Pengenalan Ternak
Perah dan Anatomi
Ambing
TIM ASISTEN LABORATORIUM TERNAK POTONG DAN PERAH
DIVISI TERNAK PERAH
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022
PERATURAN PRAKTIKUM
Phylum : Chordata
Kelas : Mamalia
Sub-Family : Bovinae
Genus : Bos
Membran Vine
Outer wall
Teat cistern
Teat meatus
Streak canal
Alveolus
- Putting : Tempat jalan keluarnya susu saat - Gland cistern : tempat penampungan susu
proses pemerahan sementara
7. Wajib menghubungi asisten paling lambat H-1 apabila tidak mengikuti praktikum karena alasan tertentu
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
• Video Pembelajaran
• Buku Praktikum
• Alat tulis
Kegiatan Praktikum :
-Presensi (5 menit)
-Penjelasan materi pengenalan ternak perah dan anatomi ambing (50 menit)
-Penayangan video (10 menit)
-Diskusi (25 menit)
-Laporan individu
BIOSINTESIS SUSU
Kandungan lain dalam susu selain glukosa, protein dan lemak adalah
vitamin, mineral dan air. Beda halnya dengan 3 zat sebelumnya vitamin,
mineral dan air tidak mengalami proses sintesis. Vitamin, mineral dan
air akan berdifusi dari darah masuk ke dalam lumen susu. Susu
mengandung beberapa mineral seperti Ca, P, Cl, K, Na dan Mg.
TERIMA KASIH
Praktikum Acara 3
Siklus Produksi Sapi Perah, Fisiologi
Lingkungan, Fisiologi Ternak
TIM ASISTEN LABORATORIUM TERNAK POTONG DAN PERAH
DIVISI TERNAK PERAH
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022
PERATURAN PRAKTIKUM
1. Hadir maksimal 5 menit sebelum praktikum dimulai.
2. Wajib menyalakan kamera selama kegiatan praktikum.
1. Menggunakan pakaian sopan dan rapih.
2. Dilarang makan dan minum selama praktikum berlangsung
3. Dilarang meninggalkan praktikum terkecuali telah mendapat izin asisten jaga.
4. Dilarang menyalakan microphone sebelum dipersilahkan asisten.
5. Wajib menghubungi asisten paling lambat H-1 apabila tidak mengikuti
praktikum karena alasan tertentu
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
• Video Pembelajaran
• Buku Praktikum
• Alat tulis
Kegiatan Praktikum :
- Presensi (5 menit)
- Penjelasan materi siklus produksi sapi perah, fisiologi ternak, fisiologi
lingkungan (50 menit)
- Penayangan video (10 menit)
- Diskusi (25 menit)
- Laporan individu
PEMELIHARAAN SAPI PERAH
SECARA UMUM
Perawatan sapi perah meliputi:
1. Perawatan anak sapi (pedet) sejak lahir sampai sapih
2. Perawatan pedet setelah disapih sampai umur satu tahun
3. Perwatan sapi dara (umur satu tahun) sampai beranak
4. Perawatan sapi induk laktasi
5. Cara merawat sapi induk kering
Target IB dilakukan pada umur 14 bulan atau 15 bulan dengan berat mencapai 800-850 lb
(375 kg) untuk sapi FH dan 575-625 lb (270 kg) untuk sapi Jersey.
• Pemberian pakan beberapa bulan menjelang melahirkan
Menjelang melahirkan pemberian konsentrat ditingkatkan dan disesuaikan
dengan kualitas hijauan yang diberikan untuk menjaga kebuntingan.
• Pemberian pakan beberapa minggu sebelum melahirkan
Challenge feeding atau lead feeding merupakan penambahan pemberian
konsentrat pada 2-3 minggu sebelum melahirkan.
C. Perawatan sapi perah induk laktasi
Sapi setelah melahirkan pada awal laktasi (menghasilkan susu) produksi susu
meningkat puncak (peak) produksi susu dicapai pada hari 30-60 atau minggu ke 3-6 atau
bulan I-II .
Sapi perah dalam satu masa laktasi (10 bulan = 305 hari) memiliki 3 periode laktasi yaitu:
Periode awal laktasi
Periode laktasi tengah
Periode laktasi akhir
Kebutuhan nutrisi sapi perah bergantung pada fase laktasi dan sangat beragam yang
dikategorikan kedalam 5 fase:
• Fase 1
Early Lactation : 0-70 DIM (Day In Milk), pada fase ini menunjukkan produksi susu yang
terteinggi (peak milk production)
• Fase 2
Mid Lactation : 70 -200 DIM pada fase ini konsumsi bahan kering mencapai puncak tertinggi
(peak DM feed intake)
• Fase 3
Late Lactation : 200-305 DIM pada fase ini roduksi susu sudah mulai menurun dan persiapan
untuk proses kering kandang.
• Fase 4
Dry Priod : 60hari ( -14 hari sebelum kelahiran (calving))
• Fase 5
Transition Period : 14 hari sebelum kelahiran
FISIOLOGIS TERNAK
Kondisi fisiologis ternak dapat digunakan untuk mengetahui kesehatan seekor
ternak. Kondisi fisiologis lingkungan dapat mempengaruhi kondisi fisiologis ternak yang
ditunjukkan dalam upaya melakukan thermoregulasi yang dapat digunakan
mengindikasikan kondisi kenyamanan serta kesehatan ternak. Kondisi Fisiologis ternak
meliputi :
A. Suhu Rektal
Suhu tubuh dipengaruhi oleh lingkungan, jenis kelamin, dan kondisi ternak. Kisaran tubuh
normal pada sapi adalah 38,5°C – 39,6°C dengan suhu kritis 40°C.
B. Frekuensi Denyut Nadi
Denyut nadi sapi normal sekitar 50-60 kali per menit. Hewan yang sakit atau stres akan
meningkat denyut jantungnya untuk sementara waktu.
C. Frekuensi Pernafasan
Frekuensi pernafasan bervariasi, tergantung dari jenis sapi pada umumnya. Rata-rata
pernafasan sapi normal adalah 19 kali per menit. Frekuensi pernafasan dipengaruhi oleh:
ukuran tubuh, umur, aktifitas ternak, kebuntingan, Lingkungan, dan aktifitas pencernaan
terutama pada rumen.
PENGUKURAN KONDISI FISOIOLOGIS TERNAK
1. Mengukur frekuensi pernafasan dengan cara mengamati gerakan tulang rusuk ternak
dari kejauhan selama 1 menit (pengamatan harus dilakukan sebelum pengamatan
yang lainnya).
2. Mengukur temperatur tubuh dengan memasukkan termometer klinis ke dalam
rektum sapi selama 1 menit kemudian melihat angka yang ditunjukkan oleh
termometer.
3. Mengukur denyut nadi dapat dilakukan dengan dua cara, pertama dengan
menggunakan tangan yang diletakkan dipangkal ekor dan merasakan denyut nadi sapi
selama 1 menit, kedua dengan menggunakan stetoskop yang ditempelkan pada dada
bagian kiri (di antara kaki kiri depan dan dada)
4. Menghitung jumlah frekuensi urinasi dan defikasi. Catat waktu pengeluarannya
selama 24 jam. (variable tambahan)
5. Menghitung konsumsi air minum dengan cara menghitung volume setiap air minum
yang diberikan kepada ternak. Catat waktu pemberiannya selama 24 jam. (variable
tambahan)
FISIOLOGIS LINGKUNGAN
Fisiologis lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
produktivitas ternak sapi perah kaitannya dengan ternak dalam suatu ekosistem, respon
ternak terhadap lingkungan yang meliputi zoning temperatur, produksi dan pengaturan
panas tubuh, pengaruh lingkungan terhadap ternak baik langsung maupun tidak langsung.
Beberapa pengaruh dari lingkungan dapat menurunkan kualitas genetik dan
produktivitasnya sehingga kualitas dari ternak tidak dapat muncul secara maksimal.
Faktor yang mempengaruhi :
• Suhu Udara
• Kelembaban Udara
• Radiasi Matahari
• Kecepatan Angin
Sapi Perah FH dapat memberikan produktivitas yang maksimal pada :
Suhu Lingkungan : 18,3°C
Kelembaban Udara : 55%
Dampak dari pengaruh lingkungan pada ternak perah yang terkena cekaman panas, yaitu :
1) penurunan nafsu makan;
2) peningkatan konsumsi minum;
3) penurunan metabolisme dan peningkatan katabolisme;
4) peningkatan pelepasan panas melalui penguapan;
5) penurunan konsentrasi hormon dalam darah;
6) peningkatan temperatur tubuh, respirasi dan denyut jantung
7) perubahan tingkah laku dan
8) meningkatnya intensitas berteduh sapi.
A. Suhu udara
Suhu udara merupakan sebuah ukuran dari intensitas panas yang biasanya
ditunjukkan dalam satuan derajat panas. Suhu lingkungan dibedakan menjadi 2, yaitu suhu
dalam kandang dan luar kandang.
Suhu Dalam Kandang : Letakkan thermometer di dalam kandang dan jangan sampai
terkena cahaya matahari secara langsung.
Suhu Luar Kandang : Letakkan thermometer di luar kandang dan usahakan terkena
cahaya matahari langsung.
Alat yang digunakan : Thermometer Digital
B. Kelembaban udara
Kelembaban merupakan konsentrasi uap air di udara.
Kelembaban Tinggi : dapat mengurangi atau menurunkan jumlah panas akibat
penguapan.
Penguapan : cara untuk mengurangi panas tubuh.
Kelembaban tinggi = Penguapan Rendah = Keringat Tidak Dapat Dikeluarkan = Ternak
Mengalami Cekaman Panas.
Alat yang digunakan : Hygrometer / Thermohygrometer
C. Temperature Humidity Index (THI)
Kombinasi suhu dan kelembaban udara biasa dinyatakan dalam bentuk Indeks suhu dan
kelembaban udara atau Temperature Humidity Index (THI). THI digunakan untuk
mengetahui adanya cekaman panas karena keadaan lingkungan yang tidak nyaman
(discomfort). Nilai THI dihitung dengan rumus.
THI = T (°F) - 0.55 * (100- RH%) / 100 *(T-58)
T : Suhu
RH : Kelembaban
Tabel 3. Indeks Suhu dan Kelembaban Relatif untuk Sapi Perah
TERIMA KASIH