Anda di halaman 1dari 45

PETUNJUK PRAKTIKUM

ILMU TERNAK PERAH

DISUSUN OLEH :

Ahmad Pramono, S.Pt., M.P.


Ir. Ashry Mukhtar, M.S.
Ir. Susi Dwi Widyawati, M.S.
Wara Pratitis S.S., S.Pt., M.P.

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
2

ACARA 1
PENGENALAN PERALATAN
PENANGANAN SUSU SEGAR
3

PERALATAN PENANGANAN SUSU SEGAR

A. PERALATAN PENANGANAN SUSU SEGAR

Air susu yang diperah dari ambing sapi yang sehat dan

dilaksanakan dengan manajemen kesehatan pemerahan yang benar

(Good Milking Practices), akan menghasilkan susu yang memenuhi

kaidah halal, aman, utuh dan sehat. Adalah tugas para peternak dan

para petugas yang menangani pengumpulan, pengiriman susu segar,

cooling center dan transportasi susu segar untuk menjaga agar

seminimal mungkin terjadi kontaminasi mikroba dari luar kedalam susu

yang pada akhirnya dapat berakibat turunnya kualitas susu atau

kerusakan susu (milk deterioration) Pelaksanan penanganan susu yang

baik (Good Handling Practices) memerlukan peralatan penanganan yang

baik dan benar sesuai tempat tahapan penanganan susu yang dilakukan.

Peralatan Penanganan Susu tersebut antara lain :

1. Peralatan di tempat Pemerahan

a. Ember Susu

Ember susu digunakan sebagai wadah penampungan susu yang

diperah secara manual. Pilih ember susu yang terbuat dari bahan

antikarat dan mudah dibersihkan seperti stainless atau aluminium.

Ember yang berkarat dapat mempengaruhi kualitas susu yang

ditampung.

Spesifikasi : sesuai SK Ditjen Peternakan No. 17/1983 tentang

wadah susu

b. Saringan Susu / Strainer

Benda-benda asing yang terikut masuk dalam susu pada waktu

pemerahan (rambut, sel ephithel, kotoran lain), perlu disaring agar


4

air susu benar-benar bersih. Sebaiknya digunakan saringan yang

relatif halus dan tidak bereaksi dengan susu.

Spesifikasi : sesuai SK Ditjen Peternakan No. 17/1983 tentang

wadah susu

c. Milk Can

Fungsinya sebagai alat untuk menampung dan menyimpan

sementara susu hasil pemerahan, untuk segera dikirim ke

konsumen ataupun koperasi / MCC (Milk Collecting Center) maupun

ke Industri Pengolahan Susu. Sebaiknya jarak dan waktu tempuh

pengiriman susu yang disimpan dalam milk can tidak lebih 2 jam

dari proses pemerahan susu. Hal ini karena susu segar memiliki

daya tahan yang relatif rendah. Alat ini umumnya berbahan

stainless steel / aluminium, berpenutup rapat dan umumnya

berkapasitas 40 liter.

Spesifikasi : sesuai SK Ditjen Peternakan No. 17/1983 tentang

wadah susu

d. Mesin Pemerah Susu

Fungsinya adalah sebagai sarana untuk memerah susu secara

pneumatis, dimana pemerahan dilakukan dengan membuat tekanan

vakum pada penampung dan susu diperah ke dalam penampung

melalui unit perah. Pemerahan dengan mesin perah akan

mengurangi kontak susu dengan pemerah dan lingkungan kandang,

sehingga susu hasil perahan lebih bersih dan higienis. Selain itu

juga jumlah sapi yang diperah lebih banyak dan kapasitas

pemerahan serta volume susu yang diperah jauh lebih tinggi


5

daripada menggunakan cara manual. Pada dasarnya semua mesin

pemerah susu terdiri atas:

a). Pompa vakum

b). Pulsator

c). Milk claw

d). Sedotan puting (teat cup) dan

e). Wadah susu (bucket)

Dikenal 3 (tiga) macam model mesin perah susu, yaitu :

a). Portable Milking Machine Milking, tipe ini semua peralatan

mesin perah (pompa vakum s/d bUCket) ditaruh di atas troley

dan didorong ke sapi yang akan di perah. Jumlah dan volume

bucket bervariasi, ada yang single bucket (25 liter, 30 liter) ada

yang double bucket. Demikian pula jumlah teat cup (cluster) ada

yang single ada pula yang double.

b). Bucket Milking Machine

Pompa vakum terpisah dan dihubungkan di titik- titik tertentu

dengan bucket melalui pipa vakum sepanjang lorong kandang.

Bucket, pulsator serta teat cup mendatangi tiap sapi yang

akan diperah dan menyambung pulsator dengan pipa vakum.

c). Flat Barn dan Herringbone Milking Machine

Milking machine tipe ini yaitu sekelompok sapi digiring ke

tempat pemerahan (milking parlour) dengan alunan musik

tertentu. Posisi sapi pada waktu diperah secara berbaris miring

(herringbone) atau tegak lurus (flat barn). Biasanya susu hasil

pemerahan serentak ini langsung dipompakan ke tangki cooling

unit.
6

2. Peralatan di tempat Pengumpulan (TPS)

a. Transfer tank

Fungsi transfer tank adalah sebagai tempat menampung dan

membawa susu segar dari para peternak ke Pusat Pendinginan

Susu.

b. Cooling Unit

Fungsi cooling unit adalah sebagai alat untuk menampung dan

menyimpan susu segar dalam kondisi dingin (4-7oC), tertutup dan

tidak tembus cahaya. Alat ini dilengkapi dengan thermostat,

display suhu di dalam cooling unit, pengaduk dan tombol

pengoperasian alat.

3. Peralatan di Cooling Centern / KUD

a. Chilling Unit

Sebagai tempat penerima susu dari peternak dalam jumlah

besar, biasanya di pusat pendingin susu atau di KUD dilengkapi

dengan fasilitas pendingin cepat susu. Unit pendingin cepat susu

pada dasarnya terdiri atas:

a) Tangki tuang susu / dumping tank

b) Pompa susu SS

c) Plate / tubular cooler

d) Storage tank / cooling unit

e) Unit ice bank

f) Cleaning In Place (CIP)

Setelah susu dari peternak atau kelompok ternak diterima

KUD, susu dimasukkan ke dalam tangki tuang. Susu kemudian


7

disaring dengan kain saring halus untuk menyaring benda-benda

asing yang terikut masuk ke dalam susu. Dengan bantuan pompa

sentrifugal, susu dialirkan ke unit pendingin (plate/ tubular cooler)

yang akan melakukan pertukaran panas dengan air es yang berasal

dari ice bank. Susu yang telah dingin kemudian disimpan ke dalam

tangki penyimpanan berpendingin.

b. Transport Tank

Berfungsi sebagai sarana pengiriman susu dari cooling center /

KUD ke Industri Pengolahan Susu (IPS). Diperlukan tangki susu

khusus yang mampu menjaga suhu susu tetap dingin selama dalam

perjalanan yang relatif jauh dan memakan waktu hingga 8-12 jam.
ACARA 2
PENGENALAN ORGAN
I. SISTEMATIKA

Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Classis : Mammalia
SubClassis : Placentalia
Ordo : Ungulata
Subordo : Artyodactyla
Familia : Bovidae
Subfamilia : Bovinae
GenUS : Bos
SUBGENUS : Bos taurus / Taurina
Species : Bos typicus
(Fries Holland / Friesian Holstein)

Catatan :
Chordata : mempunyai korda dorsalis pada stadium
embrional
Vertebrata : mempunyai kolumna vertebralis
Mammalia : mempunyai glandula mammae
Placentalia : mempunyai plasenta
Ungulata : hewan berkuku
Artyodactyla : berkuku jamak
Bovidae : bertanduk berlubang
Bovinae : bangsa-bangsa sapi & kerbau
Bos : bangsa-bangsa sapi & kerbau
Bos taurus : bangsa-bangsa sapi
Bos typicus : bangsa-bangsa sapi temperate
10

II. INSPEKSI
5 12 2 3

12
6

10
11

Keterangan :
1. Kaput
2. Aurikula
3. Organon visus
4. Nares anteriores
5. Dorsum
6. Labium
7. Ventrum
8. Gld. mammae
9. Ekstremitas pektoralis
10. Ekstremitas pelvikalis
11. Kauda
12. Serviks

Pada Jantan :
- Scrotum
- Preputium
11

III. SISTEMA SKELETON


■ terdiri dari : unit kelompok tulang yang merupakan
struktur hidup
■ bentuk & ukuran tergantung :
 jenis kelamin  bangsa
 jenis hewan  umur
■ fungsi :  proteksi
 deposisi & cadangan mineral
 beri kekerasan & bentuk tubuh
 pembentukan sel-sel darah
 perlekatan otot

■ struktural : SIST. SKELETON

SKEL. AKSIALE SKEL. APPENDIKULARE

1. KRANIUM EKSTR. PEKTO- EKSTR. PELVI-


2. KOLUMNA RALIS KALIS
VERTEBR.
3. STERNUM 1. Lingkaran 1. Lingkaran
4. KOSTA pektoral pelvikal
2. Humerus 2. - Femur
- Patela
3. Radius 3. Tibia
4. Ulna 4. Fibula
5. Karpus 5. Tarsus
6. Metakarpus 6. Metatarsus
7. Digiti 7. Digiti
12

1. Skeleton aksiale
melekat pada linea mediana tubuh
t.d. : kranium, kolumna vertebralis, sternum
dan kosta
■ kranium :
 kerangka dasar kepala : os frontalis, nares,
maksilla dan mandibula dll.
 angg. tubuh terkranial,di kaudal berhubungan
dengan kolumna kolumna vertebralis
 fungsi :
□ melindungi otak / ensefalon
□ penyokong alat-alat indera
□ pembent. awal traktus digestivus & resp.
□ pembent. & perlekatan kornu/tanduk

■ kolumna vertebralis
sederetan tulang (vertebre) di median
tubuh di belakang kranium sampai ke
kauda/ekor
t.d : - vert. servikalis (7 ruas)
- vert. torakalis (12/13 ruas)
- vert. lumbalis (6 ruas)
- vert. sakralis (5 ruas)
- vert. kaudalis/koksigeus (18-20 ruas)
13

■ sternum
di dasar toraks
t.d. : - manubrium sterni
- trunkus
- prosessus sifoideus
segmen2 : sternebre (7)

■ kosta
membent. dind. lateral tulang dada,
Σ pasangannya = Σ vertebre torakalis
t.d. : - kosta sternalis
- kosta spuria
- kosta fluktuantes

2. SKELETON APPENDIKULARE
tulang2 yg kuat - anggota gerak
- penyangga tubuh
angg. gerak :
 ekstremitas pektoralis / kaki depan :
□ skapula : membentuk persendian dengan
humerus
□ humerus : membentuk persendian bahu
dan persendian siku
□ radius & ulna : membentuk persendian
siku & persendian lutut
□ karpus & metakarpus : deretan tulang-
tulang kecil
□ digiti : hanya jari ke-2 dan ke-4
14

 Ekstremitas pelvikalis/kaki belakang :


□ os kokse : fusi dari 3 tulang, bergabung
dengan asetabelum
□ femur : berpangkal pada persendian
pinggul, yaitu asetabelum
□ patela : tempat persend. femur
□ tibia & fibula : setara dengan radius
dan ulna
□ karpus & metakarpus : setara dengan
tarsus & metatarsus
□ digiti : setara dengan digiti pada eks-
tremitas pektoralis

Gambar Skeleton sapi


15

Keterangan :
1. Kranium 15. Digiti
2. Kavum nasale 16. Sternum
3. Mandibula 17. Kosta
4. Vertebre servikalis 18. Os kokse
5. Vertebre torakalis 19. Sendi pinggul
6. Vertebre lumbalis 20. Femur
7. Vertebre sakralis 21. Sendi lutut
8. Vertebre kaudalis 22. Patela
9. Kolumna vertebralis 23. Tibia dan fibula
10. Skapula 24. Sendi tumit
11. Humerus 25. Tarsus
12. Radius dan ulna 26. Metatarsus
13. Karpus 27. Digiti
14. Metakarpus
16

IV. SISTEMA RESPIRATORIUM


 Fungsi utama : menyediakan oksigen untuk darah dan
mengambil karbondioksida dari dalam darah
Fungsi lain : melembabkan udara bila kering, menyaring
udara bila berdebu dan menampung debu di
dinding saluran pernafasan
 Terdiri dari beberapa organ :
(1) kavum nasale (rongga hidung/nostril) :
 lewatnya udara dari luar
 berberbentuk silinder, dibagi oleh sekat hidung
Berupa tulang rawan (kartilago) dua
bagian/ lubang yang simetris.
 Di bagian kaudal rongga hidung mengandung ujung-
ujung sensoris nervus olfaktorius (nervus kranialis
I), fungsi sebagai indera penciuman.
 Dipisahkan di bagian bawah dengan rongga mulut
(kavum oris) oleh palatum
 Kulit yang mengelilingi nostril membentuk :
moncong memiliki bagian yang tidak berambut
(disebut : planUM nasale), banyak kelenjar
keringat (Gld. Sudorifera).
(2) farings :
 jalan simpang bagi saluran makanan dan udara
 terbagi menjadi tiga bagian :
(a) bagian nasal, yang berhub. dg rongga nasal,
(b) bagian oral, yang berhub. dg rongga mulut
(c) bag. laringeal, yang berkaitan dengan larings
(3) larings (kotak suara) :
 mengatur & mengontrol ekspirasi dan inspirasi
 mencegah masuknya benda-benda asing
 bersifat esensial untuk pembentukan bunyi/ suara
17

Sapi menghirup udara selain melalui hidung juga


melalui mulut.

(4) trakea (batang tenggorok) :


 kelanjutan dari larings
 suatu tabung yang tidak dapat mengempis, ter-
bentuk oleh deretan cincin-cincin tulang rawan
(annulus trakealis)
 Panjang + 75 cm, diameter rata-rata 6-7 cm.

(5) bronkus (pipa percabangan trakea) :


 percabangan bagian belakang (kaudal) trakea
ke pulmo dekster dan sinister.
 bercabang-cabang lagi menjadi bronkiol, terdiri
dari beberapa tingkatan : bronkiol intralobular,
bronkiol terminal dan bronkiol respiratoris.
Tiap bronkiol respiratoris bercabang menjadi
duktus alveolar, berakhir pada kantong alveolar.
Kantong alveolar terdiri dari banyak alveoli, me-
rupakan bagian terkecil dan paling akhir dari
saluran udara di dalam pulmo.
(6) pulmo (paru) :
 organ respirasi terpenting, berbentuk sepasang
kantong (pulmo dekster dan pulmo sinister) dan
memiliki banyak alveoli di dalamnya.
 Pulmo dekster 1,5 X lebih besar dari pada pulmo
sinister. Total berat pulmo : rata-rata 3,5 kg.
 bersifat elastis wujud spons, yaitu zat
paru yang berisi udara mengisi ruangan di dalam
rongga dada (kavum toraksis)
 Fungsi utama pulmo :
(a) mencukupi kebutuhan oksigen untuk energi
(b) mengeluarkan karbondioksida (sisa pembakaran)
18
19

V. SISTEMA KARDIOVASKULARE

KOR VASA SANGUIS

KOR
■ pusat sistem peredaran darah
■ struktur muskular , kerucut
■ dibungkus oleh perikardium (di bag. luar) dan epikardium
(di bag. dalam) di bag. tengah terdpt cairan :
likuor perikardii
■ t.d. 4 ruangan :  atrium dekstrum
 atrium sinistrum
 ventrikel dekster
 ventrikel sinister
20

VASA Arteria

Arteriola

Kapiler

Venule

Vena

SANGUIS

Plasma Korpuskula

Eritrosit Leukosit Trombosit

■ Fungsi darah :
□ transportasi nutrien, oksigen, CO2 , sisa metabolisme
dan hormon
□ pengendalian suhu tubuh
□ pertahankan keseimbangan air
□ sistem buffer
□ pembekuan darah
□ proteksi
21

SIRKULASI DARAH

SIRKULASI SIRKULASI
PULMONER SISTEMIK

■ ventr. dekst. pulmo ■ ventr.sinister. seluruh


bag. tbh.
■ drh venous arterial ■ drh arterial drh.venous
■ sirkulasi parva ■ sirkulasi magna
22

VI. SISTEMA DIGESTORIUM

Saluran pencernaan :
(Traktus digestivus)
 lambung majemuk (poligastrika), t.d. :
■ rumen, retikulum, omasum & abomasum
 Tiga kompartemen pertama : proventrikulus
tidak memiliki selaput kelenjar mukosa
 kompartemen terakhir : lambung sejati dileng-
kapi selaput kel. Mukosa anatomis/fisiologis
= lambung hewan monogastrika
■ retikulo-rumen : proses fermentasi
■ pengembalian ingesta ke dalam rongga mulut
(kavum oris) dari retikulo-rumen, remastikasi dan
reinsalivasi
 Ventrikulus (lambung) mengisi 3/4 bag. kavum abdo-
minalis
23

1. Rumen :
 mengisi separoh kavum abdominalis sinister
 kosta ke-7/8 - tulang pinggang (pelvis)
Bagian kiri rumen (fasies parietalis) :
 cembung dan menempel pada diafragma,
 dinding kiri rongga perut dan limpa (lien)
 Bagian kanan rumen (fasies visseralis) berhubungan dengan oma-
sum, abomasum, intestinum, hepar, pankreas, ren sinister,
glandula. adrenalis sinister, aorta dan bagian belakang vena
kava posterior
 Bagian dalam rumen dilapisi dengan papilla memperluas
lapisan permukaan bagian dalam volume absorpsi zat
makanan dapat lebih banyak.
Bentuk dan ukuran papilla tergantung pada lama tinggal ingesta
di dalam rumen papilla dorsalis : pendek
papilla ventralis : panjang
 terdiri ddari 4 buah kantong :
(1) sakkus kranialis, (2) sakkus dorsalis, (3) sakkus sekus (sakus
sekus kaudodorsalis dan kaudoventralis), dan (4) sakkus ventra-
lis.
Fungsi : melakukan gerakan-gerakan yang diperlukan selama ter-
jadinya proses fermentasi

Gambar Ventrikulus ruminansia tampak kiri (fasies parietalis)


24

Keterangan :
1. Retikulum 4. Kurvatura dorsalis
2. Rumen 5. Kurvatura ventralis
a. Sakkus dorsalis 6. Sulkus rumino retikular
b. Sakkus ventralis 7. Sulkus kranialis
c. Sakkus kranialis 8. Sulkus koronarius ventralis sinister
d. Sakkus sekus : 9. Sulkus koronarius dorsalis sinister
1). Sakkus sekus kaudodorsalis 10. Sulkus kaudalis
2). Sakkus sekus kaudoventralis.
3. Abomasum

Gambar Ventrikulus ruminansia tampak kanan (fasies visseralis)

Keterangan :
1. Esofagus 5. Abomasum
2. Rumen : 6. Pilorus
a. Sakkus dorsalis 7. Duodenum
b. Sakkus ventralis 8. Kurvatura dorsalis
c. Sakkus sekus : 9. Kurvatura ventralis
1). Sakkus sekus kaudodorsalis 10. Sulkus kaudalis
2). Sakkus sekus kaudoventralis
3. Retikulum
4. Omasum
25

2. Retikulum
 Kompartemen yang paling kranial, antara kosta ke-7/8
 Ukuran : paling kecil di antara ke-4 kompartemen
 Pada ternak muda/belum diberi pakan hijauan
- rumen dan retikulum belum berkembang
- menampung 60-65% volume pakan dalam saluran pencernaan.
 mempunyai dua permukaan :
 fasies diafragmatika, permukaan di bagian kranial, berbentuk
cembung, menempel pada diafragma dan hepar
 fasies viseralis, permukaan di bagian kaudal adalah datar,
tertekan oleh atrium ruminis
 dibagian dalam terdapat : papilla retikuler (bentuk sarang
lebah) , fungsi : absorpsi
 Hardware Disease/Traumatic Pericardiatic : dalam
pakan terbawa benda-benda asing yang tidak masuk
ke dalam High Density Zone rumen, tetapi masuk ke
dalam retikulumm , sehingga dapat :
 menembus retikulum peradangan
 menembus diafragma atau kor perikarditis

Gambar bagian dalam retikulum sapi


26

Keterangan :
1. Esofagus 4. Retikulin (bentuk sarang lebah)
2. Lipatan rumino-retikular 5. Papilla
3. Orifisium retikulo omasal

3. Omasum
 bentuk : ellips, letak : sebelah kanan grs median
tubuh, dihubungkan dengan retikulum melalui :
orifisium retikulo omasal
 Kapasitas : 6% - 8% volume pakan
 di bagian dalam terdapat : laminae lipatan
longitudinal bagian dalam omasum
Pada masing-masing laminae, terdapat papillae.

Gambar Potongan sejajar bagian tengah laminae omasum pada sapi


(tampak kanan)
Keterangan :
1. Laminae 2. Orifisium retikulo-omasal 3. Orifisium omaso-abomasal
27

4. Abomasum
 kompartemen terkaudal, di bag. dasar rongga perut
(kavum abdominalis), bagian yang memanjang dekat
tulang rusuk ke-9 dan ke-10
 ketika pedet menyusu : sulkus esofagus
membuka susu langsung masuk ke
abomasum
terbebas dari fermentasi
 lambung sejati
 lahir : bagian terbesar abomasum proses diges-
ti menyerupai monogastrika pakanhijauan:
rumen berkembang pesat, kapasitas: 4-6 X abomasum
poligastrika

 terbagi atas tiga bagian :


 Kardia, berhubungan dengan OMASUM
 Fundus, bagian terbesar
 Pilorus, bagian terkecil, berhub. dg duodenum.
 di bagian dalam terdapat lipatan longitudinal
untuk absorpsi.
28

Gambar bagian dalam abomasum sapi

Alat pencernaan bawah

1. Intestinum
 dibagi :  investinum tenue /small intestine
 intestinum krasum / large intestine
 Panjang : 20 kali panjang badan ( + 40 m ),
diameter : 5 - 6 cm
a. Intestinum tenue / small intestine :
 anatomis, dibagi tiga bagian :
 duodenum, berhub. dg pilorus, panjang + 1 m,
melewati bagian dorsal terus ke bagian permukaan
hepar, membentuk huruf S : ansa sigmoidea
muara saluran empedu (duktus sistikus)
Kel. pankreas : bermuara di belakang muara kel.
empedu
 yeyenum, mengarah kekaudal,selanjutnya kekranial,
membentuk : ileum
29

 ileum, berbentuk kumparan (fleksura ileum) di per-


mukaan dekster sakkus ventralis rumen, dibatasi
dibagian lateral dan ventral oleh dinding abomasum,
di bagian dorsal dibatasi oleh intestinum krasum
serta di bagian kranial dibatasi oleh omasum dan
abomasum. Bagian ujung ileum : lurus dan menga-
rah ke kranial di antara sekum dan kolon, menem-
pel pada sekum dengan lipatan : ileo-sekum.
 Sekum, batas antara intestinum tenue dg intestinum
krassum, lebih kecil dibandingkan herbivora.
Batas antara sekum dan kolon : tidak dijumpai tanda
yang jelas.

b. Intestinum krassum / large intestine :


 Secara umum : kondisi usus besar dan sekum tidak
berbeda dengan rumen proses

Gambar intestinum sapi dari sisi kiri


30

VII. SISTEMA UROGENITALE

A. ORGANA GENITALIA FEMININA


1. Organ reproduksi primer :
 Sepasang ovaria
 Organ reproduksi utama pada hewan betina, meng-
hasilkan gamet betina (ovum) dan hormon-hormon
kelamin betina (estrogen dan progesteron).
 Sebuah ovum dihasilkan setiap siklus estrus
monotokus. Bentuk seperti buah murbei, ukuran
rata-rata + 35 x 25 x 15 mm.
2. Organ reproduksi sekunder :

a. Oviduk /oviduct, (disebut pula tuba Fallopii) bagian


dari saluran kelamin betina, berupa sepasang tabung
yang menggulung, dan sebagai kelanjutan dari cornu
uteri.
Fungsi : transpor ova dan spermatozoa, tempat
fertilisasi dan awal pembelahan sel pada
embrio.
Panjang oviduk antara 20 - 30 cm, terbagi menjadi
3 bagian, yaitu : infundibulum, ampula, dan isthmus.
Sambungan ampula-isthmus, tempat terjadinya fer-
tilisasi
b. Uterus dan servix, memanjang dari sambungan
tuba uteri sampai pada servix uteri. Pada sapi
panjang uterus berkisar antara 35 - 50 cm, cornu
uteri mencapai 80 – 90 % dari panjang uterus
keseluruhan.
Fungsi utama : menahan dan memberi makan embrio
/ fetus. Sebelum embrio ditahan dalam uterus, pem-
31

berian makanan berasal dari kuning telur di dalam


emberio atau dari uterine milk yang disekresikan
oleh lapisan kelenjar mukosa uterus. Tipe dasar
uterus pada sapi adalah bicornis.
Servix uteri, merupakan bagian dari uterus, berdinding
tebal dan tidak elastis, bagian ujung anteriornya melan-
jut pada korpus uteri dan ujung posteriornya berakhir
ke dalam vagina. Panjangnya berkisar antara 5 -10 cm
dengan diameter 2 - 5 cm. Fungsi utama serviks uteri :
mencegah kontaminasi mikroba terhadap uterus.

c. vagina, berbentuk tubular, berdinding tebal dan


sangat elastis. Panjangnya antara 25 -30 cm. Selama
perkawinan alamiah pada sapi, semen disimpan di bagian
ujung depan (anterior) vagina, dekat dengan muara
uterus.
Fungsi vagina : merupakan organ kelamin betina untuk
kopulasi.

d. vulva, merupakan organa genitalia externa, terdiri


atas vestibulum dan labia, panjangnya mencapai 10–12
cm.
Vestibulum : bagian dari sistem saluran kelamin betina,
sekaligus sebagai alat reproduksi dan urinaria, bersatu
dengan vagina pada orificiUm urthrae externum.
Labia : terdiri atas labia minora (suatu lipatan luar
vulva) dan labia mayora. Labia minora adalah homolog
dengan prepusium pada hewan jantan dan tidak menarik
perhatian pada hewan ternak, sedangkan labia mayora
adalah homolog dengan skrotum pada hewan jantan,
merupakan bagian dari sistem kelamin betina yang ter-
lihat dari luar.
32

Clitoris : homolog dengan glands penis pada hewan


jantan, mengandung jaringan ereksi dan banyak
memperoleh suplai syaraf-syaraf sensoris (perasa) dan
mengalami ereksi selama estrus,
Glandula vestibulum : terdapat di bagian posterior
vestibulum, aktif selama estrus dan mensekresikan
lendir (mukus) sebagai pelumas. Aktivitas kelenjar ini
bertanggung-jawab terhadap basahnya vulva selama
estrus.

Gambar organ-organ reproduksi sapi betina dan


sebagian organ-organ urinaria dalam posisi sebenarnya
33

B. ORGANA GENITALIA MASKULINA


Organ-organ reproduksi jantan terdiri atas scrotum,
spermatic chord (simpul sperma), testes, kelenjar-kelenjar
ascessorius, penis, preputium, dan ductus spermaticus
(saluran sperma). Saluran sperma meliputi vasa eferensia
yang terdapat di dalam testis bersama dengan epididymis,
vas deferens, dan urethra di luar testis.
1). Testes
Testes merupakan alat reproduksi utama pada hewan
jantan, memproduksi gamet-gamet jantan (spermatozoa)
dan hormon-hormon kelamin jantan (androgen).
Testes mengalami penurunan dari tempat asalnya di
dekat ren, turun ke dalam skrotum (disebut : descensus
testiculorum), bertujuan untuk menjaga temperatur
testis berada di bawah temperatur tubuh, sehingga
proses spermatogenesis (pembentukan spermatozoa)
berjalan optimal.
Panjang testis pada sapi adalah 10 - 13 cm, lebar
5 - 6,5 cm dan berat 300 - 400 g.

2). Scrotum dan simpul sperma


Scrotum merupakan dua buah kantong yang
menyimpan testes, terletak di daerah inguinal di antara
kedua kaki belakang hewan.
Simpul sperma, mengikat testis untuk menyokong
mekanisme kegiatannya, tersusun dari serabut-serabut
otot polos, dan jaringan pengikat.
Simpul sperma dan skrotum masing-masing memberi
sokongan pada testis dan mempunyai fungsi bersama
dalam pengaturan temperatur testes.
34

3). Epididymis : saluran eksternal yang penting dari testis,


mempunyai empat fungsi yang utama, yaitu : melayani
transpor spermatozoa, pemekatan spermatozoa, penyim-
panan spermatozoa dan pemasakan spermatozoa.
Caput epididymis merupakan bagian yang pipih pada
ujung testis. corpus epididymis, merupakan saluran yang
melanjut sebagai cauda epididymis. Pada sapi, panjang
keseluruhan dari saluran-saluran tersebut + 34 m.

4). Vas deferens dan Urethra


Vas deferens adalah saluran yang mempunyai fungsi
tunggal sebagai transpor spermatozoa.
Urethra merupakan saluran ekskretoris terhadap
urine dan semen.

5). Glandula ascessoria


Glandula ascessoria merupakan kelenjar tambahan
alat reproduksi sapi jantan, terdiri dari : glandula
vesicularis, glandula prostata, dan glandula
bulbourethralis. Kelenjar-kelenjar tersebut menyumbang
sebagian besar cairan pada semen. Sebagai tambahan,
sekresinya merupakan buffer, zat-zat makanan, dan
bahan-bahan lain yang dibutuhkan untuk menjamin
fertilitas dan motilitas optimal dari semen.
Glandula vesicularis (disebut juga : vesicula
seminalis), merupakan sepasang kelenjar bagaikan
“segerombolan buah anggur”, panjangnya berkisar antara
13 - 15 cm. Pada sapi, kelenjar ini menyumbang lebih
separoh dari keseluruhan cairan semen. Beberapa
senyawa organis ditemukan dalam sekresi glandula
vesikularis berupa fruktosa dan sorbital, yang merupakan
sumber energi utama bagi spermatozoa sapi.
35

Glandula prostata merupakan sebuah kelenjar yang


terletak di sekitar dan sepanjang urethra, tepat di
bagian belakang (posterior) glandula vesikularis. Pada
sapi, kelenjar ini memberikan sumbangan yang kecil
terhadap volume cairan semen. Sekresi kelenjar
prostata memberikan bau semen yang karakteristik.
Glandula bulbourethralis (Glandula cowperi)
merupakan sepasang kelenjar yang terletak di sepanjang
urethra, bentuk dan ukurannya seperti buah kenari.
Pada sapi, sekresinya mengalirkan limbah urin pada
urethra sebelum ejakulasi.

6). Penis
Penis merupakan organ kopulasi pada hewan jantan.
Penis pada sapi mempunyai flexurasigmoidea, yaitu
sebagai kelokan berbentuk huruf S pada penis, yang
memungkinkan ditarik kembali dengan sempurna ke dalam
tubuh. Sapi jantan mempunyai musculusretractor penis,
yaitu sepasang otot polos yang bila berelaksasi
memungkinkan memanjangnya penis dan memendek untuk
menarik penis kembali ke dalam tubuh.
Glands penis sebagai ujung bebas dari penis, penuh
dengan suplai syaraf-syaraf sensori dan homolog dengan
clitoris pada hewan betina, mengandung sejumlah kecil
jaringan erektil yang selama rangsangan seksual berisi
penuh dengan darah, menyebabkan membesarnya penis
(ereksi) dan memudahkan pemancaran semen selama
eyakulasi
36

Gambar organ-organ reproduksi sapi jantan dan


sebagian organ-organ urinaria dalam posisi sebenarnya

7). Prepusium
Prepusium adalah invaginasi (pelekukan) kulit yang
mengelilingi ujung bebas dari penis. Organ ini mempunyai
asal embrional yang sama dengan labia minora pada
hewan betina.

C. ORGANA URINARIA
Organ urinaria berhubungan erat dengan pembentukan
dan pengeluaran urin, terdiri atas :
(1) sepasang ginjal (ren), adalah organ yang berfungsi
untuk :  menyaring plasma dan unsur-unsur plasma
darah
 secara selektif menyerap kembali air dan
unsur-unsur yang masih berguna
 membuang produk-produk sisa plasma yang
sudah tidak bermanfaat bagi tubuh.
37

Ren bertanggung jawab terhadap produksi urin yang


dikeluarkan lewat salurannya menuju ureter, menampungnya
di dalam vesika urinaria, dan mengeluarkannya melalui uretra.
(2) sepasang saluran urin (ureter), mengeluarkan urin
yang diproduksi oleh ren.
(3) sebuah kantong urin (vesica urinaria), menampung
urin yang dikeluarkan oleh ureter
4) sebuah saluran urethra, mengeluarkan urin yang ter-
tampung dalam vesika urinaria ke lingkungan luar.
Pemancaran urin merupakan suatu proses pengangkutan
cairan dan substansi tubuh tertentu yang tidak terpakai oleh
darah melewati ren dan kemudian dialiran ke luar tubuh.
Pada sapi jantan, saluran uretra berada di dalam batang
penis dan berfungsi pula sebagai penyalur sperma ke luar.
Pada sapi betina, uretra berukuran pendek dan membuka
pada dasar vagina melalui lubang yang disebut introitus
vaginae.

Posisi kopulasi pada sapi


38

VIII. SISTEMA NERVOSUM


Tiga macam sistem syaraf yang berhubungan satu sama
lain dan merupakan bagian dari suatu kesatuan sistem syaraf
yang luas. Ketiga macam sistem syaraf tersebut adalah :
A. Sistem syaraf pusat (Systema nervosum centrale ) :
mengkoordinasikan aktivitas hewan sesuai dengan
rangsangan yang diterima oleh neuron sensoris/aferen.
 Terdiri atas :
1. Otak (encephalon) :
 berada dalam tulang kepala (cranium), berat +
450 gram.
 di bagian luar diselubungi oleh selaput yang me-
lindungi otak, disebut : meninx.
 terbagi atas tiga bagian :
a. Otak besar (cerebrum), mempunyai permukaan
yang luas karena banyaknya lipatan-lipatan dan
membentuk pematang konvek berupa tonjolan
lipatan di antara parit-parit (sulcus) yang di-
disebut giri.
b. Otak kecil (cerebellum), secara visual mem-
perlihatkan permukaan yang lebih kecil dan giri
yang lebih lembut dibandingkan otak besar.
c. Batang otak (medulla oblongata).
 HipothalaMUs : terletak di bagian ventral, meliputi :
1. hipophysis (gld. Pytuitaria ), salah satu kelenjar
endokrin yang terpenting, terletak pada dasar
otak di dalam cekungan yang disebut sela turisca.
Hipofisis terdiri atas :
a. Adenohipophysis / gld. pytuitaria pars anterior.
Hormon-hormon yang diproduksi kelenjar adenohi-
pofisis, meliputi :
 STH (Somatothrophic Hormone),
 ACTH (Adrenocorticothropic hormone),
39

 TSH (Tyroid stimulating hormone /Tyrothrophic


Hormone)
 FSH (Follicle Stimulating Hormone),
 LH/ICSH (Luteinizing hormone / Interstitial
Cell Stimulating Hormone)
 LTH (Luteothropic Hormone /Lactogenic Hormo-
ne / Prolactine).
b. Neurohipophysis / gld. pytuitaria pars posterior.
Neurohipofis memproduksi hormon :
 ADH (Antidiuretic hormone / Vasopressin )
 Oxytocin.

 Cairan otak (liquor cerebrospinalis) mengisi ruangan di


antara dan di sekitar organ syaraf pusat.

4
5

3
Ensefalon fasies lateralis

Keterangan :
1. Cerebrum 4. Hipothalamus
2. Cerebellum 5. Glandula hypophysis
3. Medulla oblongata (batang otak)
40

Gambar penampang (irisan) horizontal


otak sapi pada pandangan dorsalis

B. Sistem syaraf tepi (Systema nervosum pheriphericum), terdiri


atas jaringan syaraf yang tersebar melalui berbagai macam organ
tubuh, termasuk indera penglihatan (organon visus), penciuman
(organon sensuum), dan pendengaran (organon auditive). Sistem
syaraf tepi ini memungkinkan adanya hubungan antara lingkungan
luar maupun dalam melalui penerima rangsangan (receptor) menuju
ke sistem syaraf pusat dan diteruskan ke organ efektor.

B. Sistem syaraf simpatetik (Systema nervosum symphaticum),


merupakan syaraf otonom yang menuju ke organ lunak dalam alat
tubuh, pembuluh darah, dan kelenjar keringat (glandula
sudorifera). Sistem syaraf ini mengatur aktivitas di luar
kehendak individu yang bersangkutan.
41

IX. AMBING

1. Anatomi Bagian Luar Kelenjar Ambing


Ambing sapi perah merupakan gabungan dari empat kelenjar mama
yang disebut kuarter, masing–masing terpisah satu sama lainnya.
Kelenjar ambing bagian kanan dan kiri terlihat terpisah dengan jelas,
sedangkan pemisahan antara kelenjar ambing depan dan belakang sangat
jarang terlihat. Dilihat dari samping bagian bawah ambing semestinya
terlihat mendatar kearah depan, melekat dengan kuat pada bagian
didinding perut. Pada bagian belakang (rear) ambing harus tinggi dan
lebar dan masing-masing kuarter terlihat simestris. Keadaan ambing
bagian luar ini berhubungan erat dengan produktifitas ternak perah
sepanjang hidupnya, dan digunakan sebagai kriteria untuk menilai
ternak/sapi perah pada saat kontes dan scoring dalam mengklasifikasi
bangsa-bangsa sapi perah.
Susu yang dihasilkan pada setiap kelenjar dikeluarkan melalui
putting susu. Biasanya putting susu depan lebih pendek dari putting
belakang. Sapi dengan putting susu panjang biasanya membutuhkan
proses pemerahan lebih lama dibandingkan dengan sapi dengan putting
susu pendek. Ciri-ciri putting susu yang baik untuk proses pemerahan
yang efisien adalah : (1) ukurannya sedang, (2) letaknya bagus, (3)
memiliki tekanan yang cukup pada otot spincter disekitar lobang putting
sehingga susu mudah keluar tetapi tidak bocor pada saat tidak diperah.
42

2. Bagian Internal Kelenjar Ambing

Pada bagian dalam ambing tersusun dari beberapa system yaitu :


(a) struktur penyokong, (b) system pembuluh darah, (c) system
pembuluh limpa, (d) system susunan saraf , (e) system saluran susu
untuk menyimpan dan mengalirkan susu. Masing-masing ke lima system
tersebut memiliki peran yang berhubungan langsung atau tidak langsung
dengan sinthesa susu.
a) Struktur Penyokong
Struktur pen yokong kelenjar ambing terdiri dari : kulit, ligamentum
suspensorium lateral, ligamentum suspen sorium medialis.
b) System Pembuluh Darah
Darah segar yang mengandung oksigen mengalir dari jantung melalui
aorta dan melalui suatu rangkaian pembuluh arteri darah dibawa ke
ambing dari dua buah arteri pudenda eksterna. Kedua arteri ini
menembus dinding perut melalui cicin inguinalis, satu masuk ke
ambing bagian kanan dan satu lagi masuk ke ambing bagian kiri.
Begitu masuk ke dalam ambing, pembuluh arteri ini berubah namanya
menjadi arteri mamaria. Arteri mamaria ini membentuk cabang yaitu
arteri mamaria cranialis dan arteri mamaria caudalis. Arteri
mamaria cranialis menyuplai darah segar untuk ambing bagian depan
dan caudalis untuk ambing bagian belakang. Arteri 2 ini membentuk
cabang beberapa kali menjadi pembuluh darah kapiler yang membawa
darah ke dalam sel-sel yang menyusun kuarter ambing depan dan
belakang. Sebagian kecil darah segar dibawa ke ambing melalui
pembuluh darah perineal.
c) System Limfatika
Sistem limfatika terdiri dari cairan limfe, nodus limfatikus dan
saluran limfe. Limfe adalah cairan jaringan yang tidak berwarna yang
dialirkan dari rongga di dalam jaringan oleh saluran limfe. Cairan
limfe berasal dari filtrat serum darah dan komposisinya sama
dengan komposisi darah namun cairan limfe tidak mengandung butir
darah merah dan kadar proteinnya hanya 50% dr kadar protein
darah.
Nodus limfatikus dari ambing dan dan nodus yang lain tersebar di
seluruh tubuih, berperan penting dalam ketahanan terhadap
penyakit. Nodus limfatikus membentuk butir darah putih (limfosit)
yang berperan dalam imunitas tubuh. Nodus limfatikus juga
menghilangkan bakteri dan benda asing lainnya. Kalau ada infeksi
43

seperti mastitis maka nodus limfatikus meningkatkan produksi


limfositnya dan mengeluarkannya kedalam saluran limfe dan
selanjutnya dituangkan kedalam aliran darah di vena cava anterior.
Selanjutnya dibawa ke ambing untuk melawan infeksi.
d) System Saraf
Lapisan dalam ambing dilengkapi dengan sistem saraf yang terdiri
atas dua tipe syaraf, yaitu serabut syaraf afferent (sensoris) dan
serabut syaraf efferent simfatis. Fungsi utama dari serabut syaraf
simpatis pada ambing adalah untuk mengontrol penyediaan darah
pada ambing dan menginnervasi otot-otot polos yang mengelilingi
saluran-saluran susu dan otot-otot spinkter dari puting susu.
Rangsangan yang mengejutkan pada sapi menyebabkan sistem
simpatetik mengeluarkan hormon syaraf epineprin, yang mengecilkan
pembuluh darah dan sehingga mengurangi produksi susu.
e) System Saluran Ambing
Sistem saluran susu pada ambing terdiri dari (1) Gland Cistern
(kantong Kelenjar), (2) Saluran Susu, (3) Alveoli.
Gland Cistern (kantong Kelenjar) merupakan tempat penyimpanan
susu sementara dan dalam jumlah terbatas, setelah di keluarkan dari
jaringan sekretori. Kantong kelenjar mampu menyimpan susu sampai
1 pint. Besar kecilnya kantong kelenjar tidak mempengaruhi jumlah
produksi susu secara signifikan.
Saluran Susu dari kantong kelenjar akan muncul 12 – 50 percabangan
berbentuk saluran susu yang disebut “major Duct” atau saluran
besar. Saluran besar ini bercabang dan bercabang lagi dan akhirnya
terbentuk saluran terakhir yang mengalirkan susu dari alveolus.
Alveoli adalah suatu struktur berbentuk bulat berrongga yang
tersusun dari satu lapisan sel epitel, jaringan pembuluh darah
kapiler (vean dan arteri), pembuluh limfe, jaringan otot polos
myoepithel. Sel -sel epithel yang melapisi permukaan bagian dalam
alveoli berfungsi mengambil nutrient dari darah dan
mentransfernya/mengubahnya menjadi susu, kemudian
melepaskannya kedalam rongga (lumen) masing-masing alveolus.
PROSES MILK LET DOWN

Anda mungkin juga menyukai