.Matematika
Tujuan:
mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,
pernyataan matematika.
Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Matematika dapat dilihat
Tujuan:
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya
masyarakat.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA dapat dilihat pada
Tujuan:
lingkungannya.
Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS dapat dilihat pada
Tujuan :
Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan prakarya dalam tingkat lokal,
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya dan prakarya
dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2006.
Tujuan :
pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas
Meletakan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang
dan lingkungan.
sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup
Olahrga, dan Kesehatan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
2. Pengembangan Diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau
dibimbing oleh konselor,guru,atau tenaga kependidikan yang yang dapat dilakukan dalam bentuk
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial belajar,dan
Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata
a. Identifikasi
b. Pemetaan
c. Program pencinta mata pelajaran dilakukan dengan cara penyusunan Program (Standar
kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan, Materi Pokok, Indikator, Kegiatan
Monitoring Pelaksanan
Analisis hasil penilaian (berbasis data, propesional, realitis, valid, transparan dan
akuntable)
1. Kegiatan Ektrakurikuler
kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat siswa, terdiri atas:
a. Pramuka
2. Kegiatan Pembiasaan
a. Pembiasaan Rutin
Pembacaan Yaasin setiap hari Jum’at dan menyimak bacaan surat pendek
dalam Al Qur’an
Hapalan surat juz ke-30 dan hapalan perkalian setiap hari sebelum jam
belajar
b. Terprogram
Adalah kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan baik pada tingkat kelas
Tahfidz Quran hari Selasa, Rabu, dan Kamis di setiap kelas dengan
c. Spontan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja,tanpa dibatasi oleh ruang.
Membiasakan antri
Operasi Semut
3. Kegiatan Keteladanan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja yang lebih
mengutamakan pemberian contoh dari guru dan pengelola pendidikan yang lain kepada
siswanya.
Pentas Seni
Pengembangan dan Potensi dan Ekspresi Diri yang dikembangkan di MIN 1 Lahat adalah
sekolah seperti :
b. Program Mengambar
3. Beban Belajar
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama
satu semester. Beban belajar di MIN 1 Lahat kelas I, II, masing-masing 34, 36, Kelas III 40 jam
sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 43 jam setiap minggu. Jam belajar MIN 1
Lahat adalah 35 menit. Kompetensi Dasar Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 3 Dengan
adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki
keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif.
Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran
penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk mengamati, menanya,
kesabaran guru dalam mendidik peserta didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau
belajar dan menerapkan apa yang sudah mereka pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat
sekitarnya. Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses
Tabel 2
Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak berstruktur maksimum
40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
Contoh mata pelajaran IPA dalam satu minggu 4 jam pelajaran Untuk tatap muka 60 %
4 x 35 menit = 140 menit maka 40% penugasan yaitu 40% x 140 menit = 56 menit jadi untuk
Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktek di sekolah stara dengan satu jam
tatap muka. Empat jam praktek di luar sekolah stara dengan dua jam tatap muka.
4. Penilaian
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik
mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu
5. Ketuntasan Belajar
KKM adalah tingkat pencapaian kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa per
mata pelajaran. (siswa yang belum mencapai KKM dikatakan belum tuntas)
Komponen yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan minimal (KKM) :
1. Kompleksitas/kerumitan/tingkat kesulitan
3.Rendah 3 80-100
2. Kemampuan Sumber Daya 1.Tinggi 3 80-100
3.Rendah 1 40-59
3. Tingkat Kesulitan 1.Tinggi 1 80-100
2.Sedang 2 60-79
3.Rendah 3 40-59
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil
belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antar 0% s.d 100%. Kriteria ideal ketuntasan belajar
untuk masing-masing indikator adalah 75%. Sekolah harus menentukan kriteria ketuntasan
bertahap dan berkelanjutan selalu mengusakan peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan kompleksitas, esensial intake
siswa, dan sarana prasarana. Adapun Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM MIN 1 Lahat Tahun
Tabel 3
KKM
No Mata Pelajaran
Angka Huruf
Kelompok A
1 Al-Quran Hadis
70 Tujuh puluh
2 Fikih
65 Enam puluh lima
3 Akidah Akhlak
75 Tujuh puluh lima
4 SKI
65 Enam puluh lima
7 Bahasa Arab
65 Enam puluh lima
8 Matematika
65 Enam puluh lima
9 IPA
65 Enam puluh lima
10 IPS
65 Enam puluh lima
Kelompok B
1) Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria kenaikan
ketuntasan belajar minimal pada semua Standar Kompetensi Dasar dan indikator.
4. Jumlah mata pelajaran yang belum tuntas tidak boleh lebih dari 25%
2) Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP.19/2005 Pasal 72 Ayat (1),siswa dinyatakan lulus dari
belajar minimal pada semua Kompetensi Dasar (KD)Kompetensi Inti (KI) dan
2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran,
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan
1. Kurikulum untuk MIN 1 Lahat memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup
2. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata
3. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi,
budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya
3. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari
semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.
4. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan
BAB IV
A. Kompetensi Inti
dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan
pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi
utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatujenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus
menggambarkankualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal
dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasivertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan
antara konten Kompetensi Dasar satukelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya
sehingga memenuhi prinsipbelajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara
konten yangdipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten
Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang
berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling
memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan
dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan
(Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Keempat kelompok itu
menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran
secara integratif. Kompetensi yangberkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan
secara tidak langsung(indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan
Tabel 4
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu membaca] dan menanya berdasarkan rasa
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
tempat bermain.
bahasa yang jelas dan logis, dalam karya bahasa yang jelas, logis, dan sistematis,
yang estetis, dalam gerakan yang dalam karya yang estetis dalam gerakan
mencerminkan anak sehat, dan dalam yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak tindakan yang mencerminkan perilaku anak
Tabel 5
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri jawab, santun, peduli, percaya diri, dan
guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan 3. Memahami pengetahuan faktual dan
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan membaca] serta menanya berdasarkan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda rasa ingin tahu secara kritis tentang
yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan
bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, konseptual dalam bahasa yang jelas,
dalam karya yang estetis dalam gerakan logis, dan sistematis, dalam karya yang
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam estetis dalam gerakan yang mencerminkan
tindakan yang mencerminkan perilaku anak anak sehat, dan dalam tindakan yang
berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas
sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai
peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,
kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten
untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin
ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat
dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang
diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme. Karena filosofi yang
dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi maka nama
mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SD/MI untuk setiap mata pelajaran tercantum
pada Lampiran 1A s.d. Lampiran 9 yang mencakup: Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn,
Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya, dan Pendidikan Jasmani,
BAB V
dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan
Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan
dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang
berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar
konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh
kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.
Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan
kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III, keduanya merupakan pemberi makna yang
substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan
Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari
IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai
Dari sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikir abstrak untuk
memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas IV, V, dan VI sudah mulai mampu
berpikir abstrak. Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt memberi dasar yang kuat
untuk integrasi Kompetensi Dasar yang diorganisasikan dalam pembelajaran tematik. Dari sudut
pandang transdisciplinarity maka pengotakan konten kurikulum secara terpisah ketat tidak
Di bawah ini adalah tema-tema yang telah disiapkan untuk peserta didik Sekolah
Tabel 6
KELAS I KELAS IV
1. Diriku 1. Indahnya
2. Kegemaranku Kebersamaan
4. Keluargaku Energi
Sekitar Pahlawan
7. Cita-citaku
8. Daerah Tempat
Tinggalku
Bergizi
KELAS II KELAS V
Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas
1. Mengamati;
2. Menanya;
3. Mengumpulkan informasi/eksperimen;
5. Mengkomunikasikan.
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana
Tabel 7
yang tidak dipahami dari apa yang diamati rasa ingin tahu, kemampuan
dipelajari, mengembangkan
sepanjang hayat.
Mengasosiasikan/ - mengolah informasi yang sudah Mengembangkan sikap jujur,
bertentangan.
Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan Mengembangkan sikap jujur,
mengungkapkan pendapat
dengan
mengembangkan
Dalam rangka melaksanakan penilaian autentik yang baik, guru harus memahami
secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya pada diri sendiri,
khususnya berkaitan dengan: (1) sikap, pengetahuan dan keterampilan apa yang akan dinilai;
(2) fokus penilaian akan dilakukan, misalnya, berkaitan dengan sikap, pengetahuan dan
keterampilan; dan (3) tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran, memori,
1. Penilaian Sikap
a. Observasi
b. Penilaian Diri
c. Penilaian Antarteman
2. Penilaian Pengetahuan
a. Tes Tulis
b. Tes Lisan
c. Penugasan
3. Penilaian Keterampilan
a. Penilaian Kinerja
b. Penilaian Proyek
c. Penilaian Portopolio
BAB VI
KALENDER PENDIDIKAN
KURIKULUM MIN 1 LAHAT TAHUN PELAJARAN 2019-2020Page 41
KURIKULUM MIN 1 LAHAT TAHUN PELAJARAN 2019-2020 2019
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar,
Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di sekolah menyusun kalender
pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah/madrasah mengacu
kepada Standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah/madrasah,
kebutuhan perserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah daerah.
Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun kalender pendidikan
sebagai berikut :
a. permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah ditetapkan oleh
Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.
b. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
c. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran untuk setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah
d. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala
e. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari
libur khusus.
f. Libur jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran digunakan untuk
g. Sekolah-sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat
mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan
h. Bagi sekolah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu secara khusus
tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.
i. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan jenis
Kalender Pendidikan MIN 1 LAHAT disusun dengan berpedoman kepada kalender Pendidikan
Tabel 8
Hari
Smt Bulan
Minggu Libur Efektif Jumlah
Juli 2018 5 19 12 31
Agustus 2018 5 1 26 31
September 2018 4 1 25 30
I
Oktober 2018 5 1 26 31
November 2018 4 0 26 30
Desember 2018 4 7 20 31
Hari
Smt Bulan
Minggu Libur Efektif Jumlah
II Januari 2019 5 2 24 31
Februari 2019 4 1 23 28
Maret 2019 4 2 25 31
April 2019 4 0 26 30
Mei 2019 5 2 24 31
Juni 2019 4 12 14 30
Juli 2019 5 31
Jumlah 31 212
BAB VII
1. Kegiatan Ektrakurikuler
kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat siswa, terdiri atas:
a. Pramuka
2. Kegiatan Pembiasaan
a. Pembiasaan Rutin
Pengajian setiap hari Jum’at dan menyimak bacaan surat pendek dalam Al
Qur’an
Hapalan surat juz ke-30 dan hapalan perkalian setiap hari sebelum jam
belajar
b. Terprogram
Adalah kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan baik pada tingkat kelas
c. Spontan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja,tanpa dibatasi oleh ruang.
Membiasakan antri
Operasi Semut
3. Kegiatan Keteladanan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja yang lebih
mengutamakan pemberian contoh dari guru dan pengelola pendidikan yang lain kepada
siswanya.
Pentas Seni
Pengembangan dan Potensi dan Ekspresi Diri yang dikembangkan di MIN 1 Lahat adalah
sekolah seperti :
b.Program Mengambar
BAB VIII
PENUTUP
Seperti telah diuraikan pada awal pendahuluan bahwa fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa selain mengembangkan dan memperkuat potensi pribadi juga menyaring pengaruh dari luar
yang akhirnya dapat membentuk karakter peserta didik yang dapat mencerminkan budaya bangsa
Indonesia. Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata
hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar baik melalui mata pelajaran
maupun serangkaian kegiatan pengembangan diri yang dilakukan di kelas dan luar sekolah.
Pembiasaan-pembiasan (habituasi) dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja
keras, cinta damai, tanggung-jawab, dsb. perlu dimulai dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai
dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut tentunya perlu
ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya dapat membentuk pribadi karakter peserta didik yang
Kurikulum yang disusun ini lebih diperuntukkan kepada seluruh stake holder dan warga MIN 1
Lahat. Pembentukan budaya sekolah ( school culture) dapat dilakukan oleh sekolah melalui
serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembelajaran yang lebih berorientasi pada peserta
didik, dan penilaian yang bersifat komprehensif. Perencanaan di tingkat sekolah pada intinya adalah
melakukan penguatan dalam penyusunan kurikulum di tingkat sekolah (KTSP dan KURIKULUM 2013),
seperti menetapkan visi, misi, tujuan, struktur kurikulum, kalender akademik, dan penyusunan silabus.
Keseluruhan perencanaan sekolah yang bertitik tolak dari melakukan analisis kekuatan dan kebutuhan
sekolah akan dapat dihasilkan program pendidikan yang lebih terarah yang tidak semata-mata berupa
penguatan ranah pengetahuan dan keterampilan melainkan juga sikap prilaku yang akhirnya dapat
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa bukan merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri
atau merupakan nilai yang diajarkan, tetapi lebih kepada upaya penanaman nilai-nilai baik melalui
mata pelajaran, program pengembangan diri maupun budaya sekolah. Peta nilai dan indikator yang
disajikan dalam naskah ini merupakan contoh penyebaran nilai yang dapat diajarkan melalui berbagai
mata pelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) dan Kompetensi Inti (KI) yang terdapat dalam
standar isi (SI). Begitu pula melalui program pengembangan diri, seperti kegiatan rutin sekolah,
Karakter Bangsa ini perlu dilakukan oleh semua pemangku kepentingan di sekolah yang secara
bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidik diterapkan ke dalam kurikulum sekolah yang
Penyempurnaan pedoman ini akan terus menerus dilanjutkan seiring dengan kompleksnya
permasalahan pendidikan terutama dalam pembentukan budaya dan karakter bangsa. Penyajian
pembelajaran yang bernuansa belajar aktif dengan muatan budaya dan karakter bangsa perlu
menjadi perhatian terutama dalam membelajarkan peserta didik. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan dari semua pihak pemerhati, pelaksana pendidikan untuk
Selanjutnya diharapkan kualitas produk peserta didik yang memiliki ahklak budi mulia sebagai
LAMPIRAN
.
1. Hapalan 13 Surah Juz Ke-30 3 kali seminggu Siswa kelas 1 s.d. VI
2. Sholat Dhuha berjamaah 1 Kali seminggu Siswa dan guru kelas IV s.d. VI
3. Sholat Dhuhur berjamaah 1 Kali seminggu Siswa dan guru kelas IV s.d. VI
4. Hapalan perkalian 3 kali seminggu Siswa kelas I s.d. VI
5. Penghargaan Guru Berprestasi Tiap Semester Seluruh Guru
6. Penghargaaan Wali Kelas Berprestasi Tiap Semester Seluruh wali kelas
7. Tahfiz Cilik 4 kali seminggu Siswa kelas IV sd. VI
8. Lomba kelas terbersih Tiap semester Kelas I s.d. VI
9. Jam tambahan belajar 8 mapel 1 kali seminggu Kelas VI
10. Pramuka 1 kali seminggu Kelas III s.d. VI
11. TPA 1 kali seminggu Kelas I s.d. VI
12. Kesenian Marawis 1 kali seminggu Kelas IV .s.d VI
13. Ekskul Olahraga (catur,bulu 1 kali seminggu Kelas IV s.d. VI
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN
KURIKULUM MIN 1 LAHAT
TAHUN PELAJARAN 2019-2020
MEMBACA : DIPA/RKAKL MIN 1 Lahat Kec. Merapi Barat Kab. Lahat Nomor:DIPA-
025.04.2.591231/2019 Tanggal : 05 Desember 2018
DITETAPKAN DI : SUKACINTA
PADA TANGGAL : 16 JULI 2019
KEPALA
Hj.Suriyati, S.Pd.I,MM
NIP. 196803121992032002
NIP. 196905092000031004
3. Elita Ariani, S.Pd. WAKAMAD
SEKRETARIS
NIP. 197508122002122003 BIDANG KURIKULUM
4. Panila,S.Pd.I
Guru Anggota
NIP. 197404022000032002
5. Sartini,S.Ag.
Guru Anggota
NIP. 197608232007012022
6. Subiha,S.Pd.I
Guru Anggota
NIP. 197103062003122002
7. Superminah,S.Pd.I
Guru Anggota
NIP. 197710102005012011
8. Sulmianah,S.Pd.I
Guru Anggota
NIP. 196711182003122001
9. Sulikasmi,S.Pd.I
Guru Anggota
NIP. 197602012007102004
10. Budi Wardoyo,S.Pd.I Guru Anggota
11. Ujang Samri,S.Pd.I Guru Anggota
12. Yuniarti,S.Pd.I Guru Anggota
13. Lastriani, S.Pd.I Guru Anggota
14. Kartiani,S.Pd.I Guru Anggota
15. Herliah,A.Ma.Pd.SD Guru Anggota
DITETAPKAN DI : SUKACINTA
PADA TANGGAL : 16 JULI 2019
KEPALA
Hj.Suriyati, S.Pd.I,MM
NIP. 196803121992032002
HJ.SURIYATI,S.Pd.I,MM
NIP : 196803121992032002
Pada hari ini Senin tanggal delapan belas tahun dua ribu enam belas telah
dengan melibatkan Pengawas sebagai konselor, Kepala MIN 1 Lahat sebagai Ketua
TENTANG
PENETAPAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)
TAHUN PELAJARAN 2019-2020
MEMPERHATIKAN : Rapat Dewan Guru MIN 1 Lahat TP. 2019-2020 tanggal 16 Juli
2019
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
KEDUA : Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berlaku mulai Juli 2018 s.d. Juni
2019
KETIGA Nilai KKM wajib dicantumkan di Laporan hasil Belajar Siswa per
semester
KEEMPAT : Segala biaya akibat surat keputusan ini dibebankan pada Dana
DIPA MIN 1 Lahat.
KEENAM Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berakhir
setelah ada Sk Penetapan baru
DITETAPKAN DI : SUKACINTA
PADA TANGGAL : 16 JULI 2019
KEPALA
Hj.Suriyati, S.Pd.I,MM
KURIKULUM MIN 1 LAHAT TAHUN PELAJARAN 2019-2020Page 56
KURIKULUM MIN 1 LAHAT TAHUN PELAJARAN 2019-2020 2019
NIP. 196803121992032002
Tembusan :
TENTANG
PENETAPAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)
TAHUN PELAJARAN 2019-2020
KKM
No Mata Pelajaran
Angka Huruf
Kelompok A
10 IPS
70 Tujuh puluh
Kelompok B
DITETAPKAN DI : SUKACINTA
PADA TANGGAL : 16 JULI 2019
KEPALA
Hj.Suriyati, S.Pd.I,MM
NIP. 196803121992032002
Tembusan :
HJ.SURIYATI,S.Pd.I,MM
NIP : 196803121992032002
Pada hari ini Senin tanggal delapan belas tahun dua ribu delapan belas telah
1. Menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap Mata pelajaran untuk Tahun
pelajaran 2019-2020
KURIKULUM MIN 1 LAHAT TAHUN PELAJARAN 2019-2020Page 59
KURIKULUM MIN 1 LAHAT TAHUN PELAJARAN 2019-2020 2019