Anda di halaman 1dari 16

Rangkuman Perbandingan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

Vs Apotek

MATRIK MATERI PENGATURAN PEKERJAAN/PRAKTIK KEFARMASIAN


N ASPEK YANFAR RS YAN APOTEK
O
1 DEFINISI 1 Instalasi Farmasi adalah PMK 9 tahun 2017
. unit pelaksana fungsional bab 1 pasal 1
yang menyelenggarakan Apotek adalah
seluruh kegiatan pelayanan sarana pelayanan
kefarmasian di Rumah kefarmasian tempat
Sakit (PMK dilakukan praktek
72 Tahun 2016 pasal kefarmasian oleh
1 ayat 9) Apoteker.

Pelayanan kefarmasian PP 51 2009 pasal 1


adalah suatu pelayanan ayat 4 Pelayanan
2 langsung dan bertanggung Kefarmasian adalah
. jawab kepada pasien yang suatu pelayanan
berkaitan dengan sediaan langsung dan
farmasi dengan maksud bertanggung jawab
mencapai hasil yang pasti kepada pasien yang
untuk meningkatkan mutu berkaitan dengan
kehidupan pasien (PP 51 Sediaan Farmasi dengan
Tahun 2009 pasal maksud mencapai hasil
1 ayat 4) yang pasti untuk
meningkatkan mutu
kehidupan pasien.

2 STANDAR YANG a Standar proses yang PMK 73 Tahun 2016


DIPAKAI . dipakai, Standar pasal 3
prosedur operasional Standar pelayanan
yang ditetapkan oleh kefarmasian di RS
pimpinan RS sesuai meliputi standar :
dengan ketentuan 1. Pengelolaan
peraturan sediaan
perundangundangan. farmasi, alat
(PMK 72 Tahun 2016 kesehatan, dan
pasal 4 ayat 4) bahan medis
r pelayanan habis pakai
Stan
kefarmasian di RS meliputi 2. Pelayanan
da farmasi
Pengelolaan sediaan klinik
stand
ar : PMK 73 Tahun 2016
1 pasal 1 ayat 9 dan 10
.

farmasi, alat Standar SDM harus


kesehatan, dan bahan berkopetensi (STRA untuk
medis habis pakai Apoteker dan STRTTK
2. Pelayanan farmasi untuk TTK)
klinik
(PMK 72 Tahun 2016 pasal
3 ayat 1)
b. Standar SDM yang
dipakai tentang
Apoteker dan TTK
(PMK 72 Tahun
2016 pasal 1 ayat 10
dan 11)
3 PERSYARATAN Persyaratan Untuk Persyaratan Untuk
Perizinan : Perizinan:

PMK 56 tahun 2014 pasal PMK 09 2017


72 BAB III
Untuk memperoleh izin PERIZINAN
operasional, pengelola Bagian Kesatu
mengajukan permohonan Surat Izin Apotek
secara tertulis kepada pejabat Pasal 12
pemberi izin sesuai dengan (1) Setiap pendirian
klasifikasi rumah sakit dengan Apotek wajib memiliki izin
melampirkan dokumen : dari Menteri.
Salah satunya daftar sediaan (2) Menteri
farmasi dan alat kesehatan. melimpahkan kewenangan
pemberian izin
PMK 26 2018 sebagaimana dimaksud
Pasal 33 pada ayat (1) kepada
Persyaratan untuk memperole Pemerintah Daerah
izin mendirikan Rumah Sakit Kabupaten/Kota.
sebagaimana dimaksud dalam
(3) Izin sebagaimana
pasal 3 ayat (1) huruf z
dimaksud pada ayat (2)
terdiriatas :
berupa SIA.
a. dokumen kajian dan
perencanaan bangunan yang (4) SIA berlaku 5 (lima)
terdiri dari Feasibility Study tahun dan dapat
(FS), Detail Engineering diperpanjang selama
Design dan master plan; dan memenuhi persyaratan.

Bagian Kedua
Perubahan Izin
b. pemenuhan pelayanan alat Pasal 15
kesehatan (1) Setiap perubahan
alamat di lokasi yang sama
Proses Perizinan : atau perubahan alamat dan
pindah lokasi, perubahan
PMK 56 tahun 2014 BAB Apoteker pemegang SIA,
IV bagian kesatu atau nama Apotek harus
(1) Setiap rumah sakit dilakukan perubahan izin.
wajib memiliki izin
(2) Apotek yang
(2) izin yang dimaksud
melakukan perubahan
pada ayat satu terdiri atas izin
alamat di lokasi yang sama
mendirikan dan izin
atau perubahan alamat dan
operasional.
pindah lokasi, perubahan
PMK 26 Tahun 2018 Apoteker pemegang SIA,
Pasal 34 : atau nama Apotek, wajib
(1) Persyaratan untuk mengajukan permohonan
memperoleh izin operasional perubahan izin kepada
Rumah Sakit sebagaimana Pemerintah Daerah
dimaksud dalam pasal 3 ayat Kabupaten/Kota.
(1) huruf aa terdiri atas : (3) Terhadap Apotek
a.notifikasi kementrian yang melakukan perubahan
kesehatan dan/atau dinas alamat di lokasi yang sama
kesehatan sesuai dengan atau perubahan nama
klasifikasi Rumah Sakit ; Apotek sebagaimana
b. profil Rumah Sakit dimaksud pada ayat (2)
paling sedikit meliputi visi tidak perlu dilakukan
dan misi, lingkup kegiatan, pemeriksaan setempat oleh
rencan astrategi, dan struktru tim pemeriksa.
rorganisasi;
(4) Tata cara
c. isian instrument self
permohonan perubahan izin
assessment sesuaiklasifikasi
bagi Apotek yang
Rumah Sakit yang meliputi
melakukan perubahan
pelayanan, sumber daya
alamat dan pindah lokasi
manusia, peralatan, bangunan
atau perubahan Apoteker
dan prasarana, dan
pemegang SIA
administrasi manajemen;
sebagaimana dimaksud
d. surat keterangan atau
pada ayat (2) mengikuti
sertifikasi izin kelayakan atau
ketentuan sebagaimana
pemanfaatan dan kalibrasi alat
dimaksud dalam Pasal 13.
kesehatan;
e. sertifikasi akreditasi; Proses Perizinan :
dan
f. batas paling sedikit PMK 09 Tahun 2017:
pemenuhan jumlah tempat (Pasal 13
tidur untuk Rumah Sakit (1) Untuk memperoleh
penanaman modal asing SIA, Apoteker harus
sesuai dengan kesepakatan mengajukan permohonan
atau kerjasama internasional. tertulis kepada Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota
(2) Isian instrument self dengan menggunakan
assessment sebagaimana Formulir 1.
dimaksud pada ayat (1) huruf (2) Permohonan
c dipenuhi berdasarkan sebagaimana dimaksud
standar rumah sakit sesuai
pada ayat (1) harus
dengan ketentuan peraturan
ditandatangani oleh
perundang-undangan.
Apoteker disertai dengan
kelengkapan dokumen
(3) Sertifikat akreditasi
sebagaimana dimaksud pada administratif meliputi: a.
ayat (1) huruf e dipenuhi fotokopi STRA dengan
untuk perpanjangan izin menunjukan STRA asli; b.
operasional Rumah Sakit fotokopi Kartu Tanda
Penduduk (KTP);
c. fotokopi Nomor
Pokok
Wajib Pajak Apoteker;
d. fotokopi peta lokasi
dan denah bangunan;dan
e. daftar prasarana,
sarana, dan peralatan.
(3) Paling lama dalam
waktu 6 (enam) hari kerja
sejak menerima
permohonan dan
dinyatakan telah memenuhi
kelengkapan dokumen
administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (2),
Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota
menugaskan tim pemeriksa
untuk melakukan
pemeriksaan setempat
terhadap kesiapan Apotek
dengan menggunakan
Formulir 2.
(4) Tim pemeriksa

sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) harus
melibatkan unsur dinas
kesehatan kabupaten/kota
yang terdiri atas:
a. tenaga kefarmasian;
dan
b. tenaga lainnya yang
menangani bidang sarana
dan prasarana.
4 SDM Untuk pekerjaan kefarmasian 1. Apoteker
1.Apoteker penanggung jawab
2.TTK Apotek yang
Untuk pekerjaan penunjang memiliki surat izin
terdiri dari : praktik
1.Operator computer/teknisi 2. Apoteker
yang memahami kefarmasian Pendamping yang
2.Tenaga administrasi memiliki surat izin
3.Prakarya/Pembantu praktik
pelayanan 3. Tenaga Teknis
(Lampiran PMK 72 Tahun Kefarmasian yang
2016)
memiliki surat izin
praktik
4. Tenaga
Administrasi
(PMK 9 Tahun
2017
pasal 11 ayat 1 dan 2)
5 SARANA/PRASANA Lampiran PMK 72 Tahun 1. Bangunan Apotek
2016 harus bersifat
1.Ruang kantor/administrasi permanen, dan
2.Ruang penyimpanan memiliki berbagai
3.Ruang distribusi fungsi (lampiran
4.Ruang konsultasi PMK)
5.Ruang PIO 2. Instalasi air bersih
6.Ruang produksi 3. Instalasi listrik
7.Ruang aseptic dispensing
4. Sistem tata udara
8.Lab.Farmasi, dan peralatan
5. Sistem proteksi
lain yang menunjang kegiatan kebakaran (PMK 9 Tahun
pelayanan 2017 pasal 6 ayat 2 dan
(di pasal2 nya tidak pasal 8)
disebutkan sarana dan
prasarana IFRS, jadi dilihat
dilampiran)

6 SUMBER DAYA LAIN PMK 72 tahun 2016 BAB II

bagian A
MONEY Administrasi keuangan
Apabila instalasi farmasi
harus mengelola keuangan
maka perlu
menyelenggarakan
administrasi keuangan.
Administrasi keuangan
merupakan pengaturan
anggaran, pengendalian dan
analisa biaya, pengumpulan
informasi keuangan,
penyiapan laporan,
penggunaan laporan yang
berkaitan dengan semua
kegiatan pelayanan
kefarmasian secara rutin atau
tidak dalam periode bulanan,
triwulan, semesteran atau
tahunan
METHOD PMK 72 tahun 2016 BAB II PMK 9 TAHUN 2017
bagian A ayat 2 Pasal 21
Perencanaan dilakukan untuk (1) Apoteker wajib
menghindari kekosongan obat melayani Resep sesuai
dengan menggunakan metode dengan tanggung jawab
yang dapat dipertanggung dan keahlian profesinya
jawabkan dan dasar-dasar yang dilandasi pada
perencanaan yang telah kepentingan masyarakat.
ditentukan anta lain (2) Dalam hal obat
konsumsi, epidemiologi, yang diresepkan terdapat
kombinasi metode konsumsi obat merek dagang, maka
dan epidemiologi disesuaikan Apoteker dapat mengganti
dengan anggaran yang obat merek dagang dengan
tersedia obat generik yang sama
Ayat 5 penyimpanan komponen aktifnya atau
Metode penyimpanan dapat obat merek dagang lain atas
dilakukan berdasarkan kelas
persetujuan dokter dan/atau
terapi, bentuk sediaan dan
jenis sediaan farmasi, alat pasien.
kesehatan dan bahan medis (3) Dalam hal obat
habis pakai dan disusun yang diresepkan tidak
secara alfabetis dengan tersedia di Apotek atau
menerapkan prinsio First pasien tidak mampu
menebus obat yang tertulis
di dalam Resep,

Expire First out dan First in Apoteker dapat mengganti


First Out. obat setelah berkonsultasi
dengan dokter penulis
Resep untuk pemilihan obat
lain.
MATERIAL
MACHINE PMK 72 tahun 2016 BAB II
Pengelolaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai harus
dilaksanakan secara
multidisiplin, terkoordinir dan
menggunakan proses yang
efektif untuk menjamin
kendali mutu dan kendali
biaya.

UU No 44 Tahun 2009 Pasal


15 ayat (3)
Pengelolaan Alat Kesehatan,
Sediaan Farmasi, dan Bahan
Medis Habis Pakai di Rumah
Sakit harus dilakukan oleh
Instalasi Farmasi sistem satu
pintu. Alat Kesehatan yang
dikelola oleh Instalasi
Farmasi sistem satu pintu
berupa alat medis habis
pakai/peralatan non
elektromedik, antara lain alat
kontrasepsi (IUD), alat pacu
jantung, implan, dan stent.

7 KEGIATAN/PROSES PMK 72 Tahun 2016 pasal 3 PMK 73 Tahun 2016


ayat 2 dan 3 pasal 3 ayat 2 dan 3
1. Pengelolaan sediaan 1.Pengelolaan sediaan
farmasi, alkes dan farmasi,alkes dan BMHP
BMHP 2.Pelayanan Farmasi
2. Pelayanan Farmasi Klinik
Klinik
Pengelolaan sediaan farmasi 1
pintu
(PMK 72 Tahun 2016 pasal
6 ayat 2)
Untuk pelayanan farmasi
klinik di RS ada Visite
8 IZIN YANG PMK 26 Tahun 2018 PMK 26 Tahun 2018
DIPERLUKAN DAN 1. Izin mendirikan Rumah Izin apotek
PROSES Sakit Pasal 30 (1)
PERIZINANNYA Pasal 32 Apotek
(1) Rumah Sakit hanya diselenggarakan oleh
dapat didirikan oleh badan Pelaku Usaha
hukum yang kegiatan perseorangan.
usahanya hanya bergerak di (2) Pelaku Usaha
bidang perumahsakitan. perseorangan
(2) Badan hukum sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud pada pada ayat (1) yaitu
ayat (1) berupa: apoteker.
a. badan hukum yang (3) Persyaratan untuk
bersifat nirlaba; dan memperoleh Izin Apotek
b. badan hukum dengan sebagaimana dimaksud
tujuan profit yang berbentuk dalam Pasal 3 ayat (1)
perseroan terbatas atau huruf x terdiri atas: a.
persero, sesuai dengan STRA;
ketentuan peraturan b. surat izin praktik
perundangundangan. apoteker;
(3) Ketentuan sebagaimana c. denah bangunan;
dimaksud pada ayat (1) dan d. daftar sarana dan
ayat (2) dikecualikan bagi prasarana; dan e. berita
pendirian Rumah Sakit milik acara pemeriksaan.
Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.

2. Izin Operasional Rumah


Sakit
Pasal 34
(1) Persyaratan untuk
memperoleh izin operasional
Rumah Sakit sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(1) huruf aa terdiri atas:
a. notifikasi Kementerian
Kesehatan dan/atau dinas
kesehatan sesuai dengan
klasifikasi Rumah Sakit;
b. profil Rumah Sakit
paling sedikit meliputi visi dan
misi, lingkup kegiatan,
rencana strategi, dan struktur
organisasi;
c. isian instrumen self
assessment sesuai klasifikasi
Rumah Sakit yang meliputi
pelayanan, sumber daya
manusia, peralatan, bangunan
dan prasarana, dan
administrasi manajemen; d.
surat keterangan atau
sertifikat izin kelayakan atau
pemanfaatan dan kalibrasi
alat kesehatan; e. sertifikat
akreditasi; dan f. batas paling
sedikit pemenuhan jumlah
tempat tidur untuk Rumah
Sakit penanaman modal asing
sesuai dengan kesepakatan
atau kerja sama internasional.
(2) Isian instrument self
assessment sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf
c dipenuhi berdasarkan
standar rumah sakit sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. (3)
Sertifikat akreditasi
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf e dipenuhi
untuk perpanjangan izin
operasional Rumah Sakit.

9 JAMINAN/WAS.MUTU PMK 72 Tahun 2016 pasal 5 PMK 73 Tahun 2016


ayat 1 dan 2 pasal 5 ayat 1 dan 2 Untuk
Untuk menjamin mutu menjamin mutu pelayanan
pelayanan harus dilakukan harus dilakukan evaluasi
pengendalian mutu yang
mutu pelayanan yang
meliputi monitoring dan
evaluasi meliputi manajerial dan
pelayanan farmasi
klinik (lampiran PMK)
10 PENCATATAN Mencatat kegiatan Mencatat setiap proses
pengelolaan dan pelayanan pengelolaan dan pelayanan
(Lampiran PMK 72 Tahun (Lampiran PMK 73
2016) diantaranya, MESO,dll Tahun 2016) diantaranya
1. Defekta
2. SP
3. Buku Faktur
4. Buku Konseling
Pasien
11 PELAPORAN Laporan bulanan, triwulan dan Pelaporan internal dan
tahunan mengenai kegiatan eksternal (Lampiran PMK
pengelolaan dan 73 Tahun 2016) Pelaporan
pelayanan Farmasi klinik internal diperlukan untuk
kebutuhan manajemen
(Lampiran PMK 72 Tahun
Apotek, meliputi
2016)
keuangan,barang dll
Pelaporan eksternal untuk
memenuhi kewajiban sesuai
peraturan dan dilaporkan
berjenjang (Dinas
Kesehatan,BPOM),
meliputi laporan Narkotika
dan Psikotropika, dll

Anda mungkin juga menyukai