PERSPEKTIF ISLAM
SKRIPSI
Oleh
SITI ISMIYATI
NIM: 111-12-025
i
ii
iii
iv
v
MOTTO
Artinya: “Tuntutlah ilmu mulai sejak buaian hingga ke liang lahat” (H.R. Ibn. Abd. Bar).
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi rabbil’alamin, dengan izin Allah SWT skripsi ini telah selesai.
serta memberikan bantuan dalam segala hal dan terima kasih atas doa
kalian semua.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
ini, walaupun masih jauh dari kata sempurna. Sholawat serta salam tak
sebagai suri tauladan, panutan kita semua sehingga kita dapat mencapai
akademik.
viii
ix
ABSTRAK
Ismiyati, Siti. 2016. Pendidikan Sepanjang Hayat dalam Perspektif Islam. Skripsi.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mufiq, S. Ag., M.Phil.
x
DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................................................. i
LOGO .................................................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................. v
MOTTO .............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
ABSTRAK ........................................................................................................... x
DAFTAR ISI....................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
E. Definisi Operasional ............................................................................ 8
F. Metode Penelitian .............................................................................. 11
G. Sistematika Penulisan ........................................................................ 14
xi
4. Strategi Pendidikan Seumur Hidup ............................................... 56
B. Pendidikan Sepanjang Hayat dalam Perspektif Islam ......................... 60
1. Pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat dalam Perspektif Islam .. 61
2. Landasan Pendidikan Sepanjang Hayat dalam Perspektif Islam .... 65
3. Tahap-tahap Pendidikan Sepanjang Hayat dalam
Perspektif Islam ........................................................................... 74
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
ummi.
2003, pendidikan adalah segala daya upaya dan semua usaha untuk
1
kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Dengan kata lain,
kepribadian manusia yang matang dan wibawa secara lahir dan batin,
fungsi dan peran yang besar dalam segi kehidupan manusia, terlebih lagi
yang lain pada umumnya, apa lagi yang hanya menitik beratkan pada
Sebab, hanya dengan pendidikanlah manusia itu dapat menemukan jati diri
2
harus diketahui, seperti faktor pendidik, peserta didik, metode dan alat,
3
Jadi pendidikan menurut Islam ialah suatu proses terus menerus
untuk merubah, melatih, dan mendidik akal jasmani, dan rohani manusia
Artinya: “Menuntut ilmu adalah kewajiban atas setiap orang Islam, laki-
laki atau perempuan” (H.R Ibnu Majah, no. 224) (dalam kitab
Sunan Ibnu Majah: 220).
laki maupun perempuan. Ini merupakan suatu perintah dari ajaran Islam
bagi setiap muslim untuk selalu menuntut ilmu karena menjadi suatu
kewajiban.
Artinya: “Tuntutlah ilmu mulai sejak buaian hingga ke liang lahat” (H.R
Ibn. Abd. Bar) (Jami’ Bayan al-ilmi wa Fadhlihi: 25).
4
Hadits di atas sejalan dengan konsep pendidikan sepanjang hayat
lama ada dalam ajaran Islam yang sesuai dengan hadits di atas. Aktivitas
kaum muslimin.
32).
dari sejak lahir sampai ke liang lahat. Ada yang menyatakan pendidikan
hayat bisa dilakukan oleh orang tua kepada anak dari sejak dalam
dari pendidikan formal saja tetapi juga dari pendidikan keluarga dan non
5
Oleh karena itu pendidikan sangat penting bagi manusia, dan setiap
akhirat.
B. Rumusan Masalah
Islam?
C. Tujuan Penelitian
perspektif Islam.
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
khususnya.
perspektif Islam.
2. Manfaat praktis
sepanjang hayat.
kehidupan.
7
E. Definisi Operasional
1. Pendidikan
8
mengasuh, merawat, memperbaiki, dan mengatur kehidupan peserta
2011: 3).
2. Sepanjang hayat
9
dengan tujuan dan ide khusus (Cropley, 2000: 54). Gagasan dasar
tidak dilembagakan.
4. Perspektif Islam
10
Jadi perspektif Islam adalah sudut pandang menurut agama
dan Ijtihad.
F. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
2. Sumber data
baik buku, jurnal, majalah, koran ataupun karya tulis lainnya yang
konsep pendidikan luar sekolah, mendidik anak yang kaffah, dan lain-
lain.
11
3. Teknik pengumpulan data
penelitian.
a. Deduktif
dalam suatu kelas atau jenis, berlaku juga untuk semua peristiwa
12
pendidikan yang diperoleh anak-anak sejak kecil, pendidikan di
b. Induktif
apa saja yang harus diperoleh manusia dari lahir sampai ke liang
c. Holistik
13
d. Heuristik
e. Hermeneutik
jalan pikiran pengarang atau sesuatu yang disebut dalam teks (Zed,
2004: 86).
sepanjang hayat.
G. Sistematika Penulisan
dapat memberi gambaran yang lebih jelas tentang keseluruhan isi dari
berikut:
14
BAB I berisi tentang pendahuluan yang memuat: latar belakang
pendidikan sepanjang hayat (long life education) secara umum dan dalam
perspektif Islam.
saran-saran.
15
BAB II
PENDIDIKAN ISLAM
ada juga yang melihat dari keberadaan dan hakekat kehidupan manusia di
dunia ini, ada pula yang melihat dari segi proses kegiatan yang dilakukan
1. Zakiah Daradjat
a. Pengertian Bahasa
16
“rabba”. Kata “pengajaran” dalam bahasa Arabnya adalah “ta’lim”
berikut:
17
Kata lain yang mengandung arti pendidikan adalah َ اَ ّد
ب .
“tarbiyah”. Dari segi bahasa, perbedaan arti dari kedua kata itu
Firmannya lagi:
18
terkandung kata pembinaan, pimpinan, pemeliharaan dan
b. Pengertian Istilah
sikap dan tingkah laku sesuai dengan petunjuk ajaran Islam. Untuk
itu perlu adanya usaha, kegiatan, cara, alat dan lingkungan hidup
19
dapat dikatkan bahwa pendidikan Islam itu adalah pembentukan
tetapi juga praktis. Ajaran Islam tidak memisahkan antara iman dan
yang tepat dan bukan pula istilah yang benar untuk mendefinisikan
dan segala yang terlibat dalam proses pendidikan (Al-Attas, 1994: 35).
20
Menurut pendapatnya, istilah tarbiyah yang diambil dari kata
21
rahmah atau ampunan. Dengan demikian, pengertian utama “ar-rabb”
yang berarti disiplin tubuh, jiwa dan roh. Disiplin yang menegaskan
1994: 60).
22
Bahwa tarbiyah dalam pengertian aslinya dan dalam penerapan
dan pemahamannya oleh orang Islam pada masa-masa yang lebih dini
1994: 74-75).
3. Ahmad D. Marimba
23
Dalam pendidikan terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
1989: 19).
arti luas.
jenis yang sempit. Ini bukan berarti bahwa setelah proses kedewasaan
24
sebagai pertolongan terhadap anak, pendidikan (dari orang lain) telah
sendiri. Jadi pendidikan umum telah merasa puas jika anak-anak didik
arti luas. Bukan berarti bahwa pendidikan Islam adalah lanjutan dari
25
Jadi Ahmad D. Marimba mengartikan pendidikan Islam
nilai Islam. Nilai-nilai ini akan muncul dalam setiap saat, sewaktu
secara sadar pula. Dalam arti dengan suatu niat, dengan cara-cara
sebagaimana ia katakan:
26
kepada kaum muslimin, Rasulullah Saw. tidak terbatas pada membuat
merujuk pada surat Al-Baqarah: 151 untuk ta’lim, dan surat Asy-
27
Ayat tersebut di atas menunjukkan, bahwa di dalam ta’lim
afektif, sudah tentu untuk mencapai tidak mungkin hanya begitu saja,
5. Syahminan Zaini
28
manusia, ajaran Islam, serta kehidupan manusia yang makmur dan
ajaran Islam.
politik, cinta bangsa dan tanah air, ingin dihargai, dihormati, dan lain
29
kreasi serta potensi manusia. Dilaksanakan melalui pengajaran,
nilai ajaran Islam (Ahid, 2010: 19). Dan pendidikan Islam dapat
bangunan itu. Pada suatu pohon dasar itu akarnya. Fungsinya sama dengan
baik dan kuat. Oleh karena itu pendidikan Islam sebagai usaha membentuk
1992: 19).
30
Dalam menetapkan sumber atau dasar pendidikan, para pemikir
pendidikan Islam ada dua macam, yaitu; pertama, sumber Ilahi, yang
meliputi Al-Qur’an, Hadits, dan alam semesta sebagai ayat kauniyah yang
manusia dari fenomena yang muncul dan dari kajian lebih lanjut terhadap
nilai yang dijadikan acuan dalam pendidikan Islam ada tiga, yaitu Al-
Qur’an dan hadits, serta ijtihad para ilmuan muslim yang berupaya
berikut:
1. Al-Qur’an
31
Ajaran-ajaran yang berkenaan dengan iman tidak banyak
adalah:
Allah.
Allah.
corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia, baik pribadi maupun
masyarakat.
32
Lukman ayat 12 sampai dengan 19. Cerita ini memuat prinsip materi
pendidikan yang terdiri dari masalah iman, akhlak ibadat, sosial, dan
nilai suatu kegiatan dan amal saleh. Itu berati bahwa kegiatan
2. As-Sunnah
33
dengan munggunakan rumah Al-Arqam ibn Abi Al-Arqam, kedua
20).
20).
3. Ijtihad
Sunnah. Ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi seluruh aspek
34
ialah segala sesuatu yang diperlukan dalam kehidupan, yang
tidak saja di bidang materi atau isi, malainkan juga di bidang sistem
dan Sunnah yang diolah oleh akal yang sehat dari para ahli pendidikan
22).
ijtihad yang dituntut oleh perubahan situasi dan kondisi sosial yang
35
Jadi dapat disimpulkan bahwa dasar atau pundamen
pendidikan Islam secara umum ada tiga yaitu bersumber dari Al-
1. Tujuan umum
ini berbeda pada setiap tingkat umur, kecerdasan, situasi, dan kondisi,
dengan kerangka yang sama. Bentuk insan kamil dengan pola takwa
walaupun dalam ukuran kecil dan mutu yang rendah, sesuai dengan
Allah SWT.
36
Tujuan umum pendidikan Islam harus dikaitkan dengan
1992: 30).
manusia atau insan kamil yang bertakwa, mengabdi atau berserah diri
2. Tujuan Akhir
pendidikan yang telah dicapai. Orang yang sudah takwa dalam bentuk
37
(Daradjat, 1992: 31). Tujuan akhir pendidikan Islam dapat dipahami
muslim yang merupakan ujung dari takwa sebagai akhir dari proses
31). Jadi tujuan akhir pendidikan Islam adalah insan kamil yang
3. Tujuan Sementara
38
Pada tujuan sementara bentuk insan kamil dengan pola takwa
4. Tujuan Operasional
39
merupakan tujuan pengajaran yang direncanakan dalam unit-unit
lahiriyah, seperti bacaan dan kaifiyat salat, akhlak dan tingkah laku.
Pada masa permulaan yang penting adalah anak didik mampu dan
dalam ukuran anak, yang menuju kepada bentuk insan kamil yang
40
BAB III
A. Pengertian Umum
seumur hidup atau dalam bahasa Inggris disebut “long life education”.
hampir sama, bunyi dan artinya seperti: life long learning, continuring
sebagai berikut:
41
a. Menurut Stephens: “....pokok dalam pendidikan seumur hidup
sebagainya.
aspek:
42
2) Proses pendidikan yang dilangsungkan berguna untuk
belajar juga terjadi seumur hidup, walaupun dengan cara yang berbeda
dan melalui proses yang tidak sama. Menurut Stephens (1967) belajar
dan mengajar adalah peristiwa wajar yang terjadi pada manusia secara
didukung dan dibantu dari buaian sampai dewasa. Dan pokok dalam
43
sepanjang hidup. Pendidikan seumur hidup berkenaan dengan prinsip
dengan tujuan dan ide khusus (Cropley, 2000: 54). Gagasan dasar
23).
44
a. Alasan perlunya pendidikan seumur hidup adalah:
masyarakat, dikarenakan:
sepanjang hidupnya.
45
a) Penghematan dan optimalisasi dalam penggunaan
meluas.
46
bahwa pendidikan yang dialami seseorang merupakan “in
timbullah konsepsi:
sulit.
pendidikan asing.
pengetahuan.
47
d) Revolusi ilmu dan teknologi mengubah nasib manusia.
dewasa.
hidup.
5) Instumen-instrumen perubahan
48
memenuhi kebutuhan hidup. Instrumen-instrumen tersebut
meliputi:
keterampilan.
c) Pendidikan teknologi
49
6) Kerja sama Internasional
12).
pada dunia sekolah, sejak saat itu mulai diragukan, orang selalu
50
orang dan diketuai oleh Edgar Fause dan mempunyai tugas: “
wakil dari World Bank (R. Mac. Namara), the foundation (Mo,
51
3) Oleh karena itu negara-negara khusus yang berkembang
formal.
52
3) Pendidikan non formal, ialah pendidikan yang teratur dengan
pendidikan yaitu:
pendidikan formal.
1999: 16).
53
3. Makna Pendidikan Seumur Hidup
bahwa bila seseorang telah keluar dari sekolah berarti ia telah selesai
1999: 20).
54
mengharuskan masyarakat belajar terus-menerus agar tidak
seumur hidup sangat tepat diterapkan dewasa ini baik di negara maju
55
pendidikan, besarnya angka drop out khususnya pada tingkat sekolah
26).
rentangan usia, dari usia yang paling muda sampai paling tua.
56
dikelola walaupun tanpa organisasi sekolah dan kegiatan ini
seumur hidup.
57
b. Arah pendidikan seumur hidup
58
tertanam kunci belajar, motivasi belajar dan kepribadian
1999: 37-38).
59
Jadi di Indonesia juga sudah mencanangkan pendidikan
seumur hidup (life long education) atau belajar seumur hidup (life long
Muhammad Saw. :
Artinya: “Tuntutlah ilmu mulai sejak buaian hingga ke liang lahat” (H.R
Ibn. Abd. Bar) (Jami’ Bayan al-ilmi wa Fadhlihi: 25).
sebuah atsar (ucapan) sahabat Nabi. Namun, hadits tersebut masih bisa
60
1. Pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat dalam Perspektif Islam
membagi istilah pendidikan ada dua arti yaitu pendidikan dalam arti
akhir hidupnya (Marimba, 1989: 31) seperti sabda Nabi Saw di atas.
61
Abdul Fattah Jalal menyebut pendidikan Islam dengan istilah
“ta’lim” karena istilah ta’lim lebih luas jangkauannya dan lebih umum
sifatnya dari pada istilah tarbiyah yang khusus berlaku pada anak
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan Dia memberi
kalian pendengaran, penglihatan dan hati, agar kalian
bersyukur (Q.S An-Nahl: 78).
penglihatan dan hati yang Dia ciptakan untuk manusia. Pada masa
kecil anak, kedua orang tuanya yang bertanggung jawab untuk menata
kegiatan ta’lim dalam arti yang luas. Proses ta’lim ini hendaknya terus
62
berlangsung hingga dewasa. Banyak hadits yang menganjurkan untuk
َ ُتَفَقَّهُوْ ا قَ ْب َل اَ ْن ت
)س َّو ُدوْ ا (رواه البخرى
dijadikan pemimpin” pun, para sahabat Nabi Saw. terus belajar pada
dituntut menuntut ilmu hingga usia tua renta, saat ia tidak mampu lagi
orang. Ilmu dalam arti luas wajib dipelajari, diajarkan, diamalkan dan
1988: 36). Ilmu inilah yang menggugah rasa takut dan taqwa kepada
63
segala yang membuahkan kebaikan bagi umat manusia di dunia dan di
akhirat (Jalal, 1988: 37). Jadi menurut Abdul Fattah Jalal pendidikan
Islam disebut dengan istilah ta’lim yang merupakan suatu proses yang
dewasa atau sampai usia tua renta. Dan bertujuan untuk menggugah
64
Umat Islam, untuk mempertahankan kemuliaannya,
perspektif Islam
65
a. Pentingnya menuntut ilmu terutama ilmu agama, Q.S. At-Taubah:
122
66
Islam, agar dapat disebarluaskan dan dipahami oleh semua
dalam bidang ilmu agama. Akan tetapi agama adalah suatu sistem
67
b. Q.S. Thaha: 114
bacaan Jibril a.s. kalimat demi kalimat, sebelum Jibril a.s. selesai
manusia. Dialah yang mengutus para Nabi dan para Rasul dan
keperluan dan kebutuhan pada waktu itu (Depag RI, 2009: 200).
68
Kemudian Allah menyuruh Nabi Muhammad Saw. agar berdoa
69
c. Al-Ankabut: 43
70
d. Hadits-hadits yang mendasari adanya pendidikan sepanjang hayat
antara lain:
karena itu, ia masih bisa diberi arti lain sehingga dapat ditafsirkan
71
Arti yang dimaksud untuk al-mahd adalah rahim ibu.
Rahim ibu adalah al-mahd, ayunan atau buaian pertama bagi bayi
didalamnya. Tidak ada ayunan lain di dunia mana pun yang lebih
72
realitas sosial. Setelah selesai penguburan, terlihat banyak para
dan apa saja jawabanya. Itu realitas sosial terlihat, tetapi para
hayat yaitu:
َوقَ ْد تَ َعلَّ َم. تَفَقَّهُوْ ا قَب َْل أَ ْن تُ َس َّو ُدوْ ا:ُض َي هللاُ َع ْنه َ ََوق
ِ ال ُع َم َر َر
َسه ََّل هللاُ لَهُ طَ ِريقًا إِلَى ْال َجنَّ ِة,َم ْن َسلَكَ طَ ِريقًا يَ ْلتَ ِمسُ ِفي ِه ِع ْل ًما
ب ْال ِع ْل ِم فَه َُو فِى َسبِي ِْل هللاِ َحتَّى يَرْ ِج َع (رواه
ِ ََم ْن َخ َر َج فِى طَل
)الترمذى
“Barangsiapa keluar dengan tujuan menuntut ilmu, maka
ia berada di jalan Allah sampai ia kembali” (H.R. Turmudzi)
(Nawawi, Terjemahan Riyadhus Shalihin, 1999: 318)
73
Hadits di atas menjelaskan bagi orang yang menuntut ilmu
74
minggu itu sudah memiliki kemampuan merasakan stimulus yang
75
memberi indikasi bahwa ruh-ruh itu mengerti dan dapat
dalam bentuk ber-Tuhan kepada Allah itu jika mereka tidak hidup
2002: 24-25).
yang sehat dan juga halalan thayyiban untuk sang janin. Sebagai
76
dalam diri anak. Kecenderungan ini harus benar-benar dijaga agar
bersabda:
77
Setelah itu, setiap kali orang tua merawat bayi, misalnya
dini dibagi menjadi dua yaitu masa bayi berumur 0-2 tahun dan
Saw bersabda:
78
“Setiap yang lahir dilahirkan menurut fitrah. Ibu dan
bapaknyalah yang menyahudikannya, menasranikannya, atau
memajusikannya (H.R. Bukhari no. 1385, Muslim no. 2658)
(Naisabury, Shahih Muslim: 358).
79
akidah atau tauhid, berakhlak, perintah mengerjakan sholat,
sendiri-sendiri.
80
yang menuntut ilmu, pelajar, atau mahasiswa. Perbedaan antara
atas.
َص ِب ِّي ِبالص َََّل ِة إِ َذا َبللَ َغ َس ْب َع ِس ِن ْينَ َوإِ َذا َبلَ َغ َع َش َر ِس ِن ْين
َّ ُمرُّ واال
81
82
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari
perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa
yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu
termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah) (Q.S
Luqman: 17).
]ماجه
83
pembentukan watak dan penanaman pendidikan agama (Uhbiyati,
2009: 95).
Pada masa ini orangtua harus jeli dan teliti, orang tua
Artinya: Itu adalah umat yang telah lalu; baginya apa yang
diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan;
dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab
tentang apa yang telah mereka kerjakan (Q.S Al-
Baqarah: 141).
84
85
pengalaman kehidupan. Pada masa ini, dengan menuntut ilmu
terutama agama.
86
g. Tahap Pendidikan pada Lansia
seseorang tetap dituntut menuntut ilmu hingga usia tua renta, saat
87
ia tidak mampu lagi meneruskan belajar (Jalal, 1988: 33). Allah
SWT berfirman:
88
BAB IV
IMPLIKASINYA
ilmu serta manfaat atau keutamaan dari menuntut ilmu yang telah
dijelaskan dalam bab sebelumnya. Salah satu ayat tersebut adalah Q.S. At-
Artinya: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara
mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya”.
perintah kepada umat manusia untuk menuntut ilmu, terutama ilmu agama.
89
Dan dalam Q.S Thaha ayat 114, Allah memerintahkan ummat manusia
bahwa dalam menuntut ilmu berlaku prinsip tak mengenal batas, dimensi
ruang dan waktu. Artinya di manapun dan kapanpun (tak mengenal batas
ْ ُا
طلُبُوا ْال ِع ْل َم َولَوْ بِا لصِّ ي ِْن
Dan prinsip bahwa belajar tak mengenal batas dimensi waktu atau
seumur hidup:
Artinya: “Tuntutlah ilmu mulai sejak buaian hingga ke liang lahat” (H.R
Ibn. Abd. Bar) (Jami’ Bayan al-ilmi wa Fadhlihi: 25).
90
Dan salah satu keutamaan manusia yang berilmu yaitu diangkat
.......
dicanangkan oleh Nabi SAW ratusan tahun yang silam. Sejak 15 abad lalu
education) atau belajar seumur hidup (life long learning) (Nawawi, 1993:
Saw. yang telah disebutkan di atas dan sudah di bahas dalam bab III.
Para pakar pendidikan dewasa ini tampaknya telah sampai pada kata
91
sepakat tentang konsep pendidikan, yaitu pendidikan seumur hidup (long
dengan cara dan proses yang berbeda. Jika belajar tidak dilakukan seumur
yang dimilikinya berhenti. Jika demikian yang terjadi maka martabat dan
tanpa disadari, manusia selalu belajar dari segala hal atau peristiwa yang
anak masih dalam kandungan sampai meninggal dunia (Roqib, 2009: 63).
setiap muslim untuk memenuhi ajaran agamanya. Oleh karena belajar juga
barang tentu akan lebih tinggi dan bersemangat karena ada harapan pahala
hingga dia berpulang ke hadapan Tuhan. Sebab, ilmu akan tetap berproses
dan merupakan amal baik yang tidak terputus walaupun seseorang sudah
92
Pendidikan sepanjang hayat (long life education) mempunyai
dan sudah dibahas dalam bab III, yang dimulai sejak kandungan sampai
lansia. Serta pendidikan dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, dan
atau setiap waktu dan dengan siapa saja yaitu semua orang atau
lingkungan yang ada di sekitar kita seperti dari lingkungan keluarga dan
masyarakat.
93
menjadi tanggung jawab orang tua (Jumali dkk, 2008: 49).
94
jawab sendiri atas sikap dan perilakunya terutama kepada Allah
SWT.
1993: 185-186).
95
tersirat di dalam hati dan diwujudkan berupa perbuatan amal dan
kebajikan.
1993: 194).
96
kata lain sekolah atau sejenisnya merupakan lembaga pendidikan
97
berusaha sendiri atau membuka lapangan kerja baru (Nawawi,
1993: 195).
1993: 199).
98
umum maupun khusus di bidang keagamaan. Kegiatan yang
teknologi yang tidak cukup diterimanya dari jalur sekolah, dan untuk
membaca ayat suci Al-Qur’an, kursus bahasa Arab, madrasah sore hari
99
pengetahuan, sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan
Kehidupan Sehari-hari
100
dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan di dunia, seperti ilmu
memerlukan ilmu terutama ilmu tentang agama. Dalam Islam pun juga
manusia.
Pendidikan yang diperoleh dapat dilakukan dimana saja, kapan saja atau
1. Pendidikan Keluarga
101
Keluarga secara normatif termasuk ke dalam lembaga
sebagai pendidik. Hubungan interaksi anak dan orang tua inilah proses
luar. Oleh karena itu bayi sejak dalam kandungan sudah dapat dididik
berada dalam kandungan berupa nafkah yang halal atau nutrisi yang
sehat dan juga halalan thayyiban untuk sang janin. Sebagai orang tua
Allah agar kelak janin lahir ke dunia dengan sehat, selamat, dan tidak
102
mengalami gangguan apapun, begitu juga dengan kondisi ibu yang
melahirkan (Mustafidz, 2009: 22). Setelah bayi lahir orang tua pun
keluarga sendiri.
2. Pendidikan Sekolah
103
penting untuk menerapkan konsep pendidikan sepanjang hayat.
2005: 155).
104
pendidikan Nasional tahun 2003 Bab III tentang Prinsip
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat” (Depag RI, 2003: 6).
Dan bab IV pasal 5 ayat 5 yang berbunyi: “Setiap warga negara berhak
34).
105
3. Pendidikan di Lingkungan Masyarakat
a. TPQ
praktik wudu dan tata cara salat yang baik (Muliawan, 2005: 160-
b. Majelis taklim
106
ceramah atau khotbah-khotbah keagamaan Islam. Tetapi dalam
(Muliawan, 2005: 161). Majelis taklim ini dapat diikuti oleh siapa
sekolah titik tekannya adalah life skill and leadership skill education
didik untuk lebih bisa beradaptasi dengan hidup (Yasin, 2008: 231).
agamanya dan menjadi ahli ilmu agama (UU Sisdiknas, Ps. 26 dan 30).
107
Selain anak mendapatkan pendidikan di sekolah, ia juga dapat
diperoleh oleh remaja atau dewasa, karena pada masa ini harus
108
Pada masa dewasa sampai lansia atau sampai meninggal dunia
selalu menuntut ilmu dimana pun, kapan pun dan dengan siapa pun.
di radio. Pada masa ini biasanya manusia cenderung lebih aktif untuk
di akhirat.
109
(sekolah) saja, melainkan dapat diperoleh dalam lingkungan keluarga
110
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
bahwa:
seumur hidup (life long education) atau belajar seumur hidup (life long
111
dimana saja, kapan saja dalam keluarga, lingkungan masyarakat, serta
sepanjang hayat.
internet.
112
B. SARAN
setiap umat manusia dan menuntut ilmu itu tidak ada batasan usia,
113
DAFTAR PUSTAKA
114
Marimba, Ahmad. D. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: PT
Al-Ma’arif.
Muchtar, Heri Jauhari. 2008. Fikih Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mudyahardjo, Redja.2010. Pengantar Pendidikan (Sebuah Studi Awal tentang
Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia).
Jakarta Rajawali Pres.
Mujahidin. 2011. Reformasi Pendidikan Islam. Malang: UIN Maliki Perss.
115
Tafsir, Ahmad. 2002. Pendidikan Agama dalam Keluarga. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Uhbiyati, Nur. 2009. Long Life Education (Pendidikan Anak Sejak Dalam
Kandungan sampai Lansia). Semarang Walisongo Press.
Yasin, Fatah. 2008. Dimensi-dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN-Malang
Press.
Zed, Mestika. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Zuhairini. 1995. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
library.islamweb.net/hadith/hadithsearch.php
116
117
118
119
120