Anda di halaman 1dari 9

1.

Ringkasan Perencanaan Bendung


link video : https://www.youtube.com/watch?v=ikZZTGDy8oQ

Nama : Aracelly M M Tumengkol


Nim : 19209016
Kelas : B

Bendung adalah suatu bangunan yang dibangun untuk melintang sungai untuk
meniggikan taraf muka air sungai atau membendung aliran sungai sehingga aliran sungai
bisa disadap dan dialirkan secara gravitasi ke daerah yang membutuhkan.
Klasifikasi Bendung
 Berdasarkan fungsinya dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Bendung Penyadap
b. Bendung Pembagi air
c. Bendung penahan pasang
 Berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya dapat diklasifikasikan menjadi
a. Bendung Permanen
b. Bendung Semi Permanen
 Berdasarkan Tipe strukturnya
Berdasarkan tipe strukturnya dapat diklasifikasikan menjadi
a. Bendung Tetap
b. Bendung Gerak
c. Bendung Kombinasi (tetap dan gerak)
d. Bendung Karet
e. Bendung Bottom Intakre
f. Check dam/ sabo dam (Bendung Penahan Sendimen)
Pemilihan Lokasi Bendung
Pemilihan lokasi bendung dipilih atas berbagai pertimbangan yaitu
a. Kondisi Topografi dari rencana daerah irigasi yang akan dialiri
b. Semua elevasi rencana DI dapat dialiri sehingga harus dilihat elevasi sawah
tertinggi yang akan diairi
c. Bila elevasi sawah tertinggi diketahui, maka elevasi mercu bendung dapat
ditetapkan
d. Dari kedua hal diatas, lokasi bendung dilihati dari segi topografi dapat
diseleksi
e. Ketinggian mercu bendung dari dasar sungai dapat pula direncanakan.

Untuk kondisi topografi dari lokasi bendung harus mempertimbangkan beberapa aspek
yaitu :
a. Ketinggian bendung tidak terlalu tinggi akan menyulitkan pelaksanaan
b. Saluran induk terletak ditempat yang baik
c. Penempatan lokasi intake yang dapat dilihat dari segi hidrolik dan
akngutansendimen, sehingga aliran ke intake tidak mengalami gangguan dan
angkutan sendimen yang akan masuk ke untake dapat dihindari.
Kondisi hidrolik dan Morfolohi sungai dilokasi bendung.
Angkutan sendimen adalah factor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan
lokasi bendung yang meliputi
a. Pola aliran sungai (kecepatan dan arah alirannya)
b. Kedalaman dan lebar muka air pada waktu banjir sedang dan kecil
c. Tinggi muka pada debit air rencana
d. Potensi dan distribusi angkuran sendimen
Kondisi Tanah Bendung
Bendung harus ditempatkan pada kondisi dimana tanah pondasi cukup baik
sehingga bangunan stabil
Biaya pelaksanaan dapat ditentukan dari beberapa alternatef lokasi yang masih harus
dipertimbangkan.

Data-data yang diperlukan untuk perencanaan antara lain :


a. Data topografi
b. Data geomestik
c. Data hidrologi
d. Data morfologi
e. Data mekanuka Tanah
Komponen utama bendung
Komponen utama bendung terdiri dari :
a. Tubuh bendung
b. Bangunan intake
c. Bangunan pembilas
d. Bangunan Pelengkap

Pintu Pembilas
Bangunan pembilas berfungsi untuk mencegah tertumpuknya material (kerikil,
lumpur, dan lain sebaagainya) di depan pintu pengambilan.
Pembilas dapat direncanakan sebagai :
a. Pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan
b. Pembilas Bawah (undersluice)
Berdasarkan empiris, lebar bangunan pembilas dapat ditentukan sebagai berikut :
a. Lebar bangunan pembilas termasuk tebal pilar, sebaiknya diambil antara 1/6 s.d
1/10 dari lebar bendung, untuk sungai yang lebarnya kurang dari 100m.
b. Lebar pembilas sebaiknya diambil 60% dari lebar total pengambilan, termasuk
pilar-pilarnya.
Dimensi-dimensi dasar pembilas bawah, adalah :
 Tinggi saluran pembilas bawah sebaiknya lebih besar dari 1,5 kali diameter
terbesar sendimen dasar sungai
 Tinggi saluran pembil;as bawah sekurang-kurangnya 1.0
 Tinggi saluran pembilas bawah sebaiknya diambil 1/3 sampai 1.4 dari kedalaman
air di depan pengambilan selama debit normal
Pada umunya dimensi pembilas bawah dibuat lebih kurang :
 Panjang saluran pembilas 5-20 m
 Tinggi saluran bawah.1-2 m
 Tebal pelat beton 0.20-0.35 m
 Luas saluran pembilas bawah ( lebar kali tinggi) harus sedemikian rupa sehingga
kecepatan minimum dapat teripta ( V min = 1.00-1.50 m/dt)
Bangunan pengambilan maupun pembilas dilengkapi dengan daun pintu sorong
(umumnya) yang dapat dibuat dari bahan kayu atau baja.

Lebar standar untuk pintu pembilas di bawah (undesluice) adalah 0,50 ; 0,75 ; 1,00 ; 1,25
dan 1,50 m. Kedua ukuran yang terakhir memerlukan dua stang pengangkat.

KANTONG LUMPUR
Kantong Lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sendimen yang lebih besar dari
fraksi-fraksi pasir halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diametr 0,088 mm dan
biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir pengambilan.
Pembersihan ini dilakukan dengan menggunakan aliran air yang deras untuk
menghayutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai. Pembersihan ini dilakukan
dengan cara lain yaitu, dengan jalan mengeruknya atau dilakukan dengan tanga
Tata Letak Bendung dan Pelengkapnya
Tata Letak Bendung :
 Tubuh bendung
 Bangunan Intake
 Bangunan Pembilas
 Tembok Pangkal
Pengaturan tata letak bendung yang tak lazim yaitu :
 Sumbu bendung tidak tegak lurus aliran
 Intake tidak berdekatan dengan pembilas dan jauh di udik bendung
 Bendung tanpa bangunan pembilas
Lebar Bendung yaitu jarak antara pangkal-pangkalnya (abutment), sebaiknya diambil
sama dengan rata-rata sungai pada bagian yang stabil.

Lebar Efektif Bendung


Lebar efektif Mercu/bendung dihubungkan dengan lebar mercu/bendung yang
sebenarnya (B) yakni jarak antara pangkal-pangkal bendung dan atau tiang pancang
Be = B-2(n. Kp+Ka) H1
Ket :
Be = Lebar efektif bendung
B = Lebar mercu yang sebenarnya, yakni jarak antara pangkal-pangkal Bendung
n = Jumlah Pilar
Kp = Koefidien konstraksi pilar?
Ka = Koefisien kontraksi pangkal bendung
H1 = Tinggi energy di hulu bending (m)
Bentuk pilar / tembok Kp Ka
Pilar berujung segi empat 0.02
dan sudut-sudut yang
dibulatkan dengan jari-jari
yang hamper sama dengan
0.1 kali tebal pilar
Pilar berujung bulat 0.1

Pilar berujung runcing 0.00

Pangkal tembok segi empat 0.20


dengan tembok hulu pada
90o kea rah aliran di mana
0.5>r>0.151
Pangkal tembok bulat 0.00
dimana r> 0.5 H1 dan
tembok lebih dari 450 ke
arah aliran

Mercu Bendung
Bagian terataas tubuh bendnung dimana aliran dari udik dapat melimpah ke hilir,
yang berfungsi sebagai :
 Penentu tinggi muka air
 Pengempang sungai
 Pelimpah aliran sungai
Bentuk mercu suatu pelimpah sangat menentukan kemampuannya untuk
melewatkan debit banjir dan ketahanannya, terutama terhadap bahaya kavatasi.
Tipe mercu Ogee dan Bulat dapat digunakan baik untuk konstruksi beton, maupun

pasangan batu kali. Kemiringan maksimum bidang hilir adalah 1 : 1 sedangkan


hulu dapat dibuat vertical atau miring sampai 3 : 1.
Bentuk Mercu Tetap yaitu :
 Mercu bulat dengan satu jari-jari pembulatan
 Mercu bulat dengan dua jari-jari pembulatan
 Mercu tipe Ogee
 Mercu ambang lebar
Rumus Pengaliran untuk menghitung debut yang melewati mecu adalah sebagai berikut :

Ket :
Q = Debit (m3/dt)
Cd = Koefisien debit ( = C0, C1, C2)
H1 = Tinggi energy di atas mercu, m.
g = Percepatan gravitasi (m/dt2)
b = Lebar mercu (m)
Untuk aliran tenggelam, maka rumus debit di atas harus dikalikan dengan factor koreksi,
f, yang merupakan fungsi perbandingan tenggelam

MERCU BULAT
Mercu dengan ambang bulat memiliki harga koefisien debit yang jauh lebih tinggi
(44%) disbanding dengan koefisien bending ambang besar. Harga koefisien debit
menjadi lebih tinggi karena lengkungnya yang streamline dan tekanan negative pada
mercu. Mempunyai mercu yang besar sehingga lebih tahan terhadap benturan batu
gelundung, bongkah dsb.
Syarat minimu mercu bulat yaitu jari-jari ambang bendung dari pasangan batu
akan berkisar antara 0.3 – 0.7 H1 max dan ambang bendung beton 0.1-0.7 H1 max
Mercu Ogee
Pembentukkan mercunya didasarkan pada persamaan berikut :
Xn : K . Hdn-1 . Y
Ket :
X dan Y = Koordinat permukaan hilir
Hd = Tinggi muka air diatas mercu
K dan n = Parametr yang tergantung dari kemiringan bidang hulu.
Koefisien debit, diambil sebagai beikut :
C0 = Konstanta = 1,30
C1 = Fungsi dari p / hd dan H1/hd
C2 = Faktor koreksi bidang hulu

Anda mungkin juga menyukai