Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PELUANG DAN TANTANGAN USAHA


PETERNAKAN KAMBING DI INDONESIA

Disusun oleh:
RAFIQO HAFID P
23010120140068
PETERNAKAN B

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
ABSTRAK

Dengan jumlah penduduk yang sedemikian besar dengan laju pertumbuhan sekitar 1,5%
serta elastisitas permintaan akan hasil produksi peternakan yang tinggi; kebutuhan akan
produksi hasil ternak ruminsia berupa daging, susu dan kulit akan semakin meningkat. Oleh
karena kesenjangan yang semakin besar antara kebutuhan dan kemampuan produksi di
dalam negeri, maka pasar dalam negeri menjadi incaran negara-negara produsen terutama
apabila tidak ada upaya serius untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Salah satu
potensi yang dapat dikembangkan untuk memenuhi kekurangan pasokan daging di dalam
negeri adalah pengembangan ternak kambing. Ternak kambing mempunyai beberapa
keunggulan dibanding ternak lainnya, antara lain mudah menyesuaikan dengan berbagai
macam kondisi lingkungan yang ekstrim seperti suhu udara dan ketersediaan pakan.
Kebutuhan modal yang diperlukan untuk kambing jauh lebih rendah dibanding untuk ternak
ruminansia besar seperti sapi dan kerbau. Ternak kambing pada umumnya digunakan
sebagai tabungan hidup yang sewaktu-waktu dapat dijual apabila diperlukan seperti pada
saat anak masuk sekolah atau hajatan. Sehingga ternak kambing dapat digunakan sebagai
instrumen pengentasan kemiskinan. Dengan adanya potensi ini diharapkan para peternak
kambing dapat dengan cepat meningkatkan jumlah populasi kambing di Indonesia.
Kata kunci: Pengembangan kambing, agribisnis, integrasi

PENDAHULUAN

Potensi permintaan akan daging di Indonesia sangat besar. Dengan jumlah penduduk
Indonesia saat ini lebih dari 220 juta dengan tingkat pertumbuhan sekitar 1,5%/tahun dan
elastisitas permintaan daging yang tinggi, maka peningkatan pendapatan dan pertambahan
penduduk secara nyata meningkatkan jumlah permintaan akan daging setiap tahunnya. Akhir-
akhir ini terdapat kecendrungan kenaikan impor daging sapi, susu dan ternak sapi hidup.
Tidak heran jika negara- negara lain selalu mengincar Indonesia sebagai tempat memasarkam
produksi dagingnya terutama apabila Indonesia masih belum dapat menghasilkan produk
sejenis dengan harga lebih bersaing. Kita harus dapat cermat memilih jenis ternak yang akan
dikembangkan. Misalnya, ternak lokal yang telah beradaptasi baik dengan lingkungan alam
dan iklim Indonesia, perlu terus dikembangkan sehingga menjadi ternak andalan yang akan
memberikan manfaat yang besar bagi peternak kita.Terdapat kecenderungan bahwa negara-
negara maju semakin sulit menerima produksi hasil pertanian dari negara berkembang seperti
Indonesia dengan menetapkan syarat-syarat importasi yang lebih ketat terutama hambatan
non-tarif. Hal ini dapat menjadi pemicu bagi rakyat Indonesia agar dapat menghasilkan
produk yang dapat bersaing secara internasional. Untuk mencapai hal ini hanya dapat dicapai
dengan kerja keras, disiplin, tidak mudah putus asa dan mau terus mempelajari dan
menerapkan teknologi yang berkembang.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui peluang dan tantangan usaha
peternakan kambing di indonesia

PEMBAHASAN

Potensi Ternak Kambing

Ternak kambing mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan ternak lainnya antara lain
mudah menyesuaikan dengan berbagai macam kondisi lingkungan yang ekstrim seperti
suhu udara dan ketersediaan pakan. Kebutuhan modal yang diperlukan untuk kambing jauh
lebih rendah dibandingkan untuk ternak ruminansia besar seperti dapi dan kerbau. Ternak
kambing sudah lama diketahui sebagai ternak yang diusahakan oleh petani miskin karena
cocok dipelihara di daerah kering dengan kualitas tanah yang sangat marginal. Ternak
kambing juga digunakan sebagai tabungan hidup yang sewaktu-waktu dapat dijual apabila
diperlukan seperti pada saat anak masuk sekolah atau hajatan. Sehingga, ternak kambing
dapat digunakan sebagai instrumen pengentasan kemiskinan.

Kambing lokal yang ada di Indonesia mempunyai kemampuan menghasilkan anak kurang
lebih 3 ekor selama dua tahun. Persilangan kambing lokal seperti kambing Kacang dengan
kambing Boer menghasilkan keturunan dengan bobot badan yang lebih besar. Namun
demikian, kambing sangat sensitif terhadap stress karena transportasi sehingga perlu
penanganan yang hati- hati apabila melakukan pemindahan dan mengumpulkan dalam
jumlah besar dalam satu tempat. Pada umumnya masyarakat petani di pedesaan familiar
dengan pemeliharaan kambing sehingga dengan input teknologi dan bantuan pemodalan
serta perbaikan system pemasaran dapat dengan cepat mendorong peningkatan jumlah
populasi kambing di Indonesia.

Tantangan ternak kambing

Secara umum peran daging kambing dalam menyuplai kebutuhan daging secara nasional
masih kecil dibandingkan dengan daging sapi. Apabila dibanding dengan jumlah produksi
daging secara total (termasuk daging ayam) maka peran tersebut akan semakin kecil.
Kecilnya kontribusi produksi daging kambing terhadap produksi total daging secara
keseluruhan (red meat dan white meat) diakibatkan oleh preferensi konsumen yang masih
rendah terhadap daging kambing. Hal ini antara lain disebabkan anggapan bahwa daging
kambing mengandung lebih banyak kolesterol. Dengan semakin rendahnya harga daging
kambing apabila terjadi peningkatan pasokan dalam negeri diharapkan tingkat konsumsi
rumah tangga dapat meningkat. Selain itu demo memasak dan promosi khasiat daging
kambing perlu dimasyaratkan secara terus menerus.Peningkatan suplai daging kambing
diharapkan akan dapat mengurangi tekanan terhadap pemotongan sapi potong dan sekaligus
mengurangi jumlah impor daging sapi dan daging kambing dan domba yang semakin
meningkat. Juga sekaligus diharapkan dapat melakukan ekspor yang dapat menghasilkan
devisa apabila kebutuhan di dalam negeri telah terpenuhi.
Balai Inseminasi Buatan Daerah (BIBD) bertujuan untuk mengatasi masalah ini dengan
jalan menghasilkan semen beku dan semen cair. Beberapa BIBD juga mencoba
melaksanakan embrio transfer (ET) untuk ternak kambing unggul seperti kambing Boer dan
hasil persilangannya diharapkan dapat mengatasi kelangkaan bibit kambing.

KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas beberapa hal dapat disimpulkan sebagai berikut:

Sampai saat ini kebutuhan daging termasuk daging kambing yang semakin meningkat belum
sepenuhnya dapat dipenuhi dari produksi di dalam negeri sehingga jumlah impor komoditi
tersebut cenderung meningkat. Hal ini menjadi peluang bagi produsen di dalam negeri untuk
meningkatkan produksinya sehingga kebutuhan di dalam negeri terpenuhi dan kelebihan
produksi dapat diekspor.

Potensi wilayah dalam bentuk sumberdaya alam (SDA) dan sumberdaya manusia (SDM)
serta sifat–sifat ternak kambing sangat mendukung pengembangannya untuk menjadi ternak
andalan di masa yang datang.

Kombinasi antara pemeliharaan ternak dan pengusahaan berbagai jenis tanaman, perikanan
dan kehutanan telah terbukti dapat meningkatkan hasil usahatani sehingga semacam ini perlu
terus didorong di wilayah-wilayah pengembangan peternakan yang mempunyai potensi untuk
integrasi ternak dengan tanaman. Peningkatan hasil usahatani diperoleh dengan jalan
pengurangan biaya produksi dan peningkatan jumlah produksi sehingga dihasilkan produksi
yang berdaya saing.

DAFTAR PUSTAKA
Makka, D. 2004. Tantangan Dan Peluang Pengembangan Agribsinis Kambing Ditinjau Dari Aspek
Pewilayahan Sentra Produksi Ternak. Lokakarya Nasional Kambing Potong. Direktur Pengembangan
Peternakan,Direktorat Jendral Bina Produksi Peternakan,Departemen
Pertanian. http://peternakan.litbang.deptan.go.id/ download/ infoteknis/kambingpotong/ prokpo04-
1.pdf. Dikutip 9/3/2014.

Anda mungkin juga menyukai