Anda di halaman 1dari 8

SUMBER DAYA ALAM TANAH

1. Pengertian Sumber Daya Tanah


Pengertian dari sumber daya tanah adalah sumber daya alam yang
berasal dari komponen di bumi, yakni berupa hasil pelapukan batuan yang
berguna untuk memenuhi kebutuhan manusia. Tanah merupakan kumpulan
tubuh alam yang menduduki sebagian besar daratan planet bumi, yang mampu
menumbuhkan tanaman dan sebagai tempat mahluk hidup lainnya dalam
melangsungkan kehidupannya. Tanah mempunyai sifat yang mudah
dipengaruhi oleh iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk
dalam jangka waktu tertentu. Diantara kebutuhan manusia yang
memerlukan peran dari tanah yakni kebutuhan akan pangan yang bisa diperoleh
dari bercocok tanam di atas tanah. Selain itu, manusia juga membutuhkan lahan
pemukiman, badan jalan sebagai transportasi dan hal- lain yang dibangun di
atas tanah.

Menurut pandangan dan pengertian yang diberikan oleh para ahli tanah adalah
sebagai berikut :

a. Tanah adalah bentukan alam, seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan


manusia, yang mempunyai sifat tersendiri dan mencerminkan hasil
pengaruh berbagai faktor yang membentuknya di alam.

b. Tanah adalah sarana produksi tanaman yang mampu menghasilkan


berbagai tanaman.

Sebagai sumber daya, tanah memiliki beberapa sifat. Sifat- sifat dari sumber
daya tanah diantaranya yaitu :

1. Jenis sumber daya tanah antara suatu wilayah berbeda dengan wilayah
lainnya.

2. Potensi sumber daya alam tanah bergantung pada pengelolaan tanah itu
sendiri.
3. Sifat dari sumber daya tanah adalah tidak pernah habis, karena tanah
termasuk dalam siklus batuan. Pelapukan batuan akan selalu menghasilkan
tanah

Tanah merupakan lapisan terluar dari permukaan bumi serta merupakan


hasil pelapukan batuan dan bahan organik yang hancur akibat proses bahan
organik yang hancur akibat proses alam.. Pada dasarnya, tanah berasal dari
alam. yakni berasal dari batu-batuan yang mengalami pelapukan. Proses
pembentukan tanah dipengaruhi oleh beberapa unsur penting seperti
iklim, bahan induk, organisme, topografi dan waktu. Proses
pembentukan tanah berlangsung secara terus menerus sehingga
kemungkinan terdapat bahan (unsur) pada tanah yang bertambah maupun
yang hilang. Tanah merupakan sumberdaya alam yang merupakan wadah/tempat
unsur hara bagi tanaman, media untuk tumbuh dan berkembangnya perakaran
tanaman dan penyimpanan air.

Tanah juga tergolong contoh sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Maksudnya adalah, tanah yang sudah digunakan untuk berbagai kepentingan,
misalnya budidaya pertanian akan mengalami berkurangnya unsur hara karena

diserap oleh tanaman. Namun, hal ini bukanlah masalah karena tanah tersebut
masih dapat digunakan untuk usaha pertanian selanjutnya. Kesuburan serta
kualitas tanah tersebut juga dapat diperbaiki dengan usaha tertentu seperti
pengolahan, pemupukan, pengairan, dll. Selain itu tanah dapat digunakan
sebagai lahan pertanian dan peternakan.

2. Jenis – jenis Sumber Daya Tanah


Sumber daya tanah secara horizontal memiliki jenis – jenis tersendiri sesuai
dengan proses pembentukann, persebaranya dan klasifikasi nya. Berdasarkan
Persebarannya, tanaha dibagi menjadi beberapa jenis yaitu antara lain :

a. Tanah Podzol/Andosol Tanah podzol adalah tanah yang terjadi karena


pengaruh dari tinggi rendahnya curah hujan. Tanah jenis ini sifatnya mudah
basah jika kena air. Merupakan jenis tanah yang subur. Warnanya kuning
dan kuning kelabu. Di Indonesia jenis tanah tersebut terdapat di daerah
pegunungan tinggi.

b. Tanah Laterit Tanah laterit adalah tanah yang terjadi karena suhu udara
tinggi dan curah hujan tinggi, mengakibatkan berbagai mineral yang
dibutuhkan oleh tumbuh- tumbuhan larut dan meninggalkan sisa oksida
besi dan aluminium. Tanah laterit terdapat di beberapa wilayah di Jawa
Timur, Jawa Barat, dan Kalimantan Barat.

c. Tanah humus adalah tanah hasil pelapukan tumbuh-tumbuhan (bahan


organik).
Tanah humus ini sangat subur dan cocok untuk lahan pertanian,
warnanya kehitaman. Tanah jenis ini terdapat di Sumatra, Kalimantan, Su
lawesi dan Papua.

d. Tanah Vulkanis Tanah vulkanis adalah tanah hasil pelapukan bahan


padat dan bahan cair yang dikeluarkan oleh gunung berapi. Tanah
tersebut sangat subur. Banyak daerah pertanian diusahakan di daerah
vulkanis. Tanah jenis ini terdapat di Pulau Jawa bagian utara, Sumatra,
Bali, Lombok, Halmahera, dan Sulawesi. Pulau Jawa dan Sumatra
merupakan pulau yang paling banyak mempunyai gunung berapi sehingga
paling luas tanah vulkanisnya.

e. Tanah Padas Tanah padas adalah tanah yang amat padat, karena
mineral di dalamnya dikeluarkan oleh air yang terdapat di lapisan tanah
sebelah atasnya. Jenis tanah ini terdapat hampir di seluruh wilayah
Indonesia.

f. Tanah Endapan/Aluvial Tanah endapan adalah tanah yang terjadi


akibat pengendapan batuan induk yang telah mengalami proses pelarutan,
pada umumnya merupakan tanah yang subur. Jenis tanah ini terdapat di
Jawa bagian utara, Sumatra bagian timur, Kalimantan bagian barat dan
selatan. Tanah ini cocok ditanami padi, palawija, tembakau, tebu, sayuran,
kelapa, dan buah-buahan. Jenis tanah endapan adalah tanah endapan laterit,
tanah endapan pasir, dan tanah endapan vulkanis.

g. Tanah Terrarosa/Mediteran Tanah terrarosa adalah tanah yang


terbentuk dari pelapukan batuan kapur. Tanah ini banyak terdapat di
dasar dolina-dolina dan merupakan tanah pertanian yang subur di daerah
batu kapur. Tanah itu banyak terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah,
Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Sumatra.

h. Tanah Mergel Tanah mergel adalah tanah yang terjadi dari campuran
batuan kapur, pasir dan tanah liat. Pembentukan tanah mergel dipengaruhi
oleh hujan yang tidak merata sepanjang tahun. Tanah mergel termasuk
jenis tanah yang subur dan banyak terdapat di lereng pegunungan dan
dataran rendah, misalnya Solo (Jawa Tengah), Madiun, dan Kediri (Jawa
Timur).

i. Tanah Kapur Tanah kapur adalah tanah yang terjadi dari bahan induk
kapur (batu endapan) dan telah mengalami laterisasi lemah. Jenis tanah ini
terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku,
dan Sumatra.

j. Tanah Pasir Tanah pasir adalah tanah hasil pelapukan batuan beku dan
sedimen, dan tidak berstruktur. Tanah pasir kurang baik untuk pertanian
karena sedikit mengandung bahan organik. Tanah pasir banyak terdapat di
pantai barat Sumatra Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi.

k. Tanah Gambut/Rawa Tanah gambut adalah tanah yang berasal dari bahan
organik yang selalu tergenang air (rawa). Sedikitnya kandungan unsur hara
dan peredaran udara di dalamnya yang tidak lancar, menyebabkan proses
penghancuran tanah menjadi tidak sempurna. Tanah jenis ini kurang baik
untuk pertanian. Jenis tanah ini terdapat di pantai timur Sumatra,
Kalimantan, dan Papua.

3. Pemanfaatan Sumber Daya Tanah


Salah satu pemanfaatan sumber daya alam tanah adalah dalam pembuatan
keramik yang berbahan dasar tanah liat (clay) atau bisa juga disebut lempung.

Tahap-tahap membuat keramik


Ada beberapa tahapan proses yang harus dilakukan untuk membuat suatu produk
keramik, yaitu:

a. Pengolahan bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari
berbagai material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah
siap pakai. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun
kering, dengan cara manual ataupun masinal. Didalam pengolahan bahan ini ada
proses-proses tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir,
penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air.
Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan
dengan ballmill. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material dengan
ukuran yang tidak seragam. Ukuran butir biasanya menggunakan ukuran mesh.
Ukuran yang lazim digunakan adalah 60 – 100 mesh.

Pencampuran dan pengadukan bertujuan untuk mendapatkan campuran


bahan yang homogen/seragam. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual
maupun masinal dengan blunger maupun mixer.

Pengurangan kadar air dilakukan pada proses basah, dimana hasil


campuran bahan yang berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu
pengentalan untuk mengurangi jumlah air yang terkandung sehingga menjadi
badan keramik plastis. Proses ini dapat dilakukan dengan diangin-anginkan diatas
meja gips atau dilakukan dengan alat filterpress.

Tahap terakhir adalah pengulian. Pengulian dimaksudkan untuk


menghomogenkan massa badan tanah liat dan membebaskan gelembung-
gelembung udara yang mungkin terjebak. Massa badan keramik yang telah diuli,
disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam agar didapatkan keplastisan
yang maksimal.

b. Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat
plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam
membentuk benda keramik: pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik
putar (throwing), dan teknik cetak (casting).

c. Pengeringan
Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah
pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis
yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan
terjadi 3 proses penting: (1) Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke
permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan
penyusutan berhenti; (2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3) air
yang terserap pada permukaan partikel hilang. Tahap-tahap ini menerangkan
mengapa harus dilakukan proses pengeringan secara lambat untuk menghindari
retak/cracking terlebih pada tahap 1 (Norton, 1975/1976). Proses yang terlalu
cepat akan mengakibatkan keretakkan dikarenakan hilangnya air secara tiba-tiba
tanpa diimbangi penataan partikel tanah liat secara sempurna, yang
mengakibatkan penyusutan mendadak.

Untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal benda
keramik diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi penyusutan,
pengeringan dengan sinar matahari langsung atau mesin pengering dapat
dilakukan.
d. Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini
mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat.
Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa
parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran: suhu sintering/matang,
atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat (Magetti, 1982). Selama
pembakaran, badan keramik mengalami beberapa reaksi-reaksi penting,
hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang berat (weight loss). Secara umum
tahap-tahap pembakaran maupun kondisi api furnace dapat dirinci dalam tabel.
Pembakaran biscuit
Pembakaran biskuit merupakan tahap yang sangat penting karena melalui
pembakaran ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik. Biskuit (bisque)
merupakan suatu istilah untuk menyebut benda keramik yang telah dibakar pada
kisaran suhu 700 – 1000oC. Pembakaran biskuit sudah cukup membuat suatu
benda menjadi kuat, keras, kedap air. Untuk benda-benda keramik berglasir,
pembakaran biskuit merupakan tahap awal agar benda yang akan diglasir cukup
kuat dan mampu menyerap glasir secara optimal.

e. Pengglasiran

Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan


pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup,
dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir
dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar
pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik
adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan
efek-efek tertentu sesuai keinginan.

Kesemua proses dalam pembuatan keramik akan menentukan produk yang


dihasilkan. Oleh karena itu kecermatan dalam melakukan tahapan demi tahapan
sangat diperlukan untuk menghasilkan produk yang memuaskan.

Anda mungkin juga menyukai