Anda di halaman 1dari 13

i

MAKALAH PANCASILA

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

Disusun oleh :

Ahmad Fahmi (5552190124)

Adam Joan Akbar (5552190110)

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Tahun ajaran 2019/202

i
i

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami haturkan kepada Allah atas segala limpahan nikmat-nya,
sehingga penyusunan makalah ini dapat selesai tepat waktu. Shalat salam semoga
terhadiahkan untuk Rasulullah Muhammad SAW atau tauladannya yang sempurna untuk
umat. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah tentang Korupsi

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini.

Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.

Akhur kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. I

DAFTAR ISI................................................................................................................. II

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG...................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................. 2
C. TUJUAN............................................................................................................ 2

BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................... 3

A. PENGERTIAN KORUPSI.............................................................................. 3
B. BENTUK, JENIS KORUPSI, CIRI-CIRI, SEBAB-SEBAB, DAMPAK SERTA
LANGKAH-LANGKAH PEMBERANTASAN KORUPSI......................... 4
C. UPAYA PENCEGAHAN (PREVENTIF), UPAYA PENINDAKAN SERTA
UPAYA EDUKASI MASYARAKAT/MAHASISWA.................................. 7

BAB 3 PENUTUP......................................................................................................... 9

A. KESIMPULAN................................................................................................. 9
B. SARAN.............................................................................................................. 9

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan peradaban dunia semakin sehari seakan-akan berlari menujumodernisasi.


Perkembangan yang selalu membawa perubahan dalam setiap sendikehidupan tampak lebih
nyata. Seiring dengan itu pula bentuk-bentuk kejahatan juga senantiasa mengikuti
perkembangan jaman dan bertransformasi dalam bentuk-bentuk yang semakin canggih dan
beranekaragam. Kejahatan dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan senantiasa turut
mengikutinya. Kejahatanmasa kini memang tidak lagi selalu menggunakan cara-cara lama
yang telahterjadi selama bertahun-tahun seiring dengan perjalanan usia bumi ini. Bisa
kitalihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana pencucian
uang (money laundering), tindak pidana korupsi dan tindak pidana lainnya.

Salah satu tindak pidana yang menjadi musuh seluruh bangsa di dunia ini.Sesungguhnya
fenomena korupsi sudah ada di masyarakat sejak lama, tetapi barumenarik perhatian dunia
sejak perang dunia kedua berakhir. Di Indonesia sendiri fenomena korupsi ini sudah ada sejak
Indonesia belum merdeka. Salah satu bukti yang menunjukkan bahwa korupsi sudah ada
dalam masyarakat Indonesia jaman penjajahan yaitu dengan adanya tradisi memberikan upeti
oleh beberapa golongan masyarakat kepada penguasa setempat.

Kemudian setelah perang dunia kedua, muncul era baru, gejolak korupsi ini meningkat di
Negara yang sedang berkembang, Negara yang baru memperolehkemerdekaan. Masalah
korupsi ini sangat berbahaya karena dapat menghancurkan jaringan sosial, yang secara tidak
langsung memperlemah ketahanan nasional serta eksistensi suatu bangsa. Reimon Aron
seorang sosiolog berpendapat bahwa korupsi dapat mengundang gejolak revolusi, alat yang
ampuh untuk mengkreditkan suatu bangsa. Bukanlah tidak mungkin penyaluran akan timbul
apabila penguasa tidak secepatnya menyelesaikan masalah korupsi.

Di Indonesia sendiri praktik korupsi sudah sedemikian parah dan akut.Telah banyak
gambaran tentang praktik korupsi yang terekspos ke permukaan.di negeri ini sendiri, korupsi

1
sudah seperti sebuah penyakit kanker ganas yangmenjalar ke sel-sel organ publik, menjangkit
ke lembaga-lembaga tinggi Negaraseperti legislatif, eksekutif dan yudikatif hingga ke
BUMN. Apalagi mengingat diakhir masa orde baru, korupsi hampir kita temui dimana-mana.
Mulai dari pejabatkecil hingga pejabat tinggi.Walaupun demikian, peraturan perundang-
undanganyang khusus mengatur tentang tindak pidana korupsi sudah ada.

B. Rumusan Masalah

Adapun beberapa rumusan masalah yang kami angkat adalah sebagai berikut :

a) Apa yang dimaksud dengan korupsi?


b) Apa sajakah Bentuk, jenis, ciri-ciri, sebab-sebab, dampak serta langkah-langkah
pemberantasan korupsi?
c) Upaya apa yang dapat ditempuh dalam pemberantasan korupsi ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dapi penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

a) Mengetahui pengertian dari korupsi.


b) Mengetahui Bentuk, jenis, ciri-ciri, sebab-sebab, dampak serta langkah-langkah
pemeberantasan korupsi
c) Mengetahui fenomena korupsi di Indonesia.
d) Mengetahui upaya yang dapat ditempuh dalam pemberantasan korupsi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi

Korupsi atau rasuah. (bahasa Latin: corruption dari kata kerja corrumpere yang
bermakna busuk, rusak , menggoyahkan, memutarbalik,menyogok) adalah tindakan pejabat
publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan
itu yang secara tidak wajar dantidak legal menyalah gunakan kepercayaan publik yang
dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Dalam arti yang luas,
korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi.
Semua bentuk pemerintah pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya.Beratnya korupsi
berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan
untuk memberi dan menerima pertolongan, sampaidengan korupsi berat yang diresmikan, dan
sebagainya. Titik ujung korupsiadalah kleptokrasi, yang arti harafiah nya pemerintahan oleh
para pencuri dimana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.

Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau berat,
terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatankriminal seperti
penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itusendiri tidak terbatas dalam
hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini danmembuat solusinya, sangat penting untuk
membedakan antara korupsidan kejahatan.

Tergantung dari negaranya atau wilayah hukumnya, ada perbedaan antara


yangdianggap korupsi atau tidak. Sebagai contoh, pendanaan partai politik ada yanglegal di
satu tempat namun ada juga yang tidak legal di tempat lain.

 Menurut Undang - Undang :


Menurut Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentangPemberantasan Tindak Pidana
Korupsi, yang termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah:

3
“Setiap orang yang dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau oranglain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan maupunkesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan ataukedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.”

 Menurut Para Ahli :

Haryatmoko : Korupsi adalah upaya campur tangan menggunakankemampuan yang didapat


dari posisinya untuk menyalahgunakaninformasi, keputusan, pengaruh, uang atau kekayaan
demi kepentingankeuntungan dirinya.

Henry Campbell Black : Perbuatan seseorang penjabat yang secara melanggar hukum
menggunakan jabatannya untuk mendapatkan sesuatu keuntungan yang berlawanan dengan
kewajibannya

Dengan demikian arti kata korupsi adalah suatu yang jahat, busuk dan merusak.

B. Bentuk, jenis korupsi, ciri-ciri, sebab-sebab, dampak serta langkah-


langkah pemberantasan korupsi
1. Bentuk dan jenis korupsi

Mochtar Lubis membedakan korupsi dalam tiga jenis yaitu sebagai berikut :

a) Penyuapan, apabila seorang pengusaha menawarkan uang atau jasa lainkepada


seseorang atau aparat negara untuk suatu jasa bagi pemberi uang.
b) Pemerasan, apabila orang yang memegang kekuasaan menuntutmembayar uang atau
jasa lain sebagai ganti atas imbal balik fasilitasyang diberikan..
c) Pencurian, apabila orang yang berkuasa menyalahgunakan kekuasaandan mencuri
harta rakyat, langsung atau tidak langsung.

Adapun Syed Hussein Alatas menyebutkan tiga tipe fenomenadalam korupsi yaitu
penyuapan, pemerasan dan nepotisme.

2. Ciri-Ciri Korupsi
Menurut Syed Hussein Alatas, ciri-ciri korupsi adalah sebagai berikut.:
a) Korupsi senantiasa melibatkan lebih dari satu orang .
b) Korupsi pada umumnya melibatkan keserba rahasiaan.
c) Korupsi melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik.

4
d) Mereka yang mempraktikkan cara-cara korupsi biasanya berusahamenyelubungi
perbuatannya dengan berlindung dibalik pembenaranhukum.
e) Mereka yang terlibat korupsi adalah mereka yang menginginkankeputusan-keputusan
yang tegas dan mereka yang mampu untukmemengaruhi keputusan-keputusan itu.

3. Sebab-sebab korupsi
Ilham Gunawan menyatakan bahwa korupsi dapat terjadi karena berbagai factor
seperti berikut:
 Ketiadaan atau kelemahan kepemimpinan dalam posisi-posisi kunci yang
mampu memberikan ilham dan mempengaruhi tingkah laku yang menjinakkan
korupsi.
 Kelemahan ajaran-ajaran agama dan etika.
 Akibat kolonialisme atau suatu pengaruh pemerintah asing tidak menggugah
kesetiaan dan kepatuhan yang diperlukan untuk membendung korupsi.
 Kurang dan lemahnya pengaruh pendidikan.
 Kemiskinan yang bersifat struktural.
 Sanksi hukum yang lemah.
 Kurang dan terbatasnya lingkungan yang anti korupsi.
 Struktur pemerintahan yang lunak.
 Perubahan radikal, sehingga terganggunya kestabilan mental. Ketika suatu
sistem nilai mengalami perubahan radikal, korupsi muncul sebagai suatu
penyakit tradisional.
 Kondisi masyarakat karena korupsi dalam suatu birokrasi bisa memberikan
cerminan keadaan masyrakat secara keseluruhan.
Dampak Korupsi

4. Dampak korupsi
Dampak korupsi meliputi beberapa bidang yaitu:
a) Hukum
- Sistem hukum tidak lagi berdasarkan pada prinsip-prinsip keadilan hukum
- Besarnya peluang eksekutif mencampuri badan peradilan.
- Hilangnya kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat.
- Sistem hukum dan peradilan dapat dikendalikan dengan uang.

5
b) Politik
- Terpusatnya kekuasaan pada pejabat negara tertentu (pemeritah pusat)
- Daerah dan pemerintah daerah sangat bergantung pada pemerintah pusat.
- Lemahnya sikap dan moralitas para penyelenggara negara
- Terhambatnya kaderisasi dan pengembangansumber daya manusia indonesia.
- Terjadinya ketidakstabilan politik karena rakyat tidak percaya terhadap
pemerintah.
c) Ekonomi
- Pembangunan dan sumber-sumber ekonomi dikuasai orang yang berada di
lingkaran kekuasaan.
- Munculnya para pengusaha yang mengandalkan kebijakan pemerintah bukan
berdasarkan kemandirian.
- Rapuhnya dasar ekonomi nasional karena pertumbuhan ekonomi bukan
didasarkan pada kondisi sebenarnya
- Munculnya para konglomerat yang tidak memiliki basis ekonomi kerakyatan.
d) Sosial Budaya
- Hilangnya nilai-nilai moral social
- Hilangnya figur pemimpin dan contoh teladan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
- Berkurangnya tindakan menjunjung tinggi hukum,
- berkurangnya kepedulian dankesetiakawananLunturnya nilai-nilai budaya bangsa.

5. Strategi Pemberatasan Korupsi


Upaya yang dapat dilakukan dengan langkah-langkah :
a. Pemberlakuan berbagai UU yang mempersempit peluang korupsi .
b. Pembentukan berbagai lembaga yang diperlukan untuk mencegah korupsi
c. Pelaksanaan sistem rekruitmen aparat secara adil dan terbukad.
d. Peningkatan kualitas kerja berbagai lembaga independen masyarakatuntuk
memantau kinerja para penyelenggara negara

Salah satu langkah nyata dalam upaya pemberantasan korupsisecara represif


adalah dengan ditetapkannya UU No. 46 Tahun 2003 tentang Pengendalian Tindak Pidana
Korupsi. Hakim dalam pengadilan tindak Pidana Korupsi terdiri dari hakim ad hoc yang
persyaratan dan pemilihan serta pengangkatannya berbeda dengan hakim pada

6
umumnya.Keberadaan hakim ad hoc diperlukan karena keahliannya sejalan denga
nkompleksitas perkara tindak pidana korupsi, baik yang menyangkut modus operandi,
pembuktian, maupun luasnya cakupan tindak pidana korupsi yang antara lain di bidang
keuangan dan perbankan, perpajakan, pasarmodal , pengadaan barang dan jasa pemerintah.

C. Upaya Pencegahan (Preventif), upaya penindakan serta upaya edukasi


masyarakat/mahasiswa
1) Upaya Pencegahan
 Menanamkan semangat nasional yang positif dengan mengutamakan pengabdian
pada bangsa dan negara melalui pendidikan formal, informaldan agama.
 Melakukan penerimaan pegawai berdasarkan prinsip keterampilan teknis.
 Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dan memiliki tang-
gung jawab yang tinggi.
 Para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada jaminan
masa tua.
2) Upaya Penindakan
Upaya penindakan, yaitu dilakukan kepada mereka yang terbuktimelanggar
dengan dibe-rikan peringatan, dilakukan pemecatan tidakt erhormat dan dihukum
pidana. Beberapa contoh penindakan yangdilakukan oleh KPK :
 Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk PleRostov Rusia
milik Pemda NAD (2004).
 Menahan Konsul Jenderal RI di Johor Baru, Malaysia, EM. Ia didugamelekukan
pungutan liar dalam pengurusan dokumen keimigrasian.
 Dugaan korupsi dalam Proyek Program Pengadaan Busway pada Pemda DKI
Jakarta
 Dugaan penyalahgunaan jabatan dalam pembelian tanah yang merugikankeuang-
an negara Rp 10 milyar lebih (2004)
3) Upaya Edukasi Masyarakat/Mahasiswa
 Memiliki tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrolsosial
terkait dengan kepentingan publik.
 Tidak bersikap apatis (bersikap masa bodoh) dan acuh tak acuh.
 Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan mulai dari pemerintahandesa
hingga ke tingkat pusat/nasional.

7
 Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyelenggaraan peme-
rintahan negara dan aspek-aspek hukumnya.
 Mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan dan berperanaktif dalam
setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakatluas

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara langsung
merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur dalam perbuatan korupsi meliputi
dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan menggunakan kedudukannya dan aspek
penggunaan uang Negara untuk kepentingannya.Adapun penyebabnya antara lain, ketiadaan
dan kelemahan pemimpin, kelemahan pengajaran dan etika, kolonialisme, penjajahan
rendahnya pendidikan, kemiskinan, tidak adanya hukuman yang keras, kelangkaan
lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi, rendahnya sumber daya manusia, serta
struktur ekonomi.Korupsi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu bentuk, sifat,dan
tujuan. Dampak korupsi dapat terjadi di berbagai bidang diantaranya, bidang politik,
ekonomi, dan kesejahteraan negara.

B. Saran

Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini.Dan pencegahan


korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil

Anda mungkin juga menyukai