NOTAR : 2001015
PRODI : D.III TEKNOLOGI OTOMOTIF
RESUME
EMS & Troubleshooting
BAB I - IKHTISAR
1. Definisi
Semakin berkembangnya teknologi-teknologi canggih dan teknologi elektronik yang
maju secara pesat pada komponen kendaraan memacu para pembuat mobil agar mesin
kendaraan bisa memenuhi beberapa kriteria yaitu sebagai berikut:
a. Peforma mesin meningkat, yang dimaksud adalah dapat meningkatkan tenaga dan
akselerasi pada kendaraan
b. Irit bahan bakar, yaitu dengan mengoptimalisasi penggunaan bahan bakar
c. Tingkat emisi, yang dimaksud adalah mengurangi racun gas buang
d. Nyaman-kuat dengan mengurangi noise dan getaran pada mesin
e. Handal, mengurangi kesalahan dan persyaratan A/S)
EMS mengatur secara luas agar operasional mesin bisa tetap bekerja secara optimal setiap
saat melalui pengaturan elemen mesin seperti sensor, actuator, controller, dst.
2. Tujuan Control Pada Mesin
Sistem pengaturan mesin melibatkan pengaturan bahan bakar, air intake dan juga
waktu pengapian, agar diperoleh momen dan tenaga sesuai spesifikasi. Pengaturan momen
mesin biasanya menggunakan sistem kontrol secara mekanis dan tekanan hampa, misalnya
evaporator yang menghasilkan campuran bahan bakar/udara untuk pembakaran,
pemakaian peralatan yang sudah sesuai dengan aturan international untuk memperoleh
energi pengapian yang tepat, distributor, centrifugal dan sistem oscilation vacuum.
Sistem pengontrolan secara elektroni untuk sistem injeksi bahan bakar sudah
diperkenalkan untuk menggantikan sistem konvesional karburator atau injeksi mekanis,
dan selanjutnya teknologi pengaturan secara elektronic untuk aplikasi mesin dan
keseluruhan sistem pada kendaraan berkembang dengan pesat.
Sistem kontrol secara elektronik adalah lebih baik dibandingkan dengan sistem
karburator dimana injektor tidak memerlukan ventury, sebagai gantinya adalah saluran
intake yang rancangannya tergantung dari efek semptoran di dalam intake agar dapat
menaikkan output mesin.
3. Jenis Controller
Controller melakukan perbandingan antara rencana output dengan input kemudian
melakukan koreksi dengan tujuan untuk menghasilkan sinyal kontrol yang bisa
menghilangkan atau menurunkan penyimpangan ke tingkat yang lebih kecil. Cara untuk
menghasilkan sinyal kontrol disebut dengan control action.
2. Fuel Line
Fuel line atau jalur bahan bakar fungsinya adalah mengsuplai bahan bakar dari fuel tank
ke injector terdiri dari fuel tank, fuel pump, fuel filter, fuel pressure regulator, distribution
pipe dan injector. Bahan bakar yang berlebihan akan kembali ke fuel tank melalui return
line.
Terakhir ini sudah dikenalkan ke beberapa kendaraan sistem Recently Returnless Fuel
System , yang tidak mempunyai return line untuk mengembalikan bahan bakar ke fuel tank.
Modulasi Fuel pump terletak di dalam fuel tank gunanya untuk menyalurkan bahan bakar
ke injector dengan tekanan yang tetap.
3. Ignition Line
Mesin bensin merubah energi panas yang dihasilkan dari campuran gas yang terbakar
yang dibangkitkan oleh tekanan piston menjadi energi mekanis. Mesin diesel mengandalkan
ledakan natural melalui kompresi yang dapat menyala pada temperatur dan tekanan tinggi
tertentu tanpa sumber pencetus api. Sistem pengapian terdiri dari komponen yang dapat
menghasilkan tegangan tinggi, komponen pendistribusian yang menyalurkan tegangan
tinggi tersebut ke setiap cylinder, komponen pengatur waktu pengapian yang fungsinya
mengatur waktu pengapian secara tepat, dan spark plug atau busi untuk mencetuskan api.
4. Control Line
Control line terdiri dari bermacam sensor yang dapat mendeteksi kondisi mesin pada
saat itu, kemudian merubahnya menjadi sinyal listrik untuk dikirim ke microcomputer,
input interface adalah suatu alat yang memproses sinyal masukan dari sensor-sensor
termasuk boosting, konversi A/D, penghilangan noise, pengaturan tegangan, dsb. micro-
computer adalah suatu alat yang menentukan output melalui proses hitungan dan logika
berdasarkan data masukan dan perintah yang tersimpan di dalam memori. Output interface
adalah suatu alat yang fungsinya adalah menguatkan output sinyal. Dan actuator yang
A = Air (udara)
F = Fuel (bahan bakar)
A ma
Target ratio=
F mf
CnHm+ n+ ( m4 ) O =nCO +( m2 ) H O
2 2 2
N2 adalah konsentrasi udara: 79% dan 02: 21 % berdasarkan ukuran dan N2: 76.7%
dan 02:23.3% berdasarkan berat: kernudian oxygen: rasio berat udaranya adalah:
M air 100
a= = =4.29
M oxygen 23.3
m
R=
mair
=a
( )
n+
O
4 2
mfuel CnHm
Rasio berat bensin adalah C: 86% dan H: 12%, dengan rumus molekul C7.17H14.
dalam bentuk rumus (3):
14
R=
(
4.29 7.17+
4
32) =14.65 ( ¿ 14.7 ) (O2 molecular weight : 32)
100
f. Kompensasi Output
Dengan sebagian beban, rasio udara/bahan Dakar mengandalkan rasio udara/bahan
bakar stoichiometric A/F untuk mengurangi konsumsi bahan bakar dan kadar bahan
beracun yang ada di dalam gas buang. Saat rasio udara/bahan bakar lebih tipis, maka
efisiensi pembakaran akan berkurang dikarenakan pendinginan oleh energi
penguapan bensin, luck oxygen, temperatur pembakaran dan temperatur gas buang
akan turun.
g. Fuel cut-off
Fuel cut-off bisa merupakan deceleration fuel cut-off atau overrun fuel cut-off. Pada
saat tersebut konsumsi bahan bakar dan emisi akan berkurang. Pada saat kondisi
fuel cut-off, inertial running terus berlanjut, penginjeksian bahan bakar akan terjadi
lagi segera setelah putaran mesin atau kecepatan mobil turun dibawah level yang
telah diset.
2. Ignition Control
Mesin bensin mendapatkan output dari ledakan campuran gas yang tertekan piston
dengan cetusan api dari busi. Selanjutnya tergantung dari jenis mesinnya, ada dwell time
control yang mengatur dwell time pengapian arus primary coil, dan ignition timing control
yang memutus arus primary coil, membangkitkan tegangan tinggi, dan mengatur waktu
cetusan pengapian dari busi.
c. Knock Kontrol
Proses pembakaran mesin bensin dilakukan oleh busi, dan sebaran api dari
campuran gas. Apabila dalam sebaran api tekanannya tidak normal, maka campuran
gas itu dapat terbakar sendiri. Selanjutnya gelombang tekanan yang dibangkitkan
dari pembakaran drastis akan menggetarkan gas yang ada di dalam ruang
pembakaran dan menimbulkan suara berisik pada blok mesin. Karena itulah
diperlukan suatu pengaturan untuk mencegah terjadinya knocking. Kecenderungan
mesin mengalami knocking bermacam tergantung dari bentuk ruang
pembakarannya, endapan di dalam chamber, rasio campuran, kualitas bahan bakar,
temperatur intake air dan mesin .
Tanpa knock control, waktu titik pengapian akan diset di titik lambat dari titik
momen maksimal, gunanya adalah agar bisa menghasilkan momen di putaran
rendah. Apabila batas knocking dideteksi menggunakan knock sensor ignition, maka
titiknya bisa diset lebih mendekati range efektif sehingga dapat menaikkan output
mesin. tekanan yang cukup tinggi yaitu sebesar 5- 10khz di dalam cylinder, sehingga
dapat menggetarkan knock sensor yang terletak di atas dinding bagian luar cylinder
block dengan frequency yang sama.
- By-pass Type
Jenis ini mengandalkan sinyal output microcomputer untuk mengatur jalur udara
throttle valve by-pass menggunakan rotary solenoid, step motor, linear solenoid.
4. Turbocharger
Untuk membakar bahan bakar lebih banyak lagi dan untuk menaikkan output,
diperlukan penekanan udara yang lebih tinggi dari biasanya dengan menggunakan piston.
Turbocharger menggunakan tekanan gas buang yang tinggi untuk memutar turbine
kemudian menjalankan kompresor udara untuk menekan udara kompresi melalui intake
manifold ke dalam cylinder. Boost pressure mengandalkan putaran turbine dan dikontrol
oleh bukaan waste gate, yang mengatur besarnya gas buang yang menggerakkan turbin
tersebut. Waste gate dijalankan oleh solenoid valve yang dikontrol berdasarkan program
yang ada di dalam microcomputer.
ECU mengukur intake manifold pressure menggunakan pressure sensor dan kemudian
membandingkannya dengan angka yang ada di dalam program komputer. Ketika terjadi
knock maka sistem akan memperlambat waktu pengapian pada cylinder yang mengalami
knocking.
5. Diagnosis
a. Regulasi OBD (on board diagnosis)
Mekanisme pada kendaraan berkembang dengan cepat sekali untuk merespon tuntutan
dan keinginan pelanggan. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa gas buang yang keluar dari
kendaraan merupakan penyebab timbulnya polusi udara disamping asap rokok, gas
beracun dari asap pabrik. Untuk mencegah keluarnya gas buang, dibuat bermacam alat
dan konsep elektronik yang terintegrasi. Sehingga jika ada kerusakan, akan sulit bagi
teknisi untuk melakukan troubleshooting-nya. Karena itulah beberapa agensi membuat
peraturan agar sistem emsisi yang dibuat dapat memberitahukan kepada si pengemudi
melalui penggunaan lampu peringatan apabila ada kerusakan pada sistem emsisinya,
sehingga si pengemudi bisa segera memperbaikinya dibangkel.
b. OBD-II
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa OBD dikembangkan di USA untuk
mencegah polusi udara, yang disebut dengan sistem pengukuran emisi gas buang. CVS
digunakan untuk memeriksa secara aktual berapa besar emisi gas yang keluar pada
suatu kendaraan.
Namun kesulitannya adalah perlu waktu yang lama untuk memeriksanya, karena itulah
pemerintah Federal USA dan pemerintah California meminta untuk dapat dibuat alat
yang dapat mengukur kadar emisi gas dengan lebih cepat.
c. Prosedur Diagnosa
- Prosedur Diagnosa terhadap sensor
Kebanyakan sensor digunakan untuk sistem kontrol secara elektronik yang
menghasilkan output secara proporsional untuk dipakai sebagai ukuran, dan
dibandingkan dengan kondisi kerja mesin normalnya. Maka itu jika input yang
masuk dari sensor berada diluar dari batas yang ditentukan, maka microcomputer
akan menganggap itu sebagai suatu kesalahan. Pada saat yang sama dengan
pembuatan DTC, Micro-computer menggunakan nilai dari program komputer
sebagai pengganti untuk kontrol mesinnya, agar mobil tetap jalan meskipun nilai
outputnya tidak normal.
Seperti dikatakan diatas terhadap sensor yang nilainya salah, Microcomputer akan
mengabaikan output dari sensor tersebut dan menggunakan nilai dari program
yang telah diset oleh komputer. Namun ada sensor tertentu yang tidak dapat
menggunakan nilai pengganti dikarenakan mekanisme targetnya, dan oleh karena
itulah mesin akan mati bila sensor tersebut mengalami kesalahan. Misalnya adalah
engine speed sensor.
- Microcomputer Troubleshooting
Apabila microcomputer mengalami kegagalan, program kontrol tidak bekerja secara
normal dan mesin akan mengalami malfungsi. Jika kunci dari sistem kontrol mesin
ini yaitu microcomputer mengalami malfungsi pada saat mobil melaju, maka akan
dapat membahayakan si pengemudi. Setiap kali mesin dihidupkan, Microcomputer
akan menghitung kode check-sum di dalam flash memory yang berisi kode program
dan kemudian membandingkannya dengan check-sum aslinya.
Apabila microcomputer mendeteksi adanya sinyal yang tidak normal pada alur
program selama mesin bekerja, sistem operasi yang dipasang di dalam
microcomputer akan melakukan re-boot ulang.
- Actuator Diagnosis
Dengan menggunakan informasi yang beragam dari berbagai sensor,
Microcomputer menghitung tingkat pengaturan secara tepat dan menjalankan
actuators untuk injector, ISA, purge valve, dstc, untuk menjalankan mesin.
Karena itulah sirkuit penggerak actuator berisi siskuit yang dapat mendeteksi
adanya kerusakan sirkuit, kerusakan wiring di dalam drive circuit, electrical short
circuit dan circuit terputus karena kerusakan actuator, begitu juga pada circuit
untuk menggerakkan actuator.
Misalnya jika sirkuit penggerak #2 cylinder injector rusak atau sirkuti putus pada
#2 cylinder injector, sehingga bahan bakar tidak bisa disemprotkan, error detecting
circuit akan mengirimkan temuan kerusakan sirkuit di #2 cylinder injector ke
Micro-computer, kemudian menyimpan kode kerusakannya ke dalam memori.
BAB V – KOMPONEN SYSTEM
1. Engine Control Module
a. Fungsi
Sistem kontrol secara elektronik yang diterapkan pada kendaraan adalah dirancang
untuk memberikan suatu kontrol untuk berbagai kepentingan yang lebih efektif
dibandingkan dengan sistem kontrol secara mekanis. Sensor merubah elemen input ke
dalam sinyal elektrik kemudian ECU memutuskan dan memproses sinyal tersebut.
Sebenarnya sensor dan actuator lah yang berperan melakukan proses terhadap sinyal
karena itulah merupakan elemen penting yang sangat memempengaruhi performa ECU
dalam merubah input yang di dalam dari sensors ke sinyal elektrik untuk proses
perhitungan, dan kemudian menggunakan hasil hitungannya untuk menjalankan
actuator.
b. Konfigurasi
- Komponen Power Supply
Voltage regulator, memberikan arus tegangan secara stabil sebesar 5V yang
diperlukan untuk menjalankan Microcomputer dari tegangan normal battery
(12-14V)
Battery back-up, memberikan tenaga cadangan ke RAM (random access
memory) untuk menyimpan bermacam nilai pembelajaran dan kode kerusakan
yang dihasilkan selama mobil berjalan setelah kunci kontak dimatikan. RAM
adalah sejenis memori volatile diamana seluruh data yang tersimpan akan
terhapus bila power-off.
Reset circuit and Watchdog timer part, alat ini akan langsung me-reset ulang
CPU ke kondisi kerja normal apabila terjadi kesalahan
- Input Circuit
Analogue input processing. Sinyal input analog tidak dapat diproses oleh
Microcomputer karena itu diperlukan analogue/digital converter untuk
merubah ke sinyal digital. Misalnya bila mobil mempunyai 10 bit 32 channel
A/D converter, converter dapat merubah 32 sinyal analog ke sinyal digital, dan
mengekpresikan sinyal analog sebagai sinyal digital 210=1024.
Digital input processing: Microcomputer mempunyai circuit untuk memperoses
sinyal input dari switch on/off untuk menghasilkan sinyal digital high/low.
- Micro-computer
Microcomputer menerima bermacam sinyal sensor kemudian memproses sinyal
tersebut dengan menggunakan program dan data yang telah disimpan, kemudian
mengirimkan hasilnya ke output circuit. Seperti tampak pada Fig.I-40 Micro-
computer terdiri dari CPU yang membaca perintah dan data yang diproses, memory
yang menyimpan program dan data, dan I/O . Disekitar CPU, memory dan I/O
dihubungkan melalui jalur transmisi sinyal yang disebut dengan 'bus'. «Bus»
digolongkan dalam tiga jenis : data bus untuk mengirim dan menerima data;
address bus untuk memory dan alamat I/O; dan control bus untuk mengatur sistem
kerja. 5-2 terdiri dari ALU yang melakukan perhitungan aritmatika dan data logika,
mendaftarkan data sementara yang disimpan di dalam memori atau data yang
diletakkan di dalam CPU, dan control part yang mengatur sistem secara
keseluruhan, termasuk pengiriman sinyal diantara alat-alat berdasarkan perintah
programnya.
Memory gunanya adalah untuk menyimpan program dan data, umumnya terdiri
dari ROM dan RAM . ROM hanya membaca data yang disimpan di dalam memory,
dan tidak dapat diisi dengan data baru . ROM umumnya dipakai untuk menyimpan
program yang diperlukan untuk kontrol mesin. EEPROM sejenis dengan EPROM,
namun data bisa dihapus secara elektrik dengan menggunakan tegangan instan.
Dibandingkan dengan yang menggunakan sinar ultraviolet cara ini lebih cepat untuk
menghapus data ROM. Namun demikian EPROM lebih mahal dan sedikit rentang.
Flash memory mempunyai keuntungan untuk ROM dan RAM . Flash memory dapat
membaca dan menulis data tanpa kehilangan data ketika powernya diputus. Flash
memory adalah tipe EPROM khusus yang menggunakan pulsa elektrikal untuk
menghapus seluruh data dalam sekejap.
- Output Circuit
Output circuit terdiri dari komponen penggerak injector, ignition, ISA , control
relays dan komponen solenoid control. Ignition system is an electrical system to
generate spark in compressed mixture gas within cylinders using spark plugs, and
relies on mutual induction between ignition first and second coil. The system
consists of ignition coil that boosts low voltage from battery to high voltage, and
spark plugs that generates ignition spark. ECU controls dwell time and powering
point of time of ignition first coil, and boost driving current using power transistor
in order to provide sufficient current at first coil.
BAB VI – TROUBLESHOOTING
1. Troubleshooting melalui elemen I/O
Kelengkapan diagnostik ECM adalah merupakan salah satu ukuran yang paling jitu yang
dapat memberikan data kondisi kerusakan kendaraan secara langsung ke pengemudi dan
teknisi . seluruh data kerusakan disimpan di dalam ECU-RAM. Data kesalahan yang
tersimpan dapat dihapus melalui perintah dari GST atau dengan melepas buttery back-up .
Jika kesalahan tersebut dideteksi kembali, maka data tersebut disimpan dalam bentuk
«sporadic/present». Kesalahan yang diset sebagai «not present» akan dihapus dari memory
setelah set driving cycle . Untuk item kesalahan yang berdampak luas pada kerja mesin dan
emisi, ECU akan menghidupkan lamu peringatan check engine lamp atau MIL untuk
memperingatkannya kepada si pengemudi.
- Penentuan Kesalahan
Rata-rata udara berada dibawah batas, maka set angkanya dengan bukaan throttle
diatas certain level .
- Penentuan Kesalahan
Acuan berada diluar batas dengan putaran mesin yang telah ditentukan.
e. CMP Sensor
- Fungsi
Sinyal TDC sensor dan sinyal crank position sensor dibandingkan untuk mengukur
kompresi titik mati tengah atas pada masing-masing cylinder. Pada saat kunci
kontak ON, maka sensor ini akan mendeteksi posisi cam. Terdiri dari satu elemen
hall yang menghasilkan output sinyal digital.
- Penentuan Kesalahan
Tidak ada sinyal output setelah 100 putaran camshaft.
Input pada CMP signal 2 dua kali atau lebih dalam satu siklus mesin.
- Penentuan kesalahan
Jika tingkat bukaan throttle diluar batas atas dan bawah (misalnya short circuit ke
battery atau ke ground)
g. Knock Sensor
- Fungsi
Knock sensor menggunakan piezo-ceramic yang dipasang pada bagian tengah
cylinder block masing-masing bank #1/#2, untuk mendeteksi getaran mesin
(Knocking setiap cylinder). Piezo- ceramic output (v) = Q/C = 2dF/C (d = Piezo
constant dari piezo ceramic, C=static capacity) . MTB mesin (minimum pemajuan
pengapian untuk momen terbaik) letaknya setelah dan sebelum titik batas
knocking. ECU mengatur waktu pengapian untuk memberikan kerja mesin secara
optimal sebelum batas knocking.
- Penentuan Kesalahan
Temuan listrik pada sirkuit terkait ketukan di dalam ECU
Nilai terintegrasi pada titik awal pengukuran berada di luar rentang yang
ditetapkan.
Jika tingkat kebisingan di dalam sirkuit di atas nilai yang ditetapkan.
Keluaran sensor ketukan kurang dari nilai yang ditetapkan.
l. Main Relay
- Fungsi
Ketika kunci kontak diputar ke "ON", pump relay akan "ON" untuk menjalankan fuel
pump pada jika pada saat tersebut didak ada engine cranking (mesin berputar)
setelah pump relay dihidupkan "on", relay ini akan tetap "on" selama kurang lebih 4
detik kemudian kembali mati (off). Jika mesin diputar dalam jangka waktu 4 detik
setelah relay dihidupkan (on), pump relay akan bekerja kembali dan tetap “on”
sampai kembali "off".
n. Ignition Coil
- Fungsi
Bekerja dengan urutan (#1/#4), (#2, #5), (#3, #6), dan dikontrol oleh TR yang ada
di dalam ECU. Dwell time bervariasi tergantung dari nilai tegangan battery , dan
putaran mesin.
o. Cooling Fan Relay
- Fungsi
ECU membandingkan kecepatan kendaraan, beban A/C, dan nilai sinyal input
coolant temp. untuk mengatur kecepatan cooling fan (low/medium/high).
c. Power ground
Memberikan untuk bermacam ground actuator pada ECU ke blok mesin. Kemungkinan
bisa memperngaruhi seluruh pola gelombang, operasional, dan sinyal referensi pada
ECU, oleh karena itulah ukuran kabel yang digunakan harus cukup memadai. Bila
kontaknya lemah, dapat menyebabkan deteksi yang menyimpang.
d. Logic ground
Memberikan ground untuk sirkuit logic di dalam ECU (microprocessor dan IC), dan
dihubungkan ke engine block sama seperti umumnya power ground. Bila kontaknya
lemah, dapat menyebabkan deteksi yang menyimpang.
e. Fuel injection
ECU menghitung jumlah bahan bakar (lamanya periode bukaan) dan waktu
penginjeksian berdasarkan kondisi mesin dan injeksi bahan bakar yang diperlukan
untuk setiap cylinder (namun demikian ECU menentukan lamanya bukaan berdasarkan
temperatur coolant temp. dan melakukan injeksi sekaligus pada saat mesin
dihidupkan). Untuk pemeriksaan, tahanan harus 13-17Ω.
f. Engine rpm signal output
Mengirimkan putaran mesin yang dihitung oleh CKP sensor, ke cluster.
i. Back-up power
Dihubungkan langsung ke battery untuk menyimpan nilai pembelajaran, DTS, dst pada
ECU. Jika power diputus dan dihubungkan kembali, maka nilai pembelajaran dan DTS
yang tersimpan akan dihapus.
j. Ignition S/W
Menentukan power input dan key on/off.
n. TPS ground
Sensornya tidak di-grounded di luar (di dalam ECU yang dihubungkan ke ground
lainnya. Tujuan dari penempatan ground secara terpisah adalah untuk menghindari
titik aliran arus tinggi (menyebabkan noise))
o. HO2S Ground D
Sensor ini tidak di-grounded di luar (di dalam ECU yang dihubungkan ke ground
lainnya. Tujuan dari penempatan ground secara terpisah adalah untuk menghindari
titik aliran arus tinggi (menyebabkan noise))
s. MIL control
Akan menyala jika ada kerusakan pada engine sensors atau actuators (hubungkan hi-
scan dan lihatlah hasilnya)
v. HO2S signal
Untuk menentukan konsentrasi oxygen di dalam gas buangnya, dan mengirimkan
umpan balik hasilnya ke ECU, yang digunakan untuk mengatur jumlah bahan bakar
berdasarkan stoichiometric air/fuel ratio. Ini adalah sensor zirconium yang mempunyai
range sekitar 100mV- 900mV.
w. MAP sensor
MAP sensor secara tidak langsung mendeteksi jumlah intake air berdasarkan tekanan
yang ada di dalam surge tank, dan digunakan untuk menentukan jumlah dasar injeksi
dan waktu pengapian berdasarkan beban mesin (bila kerjanya tidak normal, mesin
dapat mati. Pada cranking berikutnya, ECU akan menerapkan nilai dasar TPS untuk
menghidupkan mesin. Selanjutnya mesin bisa menunjukkan gejala malfungsi dan
akselerasi berkurang pada saat melaju)
z. IAT sensor
Jenisnya adalah NTC thermistor fungsinya adalah untuk memeriksa temperatur intake
air temp. untuk konpensasi jumlah injeksi bahan bakar.
ee. VSS
Jenisnya adalah lead switch dan letaknya ada di dalam speedometer. Pada sat magnet
speedometer berputar melalui kabel yang dihubungkan ke output transmisi, lead switch
akan menghidupkan dan mematikan switch. ECU akan menggunakan sinyal ini untuk
menentukan dan menghitung kondisi kendraan apakah dalam keadaan melaju, berhenti
dan berapa besar kecepatan kendaraan, kemudian mengunakan hasil hitungan tersebut
untuk status dan kondisi terkait.
ii. K-line
Dihubungkan dengan diagnostic connector, dan digunakan diantara ECU dan scanner
untuk komunikasi data. (diagnostic code, sensor value, dst)