Anda di halaman 1dari 9

LEMBARAN JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP

Nama : Jesto Dahoklory


NIM : 2015 69 004
MK : Merancang Kapal II
Hari/tanggal : Kamis, 4 Juni 2020
(Take home exam 1 hari)

SOAL :

1. Dari rumusan tegangan berikut ini: MT = MSW + MWV ≤ σperm x Wmin. dimana: MT = momen
lentur total; MSW = Momen Lentur pada kondisi air tenang dan MWV = tambahan Momen Lentur
gelombang (vertikal). σperm = tegangan ijin material struktur kapal dan Wmin = modulus
penampang melintang kapal yang minimum. Bagaimana saudara mendesain kapal dari aspek
pembebanan dan struktur elemen konstruksi untuk mendapatkan tegangan kerja yang minimal pada
kapal ? (40 %)

Jawaban :

Konsep mendesain kapal dari aspek pembebanan dan struktur elemen konstruksi untuk
mendapatkan tegangan kerja yang minimal pada kapal, maka elemen konstuksi kapal haruslah
memenuhi persyaratan yang di tetapkan badan klasifikasi internasional yang menentukan tegangan
minumum yang di ijinkan. Persamaan desain untuk kekuatan memanjang kapal :

MT = MSW + MWV ≤ σperm x Wmin


Dimana : MT = Momen Lentur Total

MSW = Momen Lentur pada kondisi air tenang

MWV = Tambahan momen lentur gelombang (vertical)

Ketika MTkapal ditentukan dan dengan mengetahui tegangan ijin material σperm, maka modulus
penampang minimum Wmin suatu kapal dapat ditentukan ukuran detail elemen konstruksi suatu
kapal dapat di tentukan. Persamaan di atas dapat di kembangkan sebagai berikut :

MT/Wmin ≤ σperm atau σship ≤ σperm


Atau tegangan kapal (σship) harus < tegangan ijin material kapal (σperm). Atau tegangan yang
bekerja pada kapal haruslah minimum. Dari persamaan: σship = MT/W maka terlihat bahwa terdapat 2
faktor yang berpengaruh terhadap tegangan minimum, yaitu MT dan W. σship berbandig lurus terhadap
MT dan berbanding terbalik terhadap W. sehingga kedua parameter oleh karena σship berbanding lurus
terhadap MT sehingga :

 Jika MT besar maka σship besar

 Jika MT kecil maka σship kecil

Momen lentur MT tergantung dari pembebanan (load) pada kapal dan dirumuskan sebagai :

MT = ʃ Nx dx = ʃ qx dx = ʃ (px – bx ) dx

Dari persamaan diatas terlihat bahwa momen lentuh atau gaya geser N tergantung dari
pembebanan (load) pada kapal, dimana pembebanan merupakan fungsi dari selisih gaya berat terhadap
gaya apung (buoyancy) pada setiap spasi teoritis kapal. Hal ini berarti bahwa untuk memperoleh M, N
yang kecil maka pembebanan pada tiap spasi teritis harus diatur sedemikian rupa sehingga
mengahasilkan pembebenan yang kecil.

Distribusi buoyancy adalah tetap dan bervariasi menurut kontur permukan air baik untuk
kondisi air tenang maupun untuk kondisi air bergelombang (hogging dan sagging). Akibat variasi
kontur permukaan air ini maka mengakibatkan distribusi gaya buoyancy yang bervariasi sepanjang
spasi teoritis kapal. Selain itu variasi tinggi sarat kapal (akibat kondisi pemuatan) akan berdampak
terhadap kuantitas distribusi gaya buoyancy disepanjang spasi teoritis kapal.

Distribusi muatan dikapal akan menghasilkan variasi gaya berat yang tersebar di sepanjang spasi
teoritis kapal. Selisih antara gaya berat dan buoyancy dalam setiap spasi teoritis akan menghasilkan
pembebanan (load). Jumlah integral dari load sepanjang lambung kapal menghasilkan gaya geser dan
selanjutnya jumlah gaya geser akan menghasilkan distribusi momen lentur disepanjang lambung
kapal.

Dengan demikian perlu di cermati bahwa untuk mendapatkan MT yang kecil maka distribusi load
adalah kecil. Hal ini dapat dicapai dengan pengaturan distribusi komponen berat di seluruh lambung
kapal. Hal ini tentunya tidaklah mudah, sebab kontur permukaan air dan tinggi sarat yang bervariasi
sehingga tidaklah mudah untuk mendapatkan kondisi yang optimal. Akan tetapi proses pertimbangan
desain terdapat variasi MT menurut kondisi tersebut sehingga perlu ditetapkan kondisi distribusi
kompoen berat kapal yang dapat menghasilkan MTminimum.

Dalam kenyataannya bahwa σship berbanding terbalik terhadap modulus penampang (W). Hal ini
berarti :

 Jika W besar maka σship kecil

 Jika W kecil maka σship besar


Dalam perencanaan kapal, di inginkan bahwa σship kecil dan hal ini berarti bahwa untuk memperkecil
σship maka di butuhkan modulus penampang (W) yang besar. Hal ini berdampak pada dimensi elemen
struktur kapal yang pada gilirannya berdampak terhadap :

 Berat elemen struktur kapal yang besar


 Biaya pembuatan kapal yang besar
 Displasemen kapal yang besar daya dorong kapal besar konsumsi bahan bakar
yang besar biaya opersional yang besar
2. Kerjakan Soal Berikut ini (30 %) :

Sebuah tongkang dengan panjang seluruh (LOA) = 60 m

Lebar tongkang (B) = 8 m

Tinggi geladak (H) = 6,5 m

Beroperasi di laut !

Tongkang tersebut di bagi menjadi 6 kompartemen dengan panjang masing-masing kompartemen


adalah 10 m. Masing-masing kompartemen dimuati dengan muatan sebagai berikut : Kompartemen 1
= 150 Ton, Kompartemen 2 = 200 Ton, Kompartemen 3 = 300 Ton, Kompartemen 4 = 300 Ton,
Kompartemen 5 = 200 Ton, Kompartemen 6 = 150 Ton

Berat tongkang kosong adalah 668 Ton.

Hitung dan gambarkan gaya geser dan momen lentur yang bekerja di sepanjang tongkang tersebut.

Jawaban :

Tabel .2.1. Data Awal


Tabel .2.2. Spasi gading teoritis bouyancy dan loads

Tabel 2.3. Gaya Geser dan Momen Lentur


Load resultant (tons)
3

0-1 1-2 2-3 3-4 4-5 5-6 6-7 7-8 8-9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1


-1

-2

-3

Gambar 2.1. Grafik Load resultant (tons)

Shear force (tons)

100

80

60

40

20

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
-20

-40

-60

-80

-10

Gambar 2.2. Grafik Sheer Force (tons)

Bending moment (tons x m)

800

400

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Gambar 2.3. Grafik Bending moment (tons x m)


3. Kerjakan Soal Berikut ini (30 %) :

Suatu penampang tongkang dengan ukuran terlihat pada gambar di atas !

Lebar tongkang (B) = 8 m

Tinggi geladak utama (H) = 6,5 m

Tinggi dasar ganda (h) = 0,5 m

Ukuran lainnya terlihat pada gambar di atas. Ukuran masing-masing elemen struktur adalah sebagai
berikut :

Tebal plat alas = 12 mm Tebal plat double bottom = 10 mm

Tebal plat sisi = 10 mm Tebal plat geladak = 8 mm

Tebal penumpu dasar tengah = 15 mm Tebal penumpu dasar samping = 12 mm

Hitunglah modulus penampang dasar kapal (Wbottom) dan modulus penampang deck kapal (Wtop).

Jika pada tongkang tersebut bekerja momen lentur sebesar pada soal no 2, maka hitunglah tegangan
pada bottom dan deck serta gambarkan distribusi tegangan sepanjang sumbu Z.
Jawaban :

Tabel 3.1. Data Awal

Tabel 3.2. Modulus penampang dasar kapal (Wbottom) dan modulus penampang deck kapal (Wtop).
Gambar.3.1. Distribusi Tegangan pada bottom dan top kapal tongkang

Anda mungkin juga menyukai