Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dakwah secara bahasa artinya memanggil, mengundang, ajakan, imbauan, dan
hidangan. Dakwah juga bisa diartikan seruan atau ajakan. Dakwah menjadikan
perilaku muslim dalam menjalankan islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin
yang harus didakwahkan kepada seluruh manusia. Aktivitas ibadah menunjukkan
tingkat keimanan dan ketaqwaan pada Allah sehingga tercipta manusia yang
berakhlak mulia dalam kehidupan individu maupun bermasyarakat. Dakwah yang
berhasil ialah dakwah yang efektif membimbing manusia untuk amar ma’ruf dan
nahi munkar.
Ibadah sebagai bentuk penyembahan seorang hamba terhadap Tuhannya yang
dilakukan dengan merendahkan diri serendah-rendahnya dengan hati yang ikhlas
menurut cara-cara yang ditentukan oleh agama (Suryono, 1998:11). 1 Maka dari itu
ibadah merupakan unsur mutlak dalam agama. Agama islam disebarkan melalui
jalur dakwah. Agama ini disebarluaskan dan diperkenalkan kepada umat manusia
aktivitas dakwah, tanpa kekerasan, tanpa paksaan, atau kekuatan senjata
sebagaimana yang dilakukan oleh rasullullah SAW.
Allah berfirman dalam Q.S. An-Nahl: 125
Yang artinya: “serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pengajaran yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui
siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang
mendapat petunjuk.
Agama akan memelihara manusia dari penyimpangan, kesalahan, dan
menjauhkannya dari tingkah laku yang negatif. Agama akan membuat hati
manusia menjadi jernih dan suci.
Manusia merupakan makhluk hidup yang sulit dimengerti meskipun oleh
dirinya sendiri. Manusia adalah makhluk yang tidak bisa ditebak namun rasional.
Manusia memiliki akal sehingga dia dapat menciptakan hal-hal yang luar biasa
meskipun secara fisik dia tidak mampu melakukannya. Manusia merupakan
1
Umi Hayati, Nilai-Nilai Dakwah; Aktivitas Ibadah dan Perilaku Sosial, (Pemalang:
Volume 2, No. 2, Desember 2017), hlm. 176
makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna karena selain memiliki unsur fisik
manusia juga memiliki akal membedakannya dengan makhluk hidup lain.
Manusia dan agama merupakan dua hal yang sangat penting karena
mempunyai pengaruh besar dalam pembinaan generasi yang akan datang, yang
tetap beriman kepada Allah dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai spiritual.
BAB II
PEMBAHASAN

Toha Yahya Oenar menyatakan bahwa dakwah islam sebagai upaya mengajak
umat dengan bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan
untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat. Sedangkan Hamka (Saputra, 2011:1)
menjelaskan, dakwah adalah seruan panggilan untuk menganut suatu pendirian
yang ada dasarnya berkonotasi positif dengan subtansi terletak pada aktivitas yang
memerintahkan amar ma’ruf dan nahi munkar. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dakwah merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh
informan (da’i) untuk menyampaikan informasi kepada pendengar (mad’u)
mengenai kebaikan dan mencegah keburukan.

Islam sebagai agama merupakan penerus dari risalah-risalah yang dibawa nabi
terdahulu, terutama agama-agama samawi seperti Yahudi dan Nasrani. Islam
diturunkan karena terjadinya distorsi ajaran agama, baik karena hilangnya sumber
ajaran agama sebelumnya ataupun perubahan yang dilakukan pengikutnya.

Dakwah disebut komunikasi, akan tetapi komunikasi belum tentu dakwah,


adapun yang membedakannya adalah terletak pada isi dan orientasi pada kegiatan
dakwah dan kegiatan komunikasi. Dakwah dan komunikasi adalah dua hal yang
tidak dapat dipisahkan. Begitu pula dengan manusia dan komunikasi. Manusia
adalah makhluk sosial yang tidak pernah terlepas dari yang namanya berinteraksi
dengan masyarakat, dimana diantara interaksi tersebut melibatkan komunikasi.
Dakwah merupakan komunikasi ajaran-ajaran islam dari seorang da’I kepada
umat manusia dikarenakan didalamnya terjadi proses komunikasi. Baik buruknya
pola komunikasi ditentukan oleh karakter seseorang. Orang yang memiliki
attitude yang baik maka baik pula komunikasinya, begitu pula sebaliknya. Agama
memiliki peran penting dalam menentukan karakter seseorang. “Sebelum
mengadakan tindakan kata agama sudah memutuskan satu diantara empat hal,
yaitu memerintah melarang, menganjurkan, dan membiarkan. Sesudah melakukan
tindakan, kata agama menjatuhkan sanksi bila beragama memberikan
penghargaan ,dan bila tidak beragama memberi hukuman. Atas penilaian tersebut
didalam hal tidak baik menjelma bentuk sedih atau menyesal”. Berdasarkan
kalimat tersebut terdapat gambaran bahwa ketika manusia sudah memutuskan
agama yang dianutnya, maka hal tersebut adalah gambaran dari hati mereka.

Agama

Agama adalah ciri utama kehidupan manusia dan dapat dikatakan sebagai satu
kekuatan paling dahsyat dalam mempengaruhi tindakan seseorang. Emmons &
Polutzian (2003) menyebutkan bahwa agama merupakan kekuatan sosial yang
penting dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap lingkungan sosial. Dalam
kajian psikologi, religiusitas telah menjadi tema penting bidang psikologi agama.

Beberapa ahli sering mendefinisikan religiusitas berdasarkan fungsi agama. Salah


saru contoh pendekatan dalam mejelaskan agama berdasarkan fungsi sebagaimana
yang dikemukakan oleh Durkheim (1915) bahwa agama adalah institusi sosial
positif yang menolong orang untuk bersama dalam masyarakat yang stabil.

Anda mungkin juga menyukai